BAB I
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Filum Arthropoda (arthro = sendi
atau ruas; pada = kaki atau juluran) adalah golongan makhluk hewan yang paling
besar di dunia ini. Diperkirakan lebih dari 80% dari
seluruh jenis hewan sekarang ini adalah Arthropoda, menghuni semua jenis
habitat yang ada.
Bila dibandingkan dengan banyaknya jenis hewan di dunia ini, ternyata filum
Arthropoda menduduki urutan nomor satu diantara jenis-jenis hewan lain. Dari
filum Arthropoda ini, kelas Insecta atau serangga merupakan jenis yang terbesar
(sekitar satu juta spesies). Hal ini disebabkan oleh daya tahan tubuhnya yang
baik, cepatnya menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan penyebaran yang
sangat luas yaitu mulai dari daerah tropis hingga daerah kutub.
Diantara anggota filum Arthropoda diketahui ada yang sangat berguna bagi
kehidupan manusia dan sebaliknya diketahui pula ada yang berperan merugikan
manusia dan hewan. Kelompok yang terakhir ini lebih dikenal sebagai parasit
atau pengganggu atau hama. Yang termasuk di dalam kelompok ektoparasit adalah
kelas Insecta (serangga) dan kelas Arachnida (caplak dan tungau).
Oleh karena itu, melalui makalah ini penulis ingin mengetahui lebih dalam
tentang arthropoda. Tentang karakteristik umum arthropoda, ciri-ciri morfologi,
anatomi, dan fisiologi arthropoda. Serta mengetahui klasifikasi dan
manfaat apa saja dari arthropoda
2 Rumusan Masalah
Rumusan
masalah berdasarkan uraian di atas yaitu :
1. Bagaimana karakteristik umum filum
arthropoda?
2. Bagaimana klasifikasi filum
arthropoda?
3. Bagaimana struktur morfologi dan
anatomi arthropoda?
4. Bagaimana proses fisiologi pada filum
arthropoda?
3 Tujuan
Tujuan
dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui karakteristik umum filum
arthropoda
2. Mengetahui klasifikasi filum
arthropoda
3. Mengetahui struktur morfologi dan
anatomi filum arthropoda
4. Mengetahui proses fisiologi filum
arthropoda
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Karaktristik Umum Filum Arthropoda
Tubuhnya bersegmen, segmen biasanya menjadi dua atau tiga daerah yang
jelas, anggota tubuh bersegmen berpasangan (asal penamaan Arthopoda), tubuhnya
simetri bilateral. Bagian luar tubuh terdiri dari
eksoskelet (kerangka luar) mengandung khitin yang
dapat mengelupas apabila tubuhnya berkembang. Sistem alat
pencernaan berupa saluran tubular (kurang lebih lurus), ada mulut dan anus.
Sistem peredaran darah terbuka, satu-satunya
buluh darah yang ada berupa saluran lurus
terletak di atas saluran pencernaan, yang
di daerah abdomen mempunyai lubang-lubang di sebelah
lateral. Sistem respirasi berlangsung memakai insang, trakhea dan spirakel.
Sistem saraf seperti tangga tali yang terdiri dari
ganglion anterior yang merupkan “otak” terletak
di atas saluran pencernaan, sepasang syaraf
yang menghubungkan otak dengan syaraf
sebelah ventral, serta pasangan-pasangan ganglion ventral yang
dihubungkan satu dengan yang lain oleh urat
syaraf ventral, berjalan sepanjang tubuh dari
depan ke belakang di bawah saluran pencernaan.
Penglihatan berupa variasi kombinasi mata majemuk dan ocelli (mata tunggal)
yang berbentuk mangkuk pigmen. Sistem pengeluaran (ekskresi)
berupa saluran-saluran Malphigi yang bermuara di
saluran pencernaan, zat sisa dikeluarkan melalui anus. Sistem
reproduksi Arthopoda yaitu secara seksual dan aseksual
(partenogenesis dan paedogenesis), sistem
reproduksi pada arthropoda terpisah yang berarti ada hewan
jantan dan ada hewan betina.
2.2 Klasifikasi
Filum Arthropoda
Filum
Arthropoda dibedakan menjadi 6 kelas yaitu :
·
Crustacea
·
Onychophora
·
Arachnoidea
·
Chilopoda
·
Diplopoda
·
Insecta.
1. Kelas Crustacea
Pada umumnya hidup di air laut, mulai dari pantai hingga di laut dalam.
Namun, ada juga yang hidup di air tawar dan di darat terutama di tempat-tempat
yang lembab. Tubuhnya memiliki kepala yang menyatu dengan dada, disebut
cephalothoraks. Cephalothoraks memiliki 5 pasang kaki dan terdapat 2 pasang
antenna di anterior. Abdomen mempunyai segmentasi yang jelas dan terdapat
telson pada ujungnya. Telson adalah suatu segmen terakhir tubuh Crustacea
setelah abdomen, membentuk ekor kipas. Hewan ini mengalami pergantian
kulit (ecdysis) dan mampu melakukan regenerasi. Udang, lobster,
dan kepiting adalah contoh kelompok ini.
Sistem organ
|
Keterangan
|
Sistem pencernaan
|
Makanannya berupa bangkai atau
tumbuhan dan hewan lain. Akan tetapi, ada juga yang bersifat parasit pada
organisme lain.
Alat pencernaannya terdiri atas :
· Mulut
· Esofagus,
merupakan saluran pendek yang menghubungkan mulut dengan lambung
· Lambung,
terbagi dua yaitu bagian kardiak dan bagian pilorik
· Intestin,
saluran kecil melalui abdomen berakhir di anus
· Kelenjar
pencernaan atau hati.
· Anus
|
Sistem pernafasan
|
Alat pernapasan umumnya berupa insang
|
Alat indra dan sistem saraf
|
Alat indra berupa sepasang mata
majemuk bertangkai yang berkembang dengan baik. Alat pencium dan peraba
berupa dua pasang antena. Sistem sarafnya berupa tangga tali. Pada sistem
sarafnya terjadi pengumpulan dan penyatuan ganglion dan dari
pasangan-pasangan ganglion keluar saraf yang menuju ke tepi.
|
Sistem reproduksi
|
Sistem reproduksinya bersifat diesis
(berkelamin satu). Pembuahan terjadi secara eksternal. Telur menetas menjadi
larva yang sangat kecil, berkaki tiga pasang, dan bersilia.
|
Tabel 2.1 Sistem organ
dalam tubuh crustacea
Klasifikasi
crustacea
1) Branchiopoda
Tubuh branchiopoda transparan (tembus cahaya). Ukuran tubuhnya 0,25
mm hingga 10 cm. Hewan ini bergerak dengan antenanya. Brachiopoda hidup sebagai
zooplankton di laut dan di air tawar. Embelan di dada menyerupai bulu halus dan
digunakan sebagai alat pernapasan di antaranya ada yang sengaja dikultur untuk
makanan ikan. Contohnya Daphnia sp dan Aremia.
2) Ostracoda
Hewan ini umumnya berukuran sekitar 1 mm, tapi kisarannya mulai dari
0,2-0,3 mm. Hewan ini hidup sebagai zooplankton, tetapi sebagian besar melekat
di dasar perairan. Dapat bergerak dengan bebas, alat geraknya
berupa antena. Merupakan hewan parthenogenesis yang telurnya dapat
berkembang tanpa dibuahi. Contohnya Eucypris virens
3) Copepoda
Hewan ini hidup sebagai pada umunya copepoda tidak mempunyai mulut dan
menyerap makanan langsung dari inangnya. Memiliki 6
embelan di dada, berwarna kehijau-hijauan dan matanya berwarna merah. Pada
bagian ekor biasanya terdapat kantung yang penuh berisi telur. Tubuhnya dapat
dibedakan atas kepala, dada dan perut. Contohnya Cyclops viridis
4) Malacostraca
Tubuh malacostraca padaa umumnya terdiri atas 4 segmen
di bagian kepala, 8 segmen di bagian dada dan 6 segmen dibagian perut.
Merupakan hewan yang paling besar dan banyak dari kelas ini. Yang termasuk
dalam Malacostraca yaitu udang dan kepiting.
5)
Cirripedia
Umumnya melekat
pada benda di perairan, hemafrodit dan bagian tubuhnya ditutupi oleh suatu
rangka dari kapur. Sehingga mulanya diduga sebagai anggota Mollusca. Ada yang
hidup sebagai parasit. Contohnya Lepas fascicularis
2. Kelas Onychophora
Beberapa ahli zoologi mengganggap bahwa Onychophora merupakan bentuk
peretengahan antara Annelida dan Arthropoda. Pendapat ini berdasarkan karakter
morfologi yang dimiliki Onychophora kemiripan dengan Arthropoda terlihat adanya
kutikula yang berkhitin, jantung tubular yang terletak di dalam tubuh sebelah
dorsal, sistem sirkulasi terbuka, hemocoel sebagai rongga tubuh utama, memiliki
tabung pernapasan (trabekula), dan tubuh bersegmen-segmen. Sedangkan kondisi
yang membedakan Onychophora dengan Arthropoda adalah kutikulanya yang tidak mengeras,
apendik tidak bersendi, tidak memiliki ganglion thorak dan abdomen, dan pembuka
trakhea tidak dapat menutup sehingga mengakibatkan Onychophora hanya aktif pada
malam hari saat lingkungan lembab dan selama hujan. Kelas ini sangat
jarang dijumpai cirinya memiliki kutikula yang tipis, tidak bersegmen, dinding
tubuh berotot, terdapat sepasang rahang dan sebaris lubang nephridium, panjang
tubuh kurang lebih 5cm. Contoh
dari kelas ini Peripatus
3. Kelas Arachnoidea
Arachnoidea meliputi hewan laba-laba,
kalajengking, caplak, tungau dan sebagainya.Biasanya hidup
di bawah batu-batu atau tempat-tempat yang tidak begitu bersih. Tubuhnya
terdiri dua bagian yaitu cephalotorax dan abdomen. Kebanyakan
hewan ini bersifat parasit yang merugikan manusia, hewan, dan tumbuhan.
Memiliki empat pasang kaki, 8 mata sederhana terletak di bagian kepala, 1
pasang kelisere pada embelan pertama yang merupakan
taring pisau mengandung racun berfungsi untuk merobek dan melumpuhkan
mangsa. Pada embelen ke dua terdapat pedipalpus yang berfungsi
sebagai alat indra, tangan, dan alat melakukan kopulasi. Memiliki spinerets
atau organ pemintal yang berfungsi menghasilkan cairan sutra membentuk benang
untuk sarang.
Sistem organ
|
Keterangan
|
Sistem pernapasan
|
Paru-paru buku yang terletak di
daerah perut depan
|
Sistem pencernaan
|
Mulut-faring-esofagus-labung isap-lambung
sebenarnya-intestin-anus
|
Sistem peredaran darah
|
Terbuka dan menggunakan jantung
pembuluh serta arteri
|
Sistem saraf
|
Persatuan ganglion-ganglion yang
disebut sietem saraf tangga tali
|
Alat indra
|
Delapan buah mata sederhana dan
sepasang pedipalpus
|
Sistem reproduksi
|
Seksual
|
Tabel 2.2 Sistem organ
dalam tubuh Arachnoidea
4. Kelas Chilopoda
Chilopoda terdapat di bawah
batu-batuan atau timbunan tumbuhan yang membusuk.Bertubh pipih
terdiri atas kepala dan badan yang beruas-ruas antara 15-17 segmen. Tiap ruas
memiliki sepasang kaki kecuali ruas terakhir dan ruas di belakang
kepala. Pada segmen di belakang kepala terdapat satu pasang “taring bisa”
(maksiliped) yang berfungsi untuk membunuh mangsanya. Pada kepala terdapat
sepasang antena panjang yang terdiri atas 12 segmen, dua kelompokmata dan
mulut. Hewan ini memangsa hewan kecil berupa insecta, mollusca,
cacing dan binatang kecil lainnya, sehingga bersifat karnivora. Alat
pencernaan makanannya sudah sempurna artinya dari mulut sampai anus. Alat
eksresi berupa dua buah saluran malphigi. Respirasi (pernafasan) dengan
trakea yang bercabang-cabang dengan lubang yang terbuka hampir pada setiap
ruas. Contoh dari kelas ini yaitu kelabang (Lithobius forficatus).
5. Kelas Diplopoda
Habitatnya tempat lembab, gelap di bawah batu atau balok kayu. Tubuhnya
bulat panjang terdiri dari 25-100 segmen, setiap segmen memiliki 2 pasang kaki.
Bagian mulut terdiri dari sepasang mandibula dan maksila.Dikepala
terdapat sepasang antena pendek dan mata yang masih sederhana. Pada
antena terdapat rambut-rambut yang berfungsi sebagai indra penciuman. Pada
ruas ke tujuh, satu atau kedua kaki mengalami modifikasi sebagai organ
kopulasi. Mengeluarkan zat yang berbau tidak enak untuk melindungi dirinya.
Hewan ini bergerak tidak seaktif kelas Chilopoda, berjalan perlahan-lahan dan
menggulungkan diri ketika dalam bahaya. Respirasi dengan trakea yang tidak
bercabang.Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi. Contoh
dari kelas ini Keluing atau kaki seribu (Julus virgatus).
6. Kelas Insecta
Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga). Ciri khususnya adalah
kakinya yang berjumlah enam buah.Karena itu pula sering juga disebut hexapoda.
Insecta dapat hidup di bergagai habitat di darat maupun di air. Hewan ini
merupakan satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat terbang. Insecta ada
yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit. Tubuh Insecta dibedakan menjadi
tiga bagian, yaitu kepala, dada dan perut. Kepala memiliki
organ yang berkembang baik, yaitu adanya sepasang antena, dua buah mata
majemuk (mata faset), dan tiga buah mata tunggal
(oseli). Insecta yang memiliki sayap pada segmen kedua dan ketiga. Pada
abdomennya terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung
trakea. Trakea merupakan alat pernapasan pada Insecta. Pada abdomen juga
terdapat tubula malpighi, yaitu alat ekskresi yang melekat pada posterior
saluran pencernaan. Sistem peredaran darahnya terbuka. Alat
reproduksinya terpisah antara reproduksi jantan dan betina.
Sistem organ
|
Keterangan
|
Sistem pernapasan
|
Organ pernapasan berupa trakea yang
terletak di kana-kiri pada tiap ruas.
|
Sistem pencernaan makanan
|
Sistem pencernaan makanan pada
beberapa jenis serangga terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung depan,
lambung otot, lambung kelenjar, usus, dan anus.
|
Sistem saraf
|
Sistem sarafnya disebut tangga tali
dengan alat penerima rangsangan berupa :
· Mata
faset (majemuk)
· Antena
· Alat
pembuat suara dan alat pendengar.
|
Sistem ekskresi
|
Pengeluaran zat sisa melalui pembuluh
malpighi.
|
Sistem reproduksi
|
Insecta kadang-kadang mengalami
partenogenesis. Partenogenesis ialah perkembangan embrio tanpa dibuahi oleh
spermatozoid, misalnya pada lebah ; sedangkan paedogenesis ialah
partenogenesis yang berlangsung di tubuh larva, misalnya pada diptera. Dalam
perkembangan menuju dewasa, insecta mengalami perubahan bentuk luar dan dalam
dari fase telur ke tingkat dewasa yang disebut metamorfosis. Fertilisasinya
internal, artinya pembuahan sel telur oleh spermatozoid berlangsung di dalam
tubuh induk betina.
|
Tabel 2.3 Sistem organ
dalsm tubuh insecta
Berdasarkan
sayapnya insect dibedakan menjadi dua sub-kelas yaitu :
· Apterygota
(tidak bersayap)
Ordo Thysanura biasanya
ditemukan di buku atau tumpukan kertas yang lama dibiarkan. Ujung abdomen
mempunyai embelan, abdomen itu terdiri dari 11 segmen, tipe alat mulut untuk
mengunyah. Hewan ini parasit karena dapat merusak buku atau baju-baju yang
dikanji karena dapat menghasilkan enzim selulosa yang dapat mencernakan
selulosa menjadi glukosa.
·
Pterygota (bersayap)
Dibagi menjadi beberpa tipe sayap yaitu :
·
Isopteran
Ordo ini
memiliki 2 sayap yang bentuk dan ukurannya sama. Alat mulut untuk mengunyah.
Perut dan dada bersegmen contoh rayap (Reticulitermis sp). Hidupnya
berkelompok biasanya merusak bahan-bahan bangunan yang terbuat dari kayu yang
disimpan pada tempat-tempat yang lembab.
· Neuroptera
Mengalami
metamorfosa sempurna, tipe alat mulut untuk mengunyah, terdapat 4 buah sayap
yang sama seperti selaput dan bisanya sayap tersebut dengan venasi (urat sayap)
jelas. Larvanya merupakan hewan karnivora. Contohnya Myrmeleon
frontalis (undur-undur).
· Odonata
Mengalami
metamorfosa tidak sempurna tipe alat mulut untuk mengunyah, memiliki 2 sayap
seperti membran. Sayap belakang sama besar atau lebih besar dari sayap depan.
Terdapat sepasang mata majemuk yang besar, antenanya pendek. Contohya Ischnura
cercula
·
Himiptera
Ada yang hidup
di darat dan di air. Alat mulutnya bertipe menusuk dan mengisap. Ada yang
tergolong pemakan tumbuhan sebagai hama misalnya walang sangit (Leptocorixa
acuta)
· Coleoptera
Hewan yang
bersayap dua pasang, sayap bagian depan bisanya terletak di bagian luar keras
mengandung zat tanduk disebut elitra. Sedangkan sayap belakang seperti membran
yang dilipatkan de bawah elitra. Jenis ini kebanyakan merugikan manusia. Contoh
kumbang kelapa dan kumbang beras.
·
Diptera
Mengalami
metamorfosa sempurna, tipe alat mulut untuk mengunyah dan mengisap
membentuk alat mulut yang seperti belalai disebut probosis. Probosis dapat
ditarik ke dalam atau diulurkan. Hewan ini mempunyai 2 pasang sayap depan,
sedangkan sayap belakang berubah bentuknya menjadi suatu bulatan kecil yang
disebut haltere untuk keseimbangan dan alat untuk mengetahui keadaan angin.
Contoh Musca sp (lalat) dan Culex sp (nyamuk).
·
Lepidoptera
Mengalami
metamorfos sempurna, alat mulut bertipe menghisap. Terdapat dua pasang sayap
seperti membran yang ditutupi sisik bertumpuk. Larva ordo ini disebut ulat.
Contohnya semua jenis kupu-kupu.
·
Orthoptera
Memiliki dua
pasang sayap dengan sayap depan yang sempit. Tipe alat
mulut untuk menggigit dan mengunyah. Misalnya kecoa, jangkrik, dan
gansir.
· Siphonoptera
Tubuhnya tidak
bersayap alat mulutnya menusuk dan menghisap. Kaki disesuaikan untuk meloncat
dan umumnya merupakan parasit pada mamalia. Contohnya kutu anjing, kutu tius
dan kutu kucing.
2.3 Struktur
Morfologi dan Anatomi Filum Arthropoda
Kelas Crustacea
Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta = kulit) memiliki kulit yang keras, seperti udang, lobster,
dan kepiting adalah contoh kelompok ini. Umumnya hewan Crustacea merupakan
hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat. Permukaan tubuh
dilindungi kutikula yang tersusun dai zat kitin yang ditambah dengan
garam-garam mineral dan bersifat sangat keras. Tubuhnya terbagi menjadi kepala
(cephalo), dada (thorax) dan perut (abdomen) atau kadang-kadang kepala dan dada
bersatu membentuk cephalothorax. Pada kepala terdiri dari empat segmen yang
bersatu, dan pada bagian kepala itu terdapat dua pasang antenna ; satu pasang
mandibula (rahang pertama) dan satu pasang maxilla (rahang kedua) Bagian dada
mempunyai embelan dengan jumlah yang berbeda-beda yang diantaranya ada yang
berfungsi sebagai alat gerak.
Gambar 2.1
Anatomi crustacea
Onychaphora
Kelas ini tidak begitu dikenal sehingga tidak akan dibahas secara panjang
lebar. Hewan ini memiliki kutikula yang tipis, idak bersegmen, dinding tubuh
berotot, terdapatsepasang rahang dan sebaris lubang neprhidium, panjang
tubuh ±5cm.
Gambar 2.2
Morfologi Onychaphora
Arachnoidea
Arachnoidea diambil dari kata
yunani, yaitu Arachne = laba-laba. Beberapa jenis yang termasuk Arachnoidea
ialah : kalajengking, laba-laba, ceplak, dan sebagainya. Tubuhnya terdiri dari
2 bagian , yaitu cephalothorax, dan perut, terdapat 6 pasang embelan pada
cephalothorax, tidak ada antenna. Pasangan embelan yang pertama ialah
kelisere yang berfungsi untuk merobek dan melumpuhkan mangsanya. Kelenjar racun
terdapat pada kelisere, tetapi ada beberapa spesiesyang kelenjar racunnya
terletak pada cephalothorax. Pasangan embelan yang kedua ialah Peldipalpus yang
digunakan untuk memegang makanan.pasangan embelan berikutnya ialah berupa 4
pasangan kaki jalan. Pada bagian perut tidak terdapat embelan. Mempunyai 8 buah
matasederhana yang terletak di bagian kepala.
Gambar 2.3
Morfologi Arachnoidea
Chilopoda
Chilopoda disebut juga centipede
atau yang dikenal sebagai kelabang. Tubuhnya memanjang, pipih dorsoventral dan
bersegmen-segmen. Jumlah segmen tersebut tidak sama tergantung
pada jenis spesiesnya yaitu berkisar antara 15-19 segmen. Tiap segmen tersebut
memiliki sepasang kaki kecuali 2 segmen terakhir dan sebuah segmen di belakang
kepala . Pada segmen di belakang kepala terdapat sepasang cakar beracun yang
disebut masilleped yang berfungsi untuk membunuh mangsanya. Antenna panjang terdiri dari 12
segmen atau lebih.
Gambar 2.4
contoh spesies Chilopoda
Diplipoda
Sering disebut hewan berkaki seribu, bentuknya agak bulat panjang, terdiri
kurang lebih dari 25-100 ruas . sebagian sebesar tiap ruas memiliki 2 pasang
kaki. Bagian-bagiam mulut terdiri atas : sepasang mandibula dan sepasang
maksila. Dikepala terdapat sepasang antena pendek dan mata yang masih
sederhana. Pada antena terdapat rambut-rambut yang
berfungsi sebagai indra pencium dan sederetan kelenjar bau yang mengeluarkan
suatu cairan yang tidak enak baunya sebagai alat pertahanan.
Gambar 2.5
Morfologi Diplipoda
Insecta
Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga) Tubuh insecta
beruas-ruas, terdiri atas segmen :
·
kepala (cephalo) terdapat : Sepasang
mata faset (majemuk), mata tunggal (oseli), sepasang
antena/alat peraba, tiga pasang alat mulut.
·
Dada (toraks terdapat tiga pasang kaki
yang beruas-ruas)
·
Perut (abdomen) terdiri atas ± 11 ruas.
Insecta memiliki organ perasa disebut palpus. Hewan ini merupakan
Insecta ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit. Insecta yang
memiliki sayap pada segmen kedua dan ketiga. Bagian abdomen insecta tidak
memiliki anggota tubuh. Pada abdomennya terdapat spirakel, yaitu lubang
pernapasan yang menuju tabung trakea. Trakea merupakan alat pernapasan
pada Insecta.Pada abdomen juga terdapat tubula malpighi, yaitu alat ekskresi
yang melekat pada posterior saluran pencernaan.Sistem sirkulasinya terbuka.
Organ kelaminnya dioseus.
Gambar 2.6 Anatomi Insecta
2.4 Proses Fisioligi Filum Arthropoda
Pada pembahasan mengenai proses
fisiologi filum Arthropoda ini kami akan membahas mengenai proses respirasi,
proses pencernaan, proses sirkulasi darah, proses ekskresi, dan proses
reproduksi.
1. Proses Respirasi
Kelas Crustacea
Sistem pernafasan dilakukan dengan insang yang
terletak dekat dasar dari embelan dada. Kecuali Crustacea yang bertubuh
sangat kecil bernafas dengan seluruh permukaan tubuhnya. Diantara bagian
lateral karapak dan dinding badan terdapat rongga-rongga atau kamar-kamar
yang berisi insang dan bagian ventral kamar tersebut terbuka. Insang merupakan
penjuluran dinding badan yang berbentuk bulu dan mengandung pembuluh darah.
Skafognatit (bagian berbentuk sadel) dari maxilla II bergerak ke depan
dan ke belakang menarik air yang kaya oksigen menuju ke filamen insang.
Kelas Arachnidea
Kalajengking dan laba-laba besar (Arachnida) yang hidup di darat memiliki
alat pernapasan berupa paru-paru buku. Paru-paru buku memiliki gulungan yang
berasal dari invaginasi perut. Masing-masing paru-paru buku ini memiliki
lembaran-lembaran tipis (lamela) yang tersusun berjajar. Paruparu buku ini juga
memiliki spirakel tempat masuknya oksigen dari luar. Keluar masuknya udara disebabkan
oleh gerakan otot yang terjadi secara teratur.
Gambar 2.7
Paru-paru buku
Proses respirasi pada, onychopora, chilopoda, diplopoda dilakukan dengan
trakea yang bercabang-cabang dengan lubang yang terbuka hampir di setiap
ruasnya.
Kelas Insecta
Respirasi pada insecta dilakukan menggunakan trakea. Udara keluar-masuk
tidak melalui mulut melainkan melalui lubang-lubang sepanjang kedua sisi
tubuhnya. Lubang- lubang pernapasan tersebut dinamakan stigma atau spirakel.
Pada tiap-tiap ruas tubuh terdapat sepasang stigma, sebuah di sebelah kiri dan
sebelah kanan. Stigma selalu terbuka dan dan merupakan lubang menuju ke
pembuluh trakea. Trakea bercabang-bercabang sampai ke pembuluh halus yang
mencapai seluruh bagian tubuh. Udara masuk melalui stigma, kemudian menyebar
mengikuti trakea dengan cabang-cabangya . jadi oksigen diedarkan tidak melalui
darah melainkan langsung dari pembuluh trakea ke sel-sel yang da di sekitarnya.
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju
pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi
cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan
dan alat tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan
dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara
trakeolus dengan sel-sel tubuh.
Jika otot perut berkontraksi maka trakea mengempis sehingga udara kaya
CO2 keluar. Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi
maka trakea kembali pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi
lebih kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar
yang kaya O2 masukke trakea. Sistem trakea berfungsi mengangkut
O2 dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan sebaliknya
mengangkut C02 basil respirasi untuk dikeluarkan
dari tubuh.
Gambar 2.8
Organ Respirasi insecta
2. Proses Pencernaan
Kelas Crustacea
Pencernaan makanannya terdiri dari mulut, esofagus, lambung yang terbagi
menjadi bagian kardiak sebelah depan untuk menyimpan makanan yang dilengkapi
semacam gigi dari kitin berguna menggiling makanan. Labung bagian pilorik
sebelah belakang makanan akan dicerna oleh enzim yang berasal dari kelenjar
pencernaan atau hati melalui saluran yang masuk ke dalam bagian pilorik.
Usus merupakan tabung kecil yang mengarah
ke arah posterior tubuh dan bermuara pada anus yang terletak pada permukaan
ventral telson. Di dalam usus terjadi penyerapan zat-zat makanan oleh dinding
usus.
Kelas Onychopora
Cara Onychopora menangkap mangsa yaitu ddengan menyemprotkan lumpur (bahan
perekat) kepada mangsa pada jarak sekitar 30 cm. lumpur tersebut dihasilkan
oleh kelenjar lumpur yang bermuara pada papila oral. Setelah mangsa terjerat,
selanjutnya Onchophora akan memutahkan ludah ke tubuh mangsanya untuk mencerna
jaringan tubuh mangsa. Hasil proses pencernaan tersebut kemudian diisap masuk
ke dalam mulut. Sistem pencernaan sangat sederhana, terdiri atas satu faring
yang berotot, esophagus pendek, lambung yang panjang dan usus pendek, Anus
terletak pada ujung posterior tubuh.
Kelas Arachnidea
Sistem pencernaan makanan terdiri dari: mulut yang merupakan lubang kecil
faring ,esofagus lambung isap merupakan lambung yang sebenarnya, yang mempunyai
5 pasang cecum (saluran / kantung buntu) di dalam sefalotorks ,lambung
(terletak pada sefalotoraks),intestinum (suatu saluran yang hampir lurus di
dalam perut yang membesar pada satu bagian, ke dalam bagian usus tersebut
bermuara suatu saluran “hati” yang membawa cairan pencernaan), strorcoral
pokect (suatu kantung feses yang terletak di bagian ujung belakang usus), anus.
Alat pencernaan dilengapi dengan 5 pasang usus buntu yang terletak dibagian
depan dan hati dibagian abdomen.
Kelas Chilopoda dan
Diplopoda
Alat pencernaan makanannya sudah sempurna artinya dari mulut sampai anus
dan mempunyai kelenjar ludah. Kedalam pencernaan makanan ini menempel dua buah
saluran Malpighi yang berfungsi sebagai alat eksresi. Chilopoda bersifat
karnivora dengan gigi beracun pada segmen satu.
Kelas Insecta
Saluran
pencernaan depan
·
Faring (kerongkongan) merupakan bagian
pertama sesudah rongga mulut yang berfungsi sebagai penerus makanan ke oesophagus.
Otot-otot yang menempel pada faring berkembang dengan baik, hal ini sesuai
dengan perannya yang mendorong makanan dari mulut ke oesophagus . Pada serangga
dengan tipe menusuk dan mengisap pada faring terdapat pompa faringeal yang
dipakai untuk mengambil cairan.
·
Oesophagus adalah bagian usus depan
yang tidak berdiferensiasi yang berfungsi mendorong makanan dari faring ke
tembolok.
·
Tembolok merupakan pembesaran usus
bagian depan yang berfungsi sebagai penyimpan makanan.
·
Saluran pencernaan
bagian tengah berfungsi sebagai pencerna dan penyerap makanan.
Saluran
pencernaan belakang ini terdiri dari :
·
Pilorus, bagian depan dari saluran ini
tempat berpangkalnya tabung malphigi
·
Illeum, berfungsi sebagai penyerapan
air dari hemolimfa atau juga penyerapan amonia pada serangga
·
Rektum, berfungsi sebagai reabsorbsi
air, asam amino dan pada serangga tertentu memiliki insang trakea. Pada rektum
ini terjadi diferensiasi sel-sel, ada yang memanjang dan ada yang membentuk
bantalan
·
Anus, bagian ujung saluran sebagai tempat
keluarnya faeses Terdapat beberapa jenis kelenjer yang dapat beradsosiasi
dengan sistem pencernaan diantaranya adalah kelenjer mandible, kelenjar
maksila, kelenjar faring dan kelenjar labium.
3. Proses sirkulasi darah
Kelas Crustacea
Jantung berkontraksi darah dipompa melalui arteri ke seluruh tubuh. Ateri
memiliki katup untuk mencegah kembalinya darah. Darah masuk pada saluran isang
yang disebut saluran aferen dan ke dalam filamen insang. Pada saat itu darah
melepaskan CO2 dan mengambil O2 dari insang. Darah akan kembali ke jantung
melalui saluran aferen insang lalu masuk ke jantung.
Sistem peredaran darah Crustacea disebut peredaran darah terbuka karena
beredar tanpa melelui pembuluh darah. Pada prinsipnya darah berfungsi sebagai
a) Mengangkut makanan dari satubagian ke
bagian lain.
b) Mengangkut oksigen dari insang ke
berbagai jaringan.
c) Mengangkut
karbondioksida ke insang.
Darahya tidak berwarna tetapi mengandung hemosianin. Peredaran darah
terutama dilakukan oleh : jantung, 7 buah arteri dan sejumlah ruangan
berdinding tipis yang disebut sinus.
Kelas
Arachnidea
Peredaran darah terdiri atas jantung, arteri, vena dan sinus. Jantung
terletak pada pericardium, ke bagian depan diteruskan aorta ke bagian belakang
diteruskan oleh arteri caudal dan 3 pasang arteri perut.
Kelas Chilopoda
dan Diplopoda
Sistem peredaran darahnya bersifat terbuka. Organ transportasi berupa
jantung yang panjang dan terletak memanjang di bagian punggung tubuh. Pada
Chilopoda terdapat sepasang ostium di tiap segmen, sedangkan pada Diplopoda
terdapat dua pasang ostium di tiap segmen. Darah tidak berwarna merah karena
tidak mengandung hemoglobin, melainkan hemosianin yang larut dalam plasma. Dari
jantung, darah dipompa ke dalam arteri ke tiap segmen, dan kembali ke jantung
hemosoel (rongga tubuh yang berperan dalam peredaran darah).
Kelas insecta
Peredaran darah terbuka, jantung terdiri atas sederetan ruang yang
memanjang. Pada setiap ruang jantung di bagian dasarnya terdapat ostium. Ke
bagian depan jantung dihubungkan pembuluh darah aorta. Darah akan kembali ke
jantung melalui homosoel. Darah serangga tidak dapat mengikat oksigen, karena
tidak mangandung hemoglobin. Jadi darah pada serangga tidak berfungsi
mengedarkan oksigen, melainkan hanya berfungsi untuk mengedarkan sari-sari
makanan dan sisa metabolisme, serta membunuh organisme asing. sedangkan
peredaran oksigen ke seluruh tubuh dan pengambilan karbon dioksida dilakukan
melalui sistem trakea.
4. Proses Ekskresi
Filum arthropoda alat ekskresinya berupa saluran malphigi yang langsung
berhubungan dengan anus.
5. Sistem saraf
Sistem sarafnya tangga tali, meliputi otak dan dua saraf yang masuk ke tali
saraf ventral. Bagian otak meneruskan saraf ke mata dan tiap segmen belakang
memiliki banyak ganglion meneruskan saraf ke jaringan di sekelilingnya.
6. Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual.Namun ada juga
yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis. Partenogenesis adalah
pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan).Individu yang
dihasilkan bersifat steril.Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda
terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga
bersifat dioseus.
2.5 Manfaat
Filum Arthropoda
Filum
Arthropoda yang menguntungkan antara lain :
·
Arachnida bermanfaat untuk pengendalian
populasi serangga, terutama serangga hama.
·
Insecta terutama
golongan kupu-kupu dan lebah sangat membantu para petani karena dapat membantu
proses penyerbukan pada bunga.
·
Insecta dibudidayakan
karena dapat menghasilkan madu. Misal: lebah madu (Apis mellifera).
·
Dalam bidang industri, kupu-kupu, ulat
sutera membuat kepompong yang dapat menghasilkan sutra (contoh: Bombix
mori).
·
Untuk obat-obatan tradisional, misalnya
madu (Apis dorsata,Apis indica, Apis melifera)
·
Beberapa Insecta tanah berperan sebagai
“traktor alami”.
·
Sumber makanan yang mengandung protein
hewani tinggi.Misalnya Udang windu (Panaeus monodon), rajingan (portunus
pelagicus), kepiting (scylla serrata), dan udang karang (panulirus versicolor)
·
Dalam bidang ekologi, hewan yang
tergolong zooplankton menjadi sumber makanan ikan, misal anggota Branchiopoda,
Ostracoda dan Copepoda
Filum
Arthropoda yang merugikan antara lain :
Hewan-hewan
Arachnida lebih banyak merugikan manusia, terutama hewan-hewan Acarina, yaitu:
a)
Sarcoptes scabei, menyebabkan gatal
atau kudis pada manusia
b)
Prosoptes equi, menyebabkan kudis pada
ternak domba, kelinci,dan kuda
c)
Todectes cynotis, (tungau kudis
telinga) menyerang anjing dan kucing
·
Merusak tanaman budidaya manusia,
misal: belalang, kumbang kelapa, ulat.
·
Menyebabkan penyakit pada tanaman,
misal: Nilapervata lugens (wereng) menyebabkan penyakit virus
tungro, belalang (walang sangit) yang mengisap cairan biji padi muda sehingga
tanaman padi menjadi puso.
·
Parasit pada manusia (mengisap darah),
misal: nyamuk, kutu kepala dan kutu busuk.
·
Merusak bahan makanan yang disimpan
(tepung, kedelai) oleh berbagai Coleoptera, misal: kumbang beras,
kepik.
·
Dapat merusak bahan bangunan, misal:
kumbang kayu dan rayap.
·
Merusak galangan kapal (perahu) oleh
anggota Isopoda.
·
Parasit pada ikan, kura-kura, misal
oleh anggota Cirripedia dan Copepoda.
·
Vektor perantara penyakit bagi
manusia.Misalnya nyamuk malaria, nyamuk demam berdarah, lalat tsetse sebagai
vektor penyakit tidur, dan lalat rumah sebagai vektor penyakit tifus.
·
Menimbulkan gangguan pada
manusia.Misalnya caplak penyebab kudis, kutu kepala, dan kutu busuk
·
Perusak makanan, contohnya kutu gabah
·
Perusak produk berbahan baku
alam.Contohnya rayap dan kutu buku.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Arthropoda
berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang
berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas. Tubuh
Arthropoda terdiri atas caput (kepala), toraks(dada), dan abdomen (perut) yang
bersegmen-segmen. Hewan arthropoda ada yang mengalami metemorfosis sempurna,
metemorfosis tidak sempurna, dan ada yang tidak bermetamorfosis. Sistem
reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual. Ciri-ciri umum dari
antropoda antara lain mempunyai anggota yang beruas, tubuhnya bilateral
simetris terdiri atas sejumlah ruas-ruas, tubuh dibungkus oleh zat kitin
sehingga merupakan rangka luar, biasanya ruas-ruas terdapat bagian-bagian yang
tidak berkitin sehingga ruas-ruas tersebut mudah digerakkan, sistem saraf
berupa sistem saraf tangga tali.
B. Saran
1.
Arthropoda sangat berguna bagi manusia
dan makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, kita tidak diharapkan menumpas atau
berburu secara berlebihan apalagi buntuk kepentingan sendiri.
2.
Disarankan bagi kita semua turut menjaga
keseimbangan ekosistem dengan tidak merusak salah satu anggota dari
ekosistemkehidupan, Arthropoda.