Jumat, 27 Mei 2022

Makalah Analisis Disiplin Ilmu Dakwah

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dakwah islam dalam bentuk tablīg adalah wilayah kajian ilmu dakwah yang memiliki tiga ranah wilayah kajian dakwah. tiga bentuk tablīg ini yaitu khiṭābah (public speaking), kitābah (kepenulisan), dan i’lām (penyiaran baik radio, televisi ataupun perfileman).[1] Dalam konteks penelitian ini mengkaji tentang teknik berpidato/khithaabah sebagai bagian dari proses dakwah bil-lisān (tablīg) dengan tujuan untuk menguasai teknik dan seni berpidato dalam penyampaian ajaran islam. Begitupun kajian tentang mukadimah khotbah yang jarang dikaji secara mendetail.

 

1.1  Rumusan Masalah

Dari lata belakang di atas dan untuk memperjelas makalah yang di bahas maka yang menjadi pokok permasalahan dalam makalah ini yaitu:

1.      Mempelajari tentang Analisis ilmu dakwah!

2.      Memahami tentang ilmu dakwah!

 

1.2  Tujuan

Tujuan makalah ini untuk mempelajari dan memahami penjelasan tentang analisis ilmu dakwah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A. Komponen ilmu dakwah dan tabligh

Komponen secara etimologi (lughatan), dalam bahasa Indonesia di artikan unsur, berarti bagian yang utuh, secara terminology (istilahan) unsur adalah komponen-komponen yang terdapat dalam suatu kegiatan.

Komponen atau unsur dakwah antara lain, da`i(subjek), mad`u(objek), maudhu`u(materi), ushlub(metode), dan wasail(media). Semua unsur  ini saling keterkaitan satu sama lainnya.

a.  Da’I ( subjek dakwah ).

Da’i dalam ilmu dakwah bermakna sebagai pelaku dakwah, biasa disebut dengan istilah subyek dakwah. Tentang subyek dakwah ini ada yang mengatakan hanya da’i atau mubaligh saja. Yang menjadi subyek dakwah adalah manusia, meskipun ada pendapat yang berpendapat bahwa yang menjadi subyek dakwah itu selain manusia Allah S.W.T sendiri.

b. Mad'u (objek)

Menurut terminologi, mad'u adalah orang atau kelompok yang lazim disebut dengan jamaah yang sedang menuntut ajaran agama dari seorang da'i, baik mad'u itu orang dekat atau jauh, muslim atau non muslim, laki-laki atau perempuan.

c.  Maudu’u Dakwah ( objek dakwah ).

Objek dakwah adalah orang-orang yang menjadi sasaran kegiatan dakwah. Secara umun dapat dikatakan bahwa siapa saja yang mendapat seruan atau ajakan, panggilan atau himbauan kepada kebaikan, meninggalkan kejahatan, atau kemungkaran maka mereka adalah Maud`u.

d. Metode dakwah

Adapun yang dimaksud dengan metode dakwah adalah cara atau jalan yang dilakukan dan ditempuh oleh para dai dalam menyampaikan atau mendakwahkan ajaran Islam kepada umat (almaduin) melalui proses-proses atau strategi tertentu.

e.  Media Dakwah

Media dakwah (wassailull al-da`a) ialah alat obyektif yang menjadi saluran, yang menghubungkan ide dengan umat, suatu elemen yang vital dan merupakan urat nadi dalam totaliteit dakwah.[2]

 

B. Komponen disiplin pengembangan masyarakat Islam

Pemberdayaan masyarakat bisa dilakukan dengan beberapa langkah. Berikut adalah tahapan pemberdayaan masyarakat yang dikutip dari buku Pemberdayaan Masyarakat oleh Dedeh Maryani dan Ruth Roselin E. Nainggolan (2019:13).

1. Tahap Persiapan

Ada dua hal yang perlu dikerjakan dalam tahapan ini, yakni penyiapan petugas tenaga pemberdayaan oleh community worker dan penyiapan lapangan. Persiapan ini dilakukan agar pemberdayaan masyarakat dapat berlangsung dengan lancar.

2. Tahap Pengkajian

Tahap pengkajian atau assessment dapat dilakukan secara individual lewat kelompok-kelompok masyarakat. Pada tahap ini, petugas mengidentifikasi masalah keputusan dan sumber daya yang dimiliki klien. Ini dilakukan untuk menentukan sasaran pemberdayaan yang tepat.

3. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan

Dalam tahapan ini, petugas akan berperan sebagai exchange agent atau agen perubahan. Masyarakat diharapkan bisa memikirkan beberapa alternatif program berikut kelebihan dan kekurangannya. Nantinya, alternatif tersebut dipakai untuk menentukan program yang paling efektif.

4. Tahap Pemfomalisasi Rencana Aksi

Pada tahap pemfomalisasi, agen perubahan membantu kelompok untuk menentukan program yang bisa mengatasi permasalahan. Petugas juga memfomalisasi gagasan tersebut ke dalam tulisan, apabila ada kaitannya dengan pembuatan proposal pada penyandang dana.

5. Tahap Implementasi Program atau Kegiatan

Dalam tahap implementasi, masyarakat harus memahami maksud, tujuan dan sasaran program untuk menghindari kendala dalam implementasi program. Mereka juga harus bekerja sama dengan petugas.

6. Tahap Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap pengawasan dari warga dan petugas program pemberdayaan. Program ini sebaiknya melibatkan warga untuk membangun komunitas pengawasan internal dan komunikasi masyarakat yang lebih mandiri.

7. Tahap Terminasi

Pada tahapan terakhir, proyek harus berhenti. Sebab, masyarakat yang diberdayakan sudah mampu mengubah kondisi yang sebelumnya buruk menjadi lebih baik. Dengan kata lain, mereka sudah bisa menjamin kehidupan layak bagi diri sendiri dan keluarga.

 

C.   Komponen ilmu manajemen dakwah Islam

Kata manajemen berasal dari bahasa inggris, management, yang berarti  ketatalaksanaan, tata pemimpin, dan pengelolaan. Hal ini berarti suatu proses  yang diterapkan oleh individu atau kelompok dalam upaya-upaya koordinasi  untuk mencapai suatu tujuan. Dalam bahas arab, istilah manajemen diartikan  sebagai an-nizam atau at-tanzim, yang merupakan suatu tempat untuk menyimpan  segala sesuatu dan penempatan segala sesuatu pada tempatnya.[3]

 

 

 Unsur-unsur Manajemen dakwah yang telah dimiliki dakwah islam,yaitu :

1.    dakwah islam memiliki tujuan tertentu, yaitu menyebarluaskan ketauhidan,  menyembah kepda Allah serta mensucikan manusia dari kemusyrikan.

2.    Memiliki orang-orang yang bertugas menjalankan upaya untuk mencapai  tujuan tersebut.

3.    Terdapat seseorang yang memimpin tem atau kelompok, pemimpin ini bertugas untuk mengatur dan membuat perencanaan langkah-langkah

4.    Dakwah islam telah memiliki tempat pusat kegiatan markas untuk berkumpul, berdiskusi untuk perencanaan dakwah.

5.    Manajemen juga mengandung arti proses kegiatan. Proses tersebut dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan dengan  menggunakan sumberdaya manusia (SDM) dan sumber daya lainnya. Proses  tersebut ditujukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[4]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A).  Kesimpulan

Sebagaimana lazimnya dalam pembahasan yang bersifat ilmiah, tidaklah pernah mencapai kepuasan dan kesempurnaan. Masih banyak celah-celah dan kekuarangan-kekurangan yang perlu dilengkapi. Demikian halnya dalam makalah ini. Satu yang diharapkan bahwa dari uraian yang ringkas dan kurang memadai ini semoga ada manfaatnya untuk dijadikan bahan kajian terutama dalam rangka pengembangan metodologi penelitian  ilmu dakwah.

B).  Saran

Dengan di susun nya makalah perkembangan ilmu dakwah kami mengharapkan pembaca dapat memahami tentang perkembangan ilmu dakwah dari segi apapun, untuk mengetahui lebih jauh, lebih banyak dan lebih lengkap tentang perkembangan ilmu dakwah ppembaca dapat membaca dan mempelajari buku-buku tentang perkembangan ilmu dakwah. disini kami hanya menulis dan membahas garis besar nya saja semoga makalah ini dapat memberikan  pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca, karna keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun, demi makalah selanjutnya yang sangat di harapkan.

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Aep Kusnawan dkk., Dimensi Ilmu Dakwah, (Bandung: Widya Padjajaran, 2009),

Hamzah Ya’cub, Publisistik Islam Teknik Dakwah dan Leadership, Diponegoro, Bandung: 1986

M. Munir, dkk, Managemen dakwah, (Jakarta: Rahmat Semesta, 2009)

 



[1] Aep Kusnawan dkk., Dimensi Ilmu Dakwah, (Bandung: Widya Padjajaran, 2009), 19-21.

[2] Hamzah Ya’cub, Publisistik Islam Teknik Dakwah dan Leadership, Diponegoro, Bandung: 1986, h. 47

[3] M. Munir, dkk, Managemen dakwah, (Jakarta: Rahmat Semesta, 2009), hal. 9

[4] M. Munir, dkk, Managemen dakwah, hal, viii

Tidak ada komentar:

Posting Komentar