BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Dalam bidang ekonomi khususnya di lingkungan bisnis yang mengembangkan
manajemen secara teoritis dan praktis, Manajemen Strategi telah cukup lama
dikenal dan dikembangkan. Berbeda dengan di lingkungan organisasi non
profit, khususnya bidang pendidikan, kehadiran Manajemen Strategi pada
dasarnya merupakan suatu paradigma baru. Sebagai paradigma baru, jika
diimplementasikan pada lingkungan organisasi pendidikan, tidak mungkin
dilakukan sebagai kegiatan pengambilalihan seluruh kegiatannya
sebagaimana dilaksanakan di lingkungan organisasi profit (bisnis), karena
kedua organisasi tersebut satu dengan yang lain berbeda dalam banyak
aspek, terutama dari segi filsafat yang mendasarinya dan tujuan yang
hendak dicapai.
Pengimplementasian Manajemen Strategi di lingkungan organisasi bidang
bisnis didasari oleh falsafah yang berisi nilai-nilai persaingan bebas
antar organisasi bisnis sejenis, melalui pendayagunaan semua sumber yang dimiliki untuk mencapai tujuan
yang bersifat strategi. Tujuan tersebut adalah mempertahankan dan
mengembangkan eksistensi masing-masing untuk jangka waktu panjang, melalui
kemampuan meraih laba kompetitif secara berkelanjutan.
Sedang organisasi pendidikan didasari oleh filsafat yang berisi nilai-nilai
pengabdian dan kemanusiaan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Perbedaan lain
terletak pada pengorganisasian masing-masing. Setiap organisasi profit
memiliki otonomi dalam menjalankan manajemennya, berupa kebebasan
mewujudkan pengembangan organisasinya antara lain dengan memilih
pengimplementasian Manejemen Strategi atau manajemen lainnya yang dinilai
terbaik.
Di organisasi non profit khususnya bidang pendidikan, organisasi ini
diatur dengan manajemen umum oleh pemerintah Pusat ataupunn daerah, yang
secara berencana dan sistematis telah menetapkan berbagai pengaturan yang
mengikat dalam memilih dan mengimplementasikan manajemennya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Manajemen Strategi
Manajemen
Strategi merupakan rangkaian dua perkataan terdiri dari kata “Manajemen”
dan “Strategi” yang masing-masing memiliki pengertian tersendiri, yang
setelah dirangkaikan menjadi satu terminologi berubah dengan memiliki
pengertian tersendiri pula. Menurut Hadari Nawawi (2005:148-149),
pengertian manajemen strategi ada 4 (empat). Pengertian pertama Manajemen
Strategi adalah “proses atau rangkaian
kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar
dan menyeluruh, disertai penetapan cara elaksanakannya, yang dibuat
oleh manajemen puncak dan dimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam
suatu organiasasi, untuk mencapai tujuannya”. Dari pengertian tersebut
terdapat beberapa aspek yang penting, antara lain :
(a)
Manajemen Strategi merupakan proses pengambilan
keputusan.
(b)
Keputusan yang ditetapkan bersifat mendasar dan
menyeluruh yang berarti berkenaan dengan aspek – aspek yang penting dalam
kehidupan sebuah organisasi, terutama tujuannya dan cara melaksanakan atau
cara mencapainya.
(c)
Pembuatan keputusan tersebut harus dilakukan atau
sekurang-kurangnya melibatkan pimpinan puncak (kepala sekolah),
sebagai penanggung jawab utama pada keberhasilan atau kegagalan
organisasinya.
(d)
Pengimplementasian keputusan tersebut sebagai strategi
organisasi untuk mencapai tujuan strateginya dilakukan oleh seluruh
jajaran organisasi (warga sekolah), seluruhnya harus mengetahui dan
menjalankan peranan sesuai wewenang dan tanggung jawab masing – masing.
(e)
Keputusan yang ditetapkan manajemen puncak (kepala
sekolah) harus diimplementasikan oleh seluruh warga sekolah dalam bentuk
kegiatan/pelaksanaan pekerjaan yang terarah pada tujuan strategi
organisasi.
(f)
Pengertian manajemen strategi yang kedua adalah “usaha
manajerial menumbuhkembangkan kekuatan organisasi untuk mengeksploitasi
peluang yang muncul guna mencapai tujuannya yang telah ditetapkan sesuai
dengan misi yang telah ditentukan”. Dari pengertian tersebut terdapat
konsep yang secara relatif luas dari
Pengertian
pertama yang menekankan bahwa “manajemen strategi merupakan
usaha manajerial menumbuhkembangkan kekuatan organisasi”, yang
mengharuskan kepala sekolah dengan atau tanpa bantuan manajer bawahannya
(Wakasek, Pembina Osis, Kepala Tata Usaha), untuk mengenali aspek – aspek
kekuatan organisasi yang sesuai dengan misinya yang harus
ditumbuhkembangkan guna mencapai tujuan strategi yang telah ditetapkan.
Pengertian
yang kedua, Untuk setiap peluang atau kesempatan yang terbuka harus
dimanfaatkan secara optimal.
Pengertian
yang ketiga, Manajemen Strategi adalah “arus keputusan dan tindakan yang
mengarah pada pengembangan strategi yang efektif untuk membantu mencapai
tujuan organisasi”. Pengertian ini menekankan bahwa arus keputusan dari
para pimpinan organisasi (Ka Dinas, Kepala Sekolah) dan tindakan berupa
pelaksanaan keputusan, harus menghasilkan satu atau lebih strategis,
sehingga dapat memilih yang paling efektif atau yang paling handal dalam
usaha mencapai tujuan organisasi.
Pengertian
yang keempat, “manajemen strategi adalah perencanaan berskala besar
(disebut Perencanaan Strategi) yang berorientasi pada jangkauan masa
depan yang jauh (disebut VISI), dan ditetapkan sebagai keputusan manajemen
puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan
organisasi berinteraksi secara efektif (disebut MISI), dalam usaha
menghasilkan sesuatu (Perencanaan Operasional) yang berkualitas, dengan
diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut Tujuan Strategi)
dan berbagai sasaran (Tujuan Operasional) organisasi.”
Pengertian
yang kelima cukup luas ini menunjukkan bahwa Manajemen Strategi merupakan
suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen yang
saling berhubungan dan saling mempengaruhi, dan bergerak secara serentak
ke arah yang sama pula. Komponen pertama adalah Perencanaan Strategi dengan
unsur – unsurnya yang terdiri dari Visi, Misi, Tujuan Strategi organisasi.
Sedang komponen kedua adalah Perencanaan Operasional dengan unsur – unsurnya
adalah Sasaran atau Tujuan Operasional, Pelaksanaan Fungsi-fungsi
manajemen berupa fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi
penganggaran, kebijaksanaan situasional, jaringan kerja Internal dan
eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik.
Di samping itu dari pengertian Manajemen
Strategi yang terakhir, dapat disimpulkan beberapa karakteristiknya
sebagai berikut :
a)
Manajemen Strategi diwujudkan dalam bentuk perencanaan
berskala besar dalam arti mencakup seluruh komponen di lingkungan sebuah
organisasi yang dituangkan dalam bentuk Rencana Strategi (RENSTRA) yang
dijabarkan menjadi Perencanaan Operasional (RENOP), yang kemudian
dijabarkan pula dalam bentuk Program – program kerj
b)
Rencana Strategi berorientasi pada jangkauan masa
depan ( 25 – 30 tahun). Sedang Rencana Operasionalnya ditetapkan untuk
setiap tahun atau setiap lima tahun.
c)
VISI, MISI, pemilihan strategi yang menghasilkan
Strategi Utama (Induk) dan Tujuan Strategi Organisasi untuk jangka
panjang, merupakan acuan dalam merumuskan RENSTRA, namun dalam teknik
penempatannya sebagai keputusan Manajemen Puncak secara tertulis semua
acuan tersebut terdapat di dalamnya.
d)
RENSTRA dijabarkan menjadi RENOP yang antara lain
berisi program – program operasional.
e)
Penetapan RENSTRA dan RENOP harus melibatkan Manajemen
Puncak (Pimpinan) karena sifatnya sangat mendasar dalam pelaksanaan
seluruh misi organisasi.
f)
Pengimplementasian Strategi dalam program – program
untuk mencapai sasarannya masing – masing dilakukan melalui fungsi –
fungsi manajemen yang mencakup pengorganisasian, pelaksanaan, penganggaran
dan kontrol.
Berdasarkan
karakteristik dan komponen Manajemen Strategi sebagai sistem, terlihat
banyak faktor yang mempengaruhi tingkat intensitas dan
formalitas pengimplementasiannya di lingkungan organisasi non profit
(pendidikan). Beberapa faktor tersebut antara lain adalah ukuran besarnya
organisasi, gaya manajemen dari pimpinan, kompleksitas lingkungan ideologi,
sosial politik, sosial ekonomi, sosial budaya termasuk kependudukan, peraturan
pemerintah dsb. sebagai tantangan eksternal. Tingkat intensitas dan
formalitas itu dipengaruhi juga oleh tantangan internal, antara lain
berupa kemampuan menterjemahkan strategi menjadi proses atau rangkaian
kegiatan pelaksanaan pekerjaan sebagai pelayanan umum yang efektif,
efisien dan berkualitas (dalam bidang pendidikan misalnya menetapkan
model/sistem instruksional, sumber – sumber belajar, media pembelajaran
dll).
2. Dimensi – Dimensi Manajemen Strategi
Berdasarkan
pengertian dan karakteristiknya dapat disimpulkan bahwa Manajemen
Strategi memiliki beberapa dimensi atau bersifat
multidimensional. Dimensi – dimensi dimaksud adalah :
a)
Dimensi Waktu dan Orientasi Masa Depan
Manajemen
Strategi dalam mempertahankan dan mengembangkan eksistensi suatu organisasi
berpandangan jauh ke masa depan, dan berperilaku proaktif dan
antisipatif terhadap kondisi masa depan yang diprediksi akan dihadapi.
Antisipasi masa depan tersebut dirumuskan dan ditetapkan sebagai Visi
organisasi yang akan diwujudkan 25 – 30 tahun lebih di masa depan. Menurut
Hadari Nawawi (2005 : 155), Visi dapat diartikan sebagai “kondisi ideal yang
ingin dicapai dalam eksistensi organisasi di masa depan”. Sehubungan
dengan itu Lonnie Helgerson yang dikutip oleh J. Salusu dalam bukunnya
Hadari Nawawi mengatakan bahwa : “Visi adalah gambaran kondisi masa depan
dari suatu organisasi yang belum tampak sekarang tetapi merupakan
konsepsi yang dapat dibaca oleh setiaporang (anggota organisasi). Visi
memiliki kekuatan yang mampu mengundang, memanggil, dan menyerukan pada setiap
orang untuk memasuki masa depan. Visi organisasi harus dirumuskan oleh
manajemen puncak organisasi”. Masih menurut J. Salusu yang mengutip
pendapat Naisibit : “Visi merupakan gambaran yang jelas tentang apa yang akan
dicapai berikut rincian dan instruksi setiap langkah untuk mencapai
tujuan. Suatu visi dikatakan efektif jika sangat diperlukan dan memberikan
kepuasan, menghargai masa lalu sebagai pengantar massa depan”. Masih dalam
Hadari Nawawi, menurut Kotler yang juga dikutip oleh J. Salusu dikatakan
bahwa : “Visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi
yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan
yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang
diperoleh, serta aspirasi dan cita – cita masa depan. Sehingga secara
sederhana Visi organisasi dapat diartikan sebagai sudut pandang ke masa
depan dalam mewujudkan tujuan strategi organisasi, yang berpengaruh langsung
pada misinya sekarang dan di masa depan. Sehubungan dengan itu Misi organisasi
pada dasarnya berarti keseluruhan tugas pokok yang dijabarkan dari tujuan
strategi untuk mewujudkan visi organisasi.
b)
Dimensi Internal dan Eksternal
Dimensi
Internal adalah kondisi organisasi non profit (pendidikan) pada saat
sekarang, berupa kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan yang harus
diketahui secara tepat. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan EVALUASI DIRI
antara lain dengan menggunakan Analisis Kuantitatif dengan menggunakan
perhitungan – perhitungan statistik, menggunakan data kuantitatif yang
tersedia di dalam Sistem Informasi Manajemen(SIM). Namun kerap kali data
kuantitatif tidak memadai, karena lemahnya SIM dalam mencatat, mencari,
melakukan penelitian dan mengembangkan data pada masa lalu. Oleh karena
itu Evaluasi Diri tidak boleh tergantung sepenuhnya pada data
kuantitatif, karena dapat juga dilakukan dengan Analisis Kualitatif dengan
menggunakan berbagai informasi kualitatif atau sebagian data kuantitatif
dan sebagian lagi data kualitatif. Untuk Analisis Kualitatif dapat dilakukan
dengan menggunakan Analisis SWOT. Dimensi lingkungan eksternal pada dasarnya
merupakan analisis terhadap lingkungan sekitar organisasi (sekolah), yang
terdiri dari Lingkungan Operasional, Lingkungan Nasional dan Lingkungan
Global, yang mencakup berbagai aspek atau kondisi, antara lain kondisi
sosial politik, sosial ekonomi, sosial budaya, kemajuan dan
perkembangan ilmu dan teknologi, adat istiadat, agama, dll.
Pengimplementasian Manajemen Strategi perlu mengidentifikasi dan mendayagunakan
kelebihan atau kekuatan dan mengatasi hambatan atau kelemahan organisasi.
c)
Dimensi Pendayagunaan Sumber – Sumber.
Manajemen
strategi sebagai kegiatan manajemen tidak dapat melepaskan diri
dari kemampuan mendayagunakan berbagai sumber daya yang dimiliki, agar
secara terintegrasi terimplementasikan dalam fungsi – fungsi manajemen ke
arah tercapainya sasaran yang telah ditetapkan di dalam setiap RENOP,
dalam rangka mencapai Tujuan Strategi melalui pelaksanaan Misi untuk
mewujudkan Visi Organisasi (sekolah).
Sumber daya yang ada terdiri dari
Sumber Daya Material khususnya berupa sara dan prasarana, Sumber Daya
finansial dalam bentuk alokasi dana untuk setiap program, Sumber Daya
Manusia, Sumber Daya Teknologi dan Sumber Daya Informasi. Semua sumberdaya
ini dikategorikan dalam sumber daya internal, yang dalam rangka
evaluasi diri (Analisis Internal) harus diketahui dengan tepat kondisinya.
d)
Dimensi Keikutsertaan Manajemen Puncak (Pimpinan)
Manajemen
strategi yang dimulai dengan menyusun Rencana Strategi
merupakan pengendalian masa depan organisasi, agar eksistensi sesuai
dengan visinya dapat diwujudkan. Rencana Strategi harus mampu
mengakomodasi seluruh aspek kehidupan organisasi yang berpengaruh pada
eksistensinya di masa depan merupakan wewenag dan tanggung jawab manajemen
puncak. Rencana Strategi sebagai keputusan utama yang prinsipil, tidak saja
ditetapkan dengan mengikutsertakan, tetapi harus dilakukan secara proaktif
oleh manajemen puncak, karena seluruh kegiatan untuk merealisasikannya
merupakan tanggung jawabnya.
e)
Dimensi Multi Bidang
Manajemen
Strategi sebagai Sistem, pengimplementasiannya harus didasari
dengan menempatkan organisasi sebagai suatu sistem. Dengan demikian
berarti sebuah organisasi akan dapat menyusun RENSTRA dan RENOP jika tidak
memiliki keterikatan atau ketergantungan sebagai bawahan pada organisasi
lain sebagai atasan. Dalam kondisi sebagai bawahan (sekolah merupakan bawahan
Dinas P & K) berarti tidak memiliki kewenangan penuh dalam memilih dan
menetapkan visi, misi, tujuan dan strategi. Sekolah hanya berperan sebagai
penyusun RENOP dan program tahunan. Dari uraian tersebut jelas bahwa
RENSTRA dan RENOP bersifat multi dimensi, terutama jika perumusan RENSTRA
hanya dilakukan pada banyak organisasi non profit termasuk pendidikan yang
tertinggi. Dengan dimensi yang banyak tersebut, maka mudah terjadi tidak
seluruh dimensi dapat diakomodasi.
3. Keunggulan dan Manfaat Manajemen
Strategi Bagi Organisasi
Pendidikan Pengimplementasian
Manajemen Strategi melalui perumusan RENSTRA dan RENOP dengan menggunakan
strategi tertentu dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, dan mewujudkan
tugas pokok dilingkungan organisasi pendidikan harus diukur dan dinilai
keunggulannya. Dari pengukuran tersebut dan seluruh
proses pengimplementasiannya, maka diketahui manfaat Manajemen Strategi
bagi organisasi.
Keunggulan dan Manfaat Manajemen
Strategi dalam organasasi pendidikan antara lain :
a. Keunggulan Implementasi Manajemen
Strategi
Keunggulan implementasi manajemen
strategi dapat dievaluasi dengan menggunakan
tolok ukur sebagai berikut :
1)
Profitabilitas
Keunggulan ini menunjukkan bahwa
seluruh pekerjaan diselenggarakan secara efektif dan efisien, dengan
penggunaan anggaran yang hemat dan tepat, sehingga diperoleh profit berupa
tidak terjadi pemborosan.
2)
Produktivitas Tinggi
Keunggulan ini menunjukkan bahwa
jumlah pekerjaan (kuantitatif) yang dapat diselesaikan cenderung
meningkat. Kekeliruan atau kesalahan dalam bekerja semakin berkurang dan
kualitas hasilnya semakin tinggi, serta yang terpenting proses dan hasil
memberikan pelayanan umum (siswa dan masyarakat) mampu memuaskan mereka.
3)
Posisi Kompetitif
Keunggulan ini terlihat pada
eksistensi sekolah yang diterima, dihargai dan dibutuhkan masyarakat.
Sifat kompetitif ini terletak pada produknya (mis : kualitas lulusan) yang
memuaskan masyarakat yang dilayani.
4)
Keunggulan Teknologi
Semua tugas pokok berlangsung dengan
lancar dalam arti pelayanan umum dilaksanakan secara cepat, tepat waktu,
sesuai kualitas berdasarkan tingkat keunikan dan kompleksitas tugas yang
harus diselesaikan dengan tingkat rendah, karena mampu mengadaptasi
perkembangan dan kemajuan teknologi.
5)
Keunggulan SDM
Di lingkungan organisasi pendidikan
dikembangkan budaya organisasi yang menempatkan manusia sebagai faktor
sentral, atau sumberdaya penentu keberhasilan organisasi. Oleh karena itu
SDM yang dimiliki terus dikembangkan dan ditingkatkan pengetahuan, ketrampilan,
keahlian dan sikapnya terhadap pekerjaannya sebagai pemberi pelayanan
kepada siswa. Bersamaan dengan itu dikembangkan pula kemampuan memecahkan
masalah yang dihadapi oleh sekolah pada masa sekarang dan untuk
mengantisipasi masalah -masalah yang timbul sebagai pengaruh globalisasi di
masa yang akan datang.
6)
Iklim Kerja
Tolok ukur ini menunjukkan bahwa
hubungan kerja formal dan informal dikembangkan sebagai budaya organisasi
berdasarkan nilai – nilai kemanusiaan. Di dalam budaya organisasi
pendidikan, setiap SDM sebagai individu dan anggota organisasi terwujud
hubungan formal dan hubungan informal antar personil yang harmonis sesuai
dengan posisi, wewenang dan tanggung jawab masing – masing di dalam dan di
luar jam kerja.
7)
Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Tolok ukur ini menunjukkan bahwa
dalam bekerja terlaksana dan dikembangkan etika dan tanggung jawab sosial
yang tinggi, dengan selalu mendahulukan kepentingan masyarakat, bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi, kelompok dan/atau
organisasi. Tolok ukur keunggulan tersebut di atas sangat penting artinya
bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sekarang dan di masa
mendatang. Untuk itu diperlukan kerjasama dan dukungan masyarakat dalam
menumbuhkembangkan organisasi dalam mengimplementasikan Manajemen Strategi
secara optimal, agar keunggulan – keunggulan di atas dapat diwujudkan yang
hasilnya akan menguntungkan masyarakat pula. Dalam kenyataan yang
pada masa sekarang, bagi organisasi pendidikan (sekolah) kondisi untuk
mewujudkan keunggulan tersebut masih menghadapi berbagai
dilema. Organisasi pendidikan yang ada pada saat ini secara relatif
bersifat konsumtif, sedang untuk melaksakan Manajemen
Strategi secara relatif diperlukan dana/anggaran
yang tidak sedikit. Dalam kondisi seperti ini sangat diperlukan kemampuan
mewujudkan keseimbangan antara kesediaan pemerintah dalam menyediakan
dana/anggaran yang memadai, dan dalam menggali serta mengatur
pendayagunaan sumber – sumber daya lain, seperti orang tua, masyarakat,
pinjaman/bantuan.
b. Manfaat Menejemen Strategi
Berdasarkan keunggulan yang dapat diwujudkan seperti telah diuraikan di
atas, berarti dalam pengimplemantasian Manajemen Strategi di lingkungan
organisasi pendidikan terdapat beberapa manfaat yang dapat memperkuat
usaha mewujudkannya secara efektif dan efisien. Manfaat yang dapat dipetik
adalah : “manajemen strategi dapat mengurangi ketidakpastian dan
kekomplekan dalam menyusun perencanaan sebagai fungsi manajemen, dan dalam
proses pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan semua sumber daya yang
secara nyata dimiliki melalui proses yang terintegrasi dengan fungsi
manajemen yang lainnya dan dapat dinilai hasilnya berdasarkan
tujuan organisasi.” Secara terinci manfaat manajemen strategi bagi
organisasi non profit (pendidikan) adalah :
1) Organisasi
pendidikan (sekolah) sebagai organisasi kerja menjadi dinamis,
karena RENSTRA dan RENOP harus terus menerus disesuaikan dengan kondisi
realistik organisasi (analisis internal) dan kondisi lingkungan (analisis
eksternal) yang selalu berubah terutama karena pengaruh globalisasi. Dengan
kata lain Manajemen Strategi sebagai pengelolaan dan pengendalian yang
bekerja secara realistik dalam dinamikanya, akan selalu terarah pada Tujuan
Strategi dan Misi yang realistik pula.
2) Implementasi Manajemen strategi melalui
realiasi RENSTRA dan RENOP berfungsi sebagai pengendali dalam
mempergunakan semua sumber daya yang dimiliki secara terintegrasi dalam
pelaksanaan fungsi – fungsi manajemen, agar berlangsung sebagai proses
yang efektif dan efisien. Dengan demikian berarti Manajemen Strategi mampu
menunjang fungsi kontrol, sehingga seluruh proses pencapaian Tujuan
Strategi dan perwujudan Visi berlangsung secara terkendali.
3) Manajemen
Strategi diimplementasikan dengan memilih dan menetapkan strategi sebagai
pendekatan yang logis, rasional dan sistematik, yang menjadi acuan
untuk mempermudah perumusan dan pelaksanaan program kerja. Strategi yang
dipilihdan disepakati dapat memperkecil dan bahkan meniadakan perbedaan
dan pertentangan pendapat dalam mewujudkan keunggulan yang terarah pada pencapaian
tujuan strategi.
4) Manajemen
Strategi dapat berfungsi sebagai sarana dalam mengkomunikasikan gagasan,
kreativitas, prakarsa, inovasi dan informasi baru serta cara
merespon perubahan dan perkembangan lingkungan operasional, nasional dan
global, pada semua pihak sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.
Dengan demikian akan memudahkan dalam menyepakati perubahan atau
pengembangan strategi yang akan dilaksanakan, sesuai dengan atau tanpa merubah
keunggulan yang akan diwujudkan oleh organisasi.
5)
Manajemen Strategi sebagai paradigma baru di lingkungan organisasi
pendidikan, dapat mendorong perilaku proaktif semua pihak untuk ikut serta
sesuai posisi, wewenang dan tanggungjawab masing – masing. Dengan demikian
setiap unit dan atau satuan kerja akan berusaha mewujudkan keunggulan di
bidangnya untuk memperkuat keunggulan organisasi.
6) Manajemen Strategi di dalam
organisasi pendidikan menuntut semua yang terkait untuk ikut
berpartisipasi, yang berdampak pada meningkatnya perasaan ikut memiliki
(sense of belonging), perasaan ikut bertanggungjawab (sense
of responsibility), dan perasaan ikut berpartisipasi (sense of
participation). Dengan
kata lain manajemen strategi berfungsi pula menyatukan sikap bahwa
keberhasilan bukan sekedar untuk menajemen puncak, tetapi merupakan
keberhasilan bersama atau untuk keseluruhan organisasi dan bahkan untuk
masyarakat yang dilayani.
Berdasarkan uraian tentang keunggulan dan manfaat manajemen strategi
di atas perlu dipahami bahwa pengimplementasiannya di
lingkungan organisasi pendidikan bukanlah jaminan kesuksesan. Keberhasilan
tergantung pada SDM atau pelaksananya bukan pada Manajemen Strategi sebagai
sarana. SDM sebagai
Pelaksana harus terdiri dari personil yang profesional, memiliki wawasan
yang luas dan yang terpenting adalah memiliki komitmen yang tinggi
terhadap moral dan/atau etika untuk tidak menggunakan manajemen strategi
demi kepentingan diri sendiri atau kelompok.
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian di atas
penulis dapat menarik kesimpulan tentang keunggulan implementasi dan
manfaat manajemen strategi dalam organisasi pendidikan, yaitu :
1. Keunggulan Implementasi Manajemen
Strategi Dengan menerapkan Manajemen Strategi, maka organisasi pendidikan
(sekolah) akan memiliki keunggulan, antara lain : profitabilitas,
produktifitasi tinggi, memiliki posisi kompetitif, keunggulan teknologi,
keunggulan Sumber Daya Manusia, Iklim kerja yang kondusif, etika dan tanggung
jawab sosial yang berkembang.
2. Manfaat Manajemen Strategi
Manfaat yang diperoleh dari
implementasi manajemen strategi adalah :
-
Organisasi menjadi dinamis,
-
Fungsi kontrol berjalan dengan efektif dan efisien
-
Meniadakan perbedaan dan pertentangan pendapat dalam
mewujudkan keunggulan
-
Memudahkan dalam menyepakati perubahan atau
pengembangan strategi yang akan dilaksanakan
-
Mendorong perilaku proaktif bagi semua pihak untuk
ikut serta mewujudkan keunggulan
-
Meningkatkan perasaan ikut memiliki, berpartisipasi
aktif dan tanggung jawab bagi semua komponen organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan Sandy Setiawan (200); “Manajemen
Perguruan Tinggi Di Tengah Perekonomian Pasar dan Pendidikan Yang Demokratis “,
“INDONews (s)”indonews@indonews.com. 24 Maret 2006
Ani M. Hasan (2003); “Pengembangan
Profesional Guru di Abad Pengetahuan”, Pendidikan Network : 24 Maret 2006
Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana
(1998); Total Quality Management (TQM), Andi Offset : Yogyakarta
Frietz R Tambunan (2004); “Mega
Tragedi Pendidikan Nasional”, Kompas : 16 Juni 2004
Hadari Nawawi (2005); Manajemen Strategik, Gadjah Mada Pers : Yogyakarta
Thomas B. Santoso (2001), “ Manajemen Sekolah di Masa Kini (1)”,
Pendidikan Network : 24 Maret 2006 Siswanto
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar