BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan
pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan
suatu perusahaan mencapat sasarannya. Manajemen strategis adalah proses
penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk
mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan
kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis
mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu
bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi
yang biasanya disusun oleh dewan direksi dan dilaksanakan oleh CEO
serta tim eksekutif organisasi tersebut. Manajemen strategis memberikan arahan
menyeluruh untuk perusahaan dan terkait erat dengan bidang perilaku organisasi.
Manajemen strategis berbicara
tentang gambaran besar. Inti dari manajemen strategis adalah mengidentifikasi
tujuan organisasi, sumber dayanya, dan bagaimana sumber daya yang ada tersebut
dapat digunakan secara paling efektif untuk memenuhi tujuan strategis.
Manajemen strategis di saat ini harus memberikan fondasi dasar atau pedoman
untuk pengambilan keputusan dalam organisasi. Ini adalah proses yang
berkesinambungan dan terus-menerus. Rencana strategis organisasi merupakan
dokumen hidup yang selalu dikunjungi dan kembali dikunjungi. Bahkan mungkin
sampai perlu dianggap sebagaimana suatu cairan karena sifatnya yang terus harus
dimodifikasi. Seiring dengan adanya informasi baru telah tersedia, dia harus
digunakan untuk membuat penyesuaian dan revisi.
Menurut Thomas L.Wheelen – J. David Hunger manajemen
strategi adalah serangkaian dari pada keputusan majerial dan kegiatan-kegiatan
yang menentukan keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang. Kegiatan tersebut
terdiri dari perumusan / perencanaan strategi, pelaksanaan / implementasi, dan
evaluasi
Lingkungan dunia yang mengalami perubahan seperti adanya
globalisasi, control masyarakat, perkembangan teknologi, memberikan dampak bagi
perkembangan suatu negara maupun bisnis. Control masyarakat terhadap
pelaksanaan kegiatan pemerintahan maupun perusahaan, sehingga pemerintah maupun
pemimpin perusahaan tidak dapat membuat kebijakan yang mengabaikan kepentingan
masyarakat. Oleh sebab itu dalam menjalankan kegiatannya perlu adanya
keselarasan antara kompetensi yang dimiliki perusahaan maupun pemerintah dengan
lingkungan yang ada di luar organisasi (perusahaan dan pemerintah).
Pertimbangan global praktis berdampak pada keputusan
strategis, batas-batas negara diabaikan.Untuk mengetahui dan menghargai dunia
dari perspektif orang lain telah menjadi masalah hidup atau mati untuk bisnis.
Dengan demikian perlu adanya kegiatan dalam pengambilan keputusan yang
disesuaikan antara kemampuan yang dimiliki dengan lingkungan yang ada di
sekitar sehingga perlunya adanya manajemen strategi. Menopang manajemen
strategis tergantung pada manajer mendapat pengertian mengenai pesaing, pasar,
harga, pemasok, distributor, pemerintah, kreditor, pemegang saham dan pelanggan
diseluruh dunia. Harga dan mutu dari produk dan jasa perusahaan harus dapat
bersaing di seluruh dunia, bukan hanya di pasar lokal.
Persaingan yang memunculkan daya saing erat kaitannya dengan
pemahaman mekanisme pasar (standar dan benchmarking), kecepatan dan ketepatan penyampaian
produk (barang dan jasa) yang mampu menciptakan nilai tambah. Oleh karena itu,
peningkatan daya saing organisasi bersifat unik, tetapi pada intinya
dipengaruhi oleh aspek kreativitas, kapasitas, teknologi yang diguna-kan dan
jangkauan pemasaran yang dicapai. Hal tersebut diwujudkan dari tampilan produk,
produktivitas yang ting-gi dan pelayanan yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian/Teori Evolusi Manajemen Strategi
Sebelum melangkah lebih jauh tentang seberapa jauh peran
manajemen stratejik dalam pengembangan organisasi, kita akan menyimak dulu
pengertian dari manajemen stratejik itu sendiri, berikut beberapa ahli yang
memberikan gambaran atau teori tentang manajemen stratejik itu sendiri.
Barney, 1997:27 Manajemen strategis (strategic management)
dapat dipahami sebagai proses pemilihan dan penerapan strategi-strategi.
Sedangkan strategi adalah pola alokasi sumber daya yang memungkinkan
organisasi-organisasi dapat mempertahankan kinerjanya.
Grant, 1995:10 Strategi juga dapat diartikan sebagai
keseluruhan rencana mengenai penggunaan sumber daya-sumber daya untuk
menciptakan suatu posisi menguntungkan. Dengan kata lain, manajamen strategis
terlibat dengan pengembangan dan implementasi strategi-strategi dalam kerangka
pengembangan keunggulan bersaing.
Michael A. Hitt & R. Duane Ireland & Robert E.
Hoslisson (1997,XV)
Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam
mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka
mencapai hasil yang bernilai. Besarnya peranan manajemen strategis semakin
banyak diakui pada masa-masa ini dibanding masa-masa sebelumnya. Dalam
perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa secara bebas
diantara berbagai negara, perusahaan-perusahaan terus ditantang untuk semakin
kompetitif. Banyak dari perusahaan yang telah meningkatkan tingkat kompetisinya
ini menawarkan produk kepada konsumen dengan nilai yang lebih tinggi, dan hal
ini sering menghasilkan laba diatas rata-rata
David 2002:5 Seni dan pengetahuan untuk merumuskan,
mengimplementasikan and mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat
organisasi mampu mencapai obyektifnya. Hunger dan Wheelen 2003:4 Serangkaian
keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam
jangka panjang.
Dengan demikian dari definisi di atas dapat diketahui fokus
manajemen strategis terletak dalam memadukan manajemen, pemasaran,
keuangan/akunting, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta system
informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Manajemen strategis
di katakan efektif apabila memberi tahu seluruh karyawan mengenai sasaran
bisnis, arah bisnis, kemajuan kearah pencapaian sasaran dan pelanggan, pesaing
dan rencana produk kami. Komunikasi merupakan kunci keberhasilan manajemen
strategis.
Dari definisi tersebut terdapat dua hal penting yang dapat
disimpulkan, yaitu:
1. Manajemen Strategik terdiri
atas tiga proses:
a. Pembuatan Strategi, yang
meliputi pengembnagan misi dan tujuan jangka panjang, mengidentifiksikan peluang
dan ancaman dari luar serta kekuatan dan kelemahan organisasi, pengembangan
alternatif-alternatif strategi dan penentuan strategi yang sesuai untuk
diadopsi.
b. Penerapan strategi meliputi
penentuan sasaran-sasaran operasional tahunan, kebijakan organisasi, memotovasi
anggota dan mengalokasikan sumber-sumber daya agar strategi yang telah
ditetapkan dapat diimplementasikan.
c. Evaluasi/Kontrol
strategi, mencakup usaha-usaha untuk memonitor seluruh hasil-hasil dari
pembuatan dan penerapan strategi, termasuk mengukur kinerja individu dan
organisasi serta mengambil langkah-langkah perbaikan jika diperlukan.
2. Manajemen Strategik
memfokuskan pada penyatuan/penggabungan aspek-aspek pemasaran, riset dan
pengembangan, keuangan/akuntansi, operasional/produksi dari sebuah organisasi.
Strategik selalu “memberikan sebuah keuntungan”, sehingga
apabila proses manajemen yang dilakukan oleh organisasi gagal menciptakan
keuntungan bagi organisasi tersebut maka dapat dikatakan proses manajemen
tersebut bukan manajemen strategik.
Tujuan Sebuah Perusahaan Menerapkan Sistem Manajemen
Strategi juga sebagai berikut : Memberikan Arah Pencapaian Tujuan
Organisasi / Perusahaan Dalam hal ini, manajer strategi harus mampu menunjukan
kepada semua pihak kemana arah tujuan organisasi / perusahaan. Karena, arah
yang jelas akan dapat dijadikan landasan untuk pengendalian dan mengevaluasi
keberhasilan.
Membantu Memikirkan Kepentingan Berbagai Pihak Organisasi /
perusahaan harus mempertemukan kebutuhan berbagai pihak, pemasok, karyawan,
pemegang saham, pihak perbankan, dan masyarakat luas lainnya yang terkait
dengan perusahaan atau disebut dengan istilah Stakeholder Benefits, memegang
peranan terhadap sukses atau gagalnya perusahaan.
Dapat Mengantisipasi Setiap Perubahan Kembali Secara Merata
Manajemen strategi memungkinkan eksekutif puncak untuk mengantisipasi perubahan
dan menyiapkan pedoman dan pengendalian, sehingga dapat memperluas kerangka
waktu/ berpikir mereka secara prespektif dan memahami konstribusi yang baik untuk
hari ini dan hari esok.
Berhubungan dengan Efisiensi dan Efektifitas Tanggung jawab
seorang manajer bukan hanya mengkonsentrasikan terhadap kemampuan atas
kepentingan efisiensi, akan tetapi hendaknya juga mempunyai perhatian yang
serius agar bekerja keras melakukan sesuatu secara lebih baik dan efektif.
B. Peran Manajemen Strategik
Untuk meraih segala cita-cita atau tujuan yang diinginkan
oleh suatu organisasi atau perusahaan maka penerapan manajemen stratejik justru
sangat dibutuhkan guna apa yang diinginkan bersama dapat kit capai dengan
sebaik mungkin. Peran manajemen stratejik ketika diimplementasikan dalam suatu
organisasi maka setiap unit atau bagian yang ada dalam organisasi tersebut
dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebaik mungkin. Apalagi melihat
perkembangan zaman sekarang ini, dimana setiap organisasi perusahaan telah
melakukan ekspansi pasar guna mendapatkan keuntunga yang banyak. Semuanya itu
perlu langkah strategis dan taktik yang tepat sehingga proses atau langkah yang
diambil oleh pimpinan dapat dijalankan seefektif dan seefisen mungkin.
Persaingan yang memunculkan daya saing erat kaitannya dengan
pemahaman mekanisme pasar (standar dan benchmarking), kecepatan dan ketepatan
penyampaian produk (barang dan jasa) yang mampu menciptakan nilai tambah. Oleh
karena itu, peningkatan daya saing organisasi bersifat unik, tetapi pada
intinya dipengaruhi oleh aspek kreativitas, kapasitas, teknologi yang
diguna-kan dan jangkauan pemasaran yang dicapai. Hal tersebut diwujudkan dari
tampilan produk, produktivitas yang ting-gi dan pelayanan yang baik.
Esensi Manajemen Strategik dalam pengembangan daya saing
organisasi, baik bersifat nirlaba maupun ber-orientasi laba dapat dijabarkan
atas hal pokok berikut :
1. Pertumbuhan dan Keberlanjutan
Hal
ini dicirikan oleh adanya kegiatan lebih besar dari organisasi yang nantinya
berdampak pada peningkatan kesejahteraan SDM. Pencapaian kondisi tersebut
di-dapatkan dari kerjasama antar individu yang mampu mewujudkan sinergi
perkembangan organisasi sesuai siklus organisasi (pengenalan, pertumbuhan,
kedewa-saa dan pembaharuan dengan kondisi penurunan, tetap dan naik kembali)
ditinjau dari faktor internal maupun eksternal yang dipengaruhi oleh
perubahan-perubahan, baik fundamental, incremental dan radikal dari nilai-nilai
keinginan konsumen, serta persaingan yang ketat dalam kondisi yang mengandung
ketidak-pastian dan penuh risiko.
2. Berpikir Strategik
Hal
ini dicirikan oleh pemahaman tentang pentingnya faktor waktu (lalu, kini dan
esok), proses kontinu (siklus) dan iteratif (sekuens pembelajaran) dalam
mengidentifikasi kegiatan yang menjanjikan ke depan yang berbasis pada pemetaan
kemampuan (superior-tas) yang dimiliki (sumber daya seperti SDA, SDM dan SDB)
dengan secara komprehensif memperhati-kan faktor-faktor makro seperti politik,
ekonomi, teknologi dan sosial budaya, disamping upaya pem-belajaran organisasi
dalam menuju daya saing secara parsial ataupun utuh. Realisasi berpikir
strategik dapat ditunjukkan oleh konsep masukan, proses dan luaran dalam
mengelola perubahan menurut peluang maupun ancaman yang ditemui sesuai dengan
fase-fase berikut : pembentukan kelompok kerja, inventarisasi kegiatan,
keterlibatan unit kerja dan status kegiatan. Hal tersebut dalam praktiknya
didukung oleh konsep-konsep stra-tegi, baik yang klasik (siklus hidup produk
dan SWOT), modern (BCG/Shell, A.D. Little, McKinsey, PIMS, SRI dan Porter) dan
alternatif (PRECOM) yang dalam implementasinya sangat ditentukan oleh besar-an
dimensinya (2-5) atau tema tertentunya.
3. Manajemen Strategik
Manajemen
Strategik dalam implementasinya ditentukan oleh tahapan identifikasi lingkungan
(internal dan eksternal), perumusan strategi, implementasi strategi, pemantauan
dan evaluasi strategi. Hal tersebut disusun dari sistem lingkungan yang terdiri
dari analisis lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan : sumber daya,
kapabilitas dan kompetensi inti) dan eksternal (peluang dan ancaman) yang
dikenal sebagai SWOT ataupun pendekatan peran (policy, strategik dan fungsi)
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi, baik secara luas maupun
spesifik, seperti:
a. Masuknya pendatang baru
(skala ekonomi, diferensiasi produk, persyaratan modal, biaya peralih-an
pemasok, akses ke saluran distribusi, kebijakan pemerintah dan lainnya;
b. Ancaman produk peng-ganti
(biaya/harga);
c. Kekuatan tawar
menawar pembeli (kuantitas, mutu dan ketersediaan);
d. kekuatan tawar menawar pemasok
(dominasi, integrasi dan keunikan);
Dalam proses manajemen strategik diperlukan pernyataan-pernyataan
yang terkait dengan penetapan visi (jati diri), misi (justifikasi/pembeda) dan
tujuan (target/standar) sebagai jawaban terhadap pencanangan strategi yang
telah disusun menurut tingkatannya (korporat, bisnis dan fungsional) yang
didasarkan pada muatan, konsis-tensi dan keterpaduannya dari suatu kerangka
kerja proses pengambilan keputusan organisasi untuk jang-ka panjang. Dalam hal
ini, struktur organisasi dengan berbagai bentuknya (sederhana, fungsional,
divisional, matriks, unit bisnis strategik berperan pen-ting dalam pencapaian
tujuan dari kebijakan yang dibuat.
C. Manfaat Manajemen Stratejik
Dengan menggunakan manajemen strategik sebagai suatu
kerangka kerja (frame work) untuk menyelesaikan setiap masalah strategis di
dalam organisasi terutama berkaitan dengan persaingan, maka peran manajer
diajak untuk berpikir lebih kreatif atau berpikir secara strategik.
Pemecahan masalah dengan menghasilkan dan Mempertimbangkan
lebih banyak alternatif yang dibangun dari suatu analisa yang lebih teliti akan
lebih menjanjikan suatu hasil yang menguntungkan.. Ada bebarapa manfaat yang
diperoleh organisasi jika mereka menerapkan manajemen strategik, yaitu:
1. Memberikan arah jangka
panjang yang akan dituju.
2. Membantu organisasi
beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi.
3. Membuat suatu organisasi
menjadi lebih efektif
4. Mengidentifikasikan
keunggulan komparatif suatu organisasi dalam lingkungan yang semakin beresiko.
5. Aktifitas pembuatan
strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan untuk mencegah munculnya
masalah di masa datang.
6. Keterlibatan anggota
organisasi dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi mereka pada tahap
pelaksanaannya.
7. Aktifitas yang tumpang
tindih akan dikurang
D. Langkah Dalam Pengembangan Organisasi
Langkah Pertama manajemen perlu secara detail
mengindentifikasi aktifitas yang perlu dikerjakan baik langsung maupun tidak
langsung sejak disusunnya proposal kegiatan (TOR), pengujian dan penilaian,
proses perencana-an program dan kegiatan, implementasi, pengendalian dan
pe-ngawasan.
Langkah Kedua yang perlu dilakukan untuk menganalisis
profil/postur organisasi adalah mencari keterkaitan (lingkage) dari berbagai
aktifitas rantai kegiatan tersebut, baik antar aktifitas pokok (fungsi utama)
dan aktifitas penunjang (fungsi pelayanan)
Langkah Ketiga yaitu mencoba mencari sinergi potensial yang
mungkin dapat ditemukan diantara output yang dihasilkan oleh setiap aktifitas
yang dimiliki oleh organisasi.
E. Tahap-tahap Dalam Manajemen Strategis
Manajemen strategi merupakan sebuah proses yang terdiri dari
tiga kegiatan antara lain perumusan strategi, implementasi strategi dan
evaluasi strategi. Perumusan strategi terdiri dari kegiatan-kegiatan
mengembangkan misi bisnis, mengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan,
menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan obyektif jangka panjang,
menghasilkan strategi alternatif dan memilih strategi tertentu untuk
dilaksanakan Isu perumusan strategi termasuk memutuskan bisnis apa yang akan
dimasuki bisnis apa yang harus dihentikan, bagaimana mengalokasikan sumber
daya, apakah memperluas operasi atau diversivikasi, apakah akan memasuki pasar
internasional, apakah akan melakukan merjer atau membentuk usaha patungan, dan
bagaimana menghindari pengambilalihan perusahaan pesaing. Keputusan perumusan
strategis mengikat suatu organisasi pada produk,pasar, sumber daya, dan
teknologi spesifik selama periode waktu tertentu.
Strategi menetapkan keunggulan bersaing jangka panjang.
Apapun yang akan terjadi, keputusan strategis mempunyai konsekuensi berbagai
fungsi utama dan pengaruh jangka panjang pada suatu organisasi. Implementasi
strategi menuntut perusahaan untuk menetapkan obyektif tahunan, memperlengkapi
dengan kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber daya sehingga
strategi yang dirumuskan dapat dilaksanakan. Implementasi strategi termasuk
mengembangkan budaya mendukung strategi, menciptakan struktur oragnisasi yang
efektif, mengubah arah usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan
memanfaatkan sistem informasi dan menghubungkan kompensasi karyawan dengan
prestasi organisasi. Implementasi strategi sering disebut tahap tindakan
manajemen strategis. Strategi implementasi berarti memobilisasi karyawan dan
manajer untuk mengubah strategi yang dirumuskan menjadi tindakan. Evaluasi
strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Para manajer sangat
perlumengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan baik, evaluasi
strategi berarti usaha untuk memperoleh informasi ini. Semua strategi dapat
dimodifikasi di masa depan karena faktor-faktor eksteral dan internal selalu
berubah. Tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah:
1. Meninjau factor-faktor
eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi yang sekarang,
2. Mengukur prestasi,
3. mengambil tindakan
korektif. Aktivitas perumusan startegi, implementasi dan evaluasi terjadi di
tiga tingkat hirarki dalam organisasi yang besar, korporasi, divisi atau unit
bisnis strategis, dan fungsional.
F. Pentingnya manajemen
strategi bagi perusahaan
Beberapa alasan utama tentang pentingnya peranan strategi
manajemen bagi perusahaan atau organisasi, yaitu:
1. Memberi arah jangka panjang
yang akan dituju.
2. Membantu perusahaan atau
organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi.
3. Membuat suatu perusahaan
atau organisasi menjadi lebih aktif.
4. Mengidentifikasi keunggulan
komparatif suatu perusahaan atau organisasi dalam lingkungan yang semakin
beresiko.
5. Aktivitas yang tumpang
tindih akan dikurangi.
6. Keengganan untuk berubah
dari karyawan lama dapat dikurangi.
7. Keterlibatan karyawan dalam
perubahan strategi akan lebih memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya.
8. Kegiatan pembuatan strategi
akan mempertinggi kemampuan perusahaan atau organisasi tersebut untuk mencegah
munculnya masalah di masa mendatang.
Dengan manajemen strategi diharapkan strategi benar-benar
dapat dikelola sehingga strategi dapat diimplementasikan untuk mewarnai dan
mengintegrasikan semua keputusan dan tindakan dalam organisasi rincian. Tahapan
kegiatan untuk menjalankan strategi adalah sebagai berikut:
1. Perumusan strategi
Perumusan
strategi adalah proses memilih tindakan utama (strategi) untuk mewujudkan misi
organisasi. Proses mengambil keputusan untuk menetapkan strategi seolah-olah
merupakan konsekuensi mulai dari penetapan visi-misi, sampai terealisasinya
program.
2. Perencanaan tindakan.
Langkah
pertama untuk mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan adalah pembuat
perencanaan strategi. Inti dari apa yang ingin dilakukan pada tahapan ini
adalah bagaimana membuat rencana pencapaian (sasaran) dan rencana kegiatan
(program dan anggaran) yang benar-benar sesuai dengan arahan (visi, misi, gool)
dan strategi yang telah ditetapkan organisasi.
3. Implementasi.
Untuk
menjamin keberhasilan strategi yang telah berhasil dirumuskan harus diwujudkan
dalam tindakan implementasi yang cermat. Strategi dan unsur-unsur organisasi
yang lain harus sesuai, strategi harus tercermati pada rancangan struktur
budaya organisasi, kepemimpinan dan sistem pengelolaan sumber daya manusia.
Karena strategi diimplementasikan dalam suatu lingkungan yang terus berubah,
maka implementasi yang sukses menuntut pengendalian dan evaluasi pelaksanaan.
Sehingga jika diperlukan dapat dilakukan tindakan-tindakan perbaikan yang
tepat.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Sejarah manajemen strategic. Anggaran & Kontrol Keuangan
(1900 -an), Perencanaan Jangka Pajang (Pasca World War II/1950an) Perencanaan
strategik Perusahaan (Mid-1960 an. Manajemen Strategik (1980-an). Untuk
merealisasikan suatu perencanaan yang baik perlu adanya dukungan dari
aspek-aspek pelaksanaan, pengawasan, struktur organisasi, sistem informasi dan
komunikasi, motivasi, iklim kerja, sistem penggajian dan budaya organisasi.
Kelemahan perencanaan strategik biasanya bersifat ritual dan mekanis, sifatnya
rutin dan sering berpegang pada asumsi-asumsi yang tidak realitis sehingga
menyebabkan tidak termonitornya pelaksanaan dan pengendalian dari
rencana-rencana yang telah dibuat.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
perencana strategik diatas maka pada tahun 1980-an muncullah suatu model yang
namanya Manajemen Strategik. Model ini mengkombinasikan pola berpikir strategis
dalam proses mamajemen. Segala sesuatu yang strategik tidak hanya berhenti pada
proses perencanaan saja tetapi juga dilanjutkan pada tingkat operasional dan
pengawasan. Manajemen Strategik juga mencakup trend baru, yaitu:
1. Peralihan
dari perencanaan menjadi keunggulan bersaing. Pembuatan strategi lebih
didasarkan pada konsep keunggulan bersaing yang memiliki
lima karakteristik, yaitu:
a.
Kompetensi khusus. Keunggulan bersaing merupakan hal khusus yang dimiliki atau
dilakukan suatu organisasi yang memberinya kekuatan untuk menghadapi pesaing.
Kompetensi ini bisa berwujud opini atau merek yang mempunyai persepsi kualitas
tinggi. ( misalnya; opini: Pengelolaan administrasi yang rapi, terkenal bersih
atau bebas KKN/Korupsi Kolusi Nepotisme, Tepat waktu. Merek: Coca cola, IBM,
BMW, Mc Donald’s).
b.
Menciptakan persaingan tidak sempurna. Dalam persaingan sempurna semua
organisasi menghasilkan produk yang serupa sehingga bebas keluar masuk ke
dalam pasar. Suatu organisasi dapat memperoleh keunggulan bersaing dengan
menciptakan persaingan tidak sempurna yaitu dengan cara memberikan kualitas
yang tinggi di aspek-aspek tertentu.
c.
Berkesinambungan. Keunggulan bersaing harus bersifat berkesinambungan
bukan sementara dan tidak mudah ditiru oleh para pesaing.
d.
Kesesuaian dengan lingkungan internal. Keunggulan bersaing dapat diraih dengan
menyesuaikan kebutuhan atau permintaan pasar. Karena lingkungan eksternal bisa
berupa ancaman dan peluang, sehingga perubahan pasar dapat meningkatkan
keunggulan atau kelemahan suatu organisasi.
e.
Keuntungan yang tinggi daripada keuntungan rata-rata Sasaran utama keunggulan
bersaing adalah mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi daripada keuntungan
rata-rata orrganisasi-organisasi lainnya
2.
Peralihan dari Elitism menjadi EgalitarianismBerpikir
strategik dalam Manajemen Strategik tidak hanya dilakukan oleh para kelompok
elit perencana saja, tetapi juga ditanamkan kepada setiap anggota organisasi.
Dalam Manajemen Strategik orang yang melakukan perencanaan adalah setiap pihak
yang juga akan mengimplementasikan rencana tersebut.
3.
Peralihan dari perhitungan (kalkulasi) menjadi
kreativitas Dalam Manajemen Strategik, strategi-strateginya tidak hanya
terfokus pada faktor-faktor yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur saja,
tetapi juga mempertimbangkan perspektif yang lebih kualitatif. Strategi lebih
banyak tergantung pada aspek perasaan (senses) daripada analisis sehingga dalam
penyusunan strategi sangat diperlukan kreatifitas.
4.
Peralihan dari sifat kaku menjadi fleksibel. Manajemen
strategik lebih bersifat lentur/fleksibel karena manggabungkan pandangan dan
tindakan, menyeimbangkan pengendalian dan learning, serta mengelola stabilitas
dan perubahan. Strategi yang dibangun merupakan strategi yag adaptif dan
fleksibel dalam menghadapi perubahan dan kondisi pasar yang penuh
ketidakpastian.
MANFAAT MANAJEMEN STRATEGIK
Dengan menggunakan manajemen
strategik sebagai suatu kerangka kerja (frame work) untuk menyelesaikan
setiap masalah strategis di dalam organisasi terutama berkaitan dengan
persaingan, maka peran manajer diajak untuk berpikir lebih kreatif atau
berpikir secara strategik.
Pemecahan masalah dengan
menghasilkan dan Mempertimbangkan lebih banyak alternatif yang dibangun
dari suatu analisa yang lebih teliti akan lebih menjanjikan suatu hasil yang
menguntungkan.
Ada bebarapa manfaat yang
diperoleh organisasi jika mereka menerapkan manajemen strategik, yaitu:
1.
Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju.
2.
Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi
3.
Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif
4.
Mengidentifikasikan keunggulan komparatif suatu organisasi dalam lingkungan
yang semakin beresiko.
5.
Aktifitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan untuk
mencegah munculnya masalah di masa datang.
6.
Keterlibatan anggota organisasi dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi l
mereka pada tahap pelaksanaannya.
7.
Aktifitas yang tumpang tindih akan dikurangi
8.
Keengganan untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.
RESIKO
MANAJEMEN STRATEGIK
Keterlibatan para manajer dalam
proses perencanaan strategik akan menimbulkan beberapa resiko yang perlu
diperhitungkan sebelum melakukan proses manajemen strategik, yaitu:
1.
Waktu yang digunakan para manajer dalam proses manajemen strategik
mungkin mempunyai pengaruh negatif pada tanggung jawab operasional.
2.
Apabila para pembuat strategi tidak dilibatkan secara langsung dalam
penerapannya maka mereka dapat mengelak tanggung jawab pribadi untuk
keputusan-keputusan yang diambil dalam proses perencanaan.
3.
Akan timbul kekecewan dari para bawahan yang berpartisipasi dalam penerapan
strategi karena tidak tercap[ainya tujuan dan harapan mereka.
Untuk mengatasi resiko-resiko
tersebut para manajer perlu dilatih mengamankan atau memperkecil timbulnya
resiko dengan cara:
1.
Melakukan penjadwalan kewajiban-kewajiban para manajer agar mereka dapat
mengalokasikan waktu yang lebih efisien.
2.
Membatasi para manajer pada proses perencanaan untuk membuat janji-janji
mereka terhadap kinerja yang benar-benar dapat dilaksananakan oleh mereka dan
bawahannya.
3.
Mengatisipasi dan menanggapi keinginan-keinginan bawahan, misalnya usulan atau
peningkatan dalam ganjaran.
Sebagai suatu kesatuan dalam sebuah organisasi perlu
menerapkan dan mengembangkan kemapuan manajemen internalnya guna mencapai tujuan
yang diinginkan dengan mengarahkan segenap potensi dan strategi serta taktik
yang tepat untuk diaplikasikan.
Proses manajemen strategis dapat diuraikan sebagai
pendekatan yang obyektif, logis, sistematis untuk membuat keputusan besar dalam
suatu organisasi. Proses ini berusaha untuk mengorganisasikan informasi
kualitatif dan kuantitatif dengan cara yang memungkinkan keputusan efektif
diambil dalam kondisi yang tidak menentu. Berdasarkan pada pengalaman,
penilaian, dan perasaan, intuisi penting untuk membuat keputusan strategis yang
baik. Intuisi terutama bermamfaat untuk membuat keputusan dalam situasi yang
amat tidak menentu atau sedikit preseden. Proses manajemen strategis didasarkan
pada keyakinan bahwa organisasi seharusnya terus-menerus memonitor peristiwa
dan kecenderungan internal dan eksternal sehingga melaukan perubahan tepat
waktu. Teknologi informasi dan globalisasi adalah perubahan eksternal yang
mengubah bisnis dan masyarakat dewasa ini. Arus informasi yang cepat
menghilangkan batas negara sehingga orang dari seluruh dunia dapat melihat
sendiri bagaimana cara hidup orang lain. Dunia menjadi tanpa perbatasan dengan
warga Negara global, pesaing global, pelanggan global, pemasok global, dan
distributor global.
DAFTAR PUSTAKA
David, Fred R. (1997). Strategic Management. New Jersey:
Prentice Hall, Inc.
Higgins, James, M. dan Vincze, Julian, W. (1993). Strategic
Management text and cases. USA: The Dryden Press
Wheelen, Thomas, J. dan Hunger, J. David. (2000). Strategic
Management. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Porter, M.E. (1985). Competitive Adventage, Creating and
Sustaining Superior Performance. New York : The free pross.
Pierce, J.A. dan Robinson, R.B. (2000). Strategic
management, Formulation Implementation and Control. Malaysia: McGraw Hill.
Wright, P., Kroll, Mark, J. dan Parnel, J. (1998). Strategic
Management Concepts. USA: Prentice Hall, Inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar