Rabu, 23 November 2022

MAKALAH FENOMENA KONTEMPORER TERKAID AKIDAH II

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Di masa ini, masyarakat dunia dihebohkan dengan fenomena munculnya sekumpulan orang yang di yakini memiliki bakat-bakat dan kemampuan-kemampuan yang luar biasa. Beberapa diantara mereka ada yang memiliki kemampuan untuk bisa melihat peristiwa yang terjadi di masa depan. Ada yang mampu melihat dan berkomunikasi dengan makhluk-makhluk roh yang tak kasat mata oleh orang pada umumnya. Ada juga yang secara tiba-tiba memiliki kemampuan tertentu (seperti berbahasa asing dan lain sebagainya) tanpa melalui proses belajar sebelumnya. Beberapa diantara mereka ada yang didapati memeliki kecerdasan yang luar biasa, dengan IQ diatas rata-rata, serta masih banyak lagi kemampuan-kemampuan yang lain.

Namun, Tampaknya kepercayaan masyarakat terlalu berlebihan dalam menanggapi fenomena tersebut. Terutama terhadap kamampuan yang berada di luar batas kodrat manusia sebagai makhluk. Seperti mengetahui hal-hal ghoib, melihat roh-roh yang sudah meninggal dan meramal masa depan. dalam makalah kali ini kami menulis tentang “Fenomena kontemporer terkait akidah” dengan berbagai pembahasan seperti ; manusia Indigo, manusia bermitra dengan jin, dan pawang hujan.

 

B.     Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat diperoleh beberapa rumusan masalahnya, yaitu antara lain:

1.      Bagaimana pandangan islam terhadap manusia indigo?

2.      Bagaimana pandangan islam terhadap manusia bermitra dengan jin?

3.      Bagaimana pandangan islam terhadap pawang hujan ?

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Manusia Indigo

individu indigo merupakan variasi baru dalam karakteristik manusia. Mereka memiliki karakteristik yang mengarah pada fenomena spiritual, selain itu mereka juga dikenal sebagai individu yang cerdas, mudah menangkap informasi meskipun belum pernah diajarkan sebelumnya. Kemampuan lainnya yang terlihat adalah mereka memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap hal-hal yang berkaitan dengan alam dan manusia. Jadi meskipun mereka memiliki karakteristik khusus seperti kemampuan “membaca” perasaan atau bahkan pikiran dan mengetahui keberadaan makhluk halus tapi tetap mereka memiliki kemampuan bersifat rasional yang bisa digunakan untuk arah positif.[1]

Bagaimana Indigo menurut pandangan Islam? Bahwa kebanyakan anak Indigo mempunyai karakteristik yang berbeda dan memiliki kemampuan yang lebih melebihi anak seusianya termasuk diantaranya juga memiliki kemampuan melihat sesuatu dari alam lain (ghaib) Bagi anak indigo, kemampuan seperti ini tidak diperoleh melalui suatu proses belajar tertentu melainkan menurut sebagian orang karena adanya sesuatu didalam tubuhnya yang disebut aura yang berwarna indigo (nila) Berbicara soal kemampuan manusia terhadap sesuatu, tentunya kita juga harus melihat juga akan kodrat manusia yang serbu terbatas atas segala sesuatunya, kecuali manusia pilihan yang telah diberi anugerah atas kehendak dan karunia Allah SWT. Demikian pula soal kemampuan manusia terhadap kepemilikan ilmu pengetahuan khususnya dalam hal ini pengetahuan yang berkaitan dengan hal hal ghaib yang lazim dimiliki oleh sebagian anak-anak atau orang Indigo.

Sesungguhnya kemampuan manusia atas kepemilikan ilmu pengetahuan hanyalah bagaikan setetes air di samudra luas atas ilmu pengetahuan yang dimiliki Allah SWT Oleh sebab itu, maka apabila ada seseorang dianggap memiliki kemampuan tentang sesuatu melebihi kodratnya sebagai manusia pada umumnya kita harus berhati-hati dan waspada dalam menyikapinya. Dalam beberapa hal Allah SWT bisa saja memberikan ilmu pengetahuan kepada manusia secara langsung tanpa melalui proses belajar seperti pengetahuannya Nabi Khidir as, dan ini pun karena Khudir adalah seorang nabi dan rosul, maka wajar jika Allah memberikan pengetahuan itu. Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur'an, yang artinya "Maka mereka berdua (Nabi Musa dan pembantunya) mendapatkan seorang hamba dari hamba-hamba Kami (yaitu nabi khidir) yang telah Kami anugrahi rohmat dan telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami (Allah)." (QS. Al Kahfi 65)

Jika seseorang yang saleh dan bertaqwa kepada Allah dimungkinkan bisa memperoleh pengetahuan dari Allah tanpa proses belajar tertentu, yang kemudian menurut kaum sufi disebut ilmu laduni, lalu bagaimana dengan kemampuan seorang anak Indigo? yang juga kebanyakan dari mereka memiliki kamampuan tentang sesuatu melebihi anak lain tanpa melalui proses belajar termasuk mengetahui hal hal yang gaib. Seperti dapat melihat jin atau setan, mengetahui kehidupan masa lalu dan masa datang, dan lain-lain. Dalam kaitan ini maka tentu saja kita harus melihatnya dengan penuh kehati hatian dengan melihat seberapa tinggikah tingkat kesalehan dan ketaqwaan anak yang terindikasi indigo tersebut kepada Allah SWT Jika terindikasi tidak ada kesalehan dan ketaqwaan yang ditunjukan oleh yang bersangkutan, terlebih kemampuannya itu didasari dengan menggunakan sesuatu media tertentu yang ia percayai memiliki tuah atau kekuatan tertentu, maka hal ini diindikasikan sebagai orang yang tidak mendapatkan hidayah dan Allah dan tergolong kesesatan, karena kodratnya  manusia tidak dapat melihat jin dalam ujud aslinya.

Sebagaimana firman Allah dalam Al Qur'an yang artinya: "Wahai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan, sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu-bapakmu dari surga, ia menanggalkan pakaiannya dari keduanya untuk memperlihatkan kepada keduanya- auratnya. Sesungguhnya, ia (iblis/setan) dan pengikut pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana) kamu tidak bisa melihat mereka Sesungguhnya, Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman." (QS. Al-A'raf 27)

Firman Allah tersebut diatas menunjukkan bahwa kodratnya manusia sesungguhnya tidak ada kemampuan untuk dapat melihat jin/setan. Lalu bagaimana jika ada sesorang dianggap telah memiliki kemampuan dapat melihat jin/setan dimana dalam kaitan ini seseorang yang terindikasi indigo juga memiliki kemampuan seperti ini. Dan mengapa sengapa seseorang bisa indigo? Ustadz Abu Musa menjawab "Kemungkinan ada salah satu dari leluhur anak indigo yang melakukan persekutuan dengan jin. Inilah menyebabkan ada jin yang bersemayam dalam diri keturunannya Mengenai prediksi tentang masa depan, itu sebenarnya pekerjaan dari jin yang bersemayam dalam dirinya dan tentunya jin musyrik yang banyak bertapa sehingga memiliki kekuatan yang besar dan mampu meramalkan masa depan dan mungkin bisa jadi itu semua skenario jin tersebut.

 

 

 

B.     Manusia Bermitra dengan Jin

 

Sejak dahulu kala hingga sekarang, ada manusia yang bersekutu dengan jin atau meminta pertolongan jin. Padahal Alquran sudah memperingatkan agar hanya meminta pertolongan kepada Allah SWT. Alquran juga mengingatkan bahayanya meminta pertolongan jin. Dalam Surat Al-Jinn dijelaskan manusia yang meminta pertolongan jin justru dibuat tersesat oleh jin.

 

وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا

"Dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin, tetapi mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat." (QS Al-Jinn: 6)

 

Mengutip Tafsir Kementerian Agama, maksud ayat tersebut adalah, "Jin mengatakan, sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia di antaranya adalah tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam masyarakatnya yang meminta perlindungan kepada beberapa tokoh laki-laki dari jin, tetapi mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat."

 

Ada di antara orang-orang Arab apabila mereka melintasi tempat yang sunyi, mereka minta perlindungan kepada jin yang mereka anggap berkuasa di tempat itu. Jin itu juga mengatakan bahwa banyak di antara manusia yang berlindung dan memohon kepada jin. Hal itu mengakibatkan manusia dikuasai oleh jin, dan dibawa untuk berbuat kejahatan sehingga mereka durhaka dan berdosa.

 

 

 

 

C.    Pawang Hujan

 

Allah ta’ala berfirman:

Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kalian mengambil pelajaran” (Al-A’raf 57)

 

            Yang menggerakan angin, cuaca, hujan dan lain sebagainya hanyalah Allah. Manusia hanya bisa memprediksi tanda-tanda alami (kauniyah) yang mana prediksi tersebut bisa salah dan benar. Maka prediksi cuaca seperti ini yang berdasar pada tanda-tanda alami adalah tidak mengapa, selama tidak diiringi dengan keyakinan kebenarannya. Jadi, hanyalah prediksi belaka.

 

            Pawang hujan yang diklaim bisa memindahkan hujan atau menahan hujan, maka sejatinya mereka ini adalah paranormal (dukun) yang seringkali bekerja sama dengan jin, sebagaimana dukun-dukun lainnya.

 

            Kata para ulama, dukun dari tukang sihir adalah thaghut dan para pendusta Allah Ta’ala berfirman :

“Maukah Aku beritakan kepada kalian, kepada siapa syaitan syaitan itu turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi banyak berbuat jahat buruk (para dukun dan tukang sihir) Syaitan syaitan tersebut menyampaikan berita yang mereka dengar (dengan mencuri berita dari langit, kepada para dukun dan tukang sihir), dan kebanyakan mereka adalah para pendusta" (QS asy-Syu'araa 221- 223).

Para ulama tafsir menjelaskan bahwa para pendusta dalam ayat di atas adalah dukun dan yang semisal dengan mereka.

 

Mendatangi pawang hujan sama hukumnya dengan mendatangi dukun, Hukumnya diperinci sebagai berikut: Mendatangi dan bertanya kepada mereka tanpa membenarkannya, maka ini hukumnya dosa yang sangat besar dan tidak diterima shalatnya selama empat puluh hari (bukan artinya tidak perlu sholat karena sholat itu kewajiban yg tidak boleh ditinggalkan) sama dengan kufur ashghar. Mendatangi mereka dan membenarkannya mereka maka ini adalah kafir.

 

Apabila yang dilakukan dukun itu terjadi dan nyata seperti yang diklaim Maka Jangan tertipu sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika ditanya tentang al-kuhhaan (para dukun), beliau shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang tidak ada artinya"

 

Salah seorang sahabat berkata, "Sesungguhnya para dukun tersebut terkadang menyampaikan kepada kami suatu (berita) yang (kemudian ternyata) benar. Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda. Kalimat (berita) yang benar itu adalah yang dicuri (dari berita di langit) oleh jin (syaitan), lalu dimasukkannya ke telinga teman dekatnya (yaitu dukun dan tukang sihir) yang kemudian mereka mencampur adukkan berita tersebut dengan seratus kedustaan (Muttafaq alaihi)[2]

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Islam tidak memungkiri adanya fenomena anak-anak yang lahir dengan berbagai keanehan dan kelebihan. Mereka biasa di sebut Anak-anak indigo. Namun, Islam memungkiri fenomena kekuatan dan kemampuan supranatural mereka yang di kaitkan dengan karomah atau pemberian Allah. Kemampuan itu tidak lain datang dari tipudaya setan yang bersemayam di tubuhnya. Kita bisa tahu dengan menyesuaikan fenomena tersebut dengan dalil syar’I dari Al Qur’an maupun As Sunnah.

Bermitra dengan Jin atau setan, dimana kerjasama tersebut berkosekuensi memberikan sebahagian keta'atan kepada Jin atau setan. Karena Jin atau setan tidak akan pernah mau melakuakn kerjasama selama belum memenuhi persyaratan yang diberikan Jin atau setan. Hal ini adalah merupakan salah satu bentuk kesyirikan kepada Allah.

Pawang hujan yang diklaim bisa memindahkan hujan atau menahan hujan, maka sejatinya mereka ini adalah paranormal (dukun) yang seringkali bekerjasama dengan jin, sebagaimana dukun-dukun lainnya. Kata para ulama, dukun dari tukang sihir itu adalah thaghut dan para pendusta Allah Ta’ala.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Aririana, A. Y. (1945). Penerimaan Diri Pada Individu Indigo. Psikologi Indonesia .

Yuliani, S. (2020). Mengubah Lingkungan Sesuai Dengan Ajaran Agama Islam .

 



[1] Isrida Yul Arifiana, “Penerimaan Diri Pada Individu Indigo”, Jurnal Psikologi Indonesia, Vol.5 No.03, (Agustus 1945), 194-195.

[2] Sapitri Yuliani, Mengubah Lingkungan Sesuai Dengan Ajaran Islam, hal. 48-52.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar