Rabu, 23 November 2022

MAKALAH PENDALAMAN IMAN KEPADA MALAIKAT ALLAH

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang Masalah

 

Percaya kepada malaikat merupakan salah satu pokok ajaran Islam yang merupakan salah satu rukun Iman. “Bukan saja tidak sempurna, tetapi tidak sah iman seorang muslim, apabila tidak percaya adanya malaikat dengan sifat-sifatnya yang dijelaskan agama”, demikian dikemukakan Shihab (2000, hlm. 246).

 

 Malaikat yang dimaksud di sini adalah salah satu jenis makhluk ghaib (yang tak dapat diindrakan) yang diciptakan Allah Swt. Malaikat tidak memerlukan apapun yang bersifat fisik atau jasmani. Mereka menghabiskan waktu siang dan malam hanya untuk mengabdi kepada Allah (Ibrahim dan Darsono, 2009, hlm. 84). 

 

Penanaman keimanan kepada malaikat yang sering diajarkan dan diterapkan sudah barang tentu bukanlah hanya sebatas mengetahui dan meyakini keberadaannya, hal yang jauh lebih penting adalah mengetahui, memahami, dan meneladani sifat-sifatnya dimana para malaikat Allah ini asalah makhluk yang senantiasa taat dan sujud kepada Allah Swt. yang tidak pernah sedikitpun berbuat dosa, sebagaimana Allah Swt. berfirman dalam QS. An-Nahl (16): 49:

“Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri.”

 

Ketaatan para malaikat kepada Allah Swt. ini tampak dari pelaksanaan setiap perintah Allah Swt. kepada mereka, seperti yang tercermin dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari (hadits no. 2979) sebagai berikut:

“Telah bercerita kepada kami Abu Nu'aim telah bercerita kepada kami 'Umar bin Dzarr berkata. Dan diriwayatkan pula, telah bercerita kepadaku Yahya bin Ja'far telah bercerita kepada kami Waki' dari 'Umar bin Dzarr dari bapaknya dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata, l Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada Jibril 'alaihissalam:

"Tidakkah sebaiknyakah kamu lebih sering mengunjungi kami dari yang sudah kamu lakukan?". Perawi berkata; "Maka turunlah firman Allah Ta'laa Q.S. Maryam ayat 64 yang artinya; ("Dan tidaklah kami (Jibril) turun melainkan dengan perintah Rabbmu. Kepunyaan-Nyalah segala apa yang ada di hadapan kita dan apa yang di belakang kita").    

 

 

 

 

Hadits tersebut menegaskan bahwa malaikat, yang dalam hal ini adalah malaikat Jibril as., ketika Rasulullah saw. mengharapkan Jibril as. lebih sering mengunjunginya, malaikat Jibril as. menjawab bahwa dia (malaikat) akan mengunjungi nabi saw. hanya atas perintah Allah Swt. Ini merupakan salah satu bentuk ketaatan malaikat kepada Allah sebagai Rabb-nya. Di sinilah umat Islam harus senantiasa mampu menjadikan sifat-sifat malaikat seperti itu sebagai contoh dan tauladan dalam kehidupan keseharian, termasuk dalam menjalankan berbagai bentuk ibadah kepada Allah Swt.

 

 

B.     Rumusan masalah

1. Jelaskan apa pengertian iman kepada malaikat ?

2. Apa hukum Beriman kepada Malaikat?

3. Nama-nama dan Tugas Malaikat?

4. Jelaskan sifat-sifat Malikat Allah yang wajib diteladani?

5.Apa saja hikmah Beriman kepada Malaikat?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian  Iman  Kepada  Malaikat 

Iman kepada Malaikat merupakan rukun iman yang kedua, sehingga pembahasandalam bab ini merupakan kelanjutan dari rukun iman kepada Allah sebagai rukun iman yang pertama. Iman kepada Malaikat itu sendiri mengandung makna bahwa kita harus percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Malaikat diciptakan dari cahaya (nur) yang diberi tugas oleh Allah dan melaksanakan tugas-tugas tersebut sebagaimana perintah-Nya. Indikator dari orang beriman adalah memiliki keyakinan yang kuat dalam hatinya bahwa di alam semesta ini terdapat Malaikat dan keyakinan tersebut diucapkan melalui lisannya. Wujud kongkrit dari iman tersebut adalah dibuktikan seorang muslimdalam perbuatan sehari-harinya.

 

Sebagai orang yang beriman kepada Allah, tentu akan beriman pula kepada paraMalaikat.Hal ini merupakan konsekuensi logis karena Malaikat merupakan salah satuciptaan-Nya yang harus diyakini eksistensinya dalam alam semesta ini.

 

Malaikat adalah ciptaan Allah yang berasal dari cahaya (nur) dan senantiasamengabdi kepada Allah serta tidak pernah berbuat maksiat kepada-Nya. Malaikat inimerupakan makhluk Allah yang selalu melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadamereka dengan penuh ketaatan, bahkan malaikat juga bersujud kepada manusia, berbedadengan iblis yang menentang perintah bersujud kepada manusia tersebut. Hal inidisebabkan karena iblis diciptakan Allah dari api (naar).Malaikat adalah makhluk Allahyang paling taat dan senantiasa menyembah serta bertasbih kepada Allah, seperti dalamfirman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya ayat 19 dan 20 yang berbunyi :

 “Dan kepunyaan-Nya-lah segala yang di langit dan di bumi dan Malaikat-Malaikat yang disisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) mereka letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.”

 

B.     Hukum Beriman Kepada  Malaikat

Hukum beriman kepada malaikat yaitu fardu 'ain atau kewajiban yang dibebankan pada tiap muslim. Terbukti, beriman kepada malaikat termasuk dalam rukun iman yang kedua. Jika seorang muslim mengingkari keberadaan malaikat, disebut dalam surah An-Nisa ayat 136 sebagai seseorang yang sesat. Allah SWT berfirman,

وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا

Artinya: "...Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh".

 

C.     Nama-nama dan Tugas Malaikat

Jumlah malaikat Allah SWT. Sangat banyak dan tidak dapat dihitung. Namun, hanya 10 nama Malaikat yang wajib kita ketahui namanya, yaitu :

>Malaikat Jibril                                               Menyampaikan Wahyu

> Malaikat Mikail                                            Membagikan Rezeki

> Malaikat Israfil                                            Meniup sangkakala

> Malaikat Izrail                                              Mencabut nyawa

> Malaikat Munkar                                         Menanyakan dalam kubur

> Malaikat Nakir                                             Menanyakan dalam kubur

> Malaikat Raqib                                            Mencatat Amal Baik

> Malaikat Atid                                              Mencatat Amal buruk

> Malaikat Malik                                             Menjaga pintu neraka

> Malaikat Ridwan                                         Menjaga pintu surga

 

D.    Sifat- sifat  Malaikat  Allah Yang  Wajib  Diimani dan Diteladani

Mengimani keberadaan malaikat merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam. Hal ini ditegaskan Basyouni (T.th., hlm. 7) bahwa seseorang tidak disebut beriman apabila dia tidak mengimani malaikat Allah Swt. Sebagai salah satu rukun iman, iman kepada malaikat Allah merupakan rukun yang ke-2 sebelum mengimani kitab-kitab Allah Swt. Terkait dengan bukti-bukti ini, Basyouni (T.th., hlm. 8-9) mengatakan bahwa keimanan kepada malaikat sebagai rukun iman yang ke-2 dapat dibuktikan berdasarkan al-quran, sunnah, ‘ijma, dan logika. Allah Swt. telah menegaskan hal ini melalui firman-Nya dalam QS. Al-Baqarah (2): 98:

“Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasulrasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orangorang kafir.”

Berdasarkan logika, keimanan kepada malaikat Allah ini diungkapkan Basyouni (T.th., hlm. 9) bahwa:

Al-quran menjelaskan bahwa malaikat adalah hamba Allah yang mulia, tidak pernah durhaka, tidak pernah maksiat dan tidak pernah menentang Allah Swt. sebagaimana difirmankan Allah dalam QS. Al-Anbiyaa (21): 26-27:

“Dan mereka berkata: "Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak", Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan, (26) mereka itu tidak mendahuluiNya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. (27)

Sebagai hamba-hamba Allah Swt. yang dimuliakan, malaikat memiliki nilainilai sifat, baik sifat khalqiyah maupun sifat khuluqiyah yang sangat baik dihadapan Allah Swt. Nilai-nilai sifat khalqiyah merupakan nilai-nilai sifat berupa bentuk atau wujud seperti yang telah diuraikan di atas. Sedangkan nilai-nilai sifat khuluqiyah merupakan sifat-sifat kebaikan, seperti ketaatan dan kedisiplinan, pengendalian diri, dan tanggung jawab.

Nilai-nilai sifat malaikat inilah yang perlu diyakini/diimani oleh setiap muslim, sekaligus sebagai sifat yang wajib diteladani dalam kehidupan sehari-hari.[1]

 

1.      Ketaatan dan kedisiplinan

Sikap ketaatan dan kedisiplinan ini semestinya men]adi nilai panutan (qudwah) untuk diteladani oleh manusia. Seorang yang beriman kepada malaikat, dengan pendekatan spiritualnya, akan senantiasa meneladani sikap-sikap positif yang dicontohkan malaikat. Al-Andalusi (T.th., hlm. 312) mengemukakan analisisnya tentang nilai-nilai kebaikan yang ada pada malaikat. Malaikat pada umumnya memiliki karakter-karakter yang merupakan formulasi dari seluruh nilainilai keutamaan (fadhail), yaitu:

v  Malaikat memiliki kesempurnaan ilmu (al-ilm al-kamil).

v  Malaikat adalah makhluk yang memiliki kesempurnaan dalam hal penjagaan diri (iffah) dari nafsu syahwat. Karena itu mereka dijadikan simbolisasi dalam pengendalian diri dari godaan nafsu.

v  Malaikat adalah makhluk yang senantiasa, dan selamanya, menghindari maksiat kepada Allah.

Selain itu, sifat taat/patuh malaikat kepada apa yang diperintahkan Allah Swt. juga ditunjukkan ketika Allah memerintahkan para malaikat untuk sujud kepada Nabi Adam as. yang ketika itu untuk pertama kalinya Allah Swt. menciptakan manusia, sebagaimana diungkap dalam QS. Al-A’raaf (7): 11.

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.”

Kepatuhan para malaikat kepada Allah Swt. ini pun ditunjukkan dengan kehati-hatiannya dalam memberikan syafaat kepada manusia, yakni hanya kepada mereka yang diridlai Allah.Dengan memaknai bukti-bukti ketaatan malaikat kepada Allah Swt. berdasarkan dalil-dalil tadi, aktualisasi dari keimanan kepada malaikat Allah dapat diterapkan pada:

v  Berbuat dan beramal sesuai dengan amal perbuatan mereka, dengan merealisasikan ketaatan kepada Allah Swt. dan sedapat mungkin meminimalkan kedurhakaan kepada-Nya.

v  Meyakini keberadaan mereka sebagai makhluk ghaib.

v  Berupaya menyesuaikan diri dengan sifat-sifat mereka dan menjadikan mereka sebagai idealisme dalam kesempurnaan ilmu dan kebaikan perilaku.

     Urgensi keteladanan kepada malaikat, dalam skala makro bertujuan membentuk manusia yang bermoral dan berakhlak malaikat (adamiymalakiy), dan tidak menjadi manusia yang bermoral dan berperilaku setan (adamiysyaithaniy).

 

2.      Pengendalian diri dari perilaku negative

Krisis moral yang paling utama yang melanda diri manusia secara umumsebenarnya adalah menipisnya keimanan kepada alam ghaib. Kondisi ini menyebabkan manusia lepas kendali, bebas nilai, dan berbuat seenaknya tanpa ada rasa bersalah. Kalaupun ada kendali, hal itu hanya sebatas pada nilai-nilai yang dibuat sendiri dan bersifat relatif (nisbi). Manusia hanya mempertimbangkan adanya pujian atau celaan dari manusia lain di sekitarnya, tanpa mempertimbangkan apakah perilakunya itu baik atau buruk. Oleh karenanya, agama mengajarkan agar manusia dapat terdidik untuk berbuat ikhlas dan secara internal mengendalikan diri dari perbuatan buruk, baik yang dilakukan secara terang-terangan ataupun sembunyi-sembunyi.

 

Terkait dengan pengendalian diri ini, menurut Al-Mubarakfuri (Harisah, 2004, hlm. 82) terdapat dua pengaruh besar terhadap hati manusia, yaitu pengaruh negatif setan dan pengaruh positif malaikat. Setan berupaya mempengaruhi dan menggoda hati manusia untuk berbuat kejahatan serta mengingkari kebenaran-kebenaran agama. Adapun malaikat, ia senantiasa mengimbangi pengaruh negatif tersebut dan mengalihkannya kepada kebaikan dan penerimaan kebenaran-kebenaran agama. Seperti halnya yang diungkap dalam QS. Huud (11): 73

“Para malaikat itu berkata: "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah."

Dari ayat ini tampak jelas bahwa malaikat pada hakikatnya senantiasa melakukan proses pendidikan sepanjang hidup (long-life education) kepada manusia, yaitu dengan mengarahkan dan memberikan stimulasi pada sisi-sisi kebaikan dalam hati manusia. Dengan demikian, orang yang beriman merasakan adanya tuntunan dan kontrol melekat pada diri mereka, yang pada hakikatnya berasal dari bisikan-bisikan (llham) malaikat.

 

 

3.      Rasa tanggung jawab

 Konsep pendidikan Islam menempatkan nilai responsibilitas/rasa tanggung jawab (syu'urbil mas'uliyyah) sebagai dasar sistem pendidikan rohaniah, dengan dasar bahwa kesadaran akan adanya tanggung jawab yang tertanam dalam hati nurani manusia memberikan pengaruh penting dalam pembinaan pribadi individu dan masyarakat. Islam mendidik umatnya dengan menanamkan keyakinan bahwa setiap perbuatan dan ucapan manusia diketahui oleh Allah Swt., dan mereka akan bertanggung jawab atas segala hal tersebut.

Dalam konsep keimanan kepada malaikat, diyakini adanya malaikat yang mendatangi dan menanyai setiap manusia dalam kubur. Manusia akan dimintai pertanggungjawaban mereka atas apa yang mereka perbuat selama di dunia, sebgaimana difirmankan Allah Swt. dalam QS. Az-Zalzalah (99): 6.

“Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.”

 

Keimanan ini mengandung nilai yang dapat dijadikan dasar dalam menanamkan rasa tanggung jawab atas segala tindakan mereka, sekaligus memberikan indoktrinasi bahwa setiap perbuatan, baik dan buruk, pasti mendapat ganjaran. Dan balasan itu merupakan konsekuensi yang harus diterima oleh setiap manusia. Dengan demikian, hal itu memberikan harapan bahwa pembentukan manusia yang beriman dan bertakwa, yang diwarnai oleh moral keimanan, bukanlah suatu idealisme yang mustahil terwujud.

 

 

4.      Mensucikan pujian kepada Allah Swt.

 Para malaikat senantiasa mensucikan pujian kepada Allah Swt. sebagai Rabb mereka dan memohon ampunan bagi manusia yang berada di bumi. Mereka adalah mahluk yang paling ikhlas terhadap Bani Adam (Al-Fauzan, 2010. hlm. 33). Sifat malaikat yang selalu mensucikan pujian kepada Allah Swt. ini terungkap dalam QS. Ali Imran (3): 18.

“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Ayat tersebut menegaskan bahwa malaikat senantiasa mengagungkan Allah SWT dengan memegang teguh pernyataan bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah yang menegakkan keadilan, Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

 

5.      Senantiasa mengajak kepada kebajikan

Malaikat sebagai utusan Allah Swt. yang selalu taat kepada-Nya, senantiasa menyeru manusia kepada kebaikan. Mereka akan selalu mengingatkan manusia dengan berbagai cara agar manusia tetap berada di jalan kebenaran yang haq seizin Allah Swt., termasuk dengan cara menyampaikan/menimpakan adzab Allah kepada mereka yang dzalim seperti kisah kaum Nabi Lut as. sebagaimana diungkap dalam firman Allah Swt. dalam QS. Huud (11): 81.

“Para utusan (malaikat) berkata: "Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorang di antara kamu yang tertinggal, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa adzab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya adzab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?".

 Pada ayat tersebut, malaikat memberikan peringatan kepada penduduk Sodom (kaum Nabi Luth as.) atas kedzalimannya untuk menyelamatkan orang-orang yang taat kepada Allah dengan menimpakan adzab atas perintah Allah Swt.Bahkan, para malaikat itu senantiasa berdo’a memohonkan ampunan kepada Allah bagi manusia agar manusia selalu berada di jalan kebajikan, seperti diungkap dalam firman Allah Swt. (Qs. Al-Ahzab (33): 43).

“Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” [2]

 

6.      Senantiasa berdzikir dan mengagungkan Allah

Malaikat adalah makhluk yang paling taat dan sangat dimuliakan. Mereka tidak pernah dan tidak akan pernah sedikitpun ingkar kepada Allah Swt. Selamanya, mereka senantiasa berdzikir dan memuji keagungan Allah. Hal ini diungkap dalam firman-firman Allah Swt. seperti dalam QS. Al-Anbiyaa’ (21): 19:

“Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih.”

Kapanpun, para malaikat ini tidak pernah berhenti bertasbih kepada Allah Swt. tanpa merasakan jemu dan bosan, sebagaimana diungkap dalam QS. Fushshilat (41): 38.

“Jika mereka menyombongkan diri, maka mereka (malaikat) yang di sisi Tuhanmu bertasbih kepada-Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak jemu-jemu.”

Begitu pula dalam setiap ucapannya, malaikat senantiasa mengagungkan Allah Swt., seperti diungkap dalam QS. Saba’ (34): 41.

“Malaikat-malaikat itu menjawab: "Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka: bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu.”

 

E.     Hikmah Beriman kepada Malaikat

1.      Senantiasa patuh menjalankan perintah Allah SWT, dan menjauhi larangannya

2.      Senantiasa menolong, menjaga, optimis, penuh semangat dantidak putus asa

3.      Senantiasa berlombalomba dalam kebaikan

4.      Senantiasa berhati-hati dalam berbicara dan bertindak

5.      Senantiasa melakukan hal yang terbaik dalam rangka meningkatkan ketakwaan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

Iman kepada malaikat adalah mempercayai dan meyakini bahwa Allah SWT telah menciptakan malaikat yang diberi tugas untuk mengatur alam dan mengurus perjalanan alam semesta dan tugas tertentu lainnya.

Hukum beriman kepada malaikat yaitu fardu 'ain atau kewajiban yang dibebankan pada tiap muslim.  Nama malaikat Allah yang dapat kita ketahui yaitu :

Malaikat Jibril (Menyampaikan Wahyu), Malaikat Mikail (Membagikan Rezeki), Malaikat Israfil (Meniup sangkakala), Malaikat Izrail (Mencabut nyawa), Malaikat Munkar (Menanyakan dalam kubur), Malaikat Nakir (Meniup sangkakala), Malaikat Raqib (Mencatat Amal Baik), Malaikat Atid (Mencatat Amal buruk), Malaikat Malik (Menjaga pintu neraka), Malaikat Ridwan (Menjaga pintu surga).

Sifat- sifat  Malaikat  Allah yang  wajib  diimani dan diteladani oleh setiap muslim yaitu ketaatan dan kedisiplinan, pengendalian diri dari perilaku negative, rasa tanggung jawab, mensucikan pujian kepada Allah Swt., senantiasa mengajak kepada kebajikan, Senantiasa berdzikir dan mengagungkan Allah.

Hikmah beriman kepada Malaikat antara lain : Senantiasa patuh menjalankan perintah Allah SWT, dan menjauhi larangannya, senantiasa menolong, menjaga, optimis, penuh semangat dan tidak putus asa, senantiasa berlombalomba dalam kebaikan, senantiasa berhati-hati dalam berbicara dan bertindak, senantiasa melakukan hal yang terbaik dalam rangka meningkatkan ketakwaan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta’lim:2018

 https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6114562/hukum-beriman-kepada-malaikat-sesuai-al-quran-dan-hadits.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



[1] Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta’lim:2018.hal.150.

[2] Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta’lim:2018.hal 151-155.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar