BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Usia lanjut adalah suatu kejadian yang
pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya
tidak bisa dihindari oleh siapapun, namun manusia dapat berupaya untuk
menghambat kejadiannya, istilah untuk manusia yang usianya sudah lanjut belum
ada yang baku, dan orang sering menyebutnya berbeda-beda, ada yang menyebutnya
manusia usia lanjut (Manula), lanjut usia (Lansia), usia lanjut (Usila), bahkan
kalau di Inggris orang biasa menyebutnya denganistilah warna negara senior
(Bandiyah, 2009).
Keberhasilan program kesehatan dan
program pembangunan sosial ekonomi suatu negara pada umumnya dapat dilihat dari
peningkatan usia harapan hidup penduduknya. Angka harapan hidup penduduk
Indonesia (laki-laki dan perempuan) diproyeksikan akan terus naik sebagai
akibat dari adanya transisi demografi. Peningkatan usia harapan hidup penduduk
menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun ketahun.
World Health Organization(WHO) mencatat bahwa terdapat 600 juta jiwa lansia
pada tahun 2012 di seluruh dunia. WHO juga mencatat terdapat 142 juta jiwa
lansia di wilayah regional Asia Tenggara.
Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik
(BPS), tercatat jumlah lansia Indonesia mencapai jumlah 28 juta jiwa pada tahun
2012 dari yang hanya 19 juta jiwa pada tahun 2006. Hasil rekapitulasi data
dinas kesehatan Jawa tengah mencatat 3 juta jiwa lansia terdapat di Jawa
tengah. Angka ini menunjukkan peningkatan jumlah lansia sebesar 22,5% dari
2.323.541 pada tahun 2010. Secara kuantitatif parameter tersebut lebih tinggi
dari ukuran nasional (Depkes, 2012 ; BPS, 2012).
Seiring dengan meningkatnya jumlah
lansia, gangguan kesehatan yang biasa diderita lansia juga semakin meningkat.
Gangguan kesehatan pada lansia diantaranya adalah masalah kesehatan jiwa.
Masalah kesehatan jiwa yang biasa dialami lansia antara lain berupa cemas,
kesepian, perasaan sedih, dan mudah tersinggung. Kecemasan termasuk salah satu
masalah kesehatan jiwa yang paling sering muncul (Maryam dkk, 2008).
Kecemasan pada lansia memiliki
gejala-gejala yang sama dengan gejala-gejala yang dialami oleh setiap orang.
Menurut Maryam dkk (2008) gejala-gejala kecemasan yang dialami oleh lansia
seperti perasaan khawatir atau takut akan hal-hal yang tidak rasional akan
terjadi, sulit tidur sepanjang malam, rasa tegang dan cepat marah, sering
mengeluh akan gejala yang ringan atau takut terhadap penyakit yang berat,
misalnya kanker dan penyakit jantung yang sebenarnya tidak dideritanya, sering
membayangkan hal-hal yang menakutkan dan rasa panik terhadap masalah yang
ringan. Jumlah lansia yang mengalami kecemasan di Belandadiperkirakan mencapai
16,3% dengan jumlah wanita lebih banyak daripada pria (Hermans dkk, 2012).
Sejauh ini kecemasan dapat dikurangi
dengan obat-obatan farmakologis dan psikoterapi, tetapi kebanyakan orang
memilih teknik alternatif yang murah dan aman. Terdapat berbagai macam teknik
alternatif yang dapat dipilih seperti pijat refleksi, yoga, siatzu, meditasi
dam aromaterapi. Salah satu terapi yang dapat digunakan unutk menurunkan
kecemasan pada lansia adalah memberikan komunikasi terapeutik. Komuniaksi
terapeutik termasuk komunikasi interpersonal yaitu komunikasi antara
orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap
reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal dan non verbal (Muslihah
dan Fatmawati , 2010).
Dari hasil Penelitian yang dilakukan
oleh Siskayanti, Nugroho, Hartoyo (2012) tentang pengaruh komunikasi terapeutik
terhadap kemampuan berinteraksi klien isolasi sosail di RSJD Dr. Amino
Gondohutomo Semarang menunjukkan hasil bahwa komunikasi terapeutik memiliki
pengaruh yang signifikan dalam peningkatan kemampuan interaksi klien isolasi
sosial dengan p-value (p< 0,05).
Berdasarkan fenomena yang terjadi,banyak
perawat yang jarang sekali melakukan komunikasi terapeutik terhadap
pasiennya,seperti perawat tidak memperkenalkan dirinya kepada pasien,tidak
menjelaskantindakan keperawatan yang dilakukan,kemudian bahasa tubuh perawat
yang menunjukan ketidak nyamanan. Dari gambaran diatas membuktikan bahwa
komunikasi terapeutik dapat menurunkan kecemasan pada lansia. Oleh karena itu
penulis ingin melakukan penulisan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ Penerapan
Komunikasi Terapeutik Untuk Menurunkan Kecemasan Pada Lansia diURESOS Pucang
Gading Semarang.
B.
Tujuan Penulisan
1. Tujuan
Umum Mengetahui pengaruh komunikasi terapeutik terhadap tingkat kecemasan
lansia di URESOS Pucang Gading Semarang.
2. Tujuan
Khusus Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah sebagai berikut:
a.
Mengetahui pelaksanaan
komunikasi terapeutik antara perawat dengan lansia yang tinggal di URESOS
Pucang Gading Semarang
b.
Mengidentifikasikan
gambaran kecemasan lansia yang tinggal di URESOS Pucang Gading Semarang.
C.
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat
Penulisan Karya Tulis Ilmiah sebagai berikut:
1. Bagi
Institut Sebagai tolak ukur proses belajar mengajar didalam pembelajaran
klinikal keperawatan dan penerapan proses pembelajaran yang telah terjadi dan
sebagai bahan pemasukan guna pengembangan selanjutnya.
2. Bagi
lahan praktek Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan dalam
peningkatan kualitas pelayanan kepearawatan khususnya tentang komunikasi
terapeutik.
3. Bagi
responden
a)
Dapat menerima jasa
pelayanan keperawatan secara baik dan penanganan secara tepat.
b)
Dapat memaksimalkan
kemampuannya untuk dapat mengendalikan kecemasannya, sehingga kondisinya lebih
baik.
4. Bagi penulis
a)
Sebagai salah satu
syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan D3 Keperawatan di
Universitas Muhammadiyah Semarang.
b)
Merupakan suatu
pengalaman yang nyata dalam mengaplikasikan ilmu keperawtan yang diperoleh
selama mengikuti pendidikan.
c)
Meningkatan pengetahuan
penulis dalam membuat Asuhan Keperawtan sesuai Standart Asuhan Keperawatan.
5. Untuk
pembaca Sebagai bahan referensi terbaru dan informasi untuk diketahui tentang
Komunikasi Terapeutik pada Kecemasan Lansia
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 LANSIA
1 Pengertian dari lansia
Lanjut usia merupakan istilah tahap
akhir dari proses menua. Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun
(1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan
keberhasilannya. Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa
setiap orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 65
tahun ke atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah
untuk keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari. Saparinah (1983)
berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok umur yang
mencapai tahap penisium, pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya
tahan tubuh atau kesehatan dan berbagai tekanan psikologis.
Berdasarkan UU Kes. No. 23 1992 Bab V
bagian kedua Pasal 13 ayat 1 menyebutkan bahwa manusia lanjut usia adalah
seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, dan sosial.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan
65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara
nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi
berbagai masalah kesehatan yang perlu penangan segera dan terintegrasi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu :
a. Usia pertengahan (middle age) kelompok
usia 45 – 59 tahun.
b. Lanjut usia (alderly) kelompok usia 60 –
74 tahun
c. Lanjut usia tua (old) kelompok usia 75 –
90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) kelompok usia
diatas 90 tahun
Dari berbagai penjelasan di atas
dapat disimpulkan bahwa lanjut usia merupakan periode di mana seseorang
individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan, serta telah
menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan ini
dapat mulai sari usia 55 tahun sampai meninggal.
2. Ciri
- ciri lansia
Menurut Hurlock
1980 terdapat beberapa ciri – ciri orang lanjut usia, yaitu :
1. Usia
lanjut merupakan periode kemunduran
Kemunduran
pada lansia sebagai dating dari faktor fisik dan faktor psikologis. Kemunduran
dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran yang penting
dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila
memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka
kemunduran itu akan lama terjadi.
2. Orang lanjut usia memiliki status kelompok
minoritas
Lansia
memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang
tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh
pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat - pendapat klise
itu seperti : lansia lebih senang mempertahankan pendapatnya dari pada
mendengarkan pandapat orang lain.
3. Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan
peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam segala
hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan
sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.
4. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia
membuat lansia cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih
memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk, karena perlakuan yang buruk itu
mebuat penyesuaina diri lansia menjadi buruk.
3. Kondisi fisik pada lansia
Setelah
orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik yang
bersifat patologis berganda (multiple pathology), misalnya tenaga berkurang,
energi menurun, kulit mulai keriput, gigi mulai rontok, tulang makin rapuh, dan
sebagainya. Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia
mengalami penurunan secara berlipat ganda.
Ini
semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologis maupun
social, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada
orang lain.
Beberapa
kemunduran organ tubuh pada lansia, di antaranya adalah :
1.
Kulit : kulit berubah
menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastic lagi. Dengan demikian, fungsi
kulit sebagai penyekat suhu lingkungan dan perisai terhadap masuknya kuman
terganggu. Tipis dan keriput disebabkan oleh hilanganya lapisan lemak dibawah
kulit, tidak elastic lagi karena terbentuk jaringan ikat baru dibawahnya.
2.
Rambut : rontok, warna
menjadi putih, kering, dan tidak megkilat ini berkaitan dengan perubahan
degeneratif kulit.
3.
Seks : produksi hormon
seks pada pria dan wanita menurun dengan bertambahnya umur, selain itu,
produksi hormon pada pria dan wanita yang menurun juga dipengaruhi oleh
menopause pada wanita dan andropause pada pria.
4.
Otot : jumlah sel otot
berkurang, ukurannya atrofi, sementara jumlah jaringan ikat bertambah, volume
otot secara keseluruhan menyusut, fungsinya menurun, dan kekuatannya berkurang.
5.
Jantung dan pembuluh
darah : pada manusia usia lanjut kekuatan mesin pompa jantung berkurang.
Berbagai pembuluh darah penting khusus yang di jantung dan otot mengalami
kekakuan. Lapisan inti menjadi kasar akibat merokok, hipertensi, diabetes
mellitus, kadar kolesterol tinggi, dan lain-lain. Yang memudahkan timbulnya
penggumpalan darah dan trombosit.
6.
Tulang : ada proses
menua kadar kapur atau kalsium dalam tulang menurun, akibatnya tulang menjadi
kropos atau osteoporosis dan mudah patah. Dengan bertambahnya usia, terdapat
peningkatan hilang tulang secara linear
Adapun perubahan - perubahan fisik yang terjadi pada lanjut
usia, antara lain :
1.
Sel
·
Lebih sedikit jumlahnya
·
Lebih besar ukurannya
·
Berkurangnya jumlah
cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler.
·
Menurunnya proporsi
protein di otak, otot, darah, dan hati.
·
Jumlah sel otak
menurun.
·
Terganggunya mekanisme
perbaikan sel.
·
Otak menjadi atrofi,
beratnya berkurang 5-10%.
2. Sistem persarafan :
a. Berat otak menurun 10-20% (setiap orang
berkurang sel otaknya dalam setiap harinya).
b. Cepatnya menurun hubungan persarafan.
c. Lambat dalam respond an waktu untuk
bereaksi, khususnya dengan stress.
d. Mengecilnya saraf pancaindra.
Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, pengecilnya saraf pencium dan
rasa, lebih sensitive terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan
terhadap dingin.
e. Kurang sensitive terhadap sentuhan.
3. Sistem pendengaran
Presbiakuisis
(gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada
telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada – nada yang tinggi,
suara yang tidak jelas, sulit di menegerti kata – kata, 50 % terjadi pada usia
diatas 60 tahun.
a. Membaran timpani menjadi atrofi
menyebabkan otosklerosis.
b. Terjadi pengumpulan serumen dapat
mengeras karena meningkatkan keratin.
c. Pendengaran bertambah menurun pada
lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa atau stres.
4. Sistem penglihatan
a. Sfingter pupil timbul skelerosis dan
hilangnya respon terhadap sinar
b. Kornea lebih berbentuk sferis
c. Lensa lebih suram (kekeruhanpada lensa)
menjadi katarak. Jelas menyebabkan gangguan penglihatan.
d. Meningkatnya amabang, pengamatan sinar,
daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lamabat, dan susah melihat dalam cahaya
gelap.
e. Hilangnya daya akomodasi.
f. Menurunnya lapangan pandang; berkurang
luas pandangannya
g. Berkurangnya daya membedakan warna biru
atau hijau pada skala.
5. Sistem kardiovaskuler
a. Elastisitas didnding aorta menurun.
b. Katup jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung untuk memompa menurun
1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elatisitas pembuluh darah;
kurang efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenisasi, perubahan posisi
dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun
menjadi 65 mmHg (menyebabkan pusing mendadak).
e. Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh
meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer; sistolis normal 170 mmHg,
diastolis normal 90 mmHg.
6. Sistem pengaturan temperatur tubuh
Pada
sistem pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu termosta,
yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi sebagai faktor yang
mempengaruhinya. Yang sering ditemui antara lain:
a. Temperatur tubuh menurun (hiportemia)
secara fisiologik 350 ini akibat metabolisme yang menurun.
b. Keterbatasan refleks menggil dan tidak dapat memproduksi
panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.
4. Masalah Kesehatan pada lansia
Penampilan
penyakit pada lanjut usia (lansia) sering berbeda dengan pada dewasa muda,
karena penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan yang
timbul akibat penyakit dan proses menua, yaitu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri
serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat
bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang
diderita.
Menurut
Kane dan Ouslander sering desebut dengan istilah 14 I, immobility (kurang
bergerak),instability (berdiri dan berjalan tidak stabil atau mudah jatuh),
incontinence (beser buang air kecil / air besar), infection (infeksi),
impairment of vision and hearing, taste, smell, communication, convalescence,
skin integrity (gangguan panca indera, komunikasi, penyembuhan, dan kulit),
impaction (sulit buang air besar), isolation (depresi), inanition(kurang gizi),
impecunity (tidak punya uang), iatrogenesis (menderita penyakit akibat
obat-obatan), insomnia (gangguan tidur), immune deficiency (daya tahan tubuh
yang menurun), danimpotence (impotensi).
Beberapa
masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia sebagai berikut:
a. Kurang bergerak
Gangguan
fisik, jiwa, dan faktor lingkungan dapat menyebabkan lansia kurang bergerak.
Penyebab yang paling sering adalah gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan
saraf, dan penyakit jantung dan pembuluh darah.
b. Istabilitas
Penyebab
terjatuh pada lansia dapat berupa faktor intrinsik (hal-hal yang berkaitan
dengan keadaan tubuh derita) baik karena prosen menua, penyakit maupun proses
ekstrinsik (hal-hal yang berasal dari luar tubuh) seperti obat obatan tertentu
dan faktor lingkungan.
Akibat
yang paling sering dari terjatuh pada lansia adalah kerusakan bagian tertentu
dari tubuh yang mengakibatkan rasa sakit, patah tulang, cedera pada kepala,
luka bakar karena air panas akibat terjatuh ke dalam tempat mandi. Selain dari
pada itu, terjatuh menyebabkan lansia tersebut sangat membatasi pergerakannya.
Walaupun sebagian lansia yang terjatuh tidak sampai menyebabkan kematian atau
gangguan fisik yang berta, tetapi kejadian ini haruslah dianggap bukan
merupakan peristiwa yang ringan. Terjatuh pada lansia dapat menyebabkan
gangguan psikologis berupa hilangnya harga diri dan perasaan takut akan terjatuh
lagi, sehingga untuk selanjutnya lansia tersebut menjadi takut berjalan untuk
melindungi dirinya dari bahaya terjatuh.
c. Beser
Beser,
buang air besar (bak) merupakan salah satu masalah yang sering didapati pada lansia, yaitu keluarnya air seni tanpa
disadari, dalam jumlah dan kekerapan yang cukup mengakibtkan masalah kesehatan
atau social. Beser bak merupakan masalah yang sering kali dianggap wajar dan
normal pada lansia, walaupun sebenarnya hal ini tidak dikehendaki terjadi baik
oleh lansia tersebut maupun keluarganya.
Akibat
timbul berbagai masalah, baik masalah kesehatan maupun social, yang kesemuanya
akan memperburuk kualitas hidup dari lansia tersebut. Lansia dengan beser bak
sering mengurangi minum dengan harapan untuk mengurangi keluhan tersebut,
sehingga dapat menyebabkan lansia kekurangan kandungan kemih. Besek bak sering
pula disertai dengan beser buang air besar (bab), yang justru akan memperberat
keluhan beser bak mandi.
d. Gangguan intelektual
Merupakan
kumpulan gejala klinik yang meliputi gangguan fungsi intelektual dan ingatan
yang cukup berat sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas kehidupan
sehari-hari. Kejadian ini meningkat dengan cepat mulai usia 60-85 tahun atau
lebih, yaitu kurang dari 5% lansia yang berusia 60-74 tahun mengalami demensia
(kepikunan berat) sedangkan pada usia setelah 85 tahun kejadian meningkat
mendekati 50%. Salah satu hal yang dapat menyebabkan gangguan intelektual
adalah depresi sehingga perlu dibedakan dengan gangguan intelektual lainnya.
e. Infeksi
Merupakan
salah satu masalah kesehatan yang penting pada lansia, karena selain sering
didapati, juga gejala tidak khas bahkan asimtomatik yang menyebabkan
keterlambatan di dalam diagnosis dan
pengobatan serta resiko menjadi fatal meningkat pula.
Beberapa
faktor resiko yang menyebabkan lansia mudah mendapat penyakit infeksi karena
kekurangan gizi, kekebalan tubuh yang menurun, berkurangnya fungsi berbagai
organ tubuh, terdapatnya beberapa penyakit sekaligus (komordibitas) yang
menyebabkan daya tahan tubuh yang sangat berkurang. Selain tiu, faktor nutrisi,
faktor lingkungan, jumlah dan keganasan kuman akan mempermudah tubuh mengalami
infeksi.
f. Gangguan pancaindera, komunikasi,
penyembuhan, dan kulit
Akibat
proses menua semua pancaindera berkurang fungsinya, demikina juga gangguan pada
otak, saraf dan otot-otot yang digunakan untuk berbicara dapat menyebabkan
terganggunya komunikasi, sedangkan kulit menjadi lebih kering, rapuh dan mudah
rusak dengan trauma yang minimal.
g. Depresi
Perubhan
status social, bertambahnya penyakit dan berkurangnya kemandirian social serta
perubahan-perubahan akibat proses menua menjadi salah satu pemicu
munculnya depresi pada lansia. Namun
demikian, sering kali gejala depresi menyertai penderita dengan penyakit-penyakit
gangguan fisik, yang tidak dapat diketahui ataupun terpikirkan sebelumnya,
karena gejala-gejala depresi yang muncul sering kali dianggap sebagai suatu
bagian dari proses menua yang normal ataupun tidak khas.
Gejala-gejala
depresi dapat berupa perasaan sedih, tidak bahagia, sering menangis, merasa
kesepian, tidur terganggu, pikiran dan gerakan tubuh lamban, cepat lelah dan
menurunnya aktivitas, tidak ada selera makan, berat badan berkurang, daya ingat
berkurang, sulit untuk memusatkan pikiran dan perhatain, kurangnya minat,
hulangnya kesenangan yang biasanya dinikmati, menyusahkan orang lain, merasa
rendah diri, harga diri dan kepercayaan diri berkurang merasa bersalah dan
tidak berguna, tidak ingin hidup lagi bahkan mau bunuh diri, dan gejala-gejala
fisik lainnya. Akan tetapi, pada lansia sering timbul depresi terselubung,
yaitu yang menonjol hanya gangguan fisik saja seperti sakit kepala, jantung
berdebar-debar, nyeri pinggan, gangguan pencernaan dan lain-lain, sedangkan
gangguan jiwa tidak jelas.
h.
Kurang gizi
Kekurangan
gizi pada lansia dapat disebabkan perubahan lingkungan maupun kondisi
kesehatan. Faktor lingkungan dapat berupa ketidaktahuan untuk memilih makanan
yang bergizi, isolasi social (terasing dari masyarakat) terutama karena
gangguan pancaindera, kemiskinan, hidup seorang diri yang terutama terjadi pada
pria yang sangat tua dan baru kehilangan pasangan hidup, sedangkang faktor
kondisi kesehatan
Berupa
penyakit fisik, mental, gangguan tidur, alkoholisme, obat-obatan, dan
lain-lain.
i. Daya tahan tubuh menurun
Daya
tahan tubuh yang menurun pada lansia merupakan salah satu fungsi tubuh yang
terganggu dengan bertambahnya umur seseorang walaupun tidak selamanya hal ini
disebabkan oleh proses menua, tetapi dapat pula karena berbagai keadaan seperti
penyakit yang sudah lama diderita (menahun) maupun penyakit yang baru saja
diderita (akut) dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh seseorang.
Demikian juga penggunaan berbagai obat, keadaan gizi yang kurang, penurunan
fungsi organ-organ tubuh, dan lain-lain.
j. Impotensi
Merupakan
ketidak mampuan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi yang cukup untuk
melakukan sanggama yang memuaskan yang terjadi paling sedikit tiga bulan.
Menurut Massachusetts Male Aging Study (MMAS) bahwa penelitian yang dilakukan
pada pria usia 40-70 tahun yang di wawancarai ternyata 52% menderita disfungsi
ereksi, yang terdiri dari disfungsi ereksi total 10%, disfungsi ereksi sedang
25% dan minimal 17%.
Penyebab
disfungsi ereksi pada lansia adalah hambatan aliran darah ke dalam alat kelamin
sebagai adanya kekakuan pada dinding pembuluh darah (arteriosklerosis) baik
karena proses menua maupun penyakit dan juga berkurangnya sel-sel otot polos
yang terdapat pada alat kelamin serta berkurangnya kepekaan dari alat kelamin
pria terhadap rangsangan.
k. Tidak punya uang
Dengan
semakin bertambahnya usia maka kemampuan fisik dan mental akan berkurang secara
perlahan-lahan, yang menyebabkan ketidakmampuan tubuh dalam mengerjakan atau
menyelesaikan pekerjaannya sehingga tidak dapat memberikan penghasilan. Untuk
dapat menikmati masa tua yang bahagia kelak diperlukan paling sedikit tiga
syarat, yaitu memiliki uang yang diperlukan yang paling sedikit dapat memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari, memiliki tempat tinggal yang layak, mempunyai
peranan di dalam menjalin masa tuanya.
l. Penyakit obat-obatan
Salah
satu yang sering didapati pada lansia adalah menderita penyakit lebih dari satu
jenis sehingga membutuhkan obat yang lebih banyak, apalagi sebagian lansia
sering menggunakan obat dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter
dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat pemakaian obat-obatan yang
digunakan.
Penyakit
Yang Biasa Diderita Lansia
Usia
lanjut memiliki banyak masalah dengan kesehatan yang terkait dengan menurunnya
fungsi tubuh dan faktor-faktor sekitar seperti makanan dan lingkungan sekitar.
Penyakit-penyakit yang biasa diderita oleh usia lanjut antara lain:
a. Jantung dan Serangan Jantung
Untuk
mencegah dari serangah jantung, bisa dilakukan dengan cara-cara berikut yaitu
makan makanan yang sehat untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan kadar
kolesterol dalam darah, kurangi berat badan jika kita termasuk memiliki berat yang
berlebih (overweight), berhenti merokok, kurangi stress, cukup berolahraga
(misalnya jogging dan jalan kaki) atau melakukan aktifitas fisik yang lain,
kurangi konsumsi garam sampai 5 mg (atau sekitar 1 sendok teh dalam 24 jam) dan
hindari makanan gorengan dan bergaram.
b. Tekanan darah Tinggi
Untuk
mencegah terjadi penyakit tekanan darah tinggi , lakukan aktifitas fisik
seperti olahraga secara teratur, jalan kaki, yoga, atau aerobik yang ringan;
jaga berat tubuh agar pada kondisi ideal, ikuti pola makan sehat seperti makan
makanan yang berasal dari buah dan sayuran, susu rendah kalori, minyak ikan,
hindari minuman beralkohol dan soft drink, berhenti merokok dan kurangi
konsumsi garam atau diganti dengan garam diet.
c. Arthritis (reumatik)
Untuk
mencegah penyakit reumatik ini biar tidak kumat antara lain: lakukan latihan
fisik dan berjalan kaki secara teratur, pola makan yang seimbang dan gaya hidup
yang sehat dapat mencegah penyakit ini, minumlah suplemen berupa kalsium dan
vitamin D secara teratur bila tidak tercukupi dari makanan yang dikonsumsi,
lakukan olahraga angkat beban ringan secara teratur, hindari merokok dan
alkohol, lakukan tes tulang untuk melihat kondisi tulang kita.
d. Osteoporosis (tulang rapuh)
Berikut
adalah langkah-langkah untuk mencegah tulang menjadi cepat lemah dan rapuh,
yaitu dengan cukup konsumsi kalsium setiap hari; cukup vitamin D setiap hari
(dapat diperoleh dari makanan/minuman atau sinar matahari); makan makanan yang
sehat yang mengandung vitamin A, Vitamin C, magnesium, seng dan protein , yang
dapat berasal dari susu, buah-buahan dan sayuran hijau dan berdaging; selalu
aktif secara fisik dapat membantu kesehatan tulang; jangan merokok karena bisa
merusak tulang dan menurunkan kadar estrogen dalam tubuh; dan hindari
pekerjaan-pekerjaan atau aktifitas yang beresiko besar untuk terjatuh.
e. Diabetes
Untuk
mengontrol diabetes, lakukan latihan setiap pagi misalnya berjalan pagi,
jogging dengan intensitas kecil atau sedang, atau aerobik ringan; pilihlah
makanan-makanan yang sehat (rendah lemak, rendah kalori dan rendah garam);
hindari konsumsi gula dan sirup, pilihlah gula diet; konsumsi sayuran dan buah
segar, ganti soft drink dengan jus buah tanpa gula atau air putih; makan
makanan dan snack yang sesuai (rendah gula) pada waktu-waktu tertentu dalam
sehari agar kadar gula darah bisa terjaga; dan yang terakhir yaitu selalu
lakukan kontrol ke dokter.
f. Kanker
Untuk
mencegah kanker: berhentilah merokok, konsumsi buah dan sayur secukupnya yang
dapat mempunyai efek melindungi dari kanker (sebagai antioksidan), konsumsi teh
hijau secangkir sehari secara teratur
dapat mencegah kanker dan juga melindungi jantung, aktifitas fisik secara
teratur dan menjaga berat badan, juga menghindari bahan-bahan makanan yang
mempunyai efek karsinogenik dan menghindari dari bahan-bahan atau sumber
radiasi.
g. Ginjal
Sakit
ginjal dapat dicegah dengan menjaga tekanan darah di batas normal, menjaga
berat badan, kurangi makanan berlemak, minum air yang cukup, kurangi minum
kopi, hindari minuman beralkohol, tidak merokok atau menggunakan produk
tembakau.
h. Pembesaran prostat
Untuk
mencegahnya yaitu dengan teratur melakukan olahraga ringan, makan makanan yang
bergizi seperti sayuran dan buahan (kubis-kubisan, alpukat, kacang-kacangan,
labu, tomat, ikan dan minyak ikan), mengikuti pola makan sehat, tidak merokok,
tidak begadang, kurangi makanan pedas yang berlebihan, dan memeriksakan ke
dokter secara berkala.
i. TBC
TBC
adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mikroba. Untuk pencegahannya yaitu
hidup bersih dan sehat, mencuci tangan setelah berada di sekitar orang yang
mengidap penyakit batuk kronik, konsumsi makanan yang kaya akan vitamin,
mineral, kalsium, protein dan serat, hindari berada cukup dekat dengan orang yang
sedang batuk, olahraga teratur di tempat yang berudara segar dan sejuk. Lakukan
pemeriksaan jika menderita batuk agak lama.
j. Penyakit mata
Penyakit
mata atau katarak adalah salah satu penyakit yang menyerang lansia.
Pencegahannya yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang kaya vitamin A, C dan E
seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan ikan. Kandungan katekin dalam teh hijau
juga membantu mencegah terjadinya katarak. Istirahatkan mata selama selama 5-30
menit jika kita sedang membaca (caranya: menutup mata atau menghadap ke suatu
arah tertentu, bernapas dalam dan menutup mata dengan telapak tangan). Gunakan
kacamata gelap jika sedang berada di luar di siang hari.
k. Alzheimer (penyakit pikun)
Agar
tidak pikun, mulailah rajin berolahraga yang ringan, konsumsi makanan yang
bergizi seperti serealia utuh (yang banyak kandungan vitamin B nya), ikan dan
minyak ikan, teh, sayuran dan buahan (misalnya buah delima), makanan yang
mengandung vitamin D (misalnya telur, susu), selalu aktif berpikir, tidur teratur
dan cukup, serta melindungi otak dari ancaman cedera atau yang lainnya. Contoh
lain dari menu lansia dalam satu hari misalnya sebagai berikut.
5. Masalah gizi pada lansia
a. Kegemukan atau obositas
Keaadaan
ini disebabkan karena pola konsumsi yang berlebihan, banyak mengandung (lemak,
protein dan karbohidrat) yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Kegemukan ini
biasanya terjadi sejak usia muda bahkan sejak anak-anak. Seseorang yang sejak
kecil sudah gemuk mempunyai banyak sel lemak yang bilamana konsumsi meningkat
cenderung sel lemak itu diisi kembali sehingga mudah menjadi gemuk. Proses
metabolisme yang menurun pada usia lanjut, bila tidak diimbangi dengan
peningkatan aktivitas fisik atau penurunan jumlah makanan, sehingga kalori yang
berlebih akan di ubah menjadi lemak yang mengakibatkan kegemukan.
Kegemukan
atau obesitas akan meningkatkan resiko menderita penyakit jantung koroner 1-3
kali, penyakit hipertensi 1,5 kali, diabetes mellitus 2,9 kali dan penyakit
empedu 1-6 kali. Beberapa penyakit yang dihubungkan dengan kegemukan atau
obesitas antara lain :
1. Penyakit jantung koroner (PJK)
Menurut
Kennedy penambahan usia tidak menyebabkan jantung mengecil (atrofi) seperti
organ tubuh lain, tetapi malahan terjadi hipertrofi. Pada batas umur 30-90
tahun, masa jantung bertambah ± 1 g per tahun pada laki-laki dan ± 1,5 g per
tahun pada wanita. Konsumsi lemak jenuh dan kolesterol yang berlebihan dapat
meningkatkan resiko penyakit jantung koroner. Selain itu, kegemukan dan
obesitas juga merupakan faktor resiko penting yang memengaruhi terjadinya
penyakit jantung koroner.
Penyakit
jantung koroner ini terjadi jika ada penyempitan pembuluh darah jantung
oleh
timbunan lemak (plak) sehingga jantung kekurangan oksigen. Faktor resiko yang
bisa dimodifikasikan antar lain kebiasaan merokok, dislipidemia, kurang gerak,
kegemukan, diabetes mellitus, stress, infeksi, serta gangguan pada darah
(fibrinogen, faktor thrombosis dan sebagainya).
2. Hipertensi
Berat
badan yang berlebih akan meningkatkan beban jantung untuk memompa darah
keseluruh tubuh. Akibatnya tekanan darah cenderung lebih tinggi. Di samping
itu, pembuluh darah pada usia lanjut lebih tebal dan kaku (arteriosklerosis)
sehingga tekanan darah akan meningkat. Bila disertai adanya plak di dinding dalam
arteri dapat menyebabkan sumbatan pembuluh darah yang dapat menyebabkan strok
(pecahnya pembuluh darah). Jika sumbatan ini terjadi pada pembuluh darah otak
dapat menyebabkan lumpuh atau kematian. Bila sumbatan terjadi di jantung, maka
akan menyebabkan serangan angina atau infark yang juga dapat menyebabkan
kematian.
Konsumsi
natrium (garam) yang berlebih dapat meningkatkan tekanan darah. Selain itu
rendahnya konsumsi kalsium, magnesium dan kalium dapat pula meningkatkan
tekanan darah.
3. Diabetes mellitus
Adalah
suatu keadaan/kelainan di mana terdapat gangguan metabolism karbohidrat, lemak,
dan protein yang disebabkan karena kekurangan insulin atau tidak berfungsinya
insulin. Hal ini dapat menyebabkan gula darah tertimbun dalam darah
(hiperglikemia) dengan berbagai akibat yang mungkin terjadi. Pada orang gemuk
atau obesitas, hiperglikemia terjadi karena insulin yang dihasilkan tidak
memenuhi kecukupan.
4. Sirosis hepatitis
Pada
usia lanjut sirosis menunjukkan perjalanan penyakit dan gejala penyakit seperti
yang terdapat pada dewasa lain.
Lemak
yang berlebihan akan ditimbun dalam hati yang akan menyebabkan terjadinya
perlemakan hati, dan memicu terjadinya penyakit sirosis hepatitis. Disamping
itu, sirosis hepatitis juga disebabkan karena radang hati (hepatitis) akibat
kebiasaan minum alcohol yang berlebih. Sirosis ini dapat berkembang menjadi
kanker hati.
b. Kurang energi kronis (KEK)
Kurangnya
nafsu makan yang berkepanjangan pada usia lanjut dapat menyebabkan penurunan
berat badan yang drastis. Pada orang tua, jaringan ikat mulai keriput sehingga
kelihatan makin kurus. Disamping kurangnya karbohidrat, lemak dan protein
sebagai zat gizi makro maka penderita KEK biasanya disertai kekurangan zat gizi
makro lain lain.
Penderita
dengan penyakit infeksi kronis dan keganasan berat badannya juga menurun
(misalnya pada TBC, kanker). Seseorang dikatakan menderita KEK, bila IMT < 17, selain itu dari
pemeriksaan klinis dapat terlihat bahwa orang tersebut sangat kurus dan
tulang-tulangnya menonjol.
Penyebab
kurang energy kronis (KEK) pada usia lanjut antara lain :
1. Makan tidak enak karena berkurangnya
fungsi alat perasa dan penciuman.
2. Banyak gigi yang tanggal/ompong sehingga
untuk makan terasa sakit.
3. Nafsu makan berkurang karena kurang
aktivitas, kesepian, depresi, penyakit kronis, efek samping dari obat, alcohol
dan rokok.
c. Osteoporosis (Keropos Tulang)
Masa
tulang telah mencapai maksimum pada usia sekitar 35 tahun untuk wanita dan 45
tahun untuk pria. Bila konsumsi kalsium kurang, dalam jangka waktu lama akan
timbul osteoporosis. Osteoporosis pada wanita terjadi setelah dua tahun
menopause. Hal ini karena masa tulang wanita lebih kecil dari pada pria dan
pengaruh penurunan hormone estrogen pada wanita yang telah mengalami menopause.
Akibatnya tulang sangat rapuh dan mudah terjadi patah tulang, bilamana
mengalami jatuh. Kekurangan kalsium dalam waktu lama dapat menyebabkan
osteoporosis.
d. Gout
Gout
dapat timbul sebelum usia lanjut yang akan berlangsung sampai usia lanjut. Gout
ini lebih sering terjadi pada pria. Kelainan metabolism protein yang
menyebabkan asam urat dalam darah meningkat. Kristal asam urat akan menumpuk di
persendian yang menyebabkan rasa nyeri dan bengkak di sendi. Daerah sasaran
gout yaitu ibu jari kaki, telapak kaki, pergelangan dan lutut. Pada kulit
sekitar permukaan sendi yang terserang membengkak dan hangat dengan warna
kemerahan → tua → ungu.
Pada
penderita gout perlu pembatasan konsumsi protein agar kadar asam urat dalam
darah menurun. Selain itu, asam urat yang berlebih dapat menjadi pencetus
terjadinya batu ginjal.
PANTI
SOSIAL TRESNA WERDHA
Panti
sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Batuangkar merupakan salah satu Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) di lingkungan Dinas Sosial Provinsi Sumatera
Barat yang mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan kesejahteraan sosial
kepada lanjut usia terlantar didalam panti berupa pelayanan dan perawatan, baik
jasmani maupun rohani agar para lanjut usia dapat hidup secara wajar.
kegiatan
yang dilakukan
• setiap hari senin dan kamis dilakukan
siraman rohani di mushola.
• setiap hari selasa dan rabu
penyuluhan tentang kesehatan.
• setiap hari minggu melakukan kegiatan
ketrampilan (membuat gelang,gantungan kunci, dll).
Terdapat
11 wisma:
1. Dahlia
2. Katelia
3. Seruni
4. Anggrek fandah
5. Anggrek bulan
6. Melati
7. Kenanga
8. Mawar
Kelompok
kami melakukan pengamatan pada wisma katelia dan nggrek fandah. pada wisma
katelia terdapat 3 lansia yang bernama nenek zahroh, nenek sutnah, dan bude
rustinah. pada wisma angrek fandah terdapat 3 lansia yang bernama nenek
marsinah, nenek sur, dan nenek
Kami
melakukan orientasi pada nenek marsinah di wisma anggrek fandah.
nenek
marsinah berusia 70 thn, beliau bertempat tinggal di temanggung, jawa tengah.
Beliau mempuyai 2 orang suami, suami yang pertama tinggal ditemanggung ,Jawa
tengah, mereka mempunya 2 anak , anak yang pertama sudah meninggal. suami kedua
tinggal di TalangPadang, lampung, meninggal 2 thn yang lalu. Nenek Marsinah
pergi mencari kerja untuk meninggalkan suami keduanya karena suaminya masih
memiliki istri. Beliau meminta seorang supir untuk mengantarnya mencari kerja,
namun supir itu mengantarnya ke UPTD TRESNA WERDHA, NATAR , pada tanggal 21
februari 2001. akhirnya sampai saat ini sudah hampir 18 tahun beliau menetap
untuk tinggal di TRESNA WERDHA.Nenek Marsinah betah tinggal disana karena
beliau merasa senang tinggal di ingkungan yang nyaman.
Setelah
kita melakukan observasi lebih dalam pada nenek Marsinah, ternyata beliau
menderita penyakit Reumatik.
Definisi
Rematik
(rheumatoid arthritis)
Rematik atau rheumatoid arthritis adalah penyakit
yang menyebabkan radang, dan kemudian mengakibatkan rasa nyeri, kaku, dan
bengkak pada sendi. Penyakit ini disebabkan oleh gangguan autoimun. Yang paling
sering terkena yaitu tangan, pergelangan tangan, kaki dan lutut. Yang lebih
jarang terkena yaitu bagian tubuh lain, seperti paru-paru, mata, jantung,
pembuluh darah, kulit dan saraf.
Rematik
dapat mempengaruhi kemampuan untuk melakukan aktivitas harian seperti menulis,
membuka botol, memakaibaju, danmembawabarang. Arthritis yang mengenaipinggul,
lututatau kaki dapat membuat sulit berjalan, membungkuk, atau berdiri.
Rematik
terjadi pada 1–5 % orang dewasa di seluruh dunia dan lebih seringterjadi pada
usia 20-40 tahun. Wanita 2 – 3 kali lipat menderita rematik disbanding
laki-laki. Anda dapat mengurangi kemungkinan menderita penyakit ini dengan
menurunkan factor risiko Anda. Diskusikan dengan dokter Anda untuk informasi
lebih lanjut.
Tanda-tanda&gejala
Gejala
rematik yang paling sering terjadi adalah nyeri sendi dan kekakuan sendi yang
memburuk pada pagi hari setelah bangun tidur dan setelah duduk lama. Kekakuan
biasanya membaik dengan gerakan. Gejala cenderung hilang timbul.
Gejala
lain dapatberupa: matagatalatausensasiterbakar, lelah, bisul kaki,
penurunannafsumakan, baaldankesemutan, sesak, nodulkulit, kelemahandandemam.
Sendidapatmemerah, bengkak, nyeri, berubahbentukdanterasahangat.
JikaAndamemilikitanda-tandaataugejala-gejala
di atasataupertanyaanlainnya, konsultasikanlahdengandokterAnda.
Tubuhmasing-masing orang berbeda.
SelalukonsultasikankedokteruntukmenanganikondisikesehatanAnda.
Selainitu,
tendon danligamen yang menahansendiakanmelemahdanmeregang. Secaraperlahan,
sendiakanberubahbentuk.
Saatini,
doktertidakmengetahuiapa yang mengawalikondisiini,
walaupundidugaadaperangenetik. Walaupun gen
Andatidaklangsungmenyebabkanrematik, Andalebihrentandenganfaktorlingkungan – sepertiinfeksidenganbeberapa
virus danbakteri – yang dapatmemicupenyakitini.
Penyebab
RematikterjadisaatsistemimunAndamenyerangsinovial
– lapisan yang mengelilingisendiAnda.
Inflamasi yang dihasilkanmenebalkansinovial, yang
akhirnyamerusaktulangrawandantulangdalamsendiAnda.
Faktor-faktorrisiko
Ada
banyakfaktor yang membuatseseoranglebihberisikoterkena rematik, yaitu:
• Jeniskelamin.
Wanitalebihmudahterkenarematik.
• Usia. Rheumatoid arthritis
dapatterjadipadausiaberapapun, namunlebihseringterjadipadausia 40-60 tahun.
• Riwayatkeluarga.
JikakeluargaAndamenderitarematik, Andalebihberisikoterkena penyakitini.
TidakmemilikifaktorrisikobukanberartiAndatidakdapatterkenarematik.
Faktorinihanyalahreferensisaja.
KonsultasikandengandokterAndauntukinformasilebihlanjut.
Obat&Pengobatan
Informasi
yang diberikanbukanlahpenggantinasihatmedis. SELALU
konsultasikanpadadokterAnda.
Apasajapengobatanuntukrematik
(rheumatoid arthritis)?
Cara
terbaikuntukmenanganirematikyaitudenganmenggunakanobat-obatan, terapi,
olahraga, danmelakukanaktivitasuntukmencegahkelemahansendi.
Obat
NSAID, seperti naproxen dan ibuprofen bisa membantu mengurangi nyeri dan
bengkak. Dokter juga dapat memberikan disease-modifying antirheumatic drugs
(DMARDs). Obat ini dapat memperlambat progresivitas rematik dan menyelamatkan
sendi dan jaringan lain dari kerusakan permanen. DMARD yang sering diberikan
yaitu methotrexate (trexall), leflunomide (Arava), hydroxychloroquine
(plaquenil) dan sulfasalazine (Azulfidine).
Dokter
akan menganjurkan terapi fisik dan olahraga khusus untuk mengurangi gejala,
seperti berendam dengan air panas, menggunakan lampu pemanas, kompresan panas,
dan terapi whirpool.
Pembedahan
rematik dapatdibagi dalam beberapa prosedur berikut ini:
• Total joint replacement. Saatoperasi,
dokterbedahakanmengangkatbagiansendi yang rusakdanmemasukanalatbuatandari metal
danplastik
• Tendon repair. Peradangan
dankerusakansendidapatmenyebabkan tendon di sekitarsendiAndamelonggaratausobek.
Dokterbedahdapatmemperbaiki tendon di sekitarsendiAnda
• Fusisendi.
Operasipenyatuansendidianjurkanuntukmenstabilkansendiataumeluruskannyakembali,
danjikamenghilangkannyerisaatpenggantiansendibukanlahpilihan
Rematiksulitdidiagnosispada
stadium awalkarenagejalaawalnyamiripdenganpenyakit lain.
Dokterdapatmendiagnosisdenganmelihatriwayatkesehatan,
pemeriksaansendi, danpemeriksaan x-ray. Pemeriksaan yang
dapatdilakukanyaitulajuendapdarah (LED) yang mengukurinflamasi; darahlengkap;
dantesfaktor rheumatoid (RF).
Pengobatan
di rumah
Berikutadalahgayahidupdanpengobatanrumahan
yang dapatmembantuAndamengatasirematik:
• minum obat sesuai anjuran
• kurangi berat badan jika berat badan
Anda berlebih
• bicaralah dengan orang lain, membaca
buku atau mendengar kan music untuk mengatasi stres
• olahraga teratur. Anda harus
menanyakan pada dokter Anda mengenai olahraga yang tepat
• hubungi dokter Anda atau pergi ke
instalasi gawat darurat jika Anda demam dan sendi Anda merah serta hangat
• jangan mengkonsumsi alcohol
berlebihan, terutama selama menjalankan terapi
Bila
ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah
Anda.
BAB
4 PENUTUP
a)
Kesimpulan
b)
Saran
Daftar
Pustaka
blog-keajinanku.blogspot.com
lampung.tribunnews.com
Direviewtanggal:
Januari 12, 2017 | TerakhirDiedit: Januari 12, 2017
Lampiran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar