BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah
yang dihadapi dunia pendidikan sangat luas dan kompleks. Pertama karena sifat
sasarannya yaitu manusia, merupakan makhluk misteri yang mengundang banyak
teka-teki. Kedua karena pendidikan harus mengantisipasi hari depan yang juga
mengundang banyak pertanyaan padahal pemahaman hari depan itu penting karena
menjadi acuan dari segenap perubahan yang terjadi saat ini. Oleh karena itu
masalah-masalah pendidikan yang bersifat pokok yang dapat disajikan acuan bagi
pemecahan masalah-masalah praktis yang timbul dalam praktek pendidikan di
lapangan. Dengan dikemukakan masalah-masalah pokok pendidikan dindonesia faktor
yang akan mempengaruhi perkembangannya. Seperti permasalahan pendidikan yang
actual dan upaya penanggulangannya diharapkan para pendidikn memahami lebih
baik masalah pendidikan yang dihadapi di lapangan,merumuskannya serta mencari
alternative pemecahannya. Masyarakat luas perlu diberikan informasi yang
sifatnya memperjelas dan persuasid tentang makna pendidikan dasar realisasi
dari pelaksanaan pendidikan dasar ini dilakukan secara bertahap.
1.2 Rumusan Masalah
Dari
Pemaparan latar belakang dapat dirumuskan:
1.
Apa
Faktor yamg mempengaruhi masalah pendidikan?
2.
Bagaimana
masalah sebenarnya pendidikan dan penanggulannya?
1.3 Tujuan Penulisan
Dari
rumusan masalah dapat diambil beberapa tujuan, diantaranya:
1.
Untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi masalah pendidikan
2.
Untuk
mengetahui masalah sebenarnya pendidikan dan penanggulannya
1.4 Manfaat Penulisan
Makalah ini ditulis dengan tujuan agar mahasiswa dapat
memahami tentang faktor-faktor yang memengaruhi berkembangnya masalah
pendidikan sehingga pendidikan dapat terlaksana dengan baik. Selain itu juga
diharapkan dapat menambah pengetahuan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Faktor yang Memengaruhi Berkembangnya Permasalahan Pendidikan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
berkembangnya masalah pendidikan antara lain perkembangan iptek dan seni, laju
pertumbuhan penduduk, aspirasi masyarakat dan keterbelakangan budaya dan sarana
kehidupan.
1.
Perkembangan IPTEK dan Seni
Sejalan dengan berkembangnya arus globalisasi di negara kita,
terutama dengan pesatnya peningkatan teknologi komunikasi, membuat segala
sesuatu harus dilakukan dengan cepat dan tepat. Implikasinya di dalam
masyarakat sangat terasa. Oleh karena itu pendidikan harus senantiasa
menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Seni merupakan kebutuhan hidup
manusia. Pengembangan kualitas seni secara terprogram menuntut tersedianya
sarana pendidikan tersendiri disamping program-program lain dalam sistem
pendidikan.[1]
Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat berpengaruh
terhadap kehidupan manusia. Dengan adanya perkembangan IPTEK manusia
mendapatkan berbagai kemudahan dalam melaksanakan kegiatannya sehari-hari.
Bahkan saat sekarang ini hampir setiap orang itu tidak bisa terpisah dari
adanya teknologi setiap orang memanfaatkan alat komunikasi langsung jarak jauh
seperti handphone untuk berhubungan dengan orang lain yang berjauhan. Jika ingin
bepergian ke luar negeri tidak lagi memerlukan waktu yang lama, karena kita
dapat menggunakan pesawat terbang. dengan beberapa menit saja kita sudah sampai
di tempat tujuan yang dituju.
Selain
itu berbagai kegiatan yang pada awalnya dilakukan dengan menggunakan banyak
tenaga manusia untuk mengerjakannya, kini dengan adanya perkembangan IPTEK
semuanya itu dapat teratasi dengan penggunaan tenaga mesin untuk melakukan
pekerjaan tersebut dengan waktu yang relative lebih cepat daripada menggunakan
tenaga manusia secara manual.
Dengan
demikian dapat dipahami bahwa adanya perkembangan IPTEK, manusia sangat banyak
terbantu untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan menyelesaikan berbagai
permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, tetapi disisi lain
manusia juga harus sadar akan adanya berbagai macam ancaman yang dapat
ditimbulkan oleh adanya perkembangan IPTEK tersebut, yang akan dapat
membahayakan bagi manusia itu sendiri.
Diantara
bidang yang dipengaruhi oleh perkembangan IPTEK adalah bidang pendidikan,
bidang informasi dan komunikasi, bidang ekonomi dan industri, dan bidang
politik. Beberapa dampak positif dan negatif dari perkembangan teknologi
terkait dengan dunia pendidikan yaitu:
a. Dampak Positif
1)
Munculnya media massa, khususnya
media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Seperti jaringan
internet, lab computer sekolah, dan lainnya. Dampak dari hal ini adalah guru
bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan, sehingga siswa dalam belajar
tidak perlu terlalu terpaku terhadap informasi yang diajarkan oleh guru di
sekolah, tetapi mereka juga bisa mengakses materi pelajaran langsung dari
internet.
2)
Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru
dalam proses pembelajaran Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode
baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena
materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak, dan dapat
dipahami secara mudah oleh siswa.
3)
Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka. Selama ini, proses
pembelajaran yang kita kenal yaitu adanya pembelajaran yang disampaikan hanya
dengan tatap muka langsung, namun dengan adanya kemajuan teknologi, proses
pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga
menggunakan jasa pos internet melaui sistem pembelajaran e learning.
4)
Adanya sistem pengolahan data hasil penelitian yang menggunakan pemanfaatan
teknologi. Dulu, ketika orang melakukan sebuah penelitian, maka untuk melakukan
analisis terhadap data yang sudah diperoleh harus dianalisis dan dihitung
secara manual. Namun setelah adanya perkembangan IPTEK semua tugas yang dulunya
dikerjakan dengan manual dan membutuhkan waktu yang cukup lama, menjadi sesuatu
yang mudah untuk dikerjakan, yaitu dengan menggunakan media teknologi, seperti
computer, yang dapat mengolah data dengan memanfaatkan berbagai program yang
telah diinstalkan.
5)
Pemenuhan kebutuhan akan fasilitas pendidikan dapat dipenuhi dengan cepat.
Dalam bidang pendidikan tentu ada banyak hal dan bahan yanga harus
dipersiapkan, salah satu contoh, yaitu pengadaan soal ujian. Dengan adanya
mesin photocopy, untuk memenuhi kebutuhan akan adanya jumlah soal yang banyak
tentu membutuhkan waktu yang lama untuk mengerjakannya kalau itu dilakukan
dengan secara manual. Tapi dengan perkembangan teknologi mesin photocopy,
semuanya itu dapat dilakukan hanya dalam waktu yang singkat.[2]
b. Dampak Negatif
1)
Siswa menjadi malas belajar Dengan adanya peralatan yang seharusnya dapat
memudahkan siswa dalam belajar, seperti Laptop dengan jaringan internet, ini
malah sering membuat siswa jadi malas belajar. Terkadang banyak diantara mereka
yang menghabiskan waktunya untuk berinternetan yang hanya mendatangkan
kesenangan semata, seperti main Facebook, Tik-tok, Instagram dan lainnya, yang
kesemuanya itu tentu akan berpengaruh terhadap minat belajar siswa.
2)
Terjadinya pelanggaran asusila. Sering kita dengar diberita-berita, dimana
terjadi pelaku pelanggaran asusila dilakukan oleh seorang siswa terhadap siswa
lainnya, seperti terjadinya tauran antar pelajar terjadinya free seks, dan
lainnya.
3)
Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat
pendidikan yang dapat disalah gunakan oleh siswa. Dengan munculnya media massa
yang dihasilkan oleh perkembangan IPTEK, ini dapat menimbulkan adanya berbagai
perilaku yang menyimpang yang dapat terjadi seperti adanya siswa yang sering
menghabiskan waktunya untuk main game, main PS, main Facebook, Chating lewat
internet. Sehingga yang semula waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar
malah digunakan untuk bermain, sehingga jam belajar menjadi habis dengan
sia-sia. Akhirnya semuanya itu akan dapat berpengaruh negative terhadap hasil
belajar siswa dan bahkan terjadi kemerosotan moral dari para siswa bahkan
mahasiswa.
4)
Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru yang memudahkan siswa dan guru
dalam proses pembelajaran, sehingga membuat siswa menjadi malas. Dengan adanya
fasilitas yang dapat digunakan dengan mudah dalam proses pembelajaran, ini
terkadang sering membuat siswa dan mahasiswa menjadi malas dan merasa lebih
dimanjakan, misalnya ketika siswa diberi tugas untuk membuat makalah, maka
mereka merasa tidak perlu pusing-pusing, karena cukup mencari bahan lewat
internet dan mengkopi paste, sehingga siswa semakin menjadi malas belajar
5)
Kerahasiaan alat tes untuk pendidikan semakin terancam. Selama ini sering kita
melihat dan mendengan di siaran TV, tentang adanya kebocoran soal ujian, ini
merupakan salah satu akibat dari penyalahgunaan teknologi, karena dengan adanya
perkembangan teknologi yang semakin canggih, maka dengan mudah dapat mengakses
informasi dari satu daerah ke daerah lain, inilah yang dilakukan oleh oknum
untuk melakukan penyelewengan terkait dengan kebocoran soal ujian, sehingga
kejadian ini sering meresahkan pemerintah dan masyarakat.
6)
Penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak
kriminal. Pada awalnya pendidikan itu ditujukan untuk mendapatkan perubahan
yang bersifat positif, namun pada akhirnya seringkali tujuan itu diselewengkan
dengan berbagai alasan. Contohnya, seorang heker dengan kemampuannya melakukan
penerobosan system sebuah kantor atau perusahaan, mereka dapat melakukan
perampokan dengan tidak perlu merampok langsung ke bank atau ke kantor, cukup
dengan melakukan pembobolan terhadap system keuangan atau informasi penting,
maka mereka akan dapat keuntungan, dan sulit untuk dilacak pelakunya.
7)
Adanya penyalahgunaan sistem pengolahan data yang menggunakan teknologi. Dengan
adanya pengolahan data dengan sistem teknologi, sering kali kita temukan adanya
terjadi kecurangan dalam melakukan analisis data hasil penelitian yang
dilakukan oleh siswa bahkan mahasiswa, ini mereka lakukan hanya untuk
mempermudah kepentingan pribadi, dengan mengabaikan kebenaran hasil penelitian
yang dilakukan.[3]
2. Laju
Pertumbuhan Penduduk
Laju
pertumbuhan yang sangat pesat akan berpengaruh terhadap masalah pemerataan
serta mutu dan relevansi pendidikan.[4] Masalah
kependudukan dan pendidikan bersumber pada 2 hal yaitu pertambahan penduduk dan
penyebaran penduduk.[5]
a).
Pertambahan penduduk
Bertambahnya
jumlah penduduk memerlukan penyediaan prasarana dan sarana pendidikan beserta
komponen penunjangnya. Pertambahan penduduk yang diikuti meningkatnya usia
rata-rata dan penurunan angka kematian, mengakibatkan berubahnya struktur
penduduk, proporsi penduduk usia sekolah, angkatan kerja dan penduduk usia tua
meningkat berkat kemajuan bidang gizi dan kesehatan, menyebabkan terjadinya
pergeseran permintaan akan fasilitas pendidikan.
b).
Penyebaran penduduk
Penyebaran
penduduk yang tidak merata dan urbanisasi yang tinggi, menimbulkan pola yang
dinamis dan labil yang lebih menyulitkan perencanaan penyediaan sarana
pendidikan.[6]
3.
Aspirasi Masyarakat
Belakangan ini aspirasi masyarakat semakin meningkat sejalan
dengan peningkatan pemahaman masyarakat terhadap reformasi. Aspirasi tersebut menyangkut kesempatan pendidikan,
kelayakan pendidikan dan jaminan terhadap taraf hidup setelah mereka menjalani
proses pendidikan.
Aspirasi merupakan suatu topik bahasan penting, karena
aspirasi berkaitan dengan cita- cita, tujuan, rencana, serta dorongan untuk
bertindak dan berkarya. Aspirasi dipengaruhi oleh aspek-aspek sosial yang
melengkapi individu, dan dalam beberapa hal dapat membawa pengaruh terhadap
aspek-aspek sosial di sekitar individu tersebut (T.O Ihromi, 1995:315).
Aspirasi tumbuh ditengah-tengah kehidupan masyarakat, sebab aspirasi berkaitan
dengan apa yang melatarbelakangi seseorang untuk mencapai suatu tujuan di dalam
hidupnya. Dalam hal ini bahwa aspirasi dapat pula kita maknai sebagai suatu
ukuran bagi individu dalam melakukan apa yang ingin atau tidak ingin dilakukan
dalam kehidupannya.
R. Linton (1968) mengemukakan bahwa masyarakat adalah
setiap kelompok manusia yang telah lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka
ini dapat mengorganisasikan dirinya berfikir tentang dirinya dalam satu
kesatuan sosial dengan batas- batas tertentu. Masyarakat yang merupakan
sekelompok manusia yang telah lama hidup bersama dalam
satu kesatuan
sosial, tentu memiliki harapan dan cita-cita didalam
hidupnya, tanpa terkecuali harapan dan cita-cita dalam dunia pendidikan.
Pendidikan sebagai suatu proses yang menghantarkan manusia kedalam kesempurnaan
hidup dan menjadikan manusia mampu mengembangkan kehidupannya, menjadi salah satu
hal yang dibutuhkan masyarakat.
Pendidikan memiliki peran yang penting dalam upaya
pembangunan sumber daya manusia. Indikator upaya pembangunan sumber daya
manusia salah satunya yaitu melalui peningkatan partisipasi sekolah masyarakat.
Masyarakat sebagai pelaku sosial yang tidak terlepas dari perubahan zaman,
dituntut untuk dapat mengikuti perubahan zaman. Salah satu hal yang dapat
menjadikan masyarakat dapat mengikuti perubahan zaman yaitu intelektual
masyarakat.
Intelektual masyarakat salah satunya dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan juga merupakan ukuran intelektual
masyarakat, sebab semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin
besar kesempatan untuk mengembangkan intelektualnya. Oleh karena itu tingkat
pendidikan menjadi faktor yang berpengaruh besar terhadap intelektual
masyarakat.
Hurlock (1999:25) yang menyatakan bahwa tingkat
pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam suatu kelompok. Tingkat
pendidikan menjadi suatu hal yang penting didalam sebuah kelompok, menjadi
sebuah tuntutan bagi seorang individu yang merupakan pelaku social didalam
masyarakat. Pemikiran masyarakat mengenai batas minimal tingkat pendidikan yang
harus dienyam masyarakat, tidak hanya semata-mata karena faktor perubahan zaman
yang menuntut intelektualitas masyarakat, melainkan jugs karena faktor
keterbatasan.
kemampuan ekonomi masyarakat. Berkaitan dengan hal
tersebut bahwa diketahui sebagian besar masyarakat kawasan industri bulu mata
adalah masyarakat dengan kondisi perekonomian yang masih berada di kelas bawah.
Kondisi ini yang kemudian juga mempengaruhi pemikiran masyarakat mengenai batas
minimal tingkat pendidikan yang harus ditempuh masyarakat.
masyarakat yang
berpandangan bahwa masyarakat kelas bawah cukup hanya memiliki aspirasi tingkat
pendidikan sampai pada jenjang pendidikan menengah karena kondisi perekonomian,
merupakan suatu kesadaran magis. Dalam pandangan Paul Freire (2002:135)
kesadaran ini terjadi pada masyarakat berbudaya bisu. Masyarakat dalam
kesadaran ini hidup dibawah kekuasaan dan ketergantungan. Kondisi perekonomian
masyarakat kelas bawah yang menguasai pemikiran masyarakat dan membatasi
aspirasi masyarakat, justru menutup masyarakat untuk berkesempatan melakukan
mobilisasi sosial melalui pendidikan.
Kondisi ini merupakan suatu kondisi ketidaktahuan
masyarakat mengenai berbagai macam kebijakan pendidikan yang diberikan
pemerintah kepada masyarakat. Merujuk pada UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 11, Ayat 2, yang berbunyi "pemerintah dan
pemerintah daerah wajib menjamin tersedian
dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga
negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun". Pada dasarnya
keterbatasan ekonomi bukanlah sebuah penghalang bagi masyarakat kelas bawah
untuk memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.
Faktor-fakor yang mempengaruhi aspirasi masyarakat
terhadap pendidikan diantaranya adalah intelegensi, tujuan, tradisi budaya dan
kondisi lingkungan. Intelegensi atau tingkat pendidikan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi aspirasi masyarakat terhadap pendidikan. Masyarakat kawasan
industri yang sebagian besar berpendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah, berpendapat bahwa tingkat pendidikan minimal yang harus ditempuh
masyarakat minimal sampai pada tingkat Sekolah Menengah Atas, dengan
pertimbangan kemampuan masyarakat. Sedangkan tujuan dari masyarakat
berpendidikan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan intelektual, agar dapat
maju dan mengikuti perkembangan.Tradisi budaya masyarakat beranggapan bahwa
setiap individu pasti bisa mencapai apa yang diinginkan.
Bagi masyarakat kawasan industri, untuk dapat mencapai
sesuatu yang diinginkan maka seseorang harus diberikan haknya dalam
berpendidikan, tanpa memandang jenis kelamin dan golongan masyarakat. Selain
itu bahwa kondisi lingkungan masyarakat juga mempengaruhi aspirasi masyarakat
terhadap pendidikan. Industri memberikan dampak tersendiri bagi masyarakat
sekitar. Dampak positif yang diberikan yaitu bahwa industri dapat mengurangi
pengangguran dan secara umum meningkatkan kesejahteraan.
Namun disisi lain industri memberikan dampak negatif,
yaitu menurunkan partisipasi bersekolah masyarakat. Masyarakat kawasan industri
berpendapat bahwa rendahnya tingkat pendidikan masyarakat ada kaitannya dengan
tingginya keterlibatan masyarakat di industri.[7]
4.
Keterbelakangan
Budaya dan Sarana Pendidikan
Keterbelakangan budaya itu adalah sebutan yang diberikan
oleh sekelompok masyarakat (yang mengatakan dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya.
Keterbelakangan budaya disebabkan beberapa hal misalnya letak geografis yang
terpencil dan sulit dijangkau, penolakan masyarakat terhadap unsur budaya baru
karena dikhawatirkan akan mengikis kebudayaan lama, dan ketidakmampuan ekonomis
menyangkut unsur kebudayaan tersebut.
Bagi pendukung budaya, kebudayaan pasti dinilai sebagai
suatu yang bernilai dan baik. Terlepas dari kenyataan apakah kebudayaan itu
tradisional atau sudah ketinggalan jaman. Oleh karena itu penilaian dari
masyarakat luar dinilai subjektif. Dan seharusnya masyarakat bukan menilainya
melainkan hanya melihat kesesuaian kebudayaan tersebut terhadap perubahan
jaman. Jika sesuai dengan perubahan jaman maka dapat dikatakan maju, dan jika
tidak sesuai maka dikatakan belum maju.
Sebenarnya tidak ada kebudayaan yang mutlak statis atau
mengalami kemandekan. Dan tidak ada kebudayaan yang tidak berubah, sekurang-kurangnya ada
bagian tertentu yang berubah walaupun tidak secara utuh berubah. Terjadinya
perubahan tidak pernah berhenti sepanjang masa, bahkan perubahan kearah yang
negative. Apalagi dijaman sekarang perubahan besar terjadi di dunia
perkembangan iptek dan merambah ke seluruh bidang kehidupan.
Khususnya dengan munculnya penemuan-penemuan baru
mengenai iptek, telekomunikasi, dan transportasi yang membuat bumi terasa lebih
kecil karena telekomunikasi seakan-akan menembus batasan Negara yang dikenal
dengan era globalisasi. Maka mudah terajadi pertukaran budaya antar bangsa.
Jika terjadi pertautan antar budaya baru dari luar dengan unsur kebudayaan lama
yang lambat barubah maka akan terjadilah apa yang disebut dengan kesenjangan
kebudayaan (cultural lag).
Perubahan kebudayaan terjadi karena adanya penemuan
kebudayaan baru baik dari luar atau dari dalam masyarakat itu sendiri.
Kebudayaan baru baik bersifat materil seperti peralatan pertanian, rumah
tangga, transportasi, telekomunikasi, dan yang bersifat nonmaterial seperti
paham atau konsep baru tentang budaya menabung, keluarga berencana, penghargaan
terhadap waktu dan lain lain.[8]
2.2 Permasalahan Aktual Pendidikan
dan Penaggulangannya
1.
Permasalahan Aktual Pendidikan di Indonesia
Pendidikan
selalu menghadapi masalah, karena selalu terdapat kesenjangan antara apa yang
diharapkan dengan hasil yang dapat dari proses pendidikan. Permasalahan aktual
berupa kesenjangan kesenjangan yang pada saat ini kita hadapi dan terasa
mendesak untuk ditanggulangi. Beberapa masalah aktual pendidikan meliputi
masalah masalah keutuhan pencapaian sasaran, kurikulum, peranan guru pendidikan
dasar 9 tahun, dan pendayagunaan teknologi pendidikan. Dahulu sebuah sekolah
sudah dapat beroperasi jika ada murid. guru,dan ruangan tempat belajar dengan
beberapa sarana seperlunya. Guru merupakan satu-satunya sumber, ia menjadi
pusat tempat bertanya. Tugas guru memberikan ilmu pengetahuan kepada murid.
Cara demikian dipandang sudah memadai karena ilmu pengetahuan guru dalam
berkembang. Cakupannya masih terbatas.
Guru
mendudukan dirinya hanya sebagai bagian dari sumber belajar. Beraneka ragam
sumber belajar yang hanya justru dapat ditemukan diluar diri guru seperti
perpustakaan, taman bacaan, museum, toko buku, berbagai media massa,
lembaga-lembaga sosial, orang-orang pintar, kebun binatang, alam dan lingkungan
sekitar, dan lain-lain. Sebagaimana Comenius pernah mengingatkan bahwa alam ini
adalah buku besar yang sangat lengkap isinya..
2. Upaya Penanggulangan
Beberapa
upaya yang perlu dilakukan untuk menanggulangi masalah-masalah aktual seperti
telah dikemukakan pada butir 1, antara lain sebagai berikut:
a.
Pendidikan afektif perlu ditingkatkan secara terprogram tidak cukup berlangsung
hanya secara insidental.
b.
Pelaksanaan kegiatan kuriuler dan ekstrakulikuler dipekerjakan dengan penuh
kesungguhan dan hasilnya diperhitungkan dalam menetapkan nilai akhir ataupun
pelulusan.
c.
Pemilihan siswa atas kelompok yang akan melanjutkan belajar ke perguruan tinggi
dengan yang akan terjun ke masyarakat merupakan hal yang prinsip karena pada
dasarnya tidak semua siswa secara potensial mampu belajar di perguruan tinggi. Oleh
karena itu perlu disusun rancangan yang mantap untuk itu. Misalnya antara lain
sekolah menengah kejuruan tingkat atas diperbanayak dengan berbagai jenisnya di
segi lain pendirian perguruan tinggi swasta dibatasi dan akreditasi terhadap
PTS diperketat.
e.
Pendidikan tenaga kependidikan (prajabatan dan dalam jabatan) perlu diberi
perhatian khusus, oleh karena tenaga kependidikan khususnya guru menjadi
penyebab utama lahirnya sumber daya manusia yang berkualitas untuk pembangunan.
e.
Untuk pelaksanaan pendidikan dasar 9 tahun, apalagi jika dikaitkan dengan
gerakan wajib belajar, perlu diadakan penelitian secara meluas pada masyarakat
untuk menemukan faktor penunjang dan utamanya faktor penghambat. [9]
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan
penjelasan di atas mengenai masalah-masalah pendidikan di Indonesia, maka kami
dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1.
Misi
Pendidikan ialah menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan, karena
itu pendidikan selalu menghadapi masalah. Pada dasamya
ada dua masalah pokok pendidikan di Indonesia
a) Bagaimana semua warga dapat
menikmati kesempatan pendidikan
b) Bagaimana pendidikan dapat membekali dengan
keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan masyarakat.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
pendidikan di Indonesia
1.
Perkembangan
IPTEK
2.
Laju
pertumbuhan penduduk
3.
Aspirasi
masyarakat
4.
Keterbelakangan
budaya dan sarana kehidupan
3.2
Saran
Adapun saran yang dapat kami
sampaikan bahwasanya pendidikan di usia dini itu sangatlah penting, dari
berbagai masalah pendidikan di Indonesia kita sebagai masyarakat harus
menanggulangi adanya masalah-masalah pendidikan tersebut. Jadi pihak siapapun
terutama masyarakat Indonesia mengantisipasi yaitu bagaimana semua warga negara
dapat menikmati kesempatan pendidikan serta bagaimana cara menanggulangi sarana
dan prasarana pendidikan yang tidak efisien yang berakibat kurang matangnya
perencanaan karena perubahan kurikulum.
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, W. Pengantar Pendidikan Kajian Konsep dan
Teori. Universitas Trilogi.
Hidayat, R., & Abdillah. (2019). Ilmu Pendidikan
Konsep, Teori dan Aplikasinya. Medan: LPPPI.
Rahmat, A. (2014). Pengantar Pendidikan Teori, Konsep, dan
Aplikasi. Gorontalo: Ideal Publishing.
Riski, A. G. (n.d.). Faktor yang Memengaruhi Berkembangnya
Permasalahan Pendidikan. Retrieved Oktober 1, 2022, from academia.edu:
https://www.academia.edu/38068782/faktor_yang_mempengaruhi_berkembangnya_permasalahan_pendidikan_docx
Suanda, I. W., & Erawati, N. M. (2019). Pengantar
Pendidikan. Denpasar: IKIP PGRI.
[1]
Winda Amelia,”Pengantar Pendidikan Kajian
Konsep dan Teori”, Universitas Trilogi, Hal. 107.
[2]
Rahmad Hidayat, Abdillah, Ilmu
Pendidikan”Konsep, Teori dan Aplikasinya”(Medan: LPPPI 2019), Hal.235-236.
[3]
Ibid., Hal.236-237.
[4]
Abdul Rahmad, “pengantar Pendidikan”,(Gorontalo:
Ideal Publishing 2014), Hal.78.
[5]
Winda Amelia,”Pengantar Pendidikan Kajian
Konsep dan Teori”, Universitas Trilogi, Hal. 107.
[6] I
Wayan Suanda, Ni Made Pira Erawati, “pengantar
pendidikan” (Denpasar:2019), Hal. 60-61.
[7]
Rahmad Hidayat, Abdillah, Ilmu
Pendidikan”Konsep, Teori dan Aplikasinya”(Medan: LPPPI 2019), Hal.238-241.
[8]
Ibid., Hal.241-242.
[9] Adma Gumalta Riski, “Faktor yang
Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan”
https://www.academia.edu/38068782/faktor_yang_mempengaruhi_berkembangnya_permasalahan_pendidikan_docx,
diakses tanggal : 27 Oktober 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar