Senin, 30 September 2019

MSDM


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Manusia sebagai mahluk sosial senantiasa membutuhkan satu sama lain dalam memenuhi kebutuhannya. Saling berinteraksi merupakan salah satu cara manusia agar mampu bertahan hidup. Diantara cara yang ditempuh agar manusia mampu memenuhi kebutuhannya adalah dengan jalan berbisnis. Bisnis merupakan kegiatan yang sudah lama dilakukan manusia dari zaman dahulu hingga berkembang pesat dengan segala macam bentuknya seperti sekarang.
Menyadari kegiatan bisnis melibatkan orang-orang disekitar dan lingkungannya, sehingga jelas kegiatan bisnis memiliki pengaruh besar bagi kehidupan manusia, salah satunya meningkatkan perekonomian. Bisnis merupakan pekerjaan yang penting dalam kehidupan manusia. berbagai fenomena sosial yang ada saat ini seperti pengangguran, meledaknya angka sumber daya manusia hanya mampu diatasi dengan kegiatan bisnis.
Bisnis sebagai jalan memenuhi kebutuhan sehingga menimbulkan interaksi sosial yang pada akhirnya melahirkan aturan-aturan atau etika didalamnya, dalam dunis bisnis sendiri dikenal dengan etika bisnis.
Dalam bisnis, etika memiliki peranan yang sangat penting ketika keuntungan bukan merupakan satu-satunya tujuan organisasi atau kegiatan bisnis. Bisnis juga akan menjadi lebih sukses jika mempunyai perhatian pada etika, karena hal ini akan meningkatkan reputasi organisasi dan meningkatkan motivasi karyawan serta dapat mengurangi berbagai kerugian akibat perilaku yang kurang etis yang dilakukan karyawan atau perusahaan.

Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan atau mitra kerja, pemegang saham,dan masyarakat.
Etika bisnis mencakupi semua yang berurusan dengan kegiatan bisnis, salah satu hal yang diatur dalam etika bisnis adalah sumber daya manusia. Peran SDM dalam suatu bisnis atau perusahaan sangat penting, karena ia bisa menjadi penentu panjangnya umur perusahaan atau bisnis yang dijalankan. Sehingga perlu ada aturan-aturan yang ditetapkan mengenai pemberdayaan SDM.
Dalam ilmu ekonomi manajemen, penanganan SDM dalam mencapai tujuan perusahaan atau bisnis dikenal dengan manajemen sumber daya manusia (MSDM). MSDM adalah suatu ilmu yang mengatur bagaimana hubungan dan peranan sumber daya atau tenaga kerja yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif demi mencapai tujuan yang maksimal.
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran di atas, maka dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah yang dapat dibahas,diantaranya :
1.         Tanggung jawab bisnis bagi sumber daya manusia ?
2.         Penerapan etika bisnis dalam MSDM ?




BAB II
PEMBAHASAN

A.      Tanggung Jawab Bisnis Bagi Sumber Daya Manusia
Umumnya yang biasa menjadi masalah utama dalam suatu Negara adalah kemiskinan, terutama bagi Negara-negara yang berkembang. Kemiskinan menjadi momok bagi bangsa yang mampu member dampak negative seperti meningkatnya criminal. Kemiskinan itu sendiri banyak terlahir dari meledaknya jumlah penduduk yang tidak diikuti dengan lapangan pekerjaan yang merata, sehingga banyak sumber daya manusia yang tidak mampu bekerja memenuhi kebutuhannya.
Dengan segala kondisi yang dimiliki suatu Negara bekembang yang berhubungan dengan angka SDM yang tinggi, Negara-negara berkembang pada dasarnya memiliki modal yang penting untuk mengatasi keterbelakangan dan merubah diri menjadi suatu Negara yang maju dan modern. Modal penting tersebut adalah dengan memanfaatkan sumber-sumber daya alam yang potensial serta yang paling penting adalah mendaya gunakan sumber daya manusia berupa penduduk yang jumlahnya besar[1].
Salah satu cara memanfaatkan sumber daya manusia yang melimpah adalah dengan jalan wirausaha atau bisnis. Kegiatan bisnis memiliki peranan yang penting dalam pembangunan Negara sekaligus menjawab masalah pengangguran yang berdampak terhadap kesenjangan sosial[2].
Dunia usaha atau bisnis berguna untuk semua yang beraktivitas di dalamnya serta masyarakat sebagai konsumen. Dunia bisnis saling mempengaruhi masyarakat banyak. Adanya kegiatan bisnis sebagai jalan keluar dengan menciptakan lapangan pekerjaan yang menyerap sumber daya manusia, melahirkan suatu keadaan ekonomi yang sehat ditandai dengan perkembangan dan pembangunan yang merata. Pertanggung jawaban bisnis adalah menggunakan segala sumber daya, termasuk SDM dan melibatkan kegiatan yang dirancang untuk mendapatkan laba sesuai dengan norma-norma moral.
Dalam islam sendiri, kegiatan bisnis memiliki tempat yang tinggi. Diakui sebagai suatu pekerjaan yang mulia. Allah berfirman[3]:
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sŒÎ) šÏŠqçR Ío4qn=¢Á=Ï9 `ÏB ÏQöqtƒ ÏpyèßJàfø9$# (#öqyèó$$sù 4n<Î) ̍ø.ÏŒ «!$# (#râsŒur yìøt7ø9$# 4 öNä3Ï9ºsŒ ׎öyz öNä3©9 bÎ) óOçGYä. tbqßJn=÷ès? ÇÒÈ   #sŒÎ*sù ÏMuŠÅÒè% äo4qn=¢Á9$# (#rãÏ±tFR$$sù Îû ÇÚöF{$# (#qäótGö/$#ur `ÏB È@ôÒsù «!$# (#rãä.øŒ$#ur ©!$# #ZŽÏWx. ö/ä3¯=yè©9 tbqßsÎ=øÿè? ÇÊÉÈ  
9. Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli[1475]. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
10. apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
[1475] Maksudnya: apabila imam telah naik mimbar dan muazzin telah azan di hari Jum'at, Maka kaum muslimin wajib bersegera memenuhi panggilan muazzin itu dan meninggalakan semua pekerjaannya.
Rasulullah Saw. Bersabda :
“Pedagang yang jujur dan terpercaya akan bersama para nabi,orang-orang shaleh,dan para syuhada.”

Dan nabi Saw suatu kali pernah ditanya tentang manakah  jenis pekerjaan yang paling murni?maka beliau Saw menjawab : “Perdagangan yang diberkahi (diterima oleh Allah) dan pekerjaan yang dilakukan seseorang dengan tanganny.”(HR. Thabrani).
Dalil di atas menunjukan mulianya kegiatan bisnis atau berdagang, hanya dengan bisnis seseorang mampu bersama para nabi dan syuhada, alasan mengapa kegiatan bisnis memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Salah satunya adalah karena dengan bisnis mampu membantu menghidupkan perekonomian dengan memberdayakan sumber daya manusia secara maksimal.
Hal ini bisa dilihat dari beberapa Negara maju yang ada di dunia saat ini, kebanyakan dari Negara-negara tersebut memberdayakan sumber daya manusianya secara maksimal dengan benyaknya kegiatan bisnis. Singapura misalnya, dengan jumlah pengusaha 10% dari jumlah penduduknya, terlihat perkembangan ekonominya yang tinggi serta pendayagunaannya terhadap sumber daya manusiayang maksimal sehingga angka pengangguran sangat kecil, bahkan sampai mengimpor tenaga kerja dari luar untuk mengisi kekosongan lapangan kerja yang ada. Wajar bila singapura mampu menekan angka penganggurannya, bila dilihat dari persentase jumlah wirausahawannya merupakan suatu angka yang besar, karena suatu Negara idealnya memiliki 2% wirausahawan. Hal ini berbeda jauh dengan Indonesia yang hanya memiliki kurang lebih 1,6% wirausahawan dari penduduknya, sehingga nampaklah banyak permasalahan yang timbul, salah satunya banyaknya  sumber daya manusia yang tidak memiliki pekerjaan.




B.       Penerapan Etika Bisnis Dalam MSDM
Di tengah-tengah pentingnya dunia bisnis bagi pendayagunaan SDM, ada etika yang harus diberlakukan. Baik secara individu maupun kelompok atau perusahaan seharusnya memerlukan suatu aturan yang disebut etika bisnis. Etika bisnis adalah standar moral yang diterapkan dalam kebijakan,institusi bisnis dan perilaku bisnis.
Di dalam mengatasi masalah pertumbuhan SDM yang tidak diiringi dengan perkembangan ekonomi diperlukan suatu manajemen sumber daya manusia yang tepa tagar mampu mengimbangi pertumbuhan SDM dan perkembangan ekonomi. Dalam MSDM melahirkan etika bisnis,dimana etika dalam MSDM dapat diartikan sebagai ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip etika terhadap hubungan dengan sumber daya manusia dan kegiatannya.
Etika pada dasarnya adalah standar atau moral yang menyangkut benar-salah,baik-buruk. Dalam kerangka konsep etika bisnis terdapat aturan-aturan moral yang dibuat untuk dipatuhi guna kelangsungan hidup suatu perusahaan agar dapat berjalan dengan semestinya sesuai dengan yang telah diharapkan.
Dalam islam etika dalam bisnis sangat diperhatikan. Hal ini dapat dilihat dari salah satu hadist nabi Saw.
“Nabi Saw. Pernah melewati sekelompok muslim yang sedang berjual beli di pasar Madinah. Maka Nabi Saw bersabda : “wahai para pedagang!” maka mereka mendongak menunggu apa yang akan beliau katakana, dan beliau berkata : “sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan sebagai pelaku kejahatan yang berdosa (fujjaar) kecuali mereka yang takut kepada Allah, yang benar dan jujur.” (HR. Tirmidzi,dan berkata hadist ini hasan shahih)


Manajemen merupakan pendorong organisasi dalam usaha melatih karyawan agar mempunyai etika bisnis yang sesuai dengan organisasi. Sehingga tindakan kurang etis dapat dicegah. Adapun penyebab perilaku tidak etis dapat meliputi ; a).karyawan memiliki kemampuan kognitif yang rendah,b).adanya pengaruh orang lain,keluarga ataupun norma sosial,c).adanya ethical dilemma.
Etika dalam MSDM memiliki tujuan utama dalam konsep penanaman nilai-nilai. Etika ini bukan untuk kedisiplinan, tetapi lebih pada usaha-usaha untuk meningkatkan kepedulian karyawan terhadap perkembangan nilai-nilai etika yang lebih berarti. Tujuan tersebut disosialisasikan dengan adanya sharing nilai-nilai etika dalam organisasi. Dalam hal ini setiap anggota organisasi mempunyai status yang sama. Dengan begitu organisasi membawa komitmen bersama yang diaplikasikan secara sama pada semua anggota. Karena karyawan mendapat perhatian atas kontribusinya, maka mereka akan merasa bangga dengan nilai-nilai etika dalam organisasi.
MSDM merupakan suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan,pegawai,buruh,manajer,dan tenaga kerja lainnya, untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Implementasi etika dalam MSDM dapat dilihat dari fungsi-fungsi manajemen itu sendiri yang  dapat diuraikan sebagai berikut :
1.      Rekruitmen Dan Seleksi
Rekrutmen adalah suatu proses mencari,mengadakan,menemukan dan mengambil para pelamar kerja untuk dipekerjakan dalam organisasi. Sedangkan seleksi adalah proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada.

Perilaku karyawan tidak terlepas pada karakter pribadi yang dibawanya. Seperti contoh karyawan dengan kemampuan perkembangan moral yang tinggi akan menunjukan perilaku dan pemikiran yang lebih etis. Hal ini menjadi penting dalam proses seleksi karyawan karena jika calon karyawan memiliki kemampuan perkembangan moral yang tinggi maka akan lebih mudah memerima prinsip-prinsip moral universal dibanding karyawan yang memiliki kemampuan perkembangan moral yang rendah. Dalam hal ini biasanya manajemen menggunakan tes untuk mengukur kemampuan perkembangan moral untuk menentukan kejujuran dan personalitas serta sebagai alat untuk melihat karakteristik karyawan.
Hal yang penting juga dalam proses seleksi karyawan yang lebih menitik beratkan pada penanaman nilai-nilai etika. Karyawan harus mempunyai komitmen pada etika dan menjadi nyaman berbicara mengenai etika. Jika konsep etika diintegrasikan dalam organisasi, maka calon karyawan yang dibutuhkan adalah orang-orang yang menginginkan standar etika dapat diaplikasikan dalam pekerjaan.
Dalam islam pun penerapan rekrutmen dan seleksi SDM dapat tercermin dari nasehat Nabi Saw kepada sahabat Abu Dzar ra. Rasulullah Saw bersabda:
“Wahai Abu Dzar,aku memandangmu sebagai orang yang lemah dan aku menyukai untukmu apa yang kusukai apa yang untuk diriku. Janganlah sekali-kali engkau memimpin dua orang dan jangan sekali-kali engkau menguasai pengurusan harta anak yatim”.
Dalam nasehat Nabi Saw di atas, memperlihatkan hikma akan pentingnya menempatkan seseorang tepat dengan keahliannya. Memilih SDM yang memiliki kemampuan yang dibutuhkan organisasi.


2.      Pelatihan
Dalam etika bisnis, SDM yang dimiliki dipandang sebagai human capital, bukan cost unit. Atau SDM disamakan dengan layaknya mesin. Memandang SDM sebagai human capital memberikan pengambilan keputusan mengembangkan SDM dengan berinvestasi pada pendidikan (pelatihan).
Dengan adanya pelatihan meningkatkan keterampilan dan sikap yang dibutuhkan organisasi terhadap SDM demi mencapai tujuan organisasi. Pengembangan SDM bertujuan untuk meningkatkan kualitas profesionalisme dan keterampilan para karyawan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal,efisien,dan produktif.
3.      Penilaian Kerja
Proses penilaian kinerja juga dapat diartikan sebagai perwujudan proses keadilan yang mempunyai kriteria seperti konsisten, didasarkan pada informasi yang akurat, dapat dikoreksi dan merupakan representasi dari kinerja yang sebenarnya.
Penilaian kinerja seharusnya dikomunikasikan dalam cara penyampaian informasi mengenai keadilan antar individu. Karyawan seharusnya diberikan keterangan, khususnya untuk hasil yang negatif dan mereka seharusnya diperlakukan sesuai martabat dan rasa hormat.
Setiap organisasi adalah orang-orang yang  memiliki kompetensi yang berbeda-beda, yang saling bergantung satu sama lain demi mewujudkan kepentingan bersama dengan memanfaatkan berbagai sumber daya. Oleh karena itu etika dalam MSDM menuntut para sumber daya manusianya untuk melakukan pekerjaan tanpa ada penyelewengan dan kelalaian, dan bekerja secara efisien dan penuh kompetensi. Ketekunan dan ketabahan dalam bekerja dianggap sebagai sesuatu yang mempunyai nilai terhormat.
Suatu pekerjaan kecil yang dilakukan secara konstan dan professional lebih baik dari pada sebuah pekerjaan besar yang dilakukan dengan cara musiman dan tidak professional. Hal ini sesuai dengan hadist Nabi Saw;
“Sebaik-baiknya pekerjaan adalah yang dilakukan penuh ketekunan walaupun sedikit demi sedikit”(HR. Tirmidzi)
4.      Kompensasi Dan Hukuman
Kompensasi merupakan salah satu fungsi MSDM, karena kompensasi merupakan hal yang sangat sensitive di dalam hubungan kerja. Adapun hukuman menjadi salah satu cara MSDM dalam menjaga etika dalam organisasi yang telah dibangun.
Etika bisnis dalam MSDM mengenai gaji atau reward mengharuskan gaji dan bayaran serta spesifikasi dari sebuah pekerjaan yang akan dikerjakan hendaknya jelas disetujui pada saat mengadakan kesepakatan awal. Ini juga mengharuskan bahwa gaji yang telah ditentukan,dan juga bayaran-bayaran yang lain hendaknya dibayarkan pada saat pekerjaan itu telah selesai tanpa ada sedikitpun penundaan dan pengurangan karena itu merupakan haknya.
Dari Abdullah bin Umar,Nabi Saw bersabda ; “berikan kepada seorang pekerja upahnya sebelum kering keringatnya”(HR. Ibnu Majah).
Adapun untuk perbedaan upah SDM berdasarkan kualitas dan kuantitas kerja dibenarkan dalam etika bisnis dan sesuai dengan apa yang diterangkan dalam Al-Qur’an. Sebagaimana tertera dalam surah Al-Ahqaf ;19.
9e@à6Ï9ur ×M»y_uyŠ $­IÊeE (#qè=ÏHxå ( öNåkuŽÏjùuqãÏ9ur öNßgn=»uHùår& öNèdur Ÿw tbqçHs>ôàムÇÊÒÈ  
19. dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan.
Berbeda dalam disiplin ilmu MSDM, maka pemberian upah dapat dipengaruhi oleh beberapa factor,diantaranya:
a.    Tingkat biaya hidup ; kompensasi yang diterima harus memenuhi kebutuhan fisik minimum (KFM). Perbedaan tingkat KFM mengikuti fluktuasi tingkst biaya hidup sehari-hari yang terdapat di lokasi yang berbeda, bila organasasi atau perusahaan tidak peka terhadap fluktuasi biaya hidup SDM dalam menetapkan kompensasi akibatnya akan terjadi pergolakan dalam organisasi.
b.    Tingkat kompensasi yang berlaku di perusahaan lain ;  suatu MSDM melakukan studi banding tentang kompensasi yang berlaku dalam perusahaan lain. Hal ini agar tidak ada SDM yang merasa dirugikan. Apabila ternyata tingkat kompensasi di perusahaan lain lebih tinggi untuk jenis pekerjaan yang sama.
c.    Tingkat kemampuan perusahaan ; MSDM harus memberikan informasi kepada seluruh karyawan tentang tingkat kinerja dari waktu ke waktu. Apabila kinerja SDM bekerja dengan baik maka kinerja perusahaan juga meningkat sehingga memiliki kemampuan untuk membayar kompensasi lebih besar kepada karyawan.
d.   Jenis pekerjaan dan tanggung jawab yang diemban ; jenis pekerjaan akan menentukan besar kecilnya tanggung jawab para SDM atau karyawan. Karyawan yang memiliki jenis pekerjaan yang lebih sukar dengan tanggung jawab yang lebih besar, tentu akan mendapatkan tingkat kompensasi yang lebih besar pula dibandingkan dengan karyawan yang memiliki jenis pekerjaan yang tidak begitu sulit.
e.    Peraturan perundang-undangan yang berlaku ; setiap organisasi atau perusahaan akan selalu terikat dengan kebijakan dan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah, termasuk juga mengenai tingkat kompensasi. Pemerintah menetapkan bahwa setiap perusahaan haruslah memberikan kompensasi yang memenuhi kebutuhan fisik minimum (KFM). Bila hal ini tidak dilaksanakan maka perusahaan ini termasuk perusahaan yang tidak memenuhi peraturan pemerintah dan tidak beretika bisnis.
f.     Peranan serikat buruh ; keberadaan serikat pekerja sangatlah penting bagi perusahaan yang mempekerjakan SDM. Ia akan menjembatani kepentingan para karyawan dengan kepentingan perusahaan. Agar tidak terjadi konflik, maka peranan serikat buruh dapat membantu memberikan masukan dan saran kepada perusahaan untuk memelihara hubungan kerja dengan para karyawan.




BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan beberapa hal yang menjadi pokok materi, yaitu :
1.      Dengan bisnis,pemberdayaan SDM yang melimpah dapat dimaksimalkan. Karena kegiatan bisnis menyerap tenaga kerja. Disamping itu SDM dalam suatu organisasi atau perusahaan adalah aspek yang penting.
2.      Etika bisnis diperlukan dalam kegiatan bisnis. Karena Etika bisnis menunjang bertahannya suatu bisnis.
3.      Dalam etika bisnis, SDM dinilai sebagai asset atau human capital yang harus dijaga. Diperlakukan selayaknya asset yang sangat penting.
4.      Untuk memberdayakan SDM secara maksimal dibutuhkan suatu manajemen (MSDM). Dalam MSDM inilah diberlakukan etika-etika bisnis.
5.      Aplikasi etika bisnis dalam MSDM dapat berupa fungsi-fungsi MSDM itu sendiri, yaitu : rekrutmen dan seleksi,pelatihan,penilaian kerja, serta kompensasi dan hukuman.
6.      Dalam merekrut SDM, diharuskan menseleksi SDM yang memiliki kompetensi dan berdasarkan kebutuhan organisasi atau perusahaan.
7.      Pelatihan SDM sebagai bentuk pengembangan keterampilan SDM. Hal ini merupakan salah satu bentuk investasi asset.
8.      Setiap SDM dinilai berdasarkan prestasi yang dicapai dengan informasi yang jelas. Setiap karyawan dituntut mengikuti etika yang ada dalam organisasi.
9.      Kompensasi diberikan berdasarkan kesepakatan dan diberikan segera tanpa ada penundaan dan pengurangan.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Husaini,Abdul Aziz.2005.Jangan Takut Menatap Masa Depan;bagaimana mengumpulkan percaya diri yang hilang.Cet.1.Pustaka At-Tazkia;Jakarta.
Badri,Muhammad Arifin.2008.Sifat Perniagaan Nabi. Pustaka Darul Ilmi: Bogor.
Barthos,Basir.2001.Manajemen Sumber Daya Manusia. Cet. 6 Bumi Aksara ; Jakarta
Hamriani 2014 Manajemen Sumber Daya Manusia. Alauddin University Press; Makassar.
Malahayati 2010 rahasia Sukses Bisnis Rasulullah. jogja great; Yogyakarta.
Shalih bin Fauzan Al-Fauzan 2005. Ringkasan Fikih Lengkap. Darul Falah; Madinah. Diterjemahkan oleh Ummu Abdullah, 2008.
Simorangkir, O.P. 2003. Etika Bisnis, Jabatan Dan Perbankan. PT Rineka Cipta; Jakarta.
Sutrisno,Edy 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cet 2 Kencana; Jakarta.
Syaharuddin.2012.Etika Bisnis Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Membangun Sistem Ekonomi yang humanis).Alauddin University Press: Makassar.



[1] Barthos,Basir.2001.Manajemen Sumber Daya Manusia.Cet.6.Bumi Aksara ; Jakarta
[2] Hamriani.2014.Manajemen Sumber Daya Manusia.Alauddin University Press;Makassar.
[3] Hamriani.2014.Manajemen Sumber Daya Manusia.Alauddin University Press;Makassar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar