Rabu, 23 November 2022

Makalah Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Masalah yang dihadapi dunia pendidikan sangat luas dan kompleks. Pertama karena sifat sasarannya yaitu manusia, merupakan makhluk misteri yang mengundang banyak teka-teki. Kedua karena pendidikan harus mengantisipasi hari depan yang juga mengundang banyak pertanyaan padahal pemahaman hari depan itu penting karena menjadi acuan dari segenap perubahan yang terjadi saat ini. Oleh karena itu masalah-masalah pendidikan yang bersifat pokok yang dapat disajikan acuan bagi pemecahan masalah-masalah praktis yang timbul dalam praktek pendidikan di lapangan. Dengan dikemukakan masalah-masalah pokok pendidikan dindonesia faktor yang akan mempengaruhi perkembangannya. Seperti permasalahan pendidikan yang actual dan upaya penanggulangannya diharapkan para pendidikn memahami lebih baik masalah pendidikan yang dihadapi di lapangan,merumuskannya serta mencari alternative pemecahannya. Masyarakat luas perlu diberikan informasi yang sifatnya memperjelas dan persuasid tentang makna pendidikan dasar realisasi dari pelaksanaan pendidikan dasar ini dilakukan secara bertahap.

1.2  Rumusan Masalah

Dari Pemaparan latar belakang dapat dirumuskan:

1.      Apa Faktor yamg mempengaruhi masalah pendidikan?

2.      Bagaimana masalah sebenarnya pendidikan dan penanggulannya?

1.3  Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah dapat diambil beberapa tujuan, diantaranya:

1.      Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi masalah pendidikan

2.      Untuk mengetahui masalah sebenarnya pendidikan dan penanggulannya

1.4  Manfaat Penulisan

Makalah ini ditulis dengan tujuan agar mahasiswa dapat memahami tentang faktor-faktor yang memengaruhi berkembangnya masalah pendidikan sehingga pendidikan dapat terlaksana dengan baik. Selain itu juga diharapkan dapat menambah pengetahuan.

BAB II

 PEMBAHASAN

2.1 Faktor yang Memengaruhi Berkembangnya Permasalahan Pendidikan

         Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan antara lain perkembangan iptek dan seni, laju pertumbuhan penduduk, aspirasi masyarakat dan keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan.

1.      Perkembangan IPTEK dan Seni

      Sejalan dengan berkembangnya arus globalisasi di negara kita, terutama dengan pesatnya peningkatan teknologi komunikasi, membuat segala sesuatu harus dilakukan dengan cepat dan tepat. Implikasinya di dalam masyarakat sangat terasa. Oleh karena itu pendidikan harus senantiasa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Seni merupakan kebutuhan hidup manusia. Pengembangan kualitas seni secara terprogram menuntut tersedianya sarana pendidikan tersendiri disamping program-program lain dalam sistem pendidikan.[1]

      Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Dengan adanya perkembangan IPTEK manusia mendapatkan berbagai kemudahan dalam melaksanakan kegiatannya sehari-hari. Bahkan saat sekarang ini hampir setiap orang itu tidak bisa terpisah dari adanya teknologi setiap orang memanfaatkan alat komunikasi langsung jarak jauh seperti handphone untuk berhubungan dengan orang lain yang berjauhan. Jika ingin bepergian ke luar negeri tidak lagi memerlukan waktu yang lama, karena kita dapat menggunakan pesawat terbang. dengan beberapa menit saja kita sudah sampai di tempat tujuan yang dituju.

Selain itu berbagai kegiatan yang pada awalnya dilakukan dengan menggunakan banyak tenaga manusia untuk mengerjakannya, kini dengan adanya perkembangan IPTEK semuanya itu dapat teratasi dengan penggunaan tenaga mesin untuk melakukan pekerjaan tersebut dengan waktu yang relative lebih cepat daripada menggunakan tenaga manusia secara manual.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa adanya perkembangan IPTEK, manusia sangat banyak terbantu untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, tetapi disisi lain manusia juga harus sadar akan adanya berbagai macam ancaman yang dapat ditimbulkan oleh adanya perkembangan IPTEK tersebut, yang akan dapat membahayakan bagi manusia itu sendiri.

Diantara bidang yang dipengaruhi oleh perkembangan IPTEK adalah bidang pendidikan, bidang informasi dan komunikasi, bidang ekonomi dan industri, dan bidang politik. Beberapa dampak positif dan negatif dari perkembangan teknologi terkait dengan dunia pendidikan yaitu:

a. Dampak Positif

1)          Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Seperti jaringan internet, lab computer sekolah, dan lainnya. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan, sehingga siswa dalam belajar tidak perlu terlalu terpaku terhadap informasi yang diajarkan oleh guru di sekolah, tetapi mereka juga bisa mengakses materi pelajaran langsung dari internet.

2) Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak, dan dapat dipahami secara mudah oleh siswa.

3) Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka. Selama ini, proses pembelajaran yang kita kenal yaitu adanya pembelajaran yang disampaikan hanya dengan tatap muka langsung, namun dengan adanya kemajuan teknologi, proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos internet melaui sistem pembelajaran e learning.

4) Adanya sistem pengolahan data hasil penelitian yang menggunakan pemanfaatan teknologi. Dulu, ketika orang melakukan sebuah penelitian, maka untuk melakukan analisis terhadap data yang sudah diperoleh harus dianalisis dan dihitung secara manual. Namun setelah adanya perkembangan IPTEK semua tugas yang dulunya dikerjakan dengan manual dan membutuhkan waktu yang cukup lama, menjadi sesuatu yang mudah untuk dikerjakan, yaitu dengan menggunakan media teknologi, seperti computer, yang dapat mengolah data dengan memanfaatkan berbagai program yang telah diinstalkan.

5) Pemenuhan kebutuhan akan fasilitas pendidikan dapat dipenuhi dengan cepat. Dalam bidang pendidikan tentu ada banyak hal dan bahan yanga harus dipersiapkan, salah satu contoh, yaitu pengadaan soal ujian. Dengan adanya mesin photocopy, untuk memenuhi kebutuhan akan adanya jumlah soal yang banyak tentu membutuhkan waktu yang lama untuk mengerjakannya kalau itu dilakukan dengan secara manual. Tapi dengan perkembangan teknologi mesin photocopy, semuanya itu dapat dilakukan hanya dalam waktu yang singkat.[2]

b. Dampak Negatif

1) Siswa menjadi malas belajar Dengan adanya peralatan yang seharusnya dapat memudahkan siswa dalam belajar, seperti Laptop dengan jaringan internet, ini malah sering membuat siswa jadi malas belajar. Terkadang banyak diantara mereka yang menghabiskan waktunya untuk berinternetan yang hanya mendatangkan kesenangan semata, seperti main Facebook, Tik-tok, Instagram dan lainnya, yang kesemuanya itu tentu akan berpengaruh terhadap minat belajar siswa.

2) Terjadinya pelanggaran asusila. Sering kita dengar diberita-berita, dimana terjadi pelaku pelanggaran asusila dilakukan oleh seorang siswa terhadap siswa lainnya, seperti terjadinya tauran antar pelajar terjadinya free seks, dan lainnya.

3) Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan yang dapat disalah gunakan oleh siswa. Dengan munculnya media massa yang dihasilkan oleh perkembangan IPTEK, ini dapat menimbulkan adanya berbagai perilaku yang menyimpang yang dapat terjadi seperti adanya siswa yang sering menghabiskan waktunya untuk main game, main PS, main Facebook, Chating lewat internet. Sehingga yang semula waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar malah digunakan untuk bermain, sehingga jam belajar menjadi habis dengan sia-sia. Akhirnya semuanya itu akan dapat berpengaruh negative terhadap hasil belajar siswa dan bahkan terjadi kemerosotan moral dari para siswa bahkan mahasiswa.

4) Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru yang memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran, sehingga membuat siswa menjadi malas. Dengan adanya fasilitas yang dapat digunakan dengan mudah dalam proses pembelajaran, ini terkadang sering membuat siswa dan mahasiswa menjadi malas dan merasa lebih dimanjakan, misalnya ketika siswa diberi tugas untuk membuat makalah, maka mereka merasa tidak perlu pusing-pusing, karena cukup mencari bahan lewat internet dan mengkopi paste, sehingga siswa semakin menjadi malas belajar

5) Kerahasiaan alat tes untuk pendidikan semakin terancam. Selama ini sering kita melihat dan mendengan di siaran TV, tentang adanya kebocoran soal ujian, ini merupakan salah satu akibat dari penyalahgunaan teknologi, karena dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin canggih, maka dengan mudah dapat mengakses informasi dari satu daerah ke daerah lain, inilah yang dilakukan oleh oknum untuk melakukan penyelewengan terkait dengan kebocoran soal ujian, sehingga kejadian ini sering meresahkan pemerintah dan masyarakat.

6) Penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal. Pada awalnya pendidikan itu ditujukan untuk mendapatkan perubahan yang bersifat positif, namun pada akhirnya seringkali tujuan itu diselewengkan dengan berbagai alasan. Contohnya, seorang heker dengan kemampuannya melakukan penerobosan system sebuah kantor atau perusahaan, mereka dapat melakukan perampokan dengan tidak perlu merampok langsung ke bank atau ke kantor, cukup dengan melakukan pembobolan terhadap system keuangan atau informasi penting, maka mereka akan dapat keuntungan, dan sulit untuk dilacak pelakunya.

7) Adanya penyalahgunaan sistem pengolahan data yang menggunakan teknologi. Dengan adanya pengolahan data dengan sistem teknologi, sering kali kita temukan adanya terjadi kecurangan dalam melakukan analisis data hasil penelitian yang dilakukan oleh siswa bahkan mahasiswa, ini mereka lakukan hanya untuk mempermudah kepentingan pribadi, dengan mengabaikan kebenaran hasil penelitian yang dilakukan.[3]

2.      Laju Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan yang sangat pesat akan berpengaruh terhadap masalah pemerataan serta mutu dan relevansi pendidikan.[4] Masalah kependudukan dan pendidikan bersumber pada 2 hal yaitu pertambahan penduduk dan penyebaran penduduk.[5]

a). Pertambahan penduduk

Bertambahnya jumlah penduduk memerlukan penyediaan prasarana dan sarana pendidikan beserta komponen penunjangnya. Pertambahan penduduk yang diikuti meningkatnya usia rata-rata dan penurunan angka kematian, mengakibatkan berubahnya struktur penduduk, proporsi penduduk usia sekolah, angkatan kerja dan penduduk usia tua meningkat berkat kemajuan bidang gizi dan kesehatan, menyebabkan terjadinya pergeseran permintaan akan fasilitas pendidikan.

b). Penyebaran penduduk

Penyebaran penduduk yang tidak merata dan urbanisasi yang tinggi, menimbulkan pola yang dinamis dan labil yang lebih menyulitkan perencanaan penyediaan sarana pendidikan.[6]

3.       Aspirasi Masyarakat

Belakangan ini aspirasi masyarakat semakin meningkat sejalan dengan peningkatan pemahaman masyarakat terhadap reformasi. Aspirasi tersebut menyangkut kesempatan pendidikan, kelayakan pendidikan dan jaminan terhadap taraf hidup setelah mereka menjalani proses pendidikan.

Aspirasi merupakan suatu topik bahasan penting, karena aspirasi berkaitan dengan cita- cita, tujuan, rencana, serta dorongan untuk bertindak dan berkarya. Aspirasi dipengaruhi oleh aspek-aspek sosial yang melengkapi individu, dan dalam beberapa hal dapat membawa pengaruh terhadap aspek-aspek sosial di sekitar individu tersebut (T.O Ihromi, 1995:315). Aspirasi tumbuh ditengah-tengah kehidupan masyarakat, sebab aspirasi berkaitan dengan apa yang melatarbelakangi seseorang untuk mencapai suatu tujuan di dalam hidupnya. Dalam hal ini bahwa aspirasi dapat pula kita maknai sebagai suatu ukuran bagi individu dalam melakukan apa yang ingin atau tidak ingin dilakukan dalam kehidupannya.

R. Linton (1968) mengemukakan bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berfikir tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan batas- batas tertentu. Masyarakat yang merupakan sekelompok manusia yang telah lama hidup bersama dalam satu kesatuan sosial, tentu memiliki harapan dan cita-cita didalam hidupnya, tanpa terkecuali harapan dan cita-cita dalam dunia pendidikan. Pendidikan sebagai suatu proses yang menghantarkan manusia kedalam kesempurnaan hidup dan menjadikan manusia mampu mengembangkan kehidupannya, menjadi salah satu hal yang dibutuhkan masyarakat.

Pendidikan memiliki peran yang penting dalam upaya pembangunan sumber daya manusia. Indikator upaya pembangunan sumber daya manusia salah satunya yaitu melalui peningkatan partisipasi sekolah masyarakat. Masyarakat sebagai pelaku sosial yang tidak terlepas dari perubahan zaman, dituntut untuk dapat mengikuti perubahan zaman. Salah satu hal yang dapat menjadikan masyarakat dapat mengikuti perubahan zaman yaitu intelektual masyarakat.

Intelektual masyarakat salah satunya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan juga merupakan ukuran intelektual masyarakat, sebab semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin besar kesempatan untuk mengembangkan intelektualnya. Oleh karena itu tingkat pendidikan menjadi faktor yang berpengaruh besar terhadap intelektual masyarakat.

Hurlock (1999:25) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam suatu kelompok. Tingkat pendidikan menjadi suatu hal yang penting didalam sebuah kelompok, menjadi sebuah tuntutan bagi seorang individu yang merupakan pelaku social didalam masyarakat. Pemikiran masyarakat mengenai batas minimal tingkat pendidikan yang harus dienyam masyarakat, tidak hanya semata-mata karena faktor perubahan zaman yang menuntut intelektualitas masyarakat, melainkan jugs karena faktor keterbatasan.

kemampuan ekonomi masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut bahwa diketahui sebagian besar masyarakat kawasan industri bulu mata adalah masyarakat dengan kondisi perekonomian yang masih berada di kelas bawah. Kondisi ini yang kemudian juga mempengaruhi pemikiran masyarakat mengenai batas minimal tingkat pendidikan yang harus ditempuh masyarakat.

 masyarakat yang berpandangan bahwa masyarakat kelas bawah cukup hanya memiliki aspirasi tingkat pendidikan sampai pada jenjang pendidikan menengah karena kondisi perekonomian, merupakan suatu kesadaran magis. Dalam pandangan Paul Freire (2002:135) kesadaran ini terjadi pada masyarakat berbudaya bisu. Masyarakat dalam kesadaran ini hidup dibawah kekuasaan dan ketergantungan. Kondisi perekonomian masyarakat kelas bawah yang menguasai pemikiran masyarakat dan membatasi aspirasi masyarakat, justru menutup masyarakat untuk berkesempatan melakukan mobilisasi sosial melalui pendidikan.

Kondisi ini merupakan suatu kondisi ketidaktahuan masyarakat mengenai berbagai macam kebijakan pendidikan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat. Merujuk pada UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 11, Ayat 2, yang berbunyi "pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedian dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun". Pada dasarnya keterbatasan ekonomi bukanlah sebuah penghalang bagi masyarakat kelas bawah untuk memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.

Faktor-fakor yang mempengaruhi aspirasi masyarakat terhadap pendidikan diantaranya adalah intelegensi, tujuan, tradisi budaya dan kondisi lingkungan. Intelegensi atau tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi aspirasi masyarakat terhadap pendidikan. Masyarakat kawasan industri yang sebagian besar berpendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, berpendapat bahwa tingkat pendidikan minimal yang harus ditempuh masyarakat minimal sampai pada tingkat Sekolah Menengah Atas, dengan pertimbangan kemampuan masyarakat. Sedangkan tujuan dari masyarakat berpendidikan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan intelektual, agar dapat maju dan mengikuti perkembangan.Tradisi budaya masyarakat beranggapan bahwa setiap individu pasti bisa mencapai apa yang diinginkan.

Bagi masyarakat kawasan industri, untuk dapat mencapai sesuatu yang diinginkan maka seseorang harus diberikan haknya dalam berpendidikan, tanpa memandang jenis kelamin dan golongan masyarakat. Selain itu bahwa kondisi lingkungan masyarakat juga mempengaruhi aspirasi masyarakat terhadap pendidikan. Industri memberikan dampak tersendiri bagi masyarakat sekitar. Dampak positif yang diberikan yaitu bahwa industri dapat mengurangi pengangguran dan secara umum meningkatkan kesejahteraan.

Namun disisi lain industri memberikan dampak negatif, yaitu menurunkan partisipasi bersekolah masyarakat. Masyarakat kawasan industri berpendapat bahwa rendahnya tingkat pendidikan masyarakat ada kaitannya dengan tingginya keterlibatan masyarakat di industri.[7]

4.      Keterbelakangan Budaya dan Sarana Pendidikan

Keterbelakangan budaya itu adalah sebutan yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang mengatakan dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya. Keterbelakangan budaya disebabkan beberapa hal misalnya letak geografis yang terpencil dan sulit dijangkau, penolakan masyarakat terhadap unsur budaya baru karena dikhawatirkan akan mengikis kebudayaan lama, dan ketidakmampuan ekonomis menyangkut unsur kebudayaan tersebut.

Bagi pendukung budaya, kebudayaan pasti dinilai sebagai suatu yang bernilai dan baik. Terlepas dari kenyataan apakah kebudayaan itu tradisional atau sudah ketinggalan jaman. Oleh karena itu penilaian dari masyarakat luar dinilai subjektif. Dan seharusnya masyarakat bukan menilainya melainkan hanya melihat kesesuaian kebudayaan tersebut terhadap perubahan jaman. Jika sesuai dengan perubahan jaman maka dapat dikatakan maju, dan jika tidak sesuai maka dikatakan belum maju.

Sebenarnya tidak ada kebudayaan yang mutlak statis atau mengalami kemandekan. Dan tidak ada kebudayaan yang tidak berubah, sekurang-kurangnya ada bagian tertentu yang berubah walaupun tidak secara utuh berubah. Terjadinya perubahan tidak pernah berhenti sepanjang masa, bahkan perubahan kearah yang negative. Apalagi dijaman sekarang perubahan besar terjadi di dunia perkembangan iptek dan merambah ke seluruh bidang kehidupan.

Khususnya dengan munculnya penemuan-penemuan baru mengenai iptek, telekomunikasi, dan transportasi yang membuat bumi terasa lebih kecil karena telekomunikasi seakan-akan menembus batasan Negara yang dikenal dengan era globalisasi. Maka mudah terajadi pertukaran budaya antar bangsa. Jika terjadi pertautan antar budaya baru dari luar dengan unsur kebudayaan lama yang lambat barubah maka akan terjadilah apa yang disebut dengan kesenjangan kebudayaan (cultural lag).

Perubahan kebudayaan terjadi karena adanya penemuan kebudayaan baru baik dari luar atau dari dalam masyarakat itu sendiri. Kebudayaan baru baik bersifat materil seperti peralatan pertanian, rumah tangga, transportasi, telekomunikasi, dan yang bersifat nonmaterial seperti paham atau konsep baru tentang budaya menabung, keluarga berencana, penghargaan terhadap waktu dan lain lain.[8]

2.2 Permasalahan Aktual Pendidikan dan Penaggulangannya

1. Permasalahan Aktual Pendidikan di Indonesia

Pendidikan selalu menghadapi masalah, karena selalu terdapat kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan hasil yang dapat dari proses pendidikan. Permasalahan aktual berupa kesenjangan kesenjangan yang pada saat ini kita hadapi dan terasa mendesak untuk ditanggulangi. Beberapa masalah aktual pendidikan meliputi masalah masalah keutuhan pencapaian sasaran, kurikulum, peranan guru pendidikan dasar 9 tahun, dan pendayagunaan teknologi pendidikan. Dahulu sebuah sekolah sudah dapat beroperasi jika ada murid. guru,dan ruangan tempat belajar dengan beberapa sarana seperlunya. Guru merupakan satu-satunya sumber, ia menjadi pusat tempat bertanya. Tugas guru memberikan ilmu pengetahuan kepada murid. Cara demikian dipandang sudah memadai karena ilmu pengetahuan guru dalam berkembang. Cakupannya masih terbatas.

Guru mendudukan dirinya hanya sebagai bagian dari sumber belajar. Beraneka ragam sumber belajar yang hanya justru dapat ditemukan diluar diri guru seperti perpustakaan, taman bacaan, museum, toko buku, berbagai media massa, lembaga-lembaga sosial, orang-orang pintar, kebun binatang, alam dan lingkungan sekitar, dan lain-lain. Sebagaimana Comenius pernah mengingatkan bahwa alam ini adalah buku besar yang sangat lengkap isinya..

 2. Upaya Penanggulangan

Beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk menanggulangi masalah-masalah aktual seperti telah dikemukakan pada butir 1, antara lain sebagai berikut:

a. Pendidikan afektif perlu ditingkatkan secara terprogram tidak cukup berlangsung hanya secara insidental.

b. Pelaksanaan kegiatan kuriuler dan ekstrakulikuler dipekerjakan dengan penuh kesungguhan dan hasilnya diperhitungkan dalam menetapkan nilai akhir ataupun pelulusan.

c. Pemilihan siswa atas kelompok yang akan melanjutkan belajar ke perguruan tinggi dengan yang akan terjun ke masyarakat merupakan hal yang prinsip karena pada dasarnya tidak semua siswa secara potensial mampu belajar di perguruan tinggi. Oleh karena itu perlu disusun rancangan yang mantap untuk itu. Misalnya antara lain sekolah menengah kejuruan tingkat atas diperbanayak dengan berbagai jenisnya di segi lain pendirian perguruan tinggi swasta dibatasi dan akreditasi terhadap PTS diperketat.

e. Pendidikan tenaga kependidikan (prajabatan dan dalam jabatan) perlu diberi perhatian khusus, oleh karena tenaga kependidikan khususnya guru menjadi penyebab utama lahirnya sumber daya manusia yang berkualitas untuk pembangunan.

e. Untuk pelaksanaan pendidikan dasar 9 tahun, apalagi jika dikaitkan dengan gerakan wajib belajar, perlu diadakan penelitian secara meluas pada masyarakat untuk menemukan faktor penunjang dan utamanya faktor penghambat. [9]

 

 

 

BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas mengenai masalah-masalah pendidikan di Indonesia, maka kami dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1.         Misi Pendidikan ialah menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan, karena itu pendidikan selalu menghadapi masalah. Pada dasamya ada dua masalah pokok pendidikan di Indonesia

a) Bagaimana semua warga dapat menikmati kesempatan pendidikan

b) Bagaimana pendidikan dapat membekali dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan masyarakat.

 2.   Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pendidikan di Indonesia

1.      Perkembangan IPTEK

2.      Laju pertumbuhan penduduk

3.      Aspirasi masyarakat

4.      Keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan

3.2 Saran

Adapun saran yang dapat kami sampaikan bahwasanya pendidikan di usia dini itu sangatlah penting, dari berbagai masalah pendidikan di Indonesia kita sebagai masyarakat harus menanggulangi adanya masalah-masalah pendidikan tersebut. Jadi pihak siapapun terutama masyarakat Indonesia mengantisipasi yaitu bagaimana semua warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan serta bagaimana cara menanggulangi sarana dan prasarana pendidikan yang tidak efisien yang berakibat kurang matangnya perencanaan karena perubahan kurikulum.

 

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, W. Pengantar Pendidikan Kajian Konsep dan Teori. Universitas Trilogi.

Hidayat, R., & Abdillah. (2019). Ilmu Pendidikan Konsep, Teori dan Aplikasinya. Medan: LPPPI.

Rahmat, A. (2014). Pengantar Pendidikan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Gorontalo: Ideal Publishing.

Riski, A. G. (n.d.). Faktor yang Memengaruhi Berkembangnya Permasalahan Pendidikan. Retrieved Oktober 1, 2022, from academia.edu: https://www.academia.edu/38068782/faktor_yang_mempengaruhi_berkembangnya_permasalahan_pendidikan_docx

Suanda, I. W., & Erawati, N. M. (2019). Pengantar Pendidikan. Denpasar: IKIP PGRI.

 



[1] Winda Amelia,”Pengantar Pendidikan Kajian Konsep dan Teori”, Universitas Trilogi, Hal. 107.

[2] Rahmad Hidayat, Abdillah, Ilmu Pendidikan”Konsep, Teori dan Aplikasinya”(Medan: LPPPI 2019), Hal.235-236.

[3] Ibid., Hal.236-237.

[4] Abdul Rahmad, “pengantar Pendidikan”,(Gorontalo: Ideal Publishing 2014), Hal.78.

[5] Winda Amelia,”Pengantar Pendidikan Kajian Konsep dan Teori”, Universitas Trilogi, Hal. 107.

[6] I Wayan Suanda, Ni Made Pira Erawati, “pengantar pendidikan” (Denpasar:2019), Hal. 60-61.

[7] Rahmad Hidayat, Abdillah, Ilmu Pendidikan”Konsep, Teori dan Aplikasinya”(Medan: LPPPI 2019), Hal.238-241.

 

[8] Ibid., Hal.241-242.

[9] Adma Gumalta Riski, “Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan” https://www.academia.edu/38068782/faktor_yang_mempengaruhi_berkembangnya_permasalahan_pendidikan_docx, diakses  tanggal : 27 Oktober 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar