BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia
merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayatinya baik flora maupun
fauna. Fauna yang merupakan kingdom Animalia memiliki manfaat yang sangat besar
bagi kehidupan manusia. Jika manusia dapat mengoptimalkan kemampuannya untuk
mengembangkan keanekaragaman fauna, maka akan banyak sekali keuntungan yang
diperoleh dari usaha tersebut. Namun, sebagian besar manusia tidak memahami
benar mengenai kingdom animalia itu sendiri.
Kebanyakan
Masyarakat Indonesia tidak mengetahui benar klasifikasi Kingdom Animalia serta
jenis-jenisnya. Untuk itu, penulis tergerak hatinya untuk membuat makalah yang
menjelaskan salah satu filum dari kingdom animalia, yaitu “Chordata”.
Diharapkan hal ini dapat mendorong masyarakat lainnya untuk mengenal
filum-filum yang lain.
B. Batasan Masalah
1. Ciri - Ciri Chordata
2. Asal – Usul Chordata
3. Klasifikasi Chordata
4. Peranan Chordata
C. Tujuan
1.
Menambah wawasan akan keanekaragaman
filum chordata
2.
Memberi motivasi agar masyarakat ingin
lebih mendalami pengetahuan mengenai klasifikasi kingdom Animalia
BAB
II
PEMBAHASAN
Chordata adalah salah
satu filum dari kingdom animalia. Chordata berasal dari bahasa Yunani yang
berarti tali. Hewan yang termasuk chordata adalah semua hewan yang memiliki
penyokong tubuh dalam.
A. Ciri – Ciri Chordata
1. Memiliki
notokorda pada masa embrionik, yaitu sumbu penyongkong tubuh primer
2. Memiliki
celah faring atau celah insang pada beberapa tahap selama masa perkembangannya
3. Memiliki
tali saraf dorsal
4. Memiliki
ekor, paling tidak pada masa embrionik
Sedangkan
sifat-sifat Chordata adalah :
1. Adanya
chorda dorsalis, pada keadaan embrio, larva atau seumur hidup, chorda dorsalis
terjadi dari entoderm primer.
2. Pada
dinding pharynx ada sulci pada keadaan embrio, atau lubang-lubang pada keadaan
larva atau seumur hidup. Lubang-lubang ini ialah celah-celah insang.
3. Di
dalam pusat susunan saraf ada rongga, seumur hidup atau hanya pada keadaan
larva. Rongga ini disebut neuroceia.
Di
dalam tubuh chordata terdapat celom. Mesoderm yang merupakan dinding celom
tersebut berasal dari entoderm primer, sehingga chordata termasuk
Enterocelomata bersama Echinedermata.
B. Asal
– Usul Chordata
1. Teori Anelid
Baik
anelida maupun Chordata bersifat bilateral simetris dan bersegmen. Organ-organ
ekskresi bersegmen, selom tumbuh baik, ada korda saraf di pembuluh-pembuluh
darah longitudinal. Apabila pada anelida kita menempatkan korda sarafnya di
sebelah dorsal saluran pencernaan, maka tipe aliran darahnya akan sama dengan
yang terdapat pada chordata.
Namun,
mulut anelida itu lalu ada di sebelah dorsal, tidak seperti pada chordata yang
mulutnya di sebelah ventral. Demikian pula berbagai hubungan dorsoventral akan
berubah. Lebih-lebih lagi, annelida itu tidak mempunyai struktur yang serupa
dengan notokorda atau celah-celah insang.
2. Teori Araknid
Persamaanya
adalah pada eurypterid (artropoda zaman Paleozoik) dan ostracoderm (chordata
pada zaman purba), yaitu adanya eksoskeleton dorsal, namun demikian, kordata
tidak mempunyai apendiks-apendiks seperti pada artopoda, dan korda sarafnya
terletak sebelah dorsal. Sedangkan pada artopoda, korda sarafnya ada di sebelah
ventral.
3. Teori Ekinodermika
Larva
tornaria dari cacing lidah Soccoglossus sp. (anak filum Hemichordata) tdan
larva bipinnaria dari echinodermata, semuanya ransparan, bersilia eksternal,
dengn ruang selom, dan mempunyai porus dorsal. Dahulu memang terjadi
kekeliruan, yaitu larva cacing lidah itu diidentifikasi sebagai Asterius sp.
Sebuah hipotesis pernah dikemukakahn, bahwa larva echinodermata→larva
hemichordata→larva tunikata→amfioksus→ostracoderm. Jika hipotesis itu benar,
maka tidak ada lagi kemungkinan akan ditemukan fosil chordata purba.
C. Klasifikasi Chordata
Chordata
diklasifikasikan kedalam 4 subfilum, yaitu :
1. SUB PHYLUM HEMICHORDATA
Kedudukan
Hemichordata dalam phylum Chordata sulit untuk dibedakan, karena dalam sub
phylum ini terdapat beberapa jenis binatang yang mempunyai bentuk seperti
cacing. Oleh karena ini dan lain faktor, hemichordates diperlakukan sebagai
famili dari echinodermata dan chordata.
Anatomi

Anatomi hemichordata ialah lunak dan berbentuk
silinder seperti cacing. Dataran badan dilapisi epidermis yang terdiri atas
satu lapis sel yang mempunyai cilia. Pada badan dapat dibedakan:
·
Proboscis, yang berbentuk seperti conus
·
Collare, yang berbentuk sebagai leher
baju dan menglilingi colum dan basis proboscis.
·
Truncus, yang panjang agak pipih.
·
Sistem cardiovasculer terdiri atas sinus
dorsalis, truncus longitudinalis dorsalis, truncus longitudinalis ventralis,
glomerolus, dan plexus.
Tidak
mempunyai alat-alat indera. Tetapi beberapa sel epidermis pada beberapa tempat
pada proboscis dan pada tepi cranial collare rupanya bersifat sel-sel sensoris.
Dinding
badan terdiri atas jaringan otot. Di dalam proboscis terdapat satu celom yang
bermuara keluar melalui satu lubang, ialah porus proboseis. Di dalam collare
terdapat dua celom yang dipisah satu dari yang lain oleh suatu sekat median
ialah mesenterium dorsale dan menseterium entrale. Juga celom ini bermuara
keluar masing-masing melalui porus collare. Celom di dalam proboscis dan di
dalam collare dilalui oleh fasciculi jaringan pengikat. Cellom itu dapat diisi
dengan air laut melalui pori.
Fisiologi
Cellom
proboscis dan cellom collare diduga dapat diisi dengan air laut sehingga
mengembang dan mengeras. Oleh karenanya dan dengan bantuan gerakan otot tuncus,
hewan dapat masuk ke dalam lumpur. Mulut tetap terbuka, sehingga air dan lumpur
yang mengandung sisa-sisa organis masuk ke dalam mulut. Air kemudian keluar
melalui lubang-lubang, kandung-kandung, celah-celah insang, sisa-sisa organis
merupakan makanan dan tanah, dikeluarkan melalui anus.
Embryo
Pada
Balanoglossusterdapat amphigoni terdapat amphigoni dan gonochorisme. Ovaria dan
testes berbentuk sebagai kandung-kandung yang tersusun dalam dua baris. Mereka
terdapat di dalam cristae genitales. Mereka bermuara keluar dengan baris pori
yang terdapat pada tepi crista genetalis.
Fertilisasi
berlangsung external. Perkembangan dapat langsung atau dengan metamorphosis.
Pada perkembangan langsung seperti halnya pada Saccoglossus, terjadi pembelahan
secara holoblastis dan equal, sehingga terjadi bentuk blastula. Bentuk blastula
berubah menjadi bentuk grastula dengan cara invaginasi. Gastroporus kemudian
menutup dan entoderm memisah dari ectoderm. Embrio memanjang dan suatu salcus
memanjang melingkar terjadi sebagai invaginasi di dalam sulcus. Anus terjadi
pada tempat gastroporus.
Sub
Phylum Hemichordata dibagi menjadi dua klas dan dua ordo yaitu:
·
Class : Enteropneuta, contoh
Balanoglossus sp.
·
Class : Peterobranchia
·
Ordo : Cephalodiscoides, contoh
Cephalodiscus sp.
·
Ordo : Rhabdopleuridea, contoh :
Rhabdopleura, sp.
2. SUB PHYLUM UROCHORDATA

Terdapat
di laut dari daerah tropis sampai kutub pada pantai sampai kedalaman 4.803 m.
Beberapa hidup bebas, dan beberapa melekat atau sesil, setelah masa larva yang
hidup bebas. Nothocord hewan-hewan ini terdapat pada ekor pada masa larva saja.
Bentuk hewan ini bermacam-macam, ada yang kecil ada yang besar. Beberapa hidup
secara soliter bererapa hidup secara koloni.
Anatomi
Salah
satu contoh dari sub phylum Urochordata adalah Ascidia berbentuk sebagai
silinder atau bulat memanjang. Pada satu ujung ia melekat pada sesuatu.
Tubuhnya ditutup oleh tunica yang dibuat dari cellulose atau tunicin. Ia dibuat
oleh cel-cel mesoderm. Tunica melapisi pallium, ialah suatu lapisan yang
tersusun dari ectoderm, jaringan pengikat dan serabut-serabut otot, yang
terutama berjalan melingkar.
Pada
ujung yang bebas terdapat satu lubang yng disebut lubang oral. Pada satu sisi
dekat ujung bebas terdapat lubang lain adalah lubang atrul. Pada tepi lubang
tersebut pallium berhubungan dengan tunica. Di keliling lubang-lubang tersebut
di dalam pallium ada otot spinecter yang kuat.
Oral
dari crista peripharyngealis yang oral, terdapat suatu lingkaran
tenrakel-tentakel kecil. Diduga bahwa pada tentakel-tentakel ini ada sel-sel
indra yang berfungsi sebagai chemore\eseptor. Esophagus mulai dari dasar saccus
branchialis dan bermuara ke dalam ventriculus yang melebar.
Ventriculus
melanjutkan diri ke dalam intestinum. Intestinum bermuara melalui anus ke dalam
atrium dekat lubang atrist.
Pada
Ascidia ada hermaproditisme protogyni. Ovarium dan testis berlekatan,
dikelilingi oleh intestinum. Oviduct dan ductus deferens berjalan mengikuti
intestinum dan bermuara ke dalam atrium dekat anus.
Fisiologi
Makanan
berupa plankton-plankton kecil masuk ke dalam pharynx. Plankton ini terjerat
oleh getah yang pekat yang berasal dari sel-sel kelanjar yang berasal dari
endostyle, dan dialirkan oleh gerakan silia pada endostyle, cristae
epicaryngeales dan lamina dorsalis ke lubang esophagus, lalu mengalir melalui
stigmata di mana terjadi pertukaran gas antara darah dan air. Kontraksi cor
ialah secara peristaltik dengan arah yang berganti-ganti, sehingga aliran darah
juga berganti-ganti.
Kelompok
sel-sel besar dengan gelembung-gelembung besar yang mengandung asam urat diduga
berfungsi sebagai alat exskresi. Juga diduga bahwa grandula neurelaris
berhubungan dengan exkresi. Pada tentakel di dalam lubang mulut diduga ada
sel-sel yang berfungsi sebagai chemoreceptor. Juga diduga bahwa tuberculum
dorsale merupakan suatu alat indera. Pada keadaan protogyni, ovarium berfungsi
dulu, kemudian testis. Oleh karenanya dapat terjadi autofertilisasi.
Embryo
Fertilisasi
berlangsung external. Pembelahan terjadi sampai terjadi bentuk blastula. Bentuk
blastula ialah pipih dengan sel-sel, yang membentuk ectoderm yang agak cembung
di atas dan sel-sel yang embentuk entoderm yang agak cekung di bawah. Sel-sel
ectoderm memperbanyak diri lebih cepat, sehingga mereka lebih kecil.
Bentuk
gastrula terjadi kebanyakan dengan cara invanigasi epibolis. Pada cara ini
sel-sel ectoderm terus memperbanyak diri lebih cepat, sehingga entoderm makin
lama makin cekung dan ectoderm meluas menutupi entoderm. Blastocela menghilang
dengan mendalamnya cekung terjadilah bentuk gastrula dengan archenteron dan
gastoporus. Gastoporus kemudian mengecil dan terletak pada ujung caudal sebelah
dorsal atau atas. Embryo kemudian memanjang, sebelah atau lebih mendata,
padahal sebelah bawah atau ventral tetap cembung.
Pada
tahap metamorphosis, jumlah stigmata (lubang insang) bertambah, ekor serta
chordata dorsalis dan bagian caudal medulla spinalis menghilang. Bangunan-bangunan
yang dipandang mata dan otocyt serta kandungan alat indera menghilang, bagian
cranial medulla spinalis menjadi suatu ganglion dan dan gonades serta saluran
mereka terjadi antara ventriculus dan intestenum dari mesoderm.
Bagian
tubuh antara bagian yang melekat dan mulut tumbuh cepat sehingga tubuh memutar
mencapai 1800 dengan mulut dan lubang atrial terdapat pada ujung yang bebas.
Akhirnya papillae adhesivae menghilang dan seluruh tubuh dikelilingi oleh
tunica.
Subphylum
Urochordata dibagi dalam classes dan ordines sebagai berikut:
·
Class Larvaceae, contoh: Appendicularis
sp.
·
Class Ascidiaceae, contoh: Ascidiaceae
sp
·
Class Thalliaceae, contoh: Thalliaceae
sp.
·
Ordo Enterogona, contoh: Ascidia
intestinalis
·
Ordo Pleurogona, contoh: Botryllus
violaceus
·
Ordo Doliolida, contoh : Doliolum
denticulatum
·
Ordo Salpida, contoh: Salpa
·
Ordo Pyrosomida, contoh: Pyrosoma
giganteum
Berikut
ini adalah contoh-contoh dari anggota subphylum Urochordata:
·
Botryllus schlosseri
·
Appendicularis Didemnum commune
·
Tunnicate Cyclosalpa affinis
3. SUBPHYLUM
CHEPALOCHORDATA

Bentuk
seperti ikan dan meliputi 30 species dan diantara yang terkenal adalah
AMPHIOXUS dan LANCELET. Hewan ini biasanya menguburkan diri dalam pasir yang
bersih di dasar tepi laut yang aman dengan mencuatkan bagian anteriornya. Di
dalam air biasanya berenang lincah sekali. Sebutan Lancelet disebabkan ujung
akhir tubuh runcing. Ciri Chordata pada chepalochordata jelas sekali bila
dibandingkan dengan Sub Phylum Hemichordata dan Tunicata.
Anatomi
Badan
panjangnya tidak melebihi 5,8 cm. Ia adalah runcing pada kedua ujung. Ujung
cranial disebut rostum. Pada tepi dorsal terdapat suatu lipatan median
longitudinal, ialah sirip dorsal yang melanjutkan diri ke caudal sebagai sirip
caudal yang kemudian melanjtkan diri ke venral cranial sampai dimana penampang
melintang badan menjadi segitiga, sebagai sirip ventral. Ada 2/3 bagian cranial
badan tidak ada sirip ventral tetapi pada batas antara dataran lateral dan
dataran ventral terdapat suatu lipatan yang disebut metapleura.
Ada
100 celah-celah insang atau lebih. Mereka ialah memanjang ke arah entrodorsal
atau agak miring. Septa interbranchiala yang memisahkan celah-celah insang satu
dari yang lain, disebelah dalam dilapisi oleh sel-sel ephitelium pendek dan
tidak bercilia yang berasal dari ectodermal.
Pembuluh-pembuluh
darah Amphioxus ialah semua dari satu macam, tetapi oleh kaena ada homologinya
pada pembuluh-pembuluh darah craniata, beberapa dari mereka disebut arteriae
dan beberapa venae.
Pada
Amphioxus terdapat gonochorisme, tetap bentuk hewan jantan dan hewan betina
ialah sama, sehingga tidak ada dimorphisme. Gonades berbentuk sebagai
kandung-kandung sejumlah 26 pasang yang tersusun antara dinding badan dan
dinding lateral atrium, di daerah pharyngeal dan post-pharyngeal. Gonades tidak
mempunyai saluran keluar. Bila sel-sel kelamin masak, sel-sel tersebut menembus
dinding lateral aerom dan datang di dalam atrium untuk kemudian keluar melalui
actoporus.
Fisiologi
Interaksi
satu myomer, menyebabkan badan membengkok pada tempat myomer itu. Bila
kontraksi myomer-myomer itu terjadi berturut-turut dari canial ke caudal dan
berganti-ganti kanan dan kiri, terjadi gerakan mengelombang dari tubuh cranial
ke caudal.
Embryologi
Fertilisasi
berlangsung external. Pembelahan melalui meridional, kemudian sampir
equatorial, sehingga terjadi micromer dan macromer dan terjadi bentuk morula.
Kemudian terjadi bentuk blastula disusul oleh bentuk glastula. Bentuk glastrula
terjadi oleh karena adanya invaginasi secara epiboli. Bentuk gastrula semula
berbentuk seperti piring, tetapi kemudian archenteron mendalam dan gastoporus
mengecil dan terdapat pada ujung yang akan menjadi ujung caudal, di datran yang
akan menjdi dataran dorsal. Dataran ini mendatar padahal dataran yang akan
menjadi dataran ventral tetap melengkung. Pada sel-sel ectoderm terdapat cilia.
Kemudian seperti halnya pada Urochordata, ectoderm di sebelah dorsal, cranial
dan gastropopus, menjadi lamina medullaris.
Sub
Phylum Chepalochordata hanya terdiri atas satu class, ialah:
Class:
Cephalochordata
Klasifikasi
selanjutnya ialah sebagai berikut:
·
Ordo : Branchiostomidae
·
Familia : Branchiostomidae
·
Contoh : Amphioxus lanceolatus
·
Ordo : Amphioxidia
·
Famili : Amphioxididiae
·
Contoh : Amphioxides sp.
4. SUBPHYLUM
VERTEBRATA
Filum
Chordata merupakan salah satu dari tiga filum hewan yang terbanyak anggota
jenis hewannya saat ini. Keadaan ini disebabkan oleh adanya subfilum
vertebrata. Kebanyakan hewan yang kita kenal termasuk di dalam subfilum ini,
misalnya : ikan, katak, ular, burung , dan mamalia
ciri
khas vertebrata yaitu :
a. pada
tingkat dewasa, korda dorsalisnya diganti oleh tulang punggung (kolumna
vertebralis) yang tersusun dari tulang biasa. Di sebelah dorsal tulang punggung
terdapat tulang sumsung punggung.
Otak
terdapat pada bagian anterior sumsum punggung. Otak dilindungi oleh tulang
tengkorak. Subfilum ini dibagi atas dua superklas (induk kelas), yaitu
Superkelas Pisces dan Superkelas Tetrapoda
5.
SUPERKELAS PISCES
Superkelas
ini dibagi atas tiga kelas, yaitu :
a. kelas Agnatha.
Hewan
yang termasuk klas ini tidak mempunyai rahang. Berdasarkan fosil yang
ditemukan, pemula vertebrata termasuk dalam klas ini.
Pada
zaman dahulu klas ini mempunyai banyak jenis anggota. Pada masa kini, anggota
jenisnya hanya dua yaitu ”cyclostoma” dan ”lamprey”. Hewan-hewan ini termasuk
mempunyai rahang dan pasangan sirip. Korda dorsalisnya tetap ada, selama
hidupnya. Hanya sebagian saja yang diganti oleh tulang rawan. Hidup secara
parasit pada ikan. Mulutnya bertindak sebagai batil pengisap untuk melekatkan
diri pada tubuhikan, dan memperoleh makanan dengan mengisap jaringan tubuh ikan
yang ditumpanginya.
kelas
Chodrichthyes (ikan bertulang rawan)
Yang
termasuk klas ini, misalnya ikan hiu dan ikan pari. Hampir semuanya hidup di
laut, hanya sedikit sekali yang hidup di air tawar. Mempunyai rahang yang kuat,
pasangan sirip dan kerangka yang tersusun atas tulang rawan. Celah insang
tampak karena tidak berpenutup insang. Ikan hiu merupakan jenis ikan karnivor yang
bisa menyerang manusia.
kelas
Osteicthyes (ikan bertulang biasa)
Semua
hewan yang termasuk klas ini mempunyai kerangka yang tersusun atas tulang
biasa. Jumlah jenis beribu-ribu, habitat air tawar atau laut. Yang termasuk
klas ini, misalnya : ikan mas, ikan lele, ikan salem. Celah insang tidak tampak
karena ditutup oleh operkulum (penutup insang). Siripnya ada yang berpasangan
dan ada yang tunggal. Sirip yang berpasangan misalnya sirip dada dan sirip
perut. Sirip tunggal misalnya : sirip punggung, sirip ekor dan sirip belakang.
Mempunyai gelembung renang yang berfungsi sebagai alat hidrostatik.
6.
SUPERKELAS TETRAPODA
Hampir
semua hewan yang termasuk superklas ini mempunyai dua pasang anggota gerak. Ada
beberapa jenis yang tidak mempunyai anggota gerak seperti ular.
Superkelas
tetrapoda dibedakan atas empat klas, yaitu:
Kelas
Amphibia
Amphibia
merupakan hewan yang mempuynai dua alam berbeda, yaitu di darat dan air.
Amfibia dewasa bernafas dengan paru-paru dan berjalan dengan empat kakinya.
Keadaan
demikian merupakan penyesuaian dengan kehidupan darat. Kulitnya tipis dan
lembab. Karena kulitnya tipis, maka air mudah menguap dari tubuh melalui kulit.
Agar tidak terlalu banyak penguapan, amfibi menyenangi tempat-tempat yang basah
atau lembab. Amfibi memerlukan air untuk perkembangbiakannya. Telur dibuahi dan
diletakkan di dalam air. Telur kemudian menetas menjadi larva yang bernafas
dengan insang. Pada suatu periode dari pertumbuhan larva mengalami
metamorforsis menjadi katak dewasa.
Kelas
ini dibedakan atas tiga ordo, yaitu :
·
ordo uredela : merupakan amphibi yang
berekor, misalnya : salamander. Salamander hanya terdapat di daerah subtropis.
Salamander mempunyai empat kaki yang berukuran sama.
·
ordo Anura : merupakan amfibi yang tidak
berekor, misalnya katak. Kaki belakang mempunyai ukuran yang lebih besar dari
kaki depan.
·
ordo Apoda : merupakan amfibi yang
berbentuk seperti cacing, tidak mempunyai kaki, misalnya caecilia. Caecilia
terdapat di hutan-hutan tropis.
Kelas
Reptil
Reptil
merupakan hewan yang menyesuaikan diri terhadap kehidupan di darat. Reptil
bernafas dengan menggunakan paru-paru, mempunyai dua pasang kaki. Kulitnya
tebal, kering, dan bersisik. Kulit berguna untuk mencegah penguapan air dari
tubuhnya. Reptil mampu hidup di daratan yang sangat kering. Perkembangbiakannya
tidak memerlukan air. Kebanyakan meletakkan telur di tanah atau pasir. Telur
dilindungi oleh cangkang dari kapur dan selaput; cangkang bersifat kedap air
sehingga berguna sebagai pelindung kekeringan. Telur harus dibuahi sebelum
berbentuk cangkang, sehingga sperma dapat mencapai sel telur.
Pembuahan
terjadi di dalam tubuh. Hewan jantan mempunyai alat kopulasi yang berguna untuk
menyampaikan sperma kedalam tubuh betina. Berdasar fosil yang ditemukan, dahulu
jenis reptil banyak dan tubuhnya lebih besar dari sekarang. Contoh reptil
tersebut antara lain dinosaurus dan reptil terbang.
Sekarang
hanya terdapat empat ordo, yaitu :
ordo
chelonia
Misalnya
kura-kura dan penyu. Hewan tersebut mempunyai tulang rusuk yang besar dan
berbentuk lempeng yang berpadu dengan cangkang yang melingkupi permukaan tubuh.
Kura-kura hidup pada lingkunga darat. Penyu hidup di lingkungan air. Umur
kura-kura panjang sampai puluha tahun. Ada penyu yang umurnya mencapai 150
tahun.
ordo
Squamata
Misalnya
kadal dan ular. Kedua hewan tersebut hanya ditemukan pada daerah kering, dan
ada juga yang hidup di daerah air tawar dan laut.
Ular
tidak mempunyai kaki : ular boa dan ular piton mempunyai sisa-sisa kaki
belakang. Ular dapat menelan mangsa yang berukuran lebih besar dari dirinya.
Hal tersebut dapat terjadi karena adanya tulang kuadrat, yang dapat digeser,
sehingga dapat membuka mulut selebar mungkin. Beberapa jenis ular sangat
beracun, misalnya : ular welang, kobra, dan biludak.
ordo
crocodilia
Misalnya
buaya dan alligator. Perbedaan antara keduanya adalah alligator mempunyai
moncong runcing, giginya menonjol keluar dan menyenangi air asin. Reptil
merupakan golongan hewan pertama yang menyesuaikan diri dengan kehidupan darat.
Namun banyak juga raptil yang hidup di air. Meskipun demikian, ciri kehidupan
darat seperti bernafas dengan paru-paru dan meletakkan telur di darat tetap
ada.
ordo
Rhynchocephalia
ordo
ini hanya mempunyai satu jenis hewan saja, yaitu Sphenodon. Habitatnyapun
sangat terbatas, hanya hidup di pantai-pantai Selandia Baru. Hewan ini
bertampang primitif, masih sama dengan nenek moyangnya zaman dahulu, sering
dikatakan sebagai fosil hidup.
D. KELAS AVES
Tubuh
aves terbungkus oleh bulu, memiliki dua pasang anggota gerak, yaitu berupa
sepasang sayap dan sepasang kaki. Masing-masing kaki berjari empat buah, cakar
terbungkus oleh kulit yang menunduk dan bersisik. Pada mulut terdapat paruh
atau sudu (cocor) yang terbungkus oleh zat tanduk. Respirasi dilakukan dengan
paru-paru dan berhubungan dengan kantung udara (saccus pneumaticus). Suhu tubuh
tidak dipengaruhi oleh lingkungan, disebut homoitermis, sehingga suhu tubuh
tetap.
Hewan
ini tidak memiliki kantong kencing. Pada hewan betina hanya terdapat ovarium
dan oviduk kiri. Fertilisasi terjadi didalam tubuh hewan betina (fertilisasi
internal). Kelas ini dikelompokkan antara lain menjadi ordo – ordo berikut.
1).
Archaeornithes
Burung
– burung dari kelompok ini masih memiliki sifat – sifat Reptilia, yaitu pada
rongga mulut terdapat gigi, pada sayap terdapat kait kuku panjang, kaki
belakang bersisik, dan ekor tampak panjang. Semua kelompok ini sudah punah.
Contohnya Archaeopteryx lithografis.
2).
Struthioniformes
Burung
dari kelompok ini tidak dapat terbang, hidup di darat, memiliki kaki dengan dua
jari. Contohnya Struthio camelus (burung unta) yang hidup di afrika dan Jazirah
Arab.
3).
Galliformes
Kaki
dari kelompok ini berguna untuk berlari dan mengais tanah, memiliki paruh
pendek.
Contohnya
Gallus gallus bankiva (ayam hutan); Megachepalon maleo (maleo, terdapat di
Sulawesi Utara); dan Maleagris gallopavo (ayam turki, berasal dari Amerika
Utara).
4).
Columbiformes
Hewan
berparuh pendek dan langsing pada pangkalnya. Contoh : Geopelia striata
(perkutut); Streptopelia chinensis (tekukur); Columba livia (merpati).
5).
Passeriformes
Kebanyakan
burung ordo ini dapat berkicau dengan indah. Jari kaki ada empat. Tiga jari
menunjuk ke muka, satu jari menunjuk ke belakang, berguna untuk bertengger.
Contohnya: Leucopsar rothschildi (jalak); Gracula religiosa (beo); Paradisea
apoda (cenderawasih), dan Pycnonotus aurigaster (ketilang)
6).
Anseriformes
Hewan
ini memiliki paruh melebar dari bahan tanduk, tetapi keras pada ujungnya. Kaki
berjari tiga, dilengkapi dengan selaput berenang (web), ekor pendek dengan
banyak bulu. Contohnya Cygnus sp. (angsa) dan Dendrocygna javanica (belibis).
E. KELAS MAMMALIA
Disebut
mammalia karena hewan-hewan yang termasuk dalam klas ini mempunyai kelenjar
susu (mammae). Kelenjar ini menghasilkan susu. Pada tubuhnya terdapat bulu.
Semua hewan yang termasuk mammalia benafas dengan paru-paru. Suhu tubuhnya
konstan. Giginya berbeda dengan vertebrata yang lain. Gigi mamalia dibedakan
atas tiga tipe, yaitu:
1.
gigi seri (insisor), untuk memotong makanan
2.
gigi taring (kaninus), untuk mencabik-cabik makanan
3.
gigi geraham (molar), untuk menggiling makanan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Vertebrata adalah anggota filum Kordata
(Chordata). Chordata adalah hewan bilateria (bersimetri bilateral) dan berada
di dalam Bilateria. Adapun
dalam Filum Chordata memiliki karakteristi
yaitu simetri bilateral, dengan tiga
lapisan nutfah, tubuh pada dasarnya bersegmen-segmen, saluran pencernaan
sempurna, dan selom berkembang dengan baik. Tiga
karakteristik mengagumkan membedakan mereka dari hewan yang lain yaitu, tali
saraf tunggal, dorsal dan berbentuk pipa, sebuah notokorda dan celah insang di
faring. Filum chordata memiliki perkembangan evolusi dalam setiap subfilumnya. Chordata berdasarkan ada
tidaknya kepala, hewan-hewan anggota filum ini dibagi atas 5 subfilum, yaitu: Subfilum Hemichordata (Hemi = setengah), sufilum urochordata, subfilum cephalochordata, subfilum
agnatha, dan sub filum gnathostomata. Namun setiap filum tersebut dikelompokkan
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok Acrania dan kelompok Craniata. Kelompok
Acrania termasuk subfilum Hemichordata, Urochordata dan Cephalochordata,
sedangkan kelompok Craniata yang termasuk subfilum Agnatha dan Gnathostomata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar