BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Iman, Islam, dan Ihsan
1. Pengertian
Iman
Kata
iman berasal dari bahasa arab adalah bentuk masdar dari kata kerja (fi’il),
dalam bahasa Indonesia kata iman biasanya diartikan dengan kepercayaan atau
keyakinan. Menurut sidi gazalba, kata iman lebih tepat diartikan ke dalam
bahasa Indonesia dengan keyakinan[1]

Iman
menurut bahasa arab yang diterjemahkan kedalam bahasa inggris dengan keyakinan,
menurut segi bahasanya berarti tahu, percaya dan yakin tanpa ada keraguan
sedikitpun. Didalam kamus al-munjid disebutkan al-iman berarti[2]:
“bukan
kafir, pembenaran secara mutlak”. Imam al-gazali mengartikannya dengan :
“pembenaran”
Nampaknya
didalam al-Qur’an kata iman mempunyai dua arti :
a)
Aman, mengamankan atau memberikan keamanan. Dalam
surah al-Quraisy, ayat 4

yang artinya “.... yang
telah memberikan makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan
mengamankan dari ketakutan”. (QS. 106:4)
b)
Yakin, percaya atau beriman.. dalam surah Al-baqarah
ayat 285

yang artinya “rasul telah
beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya demikian pula orang-orang
yang beriman, semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya”. (QS. 2:285)
Dilihat
dari pengertian istilah, ada beberapa definisi yang dapat dikemukaka:
a)
Imam abu Hanifah mengatakan : “iman ialah
mengikrarkan (dengan lidah) dan membenarkan (dengan hati)”
b)
Syekh Muhammad amin al-Kurdi mengatakan “iman ialah
kebenaran dengan hati”
c)
Muhammad abdul mengatakan :”iman ialah keyakinan
dalam kepercayaan kepada Allah, kepada Rasul-Nya dan kepada hari yang akhir
tanpa terikat oleh sesuatu apapun, kecuali harus menghormati apa-apa yang telah
disampaikan dengan perantaraan lisan para rasul Tuhan”.[3]
Dengan melihat beberapa definisi di atas dapat
dikatakan bahwa iman itu paling tidak mengharuskan adanya pembenaran dan
keyakinan akan adanya pembenaran dan keyakinan akan adanya tuhan dengan segala
keesaan-Nya dan segala sifat kesempurnaan-Nya serta pembenaran dan keyakinan
terhadap Muhammad Rasulullah dan risalah kerasulan yang ia bawa.
Iman
yang benar akan memberikan kebahagiaan bagi seorang muslim, baik selama dia
hidup di dunia maupun hidup di akhirat kelak.
Iman
menurut bahasa adalah pembenaran hati. Sedangkan menurut istilah iman adalah “
membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan
anggota badan”.
Jadi
dapat disimpulkan iman adalah suatu keyakinan yang dibenarkan dalam hati, di
ikrarkan dengan lisan, dan di buktikan dengan amal ibadah yang didasari niat
yang tulus ikhlas untuk mengikuti seluruh petunjuk dari Allah serta sunnah nabi
Muhammad SAW. Iman menembus jauh kedalam hati nurani (kalbunya), dan dalam
islam yang inilah yang di pandang oleh Allah.2
2. Pengertian
Ihsan
Kata
ihsan (bahasa arab) berasal dari kata kerja (fi’il) artinya (perbuatan baik).
K.H. Moenawar Chalil mengatakan, ihsan ialah perbuatan baik atau buruk[4]
al-Ashfahan, sebagaimana dikutip oleh Moenawar Chalil, mengatakan bahwa ihsan
itu dapat diartikan dalam dua arti,yaitu :
a.
Memberikan kenikamatan (kebaikan) kepada orang lain.
b.
Mengetahui dengan baik akan sesuatu pengetahuan dan
mengerjakan dengan baik akan sesuatu pekerjaan.[5]
Menurut
pengertian istilah ada beberapa definisi dan penjelasan yang dikemukakan para
ulama sehubungan dengan pengertian ihsan yang di berikan Rasulullah pada hadist
di atas :
a.
Moenawar Chalil mengatakan bahwa dikehendaki dengan
ihsan itu ialah :”segenap amal perbuatan itu dikerjakan dengan perasaan
tanggung jawab kepada Allah”[6]
b.
Iman al-nawawi mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
ihsan itu ialah : “ihklas dalam beribadah dan seseorang hamba merasa selalu
diawasi oleh Tuhannya dengan penuh Khusyu’, Khudu’ dan sebagainya”
c.
Syekh Muhammad Alin al-Kurdi, dalam hal ini mengatakan
: “ihsan ialah selalu dalam keadaan diawasi oleh Allah dalam segala ibadah yang
terkandung di dalam iman dan islam hingga seluruh ibadah seseorang hamba benar-benar ihklas
karena Allah”.
Didalam
Al-qur’an kata ihsan bisa berarti “kebaikan” (QS 55:60) Dan dapat berarti
“berbuat kebaikan” (QS. 16:90).
Jadi
ihsan dapat dikatakan sebagai puncak kesempurnaan dari iman dan islam. Orang
yang telah sempurna keimanan dan keislamannya akan mencapai sesuatu keadaan
dimana ia dapat melakukan ibadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah dan
bila tidak dapat demikian, ia akan selalu merasa diawasi oleh Allah.
Kesempurnaan
agama islam itu terletak pada tiga sendi : iman,islam dan ihsan. Seorang islam
dapt dikatakan sebagai muslim yang hakiki bila ia dapat mengumpulkan dalam
dirinya ketiga sendi tersebut.
Sebenarnya
iman itu ialah salah satu aspek ajaran islam yang mebahas tentang keimanan atau
kepercayaan dan dalam dunia ilmu pengetahuan disebut dengan ilmu kalam, ilmu
tauhid, islam ialah aspek ajaran islam yang membahas tentang tata cara
beribadah kepada Allah dan bergaul sesama manusia, ini lazim disebut dengan
ilmu fiqih dan ihsan ialah aspek ajaran islam yang membicarakan tentang
bagaimana seorang muslim bersikap kepada Allah dan beribadah kepada nya dan
bertingkah laku kepada sesama dan hal ini sering disebut ilmu ahlak atau ilmu
tasawuf.
Ihsan,
sebagaimana dijelaskan dalam bunyi hadist diatas, adalah menyembah atau
mengabdi kepada Allah SWT. Dengan sepenuh hati sehingga seakan-akan melihat
kepadanya, namun seandinya tidak dapat melihatnya, yakinlah bahwa dia selalu
melihat kita pada saat apapun dan dimanapun.
Istilah
ihsan berasal dari kata: ahsana - yuhsinu – ihsan yang berarti berbuat baik,
bagus kebajikan, atau shaleh.3 Orang yang ihsan disebut muhsin, berarti
orang yang berbuat baik. Dalam hadist Rasulullah SAW, menerangkan ihsan itu
adalah:
Artinya:
“Bahwa engkau beribadah kepada Allah seperti engkau melihat Nya, jika engkau
tidak melihat Nya, sesungguhnya Allah melihat engkau.” ( H.R. Khamsah dari Umar
bin Khattab).
3. Pengertian
Islam
Dilihat dari asal
katanya,islam (bahasa arab) adalah bentuk masdar dari kata kerja (fi’il)
Menurut imam al-Nawawi
didalam syarah saheh Muslim mengatakan : “islam berarti menyerah dan patuh yang
dilihat secara lahir”.
Humaidi tatapangarsa
mengatakan bahwa kata islam mempunyai beberapa arti, yaitu :
a.
Menyerahkan
diri, yaitu menyerahkan diri kepada kehendak tuhan. Maka seorang muslim ialah
orang yang telah menyerahkan dirinya kepada tuhan, tunduk kepada
perintah-perintah dan larang-larangannya, atau kepada ketentuan apapun yang
telah ditetapkan olehnya.
b.
Damai,
yaitu damai dengan sesama manusia. Jadi islam ialah agama yang membawa ajaran
pendamaian bagi umat manusia.
c.
Selamat,
yakni selamat dunia akhirat. Siapapun akan selamat sejahtera dunia akhirat,
apabila menganut agama islam dan mentaati ajaran-ajarannya.[7]
Ada beberapa pengertian islam yang bisa dicatatkan
disini :
a.
Didalam
kamus al-Munjid dijelaskan :”islam ialah tunduk atau taat kepada perintah orang
yang memerintah (Allah) dan tunduk atau taat kepada larangannya tanpa merasa
keberatan”.
b.
Syekh
Muhammad amin al-Qurdi mengatakan :”islam ialah menjunjung dan patuh terhadap
segala apa yang dibawa oleh nabi SAW yakni agama islam dan dapat diketahui
dengan gampang ”.
Islam
adalah agama yangditurunkan kepada nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rosul
terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir zaman.
Pengertian islam secara harafiyah artinya damai, selamat, tunduk, dan bersih.
Kata islam terbentuk dari tiga huruf, yaitu S (sin), L (lam), M (mim) yang
bermakna dasar “selamat” (Salama).
B.
Hubungan Akhlak dengan Iman, Islam, dan Ihsan
Islam, Iman & Ihsan adl satu kesatuan yg tdk bisa dipisahkan satu
dgn lainnya. Iman adl keyakinan yg menjadi dasar akidah. Keyakinan tersebut
kemudian diwujudkan melalui pelaksanaan kelima rukun Islam. Sedangkan
pelaksanaan rukun Islam dilakukan dgn cara ihsan, sbg upaya pendekatan diri kpd
Allah.
Untuk mempelajari ketiga pokok ajaran agama tersebut, para ulama
mengelompokkannya lewat 3 cabang ilmu pengetahuan. Rukun Islam berupa praktek
amal lahiriah disusun dalam ilmu Fiqh, yaitu ilmu mengenai perbuatan amal
lahiriah manusia sbg hamba Allah. Iman dipelajari melalui ilmu Tauhid (teologi)
yg menjelaskan tentang pokok-pokok keyakinan. Sedangkan utk mempelajari ihsan
sbg tata cara beribadah adl bagian dari ilmu Tasawuf.
1. Hubungan
akhlak dengan iman
Iman ialah meyakini dan mengetahui akan keesaan Tuhan, mempercayai
adanya malaikat, mengimani adanya kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah SWT,
iman kepada para rasul, iman kepada hari akhir dan iman kepada qada dan qadar.
2. Hubungan
akhlak dengan islam
Dalam keseluruhan ajaran islam akhlak menempati kedudukan yang sangat
penting. Hal itu dapat dilihat dalam beberapa hal berikut :
a. Nabi Muhammad SAW diutus menjadi rasul dengan maksud
utama untuk membina dan menyempurnakan akhlak.
b. Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama islam,
sehingga rasulullah pernah mendefinisikan agama itu dengan akhlak yang baik.
3. Hubungan
akhlak dengan ihsan
Ihsan
dalam arti akhlak mulia atau pendidikan akhlak mulia sebagai puncak keagamaan
dapat dipahami dari beberapa hadits terkenal seperti “Sesungguhnya aku diutus
hanyalah untuk menyempurnakan akhlak dan budi pekerti baik.”
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Iman
berasal dari bahasa arab adalah bentuk masdar dari kata kerja (fi’il), dalam
bahasa Indonesia kata iman biasanya diartikan dengan kepercayaan atau
keyakinan. Menurut sidi gazalba, kata iman lebih tepat diartikan ke dalam
bahasa Indonesia dengan keyakinan.
Istilah
ihsan berasal dari kata: ahsana - yuhsinu – ihsan yang berarti berbuat baik,
bagus kebajikan, atau shaleh. Orang yang ihsan disebut muhsin, berarti orang
yang berbuat baik.
Islam
adalah agama yangditurunkan kepada nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rosul
terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir zaman.
Pengertian islam secara harafiyah artinya damai, selamat, tunduk, dan bersih.
Kata islam terbentuk dari tiga huruf, yaitu S (sin), L (lam), M (mim) yang
bermakna dasar “selamat” (Salama).
DAFTAR
PUSTAKA
Dasar-dasar
pendidikan agama islam /H.Abu Ahmadi,Ed. 1,Cet.5 – Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
x,288 hlm. ;21 cm
Muhammad
Abduh, Risalah Tauhid, Terjemah H.Firdaus An, BA., Bulan Bintang, Jakarta,
1976,257.
M.Yunan
Nasution, pegangan Hidup, 1 , Publicita, Jakarta, 1976,hlm.
Moenawar
Chalil, Definisi dan Sendi Agama, Bulan Bintang, Djakarta, 1970,hlm.53.
M.Yatimin
Abdulah, Studi Akhlak dalam perspektif AL-Qur’an, ( Jakarta:Amzah,2007
),hlm.1-2
[3] Muhammad
Abdul, risalah tauhid, terjemahan H. Firdaus An, BA,. Bulan bitang, Jakarta,
1976, hlm. 257.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar