Selasa, 08 Juni 2021

MAKALAH PERAWATAN PADA LANSIA

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang Masalah

Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun, namun manusia dapat berupaya untuk menghambat kejadiannya, istilah untuk manusia yang usianya sudah lanjut belum ada yang baku, dan orang sering menyebutnya berbeda-beda, ada yang menyebutnya manusia usia lanjut (Manula), lanjut usia (Lansia), usia lanjut (Usila), bahkan kalau di Inggris orang biasa menyebutnya denganistilah warna negara senior (Bandiyah, 2009).

Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi suatu negara pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduknya. Angka harapan hidup penduduk Indonesia (laki-laki dan perempuan) diproyeksikan akan terus naik sebagai akibat dari adanya transisi demografi. Peningkatan usia harapan hidup penduduk menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun ketahun. World Health Organization(WHO) mencatat bahwa terdapat 600 juta jiwa lansia pada tahun 2012 di seluruh dunia. WHO juga mencatat terdapat 142 juta jiwa lansia di wilayah regional Asia Tenggara.

Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat jumlah lansia Indonesia mencapai jumlah 28 juta jiwa pada tahun 2012 dari yang hanya 19 juta jiwa pada tahun 2006. Hasil rekapitulasi data dinas kesehatan Jawa tengah mencatat 3 juta jiwa lansia terdapat di Jawa tengah. Angka ini menunjukkan peningkatan jumlah lansia sebesar 22,5% dari 2.323.541 pada tahun 2010. Secara kuantitatif parameter tersebut lebih tinggi dari ukuran nasional (Depkes, 2012 ; BPS, 2012).

Seiring dengan meningkatnya jumlah lansia, gangguan kesehatan yang biasa diderita lansia juga semakin meningkat. Gangguan kesehatan pada lansia diantaranya adalah masalah kesehatan jiwa. Masalah kesehatan jiwa yang biasa dialami lansia antara lain berupa cemas, kesepian, perasaan sedih, dan mudah tersinggung. Kecemasan termasuk salah satu masalah kesehatan jiwa yang paling sering muncul (Maryam dkk, 2008).

Kecemasan pada lansia memiliki gejala-gejala yang sama dengan gejala-gejala yang dialami oleh setiap orang. Menurut Maryam dkk (2008) gejala-gejala kecemasan yang dialami oleh lansia seperti perasaan khawatir atau takut akan hal-hal yang tidak rasional akan terjadi, sulit tidur sepanjang malam, rasa tegang dan cepat marah, sering mengeluh akan gejala yang ringan atau takut terhadap penyakit yang berat, misalnya kanker dan penyakit jantung yang sebenarnya tidak dideritanya, sering membayangkan hal-hal yang menakutkan dan rasa panik terhadap masalah yang ringan. Jumlah lansia yang mengalami kecemasan di Belandadiperkirakan mencapai 16,3% dengan jumlah wanita lebih banyak daripada pria (Hermans dkk, 2012).

Sejauh ini kecemasan dapat dikurangi dengan obat-obatan farmakologis dan psikoterapi, tetapi kebanyakan orang memilih teknik alternatif yang murah dan aman. Terdapat berbagai macam teknik alternatif yang dapat dipilih seperti pijat refleksi, yoga, siatzu, meditasi dam aromaterapi. Salah satu terapi yang dapat digunakan unutk menurunkan kecemasan pada lansia adalah memberikan komunikasi terapeutik. Komuniaksi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal yaitu komunikasi antara orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal dan non verbal (Muslihah dan Fatmawati , 2010).

Dari hasil Penelitian yang dilakukan oleh Siskayanti, Nugroho, Hartoyo (2012) tentang pengaruh komunikasi terapeutik terhadap kemampuan berinteraksi klien isolasi sosail di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang menunjukkan hasil bahwa komunikasi terapeutik memiliki pengaruh yang signifikan dalam peningkatan kemampuan interaksi klien isolasi sosial dengan p-value (p< 0,05).

Berdasarkan fenomena yang terjadi,banyak perawat yang jarang sekali melakukan komunikasi terapeutik terhadap pasiennya,seperti perawat tidak memperkenalkan dirinya kepada pasien,tidak menjelaskantindakan keperawatan yang dilakukan,kemudian bahasa tubuh perawat yang menunjukan ketidak nyamanan. Dari gambaran diatas membuktikan bahwa komunikasi terapeutik dapat menurunkan kecemasan pada lansia. Oleh karena itu penulis ingin melakukan penulisan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ Penerapan Komunikasi Terapeutik Untuk Menurunkan Kecemasan Pada Lansia diURESOS Pucang Gading Semarang.

B. Tujuan Penulisan

1.      Tujuan Umum Mengetahui pengaruh komunikasi terapeutik terhadap tingkat kecemasan lansia di URESOS Pucang Gading Semarang.

2.      Tujuan Khusus Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah sebagai berikut:

                       a.          Mengetahui pelaksanaan komunikasi terapeutik antara perawat dengan lansia yang tinggal di URESOS Pucang Gading Semarang

                       b.          Mengidentifikasikan gambaran kecemasan lansia yang tinggal di URESOS Pucang Gading Semarang.

C. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat Penulisan Karya Tulis Ilmiah sebagai berikut:

1.      Bagi Institut Sebagai tolak ukur proses belajar mengajar didalam pembelajaran klinikal keperawatan dan penerapan proses pembelajaran yang telah terjadi dan sebagai bahan pemasukan guna pengembangan selanjutnya.

2.      Bagi lahan praktek Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan dalam peningkatan kualitas pelayanan kepearawatan khususnya tentang komunikasi terapeutik.

3.      Bagi responden

a)        Dapat menerima jasa pelayanan keperawatan secara baik dan penanganan secara tepat.

b)        Dapat memaksimalkan kemampuannya untuk dapat mengendalikan kecemasannya, sehingga kondisinya lebih baik.

4.  Bagi penulis

a)         Sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan D3 Keperawatan di Universitas Muhammadiyah Semarang.

b)        Merupakan suatu pengalaman yang nyata dalam mengaplikasikan ilmu keperawtan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan.

c)         Meningkatan pengetahuan penulis dalam membuat Asuhan Keperawtan sesuai Standart Asuhan Keperawatan.

5.      Untuk pembaca Sebagai bahan referensi terbaru dan informasi untuk diketahui tentang Komunikasi Terapeutik pada Kecemasan Lansia

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

 

2.1 LANSIA

1  Pengertian dari lansia

Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses menua. Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya. Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 65 tahun ke atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari. Saparinah (1983) berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok umur yang mencapai tahap penisium, pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya tahan tubuh atau kesehatan dan berbagai tekanan psikologis.

Berdasarkan UU Kes. No. 23 1992 Bab V bagian kedua Pasal 13 ayat 1 menyebutkan bahwa manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, dan sosial.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penangan segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu :

a.       Usia pertengahan (middle age) kelompok usia 45 – 59 tahun.

b.      Lanjut usia (alderly) kelompok usia 60 – 74 tahun

c.       Lanjut usia tua (old) kelompok usia 75 – 90 tahun

d.      Usia sangat tua (very old) kelompok usia diatas 90 tahun 

 

Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia merupakan periode di mana seseorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan, serta telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat mulai sari usia 55 tahun sampai meninggal.

2.    Ciri - ciri lansia

Menurut Hurlock 1980 terdapat beberapa ciri – ciri orang lanjut usia, yaitu :

1.   Usia lanjut merupakan periode kemunduran

Kemunduran pada lansia sebagai dating dari faktor fisik dan faktor psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan lama terjadi.

2.   Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas

Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat - pendapat klise itu seperti : lansia lebih senang mempertahankan pendapatnya dari pada mendengarkan pandapat orang lain.

3.    Menua membutuhkan perubahan peran

Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.

4.   Penyesuaian yang buruk pada lansia

Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk, karena perlakuan yang buruk itu mebuat penyesuaina diri lansia menjadi buruk.

 

3.  Kondisi fisik pada lansia

Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple pathology), misalnya tenaga berkurang, energi menurun, kulit mulai keriput, gigi mulai rontok, tulang makin rapuh, dan sebagainya. Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda.

Ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologis maupun social, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain.

Beberapa kemunduran organ tubuh pada lansia, di antaranya adalah :

1.        Kulit : kulit berubah menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastic lagi. Dengan demikian, fungsi kulit sebagai penyekat suhu lingkungan dan perisai terhadap masuknya kuman terganggu. Tipis dan keriput disebabkan oleh hilanganya lapisan lemak dibawah kulit, tidak elastic lagi karena terbentuk jaringan ikat baru dibawahnya.

2.        Rambut : rontok, warna menjadi putih, kering, dan tidak megkilat ini berkaitan dengan perubahan degeneratif kulit.

3.        Seks : produksi hormon seks pada pria dan wanita menurun dengan bertambahnya umur, selain itu, produksi hormon pada pria dan wanita yang menurun juga dipengaruhi oleh menopause pada wanita dan andropause pada pria.

4.        Otot : jumlah sel otot berkurang, ukurannya atrofi, sementara jumlah jaringan ikat bertambah, volume otot secara keseluruhan menyusut, fungsinya menurun, dan kekuatannya berkurang.

5.        Jantung dan pembuluh darah : pada manusia usia lanjut kekuatan mesin pompa jantung berkurang. Berbagai pembuluh darah penting khusus yang di jantung dan otot mengalami kekakuan. Lapisan inti menjadi kasar akibat merokok, hipertensi, diabetes mellitus, kadar kolesterol tinggi, dan lain-lain. Yang memudahkan timbulnya penggumpalan darah dan trombosit.

6.        Tulang : ada proses menua kadar kapur atau kalsium dalam tulang menurun, akibatnya tulang menjadi kropos atau osteoporosis dan mudah patah. Dengan bertambahnya usia, terdapat peningkatan hilang tulang secara linear

Adapun perubahan -  perubahan fisik yang terjadi pada lanjut usia, antara lain :

1.   Sel

·         Lebih sedikit jumlahnya

·         Lebih besar ukurannya

·         Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler.

·         Menurunnya proporsi protein di otak, otot, darah, dan hati.

·         Jumlah sel otak menurun.

·         Terganggunya mekanisme perbaikan sel.

·         Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%.

2.      Sistem persarafan :

a.       Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel otaknya dalam setiap harinya).

b.      Cepatnya menurun hubungan persarafan.

c.       Lambat dalam respond an waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stress.

d.      Mengecilnya saraf pancaindra. Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, pengecilnya saraf pencium dan rasa, lebih sensitive terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.

e.       Kurang sensitive terhadap sentuhan.

3.      Sistem pendengaran

Presbiakuisis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada – nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit di menegerti kata – kata, 50 % terjadi pada usia diatas 60 tahun.

a.       Membaran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.

b.      Terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatkan keratin.

c.       Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa atau stres.

4.      Sistem penglihatan

a.         Sfingter pupil timbul skelerosis dan hilangnya respon terhadap sinar

b.         Kornea lebih berbentuk sferis

c.         Lensa lebih suram (kekeruhanpada lensa) menjadi katarak. Jelas   menyebabkan    gangguan penglihatan.

d.         Meningkatnya amabang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lamabat, dan susah melihat dalam cahaya gelap.

 

e.         Hilangnya daya akomodasi.

f.          Menurunnya lapangan pandang; berkurang luas pandangannya

g.         Berkurangnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.

5.      Sistem kardiovaskuler

a.         Elastisitas didnding aorta menurun.

b.         Katup jantung menebal dan menjadi kaku

c.         Kemampuan jantung untuk memompa menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

d.         Kehilangan elatisitas pembuluh darah; kurang efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (menyebabkan pusing mendadak).

e.         Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer; sistolis normal 170 mmHg, diastolis normal 90 mmHg.

6.      Sistem pengaturan temperatur tubuh

Pada sistem pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu termosta, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi sebagai faktor yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui antara lain:

a.         Temperatur tubuh menurun (hiportemia) secara fisiologik 350 ini akibat metabolisme yang menurun.

b.         Keterbatasan  refleks menggil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.

 

4.      Masalah Kesehatan pada lansia

Penampilan penyakit pada lanjut usia (lansia) sering berbeda dengan pada dewasa muda, karena penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan yang timbul akibat penyakit dan proses menua, yaitu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

 

Menurut Kane dan Ouslander sering desebut dengan istilah 14 I, immobility (kurang bergerak),instability (berdiri dan berjalan tidak stabil atau mudah jatuh), incontinence (beser buang air kecil / air besar), infection (infeksi), impairment of vision and hearing, taste, smell, communication, convalescence, skin integrity (gangguan panca indera, komunikasi, penyembuhan, dan kulit), impaction (sulit buang air besar), isolation (depresi), inanition(kurang gizi), impecunity (tidak punya uang), iatrogenesis (menderita penyakit akibat obat-obatan), insomnia (gangguan tidur), immune deficiency (daya tahan tubuh yang menurun), danimpotence (impotensi).

 

Beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia sebagai berikut:

a.      Kurang bergerak

Gangguan fisik, jiwa, dan faktor lingkungan dapat menyebabkan lansia kurang bergerak. Penyebab yang paling sering adalah gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf, dan penyakit jantung dan pembuluh darah.

b.      Istabilitas

Penyebab terjatuh pada lansia dapat berupa faktor intrinsik (hal-hal yang berkaitan dengan keadaan tubuh derita) baik karena prosen menua, penyakit maupun proses ekstrinsik (hal-hal yang berasal dari luar tubuh) seperti obat obatan tertentu dan faktor lingkungan.

Akibat yang paling sering dari terjatuh pada lansia adalah kerusakan bagian tertentu dari tubuh yang mengakibatkan rasa sakit, patah tulang, cedera pada kepala, luka bakar karena air panas akibat terjatuh ke dalam tempat mandi. Selain dari pada itu, terjatuh menyebabkan lansia tersebut sangat membatasi pergerakannya. Walaupun sebagian lansia yang terjatuh tidak sampai menyebabkan kematian atau gangguan fisik yang berta, tetapi kejadian ini haruslah dianggap bukan merupakan peristiwa yang ringan. Terjatuh pada lansia dapat menyebabkan gangguan psikologis berupa hilangnya harga diri dan perasaan takut akan terjatuh lagi, sehingga untuk selanjutnya lansia tersebut menjadi takut berjalan untuk melindungi dirinya dari bahaya terjatuh.

c.       Beser

Beser, buang air besar (bak) merupakan salah satu masalah yang sering didapati  pada lansia, yaitu keluarnya air seni tanpa disadari, dalam jumlah dan kekerapan yang cukup mengakibtkan masalah kesehatan atau social. Beser bak merupakan masalah yang sering kali dianggap wajar dan normal pada lansia, walaupun sebenarnya hal ini tidak dikehendaki terjadi baik oleh lansia tersebut maupun keluarganya.

Akibat timbul berbagai masalah, baik masalah kesehatan maupun social, yang kesemuanya akan memperburuk kualitas hidup dari lansia tersebut. Lansia dengan beser bak sering mengurangi minum dengan harapan untuk mengurangi keluhan tersebut, sehingga dapat menyebabkan lansia kekurangan kandungan kemih. Besek bak sering pula disertai dengan beser buang air besar (bab), yang justru akan memperberat keluhan beser bak mandi.

d.      Gangguan intelektual

Merupakan kumpulan gejala klinik yang meliputi gangguan fungsi intelektual dan ingatan yang cukup berat sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas kehidupan sehari-hari. Kejadian ini meningkat dengan cepat mulai usia 60-85 tahun atau lebih, yaitu kurang dari 5% lansia yang berusia 60-74 tahun mengalami demensia (kepikunan berat) sedangkan pada usia setelah 85 tahun kejadian meningkat mendekati 50%. Salah satu hal yang dapat menyebabkan gangguan intelektual adalah depresi sehingga perlu dibedakan dengan gangguan intelektual lainnya.

e.       Infeksi

Merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada lansia, karena selain sering didapati, juga gejala tidak khas bahkan asimtomatik yang menyebabkan keterlambatan di dalam diagnosis  dan pengobatan serta resiko menjadi fatal meningkat pula.

Beberapa faktor resiko yang menyebabkan lansia mudah mendapat penyakit infeksi karena kekurangan gizi, kekebalan tubuh yang menurun, berkurangnya fungsi berbagai organ tubuh, terdapatnya beberapa penyakit sekaligus (komordibitas) yang menyebabkan daya tahan tubuh yang sangat berkurang. Selain tiu, faktor nutrisi, faktor lingkungan, jumlah dan keganasan kuman akan mempermudah tubuh mengalami infeksi.

 

 

f.       Gangguan pancaindera, komunikasi, penyembuhan, dan kulit

Akibat proses menua semua pancaindera berkurang fungsinya, demikina juga gangguan pada otak, saraf dan otot-otot yang digunakan untuk berbicara dapat menyebabkan terganggunya komunikasi, sedangkan kulit menjadi lebih kering, rapuh dan mudah rusak dengan trauma yang minimal.

g.      Depresi

Perubhan status social, bertambahnya penyakit dan berkurangnya kemandirian social serta perubahan-perubahan akibat proses menua menjadi salah satu pemicu munculnya  depresi pada lansia. Namun demikian, sering kali gejala depresi menyertai penderita dengan penyakit-penyakit gangguan fisik, yang tidak dapat diketahui ataupun terpikirkan sebelumnya, karena gejala-gejala depresi yang muncul sering kali dianggap sebagai suatu bagian dari proses menua yang normal ataupun tidak khas.

Gejala-gejala depresi dapat berupa perasaan sedih, tidak bahagia, sering menangis, merasa kesepian, tidur terganggu, pikiran dan gerakan tubuh lamban, cepat lelah dan menurunnya aktivitas, tidak ada selera makan, berat badan berkurang, daya ingat berkurang, sulit untuk memusatkan pikiran dan perhatain, kurangnya minat, hulangnya kesenangan yang biasanya dinikmati, menyusahkan orang lain, merasa rendah diri, harga diri dan kepercayaan diri berkurang merasa bersalah dan tidak berguna, tidak ingin hidup lagi bahkan mau bunuh diri, dan gejala-gejala fisik lainnya. Akan tetapi, pada lansia sering timbul depresi terselubung, yaitu yang menonjol hanya gangguan fisik saja seperti sakit kepala, jantung berdebar-debar, nyeri pinggan, gangguan pencernaan dan lain-lain, sedangkan gangguan jiwa tidak jelas.

h.      Kurang gizi

Kekurangan gizi pada lansia dapat disebabkan perubahan lingkungan maupun kondisi kesehatan. Faktor lingkungan dapat berupa ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi, isolasi social (terasing dari masyarakat) terutama karena gangguan pancaindera, kemiskinan, hidup seorang diri yang terutama terjadi pada pria yang sangat tua dan baru kehilangan pasangan hidup, sedangkang faktor kondisi  kesehatan

 

Berupa penyakit fisik, mental, gangguan tidur, alkoholisme, obat-obatan, dan lain-lain.

i.        Daya tahan tubuh menurun

Daya tahan tubuh yang menurun pada lansia merupakan salah satu fungsi tubuh yang terganggu dengan bertambahnya umur seseorang walaupun tidak selamanya hal ini disebabkan oleh proses menua, tetapi dapat pula karena berbagai keadaan seperti penyakit yang sudah lama diderita (menahun) maupun penyakit yang baru saja diderita (akut) dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh seseorang. Demikian juga penggunaan berbagai obat, keadaan gizi yang kurang, penurunan fungsi organ-organ tubuh, dan lain-lain.

j.        Impotensi

Merupakan ketidak mampuan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan sanggama yang memuaskan yang terjadi paling sedikit tiga bulan. Menurut Massachusetts Male Aging Study (MMAS) bahwa penelitian yang dilakukan pada pria usia 40-70 tahun yang di wawancarai ternyata 52% menderita disfungsi ereksi, yang terdiri dari disfungsi ereksi total 10%, disfungsi ereksi sedang 25% dan  minimal 17%.

Penyebab disfungsi ereksi pada lansia adalah hambatan aliran darah ke dalam alat kelamin sebagai adanya kekakuan pada dinding pembuluh darah (arteriosklerosis) baik karena proses menua maupun penyakit dan juga berkurangnya sel-sel otot polos yang terdapat pada alat kelamin serta berkurangnya kepekaan dari alat kelamin pria terhadap rangsangan.

k.      Tidak punya uang

Dengan semakin bertambahnya usia maka kemampuan fisik dan mental akan berkurang secara perlahan-lahan, yang menyebabkan ketidakmampuan tubuh dalam mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaannya sehingga tidak dapat memberikan penghasilan. Untuk dapat menikmati masa tua yang bahagia kelak diperlukan paling sedikit tiga syarat, yaitu memiliki uang yang diperlukan yang paling sedikit dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, memiliki tempat tinggal yang layak, mempunyai peranan di dalam menjalin masa tuanya.

 

l.        Penyakit obat-obatan

Salah satu yang sering didapati pada lansia adalah menderita penyakit lebih dari satu jenis sehingga membutuhkan obat yang lebih banyak, apalagi sebagian lansia sering menggunakan obat dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat pemakaian obat-obatan yang digunakan.

Penyakit Yang Biasa Diderita Lansia

Usia lanjut memiliki banyak masalah dengan kesehatan yang terkait dengan menurunnya fungsi tubuh dan faktor-faktor sekitar seperti makanan dan lingkungan sekitar. Penyakit-penyakit yang biasa diderita oleh usia lanjut antara lain:

a.   Jantung dan Serangan Jantung

Untuk mencegah dari serangah jantung, bisa dilakukan dengan cara-cara berikut yaitu makan makanan yang sehat untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol dalam darah, kurangi berat badan jika kita termasuk memiliki berat yang berlebih (overweight), berhenti merokok, kurangi stress, cukup berolahraga (misalnya jogging dan jalan kaki) atau melakukan aktifitas fisik yang lain, kurangi konsumsi garam sampai 5 mg (atau sekitar 1 sendok teh dalam 24 jam) dan hindari makanan gorengan dan bergaram.

b.   Tekanan darah Tinggi

Untuk mencegah terjadi penyakit tekanan darah tinggi , lakukan aktifitas fisik seperti olahraga secara teratur, jalan kaki, yoga, atau aerobik yang ringan; jaga berat tubuh agar pada kondisi ideal, ikuti pola makan sehat seperti makan makanan yang berasal dari buah dan sayuran, susu rendah kalori, minyak ikan, hindari minuman beralkohol dan soft drink, berhenti merokok dan kurangi konsumsi garam atau diganti dengan garam diet.

c.       Arthritis (reumatik)

Untuk mencegah penyakit reumatik ini biar tidak kumat antara lain: lakukan latihan fisik dan berjalan kaki secara teratur, pola makan yang seimbang dan gaya hidup yang sehat dapat mencegah penyakit ini, minumlah suplemen berupa kalsium dan vitamin D secara teratur bila tidak tercukupi dari makanan yang dikonsumsi, lakukan olahraga angkat beban ringan secara teratur, hindari merokok dan alkohol, lakukan tes tulang untuk melihat kondisi tulang kita.

d.      Osteoporosis (tulang rapuh)

Berikut adalah langkah-langkah untuk mencegah tulang menjadi cepat lemah dan rapuh, yaitu dengan cukup konsumsi kalsium setiap hari; cukup vitamin D setiap hari (dapat diperoleh dari makanan/minuman atau sinar matahari); makan makanan yang sehat yang mengandung vitamin A, Vitamin C, magnesium, seng dan protein , yang dapat berasal dari susu, buah-buahan dan sayuran hijau dan berdaging; selalu aktif secara fisik dapat membantu kesehatan tulang; jangan merokok karena bisa merusak tulang dan menurunkan kadar estrogen dalam tubuh; dan hindari pekerjaan-pekerjaan atau aktifitas yang beresiko besar untuk terjatuh.

e.      Diabetes

Untuk mengontrol diabetes, lakukan latihan setiap pagi misalnya berjalan pagi, jogging dengan intensitas kecil atau sedang, atau aerobik ringan; pilihlah makanan-makanan yang sehat (rendah lemak, rendah kalori dan rendah garam); hindari konsumsi gula dan sirup, pilihlah gula diet; konsumsi sayuran dan buah segar, ganti soft drink dengan jus buah tanpa gula atau air putih; makan makanan dan snack yang sesuai (rendah gula) pada waktu-waktu tertentu dalam sehari agar kadar gula darah bisa terjaga; dan yang terakhir yaitu selalu lakukan kontrol ke dokter.

f.       Kanker

Untuk mencegah kanker: berhentilah merokok, konsumsi buah dan sayur secukupnya yang dapat mempunyai efek melindungi dari kanker (sebagai antioksidan), konsumsi teh hijau  secangkir sehari secara teratur dapat mencegah kanker dan juga melindungi jantung, aktifitas fisik secara teratur dan menjaga berat badan, juga menghindari bahan-bahan makanan yang mempunyai efek karsinogenik dan menghindari dari bahan-bahan atau sumber radiasi.

g.      Ginjal

Sakit ginjal dapat dicegah dengan menjaga tekanan darah di batas normal, menjaga berat badan, kurangi makanan berlemak, minum air yang cukup, kurangi minum kopi, hindari minuman beralkohol, tidak merokok atau menggunakan produk tembakau.

h.      Pembesaran prostat

Untuk mencegahnya yaitu dengan teratur melakukan olahraga ringan, makan makanan yang bergizi seperti sayuran dan buahan (kubis-kubisan, alpukat, kacang-kacangan, labu, tomat, ikan dan minyak ikan), mengikuti pola makan sehat, tidak merokok, tidak begadang, kurangi makanan pedas yang berlebihan, dan memeriksakan ke dokter secara berkala.

i.        TBC

TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mikroba. Untuk pencegahannya yaitu hidup bersih dan sehat, mencuci tangan setelah berada di sekitar orang yang mengidap penyakit batuk kronik, konsumsi makanan yang kaya akan vitamin, mineral, kalsium, protein dan serat, hindari berada cukup dekat dengan orang yang sedang batuk, olahraga teratur di tempat yang berudara segar dan sejuk. Lakukan pemeriksaan jika menderita batuk agak lama.

j.        Penyakit mata

Penyakit mata atau katarak adalah salah satu penyakit yang menyerang lansia. Pencegahannya yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang kaya vitamin A, C dan E seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan ikan. Kandungan katekin dalam teh hijau juga membantu mencegah terjadinya katarak. Istirahatkan mata selama selama 5-30 menit jika kita sedang membaca (caranya: menutup mata atau menghadap ke suatu arah tertentu, bernapas dalam dan menutup mata dengan telapak tangan). Gunakan kacamata gelap jika sedang berada di luar di siang hari.

 

k.      Alzheimer (penyakit pikun)

Agar tidak pikun, mulailah rajin berolahraga yang ringan, konsumsi makanan yang bergizi seperti serealia utuh (yang banyak kandungan vitamin B nya), ikan dan minyak ikan, teh, sayuran dan buahan (misalnya buah delima), makanan yang mengandung vitamin D (misalnya telur, susu), selalu aktif berpikir, tidur teratur dan cukup, serta melindungi otak dari ancaman cedera atau yang lainnya. Contoh lain dari menu lansia dalam satu hari misalnya sebagai berikut.

 

 

5.      Masalah gizi pada lansia

a.      Kegemukan atau obositas

Keaadaan ini disebabkan karena pola konsumsi yang berlebihan, banyak mengandung (lemak, protein dan karbohidrat) yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Kegemukan ini biasanya terjadi sejak usia muda bahkan sejak anak-anak. Seseorang yang sejak kecil sudah gemuk mempunyai banyak sel lemak yang bilamana konsumsi meningkat cenderung sel lemak itu diisi kembali sehingga mudah menjadi gemuk. Proses metabolisme yang menurun pada usia lanjut, bila tidak diimbangi dengan peningkatan aktivitas fisik atau penurunan jumlah makanan, sehingga kalori yang berlebih akan di ubah menjadi lemak yang mengakibatkan kegemukan.

Kegemukan atau obesitas akan meningkatkan resiko menderita penyakit jantung koroner 1-3 kali, penyakit hipertensi 1,5 kali, diabetes mellitus 2,9 kali dan penyakit empedu 1-6 kali. Beberapa penyakit yang dihubungkan dengan kegemukan atau obesitas antara lain :

1.      Penyakit jantung koroner (PJK)

Menurut Kennedy penambahan usia tidak menyebabkan jantung mengecil (atrofi) seperti organ tubuh lain, tetapi malahan terjadi hipertrofi. Pada batas umur 30-90 tahun, masa jantung bertambah ± 1 g per tahun pada laki-laki dan ± 1,5 g per tahun pada wanita. Konsumsi lemak jenuh dan kolesterol yang berlebihan dapat meningkatkan resiko penyakit jantung koroner. Selain itu, kegemukan dan obesitas juga merupakan faktor resiko penting yang memengaruhi terjadinya penyakit jantung koroner.

Penyakit jantung koroner ini terjadi jika ada penyempitan pembuluh darah jantung

oleh timbunan lemak (plak) sehingga jantung kekurangan oksigen. Faktor resiko yang bisa dimodifikasikan antar lain kebiasaan merokok, dislipidemia, kurang gerak, kegemukan, diabetes mellitus, stress, infeksi, serta gangguan pada darah (fibrinogen, faktor thrombosis dan sebagainya).

2.      Hipertensi

Berat badan yang berlebih akan meningkatkan beban jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh. Akibatnya tekanan darah cenderung lebih tinggi. Di samping itu, pembuluh darah pada usia lanjut lebih tebal dan kaku (arteriosklerosis) sehingga tekanan darah akan meningkat. Bila disertai adanya plak di dinding dalam arteri dapat menyebabkan sumbatan pembuluh darah yang dapat menyebabkan strok (pecahnya pembuluh darah). Jika sumbatan ini terjadi pada pembuluh darah otak dapat menyebabkan lumpuh atau kematian. Bila sumbatan terjadi di jantung, maka akan menyebabkan serangan angina atau infark yang juga dapat menyebabkan kematian.

Konsumsi natrium (garam) yang berlebih dapat meningkatkan tekanan darah. Selain itu rendahnya konsumsi kalsium, magnesium dan kalium dapat pula meningkatkan tekanan darah.

3.      Diabetes mellitus

Adalah suatu keadaan/kelainan di mana terdapat gangguan metabolism karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan karena kekurangan insulin atau tidak berfungsinya insulin. Hal ini dapat menyebabkan gula darah tertimbun dalam darah (hiperglikemia) dengan berbagai akibat yang mungkin terjadi. Pada orang gemuk atau obesitas, hiperglikemia terjadi karena insulin yang dihasilkan tidak memenuhi kecukupan.

4.      Sirosis hepatitis

Pada usia lanjut sirosis menunjukkan perjalanan penyakit dan gejala penyakit seperti yang terdapat pada dewasa lain.

Lemak yang berlebihan akan ditimbun dalam hati yang akan menyebabkan terjadinya perlemakan hati, dan memicu terjadinya penyakit sirosis hepatitis. Disamping itu, sirosis hepatitis juga disebabkan karena radang hati (hepatitis) akibat kebiasaan minum alcohol yang berlebih. Sirosis ini dapat berkembang menjadi kanker hati.

 

b.      Kurang energi kronis (KEK)

Kurangnya nafsu makan yang berkepanjangan pada usia lanjut dapat menyebabkan penurunan berat badan yang drastis. Pada orang tua, jaringan ikat mulai keriput sehingga kelihatan makin kurus. Disamping kurangnya karbohidrat, lemak dan protein sebagai zat gizi makro maka penderita KEK biasanya disertai kekurangan zat gizi makro lain lain.

Penderita dengan penyakit infeksi kronis dan keganasan berat badannya juga menurun (misalnya pada TBC, kanker). Seseorang dikatakan menderita  KEK, bila IMT < 17, selain itu dari pemeriksaan klinis dapat terlihat bahwa orang tersebut sangat kurus dan tulang-tulangnya menonjol.

Penyebab kurang energy kronis (KEK) pada usia lanjut antara lain :

1.      Makan tidak enak karena berkurangnya fungsi alat perasa dan penciuman.

2.      Banyak gigi yang tanggal/ompong sehingga untuk makan terasa sakit.

3.      Nafsu makan berkurang karena kurang aktivitas, kesepian, depresi, penyakit kronis, efek samping dari obat, alcohol dan rokok.

 

c.       Osteoporosis (Keropos Tulang)

Masa tulang telah mencapai maksimum pada usia sekitar 35 tahun untuk wanita dan 45 tahun untuk pria. Bila konsumsi kalsium kurang, dalam jangka waktu lama akan timbul osteoporosis. Osteoporosis pada wanita terjadi setelah dua tahun menopause. Hal ini karena masa tulang wanita lebih kecil dari pada pria dan pengaruh penurunan hormone estrogen pada wanita yang telah mengalami menopause. Akibatnya tulang sangat rapuh dan mudah terjadi patah tulang, bilamana mengalami jatuh. Kekurangan kalsium dalam waktu lama dapat menyebabkan osteoporosis.

 

d.      Gout

Gout dapat timbul sebelum usia lanjut yang akan berlangsung sampai usia lanjut. Gout ini lebih sering terjadi pada pria. Kelainan metabolism protein yang menyebabkan asam urat dalam darah meningkat. Kristal asam urat akan menumpuk di persendian yang menyebabkan rasa nyeri dan bengkak di sendi. Daerah sasaran gout yaitu ibu jari kaki, telapak kaki, pergelangan dan lutut. Pada kulit sekitar permukaan sendi yang terserang membengkak dan hangat dengan warna kemerahan → tua → ungu.

Pada penderita gout perlu pembatasan konsumsi protein agar kadar asam urat dalam darah menurun. Selain itu, asam urat yang berlebih dapat menjadi pencetus terjadinya batu ginjal.

 

 

 

 

PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA

Panti sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Batuangkar merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) di lingkungan Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat yang mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada lanjut usia terlantar didalam panti berupa pelayanan dan perawatan, baik jasmani maupun rohani agar para lanjut usia dapat hidup secara wajar.

 

 

kegiatan yang dilakukan

           setiap hari senin dan kamis dilakukan siraman rohani di mushola.

           setiap hari selasa dan rabu penyuluhan tentang kesehatan.

           setiap hari minggu melakukan kegiatan ketrampilan (membuat gelang,gantungan kunci, dll).

 

Terdapat 11 wisma:

1.         Dahlia

2.         Katelia

3.         Seruni

4.         Anggrek fandah

5.         Anggrek bulan

6.         Melati

7.         Kenanga

8.         Mawar

 

Kelompok kami melakukan pengamatan pada wisma katelia dan nggrek fandah. pada wisma katelia terdapat 3 lansia yang bernama nenek zahroh, nenek sutnah, dan bude rustinah. pada wisma angrek fandah terdapat 3 lansia yang bernama nenek marsinah, nenek sur, dan nenek

 

Kami melakukan orientasi pada nenek marsinah di wisma anggrek fandah.

nenek marsinah berusia 70 thn, beliau bertempat tinggal di temanggung, jawa tengah. Beliau mempuyai 2 orang suami, suami yang pertama tinggal ditemanggung ,Jawa tengah, mereka mempunya 2 anak , anak yang pertama sudah meninggal. suami kedua tinggal di TalangPadang, lampung, meninggal 2 thn yang lalu. Nenek Marsinah pergi mencari kerja untuk meninggalkan suami keduanya karena suaminya masih memiliki istri. Beliau meminta seorang supir untuk mengantarnya mencari kerja, namun supir itu mengantarnya ke UPTD TRESNA WERDHA, NATAR , pada tanggal 21 februari 2001. akhirnya sampai saat ini sudah hampir 18 tahun beliau menetap untuk tinggal di TRESNA WERDHA.Nenek Marsinah betah tinggal disana karena beliau merasa senang tinggal di ingkungan yang nyaman.

Setelah kita melakukan observasi lebih dalam pada nenek Marsinah, ternyata beliau menderita penyakit Reumatik.

Definisi

Rematik (rheumatoid arthritis)

Rematik  atau rheumatoid arthritis adalah penyakit yang menyebabkan radang, dan kemudian mengakibatkan rasa nyeri, kaku, dan bengkak pada sendi. Penyakit ini disebabkan oleh gangguan autoimun. Yang paling sering terkena yaitu tangan, pergelangan tangan, kaki dan lutut. Yang lebih jarang terkena yaitu bagian tubuh lain, seperti paru-paru, mata, jantung, pembuluh darah, kulit dan saraf.

Rematik dapat mempengaruhi kemampuan untuk melakukan aktivitas harian seperti menulis, membuka botol, memakaibaju, danmembawabarang. Arthritis yang mengenaipinggul, lututatau kaki dapat membuat sulit berjalan, membungkuk, atau berdiri.

Rematik terjadi pada 1–5 % orang dewasa di seluruh dunia dan lebih seringterjadi pada usia 20-40 tahun. Wanita 2 – 3 kali lipat menderita rematik disbanding laki-laki. Anda dapat mengurangi kemungkinan menderita penyakit ini dengan menurunkan factor risiko Anda. Diskusikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda&gejala

Gejala rematik yang paling sering terjadi adalah nyeri sendi dan kekakuan sendi yang memburuk pada pagi hari setelah bangun tidur dan setelah duduk lama. Kekakuan biasanya membaik dengan gerakan. Gejala cenderung hilang timbul.

Gejala lain dapatberupa: matagatalatausensasiterbakar, lelah, bisul kaki, penurunannafsumakan, baaldankesemutan, sesak, nodulkulit, kelemahandandemam. Sendidapatmemerah, bengkak, nyeri, berubahbentukdanterasahangat.

JikaAndamemilikitanda-tandaataugejala-gejala di atasataupertanyaanlainnya, konsultasikanlahdengandokterAnda. Tubuhmasing-masing orang berbeda. SelalukonsultasikankedokteruntukmenanganikondisikesehatanAnda.

Selainitu, tendon danligamen yang menahansendiakanmelemahdanmeregang. Secaraperlahan, sendiakanberubahbentuk.

Saatini, doktertidakmengetahuiapa yang mengawalikondisiini, walaupundidugaadaperangenetik. Walaupun gen Andatidaklangsungmenyebabkanrematik, Andalebihrentandenganfaktorlingkungan – sepertiinfeksidenganbeberapa virus danbakteri – yang dapatmemicupenyakitini.

Penyebab

RematikterjadisaatsistemimunAndamenyerangsinovial –  lapisan yang mengelilingisendiAnda. Inflamasi yang dihasilkanmenebalkansinovial, yang akhirnyamerusaktulangrawandantulangdalamsendiAnda.

Faktor-faktorrisiko

Ada banyakfaktor yang membuatseseoranglebihberisikoterkena rematik, yaitu:

           Jeniskelamin. Wanitalebihmudahterkenarematik.

           Usia. Rheumatoid arthritis dapatterjadipadausiaberapapun, namunlebihseringterjadipadausia 40-60 tahun.

           Riwayatkeluarga. JikakeluargaAndamenderitarematik, Andalebihberisikoterkena penyakitini.

TidakmemilikifaktorrisikobukanberartiAndatidakdapatterkenarematik. Faktorinihanyalahreferensisaja. KonsultasikandengandokterAndauntukinformasilebihlanjut.

Obat&Pengobatan

Informasi yang diberikanbukanlahpenggantinasihatmedis. SELALU konsultasikanpadadokterAnda.

Apasajapengobatanuntukrematik (rheumatoid arthritis)?

Cara terbaikuntukmenanganirematikyaitudenganmenggunakanobat-obatan, terapi, olahraga, danmelakukanaktivitasuntukmencegahkelemahansendi.

Obat NSAID, seperti naproxen dan ibuprofen bisa membantu mengurangi nyeri dan bengkak. Dokter juga dapat memberikan disease-modifying antirheumatic drugs (DMARDs). Obat ini dapat memperlambat progresivitas rematik dan menyelamatkan sendi dan jaringan lain dari kerusakan permanen. DMARD yang sering diberikan yaitu methotrexate (trexall), leflunomide (Arava), hydroxychloroquine (plaquenil) dan sulfasalazine (Azulfidine).

Dokter akan menganjurkan terapi fisik dan olahraga khusus untuk mengurangi gejala, seperti berendam dengan air panas, menggunakan lampu pemanas, kompresan panas, dan terapi whirpool.

Pembedahan rematik dapatdibagi dalam beberapa prosedur berikut ini:

           Total joint replacement. Saatoperasi, dokterbedahakanmengangkatbagiansendi yang rusakdanmemasukanalatbuatandari metal danplastik

           Tendon repair. Peradangan dankerusakansendidapatmenyebabkan tendon di sekitarsendiAndamelonggaratausobek. Dokterbedahdapatmemperbaiki tendon di sekitarsendiAnda

           Fusisendi. Operasipenyatuansendidianjurkanuntukmenstabilkansendiataumeluruskannyakembali, danjikamenghilangkannyerisaatpenggantiansendibukanlahpilihan

Rematiksulitdidiagnosispada stadium awalkarenagejalaawalnyamiripdenganpenyakit lain.

Dokterdapatmendiagnosisdenganmelihatriwayatkesehatan, pemeriksaansendi, danpemeriksaan x-ray. Pemeriksaan yang dapatdilakukanyaitulajuendapdarah (LED) yang mengukurinflamasi; darahlengkap; dantesfaktor rheumatoid (RF).

Pengobatan di rumah

Berikutadalahgayahidupdanpengobatanrumahan yang dapatmembantuAndamengatasirematik:

           minum obat sesuai anjuran

           kurangi berat badan jika berat badan Anda berlebih

           bicaralah dengan orang lain, membaca buku atau mendengar kan music untuk mengatasi stres

           olahraga teratur. Anda harus menanyakan pada dokter Anda mengenai olahraga yang tepat

           hubungi dokter Anda atau pergi ke instalasi gawat darurat jika Anda demam dan sendi Anda merah serta hangat

           jangan mengkonsumsi alcohol berlebihan, terutama selama menjalankan terapi

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

BAB 4 PENUTUP

a) Kesimpulan

b) Saran          

 

Daftar Pustaka

blog-keajinanku.blogspot.com

lampung.tribunnews.com

Direviewtanggal: Januari 12, 2017 | TerakhirDiedit: Januari 12, 2017

 

 

Lampiran

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar