BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manajemen Keperawatan di Indonesia di masa depan perlu
mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan Keperawatan di masa depan. Hal
ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap
perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan
memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia.
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses
keperawatan sebagai satu metode perlakuan asuhan keperawatan secara
profesional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling menopang. Sebagaimana
proses keperawatan, dalam manajemen keperawatan terdiri dari pengumpulan data,
identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil. Karena
manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga daripada
seorang pegawai, maka setiap tahapan didalam proses manajemen lebih rumit
dibandingkan proses keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan (desicion
making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini
diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif.
Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh
pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah
utama, menyusn alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan
keputusan yang terbaik.
Secara umum, pengertian pengambilan
keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli, diantaranya adalah :
1. G.
R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah
sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih
alternatif yang mungkin.
2. Claude
S. Goerge, Jr : Mengatakan proses
pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu
kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan
pemilihan diantara sejumlah alternatif.
3. Horold
dan Cyril O’Donnell : Mereka mengatakan bahwa
pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara
bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan
tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk
atau reputasi yang telah dibuat.
4. P.
Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan
sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang
matang atas alternatif dan tindakan.
B.
Fase Pengambilan Keputusan
1. Aktivitas
intelegensia; Proses kreatif untuk menemukan kondisi yang mengharuskan
keputusan dipilih atau tidak.
2. Aktifitas
desain; Kegiatan yang mengemukakan konsep berdasar aktifitas intelegensia untuk
mencapai tujuan.
Aktifitas desain meliputi:
-
menemukan cara-cara/metode
-
mengembangkan metode
-
menganalisa tindakan yang dilakukan
Aktifitas
pemilihan ; Memilih satu dari sekian banyak alternatif dalam pengambilan
keputusan yang ada. Pemilihan ini berdasar atas kriteria yang telah ditetapkan.
Dari
tiga aktifutas tersebut diatas, dapat disimpulkan tahap pengambilan keputusan
adalah :
a.
Mengidentifikasi masalah utama
b.
Menyusun alternatif
c.
Menganalisis alternatif
d.
Mengambil keputusan yang terbaik
C.
Teknik Pengambilan Keputusan
1. Operational Research/Riset
Operasi ; Penggunaan metode saintifik dalam analisa dan pemecahan persoalan.
2. Linier Programming ; Riset dengan
rumus matematis.
3. Gaming War Game ; Teori penentuan
strategi.
4. Probability ; Teori kemungkinan
yang diterapkan pada kalkulasi rasional atas hal-hal tidak normal.
D.
Proses Pengambilan Keputusan
Menurut
G. R. Terry :
1.
Merumuskan problem yang dihadapi
2.
Menganalisa problem tersebut
3.
Menetapkan sejumlah alternatif
4.
Mengevaluasi alternatif
5.
Memilih alternatif keputusan yang akan dilaksanakan
Menurut
Peter Drucer :
a.
Menetapkan masalah
b.
Manganalisa masalah
c.
Mengembangkan alternatif
d.
Mengambil keputusan yang tepat
e.
Mengambil keputusan menjadi tindakan efektif
Pengambilan keputusan
merupakan proses yang komleks yang memerlukan penanganan yang serius. Secara
umum, proses pengambilan keputusan meliputi tujuh langkah beriktu (Gibson dkk,
1987):
1) Menerapkan
tujuan dan sasaran : Sebelum memulai proses pengambilan
keputusan, tujuan dan sasaran keputusan harus ditetapkan terlebih dahulu. apa
hasil yang harus dicapai dan apa ukuran pencapaian hasil tersebut.
2) dentifikasi
persoalan : Persoalan-persoalan di seputar
pengambilan keputusan harus diidentifikasikan dan diberi batasan agar jelas.
Mengidentifikasikan dan memberi batasan persoalan ini harus tepat pada inti
persoalannya, sehingga memerlukan upaya penggalian.
3) Mengmbangkan
alternatif : Tahap ini berisi pengnidentifikasian
berbagai alternatif yang memungkinkan untuk pengambilan keputusan yang ada.
Selama alternatif itu ada hubungannya, walaupun sedikit, harus ditampung dalam
tahap ini. Belum ada komentar dan analisis.
4) Menentukan
alternatif : Dalam tahap ini mulai berlangsung
analisis tehadap berbagai alternatif yang sudah dikemukakan pada tahapan
sebelumnya. Pada tahap ini juga disusun juga kriteriatentang alternatif yang
sesuai dengan tujuan dan sasaran pengambilan keputusan. Hasil tahap ini mungkin
masih merupakan beberapa alternatif yang dipandang layak untuk dilaksanakan.
5) Memilih
alternatif : Beberapa alternatif yang layak
tersebut di atas harus dipilih satu alternatif yang terbaik. pemilihan
alternatif harus harus mempertimbangkan ketersediaan sumberdaya, keefektifan
alternatif dalam memecahkan persoalan, kemampuan alternatif untuk mencapai
tujuan dan sasaran, dan daya saing alternatif pada masa yang akan datang.
Ø Menerapkan
keputusan : Keputusan yang baik harus
dilaksanakan. Keputusan itu sendiri merupaka abstraksi, sedangkan baik tidaknya
baru dapat dilihat dari pelaksanaannya.
Ø Pengendalian
dan evaluasi : Pelaksanaan keputusan perlu
pengendalian dan evaluasi untuk menjaga agar pelaksanaan keputusan tersebut
sesuai dengan yang sudah diputuskan.
Ada
lima hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan :
1)
Dalam proses pengambilan keputusan
tidak terjadi secara kebetulan.
2)
Pengambilan keputusan tidak
dilakukan secara sembrono tapi harus berdasarkan pada sistematika tertentu :
§
Tersedianya sumber-sumber untuk
melaksanakan keputusan yang akan diambil.
a.
Kualifikasi tenaga kerja yang
tersedia
b.
Falsafah yang dianut organisasi.
3)
Situasi lingkungan internal dan
eksternal yang akan mempengaruhi administrasi dan manajemen di dalam
organisasi.
Masalah
harus diketahui dengan jelas.
4)
Pemecahan masalah harus didasarkan
pada fakta-fakta yang terkumpul dengan sistematis.
5)
Keputusan yang baik adalah keputusan
yang telah dipilih dari berbagai alternatif yang telah dianalisa secara matang.
Apabila pengambilan keputusan tidak didasarkan pada kelima
hal diatas, akan menimbulkan berbagai masalah :
Tidak tepatnya keputusan.
a) Tidak
terlaksananya keputusan karena tidak sesuai dengan kemampuan organisasi baik
dari segi manusia, uang maupun material.
b) Ketidakmampuan
pelaksana untuk bekerja karena tidak ada sinkronisasi antara kepentingan
organisasi dengan orang-orang di dalam organisasi tersebut.
c) Timbulnya
penolakan terhadap keputusan.
Proses pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan diatas adalah salah satu penyelesaian yang dinamis.
Penyebab umum gagalnya penyelesaian masalah adalah kurang tepat
mengidentifikasi masalah. Oleh karena itu identifikasi masalah adalah
langkah yang paling penting. Kualitas hasil tergantung pada keakuratan dalam
mengidentifikasi masalah.
Identifikasi masalah dipengaruhi
oleh informasi yang tersedia, nilai, sikap dan pengalaman pembuat
keputusan serta waktu penyelesaian masalah. Terutama waktu yang cukup untuk
mengumpulkan dan mengorganisir data.
Langkah-langkah pemecahan masalah
1.
Mengetahui
hakekat dari masalah dengan mendefinisikan masalah yang dihadapi.
2.
Mengumpulkan fakta-fakta dan data
yang relevan.
3.
Mengolah fakta dan data.
4.
Menentukan beberapa alternatif
pemecahan masalah.
5.
Memilih cara pemecahan dari
alternatif yang dipilih.
6.
Memutuskan tindakan yang akan
diambil.
7.
Evaluasi.
Mendefinisikan
Masalah
Untuk mengetahui hakekat suatu
masalah tidaklah mudah, karena masalah yang sebenarnya dihadapi sering
terselubung dan tidak terlihat jelas. Oleh karena itu diperlukan keahlian,
pendidikan dan pengalaman untuk membuat diagnosa yang tepat. Untuk
itu manajer perawat dan bidan agar selalu mengembangkan kemampuannya
dan belajar dari pengalaman di masa lalu untuk mempelajari perubahan yang
terjadi.
Pengumpulan
Data
Pengumpulan data atau informasi dikerjakan secara
berkesinambungan melalui proses yang sistematis, sehingga upaya untuk
mengantisipasi keadaan/masalah yang mungkin timbul akan lebih mudah
dilaksanakan seperti ;
1. Apakah
masalah yang dihadapi diketahui dengan jelas?
2. Apakah
keadaan yang dihadapi merupakan masalah sebenarnya?
3. Apakah
sistem pelaporan di dalam organisasi sudah memungkinkan untuk prediksi secara
tepat?
Analisa Fakta dan Data
Fakta-fakta dan data yang telah
terkumpul dengan baik diolah secara sistematis yang akhirnya akan merupakan
suatu informasi yang akan digunakan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan.
Analisa fakta dan data perlu dihubungkan dengan serangkaian pertanyaan sebagai
berikut :
1.
Situasi yang bagaimanakah yang
menimbulkan masalah?
2.
Apa latar belakang dari masalah?
3.
Apa pengaruh dan hubungan antara
masalah yang dihadapi dengan tujuan, rencana dan kebijakan organisasi?
4.
Apa konsekuensi atas keputusan yang
diambil?
5.
Apakah pemecahan masalah sesuai
dengan kapasitas organisasi?
6.
Apakah waktu pengambilan tepat?
7.
Siapa yang akan ditugaskan mengambil
tindakan?
Penentuan
Alternatif
Baik buruknya sesuatu keputusan yang diambil sangat tergantung
atas kemampuan menganalisa kekuatan dan
kelemahan alternatif-alternatif yang dihadapi. Dalam usaha
menganalisa alternatif yang ada seseorang perlu memperhitungkan :
1. Siapa
yang terlibat/dipengaruhi setiap alternatif ?
2. Tindakan
apa yang diperlukan ?
3. Reaksi
apa yang mungkin timbul ?
4. Dimana
sumber reaksi tersebut ?
5. Interaksi
apa yang diperlukan ?
Penentuan
Pilihan yang Terbaik
Pada setiap pengambilan keputusan selalu disertai dengan
pengambilan resiko. Pada umumnya pilihan diambil dari beberapa alternatif jika
diduga bahwa pilihan itu akan memberikan manfaat yang paling besar baik untuk
jangka panjang maupun jangka pendek. Namun demkian perlu dipertimbang juga
bahwa resiko yang menyertai bersifat moderat.
Evaluasi
Untuk mengadakan penilaian yang
baik, diperlukan obyektivitas dalam melakukan penilaian atau evaluasi. Biasanya
suatu hal yang sangat sukar bagi seseorang untuk menilai dirinya sendiri secara
obyektif. Oleh karena itu pelaksanaan penilaian dapat diserahkan kepada pihak
ketiga yang tidak terlibat langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk
memperoleh tingkat obyektivitas setinggi mungkin. Untuk proses evaluasi perlu
diperhatikan mengenai tempat dan siapa yang bertanggung jawab serta
kapan hal tersebut dilaksanakan, contoh; sebelumnya manajer menetapkan suatu
kebijakan baru dalam merespon keluhan pengunjung. Untuk menjamin bahwa kegiatan
itu efektif perlu kerja sama dengan semua staf terkait. Kemudian bagaimana penemuan
itu akan dikomunikasikan kepada personal lainnya.
E.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan
Banyak faktor yang berpengaruh kepada individu dan kelompok
dalam pengambilan keputusan, antara lain:
1)
Faktor Internal
Faktor internal
dari diri manajer sangat mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Faktor
internal tersebut meliputi: keadaan emosional dan fisik, personal
karakteristik, kultural, sosial, latar belakang filosofi, pengalaman masa lalu,
minat, pengetahuan dan sikap pengambilan keputusan yang dimiliki.
2)
Faktor Eksternal
Faktor eksternal termasuk kondisi dan lingkungan waktu.
Suatu nilai yang berpengaruh pada semua aspek dalam pengambilan keputusan
adalah pernyataan masalah, bagaimana evaluasi itu dapat dilaksanakan. Nilai
ditentukan oleh salah satu kultural, sosial, latar belakang, filosofi, sosial
dan kultural.
Pengambilan keputusan kelompok
Ada dua kriteria utama untuk
pengambilan keputusan yang efektif:
1.
Keputusan harus berkualitas tinggi
dan dapat mencapai tujuan atau sasaran yang sebelumnya telah didefinisikan.
2.
Keputusan harus diterima oleh orang
yang bertanggungjawab melaksanakannya. Contoh; Rapat merupakan salah
satu alat terpenting untuk mencapai informasi dan mengambil
keputusan. Ada keuntungan-keuntungan tertentu yang dapat dipetik melalui suatu
rapat, yaitu :
a.
Masalah yang timbul menjadi jelas
sifatnya karena dibicarakan dalam forum terbuka.
b.
Interaksi kelompok akan menghasilkan
pendapat dan buah pikiran serta pengertian yang mendalam.
c.
Penerimaan dan pelaksanaan keputusan
diambil oleh peserta rapat.
d.
Rapat melatih menerima pendapat
orang lain.
e.
Melalui rapat peserta dilatih
belajar tentang pemikiran orang lain dan belajar menempatkan diri pada posisi
orang lain.
Langkah
utama proses pengambilan keputusan adalah sama dengan proses pemecahan masalah.
Fase ini termasuk mendefinisikan tujuan, memunculkan pilihan, mengidentifikasi
keuntungan dan kerugian masing-masing pilihan, memprioritaskan pilihan,
menyeleksi pilihan yang paling baik untuk menilai sebelum mendefinisikan tujuan,
implementasi dan evaluasi.
Herjanto Eddy. 2001. Manajemenn Operasi Edisi Ketiga.
Jakarta: PT.
Gramedia pustaka Utama
Sule Ernie Tisnawati. 2005.Pengantar Manajemen Edisi Pertama.
Jakarta:Kencana
Prenada Media
Siswanto H. B.
2005. Pengantar Manajemen. Bandung : PT. Bumi Aksara
Buhler Patricia.
2007. Alpha Teach Yourself Management Skills Edisi kedua.Jakarta :
Prenada Media Group
Taylor
III,Bernard W. 2008. Introduction To Management Science Edisi
Kedelapan. Jakarta : Salemba Empat
Webber, Ross A. 1981. To
Be a Manager Essentials of Managemet. United States : Richard Irwin, Inc
Bone, Louise E., David
L. Kurtz. 1984. Principles of Management Second Edition. United
States : Random house Inc
Kasim, Azhar. Teori Pembuatan Keputusan. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI. 1995
Syamsi, Ibnu. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta : Bina Aksara. 1989