Senin, 01 November 2021

MAKALAH PERMINTAAN DAN PENAWARAN

 BAB 1

PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang

Ekonomi adalah salahsatu faktor penunjang kesejahteraan bangsa, melalui ekonomi yang meningkat tentu akan mencapai cita-cita kemerdekaan Indonesia sebagaimana termaktub pada Alinea Ke-4 UUD 1945 maka dari itu wajib rasanya masyarakat Indonesia memahami ekonomi meskipun secara mendasar. Ekonomi tentu tidak lepas dari 2 hal yaitu permintaan dan penawaran, namun saat ini tidak banyak orang yang mengetahui maksud dari dua hal itu dan bagaimana cara mengedalikannya.

Ekonomi mikro adalah ilmu yang mempelajari aktivitas-aktivitas perekonomian yang bersifat bagian kecil, yang memusatkan perhatiannya pada masalah bagaimana konsumen akan mengalokasikan pendapatannya yang terbatas terhadap berbagai macam barang dan jasa yang dibutuhkan, untuk memperoleh kepuasan maksimum. Dalam teori ekonomi mikro menganggap bahwa faktor produksi (alam, tenaga kerja,modal,dari pengusaha) yang dimiliki oleh masyarakat sifatnya terbatas, sedangkan keinginan manusia tidak terbatas. Untuk itu masyarakat harus dapat memilih kegiatan ekonomi, yang meliputi kegiatan dalam memproduksi, menyalurkan, dan menggunakan barang maupun jasa.

Beberapa orang menganggap bahwa ilmu ekonomi dimulai dan diakhiri dengan hukum permintaan dan penawaran. Jelas bahwa anggapan ini terlalu mengandalkan ilmu ekonomi satu menit. Akan tetapi hukum yang dikenal dengan hukum penawaran dan permintaan memang merupakan bagian yang terpenting dalam pemahaman kita mengenai system pasar. Pertama kita perlu mengetahui apa saja yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, berikutnya baru kita dapat melihat bagaimana permintaan dan penawaran bersama-sama menentukan harga serta bagaimana system harga itu secara keseluruhan memungkinkan system perekonomian bereaksi terhadap perubahan permintaan dan perubahan penawaran.

Dalam perekonomian ada pula yang dikatakan dengan keseimbangan dan elastisitas. Keseimbangan bisa juga disebut dengan harga pasar, dimana keseimbangan merupakan harga yang terjadi sebagai akibat interaksi permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar. Pemahaman elastisitas dari permintaan dan penawaran yakni apa yang akan terjadi terhadap permintaa dan penawaran jika ada perubahan harga, secara umum elastisitas adalah suatu pengertian yang menggambarkan derajat kepekaan/ respon dari jumlah barang yang diminta/ ditawarkan akibat perubahan factor yang mempengaruhinya.

B.       Rumusan Masalah

Yang menjadi permasalahan dalam penyusunan makalah ini penulis akan membahas tentang:apa pengertian dari permintaan dan penawaran beserta konsep yang terdapat didalamnya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

1.     Permintaan

1.        Pengertian

Beberapa ahli ekonomi menjelaskan definisi permintaan sebagai berikut; permintaan merupakan hubungan antara jumlah permintaan dengan harga. Permintaan menunjukan tingkat permintaan akan suatu barang atau jasa dari konsumen. Permintaan menunjukan hubungan antara jumlah barang yang diminta konsumen dengan harga barang. Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu pada periode tertentu. Permintaan adalah hubungan  antara jumlah yang diminta dengan harga. Berdasarkan beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan permintaan merupakan hubungan antara jumlah barang dan jasa yang diminta pada pasar tertentu pada tingkat harga tertentu dalam periode waktu tertentu.[1]

2.    Faktor Permintaan

Harga komoditas menjadi faktor utama dalam menentukan banyak sedikitnya jumlah  komoditas yang diminta, namun harga komoditas bukanlah satu-satunya faktor yang dapat memengaruhi permintaan, masih banyak faktor lain yang dapat memengaruhi naik turunnya permintaan atas suatu komoditas, yaitu :

1.          Pendapatan konsumen

Perubahan pendapatan konsumen akan berdampak terhadap jumlah komoditas yang  diminta dengan asumsi faktor lain ceteris paribus. Untuk komoditas normal, kenaikan pendapatan konsumen akan mendorong kenaikan jumlah komoditas yang diminta. Sedangkan untuk komodits inferior, kenaikan pendapatan konsumen akan mendorong penurunan jumlah komoditas yang diminta dengan asumsi faktor lain ceteris paribus.

2.          Harga komoditas terkait

Komoditas dan konsumsi terkait dalam dua bentuk yaitu komoditas subsitusi dan komoditas komplementer. Kenaikan harga komoditas tertentu akan mendorong naiknya jumlah komoditas subsitusi yang diminta. Sebaliknya, penurunan harga komoditas tertentu akan mendorong turunnya jumlah komoditas subsitusi yang diminta. Sedangkan untuk komoditas komplementer, kenaikan harga komoditas utama akan menurunkan permintaan terhadapkomoditas komplementer. Keadaan ini berlaku jika asumsi ceteris paribus terpenuh.[2]

3.          Perkiraan harga dimasa datang

Perkiraan konsumen dimasa datang akan berpengaruh terhadap jumlah komoditas yang diminta. Ketika harga diperkirakan naik maka jumlah komoditas yang diminta konsumen saat ini akan mengalami kenaikan, sebaliknya ketika harga diperkirakan turun maka jumlah komoditas yang diminta konsumen saat ini akan mengalami kenaikan. Keadaan ini berlaku dengan asumsi ceteris paribus.

4.          Selera

Perubahan selera konsumen juga akan berpengaruh terhadap jumlah komoditas yang diminta dengan asumsi ceteris paribus. Namun karena selera sulit dihitung dengan angka maka seringkali dianggap konstan. pendapat lain tentang faktor penentu permintaan adalah harga komoditas itu sendiri, harga komoditas lain yang berkaitan dengan komoditas tersebut, pendapatan masyarakat, corak distribusi pendapatan masyarakat, citarasa masyarakat, jumlah penduduk ramalan masa depan.

3.     Hukum Permintaan

Ahli ekonomi berupaya untuk menganalisis sistem harga, dalam hal ini membutuhkan pendekatan terhadap masalah yang terdapat dalam unsur pembentukan harga. Para ahli ekonomi membatasi unsur-unsur yang dapat mempengaruhi mekanisme dalam pembentukan harga dengan menggunaakan dua faktor saja yaitu permintaan dan penawaran. Permintaan, itu sendirimemiliki hukum dalam ilmu ekonomi. Banyak penjabaran atau pengertian Hukum permintaan. Menurut Mustofa E. Nasution dalam bukunya berbunyi: “kuantitas barang atau jasa yang orang bersedia untuk membelinya pada berbagai tingkat harga dalam suatu periode tertentu”. Atau dapat disimpulkan dari bunyi hukum permintaan diatas “suatu barang apabila harganya makin rendah, maka permintaan terhadap barang tersebut akan meningkat, sebaliknya apabila harga suatu barang makin tinggi maka permintaan terhadap barang tersebut akan menurun. Jadi konsep permintaan terhadap barang dan jasa hanya memperhatikan konsumen yang preferensi dan daya beli sekaligus. Dalam merumuskan hukum permintaan tersebut, diasumsikan atau dijelaskan bahwa permintaan terhadap barang dan jasa yang dibutuhkan harus terpenuhi atau dengan kata lain ada faktor-faktor selain harga yang dianggap tetap.

4.     Perbedaan Teori Permintaan Konvensional Dengan Permintaan Islam

       Definisi dan faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap permintaan, antara permintaan konvensional dan islam mempunyai kesamaan. Ini dikarenakan bahwa keduanya merupakan hasil dari penelitian kenyataan dilapangan (empiris) dari tiap-tiap unit ekonomi. Namun terdapat perbedaan yang mendasar di antara keduanya, diantaranya: [3]

·         Perbedaan utama antara kedua teori tersebut tentunya adalah mengenai sumber hukum dan adanya batasan syariah dalam teori permintaan Islami. Permintaan Islam berprinsip pada entitas utamanya yaitu Islam sebagai pedoman hidup yang langsung dibimbing oleh Allah SWT. Permintaan Islam secara jelas mengakui bahwa sumber ilmu tidak hanya berasal dari pengalaman berupa data-data yang kemudian mengkristal menjadi teori-teori, tapi juga berasal dari firman-firman Tuhan (revelation), yang menggambarkan bahwa ekonomi Islam didominasi oleh variabel keyakinan religi dalam mekanisme sistemnya.

·         Teori ekonomi yang dikembangkan barat membatasi analisisnya dalam jangka pendek yakni hanya sejauh bagaimana manusia memenuhi keinginannya saja. Tidak ada analisis yang memasukkn nilai-nilai moral dan sosial. Analisis hanya dibatasi pada variabel-variabel pasar semata, seperti harga, pendapatan dan sebagainya. Variabel-variabel lainnya tidak dimasukkan, seperti variabel nilai moral seperti kesederhanaan, keadilan, sikap mendahulukan orang lain. Dalam ekonomi konvensional filosofi dasarnya terfokus pada tujuan keuntungan dan materialme. Hal ini wajar saja karena sumber inspirasi ekonomi konvensional adalah akal manusia yang tergambar pada daya kreatifitas, daya olah informasi dan imajinasi manusia. Padahal akal manusia merupakan ciptaan Tuhan, dan memiliki keterbatasan bila dibandingkan dengan kemampuan.

·         Konsep permintaan dalam Islam menilai suatu komoditi tidak semuanya bisa untuk dikonsumsi maupun digunakan, dibedakan antara yang halal maupun yang haram. Allah telah berfirman dalam Surat Al-Maidah ayat 87 & 88 :

$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä Ÿw (#qãBÌhptéB ÏM»t6ÍhsÛ !$tB ¨@ymr& ª!$# öNä3s9 Ÿwur (#ÿrßtG÷ès? 4 žcÎ) ©!$# Ÿw =Ïtä tûïÏtF÷èßJø9$# ÇÑÐÈ   (#qè=ä.ur $£JÏB ãNä3x%yu ª!$# Wx»n=ym $Y7ÍhsÛ 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# üÏ%©!$# OçFRr& ¾ÏmÎ/ šcqãZÏB÷sãB ÇÑÑÈ  

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya”

Oleh karenanya dalam teori permintaan Islami membahas permintaan barang halal, barang haram, dan hubungan antara keduanya. Sedangkan dalam permintaan konvensional, semua komoditi dinilai sama, bisa dikonsumsi atau digunakan.

·         Dalam motif permintaan Islam menekankan pada tingkat kebutuhan konsumen terhadap barang tersebut sedangkan motif permintaan konvensional lebih didominasi oleh nilai-nilai kepuasan (interest). Konvensional menilai bahwa egoisme merupakan nilai yang konsisten dalam mempengaruhi seluruh aktivitas manusia.

·         Permintaan Islam bertujuan mendapatkan kesejahteraan atau  kemenangan akhirat (falah) sebagai turunan dari keyakinan bahwa ada kehidupan yang abadi setelah kematian yaitu kehidupan akhirat, sehingga anggaran yang ada harus disisihkan sebagai bekal untuk kehidupan akhirat.

 

5.          Teori Penawaran

Terdapatnya permintaan belum merupakan syarat yang cukup untuk mewujudkan transaksi dalam pasar. Permintaan yang wujud hanya dapat dipenuhi apabila para penjual dapat menawarkan barang-barang yang diperlukan masyarakat di pasar.

a.       Teori Penawaran Islam

Membahas teori penawaran Islam, kita harus kembali kepada sejarah penciptaan manusia. Bumi dan manusia tidak diciptakan pada saat yang bersamaan. Bumi berevolusi sedemikian rupa sampai suatu saat segalanya siap untuk manusia, ketika itulah manusia pertama diciptakan dan diturunkan kemuka bumi.

Dalam memanfaatkan alam yang telah disediakan Allah bagi keperluan manusia larangan yang harus dipatuhi adalah: janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi. Larangan ini tersebar dibanyak tempat didalam al-qur’an dan betapa Allah sangat membenci mereka yang berbuat kerusakan dimuka bumi. Meskipun defenisi kerusakan tersebut sangat luas akan tetapi dalam kaitannya dalam produksi, larangan tersebut memberi arahan nilai dan panduan moral. Produksi islami bukan hanya dilarang mengakibatkan kerukan dalam memanfaatkan alam dan lingkungan, artinya ia tidak boleh mengakibatkan hutan menjadi gundul dan berobah menjadi lahan kritis yang mengakibatkan banjir dan longsor, menimbulkan polusi yang diatas ambang batas yang aman bagi kesehatan.

Aturan etika dan moral yang membatasi kegiatan produksi kegiatan tersebut tentu saja berpengaruh terhadap fungsi penawaran barang dan jasa. Sebagai contoh, apabila suatu proses produksi, menghasilkan polusi, maka biaya lingkungan dan sosial tersebut harus dihitung dalam ongkos produksi sehingga ongkos meningkat dan penawaran akan berkurang. Dampaknya kurva penawaran akan bergeser kekiri

1.    Hukum penawaran

Sebagaimana yang kita kenal semenjak pertama kali kita belajar ilmu ekonomi kita mengenal hukum penawaran yang sangat sederhana yaitu bila harga naik maka kuantitas yang ditawarkan naik, dan bila harga turun maka demikian pula kuantitas yang ditawarkan, hubungan ini disebut kurva penawaran.[4]

Penawaran barang atau jasa bisa juga didefinisikan sebagai berkut:

Kuantitas barang atau jasa yang orang bersedia untuk menjualnya pada berbagai tingkat harga dalam suatu periode waktu tertentu. Pebedaan defenisi penawaran dengan defenisi permintaan hanya terlerak pada satu kata. Jika permintaan menggunakan kata membeli, maka penawaran menggunakan kata menjual. Seperti juga dalam permintaan analisis penawaran juga mengasumsikan suatu periode waktu tertentu, dan bahwa faktor-faktor penentu penwaran selain harga barang tersebut dianggap tidak berubah atau konstan (Ceteris Paribus).[5]

Dengan kata lain defenisi penawaran bisa juga dijelaskan dengan proses atau gejala subtitusi pada umumnya sumber-sumber dan teknik produksi yang digunakan oleh seorang produsen dapat digunakan untuk memproduksi berbagai macam dan jumlah produk.

Hubungan antara jumlah barang yang di tawarkan (jumlah penawaran atau Quantity Supplied) dengan harga barang adalah hubungan yang searah. Jika harga barang tinggi maka akan lebih banyak orang yang melihat potensi mendapat keuntungan dengan menjual barang yang diproduksi atau dimilikinya, sehingga jumlah penawaran barang tersebut pun tinggi. Sebaliknya apabila harga turun maka jumlah penawaran pun akan turun. Lebih sedikit orang yang dapat memperoleh keuntungan dari harga yang rendah, sedangkan mereka yang tidak memperoleh keuntungan dari harga yang rendah akan menunda penjualan, akibatnya jumlah penawaran di pasar pun berkurang.

Hubungan antara penawaran barang atau jasa itu sendiri dinyatakan dalam hukum penawaran yang bunyinya: semakin tinggi harga suatu barang maka semakin besar jumlah penawaran barang tersebut, semakin rendah harga seuatu barang maka semakin rendah pula jumlah penawaran barang tersebut.

Dalam menganalisis penawaran perlu pula dibedakan antara penawaran (supply) dan jumlah penawaran (Quantity Supplied). Pembedaan diantara keduanya sama seperti ketika kita membedakan anatara permintaan (demand) dengan jumlah permintaan (quantity demanded). Secara ringkas bisa dikatakan bahwa perubahan pada harga barang atau jasa mengakibatkan perubahan pada jumlah penawaran barang atau jasa tersebut.

Seperti juga permintaan, penawaran terhadap suatu barang tidak hanya dipengaruhi harga barang tersebut. Banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi penawaran suatu barang selain harga barang tersebut sebagaimana telah diterangkan diatas, perubahan pada faktor selain harga yang akan diuraiakan dibawah ini akan menyebabkan kurva penawaran bergeser. Adapun arah pergeseran apakah ke atas atau ke bawah tentu bergantung kepada efek perubahan masing-masing variabel terhadap jumlah penawaran pada harga yang tetap.

Ada juga yang disebut dengan Schedul Penawaran Output. Schedul Penawaran Output dapat dinyakan dengan kurva yang disebut kurva penawaran. Disini dapat dibedakan antara kurva penawaran produsen individual dengan kurva penawaran pasar. Kurva penawaran pasar adalah penjumlahan secara horizontal kurva-kurva penawaran produsen individual. Bila masing-masing individual sama-sama besar maka permintaan pasar dapat diperoleh dengan mengalihkan kuantitas yang ditawarkan oleh produsen individual dengan banyaknya produsen.[6]

Untuk mempelajari teori-teori penawaran, baik itu penawaran produsen tunggal maupun penawaran agregat (pasar), kita juga perlu mengambil pelajaran dari ekonomi konvensional agar dapat bersaing dengan mereka dengan menyesuaikanya pada ajaran  syari’at.

Teori  penawaran produsen tunggal yaitu apabila faktor yang kita anggap konstan dalam memperoleh sechedul penawaran dan kurva penawaran (syarat ceteris paribus) berubah, maka seluruh kurva penawaran akan bergeser hal ini disebut sebagai perubahan atau pergeseran penawaran dan harus dibedakan secara tajam dari perubahan jumlah yang ditawarkan (yang menunjukan pergerakan sepanjang kurva penawaran yang sama).

Sedangkan teori penawaran pasar yaitu suatu komoditi memberikan jumlah alternatif dari penawaran komoditi dalam periode waktu tentu pada berbagai harga alternatif oleh semua produsen yang ada dalam pasar. Penawaran pasar komoditi tergantung pada semua faktor yang menentukan penawaran produsen secara individu dan seterusnya pada jumlah produsen dalam pasar.

Adapun faktor-faktor lain yang menentukan penawaran suatu barang adalah :

a)                  Biaya dan teknologi

Biaya dan teknologi adalah dua konsep yang sangat erat berkaitan satu sama lain. Yang dimaksud dengan biaya adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang dan jasa mencakup biaya tenaga kerja,biaya bahan baku, jika sistem ekonomi konvensional dalam operasionalnya. Teknologi adalah penemuan dan peningkatan teknologi yang diterapkan untuk menurunkan biaya produksi. Contohnya adalah penggunaan robot dan komputer. Jika diterapkan teknologi baru dan sebagainya.

b)                  Jumlah penjual

Jumlah penjual memiliki dampak langsung terhadap penawaran makin banyak jumlah penjual yang mampu menjual pada tingkat harga tertentu makin tinggi penawaran.

c)                  Dugaan tentang masa depan

Aspek dugaan atau ekspektasi terhadap masa depan mencakup dugaan mengenai perubahan harga dari barang tersebut. Misalnya, jika penjual menduga bahwa harga barangnya akan meningkat dimasa depan, ia akan mengurangi penawarannya pada saat ini. Akibatnya penawaran berkurang. Hal ini dilarang oleh nabi, karena seperti yang nanti akan kita lihat, perilaku ini mengakibatkan harga di pasar melonjak.

d)                 Kondisi alam

Kondisi alam seperti terjadinya bencana banjir, gempa bumi, dan sebagainya. Bisa mengakibatkan penawaran barang-barang tertentu berkurang khususnya barang-barang hasil pertanian.[7]

Harga dari suatu produk (P), ditentukan oleh keseimbangan antara tingkat produksi pada harga tertentu yaitu penawaran dan tingkat keinginan dari orang-orang yang memiliki kekuatan membeli pada harga tertentu yaitu permintaan.Penawaran (bahasa Inggris: supply), dalam ilmu ekonomi, adalah banyaknya barang atau jasa yang tersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat harga selama periode waktu tertentu.

1.        Macam-macam Penawaran

Apabila ditinjau dari jumlah barang yang ditawarkan, penawaran dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu penawaran perorangan dan penawaran kolektif.

a.       Penawaran Individu

Penawaran individu adalah jumlah barang yang akan dijual oleh seorang penjual.

Contoh penawaran jeruk oleh Pak Heri.

 

 

 

 

b.        Penawaran Kolektif

Penawaran kolektif disebut juga penawaran pasar. Penawaran kolektif adalah keseluruhan jumlah suatu barang yang ditawarkan oleh penjual di pasar. Penawaran pasar merupakan penjumlahan dari keseluruhan penawaran perorangan.

Contoh penawaran kolektif yang dilakukan oleh Pak Heri dan pedagang buah jeruk di pasar.

 

 

 

2.        Faktor-Faktor Penawaran

Penawaran dan produksi mempunyai hubungan yang sangat erat. Hal-hal yang mendorong dan menghambat kegiatan produksi berpengaruh terhadap jumlah penawaran. Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran.

1.        Harga barang itu sendiri

Apabila harga barang yang ditawarkan mengalami kenaikan, maka jumlah barang yang ditawarkan juga akan meningkat. Sebaliknya jika barang yang ditawarkan turun jumlah barang yang ditawarkan penjual juga akan turun.

Misalnya jika harga sabun mandi meningkat dari Rp1.500,00 menjadi Rp2.000,00, maka jumlah sabun mandi yang penjual tawarkan akan meningkat pula.

2.        Harga barang pengganti

Apabila harga barang pengganti meningkat maka penjual akan meningkatkan jumlah barang yang ditawarkan. Penjual berharap, konsumen akan beralih dari barang pengganti ke barang lain yang ditawarkan, karena harganya lebih rendah.

Contohnya harga kopi meningkat menyebabkan harga barang penggantinya yaitu teh lebih rendah, sehingga penjual lebih banyak menjual teh.

3.        Biaya produksi

Biaya produksi berkaitan dengan biaya yang digunakan dalam proses produksi, seperti biaya untuk membeli bahan baku, biaya untuk gaji pegawai, biaya untuk bahan-bahan penolong, dan sebagainya. Apabila biaya-biaya produksi meningkat, maka harga barang- barang diproduksi akan tinggi. Akibatnya produsen akan menawarkan barang produksinya dalam jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan karena produsen tidak mau rugi. Sebaliknya jika biaya produksi turun, maka produsen akan meningkatkan produksinya. Dengan demikian penawaran juga akan meningkat.

4.        Kemajuan teknologi

Kemajuan teknologi sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya barang yang ditawarkan. Adanya teknologi yang lebih modern akan memudahkan produsen dalam menghasilkan barang dan jasa. Selain itu dengan menggunakan mesin-mesin modern akan menurunkan biaya produksi dan akan memudahkan produsen untuk menjual barang dengan jumlah yang banyak.

Misalnya untuk menghasilkan 1 kg gula pasir biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan Manis sebesar Rp4.000,00. Harga jualnya sebesar Rp7.500,00/kg. Namun dengan menggunakan mesin yang lebih modern, perusahaan Manis mampu menekan biaya produksi menjadi Rp3.000,00. Harga jual untuk setiap 1 kilogramnya tetap yaitu Rp7.500,00/kg. Dengan demikian perusahaan Manis dapat memproduksi gula pasir lebih banyak

5.      Pajak

Pajak yang merupakan ketetapan pemerintah terhadap suatu produk sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya harga. Jika suatu barang tersebut menjadi tinggi, akibatnya permintaan akan berkurang, sehingga penawaran juga akan berkurang.

6.      Perkiraan harga di masa depan

Perkiraan harga di masa datang sangat memengaruhi besar kecilnya jumlah penawaran. Jika perusahaan memperkirakan harga barang dan jasa naik, sedangkan penghasilan masyarakat tetap, maka perusahaan akan menurunkan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan.

Misalnya pada saat krisis ekonomi, harga-harga barang dan jasa naik, sementara penghasilan relatif tetap. Akibatnya perusahaan akan mengurangi jumlah produksi barang dan jasa, karena takut tidak laku.

Di antara faktor-faktor di atas, harga barang dianggap sebagai faktor terpenting dan sering dijadikan acuan untuk melakukan analisis penawaran. Harga berbanding lurus dengan jumlah penawaran. Jika harga tinggi, maka produsen akan berlomba-lomba menjajakan barangnya sehingga penawaran meningkat. Sementara itu, jika harga turun, maka produsen akan menunda penjualan atau menyimpan produknya di gudang sehingga jumlah penawaran akan berkurang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Beberapa ahli ekonomi menjelaskan definisi permintaan sebagai berikut; permintaan merupakan hubungan antara jumlah permintaan dengan harga. Permintaan menunjukan tingkat permintaan akan suatu barang atau jasa dari konsumen. Permintaan menunjukan hubungan antara jumlah barang yang diminta konsumen dengan harga barang. Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu pada periode tertentu. Permintaan adalah hubungan antara jumlah yang diminta dengan harga. Berdasarkan beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan permintaan merupakan hubungan antara jumlah barang dan jasa yang diminta pada pasar tertentu pada tingkat harga tertentu dalam periode waktu tertentu.

 

 

 

.


DAFTAR PUSTAKA

 

Siti Nur Fatoni,Pengantar Ilmu Ekonomi, (Bandung : Pustaka Setia, 2014), hlm. 43.

Anita Rahmawati, Ekonomi Mikro Islam, Nora Media Enterprise, Kudus, 2011, hal. 89-93

http://nonkshe.wordpress.com/2010/12/09/teori-permintaan-dalam-pandangan-ekonomi-islam-dan-konvensional/ diakses pada tanggal 22 Oktober 2021

Faried Wijaya, Seri Pengantar Ekonomi Mikro (Yogyakarta: BPFE,1991), hal. 114

Mustafa Edwin Nasotin et. al., Ekonomi Islam ( Jakarta : Kencana, 2006 ), Hal.89

Faried Wijaya, Seri Pengantar Ekonomi Mikro (Yogyakarta: BPFE,1991), hal. 114-115

Dominick Salvatore, Teori Mikro Ekonomi (Jakarta: Erlangga, 1990), hal. 19-20

 



[1] Siti Nur Fatoni,Pengantar Ilmu Ekonomi, (Bandung : Pustaka Setia, 2014), hlm. 43.

[2] Anita Rahmawati, Ekonomi Mikro Islam, Nora Media Enterprise, Kudus, 2011, hal. 89-93

[4] Faried Wijaya, Seri Pengantar Ekonomi Mikro (Yogyakarta: BPFE,1991), hal. 114

[5] Mustafa Edwin Nasotin et. al., Ekonomi Islam ( Jakarta : Kencana, 2006 ), Hal.89

[6] Faried Wijaya, Seri Pengantar Ekonomi Mikro (Yogyakarta: BPFE,1991), hal. 114-115

[7] Dominick Salvatore, Teori Mikro Ekonomi (Jakarta: Erlangga, 1990), hal. 19-20