BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Bahasa adalah alat komunikasi utama bagi
manusia. Tanpa bahasa manusia tidak dapat mengkomunikasikan maksudnya kepada
sesamanya. Perkembangan teknologi yang semakin canggih juga menuntut manusia
untuk tetap menggunakan bahasa baik komunikasi lisan maupun tertulis. Untuk
dapat menggunakan bahasa dengan baik, manusia dituntut untuk mampu menggunakan
bahasa yang tepat serta mudah dipahami. Bahasa dengan susunan kalimat yang baik
akan mudah dipahami sehingga terjadi proses pemindahan informasi yang lancar antara
pembicara dan pendengar. Informasi dari pembicara akan dapat dimaknai dengan
baik oleh lawan bicara apabila pembicara memahami konsep semantik dalam
berkomunikasi.
Menurut Akhadiah (2003:116), kalimat
efektif adalah kalimat yang benar dan jelas yang akan dengan mudah dipahami
orang lain secara tepat. Dengan kata jika suatu kalimat telah dapat
menyampaikan maksud penulis dan pembaca memahami maksud penulis maka kalimat
tersebut dapat dikatakan telah efektif. Hal ini sejalan dengan pendapat Arifin
(1989:70), yang mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili gagasan atau pemikiran penulis secara tepat dan dengan sendirinya
diterima oleh pembaca sesuai dengan maksud penulisnya. menurut Akhadiah (2003:116-117)
perlu diperhatikan ciri-ciri kalimat efektif yaitu kesepadanan dan kesatuan,
kesejajaran bentuk, penekanan dalam kalimat, kehematan dalam mempergunakan
kata, dan kevariasian dalam struktur kalimat.
Berdasarkan uraian di atas maka artikel
ini disusun untuk menjelaskan Makalah Bahasa Indonesia tentang Kalimat Efektif
yang telah di pelajari dari beberapa sumber.
B.Perumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksut dengan Ide Pokok Pada Induk Kalimat?
2. Apa
yang dimaksut dengan Kalimat Lengkap?
3. Apa
yang dimaksut dengan Kalimat Logis?
4. Apa
yang dimaksut dengan Kalimat Serasi?
5. Apa
yang dimaksut dengan Kalimat Padu?
6. Apa
yang dimaksut dengan Kalimat Hemat?
7. Apa
yang dimaksut dengan Kalimat Cermat?
8. Apa
yang dimaksut dengan Kalimat yang tidak Ambigu kalimat yang tidak Rancu?
9. Apa
yang dimaksut dengan Kalimat Bervariasi?
10. Apa
yang dimaksut dengan Kalimat Bergaya?
C.Tujuan
1. Untuk
Mengetahui yang di maksut dengan Ide Pokok Pada Induk Kalimat.
2. Untuk
Mengetahui yang di maksut dengan Kalimat Lengkap..
3. Untuk
Mengetahui yang di maksut dengan Kalimat Logis.
4. Untuk
Mengetahui yang di maksut dengan Kalimat Serasi.
5. Untuk
Mengetahui yang di maksut dengan Kalimat Padu.
6. Untuk
Mengetahui yang di maksut dengan Kalimat Hemat.
7. Untuk
Mengetahui yang di maksut dengan Kalimat Cermat.
8. Untuk
Mengetahui yang di maksut dengan Kalimat yang tidak Ambigu kalimat yang tidak
Rancu.
9. Untuk
Mengetahui yang di maksut dengan Kalimat Bervariasi.
10. Untuk
Mengetahui yang di maksut dengan Kalimat Bergaya.
D.Manfaat
Untuk menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman wawasan tentang Bahasa
Indonesia yang Membahas Materi Kalimat Efektif.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kalimat efektif adalah kalimat yang
benar dan jelas yang akan dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. Dengan
kata jika suatu kalimat telah dapat menyampaikan maksud penulis dan pembaca
memahami maksud penulis maka kalimat tersebut dapat dikatakan telah efektif.
Menurut Akhadiah (2003:116)
Hal ini sejalan dengan pendapat mengatakan
bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan atau pemikiran
penulis secara tepat dan dengan sendirinya diterima oleh pembaca sesuai dengan
maksud penulisnya. Arifin (1989:70)
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mengungkapkan maksud penutur/penulis secara tepat sehingga maksud itu dapat
dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula (Finoza, 2009: 172).
Kalimat efektif juga diartikan sebagai
kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi
secara tepat (Widjono, 2007: 160).
B. Ide
Pokok pada Induk Kalimat.
Ide pokok adalah
pokok pikiran atau permasalahan utama yang mendasari terbentuknya sebuah kalimat
atau pokok pengembangan sebuah kalimat.
Ide pokok
kalimat pada umumnya terletak pada bagian depan kalimat. Jika seorang penulis
hendak menggabungkan 2 kalimat, maka penulis harus menentukan bahwa kalimat
yang mengandung ide pokok harus menjadi induk kalimat.
Contoh Ide Pokok
pada Induk Kalimat:
a.)
Bacaan
yang baik untuk anak berisi contoh yang baik-baik pula.Cara yang dapat di
lakukan dengan menampilkan tokoh kartun,boneka ,badut yang lucu tetapi
mengandung unsur pendidikan.
Ide
pokok:
Bacaan yang baik untuk anak (Karena
ide pokok berada pada bagian depan kalimat ).
C. Kalimat
Lengkap.
Kalimat lengkap
adalah kalimat yang unsur pengisi fungsi subjek atau predikatnya terpenuhi. Ada
atau tidaknya objek dalam sebuah kalimat tergantung tuntutan verbanya.
Sementara itu, ada verba yang selalu membutuhkan kehadiran objek, dan ada juga
verba yang tidak membutuhkan kehadiran objek.
Contoh Kalimat Lengkap:
·
Kucing itu sedang tidur.
(unsur-unsur kalimat yang ada di dalamnya: S dan P; di mana S kucing itu, dan
P: sedang tidur)
·
Anak itu sedang bermain.
(unsur-unsur kalimat yang ada pada contoh kalimat ini: S, dan P, di mana S: anak
itu, dan P: sedang bermain)
D. Kalimat
logis.
Logika
merupakan salah satu teknik untuk meneliti suatu penalaran. Penalaran merupakan
suatu bentuk pemikiran. Peranan logika dalam penggunaan bahasa sangatlah
penting. Logika berbahasa berhubungan erat dengan kebenaran kalimat. Kalimat
logis adalah Suatu kalimat dikatakan benar jika kalimat itu benar-benar
melambangkan suatu peristiwa tertentu. Sebuah kalimat tentu mengandung makna.
Kalimat yang logis merupakan kalimat yang maknanya sesuai dengan kaidah-kaidah
penalaran. Untuk menyusun kalimat logis, kita harus memperhatikan pemilihan
kata (diksi), penggunaan kata bentukan, dan konjungsi. Sedangkan logika bahasa
dapat dilihat pada kalimat, hubungan antarkalimat, dan hubungan antar bagian
dalam wacana.
Contoh Kalimat
Logis:
a.
Pada kesempatan yang
berbahagia ini, saya menyampaikan terima kasih kepada.
b.
semua
pihak yang telah membantu kelancaran acara ini.Untuk mempersingkat waktu,
marilah kita bersama-sama mulai mengerjakan tugas tersebut.
c.
Mayat wanita yang
ditemukan di sungai itu sebelumnya sering mondar- mandir di daerah tersebut.
Pada kalimat pertama terkadung makna bahwa yang berbahagia
adalah kesempatan, kecuali verbanya diganti dengan membahagiakan. Kalimat kedua
memiliki makna yang tidak mungkin waktu dipersingkat, kecuali acara yang
dipersingkat atau waktu yang dihemat. Kalimat ketiga menggunakan konstruksi
kalimat yang kurang benar sehingga memunculkan makna yang kurang logis dan
menakutkan.
E. Kalimat
Serasi.
Kalimat
serasi merupakan kata
yang sesuai dengan
gagasan atau maksud penutur atau
sesuai dengan arti sesungguhnya dan sesuai dengan situasi pembicaraan (seperti:
sesuai dengan lawan bicara, topik pembicaraan, ragam pembicaraan, dsb.).
Contoh Kalimat Serasi:
(1) Langkah-langkah dalam menulis kalimat dengan benar adalah
mengetahui, memahami, dan penerapan definisi kalimat efektif.
Kalimat (1) di atas berkaitan dengan
perincian. Ada tiga hal yang dirinci dan ketiganya tidak setara, yaitu mengetahui, memahami dan penerapan. Seharusnya, bentuk penerapan diganti
menjadi menerapkan.
(2)
Anak itu berlarian setelah mendengar
ledakan dari dalam gudang.
Predikat
dalam kalimat (2) di atas, yaitu berlarian, menuntut
hadirnya subjek yang bersifat jamak. Namun, ternyata kata yang mengisi fungsi
subjek adalah anak yang merupakan nomina
tunggal. Seharusnya, yang berlarian adalah anak-anak. Jika referen yang diacu
memang hanya satu anak, predikat yang tepat adalah berlari.
F. Kalimat Padu.
Kalimat
padu adalah kalimat yang penyusunan struktur
nya tepat sehingga maknanya tidak kabur.
Kalimat padu bisa terjadi karena tidak
ada penyisipan kata antara verba aktif transitif dan objeknya, tidak ada
pemisahan persona dari verba pada verba pasif persona, atau penggunaan
konjungsi korelatif yang tepat.
Contoh Kalimat Padu:
1.
Ibu yang dimana akan memberikan bunga yang berada di pasar,
bunga yang dibeli ibu sangatlah indah, bunga yang dibeli oleh ibu itu memiliki
warna merah.
(Kalimat padu yang dimana adalah
kalimat yang sama pada inti dengan kalimat yang berada pada sebelum dan juga
sesudahnya. )
G. Kalimat
Hemat.
Kalimat
hemat adalah kalimat yang tdak menggunakan
dua bentuk kalimat yang maknanya sama.cukup
menggunakan kalimat yang tepat Kalimat
efektif memenuhi asas kehematan atau tidak mengandung unsur mubazir. Ketidakhematan
kalimat ini bias terjadi karena (1)Tidak
menggunakan kata-kata yang maknanya sama, (2)Tidak menggunakan dua konjungsi yang semakna, atau
(4) Tidak menggunakan subjek yang berlebihan.
Kalimat yang efektif harus hemat. Kalimat
hemat memiliki ciri kalimat yang menghindari pengulangan subjek, pleonasme,
hiponimi, dan penjamakan kata yang sudah bermakna jamak.
Contoh kalimat tidak efektif:
a. Para menteri serentak berdiri,
setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang ke acara itu.
b. Waktu tempuh yang digunakan hanya
selama 45 menit saja untuk sampai ke daerah itu.
c. Air raksa ini harus dicampur dengan
kain warna merah
d. Banyak orang-orang yang tidak hadir
pada pertemuan yang menghadirkan beberapa tokoh-tokoh terkemuka.
Kalimat pertama kurang efektif karena menggunakan subjek
(kata para menteri) dengan subjek kedua (kata mereka). Kalimat kedua
menggunakan kata bermakna sama, yaitu kata hanya dan saja. Kalimat ketiga
kurang efektif karena menggunakan kata bermakna hiponimi, yaitu kata warna dan
merah (merah merupakan salah satu warna, sehingga tidak perlu menggunakan kata
warna). Kalimat keempat, menggunakan kata bermakna jamak secara berulang, yaitu
kata banyak dan beberapa dengan pengulangan kata yang mengikutinya.
Bandingkanlah dengan kalimat-kalimat di bawah ini!
a. Para menteri serentak berdiri,
setelah mengetahui bahwa presiden datang ke acara itu.
b. Waktu tempuh yang digunakan hanya
selama 45 menit untuk sampai ke daerah itu.
c. Air raksa ini harus dicampur dengan
kain.
d. Banyak orang yang tidak hadir pada
pertemuan yang menghadirkan beberapa tokoh terkemuka.
H. Kalimat Cermat.
Kalimat yang cermat adalah kalimat yang di
susun secara tepat dalam pemilihan kata (diksi) dalam sebuah kalimat tu.
Pemilihan kata atau diksi yang tepat hendaknya memperhatikan kriterian, antara
lain:
1. Konotasi
baik
2. Tidak
ambigu
3. Kata
acuan
4. Situasi
kebahasaan.
Contoh kalimat tidak efektif:
a. Siswa SMA yang
terkenal itu dapat mengalahkan para pesaingnya.
Kalimat
di atas bermakna ambigu, karena akan menimbulkan pertanyaan “Siapakah yang
terkenal itu, siswa atau SMA?”. Demikian pula kalimat kedua, semakin ambigu,
sekalipun secara sepintas tampak sebagai kalimat yang logis, namun karena
bermakna ganda, maka makna kalimatnya menjadi bias. Bandingkan dengan kalimat
berikut:
b. Siswa terkenal dari SMA itu dapat mengalahkan para pesaingnya.
Jika
yang dimasudkan adalah SMA yang terkenal disajikan sebagai berikut:
c. Siswa dari SMA terkenal itu
dapat mengalahkan para pesaingny
I. Kalimat
Yang Tidak Ambigu Kalimat yang Tidak
Rancu.
Kalimat yang tidak ambigu ialah kalimat yang tidak menimbulkan
tafsiran ganda meskipun kalimat tersebut sudah memenuhi ketentuan tata bahasa.
Kalimat Rancu adalah kalimat yang
susunannya teratur sehingga informasinya
tidak sulit dipahami.
Contoh
Kalimat Tidak Ambigu Tidak Rancu:
1.
Untuk
meminimalkan waktu Tunggu untuk Konsumen
,Operator Call Canter dapat menyelesaikan Setidaknya 12 Panggilan Telepon Pada
Jam 09.00 – 15.00
Untuk (mencapai
tujuan )( Peran ) dapat (melakukan atau dapat memiliki sesuatu dengan ukuran
yang Jelas).
J. Kalimat
Bervariasi.
Kalimat bervariasi
adalah kalimat yang lebih mengutamakan penggunaan diksi (pilihan kata) dalam
kalimat. Kalimat bervariasi adalah kalimat yang tidak hanya terdapat unsur lain
seperti keterangan, kalimat yang anak kalimatnya bias di depan atau dibelakang
kalimat utama. Kalimat yang efektif itu bervariasi. Kalimat itu dapat
meriangkan pembaca, bukan saja karena memahaminya mudah, tetapi terutama karena
sifatnya yang menyenangkan. Kalimat
bervariasi dalam Bahasa Indonesia dibagi atas:
1. Kalimat Bebas
Kalimat
bebas dapat dipertukarkan tempatnya baik di depan, di tengah atau di belakang.
Contoh :
Bapak pergi ke Bandung kemarin
a.
Kemarin bapak pergi ke Bandung
b.
Bapak kemarin pergi ke Bandung
c.
Bapak pergi kemarin ke Bandung
Keterangan-keterangan
yang terikat tentu saja tidak boleh dipertukarkan tempatnya.
2. Variasi Aktif-Pasif
Contoh
:
(1) Pohon
pisang itu cepat tumbuh. Orang dengan mudah dapat menanamnya dan memelihara,
lagi pula petani tidak perlu memupuknya. Dia hanya menggali lubang, menanam,
dan tinggal menunggu buahnya. Tanaman pisang memang tidak mau mati sebelum
berbuah, sehingga di Sumatera Barat orang tua menasehati anaknya sebagai
berikut, “ Hai anakku, kalian harus mencontoh hidupnya pohon pisang, berbuah
dulu, barulah mati.”
Bandingkan kalimat-kalimat pada paragraf (1) di atas dengan
kalimat-kalimat pada paragraf berikut ini :
(2) Pohon
pisang itu cepat tumbuh. Dengan mudah pohon itu dapat ditanam dan
dipeliharanya. Lagipula tidak perlu dipupuk. Petani hanya menggali lubang, menanam,
dan tinggal menunggu berubah : sehingga di Sumatera Barat orang tua menasehati
anaknya sebagai berikut, “Hai anakku contohlah hidupnya pisang, berbuah dulu
barulah mati “.
Catatan:
kalimat-kalimat pada paragraf (1) semuanya kalimat aktif, sedangkan pada
paragraf (2) berupa kalimat aktif dan pasif. Dapat dikatakan bahwa
kalimat-kalimat pada paragraf (1) tidak bervariasi aktif-pasif.
3. Variasi Panjang Pendek
a. Karang mengarang selalu
berurusan dengan bahasa
b. Kecakapan menggunakan bahaa
merupakan bekal yang paling utama
c. Di sekolah kita telah diberi
modal pengetahuan bahasa, bahkan telah pula dilatih menggunakannya dalam
mengarang
d. Sekalian menjadi modal yang
sangat berharga
e. Modal itu tidak cukup hanya
kita miliki sebagai pengetahuan, tetapi dikembangkan lebih lanjut dalam
kehidupan bahasa yang sesungguhnya, yaitu dalam masyarakat
f. Jadi, untuk karang mengarang
bukan pengetahuan teori yang sangat diperlukan, melainkan penggunaannya dalam
tulis menulis
Dari contoh di atas dapat dikatakan bahwa kalimat a, b, c berupa
kalimat pendek, sedangkan kalimat d, e, f berupa kalimat panjang. Dapat
dikatakan bahwa paragraf di atas kalimat-kalimat bervariasi, yaitu
kalimat panjang dan kalimat pendek.
4. Variasi Berita- Perintah –
Tanya
Contoh:
o Tidak banyak bangsa di dunia terutama
bangsa-bangsa yang baru merdeka yang beruntung seperti kita. Begitu merdeka,
kita sudah memiliki bahasa nasional, kalau anda melayangkan perdagangan ke
Negara-negara tetangga, misalnya singapura dan Filipina, dapat anda ketahui
bahwa Negara tersebut sekarang belum memiliki bahasa nsional. Singapura dan
Filpina masih menggunakan bahasa inggris. Tentu saja kita cukup hanya berhati
merasa beruntung karena sudah memiliki bahasa nasional.
o Tidak banyak bangsa di dunia
ini terutama bangsa- bangsa yang baru merdeka yang beruntung seperti kita.
Begitu merdeka, kita memliki bahasa nasional. Layangkanlah pandangan anda ke
negara-negara tetangga kita, misalnya Singapura dan Filipina sampai sekarang
Negara tersebut belum memiliki bahasa nasional. Singapura dan Filipina masih
menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi. Cukuplah kita hanya berhenti
merasa beruntung karena sudah memiliki bahasa nasional?.
Pada
contoh paragraf 1 kalimat-kalimatnya berupa kalimat berita, sedangkan pada
paragraf 2 berupa kalimat perintah,dan tanya.
Ketiga
jenis kalimat tersebut membentuk sebuah paragraf yang bervariasi dengan tujuan
mencapi keefektipan penuturan. Variasi kalimat seperti pada contoh paragraf 1
itu disebut kalimat berita – perintah – Tanya. Perlu di ingat bahwa ketiga
jenis kalimat tersebut mungkin tidak sekaligus bervariasi dalam sebuah
paragraf.
Jadi,
dalam sebuah paragraf mungkin terdapat variasi kalimat barita – Tanya atau
Tanya – berita, berita – perintah atau perintah – berita,sedangkan variasi
kalimat Tanya – perintah atau perintah – Tanya jarang sekali di gunakan dalam
karangan.
a) Pemakaian kalimat
berita
Kalimat
berita dipakai untuk menuturkan, memberitahukan, atau mengungkapkan pikiran dan
perasaan kepada pihak lain. Tanggapan yang di harapkan berupa perhatian dari
pembaca. Karangan ilmiah, pernyataan resmi, perundang-undangan, uraian, ulasan
dan sebagainya yang mengungkapkan isi pikiran,biasanya banyak memakai kalimat
berita.
b) Pemakaian kalimat Tanya
Kalimat
tanya umumnya dipakai untuk menanyakan sesuatu tanggapan yang diharapkan berupa
jawaban terhadap pertanyaan itu.
Contoh : Apakah tujuan itu ?
Bahasa apakah yang anda gunakan di rumah ?
Pandai berbahasa
jepangkah anda ?
c) Pemakaian kalimat
perintah
Kalimat
perintah dipakai untuk memerintah seseorang supaya melakukan apa yang tersebut
dalam perintah itu, seperti contoh di bawah ini :
“Sebagai langkah pertama baik kiranya dimulai dengan membaca
cerita yang ringan. Pilihlah satu dari dua karangan para penulis kenamaan.
Bacalah karangan yang bersifat uraian, ulasan, atau bahasan”.
Kalimat
perintah pada contoh di atas adalah kalimat perintah biasa yang dapat
dihaluskan dengan kata-kata hendaknya, hendaklah, cobalah, atau silahkan
K.
Kalimat
bergaya
Macam-macam gaya bahasa yang pertama adalah gaya bahasa
perbandingan. Gaya bahasa atau majas perbandingan digunakan dengan
membandingkan atau menyandingkan suatu objek dengan objek yang lainnya, yakni
melalui proses penyamaan, pelebihan, atau penggantian. Berikut pembagian
macam-macam gaya bahasa perbandingan:
1.
Personifikasi
Majas
Personifikasi menggantikan fungsi benda mati menjadi dapat bersikap layaknya
manusia.
Contoh
Majas: Angin malam telah melarang aku ke luar.
2.
Metafora
Majas
Metafora yaitu meletakkan sebuah objek yang bersifat sama dengan pesan yang
ingin disampaikan dalam bentuk ungkapan.
Contoh:
Usahanya bangkrut karena memiliki hutang dengan lintah darat.
3.
Asosiasi
Majas
Asosiasi adalah membandingkan dua objek yang berbeda namun dianggap sama,
dengan pemberian kata sambung bak, bagaikan, seperti.
Contoh:
Wajahnya bak mentari pagi yang cerah.
4.
Eufemisme
Eufemisme
adalah gaya bahasa yang mengganti kata-kata yang dianggap kurang baik dengan
padanan yang lebih halus.
Contoh:
Karena terjerat kasus korupsi, ia harus dihadapkan di meja hijau
5.
Metonimia
Metonimia
adalah menyandingkan merek atau istilah sesuatu untuk merujuk pada benda umum.
Contoh:
Ayo kita pergi naik Honda.
Honda di
sini maksudnya sepeda motor. Honda adalah sebuah merek sepeda motor.
6.
Simile
Simile
juga menggunakan kata penghubung bak, bagaikan, ataupun seperti. Namun, simile
menyandingkan sebuah kegiatan dengan ungkapan.
Contoh:
Kelakuannya bagaikan anak ayam kehilangan induknya.
7.
Alegori
Alegori
adalah menyandingkan suatu objek dengan kata-kata kiasan.
Contoh: Di
dalam perlombaan memenangkan hati, jurinya adalah perasaan.
8.
Sinekdok
Sinekdok
dibagi menjadi dua, yaitu pars pro toto dan totem pro parte. Sinekdok pars pro
toto merupakan gaya bahasa yang menyebutkan sebagian unsur untuk menampilkan
keseluruhan sebuah benda. Sementara itu, sinekdok totem pro parte adalah
kebalikannya, yaitu gaya bahasa yang menampilkan keseluruhan untuk merujuk pada
sebagian benda atau situasi.
Contoh:
Pars pro
Toto: Hingga bel berbunyi, batang hidung Reni belum juga kelihatan.
Totem pro
Parte: Indonesia berhasil menjuarai All England hingga delapan kali
berturut-turut.
9.
Simbolik
Majas
simbolik adalah gaya bahasa yang membandingkan manusia dengan sikap makhluk
hidup lainnya dalam ungkapan.
Contoh:
Perempuan itu memang jinak-jinak merpati.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kalimat
efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara
secara tepat sehingga pendengar atau pembaca dapat memahami pikiran tersebut
dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau
pembicaranya. Di dalam penyusunan kalimat efektif sangat perlu
diperhatikan struktur kalimat, kelugasan penyusunan kata serta faktor-faktor
lainnya agar kalimat yang disusun menjadi kalimat yang utuh dan efektif.
Unsur-unsur dalam kalimat efektif, ialah: Subjek (S), Predikat (P), Objek (O),
Pelengkap (Pel), dan Keterangan (Ket).
Kalimat
efektif memiliki syarat-syarat yang meliputi ketatabahasaan, kesatuan atau
kesepadanan, kehematan, keparalelan atau kesejajaran, kecermatan atau ketepatan,
kepaduan atau koherensi, dan kelogisan.
Penggunaan
kalimat efektif memiliki tujuan dan manfaat yaitu agar gagasan, informasi, maupun
perasaan dari penulis atau pembicara tidak bertele – tele ataupun menggunakan
bahasa yang berlebihan, sehingga dapat dengan mudah dipahami, dan tersampaikan
dengan baik maknanya.
B. Saran
Saran yang
bisa kami sampaikan yaitu kalimat efektif harus memenuhi syarat yang ada, agar
kalimat tersebut secara tepat mewakili gagasan pembicara atau penulisnya,
menimbulkan gagasan yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca
seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulisnya.
Soal
1. Jelaskan
apa yang dimaksud kalimat efektif !
2. Apa
yang dimaksud ide pokok pada induk kalimat ?
3. Dalam
menyusun kalimat logis, apa saja yang harus diperhatikan? Sebutkan
4. Jelaskan
apa yang dimksud kalimat hemat?
5. Sebutkan
ciri kalimat hemat
6. Jelaskan
pengertian dari kalimat yang tidak ambigu kalimat tidak rancu
7. Ada
berapa kalimat bervariasi? Sebutkan
8. Jelaskan yang dimaksud dengan kalimat logis
9. Kalimat
yang seperti apa yang termasuk dalam kalimat serasi
10. Sebutkan 2
dari macam-macam kalimat bergaya ?
Daftar Pustaka
http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/BB/article/view/3067/2361