BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ekonomi adalah
salahsatu faktor penunjang kesejahteraan bangsa, melalui ekonomi yang meningkat
tentu akan mencapai cita-cita kemerdekaan Indonesia sebagaimana termaktub pada
Alinea Ke-4 UUD 1945 maka dari itu wajib rasanya masyarakat Indonesia memahami
ekonomi meskipun secara mendasar. Ekonomi tentu tidak lepas dari 2 hal yaitu
permintaan dan penawaran, namun saat ini tidak banyak orang yang mengetahui
maksud dari dua hal itu dan bagaimana cara mengedalikannya.
Ekonomi mikro adalah ilmu
yang mempelajari aktivitas-aktivitas perekonomian yang bersifat bagian kecil,
yang memusatkan perhatiannya pada masalah bagaimana konsumen akan
mengalokasikan pendapatannya yang terbatas terhadap berbagai macam barang dan
jasa yang dibutuhkan, untuk memperoleh kepuasan maksimum. Dalam teori ekonomi
mikro menganggap bahwa faktor produksi (alam, tenaga kerja,modal,dari
pengusaha) yang dimiliki oleh masyarakat sifatnya terbatas, sedangkan keinginan
manusia tidak terbatas. Untuk itu masyarakat harus dapat memilih kegiatan
ekonomi, yang meliputi kegiatan dalam memproduksi, menyalurkan, dan menggunakan
barang maupun jasa.
Beberapa orang menganggap
bahwa ilmu ekonomi dimulai dan diakhiri dengan hukum permintaan dan penawaran.
Jelas bahwa anggapan ini terlalu mengandalkan ilmu ekonomi satu menit. Akan
tetapi hukum yang dikenal dengan hukum penawaran dan permintaan memang
merupakan bagian yang terpenting dalam pemahaman kita mengenai system pasar.
Pertama kita perlu mengetahui apa saja yang mempengaruhi permintaan dan
penawaran, berikutnya baru kita dapat melihat bagaimana permintaan dan penawaran
bersama-sama menentukan harga serta bagaimana system harga itu secara
keseluruhan memungkinkan system perekonomian bereaksi terhadap perubahan
permintaan dan perubahan penawaran.
Dalam perekonomian ada
pula yang dikatakan dengan keseimbangan dan elastisitas. Keseimbangan bisa juga
disebut dengan harga pasar, dimana keseimbangan merupakan harga yang terjadi
sebagai akibat interaksi permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar.
Pemahaman elastisitas dari permintaan dan penawaran yakni apa yang akan terjadi
terhadap permintaa dan penawaran jika ada perubahan harga, secara umum
elastisitas adalah suatu pengertian yang menggambarkan derajat kepekaan/ respon
dari jumlah barang yang diminta/ ditawarkan akibat perubahan factor yang
mempengaruhinya.
B.
Rumusan Masalah
Yang menjadi permasalahan dalam penyusunan makalah ini
penulis akan membahas tentang:apa pengertian dari permintaan dan penawaran
beserta konsep yang terdapat didalamnya
BAB II
PEMBAHASAN
1. Permintaan
1.
Pengertian
Beberapa ahli ekonomi menjelaskan definisi permintaan sebagai
berikut; permintaan merupakan hubungan antara jumlah permintaan dengan harga.
Permintaan menunjukan tingkat permintaan akan suatu barang atau jasa dari
konsumen. Permintaan menunjukan hubungan antara jumlah barang yang diminta
konsumen dengan harga barang. Permintaan adalah
banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat
harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu pada periode tertentu.
Permintaan adalah hubungan antara jumlah
yang diminta dengan harga. Berdasarkan beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan
permintaan merupakan hubungan antara jumlah barang dan jasa yang diminta pada
pasar tertentu pada tingkat harga tertentu dalam periode waktu tertentu.[1]
2.
Faktor
Permintaan
Harga komoditas menjadi faktor utama dalam
menentukan banyak sedikitnya jumlah komoditas yang diminta, namun harga komoditas bukanlah
satu-satunya faktor yang dapat memengaruhi permintaan, masih banyak faktor lain
yang dapat memengaruhi naik turunnya permintaan atas suatu komoditas, yaitu :
1.
Pendapatan konsumen
Perubahan
pendapatan konsumen akan berdampak terhadap jumlah komoditas yang diminta dengan
asumsi faktor lain ceteris paribus. Untuk komoditas normal, kenaikan pendapatan
konsumen akan mendorong kenaikan jumlah komoditas yang diminta. Sedangkan untuk
komodits inferior, kenaikan pendapatan konsumen akan mendorong penurunan jumlah
komoditas yang diminta dengan asumsi faktor lain ceteris paribus.
2.
Harga komoditas terkait
Komoditas
dan konsumsi terkait dalam dua bentuk yaitu komoditas subsitusi dan komoditas
komplementer. Kenaikan harga komoditas tertentu akan mendorong naiknya jumlah komoditas
subsitusi yang diminta. Sebaliknya, penurunan harga komoditas tertentu akan
mendorong turunnya jumlah komoditas subsitusi yang diminta. Sedangkan untuk
komoditas komplementer, kenaikan harga komoditas utama akan menurunkan
permintaan terhadapkomoditas komplementer. Keadaan ini berlaku jika asumsi
ceteris paribus terpenuh.[2]
3.
Perkiraan harga dimasa datang
Perkiraan
konsumen dimasa datang akan berpengaruh terhadap jumlah komoditas yang diminta.
Ketika harga diperkirakan naik maka jumlah komoditas yang diminta konsumen saat
ini akan mengalami kenaikan, sebaliknya ketika harga diperkirakan turun maka
jumlah komoditas yang diminta konsumen saat ini akan
mengalami kenaikan. Keadaan ini berlaku dengan asumsi ceteris paribus.
4.
Selera
Perubahan
selera konsumen juga akan berpengaruh terhadap jumlah komoditas yang diminta
dengan asumsi ceteris paribus. Namun karena selera sulit dihitung dengan angka
maka seringkali dianggap konstan. pendapat lain tentang faktor penentu permintaan adalah harga
komoditas itu sendiri, harga komoditas lain yang berkaitan dengan komoditas tersebut,
pendapatan masyarakat, corak distribusi pendapatan masyarakat, citarasa masyarakat,
jumlah penduduk ramalan masa depan.
3.
Hukum
Permintaan
Ahli
ekonomi berupaya untuk menganalisis sistem harga, dalam hal ini membutuhkan
pendekatan terhadap masalah yang terdapat dalam unsur pembentukan harga. Para
ahli ekonomi membatasi unsur-unsur yang dapat mempengaruhi mekanisme dalam
pembentukan harga dengan menggunaakan dua faktor saja yaitu permintaan dan penawaran.
Permintaan, itu sendirimemiliki hukum dalam ilmu ekonomi. Banyak penjabaran
atau pengertian Hukum permintaan. Menurut Mustofa E. Nasution dalam bukunya
berbunyi: “kuantitas barang atau jasa yang orang bersedia untuk membelinya pada
berbagai tingkat harga dalam suatu periode tertentu”. Atau dapat disimpulkan dari bunyi hukum
permintaan diatas “suatu barang apabila harganya makin rendah, maka permintaan
terhadap barang tersebut akan meningkat, sebaliknya apabila harga suatu barang
makin tinggi maka permintaan terhadap barang tersebut akan menurun. Jadi konsep
permintaan terhadap barang dan jasa hanya memperhatikan konsumen yang
preferensi dan daya beli sekaligus. Dalam merumuskan hukum permintaan tersebut,
diasumsikan atau dijelaskan bahwa permintaan terhadap barang dan jasa yang
dibutuhkan harus terpenuhi atau dengan kata lain ada faktor-faktor selain harga
yang dianggap tetap.
4.
Perbedaan Teori Permintaan
Konvensional Dengan Permintaan Islam
Definisi dan faktor-faktor yang
mempengaruhi terhadap permintaan, antara permintaan konvensional dan islam
mempunyai kesamaan. Ini dikarenakan bahwa keduanya merupakan hasil dari
penelitian kenyataan dilapangan (empiris) dari tiap-tiap unit ekonomi. Namun terdapat
perbedaan yang mendasar di antara keduanya, diantaranya: [3]
·
Perbedaan utama antara kedua teori
tersebut tentunya adalah mengenai sumber hukum dan adanya batasan syariah dalam
teori permintaan Islami. Permintaan Islam berprinsip pada entitas utamanya
yaitu Islam sebagai pedoman hidup yang langsung dibimbing oleh Allah SWT.
Permintaan Islam secara jelas mengakui bahwa sumber ilmu tidak hanya berasal
dari pengalaman berupa data-data yang kemudian mengkristal menjadi teori-teori,
tapi juga berasal dari firman-firman Tuhan (revelation), yang
menggambarkan bahwa ekonomi Islam didominasi oleh variabel keyakinan religi
dalam mekanisme sistemnya.
·
Teori ekonomi yang dikembangkan
barat membatasi analisisnya dalam jangka pendek yakni hanya sejauh bagaimana
manusia memenuhi keinginannya saja. Tidak ada analisis yang memasukkn
nilai-nilai moral dan sosial. Analisis hanya dibatasi pada variabel-variabel
pasar semata, seperti harga, pendapatan dan sebagainya. Variabel-variabel
lainnya tidak dimasukkan, seperti variabel nilai moral seperti kesederhanaan,
keadilan, sikap mendahulukan orang lain. Dalam ekonomi konvensional filosofi
dasarnya terfokus pada tujuan keuntungan dan materialme. Hal ini wajar saja
karena sumber inspirasi ekonomi konvensional adalah akal manusia yang tergambar
pada daya kreatifitas, daya olah informasi dan imajinasi manusia. Padahal akal
manusia merupakan ciptaan Tuhan, dan memiliki keterbatasan bila dibandingkan
dengan kemampuan.
·
Konsep permintaan dalam Islam
menilai suatu komoditi tidak semuanya bisa untuk dikonsumsi maupun digunakan,
dibedakan antara yang halal maupun yang haram. Allah telah berfirman dalam
Surat Al-Maidah ayat 87 & 88 :
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä w (#qãBÌhptéB ÏM»t6ÍhsÛ !$tB ¨@ymr& ª!$# öNä3s9 wur (#ÿrßtG÷ès? 4 cÎ) ©!$# w =Ïtä tûïÏtF÷èßJø9$# ÇÑÐÈ (#qè=ä.ur $£JÏB ãNä3x%yu ª!$# Wx»n=ym $Y7ÍhsÛ 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# üÏ%©!$# OçFRr& ¾ÏmÎ/ cqãZÏB÷sãB ÇÑÑÈ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah
kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah
telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepada-Nya”
Oleh karenanya dalam teori permintaan Islami membahas
permintaan barang halal, barang haram, dan hubungan antara keduanya. Sedangkan
dalam permintaan konvensional, semua komoditi dinilai sama, bisa dikonsumsi
atau digunakan.
·
Dalam motif permintaan Islam
menekankan pada tingkat kebutuhan konsumen terhadap barang tersebut sedangkan
motif permintaan konvensional lebih didominasi oleh nilai-nilai kepuasan
(interest). Konvensional menilai bahwa egoisme merupakan nilai yang konsisten
dalam mempengaruhi seluruh aktivitas manusia.
·
Permintaan Islam bertujuan
mendapatkan kesejahteraan atau kemenangan akhirat (falah) sebagai turunan
dari keyakinan bahwa ada kehidupan yang abadi setelah kematian yaitu kehidupan
akhirat, sehingga anggaran yang ada harus disisihkan sebagai bekal untuk
kehidupan akhirat.
5.
Teori Penawaran
Terdapatnya
permintaan belum merupakan syarat yang cukup untuk mewujudkan transaksi dalam
pasar. Permintaan yang wujud hanya dapat dipenuhi apabila para penjual dapat
menawarkan barang-barang yang diperlukan masyarakat di pasar.
a. Teori
Penawaran Islam
Membahas teori penawaran Islam, kita harus kembali kepada
sejarah penciptaan manusia. Bumi dan manusia tidak diciptakan pada saat yang
bersamaan. Bumi berevolusi sedemikian rupa sampai suatu saat segalanya siap
untuk manusia, ketika itulah manusia pertama diciptakan dan diturunkan kemuka
bumi.
Dalam
memanfaatkan alam yang telah disediakan Allah bagi keperluan manusia larangan
yang harus dipatuhi adalah: janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi. Larangan
ini tersebar dibanyak tempat didalam al-qur’an dan betapa Allah sangat membenci
mereka yang berbuat kerusakan dimuka bumi. Meskipun defenisi kerusakan tersebut
sangat luas akan tetapi dalam kaitannya dalam produksi, larangan tersebut
memberi arahan nilai dan panduan moral. Produksi islami bukan hanya dilarang
mengakibatkan kerukan dalam memanfaatkan alam dan lingkungan, artinya ia tidak
boleh mengakibatkan hutan menjadi gundul dan berobah menjadi lahan kritis yang
mengakibatkan banjir dan longsor, menimbulkan polusi yang diatas ambang batas
yang aman bagi kesehatan.
Aturan etika dan moral yang
membatasi kegiatan produksi kegiatan tersebut tentu saja berpengaruh terhadap
fungsi penawaran barang dan jasa. Sebagai contoh, apabila suatu proses
produksi, menghasilkan polusi, maka biaya lingkungan dan sosial tersebut harus
dihitung dalam ongkos produksi sehingga ongkos meningkat dan penawaran akan
berkurang. Dampaknya kurva penawaran akan bergeser kekiri
1.
Hukum penawaran
Sebagaimana yang kita kenal semenjak pertama kali
kita belajar ilmu ekonomi kita mengenal hukum penawaran yang sangat sederhana
yaitu bila harga naik maka kuantitas yang ditawarkan naik, dan bila harga turun
maka demikian pula kuantitas yang ditawarkan, hubungan ini disebut kurva
penawaran.[4]
Penawaran barang atau jasa bisa juga
didefinisikan sebagai berkut:
Kuantitas barang atau jasa yang
orang bersedia untuk menjualnya pada berbagai tingkat harga dalam suatu periode
waktu tertentu. Pebedaan defenisi penawaran dengan defenisi permintaan hanya
terlerak pada satu kata. Jika permintaan menggunakan kata membeli, maka
penawaran menggunakan kata menjual. Seperti juga dalam permintaan analisis penawaran
juga mengasumsikan suatu periode waktu tertentu, dan bahwa faktor-faktor
penentu penwaran selain harga barang tersebut dianggap tidak berubah atau
konstan (Ceteris Paribus).[5]
Dengan kata lain defenisi penawaran
bisa juga dijelaskan dengan proses atau gejala subtitusi pada umumnya
sumber-sumber dan teknik produksi yang digunakan oleh seorang produsen dapat
digunakan untuk memproduksi berbagai macam dan jumlah produk.
Hubungan antara jumlah barang yang
di tawarkan (jumlah penawaran atau Quantity Supplied) dengan harga
barang adalah hubungan yang searah. Jika harga barang tinggi maka akan lebih
banyak orang yang melihat potensi mendapat keuntungan dengan menjual barang
yang diproduksi atau dimilikinya, sehingga jumlah penawaran barang tersebut pun
tinggi. Sebaliknya apabila harga turun maka jumlah penawaran pun akan turun.
Lebih sedikit orang yang dapat memperoleh keuntungan dari harga yang rendah,
sedangkan mereka yang tidak memperoleh keuntungan dari harga yang rendah akan
menunda penjualan, akibatnya jumlah penawaran di pasar pun berkurang.
Hubungan antara penawaran barang
atau jasa itu sendiri dinyatakan dalam hukum penawaran yang bunyinya: semakin
tinggi harga suatu barang maka semakin besar jumlah penawaran barang tersebut,
semakin rendah harga seuatu barang maka semakin rendah pula jumlah penawaran
barang tersebut.
Dalam menganalisis penawaran perlu
pula dibedakan antara penawaran (supply) dan jumlah penawaran (Quantity
Supplied). Pembedaan diantara keduanya sama seperti ketika kita membedakan
anatara permintaan (demand) dengan
jumlah permintaan (quantity demanded). Secara ringkas bisa dikatakan
bahwa perubahan pada harga barang atau jasa mengakibatkan perubahan pada jumlah
penawaran barang atau jasa tersebut.
Seperti juga permintaan, penawaran
terhadap suatu barang tidak hanya dipengaruhi harga barang tersebut. Banyak
faktor-faktor lain yang mempengaruhi penawaran suatu barang selain harga barang
tersebut sebagaimana telah diterangkan diatas, perubahan pada faktor selain
harga yang akan diuraiakan dibawah ini akan menyebabkan kurva penawaran
bergeser. Adapun arah pergeseran apakah ke atas atau ke bawah tentu bergantung
kepada efek perubahan masing-masing variabel terhadap jumlah penawaran pada
harga yang tetap.
Ada juga yang disebut dengan Schedul Penawaran Output. Schedul Penawaran Output dapat dinyakan
dengan kurva yang disebut kurva penawaran. Disini dapat dibedakan antara kurva
penawaran produsen individual dengan kurva penawaran pasar. Kurva penawaran
pasar adalah penjumlahan secara horizontal kurva-kurva penawaran produsen
individual. Bila masing-masing individual sama-sama besar maka permintaan pasar
dapat diperoleh dengan mengalihkan kuantitas yang ditawarkan oleh produsen
individual dengan banyaknya produsen.[6]
Untuk mempelajari teori-teori
penawaran, baik itu penawaran produsen tunggal maupun penawaran agregat
(pasar), kita juga perlu mengambil pelajaran dari ekonomi konvensional agar
dapat bersaing dengan mereka dengan menyesuaikanya pada ajaran syari’at.
Teori penawaran produsen
tunggal yaitu apabila faktor yang kita anggap konstan dalam memperoleh sechedul
penawaran dan kurva penawaran (syarat ceteris paribus) berubah, maka
seluruh kurva penawaran akan bergeser hal ini disebut sebagai perubahan atau
pergeseran penawaran dan harus dibedakan secara tajam dari perubahan jumlah
yang ditawarkan (yang menunjukan pergerakan sepanjang kurva penawaran yang
sama).
Sedangkan teori penawaran pasar
yaitu suatu komoditi memberikan jumlah alternatif dari penawaran komoditi dalam
periode waktu tentu pada berbagai harga alternatif oleh semua produsen yang ada
dalam pasar. Penawaran pasar komoditi tergantung pada semua faktor yang
menentukan penawaran produsen secara individu dan seterusnya pada jumlah
produsen dalam pasar.
Adapun faktor-faktor lain yang
menentukan penawaran suatu barang adalah :
a)
Biaya dan
teknologi
Biaya dan
teknologi adalah dua konsep yang sangat erat berkaitan satu sama lain. Yang
dimaksud dengan biaya adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang
dan jasa mencakup biaya tenaga kerja,biaya bahan baku, jika sistem ekonomi
konvensional dalam operasionalnya. Teknologi adalah penemuan dan peningkatan
teknologi yang diterapkan untuk menurunkan biaya produksi. Contohnya adalah
penggunaan robot dan komputer. Jika diterapkan teknologi baru dan sebagainya.
b)
Jumlah
penjual
Jumlah
penjual memiliki dampak langsung terhadap penawaran makin banyak jumlah penjual
yang mampu menjual pada tingkat harga tertentu makin tinggi penawaran.
c)
Dugaan
tentang masa depan
Aspek
dugaan atau ekspektasi terhadap masa depan mencakup dugaan mengenai perubahan
harga dari barang tersebut. Misalnya, jika penjual menduga bahwa harga
barangnya akan meningkat dimasa depan, ia akan mengurangi penawarannya pada
saat ini. Akibatnya penawaran berkurang. Hal ini dilarang oleh nabi, karena
seperti yang nanti akan kita lihat, perilaku ini mengakibatkan harga di pasar
melonjak.
d)
Kondisi
alam
Kondisi
alam seperti terjadinya bencana banjir, gempa bumi, dan sebagainya. Bisa
mengakibatkan penawaran barang-barang tertentu berkurang khususnya
barang-barang hasil pertanian.[7]
Harga dari suatu produk (P), ditentukan oleh
keseimbangan antara tingkat produksi pada harga tertentu yaitu penawaran dan
tingkat keinginan dari orang-orang yang memiliki kekuatan membeli pada harga
tertentu yaitu permintaan.Penawaran (bahasa Inggris:
supply), dalam ilmu ekonomi, adalah
banyaknya barang atau jasa yang tersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat harga selama periode waktu tertentu.
1.
Macam-macam
Penawaran
Apabila ditinjau dari jumlah barang yang
ditawarkan, penawaran dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu penawaran
perorangan dan penawaran kolektif.
a.
Penawaran
Individu
Penawaran
individu adalah jumlah barang yang akan dijual oleh seorang penjual.
Contoh penawaran jeruk oleh Pak Heri.
b.
Penawaran
Kolektif
Penawaran
kolektif disebut juga penawaran pasar. Penawaran kolektif adalah keseluruhan
jumlah suatu barang yang ditawarkan oleh penjual di pasar. Penawaran pasar
merupakan penjumlahan dari keseluruhan penawaran perorangan.
Contoh penawaran kolektif yang dilakukan oleh
Pak Heri dan pedagang buah jeruk di pasar.
2.
Faktor-Faktor
Penawaran
Penawaran dan produksi mempunyai hubungan yang
sangat erat. Hal-hal yang mendorong dan menghambat kegiatan produksi
berpengaruh terhadap jumlah penawaran. Berikut ini faktor-faktor yang
mempengaruhi penawaran.
1.
Harga barang itu sendiri
Apabila
harga barang yang ditawarkan mengalami kenaikan, maka jumlah barang yang
ditawarkan juga akan meningkat. Sebaliknya jika barang yang ditawarkan turun
jumlah barang yang ditawarkan penjual juga akan turun.
Misalnya
jika harga sabun mandi meningkat dari Rp1.500,00 menjadi Rp2.000,00, maka
jumlah sabun mandi yang penjual tawarkan akan meningkat pula.
2.
Harga barang pengganti
Apabila
harga barang pengganti meningkat maka penjual akan meningkatkan jumlah barang
yang ditawarkan. Penjual berharap, konsumen akan beralih dari barang pengganti
ke barang lain yang ditawarkan, karena harganya lebih rendah.
Contohnya
harga kopi meningkat menyebabkan harga barang penggantinya yaitu teh lebih
rendah, sehingga penjual lebih banyak menjual
teh.
3.
Biaya produksi
Biaya
produksi berkaitan dengan biaya yang digunakan dalam proses produksi, seperti
biaya untuk membeli bahan baku, biaya untuk gaji pegawai, biaya untuk
bahan-bahan penolong, dan sebagainya. Apabila biaya-biaya produksi meningkat,
maka harga barang- barang diproduksi akan tinggi. Akibatnya produsen akan
menawarkan barang produksinya dalam jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan
karena produsen tidak mau rugi. Sebaliknya jika biaya produksi turun, maka
produsen akan meningkatkan produksinya. Dengan demikian penawaran juga akan
meningkat.
4.
Kemajuan teknologi
Kemajuan
teknologi sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya barang yang ditawarkan.
Adanya teknologi yang lebih modern akan memudahkan produsen dalam menghasilkan
barang dan jasa. Selain itu dengan menggunakan mesin-mesin modern akan
menurunkan biaya produksi dan akan memudahkan produsen untuk menjual barang
dengan jumlah yang banyak.
Misalnya
untuk menghasilkan 1 kg gula pasir biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
Manis sebesar Rp4.000,00. Harga jualnya sebesar Rp7.500,00/kg. Namun dengan
menggunakan mesin yang lebih modern, perusahaan Manis mampu menekan biaya
produksi menjadi Rp3.000,00. Harga jual untuk setiap 1 kilogramnya tetap yaitu
Rp7.500,00/kg. Dengan demikian perusahaan Manis dapat memproduksi gula pasir
lebih banyak
5. Pajak
Pajak
yang merupakan ketetapan pemerintah terhadap suatu produk sangat berpengaruh
terhadap tinggi rendahnya harga. Jika suatu barang tersebut menjadi tinggi,
akibatnya permintaan akan berkurang, sehingga penawaran juga akan berkurang.
6. Perkiraan
harga di masa depan
Perkiraan
harga di masa datang sangat memengaruhi besar kecilnya jumlah penawaran. Jika
perusahaan memperkirakan harga barang dan jasa naik, sedangkan penghasilan
masyarakat tetap, maka perusahaan akan menurunkan jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan.
Misalnya
pada saat krisis ekonomi, harga-harga barang dan jasa naik, sementara
penghasilan relatif tetap. Akibatnya perusahaan akan mengurangi jumlah produksi
barang dan jasa, karena takut tidak laku.
Di antara faktor-faktor di atas, harga barang
dianggap sebagai faktor terpenting dan sering dijadikan acuan untuk melakukan
analisis penawaran. Harga berbanding lurus dengan jumlah penawaran. Jika harga
tinggi, maka produsen akan berlomba-lomba menjajakan barangnya sehingga
penawaran meningkat. Sementara itu, jika harga turun, maka produsen akan
menunda penjualan atau menyimpan produknya di gudang sehingga jumlah penawaran akan berkurang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Beberapa ahli ekonomi menjelaskan definisi permintaan sebagai
berikut; permintaan merupakan hubungan antara jumlah permintaan dengan harga.
Permintaan menunjukan tingkat permintaan akan suatu barang atau jasa dari
konsumen. Permintaan menunjukan hubungan antara jumlah barang yang diminta
konsumen dengan harga barang. Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang
diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat
pendapatan tertentu pada periode tertentu. Permintaan adalah hubungan antara
jumlah yang diminta dengan harga. Berdasarkan beberapa definisi diatas maka
dapat disimpulkan permintaan merupakan hubungan antara jumlah barang dan
jasa yang diminta pada pasar tertentu pada tingkat harga tertentu dalam periode
waktu tertentu.
.
DAFTAR
PUSTAKA
Siti Nur Fatoni,Pengantar Ilmu
Ekonomi, (Bandung : Pustaka Setia, 2014), hlm. 43.
Anita Rahmawati, Ekonomi Mikro
Islam, Nora Media Enterprise, Kudus, 2011, hal. 89-93
http://nonkshe.wordpress.com/2010/12/09/teori-permintaan-dalam-pandangan-ekonomi-islam-dan-konvensional/ diakses pada tanggal 22 Oktober 2021
Faried Wijaya, Seri Pengantar
Ekonomi Mikro (Yogyakarta: BPFE,1991), hal. 114
Mustafa Edwin Nasotin et. al., Ekonomi Islam ( Jakarta :
Kencana, 2006 ), Hal.89
Faried Wijaya, Seri Pengantar Ekonomi Mikro (Yogyakarta:
BPFE,1991), hal. 114-115
Dominick Salvatore, Teori Mikro Ekonomi (Jakarta: Erlangga,
1990), hal. 19-20
[1]
Siti Nur Fatoni,Pengantar Ilmu Ekonomi, (Bandung : Pustaka Setia, 2014),
hlm. 43.
[2]
Anita Rahmawati, Ekonomi Mikro Islam, Nora Media Enterprise, Kudus,
2011, hal. 89-93
[3] http://nonkshe.wordpress.com/2010/12/09/teori-permintaan-dalam-pandangan-ekonomi-islam-dan-konvensional/ diakses pada tanggal 22 Oktober 2021
[4] Faried
Wijaya, Seri Pengantar Ekonomi Mikro (Yogyakarta: BPFE,1991), hal. 114
[5] Mustafa Edwin Nasotin et. al., Ekonomi Islam ( Jakarta :
Kencana, 2006 ), Hal.89
[6] Faried Wijaya, Seri Pengantar Ekonomi Mikro (Yogyakarta:
BPFE,1991), hal. 114-115
[7] Dominick Salvatore, Teori Mikro Ekonomi (Jakarta: Erlangga,
1990), hal. 19-20