Minggu, 27 November 2016

Beriman kepada hari akhir

1.      MAKNA BERIMAN KEPADA HARI AKHIR
Yaumul akhir atau hari kiamat adalah hari akhir kehidupan seluruh manusia dan makhluk hidup didunia yang harus kita percayai kebenaran adanya yang menjadi jembatan menuju kehidupan di aakhirat yang kekal dan abadi.
Iman kepada hari kiamat adalah rukun iman yang ke-lima. Hari kiamat diawali dengan tiupan terompet sangkakala oleh malaikat isrofil untuk menghancurkan bumi beserta seluruh isinya.
Hari kiamat tidak dapat diprediksi kapan akan datangnya karena merupakan rahasia Allah SWT. Yang tidak dapat diketahui oleh siapapun. Namun dengan demikian kita masih bisa mengetahui kapan datangnya hari kiamat dengan melihat tanda-tanda yang diberikan oleh nabi Muhammad SAW. Orang iman kepada Allah SWT dan berbuat kebaikan akan menerima imbalan surag yang penuh kenikmatan, sedangkan bagi oang-orang kafir dan penjahat akan masuk neraka yang sangat pedih siksanya.
Tanda-Tanda Datangnya Hari Kiamat
Tanda-tanda hari kiamat adalah alamat kiamat yang menunjukkan akan terjadinya kiamat tersebut. Dan tanda-tanda kiamat ada dua macam, yaitu :
1. Tanda-tanda kiamat kecil (sughro)
2. Tanda-tanda kiamat besar (Qhubro)
a. Tanda kimat kecil adalah tanda yang datang sebelum kiamat dengan waktu yang relatif lama dan kejadian biasa, seperti : dicabutnya ilmu, domonannya kebodohan, minum khomar, berlomba-lomba dalam membangun dan lain-lain.
Tanda-tanda kiamat kecil terbagi menjadi dua :
Pertama : kejadian sudah muncul dan sedah selesai, seperti diutusnya Rosulullah SAW, terbunuhnya Utsman bin Affan, terjadinya fitnah besar abtara dua kelompok orang beriman.
Kedua : kejadiannya sudah muncul tetapi belum selesai bahkan semakin bertambah, seperti : tersia-siakannya amanah, terangkatnya ilmu, merebaknya perzinaan dan pembunuhan, banyaknya wanita dan lain-lain.
Diantara tanda-tanda kiamat kecil adalah :
1) Diutusnya Rosulullah SAW.
2) Disia-siakanya amanah.
3) Pengembala menjadi kaya.
4) Sungai erafat menjadi emas.
5) Baitul Maqdis dikuasai oleh umat islam.
6) Banyak terjadi pembunuhan.
7) Munculnya kaum khowarij.
8) Banyak polisi dan pembela kedzoliman.
9) Perang antara yahudi dan umat islam.
10) Dominannya futnah.
11) Sedikitnya ilmu.
12) Merebaknya perzinaan.
13) Banyaknya kaum wanita.
14) Bermewah-mewah dalam membangun masjid.
15) Menyebarkan riba dan harta haram.
b. Tanda Kiamat Qubro (besar) adalah perkara yang besar yang muncul mendekati kiamat yang munculnya tidak bisa terjadi, seperti : munculnya Dajjal, Nabi Isa AS, Ya’juj dan Ma’juj, terbitnya matahari dari barat dan lain-lain.
Terbitnya matahari dari barat adalah awal dari tanda-tanda kiamat besar yang mengakibatkan perubahan kondisi langit. Berakhir dengan terjadinya kiamat. Ibnu hajar melanjutkan, “Hikmah dari kejadian ini bahwa ketika terbit matahari dari barat, maka tertutuplah pintu taumat”
Ayat-ayat dan hadits yang menyebutkan tanda-tanda kiamat qubra (besar) diantaranya :
“Hingga apabila dia telah sampai diantara dua gunung, dia mendapati dihadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraannya, mereka berkata :”Hai Dzulqornain, sesungguhnya ya’juj dan ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu mebuatkan dinding kami dan mereka ?” Dzulqornain berkata “Apa yang telah dikuasakan oleh tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka”.(Al-Kahfi; 82).




2.      DALIL NAQLI TENTANG GAMBARAN KEJADIAN HARI KIAMAT
a.      Firman Allah SWT dalam QS Al-hijr [15]: 92-93
http://www.dudung.net/images/quran/15/15_94.png
http://www.dudung.net/images/quran/15/15_93.png
Artinya : maka demi tuhanku, kami akan menanyakan mereka semua, tentang apa yang mereka kerjakan dahulu.

b.      Firman Allah SWT dalam QS. Az-zumar [39]: 68 

http://www.dudung.net/images/quran/39/39_68.png

Artinya : dan sangkakalapun ditiup maka matilah semua (makhluk) yang dilangit dan Dibumi kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sekali lagi(sangkakala itu) maka seketika itu mereka bangun(dari kuburnya) menunggu (keputusan Allah.
c.       Firman Allah SWT dalam QS Al-Insan [76]: 20

http://www.dudung.net/images/quran/76/76_20.png

Artinya : dan apa bila kamu melihat( keadaan ) disana(surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar

d.      Firman Allah SWT dalam QS Al-Waqi’ah [56]: 51-54

http://www.dudung.net/images/quran/56/56_51.png
http://www.dudung.net/images/quran/56/56_53.png
http://www.dudung.net/images/quran/56/56_54.png
http://www.dudung.net/images/quran/56/56_55.png
Artinya : kemudian sesungguhnya kamu, wahai orang-orang sesat lagi mendusta! pasti akan memakan buah zaqqun maka akan penuh perutmu dangannya setelah itu kamu akan meminum air yang sangat panas.




e.       Firman Allah SWT dalam QS Al-Insyiqaq [84]: 7-12
http://www.dudung.net/images/quran/84/84_8.png
 http://www.dudung.net/images/quran/84/84_9.png
http://www.dudung.net/images/quran/84/84_10.png
http://www.dudung.net/images/quran/84/84_11.png
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGXnVyHZTgPngbyQx-C7IJLqOsyfoLiQ35gt_uj9gtFZix9pM18k0gfyGoPsbLr5vblZBI_HbJAEwS7f6dJhzJZnMqK1m78gBi8uuLWasgaf_dZqfWKCp03xW6P9IqvgFExAw7vE8GHAmL/s1600/84_12.png

Artinya : maka adapun orang yang diberikan catatan diberikan dari sebelah kanan, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan dikembalikan dengan keluarganya(yang sama-sama beriman)dengan gembira.dan adapu orang yangdiberikan catatannya dari sebelah belakang maka dia akan berteriak “celakahlah aku!” dan dia akan masuk kedalam api yang menyala-nyala(neraka)

f.       Firman Allah SWT dalam QS Al –Anbiya [21]: 47

http://www.dudung.net/images/quran/21/21_48.png

Artinya : dan kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat maka
Tidak seorangpun dirugikan walau sedikitpun; sekalipun hanya sebesar biji
Sawi, pasti kami akan mendatangkan (pahala). Dan cukuplah kami yang
Membuat perhitungan.
3.      PERISTIWA-PERISTIWA YANG TERJADI PADA ALAM AKHIRAT
a)      Yaumul Barzah, adalah hari penantian seluruh umat manusia yang telah    meninggal. Yaitu nanti masa       dibangkitkan manusia dari alam kubur untuk menhadap kepada Allah guna mempertanggungjawabkan seluruh amal perbuatan ketika di dunia.
b)      Yaumul Ba'as, adalah hari dibangkitkannya manusia dari alam kubur.
c)      Yaumul Mahsyar, adalah hari dikumpulkannya manusia setelah dibangkitkan dari alam kubur, untuk menunggu pengadilan dari Allah SWT.
d)     Yaumul Hisab, adalah hari perhitungan amal perbuatan manusia selama selama hidup di dunia.
e)      Yaumul Mizan, adalah penimbangan amal perbuatan manusia setelah diperhitungkan baik buruknya selama hidup di dunia.
f)       Sirat,  adalah jalur atau jalan penentu dari masing-masing manusia stelah dihisab dan ditimbang amal baik buruknya. Pada tahap ini manuisa akan ditentukan msuk neraka atau masuk surga . Hal ini tergantung amal baik dan amal buruk.
g)      Syafaat, adalah pertolongan yang diperoleh umat manusia yang beriman, Islam dan ihsan. Pertolongan tersebut berasal dari amal perbuatan yang baik ketika di dunia. Bagi orang beriman dan beramal saleh kelak pada hari Kiamat akan mendapat syafaat berupa kemudahan dan keringanan dari berbagai kesulitan yang dihadapi.
h)      Surga dan Neraka, adalah tempat terakhir pembalasan manusia. Bagi yang beramal baik akan masuk surga dan sebaliknya orang yang beramal buruk akan masuk neraka. 

4.      PENERAPAN IMAN KEPADA HARI AKHIR DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
a.       Selalu Berusaha Menjadi Lebih Baik
Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan berusaha menjadi lebih baik dari hari-hari yang telah terlewati. Jika kemarin ia melaksanakan satu kebaikan, hari ini akan berusaha untuk
melakukan dua atau lebih kebaikan. Seseorang yang beriman kepada hari akhir menginginkan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Jika hari kemarin lebih baik dari hari ini berarti seseorang termasuk golongan orang yang merugi.
b.      Tidak Silau pada Gemerlap Dunia
Dunia dan seluruh isinya menawarkan kenikmatan sesaat. Orang-orang yang tidak menyadari akan tertipu oleh gemerlapnya dunia, mereka akan terseret dan tenggelam dalam kemegahan sesaat. Mereka lupa bahwa dunia hanya sementara. Mereka yang kaya bisa silau dengan kekayaan yang dititipkan kepadanya. Mereka yang miskin dapat melupakan tujuan penciptaannya karena kemiskinannya.

Hanya orang-orang yang beriman dan menyadari bahwa dunia ini hanya sementara yang tidak tertipu oleh gemerlapnya dunia. Kekayaan merupakan suatu hal yang patut disyukuri. Kemiskinan yang datang tentunya tidak diharapkan. Kaya atau miskin merupakan cobaan dari Allah Swt. Orang kaya diuji dengan kekayaannya dan si miskin diuji dengan kemiskinannya. Jika si kaya menjadi orang yang bersyukur dan dapat mempergunakan kekayaannya dengan sebaikbaiknya (pada jalan yang diridai Allah) berarti ia termasuk orangorang yang beruntung. Si miskin yang bersyukur dengan kemiskinannya dan tetap menjalankan tujuan penciptaannya sebagai manusia, ia termasuk orang yang beruntung. Kaya atau miskin dapat mengantarkan seseorang pada kekufuran.

Si kaya atau si miskin hendaknya tidak tertipu oleh gemerlapnya dunia yang tidak kekal. Kekuasaan yang dimiliki hendaknya tidak melenakan dari mengingat Allah Swt. Ingatlah kembali kisah Fir’aun. Fir’aun yang menjabat sebagai raja memiliki sifat takabur. Ia sangat sombong dengan jabatan yang dimilikinya. Bahkan, ia mengaku sebagai tuhan yang harus disembah oleh rakyatnya. Sungguh, perilaku yang tidak sepantasnya ditiru. Seseorang yang berkuasa hendaknya menyadari bahwa kekuasaan tersebut hanya sementara. Kekuasaan dapat berakhir oleh waktu. Oleh karena itu, seseorang tidak sepantasnya menyombongkan diri atas apa pun yang dititipkan kepadanya.
c.       Tidak Iri atas Nikmat Orang Lain
Allah memberikan nikmat yang berbeda-beda kepada manusia. Ada manusia yang dikaruniai nikmat berupa kekayaan. Ada yang dikaruniai nikmat berupa keturunan, kecerdasan, keberuntungan, dan lain sebagainya. Terhadap nikmat yang diperoleh orang lain kita tidak boleh merasa iri. Iri dapat berupa sikap tidak rela orang lain mendapat nikmat dan ingin agar nikmat tersebut beralih kepadanya.
d.      Bersikap Rendah Hati
Bersikap rendah hati terhadap apa pun yang dimiliki merupakan perilaku terpuji. Rendah hati berbeda dengan rendah diri. Orang yang rendah hati menyadari bahwa segala sesuatu yang dimiliki hanya titipan Allah Swt. Titipan yang setiap saat dapat diambil oleh pemiliknya. Oleh karena itu, seseorang yang rendah hati tidak pernah sombong dengan sesuatu yang dititipkan kepadanya. Ia merasa tidak patut bersikap sombong dan berbangga diri terhadap titipan Allah.
e.       Menghindari Sifat Cinta Dunia dan Harta Secara Berlebihan
Cinta dunia dan harta secara berlebihan dihindari oleh orang yang beriman kepada hari akhir. Cinta dunia dan harta secara berlebihan bukanlah sikap seseorang yang beriman kepada hari akhir. Seseorang yang dikaruniai harta akan diminta pertanggungjawaban di akhirat kelak. Oleh karena itu, seseorang yang beriman dan dikaruniai harta berlebih akan mempergunakan hartanya tersebut di jalan-Nya. Ia akan membelanjakan hartanya di jalan yang diridai Allah. Membantu fakir miskin, membantu pembangunan masjid, madrasah, rumah sakit, dan kegiatan lain yang diridai Allah SWT.

5.      HIKMAH IMAN KEPADA HARI AKHIR
1.      Beriman kepada hari kiamat akan membuat kita menjadi lebih giat dalam beramal shalih, hal ini dikarenakan kita mempercayai bahwa sesudah mati akan ada kehidupan lagi untuk mempertanggung jawabkan perbuatan yang dilakukan di dunia ini.
2.      Dengan beriman kepada hari kiamat kita akan berhati-hati dalam berbuat sesuatu, terutama perbuatan dosa. Mengingat perbuatan dosa sekecil apapun akan dibalas di akhirat nanti.
3.      Dengan beriman kepada hari kiamat, otomatis kita juga akan percaya adanya surga dan neraka. Dengan begitu kita akan lebih termotivasi untuk lebih taat kepada Allah swt dan selalu berhati-hati agar tidak melakukan perbuatan dosa karena takut masuk neraka dan ingin masuk surga.
4.      Dengan beriman kepada hari akhir, seseorang akan selalu melaksanakan kewajibannya, dan juga tidak terlena dengan kehidupan di dunia yang sementara ini.
5.      Dengan beriman kepada hari kiamat akan membuat kita sadar bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara, sementara kehidupan di akhirat adalah kekal (selama-lamanya). Suatu saat kita pasti akan mati, dan dunia ini akan hancur dan berlanjut di alam akhirat yang kekal. Kehidupan di akhirat nanti akan sesuai dengan amal perbuatan yang kita perbuat di dunia ini. Untuk itu kita harus berbuat yang sebaik-baiknya ketika hidup di dunia, kita harus semaksimal mungkin dalam beramal shalih.
6.      Dengan beriman kepada hari kimat maka akan membuat seseorang sering bertaubat kepada Allah swt, karena takut akan mendapatkan siksa di akhirat nanti.
7.      Dengan beriman kepada hari akhir maka manusia juga akan ber-amar ma'ruf nahi munkan kepada sesasam muslim

8.      Memperoleh ketentuan Allah swt dengan ikhlas dan lapang dada, Allah tidak perna menciptakan sesuatu dengan sia-sia.

Rabu, 16 November 2016

Akhlak

BAB II
PEMBAHASAN

A.     Definisi Iman, Islam, dan Ihsan

1.      Pengertian Iman
Kata iman berasal dari bahasa arab adalah bentuk masdar dari kata kerja (fi’il), dalam bahasa Indonesia kata iman biasanya diartikan dengan kepercayaan atau keyakinan. Menurut sidi gazalba, kata iman lebih tepat diartikan ke dalam bahasa Indonesia dengan keyakinan[1]
hadits-kedua.pngContoh hadist iman










Iman menurut bahasa arab yang diterjemahkan kedalam bahasa inggris dengan keyakinan, menurut segi bahasanya berarti tahu, percaya dan yakin tanpa ada keraguan sedikitpun. Didalam kamus al-munjid disebutkan al-iman berarti[2]:
“bukan kafir, pembenaran secara mutlak”. Imam al-gazali mengartikannya dengan : “pembenaran”
Nampaknya didalam al-Qur’an kata iman mempunyai dua arti :
a)      Aman, mengamankan atau memberikan keamanan. Dalam surah al-Quraisy, ayat 4
Surah-Al-Quraisy.jpg
yang artinya “.... yang telah memberikan makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan dari ketakutan”. (QS. 106:4)
b)      Yakin, percaya atau beriman.. dalam surah Al-baqarah ayat 285
Screenshot_19.jpg
yang artinya “rasul telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya demikian pula orang-orang yang beriman, semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya”. (QS. 2:285)
Dilihat dari pengertian istilah, ada beberapa definisi yang dapat dikemukaka:
a)      Imam abu Hanifah mengatakan : “iman ialah mengikrarkan (dengan lidah) dan membenarkan (dengan hati)”
b)      Syekh Muhammad amin al-Kurdi mengatakan “iman ialah kebenaran dengan hati”
c)      Muhammad abdul mengatakan :”iman ialah keyakinan dalam kepercayaan kepada Allah, kepada Rasul-Nya dan kepada hari yang akhir tanpa terikat oleh sesuatu apapun, kecuali harus menghormati apa-apa yang telah disampaikan dengan perantaraan lisan para rasul Tuhan”.[3]
Dengan  melihat beberapa definisi di atas dapat dikatakan bahwa iman itu paling tidak mengharuskan adanya pembenaran dan keyakinan akan adanya pembenaran dan keyakinan akan adanya tuhan dengan segala keesaan-Nya dan segala sifat kesempurnaan-Nya serta pembenaran dan keyakinan terhadap Muhammad Rasulullah dan risalah kerasulan yang ia bawa.
Iman yang benar akan memberikan kebahagiaan bagi seorang muslim, baik selama dia hidup di dunia maupun hidup di akhirat kelak.
Iman menurut bahasa adalah pembenaran hati. Sedangkan menurut istilah iman adalah “ membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan”.
Jadi dapat disimpulkan iman adalah suatu keyakinan yang dibenarkan dalam hati, di ikrarkan dengan lisan, dan di buktikan dengan amal ibadah yang didasari niat yang tulus ikhlas untuk mengikuti seluruh petunjuk dari Allah serta sunnah nabi Muhammad SAW. Iman menembus jauh kedalam hati nurani (kalbunya), dan dalam islam yang inilah yang di pandang oleh Allah.2
2.      Pengertian Ihsan
Kata ihsan (bahasa arab) berasal dari kata kerja (fi’il) artinya (perbuatan baik). K.H. Moenawar Chalil mengatakan, ihsan ialah perbuatan baik atau buruk[4] al-Ashfahan, sebagaimana dikutip oleh Moenawar Chalil, mengatakan bahwa ihsan itu dapat diartikan dalam dua arti,yaitu :
a.       Memberikan kenikamatan (kebaikan) kepada orang lain.
b.      Mengetahui dengan baik akan sesuatu pengetahuan dan mengerjakan dengan baik akan sesuatu pekerjaan.[5]
Menurut pengertian istilah ada beberapa definisi dan penjelasan yang dikemukakan para ulama sehubungan dengan pengertian ihsan yang di berikan Rasulullah pada hadist di atas :
a.       Moenawar Chalil mengatakan bahwa dikehendaki dengan ihsan itu ialah :”segenap amal perbuatan itu dikerjakan dengan perasaan tanggung jawab kepada Allah”[6]
b.      Iman al-nawawi mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ihsan itu ialah : “ihklas dalam beribadah dan seseorang hamba merasa selalu diawasi oleh Tuhannya dengan penuh Khusyu’, Khudu’ dan sebagainya”
c.       Syekh Muhammad Alin al-Kurdi, dalam hal ini mengatakan : “ihsan ialah selalu dalam keadaan diawasi oleh Allah dalam segala ibadah yang terkandung di dalam iman dan islam hingga seluruh  ibadah seseorang hamba benar-benar ihklas karena Allah”.
Didalam Al-qur’an kata ihsan bisa berarti “kebaikan” (QS 55:60) Dan dapat berarti “berbuat kebaikan” (QS. 16:90).
Jadi ihsan dapat dikatakan sebagai puncak kesempurnaan dari iman dan islam. Orang yang telah sempurna keimanan dan keislamannya akan mencapai sesuatu keadaan dimana ia dapat melakukan ibadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah dan bila tidak dapat demikian, ia akan selalu merasa diawasi oleh Allah.
Kesempurnaan agama islam itu terletak pada tiga sendi : iman,islam dan ihsan. Seorang islam dapt dikatakan sebagai muslim yang hakiki bila ia dapat mengumpulkan dalam dirinya ketiga sendi tersebut.
Sebenarnya iman itu ialah salah satu aspek ajaran islam yang mebahas tentang keimanan atau kepercayaan dan dalam dunia ilmu pengetahuan disebut dengan ilmu kalam, ilmu tauhid, islam ialah aspek ajaran islam yang membahas tentang tata cara beribadah kepada Allah dan bergaul sesama manusia, ini lazim disebut dengan ilmu fiqih dan ihsan ialah aspek ajaran islam yang membicarakan tentang bagaimana seorang muslim bersikap kepada Allah dan beribadah kepada nya dan bertingkah laku kepada sesama dan hal ini sering disebut ilmu ahlak atau ilmu tasawuf.
Ihsan, sebagaimana dijelaskan dalam bunyi hadist diatas, adalah menyembah atau mengabdi kepada Allah SWT. Dengan sepenuh hati sehingga seakan-akan melihat kepadanya, namun seandinya tidak dapat melihatnya, yakinlah bahwa dia selalu melihat kita pada saat apapun dan dimanapun.
Istilah ihsan berasal dari kata: ahsana - yuhsinu – ihsan yang berarti berbuat baik, bagus kebajikan, atau shaleh.3 Orang yang ihsan disebut muhsin, berarti orang yang berbuat baik. Dalam hadist Rasulullah SAW, menerangkan ihsan itu adalah:
Artinya: “Bahwa engkau beribadah kepada Allah seperti engkau melihat Nya, jika engkau tidak melihat Nya, sesungguhnya Allah melihat engkau.” ( H.R. Khamsah dari Umar bin Khattab).
3.      Pengertian Islam
Dilihat dari asal katanya,islam (bahasa arab) adalah bentuk masdar dari kata kerja (fi’il)
Menurut imam al-Nawawi didalam syarah saheh Muslim mengatakan : “islam berarti menyerah dan patuh yang dilihat secara lahir”.
Humaidi tatapangarsa mengatakan bahwa kata islam mempunyai beberapa arti, yaitu :
a.       Menyerahkan diri, yaitu menyerahkan diri kepada kehendak tuhan. Maka seorang muslim ialah orang yang telah menyerahkan dirinya kepada tuhan, tunduk kepada perintah-perintah dan larang-larangannya, atau kepada ketentuan apapun yang telah ditetapkan olehnya.
b.      Damai, yaitu damai dengan sesama manusia. Jadi islam ialah agama yang membawa ajaran pendamaian bagi umat manusia.
c.       Selamat, yakni selamat dunia akhirat. Siapapun akan selamat sejahtera dunia akhirat, apabila menganut agama islam dan mentaati ajaran-ajarannya.[7]
Ada beberapa pengertian islam yang bisa dicatatkan disini :
a.       Didalam kamus al-Munjid dijelaskan :”islam ialah tunduk atau taat kepada perintah orang yang memerintah (Allah) dan tunduk atau taat kepada larangannya tanpa merasa keberatan”.
b.      Syekh Muhammad amin al-Qurdi mengatakan :”islam ialah menjunjung dan patuh terhadap segala apa yang dibawa oleh nabi SAW yakni agama islam dan dapat diketahui dengan gampang ”.
Islam adalah agama yangditurunkan kepada nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rosul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir zaman. Pengertian islam secara harafiyah artinya damai, selamat, tunduk, dan bersih. Kata islam terbentuk dari tiga huruf, yaitu S (sin), L (lam), M (mim) yang bermakna dasar “selamat” (Salama).
                                                  



B.     Hubungan Akhlak dengan Iman, Islam, dan Ihsan
Islam, Iman & Ihsan adl satu kesatuan yg tdk bisa dipisahkan satu dgn lainnya. Iman adl keyakinan yg menjadi dasar akidah. Keyakinan tersebut kemudian diwujudkan melalui pelaksanaan kelima rukun Islam. Sedangkan pelaksanaan rukun Islam dilakukan dgn cara ihsan, sbg upaya pendekatan diri kpd Allah.

Untuk mempelajari ketiga pokok ajaran agama tersebut, para ulama mengelompokkannya lewat 3 cabang ilmu pengetahuan. Rukun Islam berupa praktek amal lahiriah disusun dalam ilmu Fiqh, yaitu ilmu mengenai perbuatan amal lahiriah manusia sbg hamba Allah. Iman dipelajari melalui ilmu Tauhid (teologi) yg menjelaskan tentang pokok-pokok keyakinan. Sedangkan utk mempelajari ihsan sbg tata cara beribadah adl bagian dari ilmu Tasawuf.

1.      Hubungan akhlak dengan iman
Iman ialah meyakini dan mengetahui akan keesaan Tuhan, mempercayai adanya malaikat, mengimani adanya kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah SWT, iman kepada para rasul, iman kepada hari akhir dan iman kepada qada dan qadar.
2.      Hubungan akhlak dengan islam
Dalam keseluruhan ajaran islam akhlak menempati kedudukan yang sangat penting. Hal itu dapat dilihat dalam beberapa hal berikut :
a.       Nabi Muhammad SAW diutus menjadi rasul dengan maksud utama untuk membina dan menyempurnakan akhlak.
b.      Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama islam, sehingga rasulullah pernah mendefinisikan agama itu dengan akhlak yang baik.
3.      Hubungan akhlak dengan ihsan
Ihsan dalam arti akhlak mulia atau pendidikan akhlak mulia sebagai puncak keagamaan dapat dipahami dari beberapa hadits terkenal seperti “Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak dan budi pekerti baik.”



BAB III
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Iman berasal dari bahasa arab adalah bentuk masdar dari kata kerja (fi’il), dalam bahasa Indonesia kata iman biasanya diartikan dengan kepercayaan atau keyakinan. Menurut sidi gazalba, kata iman lebih tepat diartikan ke dalam bahasa Indonesia dengan keyakinan.
Istilah ihsan berasal dari kata: ahsana - yuhsinu – ihsan yang berarti berbuat baik, bagus kebajikan, atau shaleh. Orang yang ihsan disebut muhsin, berarti orang yang berbuat baik.
Islam adalah agama yangditurunkan kepada nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rosul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir zaman. Pengertian islam secara harafiyah artinya damai, selamat, tunduk, dan bersih. Kata islam terbentuk dari tiga huruf, yaitu S (sin), L (lam), M (mim) yang bermakna dasar “selamat” (Salama).



DAFTAR PUSTAKA
Dasar-dasar pendidikan agama islam /H.Abu Ahmadi,Ed. 1,Cet.5 – Jakarta: Bumi Aksara, 2008. x,288 hlm. ;21 cm
Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, Terjemah H.Firdaus An, BA., Bulan Bintang, Jakarta, 1976,257.
M.Yunan Nasution, pegangan Hidup, 1 , Publicita, Jakarta, 1976,hlm.
Moenawar Chalil, Definisi dan Sendi Agama, Bulan Bintang, Djakarta, 1970,hlm.53.
M.Yatimin Abdulah, Studi Akhlak dalam perspektif AL-Qur’an, ( Jakarta:Amzah,2007 ),hlm.1-2



[1] Sidi gazalba, asas ajaran islam, bulan bintang, Jakarta 1972, hal. 15.
[2] Luis ma’luf, al-munjid, al-maktabah al-katulikiyah, Beirut, t.t., hlm. 16
[3] Muhammad Abdul, risalah tauhid, terjemahan H. Firdaus An, BA,. Bulan bitang, Jakarta, 1976, hlm. 257.
[4] Moenawar Chalil, Definisi dan sendi Agama, Bulan Bintang, Djakarta, 1970, hlm.53.
[5] Ibid., hlm. 54.
[6] Ibid., hlm.55.
[7] Humaidi tatapangsara, kuliah Aqidah lengkap, bina ilmu, Surabaya, 1981, hlm. 2