Selasa, 04 Oktober 2022

MAKALAH HURUF DAN TANDA BACA

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Kemampuan berbahasa Indonesia adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi masyarakat Indonesia, tidak terkecuali murid sekolah dasar. Dalam bidang pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar, bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran pokok. Pelajaran bahasa Indonesia diajarkan kepada murid berdasarkan kurikulum yang berlaku, yang di dalamnya (kurikulum pendidikan dasar) tercantum beberapa tujuan pembelajaran. Salah satu tujuan pokoknya adalah murid mampu dan terampil berbahasa Indonesia dengan baik dan benar setelah mengalami proses belajar mengajar di sekolah.

Keterampilan berbahasa itu tidak saja meliputi satu aspek, tetapi di dalamnya termasuk kemampuan membaca, menulis, mendengarkan (menyimak), dan berbicara. Dalam proses pemerolehan dan penggunaannya, keterampilan berbahasa tersebut saling berkaitan. Bahasa tulis mencakup sejumlah unsur-unsur bahasa, salah satunya adalah mengenai ejaan yang mencakup macam-macam huruf, berbagai kata, dan aneka tanda baca. Ada beberapa hal yang perlu dikemukakan, khususnya berbagai persoalan yang akan dibahas dalam bab ini. Hal-hal yang dimaksud adalah pemakaian huruf, pemakaian huruf kapital dan pemakaian huruf miring pada bahasa tulis.

B.            Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini antara lain :

1.      Bagaimana cara penulisan huruf dengan baik dan benar?

2.      Bagaimana cara penulisan kata dengan baik dan benar?

3.      Bagaimana cara pemakaian tanda baca dengan baik dan benar?

C.           Tujuan Masalah

Adapun tujuan dari makalah ini adalah :

1.        Untuk Mengetahui Cara Penulisan Huruf dengan Baik dan Benar.

2.        Untuk Mengetahui Cara Penulisan Kata dengan Baik dan Benar.

3.        Unutuk Mengetahui cara pemakaian tanda baca dengan baik dan benar

1

 
 


BAB II

PEMBAHASAN

A.      Penulisan Huruf

a.    Huruf Abjad

Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas hurufberikut. Pengucapan huruf disertakan disebelahnya.

Huruf

 

Nama

Kapital

Nonkapital

A

A

A

B

B

be

C

C

ce

D

D

de

E

E

e

F

F

ef

G

G

ge

H

H

ha

I

I

i

J

J

je

K

K

ka

L

L

el

M

M

em

N

N

en

O

O

o

P

P

pe

Q

Q

ki

R

R

er

S

S

es

T

T

te

U

U

u

V

V

ve

W

W

we

X

X

eks

Y

Y

ye

Z

Z

zet

 

 

 

 

b.    Huruf Vokal

Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas hurufa, e, i, o,dan u.  Berikut berikut huruf vokal dalam bahasa Indonesia yangdisertai dengan penggunaanya dalam kata.

Huruf Vokal

Misal Pemakaian dalam Kata

Posisi Awal

Posisi Tengah

Posisi Akhir

A

Api

Padi

Lusa

I

Itu

Pita

Kemari

U

Ulang

pulang

Sabtu

E

Enak

Petak

Sate

O

Oleh

Borang

Solo

 

 

 

 

 

 

 

 

 

c.    Huruf Konsonan

Huruf  konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf b, c, d, f, g, h, j,k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, dan z.

Huruf Konsonan

Misal Pemakaian dalam Kata

Posisi Awal

Posisi Tengah

Posisi Akhir

B

Bayu

Sebut

Adab

C

cantik

Kaca

Sivovac

D

daun

Adat

Abad

F

ferguso

parfum

Staf

G

gelombang

Bangga

Gudeg

H

Hitam

bahwa

Merah

J

jujur

Manja

Mikraj

K

kultur

kalkulus

Politik

L

Labil

pelabuhan

Tabel

M

mobil

membuat

Hitam

N

normal

nominal

Senin

P

poduk

proposal

Stop

Q

Qori’ah

Iqra

-

R

rambutan

survei

Geser

S

serbu

estetik

Baris

T

tamu

Mata

Rapat

V

Variasi

Lava

Molotov

W

weekend

Hawa

Takraw

X

xenon

-

-

Y

yakin

payung

-

Z

Zebra

Lazim

Juz

Keterangan :

Huruf q dan x khusus dipakai untuk nama diri (seperti Taufiq dan Xerox)dan keperluan ilmu (seperti status quo dan sinar-x).

 

d.   Huruf Diftong

Huruf diftong atau vokal ganda merupakan huruf yang terjadi jika ada duahuruf vokal yang berurutan. Kedua huruf vokal tersebut harus berada didalam  satu  suku kata  dan menciptakan  bunyi  luncuran  (bunyi yangberubah kualitasnya). Bunyi luncuran tersebut sama lafalnya dengan bunyiyang   huruf   asli.   Di   dalam   bahasa   Indonesia   terdapat   diftong   yangdilambangkan dengan ai, au, ei, dan oi.

 

 

 

Huruf Diftong

Misal Pemakaian dalam Kata

Posisi Awal

Posisi Tengah

Posisi Akhir

Ai

-

balairung

Pandai

Au

Autodidak

Taufik

Harimau

Ei

Eigendom

Geiser

Survei

Oi

-

Boikot

Amboi

 

 

e.    Gabungan Huruf Konsonan

Dalam   Bahasa   Indonesia   terdapat   empat   gabungan   huruf   yangmelambangkan   konsonan.   Yaitu   hk,   ng,   ny,   dan   sy.   Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.

Gabungan Huruf Diftong

Misal Pemakaian dalam Kata

Posisi Awal

Posisi Tengah

Posisi Akhir

Kh

Khair

Akhir

Pandai

Ng

Ngarai

Bangun

Harimau

Ny

Nyata

Banyak

Survei

Sy

Syair

musyawarah

Amboi

 

 

f.     Huruf

Berikut cara penulisan huruf kapital atau huruf besar dalam  perjalananbahasa Indonesiaa.

a.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

Contoh : Dia merasakan lapar, Apa yang harus kita lakukan ?

b.    Hutruf   kapital   dipakai   sebagai   huruf   pertama   unsur   namaorang,termasuk julukan.

Contoh :  (Amir Hamzah, Lifia Dameistin)

c.    Huruf kapital dipakai sebagai pada awal kalimat dalam petikanlangsung.

Contoh : Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”

d.   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama sertiap nama kataagama, kitab suci, dan Tuhan.

Contoh : Alquran, Kristen Alkitabe.

e.    Huruf kapital dipakai pada unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat terbagi menjadidua, yakni:

1)   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur atau nama gelarkehormatan keturunan, keagamaan.

Contoh : Sultan Hasannudin, Agung Permana, Sarjana Hukum.

2)   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelarkehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dankepangkatan yang dipakai sapaan.

Contoh : Selamat datang, Yang Mulia, Selamat pagi, Dokter.

g.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatandan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagaipengganti nama orang terntentu, nama instansi, atau nama tempat.

Contoh : Wakil Presiden Adam Malik, Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara.

h.    Huruf kapital pada nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwasejarah terbagi menjadi dua,yakni.

a.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama  tahun,bulan, hari raya.

Contoh : tahun Hijriah, tarikh Masehi.

b.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur namaperistiwa/sejarah.

c.    Contoh : Perang Dunia II, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

i.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.

Contoh : Jakarta, Pulau Mangas

j.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuksemua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga,badan, organisasi, atau do- kumen, kecuali kata tugas, seperti di,ke, dari, dan, yang, dan untuk.

Contohnya sebagai beikut : Republik Indonesia, Majelis Permusyawaratan Rakyat Indonesia

k.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasukunsur kata ulang sempurna). Didalam judul buku karangan, artikeldan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugasseperti di, ke, dari, dan, yang dan untuk, yang tidak terletak padaposisi awal.

Contohnya sebagai berikut: Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan., Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra

l.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan namagelar, pangkat atau sapaan.Contohnya sebagai berikut : S.H.sarjana hokum, S.K.M.sarjana kesehatan masyarakat.

m.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama penunjuk hubungankekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik dan paman, serta kataunjuk lain yang dipakai dalam penyapaan atau penyebutan. Contohnya sebagai berikut: “Kapan  Bapak berangkat?” tanya Hasan, “Silahkan duduk, Dik!” kata orang itu.

n.    Huruf Miring

                 Berikut cara penulisan huruf kapital atau huruf besar dalam pelajaranbahasa Indonesia.

a.    Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah,atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalamdaftar pustaka.

Contohnya sebagai berikut: Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan AbdoelMoeis.

b.    Huruf miring dipakai sebagai menegaskan atau mengkhususkanhuruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.

Contohnya sebagai berikut : Huruf terakhir kata abad adalah d.

c.    Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalambahasa daerah atau bahasa asing.

Contohnya sebagai berikut : Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian wisatawanasing yang berkunjung ke Aceh

 

B.       Penulisan Kata

a.    Kata Dasar

Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contohnya sebagai berikut : Buku itu sangat menarik.

b.    Kata Imbuhan

a.    Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan danakhiran) ditis serangkai dengan bentuk dasarnya.Contohya sebagai berikut : Berjalan.

b.    Bentuk terkait ditulis serangkaian dengan kata yang mengikutinya. Contohnya sebagai berikut : aerodinamika, antarkota.

c.    Bentuk Ulangan

Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tnda hubung (-) diantara unsur-unsurnya. Contohnya sebagai berikut : Anak- anak, Buku-buku.

 

d.   Gabungan kata

Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majeuk, termasuk istilahkhusus, ditulis terpisah. Contohnya sebagai berikut : Duta besar, Kambing hitam.

a.    Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis denganmembubuhkan tanda   hubungan (-) di antara unsur-unsurnya. Contohnya sebagai berikut : anak-istri pejabat, ibu-bapak kami.

b.    Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan atau akhiran. Contohnya sebagai berikut : bertepuk tangan, menganak sungai.

 

 

 

 

C.      Partikel

a.    Partikel  -lah, -kah,  dan  –tah  ditulis  serangkai  dengan kata yangmendahuluinya. Contohnya sebagai berikut : Bacalah buku itu baik-baik!, Apakah yang tersirat dalam surat itu?

b.    Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contohnya sebagai berikut : Apa  pun  permasalahan   yang   muncul,   dia   dapat   mengatasinyadengan bijaksana.

c.    Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisahdari kata yang mengikutinya. Contohnya sebagai berikut : Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu. Harga kain itu Rp50.000,00 per meter.

 

D.      Tanda Baca

1.    Tanda titik ( . )

Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan. Misalnya: Mereka duduk di sana. Dia akan datang pada pertemuan itu.

a.    Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar. Misalnya:

I. Kondisi Kebahasaan di Indonesia

A. Bahasa Indonesia

1. Kedudukan

2. Fungsi

B. Bahasa Daerah

1. Kedudukan

2. Fungsi

C. Bahasa Asing

1. Kedudukan

2. Fungsi

b. 1. Patokan Umum

1.1 Isi Karangan

1.2 Ilustrasi

1.2.1 Gambar Tangan

1.2.2 Tabel

1.2.3 Grafik

2. Patokan Khusus

...

Catatan :

1.        Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang sudah bertanda kurung dalam suatu perincian.

Misalnya: Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai

1) bahasa nasional yang berfungsi, antara lain,

a) lambang kebanggaan nasional,

b) identitas nasional, dan

c) alat pemersatu bangsa;

2) bahasa negara ….

2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir penomoran digi_tal yang lebih dari satu angka (seperti pada 2b).

3) Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau ang_ka terakhir dalam penomoran deret digital yang lebih dari satu angka dalam judul tabel, bagan, grafik, atau gambar. Misalnya:

Tabel 1 Kondisi Kebahasaan di Indonesia

Tabel 1.1 Kondisi Bahasa Daerah di Indonesia

Bagan 2 Struktur Organisasi

Bagan 2.1 Bagian Umum

Grafik 4 Sikap Masyarakat Perkotaan terhadap Bahasa Indonesia

Grafik 4.1 Sikap Masyarakat Berdasarkan Usia

Gambar 1 Gedung Cakrawala

Gambar 1.1 Ruang Rapat

 

b.    Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.

Misalnya: pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1, 35 menit, 20 detik) 01.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik).

c.    Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit. Misalnya:

Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008.

Peta Bahasa di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta. Moeliono, Anton M. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia.

d.   Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.

Misalnya:

Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.

Penduduk kota itu lebih dari 7.000.000 orang.

Anggaran lembaga itu mencapai Rp225.000.000.000,00.

Catatan:

(1)   Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bi_langan ribuan atau kelipatannya yang tidak menun_jukkan jumlah.

Misalnya:

Dia lahir pada tahun 1956 di Bandung.

Kata sila terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa halaman 1305.

Nomor rekening panitia seminar adalah 0015645678.

(2)   Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) alamat penerima dan pengirim surat serta (b) tanggal surat.

Misalnya:

Yth. Direktur Taman Ismail Marzuki Jalan Cikini Raya No. 73 Menteng Jakarta 10330

Yth. Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Jalan Daksinapati Barat IV Rawamangun Jakarta Timur

Indrawati, M.Hum.

Jalan Cempaka II No. 9 Jakarta Timur 21

April 2013 Jakarta,

15    ei 2013 (tanpa kop surat)

2.      Tanda Koma ( , )

a.    Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia 39 Misalnya:

Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang asing lagi.

Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepus_takaan.

Satu, dua, ... tiga!

b.    Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara). Misalnya:

Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup. Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.

Dia membaca cerita pendek, sedangkan adiknya melukis panorama

c.    Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan peng_hubung antar kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian. Misalnya:

Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa belajar di luar negeri.

Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia menjadi bintang pelajar

Orang tuanya kurang mampu. Meskipun demikian, anak-anaknya berhasil menjadi sarjana.

d.   Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Misalnya:

Ratulangi, S.E.

Ny. Khadijah, M.A.

Bambang Irawan, M.Hum.

Siti Aminah, S.H., M.H.

Catatan: Bandingkan Siti Khadijah, M.A. dengan Siti Khadijah M.A. (Siti Khadijah Mas Agung).

3.      Tanda Titik Koma ( ; )

a.    Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia 44 Misalnya:

Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.

Ayah menyelesaikan pekerjaan;

Ibu menulis makalah; Adik membaca cerita pendek.

b.    Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa. Misalnya: Syarat penerimaan pegawai di lembaga ini adalah

(1) berkewarganegaraan Indonesia;

(2) berijazah sarjana S-1;

(3) berbadan sehat; dan

(4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Ke_satuan Republik Indonesia.

c.    Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-ba_gian pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma. Misalnya:

Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; pisang, apel, dan jeruk.

Agenda rapat ini meliputi

a. pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara;

b. penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tang_ga, dan program kerja; dan

c. pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organisasi

 

 

4.         Tanda Titik Dua ( : )

a.    Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan leng_kap yang diikuti pemerincian atau penjelasan.

Misalnya:

Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.

Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hidup atau mati.

b.    Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. Misalnya:

Ibu : “Bawa koper ini, Nak!”

Amir: “Baik, Bu.” Ibu : “Jangan lupa, letakkan baik-baik!”

5.         Tanda Hubung (-)

a.    Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian baris. Misalnya:

Di samping cara lama, diterapkan juga ca-

ra baru ….

Nelayan pesisir itu berhasil membudidayakan rum-

put laut

b.    Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.

Misalnya:

anak-anak

berulang-ulang

kemerah-merahan

mengorek-ngorek

6.        Tanda Tanya ( ? )

a.    Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya. Misalnya:

Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?

Siapa pencipta lagu “Indonesia Raya”?

b.    Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menya_takan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

Misalnya:

Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?).

Di Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah.

7.        Tanda Seru ( ! )

Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyata_an yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan ke_sungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.

Misalnya:

Alangkah indahnya taman laut di Bunaken!

Mari kita dukung Gerakan Cinta Bahasa Indonesia!

Bayarlah pajak tepat pada waktunya!

Masa! Dia bersikap seperti itu?

Merdeka!

8.         Tanda Elipis ( .... )

a.    Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan.

Misalnya:

Penyebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa negara ialah …. ..., lain lubuk lain ikannya.

Catatan:

(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.

(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat buah).

b.    Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak sele_sai dalam dialog.

Misalnya:

“Menurut saya … seperti … bagaimana, Bu?”

 “Jadi, simpulannya … oh, sudah saatnya istirahat.”

Catatan:

(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.

(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat buah).

9.        Tanda Petik ( “...” )

a.    Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.

Misalnya:

“Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam pidatonya.

“Kerjakan tugas ini sekarang!”

perintah atasannya. “Besok akan dibahas dalam rapat.”

Menurut Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Repub_lik Indonesia Tahun 1945, “Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan.”

b.   Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai da_lam kalimat.

Misalnya:

Sajak “Pahlawanku” terdapat pada halaman 125 buku itu.

Marilah kita menyanyikan lagu “Maju Tak Gentar”!

Film “Ainun dan Habibie” merupakan kisah nyata yang diangkat dari sebuah novel

c.    Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang ku_rang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.

Misalnya:

“Tetikus” komputer ini sudah tidak berfungsi.

Dilarang memberikan “amplop” kepada petugas!

10.     Tanda Petik Tunggal (‘...’)

Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain.

Misalnya:

Tanya dia, “Kaudengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”

“Kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak pulang!’, dan rasa letihku lenyap seketika,”

ujar Pak Hamdan. “Kita bangga karena lagu ‘Indonesia Raya’ berkuman_dang di arena olimpiade itu,” kata Ketua KONI.

11.     Tanda Kurung ( (...) )

a.    Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterang_an atau penjelasan.

Misalnya: Dia memperpanjang surat izin mengemudi (SIM).

Warga baru itu belum memiliki KTP (kartu tanda pen_duduk).

Lokakarya (workshop) itu diadakan di Manado.

b.    Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian utama kalimat.

Misalnya: Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang terkenal di Bali)

ditulis pada tahun 1962. Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru pasar dalam negeri

c.    Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau angka yang digunakan sebagai penanda pemerincian.

Misalnya:

Faktor produksi menyangkut

(a) bahan baku,

(b) biaya produksi, dan

(c) tenaga kerja.

Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan

(1) akta kelahiran,

(2) ijazah terakhir, dan

(3) surat keterangan kesehatan.

 

 

 

12.     Tanda Kurung Siku ([...])

a.    Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli yang di_tulis orang lain.

Misalnya:

Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.

Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai [dengan] kaidah bahasa Indonesia.

Ulang tahun [Proklamasi Kemerdekaan] Republik Indo_nesia dirayakan secara khidmat

b.    Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan da_lam kalimat penjelas yang terdapat dalam tanda kurung.

Misalnya:

Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35─38]) perlu dibentangkan di sini.

13.     Tanda Garis Miring (/)

a.    Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi da_lam dua tahun takwim.

Misalnya:

Nomor: 7/PK/II/2013

Jalan Kramat III/10

tahun ajaran 2012/2013

b.    Tanda garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.

Misalnya:

Buku Pengantar Ling/g/uistik karya Verhaar dicetak beberapa kali.

Asmara/n/dana merupakan salah satu tembang maca_pat budaya Jawa.

Dia sedang menyelesaikan /h/utangnya di bank

 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari penjelasan diatas yang sudah penulis jabarkan dapat penulis tarik kesimpulan bahwa ternyata kita sebagai kaum intektual dalam hal ini yang dalam keseharinya menggeluti bidang karya tulis ilmiah maka kita harus mampu dan bisa memahami secara utuh secara komprehensip terkait penulisan huruf, dan tanda baca dalam penulisan, karena dengan kita memahami secara komprhensip maka apa yang kita tulis bisa dipahami dengan mudah oleh pembaca. Penjelasan lebih lanjut terkait sajian makalah ini termaktub dalam bab dua di pembahasan.

 

B.     Saran

Dari makalah kami yang singkat ini mudah-mdahan dapat bermanfaat bagi kita semua umumnya kami pribadi. Yang baik datangnya dari Allah SWT, dan yang buruk datangnya dari kami sebagai hambanya. Dan kami sadar bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi. Jadi kami harapkan saran dan juga kritiknya yang bersifat membangun, untuk perbaikan makalah kami selanjutnya .

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbub. (1987). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukkan Istilah.. Jakarta: Departemen Pendidkan dan Kebudayaan.

Gie, The Liang. (2002). Terampil Mengarang. Yogyakarta: ANDI. 

Alwi, Hasan, Dkk. 2003, Tata Bahasa Buku Bahasa Indoenesia, Edisi 2, Jakarta: Balai Pustaka

Badudu, J.S. 1983. Inilah Bahasa Indoensia Yang Benar, Jakarta: Gramedia

Abidin, Yunus. 2013. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.

Alek A, dan Achmad, H.P. 2010. Macam-macam Karangan. Jakarta: PT, Prenada Media Grup.

Andayani. 2009. Bahasa Indonesia (Buku Ajaran PSG). Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 13

Kurningsih, Srie. 1998. Kemampuan Menggunakan Tanda Baca Bahasa Indonesia Siswa Kelas II SLTP Terbuka Ujung Pandang. Skripis. Makassar: FBS UNM.

Mulya, Septi Vina. 2017. “Pembelajaran Menulis Teks Biografi Siswa Kelas VII SMP Global Madani Baandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/201”. Skripsi. Lampung: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Ningsih, Sri Hatija. 2015.”Perbandingan Kemampuan Menulis Teks Biografi Antara Siswa LakiLaki dan Siswa Permpuan SMP Negeri 2 Plopo”. Skripsi. Makassar: Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Makassar.