BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kemampuan berbahasa
Indonesia adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi masyarakat Indonesia,
tidak terkecuali murid sekolah dasar. Dalam bidang pendidikan dan pengajaran di
sekolah dasar, bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran pokok. Pelajaran bahasa
Indonesia diajarkan kepada murid berdasarkan kurikulum yang berlaku, yang di
dalamnya (kurikulum pendidikan dasar) tercantum beberapa tujuan pembelajaran.
Salah satu tujuan pokoknya adalah murid mampu dan terampil berbahasa Indonesia
dengan baik dan benar setelah mengalami proses belajar mengajar di sekolah.
Keterampilan berbahasa
itu tidak saja meliputi satu aspek, tetapi di dalamnya termasuk kemampuan
membaca, menulis, mendengarkan (menyimak), dan berbicara. Dalam proses pemerolehan
dan penggunaannya, keterampilan berbahasa tersebut saling berkaitan. Bahasa
tulis mencakup sejumlah unsur-unsur bahasa, salah satunya adalah mengenai ejaan
yang mencakup macam-macam huruf, berbagai kata, dan aneka tanda baca. Ada
beberapa hal yang perlu dikemukakan, khususnya berbagai persoalan yang akan
dibahas dalam bab ini. Hal-hal yang dimaksud adalah pemakaian huruf, pemakaian
huruf kapital dan pemakaian huruf miring pada bahasa tulis.
B.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dari
makalah ini antara lain :
1. Bagaimana cara penulisan huruf dengan baik dan
benar?
2. Bagaimana cara penulisan kata dengan baik dan benar?
3. Bagaimana cara pemakaian tanda baca dengan baik dan
benar?
C.
Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari makalah
ini adalah :
1.
Untuk Mengetahui Cara Penulisan Huruf dengan Baik dan Benar.
2.
Untuk Mengetahui Cara Penulisan Kata dengan Baik dan
Benar.
3.
Unutuk Mengetahui cara pemakaian tanda baca dengan baik dan benar
1
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Penulisan
Huruf
a.
Huruf
Abjad
Abjad
yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas hurufberikut.
Pengucapan huruf disertakan disebelahnya.
Huruf |
Nama |
|
Kapital |
Nonkapital |
|
A |
A |
A |
B |
B |
be |
C |
C |
ce |
D |
D |
de |
E |
E |
e |
F |
F |
ef |
G |
G |
ge |
H |
H |
ha |
I |
I |
i |
J |
J |
je |
K |
K |
ka |
L |
L |
el |
M |
M |
em |
N |
N |
en |
O |
O |
o |
P |
P |
pe |
Q |
Q |
ki |
R |
R |
er |
S |
S |
es |
T |
T |
te |
U |
U |
u |
V |
V |
ve |
W |
W |
we |
X |
X |
eks |
Y |
Y |
ye |
Z |
Z |
zet |
|
|
|
b.
Huruf
Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam
bahasa Indonesia terdiri atas hurufa, e, i, o,dan u. Berikut berikut huruf vokal dalam bahasa
Indonesia yangdisertai dengan penggunaanya dalam kata.
Huruf Vokal |
Misal
Pemakaian dalam Kata |
||
Posisi Awal |
Posisi Tengah |
Posisi Akhir |
|
A |
Api |
Padi |
Lusa |
I |
Itu |
Pita |
Kemari |
U |
Ulang |
pulang |
Sabtu |
E |
Enak |
Petak |
Sate |
O |
Oleh |
Borang |
Solo |
|
|
|
|
|
|
|
|
c.
Huruf
Konsonan
Huruf konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas
huruf b, c, d, f, g, h, j,k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, dan z.
Huruf Konsonan |
Misal
Pemakaian dalam Kata |
||
Posisi Awal |
Posisi Tengah |
Posisi Akhir |
|
B |
Bayu |
Sebut |
Adab |
C |
cantik |
Kaca |
Sivovac |
D |
daun |
Adat |
Abad |
F |
ferguso |
parfum |
Staf |
G |
gelombang |
Bangga |
Gudeg |
H |
Hitam |
bahwa |
Merah |
J |
jujur |
Manja |
Mikraj |
K |
kultur |
kalkulus |
Politik |
L |
Labil |
pelabuhan |
Tabel |
M |
mobil |
membuat |
Hitam |
N |
normal |
nominal |
Senin |
P |
poduk |
proposal |
Stop |
Q |
Qori’ah |
Iqra |
- |
R |
rambutan |
survei |
Geser |
S |
serbu |
estetik |
Baris |
T |
tamu |
Mata |
Rapat |
V |
Variasi |
Lava |
Molotov |
W |
weekend |
Hawa |
Takraw |
X |
xenon |
- |
- |
Y |
yakin |
payung |
- |
Z |
Zebra |
Lazim |
Juz |
Keterangan :
Huruf
q dan x khusus dipakai untuk nama diri (seperti Taufiq dan Xerox)dan keperluan
ilmu (seperti status quo dan sinar-x).
d.
Huruf
Diftong
Huruf
diftong atau vokal ganda merupakan huruf yang terjadi jika ada duahuruf vokal
yang berurutan. Kedua huruf vokal tersebut harus berada didalam satu
suku kata dan menciptakan bunyi
luncuran (bunyi yangberubah
kualitasnya). Bunyi luncuran tersebut sama lafalnya dengan bunyiyang huruf
asli. Di dalam
bahasa Indonesia terdapat
diftong yangdilambangkan dengan
ai, au, ei, dan oi.
Huruf Diftong |
Misal
Pemakaian dalam Kata |
||
Posisi Awal |
Posisi Tengah |
Posisi Akhir |
|
Ai |
- |
balairung |
Pandai |
Au |
Autodidak |
Taufik |
Harimau |
Ei |
Eigendom |
Geiser |
Survei |
Oi |
- |
Boikot |
Amboi |
e.
Gabungan
Huruf Konsonan
Dalam
Bahasa Indonesia
terdapat empat gabungan
huruf yangmelambangkan konsonan.
Yaitu hk, ng,
ny, dan sy.
Masing-masing melambangkan
satu bunyi konsonan.
Gabungan Huruf Diftong |
Misal
Pemakaian dalam Kata |
||
Posisi Awal |
Posisi Tengah |
Posisi Akhir |
|
Kh |
Khair |
Akhir |
Pandai |
Ng |
Ngarai |
Bangun |
Harimau |
Ny |
Nyata |
Banyak |
Survei |
Sy |
Syair |
musyawarah |
Amboi |
f.
Huruf
Berikut
cara penulisan huruf kapital atau huruf besar dalam perjalananbahasa Indonesiaa.
a.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama kata pada awal kalimat.
Contoh : Dia merasakan lapar, Apa yang harus kita lakukan ?
b.
Hutruf
kapital dipakai sebagai
huruf pertama unsur
namaorang,termasuk julukan.
Contoh : (Amir
Hamzah, Lifia
Dameistin)
c.
Huruf kapital dipakai sebagai pada awal
kalimat dalam petikanlangsung.
Contoh : Adik bertanya, “Kapan kita
pulang?”
d.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama sertiap nama kataagama, kitab suci, dan Tuhan.
Contoh : Alquran, Kristen Alkitabe.
e.
Huruf kapital dipakai pada unsur nama
jabatan dan pangkat yang diikuti
nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama
tempat terbagi menjadidua, yakni:
1)
Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama unsur atau nama gelarkehormatan keturunan, keagamaan.
Contoh : Sultan Hasannudin, Agung Permana, Sarjana Hukum.
2)
Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama unsur nama gelarkehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama
jabatan dankepangkatan yang dipakai sapaan.
Contoh : Selamat datang, Yang Mulia, Selamat pagi, Dokter.
g.
Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatandan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagaipengganti nama orang terntentu,
nama instansi, atau nama tempat.
Contoh
: Wakil Presiden Adam Malik, Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara.
h.
Huruf kapital pada nama tahun, bulan,
hari, hari raya, dan peristiwasejarah terbagi menjadi dua,yakni.
a.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama nama tahun,bulan, hari raya.
Contoh : tahun Hijriah, tarikh Masehi.
b.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama unsur namaperistiwa/sejarah.
c.
Contoh : Perang
Dunia II, Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia
i.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama nama geografi.
Contoh : Jakarta, Pulau Mangas
j.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama semua kata (termasuksemua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama
negara, lembaga,badan, organisasi, atau do- kumen, kecuali kata tugas, seperti
di,ke, dari, dan, yang, dan untuk.
Contohnya
sebagai beikut : Republik
Indonesia, Majelis
Permusyawaratan Rakyat Indonesia
k.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama setiap kata (termasukunsur kata ulang sempurna). Didalam judul buku
karangan, artikeldan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata
tugasseperti di, ke, dari, dan, yang dan untuk, yang tidak terletak padaposisi
awal.
Contohnya
sebagai berikut: Saya
telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan., Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa
dan Sastra
l.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama unsur singkatan namagelar, pangkat atau sapaan.Contohnya sebagai
berikut : S.H.sarjana
hokum, S.K.M.sarjana
kesehatan masyarakat.
m.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama penunjuk hubungankekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik dan
paman, serta kataunjuk lain yang dipakai dalam penyapaan atau penyebutan. Contohnya sebagai berikut: “Kapan
Bapak berangkat?” tanya Hasan, “Silahkan
duduk, Dik!” kata orang itu.
n.
Huruf
Miring
Berikut
cara penulisan huruf kapital atau huruf besar dalam pelajaranbahasa Indonesia.
a.
Huruf miring dipakai untuk menuliskan
judul buku, nama majalah,atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan,
termasuk dalamdaftar pustaka.
Contohnya
sebagai berikut: Saya
sudah membaca buku Salah Asuhan karangan AbdoelMoeis.
b.
Huruf miring dipakai sebagai menegaskan
atau mengkhususkanhuruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
Contohnya
sebagai berikut : Huruf
terakhir kata abad adalah d.
c.
Huruf miring dipakai untuk menuliskan
kata atau ungkapan dalambahasa daerah atau bahasa asing.
Contohnya
sebagai berikut : Upacara
peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian wisatawanasing yang berkunjung ke
Aceh
B.
Penulisan
Kata
a.
Kata
Dasar
Kata
yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contohnya sebagai berikut : Buku itu sangat menarik.
b.
Kata
Imbuhan
a.
Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta
gabungan awalan danakhiran) ditis serangkai dengan bentuk dasarnya.Contohya
sebagai berikut : Berjalan.
b.
Bentuk terkait ditulis serangkaian
dengan kata yang mengikutinya. Contohnya
sebagai berikut : aerodinamika, antarkota.
c.
Bentuk
Ulangan
Bentuk
ulang ditulis
dengan menggunakan tnda hubung (-) diantara unsur-unsurnya. Contohnya sebagai berikut : Anak- anak, Buku-buku.
d.
Gabungan
kata
Unsur
gabungan kata yang lazim disebut kata majeuk, termasuk istilahkhusus, ditulis
terpisah. Contohnya
sebagai berikut : Duta
besar, Kambing
hitam.
a.
Gabungan kata yang dapat menimbulkan
salah pengertian ditulis denganmembubuhkan tanda hubungan (-) di antara unsur-unsurnya. Contohnya sebagai berikut : anak-istri
pejabat, ibu-bapak
kami.
b.
Gabungan kata yang penulisannya terpisah
tetap ditulis terpisah jika mendapat
awalan atau akhiran. Contohnya
sebagai berikut : bertepuk
tangan, menganak
sungai.
C.
Partikel
a.
Partikel
-lah, -kah, dan –tah
ditulis serangkai dengan kata yangmendahuluinya. Contohnya sebagai berikut : Bacalah buku itu baik-baik!, Apakah yang tersirat dalam surat
itu?
b. Partikel
pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contohnya sebagai berikut : Apa
pun permasalahan yang
muncul, dia dapat
mengatasinyadengan bijaksana.
c. Partikel
per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisahdari kata yang
mengikutinya. Contohnya
sebagai berikut : Mereka
masuk ke dalam ruang rapat satu per satu. Harga
kain itu Rp50.000,00 per meter.
D.
Tanda
Baca
1.
Tanda
titik ( . )
Tanda
titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan. Misalnya: Mereka duduk di sana.
Dia akan datang pada pertemuan itu.
a.
Tanda titik dipakai di belakang angka
atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar. Misalnya:
I. Kondisi Kebahasaan di Indonesia
A. Bahasa
Indonesia
1.
Kedudukan
2.
Fungsi
B. Bahasa Daerah
1.
Kedudukan
2.
Fungsi
C. Bahasa Asing
1.
Kedudukan
2.
Fungsi
b. 1. Patokan
Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar
Tangan
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
2. Patokan Khusus
…
...
Catatan :
1.
Tanda titik tidak dipakai pada angka
atau huruf yang sudah bertanda kurung dalam suatu perincian.
Misalnya: Bahasa
Indonesia berkedudukan sebagai
1) bahasa
nasional yang berfungsi, antara lain,
a) lambang
kebanggaan nasional,
b) identitas
nasional, dan
c) alat
pemersatu bangsa;
2) bahasa negara ….
2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir
penomoran digi_tal yang lebih dari satu angka (seperti pada 2b).
3)
Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau ang_ka terakhir dalam penomoran
deret digital yang lebih dari satu angka dalam judul tabel, bagan, grafik, atau
gambar. Misalnya:
Tabel 1 Kondisi Kebahasaan di
Indonesia
Tabel 1.1 Kondisi Bahasa Daerah di
Indonesia
Bagan 2 Struktur Organisasi
Bagan 2.1 Bagian Umum
Grafik 4 Sikap Masyarakat Perkotaan
terhadap Bahasa Indonesia
Grafik 4.1 Sikap Masyarakat
Berdasarkan Usia
Gambar 1 Gedung Cakrawala
Gambar 1.1 Ruang Rapat
b.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan
angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Misalnya:
pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1, 35 menit, 20
detik) 01.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik).
c.
Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka
di antara nama penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda
tanya atau tanda seru), dan tempat terbit. Misalnya:
Pusat
Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
Peta
Bahasa di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta. Moeliono, Anton M. 1989.
Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia.
d.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan
bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
Misalnya:
Indonesia
memiliki lebih dari 13.000 pulau.
Penduduk
kota itu lebih dari 7.000.000 orang.
Anggaran
lembaga itu mencapai Rp225.000.000.000,00.
Catatan:
(1)
Tanda titik tidak dipakai untuk
memisahkan bi_langan ribuan atau kelipatannya yang tidak menun_jukkan jumlah.
Misalnya:
Dia lahir pada tahun 1956 di
Bandung.
Kata sila terdapat dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa halaman 1305.
Nomor rekening panitia seminar
adalah 0015645678.
(2)
Tanda titik tidak dipakai di belakang
(a) alamat penerima dan pengirim surat serta (b) tanggal surat.
Misalnya:
Yth. Direktur
Taman Ismail Marzuki Jalan Cikini Raya No. 73 Menteng Jakarta 10330
Yth. Kepala
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Jalan Daksinapati
Barat IV Rawamangun Jakarta Timur
Indrawati,
M.Hum.
Jalan Cempaka II
No. 9 Jakarta Timur 21
April 2013
Jakarta,
15
ei 2013 (tanpa kop surat)
2.
Tanda
Koma ( , )
a.
Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur
dalam suatu pemerincian atau pembilangan. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
39 Misalnya:
Telepon seluler, komputer, atau
internet bukan barang asing lagi.
Buku, majalah, dan jurnal termasuk
sumber kepus_takaan.
Satu, dua, ... tiga!
b.
Tanda koma dipakai sebelum kata
penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).
Misalnya:
Saya ingin membeli kamera, tetapi
uang saya belum cukup. Ini bukan milik saya, melainkan
milik ayah saya.
Dia membaca cerita pendek, sedangkan
adiknya melukis panorama
c.
Tanda koma dipakai di belakang kata atau
ungkapan peng_hubung antar kalimat,
seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan
meskipun demikian. Misalnya:
Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh
karena itu, dia memperoleh beasiswa belajar di luar negeri.
Anak itu memang rajin membaca sejak
kecil. Jadi, wajar kalau dia menjadi bintang pelajar
Orang tuanya kurang mampu. Meskipun
demikian, anak-anaknya berhasil menjadi sarjana.
d.
Tanda koma dipakai di antara nama orang
dan singkatan gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari
singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Misalnya:
Ratulangi, S.E.
Ny. Khadijah, M.A.
Bambang Irawan, M.Hum.
Siti Aminah, S.H., M.H.
Catatan:
Bandingkan Siti Khadijah, M.A. dengan Siti Khadijah M.A. (Siti Khadijah Mas
Agung).
3.
Tanda
Titik Koma ( ; )
a.
Tanda titik koma dapat dipakai sebagai
pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk. Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia 44 Misalnya:
Hari sudah malam; anak-anak masih
membaca buku.
Ayah menyelesaikan pekerjaan;
Ibu menulis makalah; Adik membaca
cerita pendek.
b.
Tanda titik koma dipakai pada akhir
perincian yang berupa klausa. Misalnya: Syarat penerimaan pegawai di lembaga
ini adalah
(1) berkewarganegaraan Indonesia;
(2) berijazah sarjana S-1;
(3) berbadan sehat; dan
(4) bersedia ditempatkan di seluruh
wilayah Negara Ke_satuan Republik Indonesia.
c.
Tanda titik koma dipakai untuk
memisahkan bagian-ba_gian pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan
tanda koma. Misalnya:
Ibu membeli buku, pensil, dan
tinta; baju, celana, dan kaus; pisang, apel, dan jeruk.
Agenda rapat ini meliputi
a. pemilihan ketua, sekretaris, dan
bendahara;
b. penyusunan anggaran dasar,
anggaran rumah tang_ga, dan program kerja; dan
c. pendataan anggota, dokumentasi,
dan aset organisasi
4.
Tanda
Titik Dua ( : )
a.
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu
pernyataan leng_kap yang diikuti pemerincian atau penjelasan.
Misalnya:
Mereka
memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Hanya
ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hidup atau mati.
b.
Tanda titik dua dipakai dalam naskah
drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. Misalnya:
Ibu : “Bawa koper ini, Nak!”
Amir: “Baik, Bu.” Ibu : “Jangan
lupa, letakkan baik-baik!”
5.
Tanda
Hubung (-)
a.
Tanda hubung dipakai untuk menandai
bagian kata yang terpenggal oleh pergantian baris. Misalnya:
Di samping cara lama, diterapkan
juga ca-
ra baru ….
Nelayan pesisir itu berhasil
membudidayakan rum-
put laut
b.
Tanda hubung dipakai untuk menyambung
unsur kata ulang.
Misalnya:
anak-anak
berulang-ulang
kemerah-merahan
mengorek-ngorek
6.
Tanda
Tanya ( ? )
a.
Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat
tanya. Misalnya:
Kapan Hari Pendidikan Nasional
diperingati?
Siapa pencipta lagu “Indonesia
Raya”?
b.
Tanda tanya dipakai di dalam tanda
kurung untuk menya_takan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat
dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
Monumen Nasional mulai dibangun
pada tahun 1961 (?).
Di Indonesia terdapat 740 (?)
bahasa daerah.
7.
Tanda
Seru ( ! )
Tanda seru
dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyata_an yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan ke_sungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang
kuat.
Misalnya:
Alangkah indahnya taman laut di
Bunaken!
Mari kita dukung Gerakan Cinta
Bahasa Indonesia!
Bayarlah pajak tepat pada waktunya!
Masa! Dia bersikap seperti itu?
Merdeka!
8.
Tanda
Elipis ( .... )
a.
Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan
bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
Penyebab kemerosotan ... akan
diteliti lebih lanjut.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945
disebutkan bahwa bahasa negara ialah …. ..., lain lubuk lain ikannya.
Catatan:
(1) Tanda elipsis itu didahului dan
diikuti dengan spasi.
(2) Tanda elipsis pada akhir
kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat buah).
b.
Tanda elipsis dipakai untuk menulis
ujaran yang tidak sele_sai dalam dialog.
Misalnya:
“Menurut saya … seperti …
bagaimana, Bu?”
“Jadi, simpulannya … oh, sudah saatnya
istirahat.”
Catatan:
(1) Tanda elipsis itu didahului dan
diikuti dengan spasi.
(2) Tanda elipsis pada akhir
kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat buah).
9.
Tanda
Petik ( “...” )
a.
Tanda petik dipakai untuk mengapit
petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis
lain.
Misalnya:
“Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo
dalam pidatonya.
“Kerjakan tugas ini sekarang!”
perintah atasannya. “Besok akan
dibahas dalam rapat.”
Menurut Pasal 31 Undang-Undang
Dasar Negara Repub_lik Indonesia Tahun 1945, “Setiap warga negara berhak
memperoleh pendidikan.”
b.
Tanda petik dipakai untuk mengapit judul
sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai da_lam
kalimat.
Misalnya:
Sajak “Pahlawanku” terdapat pada
halaman 125 buku itu.
Marilah kita menyanyikan lagu “Maju
Tak Gentar”!
Film “Ainun dan Habibie” merupakan
kisah nyata yang diangkat dari sebuah novel
c.
Tanda petik dipakai untuk mengapit
istilah ilmiah yang ku_rang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
“Tetikus” komputer ini sudah tidak
berfungsi.
Dilarang memberikan “amplop” kepada
petugas!
10.
Tanda
Petik Tunggal (‘...’)
Tanda petik
tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya dia,
“Kaudengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
“Kudengar teriak anakku, ‘Ibu,
Bapak pulang!’, dan rasa letihku lenyap seketika,”
ujar Pak Hamdan. “Kita bangga
karena lagu ‘Indonesia Raya’ berkuman_dang di arena olimpiade itu,” kata Ketua
KONI.
11.
Tanda
Kurung ( (...) )
a.
Tanda kurung dipakai untuk mengapit
tambahan keterang_an atau penjelasan.
Misalnya: Dia memperpanjang surat
izin mengemudi (SIM).
Warga baru itu belum memiliki KTP
(kartu tanda pen_duduk).
Lokakarya (workshop) itu diadakan
di Manado.
b.
Tanda kurung dipakai untuk mengapit
keterangan atau penjelasan yang bukan bagian utama kalimat.
Misalnya: Sajak Tranggono yang
berjudul “Ubud” (nama tempat yang terkenal di Bali)
ditulis pada tahun 1962. Keterangan
itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru pasar dalam negeri
c.
Tanda kurung dipakai untuk mengapit
huruf atau angka yang digunakan sebagai penanda pemerincian.
Misalnya:
Faktor produksi menyangkut
(a) bahan baku,
(b) biaya produksi, dan
(c) tenaga kerja.
Dia harus melengkapi berkas
lamarannya dengan melampirkan
(1) akta kelahiran,
(2) ijazah terakhir, dan
(3) surat keterangan kesehatan.
12.
Tanda
Kurung Siku ([...])
a.
Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit
huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan
atau kekurangan di dalam naskah asli yang di_tulis orang lain.
Misalnya:
Sang Sapurba men[d]engar bunyi
gemerisik.
Penggunaan bahasa dalam karya
ilmiah harus sesuai [dengan] kaidah bahasa Indonesia.
Ulang tahun [Proklamasi
Kemerdekaan] Republik Indo_nesia dirayakan secara khidmat
b.
Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit
keterangan da_lam kalimat penjelas yang terdapat dalam tanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses itu
(perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35─38]) perlu
dibentangkan di sini.
13.
Tanda
Garis Miring (/)
a.
Tanda garis miring dipakai dalam nomor
surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi da_lam dua
tahun takwim.
Misalnya:
Nomor: 7/PK/II/2013
Jalan Kramat III/10
tahun ajaran 2012/2013
b.
Tanda garis miring dipakai untuk
mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan atas
kesalahan atau kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
Misalnya:
Buku Pengantar Ling/g/uistik karya
Verhaar dicetak beberapa kali.
Asmara/n/dana merupakan salah satu
tembang maca_pat budaya Jawa.
Dia sedang menyelesaikan
/h/utangnya di bank
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas yang sudah penulis jabarkan dapat
penulis tarik kesimpulan bahwa ternyata kita sebagai kaum intektual dalam hal
ini yang dalam keseharinya menggeluti bidang karya tulis ilmiah maka kita harus
mampu dan bisa memahami secara utuh secara komprehensip terkait penulisan
huruf, dan tanda baca dalam penulisan, karena dengan kita memahami secara
komprhensip maka apa yang kita tulis bisa dipahami dengan mudah oleh pembaca.
Penjelasan lebih lanjut terkait sajian makalah ini termaktub dalam bab dua di pembahasan.
B. Saran
Dari makalah kami yang
singkat ini mudah-mdahan dapat bermanfaat bagi kita semua umumnya kami pribadi.
Yang baik datangnya dari Allah SWT,
dan yang buruk datangnya dari kami sebagai hambanya. Dan kami sadar bahwa
makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai
sisi. Jadi kami harapkan saran dan juga kritiknya yang bersifat membangun,
untuk perbaikan makalah kami selanjutnya .
DAFTAR
PUSTAKA
Depdikbub. (1987). Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukkan
Istilah.. Jakarta: Departemen Pendidkan dan Kebudayaan.
Gie, The Liang. (2002).
Terampil Mengarang. Yogyakarta: ANDI.
Alwi,
Hasan, Dkk. 2003, Tata Bahasa Buku Bahasa Indoenesia, Edisi 2, Jakarta: Balai
Pustaka
Badudu, J.S. 1983. Inilah Bahasa Indoensia Yang Benar, Jakarta: Gramedia
Abidin, Yunus. 2013. Pembelajaran
Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.
Alek A, dan Achmad, H.P. 2010. Macam-macam
Karangan. Jakarta: PT, Prenada Media Grup.
Andayani. 2009. Bahasa Indonesia
(Buku Ajaran PSG). Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 13
Kurningsih, Srie. 1998. Kemampuan Menggunakan Tanda
Baca Bahasa Indonesia Siswa Kelas II SLTP Terbuka Ujung Pandang. Skripis.
Makassar: FBS UNM.
Mulya, Septi Vina. 2017. “Pembelajaran Menulis Teks
Biografi Siswa Kelas VII SMP Global Madani Baandar Lampung Tahun Pelajaran
2016/201”. Skripsi. Lampung: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
Ningsih, Sri Hatija. 2015.”Perbandingan Kemampuan
Menulis Teks Biografi Antara Siswa LakiLaki dan Siswa Permpuan SMP Negeri 2
Plopo”. Skripsi. Makassar: Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri
Makassar.