BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
اَلَّذِىْ اَحْسَنَ كُلَّ شَيْئٍ
خَلَقَهُ,وَبَدَأَ خَلْقَ اْلإِنْسَانَ مِنْ طِيْنٍ○
ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلاَلَةٍ مِّن
مَّاءٍ مَّهِيْنٍ ○ ثُمَّ سَوّيهُ وَنَفَخَ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِهِ, وَجَعَلَ لَكُمَ
السَّمْعَ وَاْلأَبْصَارَ وَاْلأَفْإِدَةَ. قَلِيْلاً مَّا تَشْكُرُوْنَ ○
Artinya:
7. Dan segala sesuatu yang dicptakan-Nya dibuat-Nya dengan sebaik-baiknya, dan
dimulainya mencipyakan manusia dari tanah.
8. Kemudian Ia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina.
9. Kemudian Ia membentuknya dan meniupkan kedalamnya sebagian dari ruh-Nya,
dan dijadikannya untuk kamu pendengaran,penglihatan dan hati (pikiran dan
perasaan). Sedikit sekali kamu bersyukur. (QS. As-Sajdah ayat 7-9)
Ayat tersebut mengisyaratkan adanya proses
penciptaan manusia dalam alam arham (masa kehamilan), yang diawali dengan “sulalah
min tin”, kemudian “menjadi nutfah, ‘alaqah, mudghah, ‘izaman,
lahman dan khalqan”. Penciptaan manusia, berasal dari sulalah min tin, artinya
saripati tanah, yaitu inti zat-zat yang ada dalam tubuh wanita dalam bentuk
ovum dan dalam diri laki-laki dalam bentuk sperma. Sel telur yang telah dibuahi
oleh sperma, atau zygote, disebut nutfah. Setelah terjadi pembuahan, zygote
berjalan secara perlahan melalui tuba fallopi, menuju rahim. Setelah menempel
di dinding rahim, berubah menjadi ‘alaqah. Istilah ‘alaqah, biasa diterjemahkan
dengan segumpal darah. Penggunaan istilah ‘alaqah oleh al-Qur’an sangat tepat,
karena posisi zygote menggantung di dinding rahim. ‘Alaqah juga berarti
sesuatu yang menggantung. Proses berikutnya, berubah menjadi mudghah, yang
bentuknya seperti sekerat daging, kemudian tumbuh tulang (‘izamaman) tulang
dibungkas daging (lahman), selanjutnya menjadi khlaqan akhar (makhluk janin,
yang sudah berbeda dengan kondisi awal terjadinya manusia). Kemudian Allah
meniupkan ruh dalam janin.
Salah satu ciri
makhluk hidup adalah berkembang biak atau bereproduksi. Perkembangbiakan adalah
upaya makhluk hidup menghasilkan keturunan untuk melestarikan jenisnya. Cara
perkembangbiakan makhluk hidup berbeda-beda. Hal ini berkaitan dengan
perkembangan struktur tubuh dan penyesuaian terhadap kondisi lingkungannya.
sistem reproduksi pada manusia memiliki struktur, fungsi, dan proses yang
kompleks.
Reproduksi pada manusia terjadi secara
seksual, yang mana individu baru terbentuk diawali dengan bersatunya sel
kelamin pria (sperma) dan sel kelamin wanita (sel telur). Sistem reproduksi
manusia dibedakan atas organ reproduksi pria dan organ reproduksi perempuan.
Sistem reproduksi
pada manusia merupakan salah satu materi biologi SMP kelas IX. Standar kompetensinya yaitu memahami berbagai sistem dalam kehidupan
manusia, sedangkan kompetensi dasarnya yaitu mendeskripsikan sistem reproduksi
dan penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi pada manusia. Jadi
sebagai calon guru biologi, kita perlu memahami dan menelaah materi biologi
SMP, salah satunya yaitu materi sistem reproduksi pada manusia.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana sistem reproduksi pada pria?
2.
Bagaimana sistem reproduksi pada wanita?
3.
Bagaimana proses perkembangan embrio
manusia?
4.
Apa saja hormon reproduksi pada manusia?
5.
Apa saja penyakit menular seksual pada
manusia?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1.
Untuk mengetahui dan memahami sistem
reproduksi pada pria dan wanita.
2.
Untuk mengetahui dan memahami
perkembangan embrio manusia.
3.
Untuk mengetahui dan memahami hormon
reproduksi pada manusia.
4.
Untuk mengetahui dan memahami penyakit
menular seksual pada manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sitem Reproduksi pada Pria
1. Organ Reproduksi Pria
Sistem
reproduksi pada pria terdiri dari organ reproduksi bagian luar dan organ
reproduksi bagian dalam. Organ reproduksi bagian luar terdiri dari penis dan
skrotum, sedangkan organ reproduksi bagian dalam terdiri dari testis,
epididimis, vas deferens, kelenjar prostat, vesikula seminalis dan uretra.
Organ-organ reproduksi pria akan mulai berkembang pada saat usia 9-15 tahun dan
akan berhenti perkembangannya pada usia 20 tahun.
Gambar 1. Sistem Reproduksi Pria
(sumber: http://dosenbiologi.com)
a. Penis
Penis tersusun dari jaringan otot, jaringan spons, pembuluh darah, dan
jaringan saraf. Penis dibagi menjadi dua bagian, yaitu batang dan kepala penis.
Pada bagian kepala terdapat kulit yang menutupinya, disebut preputium. Kulit
ini diambil secara operatif saat melakukan sunat. Penis tidak mengandung tulang
dan tidak terbentuk dari otot. Ukuran dan bentuk penis bervariasi, tetapi jika
penis ereksi ukurannya hampir sama. Kemampuan ereksi sangat berperan dalam
fungsi reproduksi. Pada bagian dalam penis terdapat saluran yang berfungsi
mengeluarkan urine, saluran ini untuk mengalirkan sperma keluar. Jadi, fungsi
penis sebagai saluran pengeluaran sperma dan urine.
a. Skrotum
Skrotum adalah kantong kulit yang
melindungi testis dan berfungsi sebagai tempat bergantungnya testis. Skrotum
berwarna gelap dan berlipat-lipat. Skrotum mengandung otot polos yang mengatur
jarak testis ke dinding perut. Dalam menjalankan fungsinya, skrotum dapat
mengubah ukurannya. Jika suhu udara dingin, maka skrotum akan mengerut dan
menyebabkan testis lebih dekat dengan tubuh dan dengan demikian lebih hangat.
Sebaliknya, pada cuaca panas skrotum akan membesar dan kendur, akibatnya luas
permukaan skrotum meningkat dan panas dapat dikeluarkan.
b. Testis
Testis merupakan tempat pembentukan sperma
dan beberapa jenis hormon kelamin jantan (androgen). Peristiwa pembentukan
sperma di dalam testis disebut spermatogenesis. Testis terletak di dalam
skrotum atau kantung pelir yang berfungsi untuk mengatur suhu tests agar sesuai
dalam pembentukan sperma.
c. Epididimis
Epididimis adalah saluran-saluran yang lebih kecil dari vas deferens. Alat
ini mempunyai bentuk berkelok-kelok dan membentuk bangunan seperti topi.
Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan pematangan sperma.
d. Vas Deferens
Vas deferens adalah sebuah tabung yang dibentuk dari otot. Vas deferens
membentang dari epididimis ke uretra. Vas deferens berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sperma sebelum dikeluarkan melalui penis. Saluran ini bermuara dari
epididimis. Saluran vas deferens menghubungkan testis dengan kantong sperma.
Kantong sperma ini berfungsi untuk menampung sperma yang dihasilkan oleh
testis.
e. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat sebagai penghasil cairan basa untuk melindungi sperma dari
gangguan luar.
f. Vesikula Seminalis
Veskula seminalis berfungsi sebagai
penampung spermatozoa dari testis
g. Uretra
Uretra merupakan saluran kantung kemih yang
berhubungan dengan vasa deferensia. Sperma keluar dari penis melalui uretra.
2. Sperma
Pada usia remaja (sekitar usia 12–13
tahun), umumnya organ kelamin laki-laki telah mampu menghasilkan sel sperma.
Biasanya ditandai dengan mimpi dan keluarnya sel sperma (mimpi basah). Sel
sperma manusia memiliki panjang ±60 μm. Dalam satu tetes semen (air mani)
terdapat kurang
lebih 200 – 500 juta sperma.
Struktur sperma terdiri dari kepala, bagian
tengah (badan), dan ekor (flagela). Pada bagian kepala terdapat inti sel dan
akrosom yang dibentuk dari kompleks golgi. Akrosom menghasilkan enzim
yang berfungsi membantu sperma menembus sel telur. Pada bagian tengah terdapat mitokondria
sebagai tempat berlangsungnya oksidasi sel untuk membentuk energi yang
digunakan oleh sperma dapat bergerak aktif. Bagian ekor berupa flagela yang
merupakan alat bergerak sperma.
Gambar 2. Struktur Sperma
(http://smartpromil.com)
3. Proses Pembentukan Sperma
Proses pembentukan sperma disebut
spermatogenesis. Spermatogenesis tejadi di dalam testis. Di dalam tetis
terdapat sel kelamin pemula yang disebut
sel spermatogonium. Spermatogonium
bersifat diploid (2n) atau jumlah kromosom rangkap dua. Setelah individu
mencapai masa untuk berkembang biak, sel spermatogonium akan membelah
berulang-ulang secara mitosis, sehingga dihasilkan banayk sel spermatogonium.
Sebagian dari sel-sel spermatogonium tersebut terus membelah secara mitosis,
sedangkan sebagian yang lain membesar menjadi spermatosit primer yang
bersifat diploid (2n). Kemudian spermatosit primer membelah secara meiosis I
menghasilkan spermatosit sekunder yang bersifat haploid (n). Spermatosit
sekunder membelah lagi secara meiosis II menghasilkan 4 sel spermatid.
Masing-masing spermatid memiliki ukuran yang sama dan bersifat haploid (n).
Sel-sel spermatid akan mengalami diferensiasi menjadi sel spermatozoa atau
sperma, peristiwa ini disebut spermiogenesis.
Gambar 3. Spermatogenesis
(Sumber:
http://biologi-sma-rahul.blogspot.co.id)
B. Sitem Reproduksi pada Wanita
1. Organ Reproduksi Wanita
Sistem reproduksi wanita juga terdiri dari
organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar. Organ reproduksi bagian luar
terdiri dari lubang vagina, labia mayora, labia minora, mons pubis dan
klitoris. Sedangkan pada alat kelamin bagian dalam terdapat ovarium, tuba
falopii (oviduk), dan uterus (rahim).
Gambar 4. Sistem Reproduksi Wanita
(Sumber: http://www.bukupedia.net)
a. Vulva
Vulva merupakan daerah yang menyelubungi vagina. Vulva terdiri atas mons
pubis, labia, klitoris, daerah ujung luar vagina, dan saluran kemih. Mons pubis
adalah gundukan jaringan lemak yang terdapat di bagian bawah perut. Daerah ini
dapat dikenali dengan mudah karena tertutup oleh rambut pubis. Rambut ini akan
tumbuh saat seorang gadis beranjak dewasa. Labia adalah lipatan berbentuk
seperti bibir yang terletak di dasar mons pubis. Labia terdiri dari dua bibir,
yaitu bibir luar dan bibir dalam. Bibir luar disebut labium mayora, merupakan
bibir yang tebal dan besar. Sedangkan bibir dalam disebut labium minora,
merupakan bibir tipis yang menjaga jalan masuk ke vagina. Klitoris terletak
pada pertemuan antara ke dua labia minora dan dasar mons pubis. Ukurannya
sangat kecil sebesar kacang polong, penuh dengan sel saraf sensorik dan
pembuluh darah. Alat ini sangat sensitif dan berperan besar dalam fungsi
seksual.
b. Vagina
Vagina adalah saluran yang elastis, panjangnya sekitar 8-10 cm, dan
berakhir pada rahim. Vagina dilalui darah pada saat menstruasi dan merupakan
jalan lahir. Karena terbentuk dari otot, vagina bisa melebar dan menyempit.
Kemampuan ini sangat hebat, terbukti pada saat melahirkan vagina bisa
melebar seukuran bayi yang melewatinya. Pada bagian ujung yang terbuka, vagina
ditutupi oleh sebuah selaput tipis yang dikenal dengan istilah selaput dara.
Bentuknya bisa berbeda-beda setiap wanita. Selaput ini akan robek
pada saat bersanggama, kecelakaan, masturbasi/onani yang terlalu dalam, olah
raga dan sebagainya.
c. Serviks
Serviks disebut juga dengan mulut rahim. Serviks ada pada bagian terdepan
dari rahim dan menonjol ke dalam vagina, sehingga berhubungan dengan bagian
vagina. Serviks memproduksi cairan berlendir. Pada sekitar waktu ovulasi, mukus
ini menjadi banyak, elastis, dan licin. Hal ini membantu spermatozoa untuk
mencapai uterus. Saluran yang berdinding tebal ini akan menipis dan membuka
saat proses persalinan dimulai.
d. Rahim
Rahim disebut juga uterus. Alat ini memiliki peranan yang besar dalam
reproduksi wanita. Rahim berperan besar saat menstruasi hingga melahirkan.
Bentuk rahim seperti buah pir, berongga, dan berotot. Sebelum hamil beratnya
30-50 gram dengan ukuran panjang 9 cm dan lebar 6 cm kurang lebih sebesar telur
ayam kampung. Tetapi saat hamil mampu membesar dan beratnya mencapai 1000 gram.
Rahim berfungsi sebagai tempat untuk perkembangan embrio menjadi janin. Dinding
rahim memiliki banyak pembuluh darah sehingga dindingnya menebal ketika terjadi
pertumbuhan janin. Rahim terdiri atas 3 lapisan, yaitu lapisan parametrium, miometrium,
dan endometrium. Lapisan parametrium, merupakan lapisan paling luar dan yang
berhubungan dengan rongga perut. Lapisan miometrium merupakan lapisan yang
berfungsi mendorong bayi keluar pada proses persalinan (kontraksi). Sedangkan,
lapisan endometrium merupakan lapisan dalam rahim tempat menempelnya sel telur
yang sudah dibuahi. Lapisan ini terdiri atas lapisan kelenjar yang berisi
pembuluh darah.
e.
Ovarium
Ovarium disebut juga dengan indung telur. Ovarium menghasilkan sel telur
(ovum) yang letaknya di sebelah kiri dan kanan rongga perut bagian bawah.
Ovarium berhasil memproduksi sel telur jika wanita telah dewasa dan mengalami
siklus menstruasi. Setelah sel telur masak, akan terjadi ovulasi yaitu
pelepasan sel telur dari ovarium. Ovulasi terjadi setiap 28 hari.
f. Tuba fallopi
Tuba fallopi disebut juga dengan saluran telur. Saluran telur adalah
sepasang saluran yang berada pada kanan dan kiri rahim sepanjang +10 cm.
Saluran ini menghubungkan rahim dengan ovarium melalui fimbria. Ujung yang satu
dari tuba fallopii akan bermuara di rahim sedangkan ujung yang lain merupakan
ujung bebas dan terhubung ke dalam rongga abdomen. Ujung yang bebas berbentuk
seperti umbai dan bergerak bebas. Ujung ini disebut fimbria dan berguna untuk
menangkap sel telur saat dilepaskan oleh
ovarium. Dari fimbria, telur digerakkan oleh rambut-rambut halus yang terdapat
di dalam saluran telur menuju ke dalam rahim.
2. Pembentukan Ovum
Proses pembentukan sel telur (ovum) disebut
oogenesis, oogenesis terjadi di dalam ovarium. Di dalam ovarium terdapat banyak
sel oogonium. Oogonium merupakan sel pemula dari sel telur (ovum) yang bersifat
diploid (2n).
Gambar 5. Oogenesis
(Sumber:
http://perpustakaancyber.blogspot.co.id)
Oogonium akan membelah diri secara mitosis sehingga terbentuk lebih banyak
oogonium. Oogonium akan membelah secra meiosis I menjadi oosit primer.
Selanjutnya, oosit primer membelah secara meiosis II menghasilkan oosit
sekunder dan badan kutub I. Oosit sekunder bentuknya lebih besar, mengandung
kuning telur, dan sitoplasma. Badan kutub I merupakan sel kecil yang hanya
terdiri dari inti. Badan kutub I akan membelah menjadi dua sel.oosit sekunder
terus membelah menghasilkan satu sel yang besar disebut ootid dan satu sel
badan kutub. Sel ootid akan berkembang menjadi sel telur yang siap
diovulasikan.
3. Proses dan Siklus Menstruasi
Secara berkala, sel
telur yang sudah matang akan dikeluarkan dari indung telur. Sel telur ini akan
bergerak melalui saluran telur menuju
rahim. Sementara itu, dinding rahim akan menebal sehingga rahim menerima zigot
hasil fertilisasi. Jika fertilisasi tidak terjadi, maka sel telur dan jaringan
yang terbentuk pada dinding rahim akan luruh dan dikeluarkan dari rahim sebagai
menstruasi (haid).
Siklus menstruasi
berkaitan dengan pembentukan sel telur dan pembentukan endometrium (dinding
rahim). Menstruasi terjadi secara periodik, jarak waktu antara menstruasi yang
satu dengan menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus menstruasi. Siklus
menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari. Hari pertama
menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi. Siklus ini
terdiri atas 4 fase, yaitu:
a. Fase menstruasi
Fase menstruasi ini terjadi jika ovum tidak
dibuahi sperma, sehingga korpus luteum
menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron. Turunnya kadar
esterogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium yang
disertai robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase
menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang keluar selama
menstruasi berkisar antara 50-150 mili liter.
b. Fase pra-ovulasi
Fase pra-ovulasi disebut juga dengan fase
poliferasi. Pada fase ini hormon pembebas gonadotropin yang dikeluarkan
hipotalamus akan memacu hipofise untuk mengeluarkan FSH. FSH singkatan dari
folikel stimulating hormon. FSH memacu pematangan folikel dan merangsang
folikel untuk mengeluarkan hormon esterogen. Adanya esterogen menyebabkan
pembentukan kembali (poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar
esterogen juga menyebabkan serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat
basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan suasana asam pada vagina sehingga
mendukung kehidupan sperma.
c. Fase ovulasi
Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28
hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke 14. Peningkatan kadar esterogen
menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH. LH singkatan
dari luternizing hormon. Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit
sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.
d. Fase pasca ovulasi
Fase ini berlangsung selama 14 hari sebelum
menstruasi berikutnya. Walaupun panjang siklus menstruasi berbeda-beda,
fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari sebelum menstruasi berikutnya.
Folikel de Graaf (folikel matang) yang telah melepaskan oosit sekunder akan
berkerut dan menjadi korpus luteum. Korpus luteum mengeluarkan hormon
progesteron dan masih mengeluarkan hormon esterogen namun tidak sebanyak ketika
berbentuk folikel. Progesteron mendukung kerja esterogen untuk mempertebal dan
menumbuhkan pembuluhpembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan
endometrium untuk menerima pelekatan embrio jika terjadi pembuahan atau
kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi
korpus albikan yang hanya sedikit mengeluarkan hormon, sehingga kadar
progesteron dan esterogen menjadi rendah. Keadaan ini menye babkan terjadinya
menstruasi demikian seterusnya.
C. Perkembangan Embrio
Pembuahan terjadi di saluran telur (tuba fallopi atau oviduk). Zigot yang
terbentuk menuju ke rahim (uterus), kemudian membelah diri menjadi 2, 4, 8, 16,
dan seterusnya. Sementara itu, lapisan dalam dinding rahim menebal untuk
memberi makanan bagi embrio. Embrio memperoleh makanan dari tubuh induknya
melalui plasenta (ari0ari). Selanjutnya, makanan masuk ke embrio melalui tali
pusar. Melalui tali pusar tersebut, zat sisa metabolisme dan zat yang tidak
berguna dialikan kembali ke plasenta dan akhirnya ketubuh ibunya.
Di dalam uterus, embrio dikelilingi oleh suatu cairan yang disebut cairan
amnion atau ketuban. Cairan ini berfungsi untuk melindungi embrio dari
guncangan. Pada usia 5 minggu, embrio telah mempunyai keala, mata, tubuh, ekor
yang pendek dan calon tangan serta calon kaki. Panjang embrio hampir mencapai 7
mm.
Embrio pada usia 9 minggu telah berubah menjadi bayi kecil yang sudah
terbentuk. Ia sudah memiliki wajah, mata, telinga, hidung, dan lidah. Jari-jari
tangan dan kaki pun sudah terlihat. Kepalanya jauh lebih besar daripada
badannya. Embrio pada usia ini sudah dapat menggerakkan tangan dan kakinya
dengan panjang tubuh kira-kira 5,5 cm.
Saat usia 14 minggu, organ-organ tubuh semakin berkembang dan panjang
tubuhnya sekitar 6 cm. Pada usia 20 mingggu, bayi memiliki panjang sekitar 19
cm dan beratnya sekitar setengah kilogram. Organ-organ tubuhnya sudah lebih berkembang.
Tangan dan kakinya sudah dilengkapi dengan kuku, seudah memiliki alis mata dan
bulu mata. Pada saat ini, jantung bayi dapat terdeteksi dan bayi sangat aktif.
Ketika usia bayi mencapai 24 minggu, pertumbuhan badannya sangat pesat. Pada
usia 40 minggu, janin sudah siap untuk dilahirkan.
D. Hormon Reproduksi
Sistem-sistem reproduksi manusia dipengaruhi oleh hormon-hormon tertentu.
hormon yang mempengaruhi sistem reproduksi pria adalah gonadotrofin, FSH, LH,
dan testoteron. Sedangkan, hormon yang mempengaruhi sistem reproduksi wanita
adalah gonadotrofin, FSH, LH, estrogen dan progesteron.
1. Hormon gonadotrofi, dihasilkan oleh hipotalamus di bagian dasar otak yang
merangsang kelenjar hipofisis bagian anterior agar mengeluarkan hormon FSH dan
LH.
2. FSH (follicle stimulating hormone), berfungsi mempengaruhi dan
merangsang perkembanagn tubulus seminiferus dan sel sertoli untuk menghasilkan
ABP (androgen binding protein) yag berfungsi memacu pembentukan sperma,
pada wanita,, FSH merangsang folikel primer dalam ovarium untuk membelah.
3. LH (luteinizing hormone), berfungsi merangsang sel leydig agar
mensekresikan hormon testoteron. Pada wanita, LH merangsang aktivitas korpus
luteum di ovarium. Korpus luteum menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.
Estrogen berfungsi dalam perkembangan ciri seks sekunder wanita serta berperan
penting dalam siklus menstruasi. Sedangkan progestero berperan dalam siklus
menstruasi, kehamilan, serta dalam embriogenesis.
4. Hormon testoteron, dihasilkan oleh testis, berfungsi merangsang
perkembangan organ seks primer pada saat embrio belum lahir, mempengaruhi
perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin sekunder, dan mempengaruhi proses
spermatogenesis.
E. Penyakit Menular Seksual (PMS)
Penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual
disebut penyaki menular seksual (PMS). PMS menyebabkan infeksi pada organ
reproduksi. Jika diobati secara tepat, maka infeksi akan menjalar dan
menyebabkan enderita sakit berkepanjangan, kemandulan, dan bahkan kematian.
Banyak sekali macam penyakit yang dapat digolongkan sebagai PMS.
Penyakit-penyakit pada sistem reproduksi manusia adalah
1.
Gonorea
Penyakit gonorea disebabkan oleh infeksi
bakteri Neisseiria gonorrhoeae. Masa inkubasinya dalah 2-10 hari setelah
kuman masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seksual. Gonorea menyerang selaput
lendir uretra, leher rahim, dan organ lain. Pada laki-laki, gejalanya adalah
terasa sakit saat buang air dan keluar nanah dari uretra. Pada penderita
wanita, muncul gejala keluar lendir berwarna hijau dari alat kelamin. Namun
banyak perempuan yang tidak menunjukkan adanya gejala, sehingga penyakit akan
berlanjut sampai terjadi komplikasi.
Infeksi yang menyebar hingga ke testis
(pada laki-laki) dan oviduk (pada wanita) dapat menyebabkan kemandulan. Infeksi
yang menyebar ke persendian menyebabkan radang sendi. Bayi yang lahir dari
penderita gonore dapat mengalami kebutaan jika tidak segera mendapat
pertolongan.
2.
Sifilis (Raja Singa)
Bakteri penyebab penyakit sifilis adalah Treponema pallidium. Masa
inkubasinya selama 3-4 minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu. Kemudian timbul
benjolan di sekitar kelamin. Terkadang penyakit ini disertai dengan pusing dan
flu yang akan hilang sendiri. Setelah 6-12 minggu, timbul bercak kemerahan pada
tubuh. Gejala ini akan hilang dengan sendirinya dan sering kali penderita tidak
memperlihatkan hal ini.
Selama 2-3 tahun pertama, penyakit ini tidak menunjukkan gejala
atau isbut masa laten. Setelah 5-10 tahun, penyakit sifilis akan menyerang
susunn saraf otak, pembuluh darah dan jantung. Pada wanita hamil, bayi yang
lahir dapat lahir dengan kerusakan hati, kulit, limpa dan keterbelakangan
mental.
3.
Herpes Genital
Penyakit ini disebabkan oleh virus Herpes
simplex dengan masa inkubasi selama 4-7 hari setelah vrus masuk ke dalam
tubuh. Pada wanita, penyakit ini sering berkembang menjadi kanker mulut rahim
setelah beberapa taun kemudian. Gejalanya yaitu:
a.
Bintil-bintil air berkelompok seperti
anggur yang sangat nyeri disekitar alat kelamin.
b.
Bintil pecah dan akan meninggalkan luka
yang kering mengerak, lalu akan hilang dengan sendirinya.
c.
Gejala akan kambuh lagi, namun tidak
senyeri awal.
4.
Klamidia
Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Masa
inkubasinya selama 7-21 hari. Gejalanya adalah timbul peradangan pada alat
reproduksi pria dan wanita.
Pada wanita, penyakit ini dapat menyebabkan cacatnya saluran telur
dan kemandulan, radang saluran kencing, robeknya saluran ketuban hingga terjadi
kelahiran bayi sebelum waktunya. Sedangkan, pada pria mengakibatkan rusaknya
saluran mani, kemandulan, serta radang saluran kencing.
5.
Trikomoniasis
Trikomoniasis disebabkan oleh paasit Trichomonas vaginalis gejalanya
adalah
a. Cairan vagina encer, berwarna kuning kehijauan, berbusa, dan berbau
busuk.
b. Vulva bengkak, kemerahan, dan gatal.
c. Nyeri saat kencing.
6.
Kanididiasis Vagina
Kanididiasis vagina merupakan keputihan yang disebabkan oleh jamur Candida
albicans. Pada keadaan normal, jamur ini terdapat di kulit maupun di dalam
vagina. Akan tetapi pada keadaan tertentu jamur ini menimbulkan keputihan.
Gejalanya berupa keputihan seperti susu, bergumpul, disertai rasa
gatal, panas, an kemerahan pada alat kelamin dan bagian di sekitarnya.
7.
HIV/AIDS
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan
gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena teinfeksi
HIV (Human Immunodeficienc Virus). Orang yang terinfeksi oleh virus ini
tidak dapat mengatasi serangan infeksi penyakit lain karena sistem kekebalan
tubuhnya menurun secara derastis. Penyakit ini sampai sekarang belum ada
obatnya, yang ada hanyalah menolong penderita untuk mempertahankan tingkat
kesehatan tubuh penderita.
HIV terdapat pada seluruh cairan tubuh penderita AIDS, tetapi yang
dapat ditularkan hanya terdapat pada darah, sperma, dan cairan vagina.
Penularan HIV dapat terjadi karena, memakai jarum suntik bekas orang yang
terinfeksi HIV, menerima transfusi darah yang terinfeksi HIV, ibu yang
terinfeksi HIV akan menularkan ke bayi dalam kandunganya, dan berganti-ganti
pasangan seksual atau berhubungan seksual dengan penderita.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa sistem reproduksi manusia ada dua, yaitu sistem reproduksi
pada pria dan wanita. Sistem reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum,
testis, epididimis, vas deferens, kelenjar prostat, vesikula seminalis dan
uretra. Sedangkan, sistem reproduksi
wanita terdiri dari lubang vagina, labia
mayora, labia minora, mons pubis, klitoris, ovarium, tuba falopii (oviduk), dan
uterus (rahim).
Struktur sperma terdiri dari kepala, bagian
tengah (badan), dan ekor (flagela). Proses pembentukan sperma disebut
spermatogenesis, sedangkan proses terbentuknya ovum disebut oogenesis. Siklus
menstruasi berkaitan dengan pembentukan sel telur dan pembentukan endometrium
(dinding rahim).
Hormon yang mempengaruhi sistem reproduksi
pria adalah gonadotrofin, FSH, LH, dan testoteron. Sedangkan, hormon yang
mempengaruhi sistem reproduksi wanita adalah gonadotrofin, FSH, LH, estrogen
dan progesteron.
Penyakit-penyakit yang dapat ditularkan
melalui hubungan seksual yaitu gonorea, HIV/AIDS, sifilis, herpes genital,
klamidia, trikomoniasis, dan kanididiasis vagina.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mikrajuddin.
2007. IPA Terpadu SMP dan MTS Jilid 3A untuk Kelas IX Semeser 1.
Jakarta: Erlangga.
Al-Qur’an
Anonim. 2016. Alat Reproduksi Manusia. (online)
http://dosenbiologi.com/manusia/alat-reproduksi-manusia diakses
pada 18 November 2016.
______. 2015. Alat Reproduksi Wanita Bagian
Luar dan Bagian Dalam. (online) http://www.bukupedia.net/2015/10/alat-reproduksi-wanita-bagian-luar-dan-dalam-beserta-gambarnya.html diakses
pada 18 November 2016.
Maulana, Puri. 2012. Proses Pembentukan Sel
Telur. (online) http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2012/12/proses-pembentukan-sel-telur-oogenesis-pada-wanita.html diakses
pada 18 November 2016.
Rahul. 2012. Proses Terbentuknya Sperma.
(online) http://biologi-sma-rahul.blogspot.co.id/2012/04/proses-pembentukan-sperma.html diakses
pada 18 November 2016.
Septiana, Yunita. 2016. Cara Meningkatkan Kualitas Sperma.
(online) http://smartpromil.com/cara-meningkatkan-kualitas-sperma/ diakses pada
18 November 2016.
Syamsuri, Istamar, dkk. 2007. IPA Biologi untuk SMP Kelas IX. Jkarta:
Erlangga.
Wijaya, Agus, dkk. 2008. IPA
Terpadu IXA untuk Sekolah Menengah Pertama dan MTS Kelas IX. Jakarta:
Gasindo.