PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Ilmu
pengetahuan di dunia pendidikan sangat banyak. Dari ilmu pengetahuan yang umum
dan murni. Salah satu pelajaran yang ada yaitu Biologi. Biologi merupakan Ilmu
Pengetahuan yang mempelajari tentang mahkluk hidup. Bios “ Hidup”, Logos “
Ilmu” yang berasal dari bahasa Yunani. Biologi termasuk mata pelajaran yang
penting bagi semua siswa. Kemampuan untuk memahami tentang komponen mahkluk
hidup.Dalam Ilmu Biologi banyak hal yang perlu diketahui siswa, apalagi kita
ketahui bahwa dalam Ilmu Biologi sangat luas.Dari itulah kami ingin memberi
ilmu pengetahuan tentang mahkluk hidup. Disini kami akan mengkaji tentang hewan
( Animalia).Kingdom animalia di sebut juga dunia hewan. Organisme yang
tergolong dalam kingdom ini memiliki bentuk dan ukuran yang beragam. Cara
bergeraknya pun berbeda-beda. Namun, semua orgnisme yang tergolong dalam
animalia memiliki beberapa ciri yang sama. Animalia beranggotaakan organisme
eukariotik dan multiseluler. Animalia tidak memiliki klorofil sehingga tidak
mampu membuat makanan sendiri, organisme ini memperoleh energi dengan cara
memakan organisme lain berupa tumbuhan atau hewan lain (bersifat heterotrof),
sel-sel penyusun tubuh hewan tidak memiliki dinding sel.Animalia terdiri dari
Sembilan filum dan yang akan kami bahas dalam makalah ini yaitu khusus pada
filum Platyhelminthes atau Cacing Pipih.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa yang disebut dengan filum
Platyhelminthes?
2. Bagaimana ciri-ciri umum dari filum
Platyhelminthes?
3. Bagaimana klasifikasi dari filum
Platyhelminthes?
4. Bagaimana cara reproduksi filum
Platyhelminthes?
5. Apa peranan filum Platyhelminthes?
C. TUJUAN
PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian filum
Pletyhelminthes
2. Untuk memngetahui ciri-ciri umun
filum Platyhelminthes
3. Untuk mengetahui klasifikasi filum
Platyhelminthes
4. Untuk mengetahui cara reproduksi
filum Platyhelminthes
5. Untuk mengetahui peranan filum
Platyhelminthes
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filum Platyhelminthes
Platyhelminthes
berasal dari bahasa yunani, Platy = Pipih dan Helminthes = cacing. Oleh sebab
itulah Filum platyhelminthes sering disebut Cacing Pipih. Platyhelminthes
adalah filum ketiga dari kingdom animalia setelah porifera dan coelenterata.
Platyhelminthes adalah hewan triploblastik yang paling sederhana. Cacing ini
bisa hidup bebas dan bisa hidup parasit. Yang merugikan adalah platyhelminthes
yang hidup dengan cara parasite.

B.
Ciri-Ciri Umun Filum Platyhelminthes

- Bertubuh pipih, kadang-kadang
seperti pita, lunak, simetri bilateral, triploblastik, dan acoelomate,dan
tidak bersegmen.
- Belum memiliki sistem peredaran
darah.
- Alat pencernaan kadang-kadang
agak kompleks dan tidak memiliki anus.
- Alat eksresi berupa sel-sel api
dengan saluran yang berhubungan dengannya.
- Umumnya bersifat parasit pada
tubuh hewan lainnya.
- Reproduksi secara seksual dan
aseksual. Secara seksual dilakukan dengan perkawinan silang atau
perkawinan sendiri, karena bersifat hermaprodit (monoceus). Secara
aseksual dengan fragmentasi dan membentuk generasi baru (regenerasi).
- Susunan syaraf terdiri atas 2 ganglia yang berbentuk cincin
membentuk tangga tali.
- Tubuhnya terdiri atas bagian
kepala (anterior), ekor (posterior), bagian punggung (dorsal), bagian
perut (ventral), dan bagian samping (lateral).
- Belum memiliki sistem
respirasi. Masuknya oksigen (O2)dan keluarnya karbon dioksida (CO2)
melalui permukaan kulit.
- Hidup bebas di air tawar maupun
tempat–tempat lembab.
- Sangat sensitif terhadap
cahaya.
C.
Struktur Tubuh Platyhelminthes
Tubuh Platyhelminthes memiliki
tiga lapisan embrional,
yaitu ektoderma, mesoderma, dan
endoderma. Endoderm membatasi rongga gastrovaskuler. Diantara ekstoderm dan
endoderm terdapat lapisan mesoderm. Mesoderm terdiri dari jaringan ikat yang
longgar. Pada mesoderm terdapat organ-organ misalnya organ kelamin jantan dan
betina.

Cacing
pipih jika diukur memiliki panjang berkisar yang berkisar dari sekitar 1
milimeter (0,04 inci) sampai lebih dari 20 meter (66 kaki). Cacing pipih
memiliki tubuh datar karena mereka tidak memiliki coelom atau bahkan
pseudocoelom. Cacing pipih juga tidak memiliki sistem pernapasan. Sebaliknya,
sel-sel mereka melakukan pertukaran gas melalui difusi langsung dengan
lingkungan. Cacing pipih memiliki sistem pencernaan yang tidak lengkap.Cacing
pipih mencerminkan beberapa kemajuan evolusi besar dalam invertebrate.
Mereka
memiliki tiga lapisan sel embrio, termasuk mesoderm. Lapisan mesoderm
memungkinkan mereka untuk mengembangkan sistem organ. Misalnya, Cacing pipih
memiliki sistem otot dan ekskresi. Sistem otot memungkinkan mereka untuk
bergerak dari satu tempat ke tempat di atas permukaan padat. Sistem ekskresi
memungkinkan mereka menjaga keseimbangan air dan garam. Cacing pipih juga
menunjukkan cephalization dan simetri bilateral.
D. Klasifikasi filum Platyhelminthes
Turbellaria
- Cacing Berambut Getar
Kelompok
cacing Turbellaria adalah cacing yang hidup bebas dan bergerak dengan bulu
getarnya, contohnya Planaria. Cacing ini dapat digunakan sebagai indikator
biologis kemurnian air. Apabila dalam suatu perairan banyak terdapat cacing ini,
berarti air tersebut belum tercemar karena cacing ini hanya dapat hidup di air
yang jernih, sehingga apabila air tersebut tercemar maka cacing ini akan mati.
Kelas Turbellaria termasuk planaria air tawar seperti Dugesia yang memberi makan organisme kecil atau tetap sebagai
makhluk kecil. Kepala planaria berbentuk ujung panah, dengan tambahan sisinya
sebagai pengindera makanan atau keberadaan organisme lain. Cacing pipih
mempunyai dua bintik mata yang peka cahaya, memiliki pigmen sehingga Nampak
seperti mata bersilangan. Adanya tiga lapisan otot membuatnya dapat melakukan
berbagai gerak.Sel kelenjar mengeluarkan material lendir untuk hewan ini dapat
meluncur. Memiliki sel api sebagai sistem ekskresi yang terdiri dari
serangkaian kana-kanal yang saling berhubungan di sepanjang kedua sisi
longitudinal tubuhnya.Sel api adalah sel berbentuk gelembung berisi seberkas
silia dan terdapat lubang di bagian tengah gelembung itu. Sel api ini berfungsi
baik untuk ekskresi maupun pengaturan osmosis.

Ciri Umum :
Ø
Merupakan
cacing pipih yang dapat bergerak dengan menggetarkan bulu gatarnya.
Ø
Di
permukaan ventral cacing ini terdapat yang dapat digetarkan,
Ø
Sebagian
besar Turbellaria adalah cacing yang hidup bebas,
Ø
Panjang
tubuh bervariasi dari 5-50 mm,
Ø
Dengan
mikroskop biasa bulu getar tak terlihat,
Ø
Hidup
di air laut,air tawar dan tanah basah,
Ø
Jarang
yang hidup sebagai parasite,
Ø
Melakukan
fragmentasi.
Contoh :
Planaria
Merupakan
cacing pipih yang hidup di air tawar yang jernih , yang belum mengalami
pencemaran berat biasanya cacing ini berlindung dibawah bebatuan. kepalanya
nampak seperti segitiga. panjang tubuhnya dapat mencapai 2-3 cm, berwarna
cokelat kehitaman. dibagian kepala terdapat dua bintik mata, fungsinya untuk
membedakan gelap dan terang. jadi cacing ini tidak mampu melihat warna.
Planaria bersifat fototropik negatif. Tubuh bersilia untuk pergerakan hidup
bebas,reproduksi aseksual: fragmentasi, tingkat regenerasi sangat
tinggi.Reproduksi seksual: membentuk sperma dan ovum, Hermaprodit (fertilisasi
silang), zigot tanpa periode larva.
Trematoda - cacing isap
Jenis
cacing Trematoda hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia. Tubuhnya
dilapisi dengan kutikula untuk menjaga agar tubuhnya tidak tercerna oleh
inangnya dan mempunyai alat pengisap dan alat kait untuk melekatkan diri pada
inangnya. Contoh anggota Trematoda adalah Fasciola hepatica (cacing hati).
Cacing ini hidup di hati ternak kambing, biri-biri, sapi, dan kerbau. Kelas
Trematoda termasuk cacing kait (flukes) baik dalam darah, hati maupun paru-paru.
Cacing kait tidak memiliki kepala, namun memiliki mulut penghisap. Sistem
pencernaan, sistem saraf dan sistem pembuangan yang kurang tapi sistem
reproduksinya berkembang baik walau hermaphrodit.Cacing kait darah menyebabkan
penyakit schistosomiasis. Cacing ini terdiri dari jantan dan betina. Cacing betina
menumpuk/menyimpan telur-telurnya
dalam pembuluh darah di sekitar usus inang. Telur-telur ini bermigrasi ke usus
lalu dikeluarkan tubuh bersama feses. Telur menetas menjadi larva di dalam air
dan berenang mencari siput air. Larva bereproduksi secara aseksual dan akhirnya
meninggalkan siput. Ketika larva menembus kulit manusia, selanjutnya akan
matang di hati lalu menembus pembuluh darah pada usus.

Ciri
umum :
1. Hidup sebagai parasit
2. Tidak bersilia dan tubuhnya dilapisi oleh
kutikula agar tidak tercerna oleh tubuh inang
3. Memiliki alat pengisap yang dilenkapi dengan
kait-kait untuk melekatkan diri pada inangnya
4. Memiliki batil isap perut dan batil isap
mulut
5. Ada yang hidup ektoparasit ada juga yang hidup
endoparasit.
Contoh :
Fasciola
hepatica
Hidup
sebagai parasit pada hati beberapa jenis hewan, makanya cacing ini sering
disebut cacing hati. Fasciola hepatica bentuk tubuh pipih, panjang tubuh antara
2-5 cm, dikepala ada 2 alat isap. Fasciola hepatica bersifat hermafrodit.
Reproduksi secara seksual dengan perkawinan silang / sendiri.
Clonorchis sinensis
Cacing
hati pada manusia, reproduksinya secara seksual. Fase metaserkaria dari cacing
ini masuk ke dalam daging ikan air tawar (sebagai hospes perantaranya). Salah
satu cara untuk menghindar diri sari cacing ini adalah tidak mengonsumsi ikan
yang tidak dimasak.
Schistosoma japonicum
Disebut
juga cacing darah, hidup pada pembuluh darah balik (vena) perut. Hidup sebagai
parasit pada manusia, kucing, anjing, babi, biri-biri, sapi dan binatang
pengerat. Cacing jantan tubuhnya panjang 9-22 mm. Cacing betina ukurannya 14-26
mm, tubuhnya melipat melindungi tubuhnya ramping.
Paragonimus
westermani
Hidup
parasit di paru-paru manusia, kucing dan babi. Larvanya hidup pada siput dan
metaserkarianya menempel pada udang ait tawar.
Cestoda
- Cacing Pita
Cacing
ini dikenal sebagai cacing pita. Seperti cacing hati, cacing pita bersifat
sebagai parasit pada hewan dan manusia, jumlahnya sekitar 1500 species. Cacing
ini membentuk koloni seperti pita sehingga panjangnya bisa mencapai 20 m atau
lebih. Tubuh kita dapat dimasuki cacing ini apabila kita memakan ikan, daging
sapi, anjing, atau babi yang tidak matang. Jenis yang terkenal adalah Taenia
saginata (inangnya hewan sapi) dan Taenia solium (inangnya hewan babi).Bagian
scolex memiliki pangait dan pengisap yang memungkinkannya menempel pada dinding
usus inang. Di bawah skolex terdapat leher yang pendek dan tali panjang
proglottid, dimana setiap proglottid berisi satu set penuh organ kelamin jantan
dan betina dan stuktur lainnya.
Seteleh
terjadi pembuahan, proglottid menjadi sekantung telur masak, lalu putus dan
keluar bersama feses. Jika telur ini tertelan oleh babi atau sapi, larvanya
menjadi sistiserkus di dalam otot inang. Jika manusia memakan daging babi atau
sapi yang terinfeksi yang tidak dimasak sempurna, maka manusia akan terinfeksi
cacing ini.

Ciri Utama:
•
Bentuk
tubuh pipih seperti pita
•
Tidak
bersilia
•
Tubuh
ditutupi oleh kutikula
•
Memiliki
saluran pencernaan makanan
•
Memiliki
skoleks, sucker, dan rostelum
•
Memiliki
dua hospes
•
Hewan
hermaprodite
•
Mampu
melakukan pembuahan sendiri
•
Bentuk
infektif : Systecercus
Contoh :
Taenia
Saginata dan Taenia Solium
Daur hidupnya:Proglotid (bersama
feces) - mencemari makanan babi – dimakan babi - usus babi (telur menetas jadi
hexacan) - aliran darah - otot/daging (sistiserkus) - manusia - usus manusia
(sistiserkus pecah - skolex menempel di dinding usus) -sampai dewasa di manusia
- keluar bersama feses.
•
Dyphylobothrium
latum, hidup parasit pada manusia, anjing,kucing, serigala, inang perantaranya
ikan.
•
Echinoccus
granulosus, hidup parasit pada usus anjing / karnivora lainnya, inang
perntaranya babi, biri-biri dan manusia.
Monogenea
Ektoparasit pada ikan laut dan ikan
air tawar, amphibi, reptil, & averterbrata lain. Satu
inang monogenea.Berukuran 0,2–0,5
mm, alat penempel posterior – opisthaptor.
E.
Reproduksi Platyhelminthes
Platyhelminthes bisa bereproduksi dengan cara aseksual dan seksual.
Secara aseksual dilakukan dengan pembelahan tubuh. Tiap-tiap hasil pembelahan
akan meregenerasi bagian tubuh yang hilang. Cara reproduksi aseksual tersebut
biasanya dilakukan oleh Tubellaria sp. Platyhelminthes juga bisa bereproduksi
secara seksual dengan cara perkawinan silang meskipun cacing pipih bersifat
hermafrodit. Zigot dan kuning telur yang terbungkus kapsul akan menempel pada
batu atau tumbuhan, kemudian menetas menjadi embrio yang mirip induknya.
F.
Sistem Pencernaan
Cacing memiliki saluran pencernaan dari mulut, faring, menuju
kerongkongan. Akan tetapi, cacing pipih tidak memiliki saluran pencernaan.
Cacing pipih hanya memiliki usus yang bercabang-cabang menuju seluruh tubuh
sehingga peredaran makanan tidak melalui pembuluh darah, tetapi langsung
diedarkan dan diserap tubuh dari cabang usus tersebut. Sistem ini disebut
dengan sistem pencernaan gastrovaskuler. Gastrovakuler adalah sistem pencernaan
pada Cacing Pipih atau Platyhelminthes. Peredaran makanan pada sistem
pencernaan Cacing Pipih melalui usus, yang dimulai dari mulut, faring, dan
kerongkongan. Di belakang kerongkongan terdapat usus yang memiliki cabang ke
seluruh tubuh, yang berarti makanan disebarkan keseluruh tubuh.
Platyhelminthes tidak memiliki anus atau sistem pembuangan.
Pengeluaran dilakukan melalui mulut sedangkan sisa makanan berbentuk cair
dikelurkan melalui permukaan tubuhnya. Sistem saraf hampir sama dengan sistem
saraf pada Coelenterata, dapat bergerak aktif karena adanya sistem saraf dan
sistem indra. Pada cacing hati terdapat dua bintik mata pada bagian kepalanya. Bintik
mata tersebut mengandung pigmen yang disebut oseli. Indra peraba pada Planaria
disebut aurikula (telinga), ada juga yang memiliki organ keseimbangan dan organ
untuk mengetahui arah aliran air (reoreseptor).
G.
Peranan Platyhelminthes
Karena kebanyakan platyhelminthes hidup sebagai parasit, pada umunya
filum ini akan merugikan manusia, selain manusia, ada pula cacing pita inag
domba dan anjing, dulu amat banyak orang-orang cina, jepang dan korea yang
menderita karena penyakit parasit, clonorchis, disamping belum berkembang ilmu
kesehatan, maka mereka juga suka makan ikan mentah atau setengah matang.
Usaha-usaha untuk mencegah infeksi cacing pita pada manusia dan pada
inag lain biasanya dengan memutuskan daur cacing pita, baik dengan cara
mencegah jangan sampai inang perantara terkena infeksi maupun dengan jalan
mencegah jangan sampai inag sendiri terkjena infeksi, selain itu juga
pembuangan tinja manusia perlu diatur menurut syarat-syarat kesehatan sehingga
tidak memungkinkan heksakan yang keluar bersama tinja-tinja itu sampai tertelan
babi, sementara itu semua daging babi, sapid an ikan yang mungkin mengandung
sisteserkus harus dimask sebaik-baiknya oleh manusia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Platyhelminthes
adalah hewan triploblastik yang paling sederhana,yang memiliki
ciri-ciri,bertubuh pipih, kadang-kadang seperti pita, lunak, simetri bilateral,
triploblastik, dan acoelomate,dan tidak bersegmen,belum memiliki sistem
peredaran darah,alat pencernaan kadang-kadang agak kompleks dan tidak memiliki
anus,alat eksresi berupa sel-sel api dengan saluran yang berhubungan
dengannya,umumnya bersifat parasit pada tubuh hewan lainnya. Platyhelminthes
memiliki tiga lapisan embrional, yaitu ektoderma, mesoderma, dan endoderma.
Endoderm membatasi rongga gastrovaskuler. Diantara ekstoderm dan endoderm
terdapat lapisan mesoderm. Mesoderm terdiri dari jaringan ikat yang longgar.dan
pada mesoderm terdapat organ-organ misalnya organ kelamin jantan dan betina.
Platyhelminthes
dapat di klasifikasi menjadi empat kelas, yaitu Turbellaria - Cacing Berambut
Getar yaitu cacing yang hidup bebas dan bergerak dengan bulu getarnya,Trematoda
- cacing isap yang mempunyai alat pengisap dan alat kait untuk melekatkan diri
pada inangnya,Cestoda - Cacing Pita,dan Monogenea. Cacing pipih memiliki usus
yang bercabang-cabang menuju seluruh tubuh sehingga peredaran makanan tidak
melalui pembuluh darah, tetapi langsung diedarkan dan diserap tubuh dari cabang
usus tersebut. Platyhelminthes bisa bereproduksi dengan cara aseksual dan seksual.
Secara aseksual dilakukan dengan pembelahan tubuh dan secara seksual dengan
cara perkawinan silang.
Daftar Pustaka
Sridianti.Ciri Cacing Pipih Platyhelminthes.http://www.sridianti.com/ciri-cacing-pipih-platyhelminthes.html.
09
September 2015
Taufan.2014.Pengertian Ciri-Ciri
Klasifikasi Dan Struktur Tubuh
Platyhelmintheshttp://taufan-web.blogspot.com/2014/04/pengertian-ciri-ciri-klasifikasi-dan.html.09 September 2015
Anonim.2015.Ciri-ciri Umum Platyhelminthes dan klasifikasi Platyhelminthes. http://budisma.net/2015/01/ciri-ciri-umum-platyhelminthes-dan-klasifikasi-platyhelminthes.html.09
September
2015
Anonim.2014.Mengenal Phylum Platyhelminthes (Cacing Pipih). http://www.zonasiswa.com/2014/06/mengenal-phylum-platyhelminthes-cacing.html 09September2015
Kaimoto Irwan.2014 Makalah Platyhelminthes Dan Nemathelminthes.
http://irwankaimoto.blogspot.com/2014/11/makalah-platyhelminthes-dan_5.html.09 Sept2015
Adelia; Kurniasari Deti; Suryani Dwi.2015.Makalah Biologi Tentang
1.Platyhelminthes2.Nematoda3.Annelida.https://www.academia.edu/6835814/MAKALAH_
BIOLOGI_TENTANG_1._PLATYHELMINTHES_2._NEMATODA_3._ANNELIDA.09Se pt2015