Senin, 01 November 2021

MAKALAH MODEL MODEL PEMBELAJARAN

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

 

Usia dini atau usia prasekolah adalah masa dimana anak belum memasuki pendidikan formal. Rentang usia dini merupakan saat yang tepat dalammengembangkan potensi dan kecerdasan anak. Dalam rentang usia dini ini juga anak berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang unik.Anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), daya pikir, daya cipta, bahasa dan komunikasi sesuai dengantingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.Masa usia dini adalah masa yang unik dalam kehidupan anak-anak, karenamerupakan masa pertumbuhan yang paling hebat dan paling sibuk. Tidak semua orang tua atau pendidik memahami cara yang tepat dalam mendidik anak di usia dini. Maka anak membutuhkan suatu lingkungan yang cocok untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya. Ilmu pendidikantelah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu diantaranya adalahPendidikan Anak Usia Dini (PAUD). PAUD membahas tentang pendidikanuntuk anak usia 0-6 tahun. Anak usia tersebut dipandang memilikikarakteristik yang berbeda dengan anak usia di atasnya sehingga pendidikannya dipandang perlu untuk dikhususkan.Landasan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah upaya pembinaandan pengembangan segenap potensi secara optimal yang ditujukan bagi anak usia 0-6 tahun yang dilakukan dengan memberikan rangsangan pendidikanuntuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut.Pemberian rangsangan pendidikan tersebut meliputi aspek spiritual,emosional, sosial, bahasa, kognitif dan psikomotorik. Perkembangan aspek-aspek inilah yang akan berpengaruh besar pada proses tumbuh kembang anak di masa depannya.Inilah peletak dasar pentingnya pendidikan anak usia dini, sejak dini anak harus dibekali berbagai ilmu (dalam bentuk berbagai stimulan ataurangsangan). Tetapi realita yang ada di lapangan belum menunjukkan bahwa penyelenggaraan PAUD sudah sesuai dengan tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini. Sehingga dibutuhkan suatu pendekatan atau model pembelajaran yang cocok untuk mengoptimalkan proses pembelajaran anak usia dini.

 

1.2Rumusan Masalah

 

Dalam makalah ini, penulis akan membahas mengenai :

1.Model Pembelajaran dengan Pendekatan Kelompok

2.Model Pembelajaran dengan Pendekatan Sudut di PAUD

3.Model Pembelajaran dengan Pendekatan Area di PAUD4.Model Pembelajaran dengan Pendekatan Sentra di PAUD

 

1.3 Tujuan

2    Agar pembelajaran di PAUD dapat berjalan optimal

3     Pembelajaran menjadi berarti bagi anak, karna ada esensi bermainnya

4       Untuk memantapkan pembelajaran agar menjadi pembelajaran yang bermakna

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1 Model Pembelajaran dengan Pendekatan Kelompok 

 

Pembelajaran berdasarkan kelompok dengan kegiatan pengaman, adalah pola pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok, biasanya anak dibagi menjadi (tiga) kelompok dan masing-masing kelompok melakukan kegiatan yang berbeda-beda. Dalam satu kali pertemuan, anak harus menyelesaikan 2-3 kegiatan dalam kelompok secara bergantian dengantuntas. Apabila dalam pergantian kelompok, terdapat anak-anak yang sudahmenyelesaikan tugasnya lebih cepat dari pada temannya, maka anak tersebutdapat menentukan kegiatan lain sejauh kelompok lain tersedia tempat. Namunapabila tidak tersedia tempat, maka anak tersebut dapat bermain pada tempattertentu di dalam kelas yang telah disediakan guru yang disebut dengankegiatan pengaman. Pada kegiatan pengaman sebaiknya disediakan alat-alatyang lebih bervariasi dan sering diganti disesuaikan dengan tema atau subtema yang dibahas.

 

A.Pengelolaan KelasPengelolaan kelas yang meliputi penataan ruangan maupun pengorganisasian peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan dan program yang direncanakan akan membantu pencapaian pembelajaranyang optimal. Untuk itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah:

·         Penataan perabot di ruangan harus disesuaikan dengan kegiatanyang akan dilaksanakan.

·         Pengelompokan meja dan kursi anak disesuaikan dengankebutuhan sehingga ruang gerak peserta didik leluasa. Susunanmeja kursi dapat berubah-ubah. Pada waktu mengikuti kegiatan anak tidak selalu duduk di kursi, tetapi dapat juga duduk ditikar/karpet.

·         Dinding dapat digunakan untuk menempelkan informasi yangdipergunakan sebagai sumber belajar dan hasil kegiatan anak,tetapi jangan terlalu banyak sehingga dapat mengganggu perhatiananaak.

·         *Peletakan dan penyimpanan alat bermain diatur sedemikian rupasesuai dengan fungsinya sehingga dapat melatih anak untuk  pembiasaan yang ingin dicapai seperti kemandirian, tanggung jawab, membuat keputusan, kebiasaan mengatur kembali peralatandan.

 

 

 

 

2.2 Model Pembelajaran dengan Pendekatan Sudut di PAUD

 

Kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan, menggunakan langkah-langkah pembelajaran yang miripdengan model pembelajaran area, karena memperhatikan minat anak. Jumlahsudut yang disediakan 5 sudut dalam penggunaannya disesuaikan dengan program yang direncanakan dengan kisaran 2 samapi 5 sudut. Dalam kondisitertentu dimungkinkan 1 sudut lebih dari 1 kegiatan. Alat-alat yang disediakan pada sudut-sudut kegiatan selayaknya lebih bervariasi dan sering diganti,disesuaikan dengan tema atau sub tema yang dibahas

 

A.  Aspek-Aspek Pendekatan Sudut di PAUD

Sudut-sudut kegiatan yang dimaksud adalah :

a)      Sudut Ketuhanan

Alat-alat yang ditempatkan adalah maket tempat ibadah, peralatanibadah, gambar-gambar, dan alat lainnya yang sesuai dengankeagamaan.

b)      Sudut Keluarga

Alat-alat pada sudut keluarga terdiri dari kursi tamu, meja makan, peralatan dapur, peralatan ruang kamar tidur, boneka berbagai jenis,dan peralatan lain di ruang tamu.

c)      Sudut Alam Sekitar dan Pengetahuan

Alat pada sudut alam sekitar dan pengetahuan terdiri dariakuarium, meja/rak untuk benda-benda obyek pengetahuan, kulitkerang, biji-bijian, batu-batuan, kaca pembesar, timbangan, magnetdan alat-alat untuk menyediliki alam sekitar, gambar-gambar tentangalam sekitarnya dan gejala alam.

d)     Sudut Pembangunan

Alat-alat yang ditempatkan pada sudut ini adalah alat-alat untuk  permainan konstruksi, seperti balok, keping geometri, alat pertukangan, dan minatur/model berbagai jenis kendaraan, plastisin, pledog, tanah liat.

e)      Sudut Kebudayaan

alat yang ditempatkan pada sudut kebudayaan adalah peralatan musik/perkusi, rak-rak buku, buku perpustakaan, alat untuk  pengenalan bentuk, warna, konsep bilangan, simbol-simbol, alat untuk kreativitas, rumah adat, pakaian adat, tokoh-tokoh pewayangan.Keberadaan sudut-sudut kegiatan tersebut dapat ditempatkan didalam kelas maupun di ruang sendiri sesuai keadaan dan kondisiPAUD masing-masing. Pada waktu kegiatan di sudut berlangsung, pendidik tidak hanya berada di salah satu sudut saja, tetapi juga memberikan bimbingan kepada peserta didik yang membutuhkan ataumengalami kesulitan

 

 

 

 

B. Pengelolaan Kelas pada Model Sudut

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas pada model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan adalah :

 

·         Pengaturan alat bermain dan perabot di ruangan, termasuk meja, kursidan luasnya ruangan, disesuaikan dengan kegiatan yang akandilaksanakan, khususnya pada sudut-sudut kegiatan.

 

·         Sumber belajar dan hasil kegiatan anak dapat dipajang di papan ataudidinding ruangan. Hasil karya anak, dapat juga disimpan di lacimasing-masing anak sebagai portofolio.

 

·         Setelah digunakan untuk pembelajaran, alat bermain dirapikan dandisimpan sedemikian rupa sehingga dapat melatih anak untuk  pembiasaan yang ingin dicapai seperti kemandirian, tanggung jawab,membuat keputusan, kebiasaan mengatur kembali peralatan dansebagainya.

 

C.Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pendekatan Sudut

 

a.    Kegiatan Awal (+ 30 menit)

Kegiatan yang dilaksanakan adalah bernyanyi, berdoa, mengucapsalam, membicarakan tema/sub tema, diskusi kegiatan yang akandilaksanakan, malakukan kegaitan fisik/ motorik.

 

b.   Kegiatan Inti (+ 60 menit)

secara individual di sudut-sudut kegiatan

Sebelum melakukan kegiatan inti, pendidik bersama anak membicarakan tugas-tugas yang diprogramkan di sudut-sudutkegiatan. Setelah itu pendidik menjelaskan kegiatan-kegiatan yangakan dilaksanakan di setiap sudut kegiatan yang diprogramkan. Sudutyang dibuka setiap hari disesuaikan dengan indikator yangdikembangkan dan sarana/alat pembelajaran yang ada. Kemudian anak dibebaskan untuk memilih sudut kegiatan yang disukai sesuai dengan

minatnya. Anak dapat berpindah sudut kegiatan sesuai denganminatnya tanpa ditentukan oleh pendidik, pendidik memberi motivasi.

 

c.    c.Istirahat/Makan (+ 30 menit)

Kegiatan makan bersama menanamkan pembiasaan yang baik,misalnya mencuci tangan, berdoa sebelum dan sesudah makan, berbagi bekal dengan teman, membereskan dan merapikan alat-alat makan dansebagainya. Setelah kegiatan makan selesai, waktu yang tersedia dapatdigunakan untuk bermain di dalam atau di luar kelas.

 

 

d.    Kegiatan Akhir (+ 30 menit)

Kegiatan akhir dilaksanakan secara klasikal, misalnya dengan bercerita, bernyanyi, gotong royong memberikan kelas, diskusikegiatan sehari yang telah dilakukan, informasi kegiatan esok hari, berdoa, dan mengucapkan salam.

 

D.Penilaian pada Pembelajaran dengan Pendekatan SudutPenilaian yang dilakukan pada pembelajaran ini sama dengan penilaian pada model pembelajaran Kelompok dengan KegiatanPengaman, yaitu selama kegiatan pembelajaran berlangsung, pendidik mencatat segala hal yang terjadi baik terhadap perkembangan peserta didik maupun program kegiatannya sebagai dasar bagi keperluan penilaian.

 

2.3 Model Pembelajaran dengan Pendekatan Area di PAUD

 

Model Pembelajaran dengan Pendekatan Area di PAUD - Setelah padauraian sebelum-sebelumnya telah membumikan pendidikan share tentang duamodel pembelajaran di PAUD yakni model pembelajaran dengan pendekatankelompok dan model pembelajaran dengan pendekatan sudut. Maka padauraian kali ini, membumikan pendidikan akan mencoba share tentang modelyang ke tiga yaitu model pembelajaran dengan pendekatan area di PAUD.Berikut uraiannya.Dalam model pembelajaran dengan pendekatan area ini anak diberikesempatan untuk memilih/melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minatmereka. Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

 spesifik anak dan menghormati keragaman budaya yang menekankan pada prinsip (1) pengalaman pembelajaran pribadi setiap anak,

 (2) membantu anak membuat pilihan dan keputusan melalui aktivitas di dalam area-area yangdisiapkan, dan

 (3) keterlibatan keluarga dalam proses pembelajaran.Keterlibatan keluarga dalam pembelajaran itu sendiri dapat dilakukan melalui beberapa cara sebagai berikut :

*Anggota keluarga dilibatkan secara sukarela dalam kegiatan pembelajaran,misalnya orang tua dilibatkan dalam mempersiapkan pengaturan media pembelajaran atau menjadi model dalam pembelajaran tertentu.

*Anggota keluarga bermitra dengan PAUD dalam membuat keputusantentang anak, misalnya orang tua diminta pertimbangannya perihalkebutuhan layanan khusus individual untuk anak.

*Anggota keluarga dapat berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan di PAUD,misalnya orang tua diminta membantu persiapan kegiatan tertentu disekolah.Dalam menciptakan lingkungan dan bahan ajar yang menunjang pembelajaran, pendidik mendasarkan diri pada pengetahuan yang dimilikinyatentang perkembangan anak. Selain itu, dalam menyusun tujuan pembelajaran pendidik memperhatikan keunikan masing-masing anak, menghargai kelebihan-kelebihan dan kebutuhan-kebutuhan setiap anak, menjagakeingintahuan alami yang dimiliki anak dan mendukung pembelajaran bersama.Pembelajaran Area ini mencakup tiga pilar utama, yaitu;

a) konstruktivitas;

b) sesuai dengan perkembangan, dan

c)    pendidikan progresif.

 

Konstruktivisme meyakini bahwa pembelajaran terjadi saat anak  berusaha memahami dunia di sekelilingnya. Pembelajaran menjadi prosesinteraktif yang melibatkan teman sebaya anak, orang dewasa dan lingkungan.Anak membangun pemahaman mereka sendiri atas dunia dan hal-hal yangterjadi di sekelilingnya dengan membangun pemahaman-pemahaman baru dan pengalaman/ pemahaman yang telah mereka miliki sebelumnya. Pelaksanaan

pembelajaran Area ini menggunakan metode yang selaras dengan tahap perkembangan anak. Setiap anak berkembang melalui tahapan yang yang berbeda, namun pada saat yang sama, setiap anak adalah makhluk individudan unik. Dengan demikian pendidik harus mencermati dan menyimak  perbedaan antara keterampilan dan minat tertentu dari anak-anak yang berusiasama. Semua kegiatan dalam pembelajaran ini didasarkan pada minat anak,tingkat perkembangan kognitif dan kematangan sosio-emosional, mendorongrasa ingin tahu alamiah anak, kegembiraan terhadap pengalaman-pengalaman panca indera dan keinginan untuk menjelajahi gagasan-gagasan baru anak itusendiri. Pelaksanaan pendidikan progresif dibangun berdasarkan prinsip- prinsip perkembangan anak dan konstruktivisme ini.Pembelajaran Area menggunakan 10 (sepuluh) area, yaitu: Area Agama,Balok, Bahasa, Drama, Berhitung/Matematika, IPA, Seni/Motorik, Pasir danAir, Musik, Membaca dan Menulis. Dalam satu hari dapat dibuka minimal 4area untuk disiapkan alat bermain/alat peraga dan sarana pembelajaran yangsesuai dengan indicator yang ingin dicapai. Alat bermain untuk area tersebutadalah :

 

·      Area Agama : maket tempat ibadah dan alat peraga tata cara ibadahagama-agama di Indonesia, misalnya sebagai berikut :

a)  Islam : maketmasjid, gambar tata cara shalat, gambar tata cara berwudhu, sajadah,mukena, peci, kain sarung, kerudung, buku Iqro’, kartu huruf hijaiyah,tasbih, juz’amma, Al-Qur’an, dan sebagainya. 

b)  Hindu : maket pura,gambar orang menuju ke Pura, tiruan sesaji.

c)  Kristen/katolik : maketgereja, Alkitab, Rosario.

d)    Budha : maket pura, maket candi Budha,gambar bikshu.

e)    Konghucu : maket klenteng, foto orang sembahyang.

 

·         Area Balok : balok dengan berbagai bentuk, ukuran, dan warna, leggo,lotto sejenis, lotto berpasangan, kepingan geometri dari triplek berbagaiukuran dan warna, kotak geometri, kendaraan mainan (kendaraan laut,udara, darat), rambu-rambu lalu lintas, kubus berpola, kubus berbagai ukuran dan warna. Korek api, lidi, tusuk es krim, tusuk gigi, bola dengan berbagai ukuran dan warna, kardus bekas, dan sebagainya.

·         Area Berhitung/Matematika : lambang bilangan, kepingan geometri, kartuangka, kulit kerang, puzzle, konsep bilangan, kubus permainan, pohonhitung, papan jamur, ukuran panjang pendek, ukuran tebal-tipis, tutup botol, pensil, manik-manik, gambar buah-buahan, penggaris, meteran, buku tulis, puzzle busa (angka), kalender, gambar bilangan, pasak,

 

·         Area IPA : macam-macam tiruan binatang, gambar-gambar  perkembangbiakan binatang, gambar-gambar proses petumbuhan tanaman, biji-bijian (jagung, kacang tanah, kacang hijau, beras), kerang batu kali, pasir, bunga karang, magnet, mikroskop, kaca pembesar(lup), pipet,tabung ukur, timbangn kue, timbangan bebek (sebenarnya), gelas ukuran, pencampur warna, nuansa warna, pita meteran, penggaris, benda-bendakasar (batu, batu bata, amplas, besi, kayu, kapas, kain, kulit kayu, kulit binatang, dan lainnya) benda-benda untuk pengenalan berbagai macamrasa (gula, kopo asam, cuka, garam, sirup, cabe, dan lain-lain), berbagaimacam bumbu (bawang merah, bawang putih, ketumbar, kemiri, lengkuas,daun salam, jahe, kunyit, jinten, dan lain-lain), pengenalan aroma.

 

·         Area Musik : Seruling, kastanyet, maracas, organ kecil, tamburin,kerincingan, triangle kecil, balok kayu, kulintang, angklung, biola, piano,harmonica, gendang, rebana, dan sebagainya dengan menyesuaikan padakeunikan daerah masing-masing.

 

·         Area Bahasa : buku-buku cerita, gambar seri, kartu kategori kata, kartunama-nama, boneka tangan, panggung boneka, papan planel, kartu nama bulan, majalah anak, koran, macam-macam gambar sesuai tema, kliping peristiwa dan sebagainya.

 

·         Area Membaca dan Menulis : buku tulis, pensil warna, pensil, kartu huruf,kartu kategori, kartu gambar, kertas piano, spidol, ballpoint dansebagainya.

 

·         Area Drama : tempat tidur anak (boneka), almari kecil, meja kursi kecil(meja tamu), boneka-boneka, tempat jemuran, setrika dan meja setrika   baju-baju besar, handuk, bekas make up, minyak wangi, sisir, kompor-komporan, penggorengan, dandang tiruan, piring, sendok, garpu, gelas,cangkir, teko, keranjang belanja, pisau mainan, ulekan/cobek, mangkok-mangkok, tas-tas, sepatu/sandal, rak sepatu, cermin, mixer, blender, sikatgigi, odol, telepon-teleponan, tiruan baju tentara dan polisi, tiruan bajudokter, dan sebagainya.

·         Area Pasir/Air : bak pasir/ bak air, akuarium kecil, ember kecil, gayung,garpu, garu, botol-botol plastik, tabung air, cangkir plastik, literan air,corong, sekop kecil, saringan pasir, serokan, cetakan-cetakan pasir/cetakanagar-agar berbagai bentuk, penyiram tanaman dan sebagainya.

 

·         Area Seni dan Motorik : meja gambar, meja kursi anak, krayon, pensil berwarna, pensil, kapur tulis, kapur warna, arang buku gambar, kertaslipat, kertas koran, lem. Baca juga : Pengertian Pembelajaran Seni diTaman Kanak-Kanak (TK)

 

·         Area Masak : alat-alat dapur, seperti kompor, panci, meja, piring, mixer, blender.

 

A. Pengelolaan Kelas dalam Model

AreaPengelolaan kelas pada model pembelajaran area meliputi pengorganisasian peserta didik, pengaturan area yang diprogramkan, dan peranan pendidik. Untuk itu hal-hal yang diperlukan dalam pengelolaankelas adalah :

 

·         Alat bermain, sarana prasarana diatur sesuai dengan area yangdiprogramkan pada hari itu.

 

·         Kegiatan dapat dilakukan dengan menggunakan meja kursi, karpet,atau tikar sesuai dengan alat yang digunakan.

 

·         Pengaturan area memungkinkan pendidik dapat melakukan pengamatan sehingga dapat memberikan motivasi, pembinaan, dan penilaian.Pendidik memperhatikan perbedaan individu setiap peserta didik  pada saat mereka melakukan kegiatan di area

 

Gambar 2.3 Pengelolaan Kelas Model Area

B.

Langkah-langkah Kegiatan dalam Model Area

 

a.Kegiatan Awal (+ 30 menit)Kegiatan yang dilaksanakan adalah melatih pembiasaan, misalnyamenyanyi, memberi salam dan berdoa. Bercerita tentang pengalamamsehari-hari dan setiap anak bercerita, 3 atau 4 anak bertanya tentangcerita anak tersebut, membicarakan tema/sub tema, melakukankegiatan fisik/motorik yang dapat dilakukan di luar atau di dalamkelas.

 

b.Kegiatan Inti (+ 60 menit) secara individual di area kegiatanSebelum melakukan kegiatan inti, pendidik bersama anak membicarakan tugas-tugas di area yang diprogramkan. Setelah itu peserta didik dibebaskan memilih area yang disukai sesuai denganminatnya. Pendidik menjelaskan kegiatan-kegiatan di dalam area yangdiprogramkan. Area yang dibuka setiap hari disesuaikan denganindicator yang dikembangkan dan sarana/alat pembelajaran yang ada.Anak dapat berpindah area sesuai dengan mintanya tanpa ditentukanoleh pendidik. Apabila terdapat anak tidak mau melakukan kegiatan diarena yang diprogramkan, pendidik harus memotivasi anak tersebutagar mau melakukan kegiatan. Pendidik dapat melayani anak denganmembawakan tugasnya ke area yang sedang diminatinya.

Pendidik melakukan penilaian dengan memakai alat penilaian yangtelah disiapkan, tetapi dapat juga untuk mengetahui ke area mana sajaminat anak hari itu dengan menggunakan ceklis di setiap area.Bagi kegiatan yang memerlukan pemahaman atau yangmembahayakan, jumlah anak dibatasi agar guru dapat memperhatikanlebih mendalam proses dan hasil yang dicapai secara maksimal, tanpamengabaikan anak-anak yang berada di area yang lain.Orang tua/keluarga dapat dilibatkan untuk berpartisipasi membantu pendidik pada waktu kegiatan pembelajaran, memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan anak.

 

c.Istirahat/Makan + 30 menitKegiatan makan bersama menanamkan pembiasaan yang baik,misalnya mencuci tangan, berdoa sebelum dan sesudah makan, tatatertib makan, mengenalkan jenis makanan bergizi, menumbuhkan rasasosial (berbagai makanan) dan kerjasama. Melibatkan anak membersihkan sisa makanan dan merapikan alat-alat makan yang telahdigunakan. Setelah kegiatan makan selesai, waktu yang tersedia dapatdigunakan untuk bermain dengan alat permainan yang bertujuanmengembangkan fisik/motorik. Apabila dianggap waktu untuk istirahat kurang, pendidik dapat menambah waktu istirahat dengantidak mengambil waktu kegiatan lainnya, misalnya bermain sebelumkegiatan awal atau sesudah kegiatan penutup.

 

d.Kegiatan Akhir + 30 menit KlasikalKegiatan akhir dilaksanakan secara klasikal, misalnya dengan bercerita, bernyanyi, cerita dari pendidik atau membaca puisi,dilanjutkan dengan diskusi kegiatan satu hari dan menginformasikankegiatan esok hari, berdoa, mengucapkan salam dan pulang.

 

C.Penilaian yang dilakukan pada model pembelajaran area padahakekatnya tidak berbeda dengan model-model pembelajaran sebelumnyakarena selama kegiatan pembelajaran berlangsung, pendidik mencatatsegala hal yang terjadi baik terhadap perkembangan peserta didik maupun program kegiatannya sebagai dasar bagi keperluan penilaian.

 

2.4 Model Pembelajaran dengan Pendekatan Sentra di PAUD

 

Model pembalajaran sentra adalah pendekatan pembelajaran yang dalam proses pembelajarannya dilakukan di dalam “lingkaran” (circle times) dansentra bermain. Lingkaran adalah saat di mana pendidik duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan kepada anak yangdilakukan sebelum dan sesudah bermain. Sentra bermain adalah zona atauarena bermain anak yang dilengkap dengan seperangkat alat bermain yang berfungsi sebagai pijakan lingkaran yang diperlukan untuk mengembangkanseluruh potensi dasar anak didik dalam berbagai aspek perkembangan secaraseimbang. Sentra yang dibuka setiap harinya disesuaikan dengan jumlahkelompok di setiap PAUD. Pembelajaran yang berpusat pada sentra dilakukansecara tuntas mulai awal kegiatan sampai akhir dan fokus oleh satu kelompok usia PAUD dalam satu sentra kegiatan. Setiap sentra mendukung perkembangan anak dalam tiga jenis bermain yaitu bermain sensorimotor ataufungsional, bermain peran dan bermain konstruktif (membangun pemikirananak).A.Bermain Sensorimotor atau Main FungsionalIstilah ini diambil dari kerja Piaget dan Smilansky (1968).Maksudnya adalah anak usia dini belajar melalui panca inderanya danmelalui hubungan fisik dengan lingkungan mereka. Kebutuhansensorimotor anak didukung ketika mereka disediakan kesempatan untuk  berhubungan dengan bermacam-macam bahan dan alat permainan, baik didalam maupun di luar ruangan. Kebutuhan sensorimotor anak didukungketika mereka diberi kesempatan untuk bergerak secara bebas, bermain dihalaman atau di lantai atau di meja dan di kursi. Kebutuhan bermainsensorimotor anak didukung bila lingkungan baik di dalam maupun di luar ruangan menyediakan kesempatan untuk berhubungan dengan banyak tekstur dan berbagai jenis bahan bermain yang berbeda yang mendukungsetiap kebutuhan perkembangan anak.Anak dengan kemampuan gerakan yang terbatas seharusnyaditempatkan dalam berbagai cara sepanjang hari agar mereka dapat berhubungan penuh dengan kesempatan bermain. Tergantung pada beratringannya kondisi yang membatasi gerak dan daya penggerak, pengasuhyang telah dilatih untuk anak dengan “kebutuhan khusus” mampumemberikan sebanyak mungkin kesempatan untuk menambah macam-macam gerakan dan meningkatkan perkembangan sensormotorik. Setiapusaha dibuat untuk menyediakan serangkaian penuh pengalamansensormotorik masing-masing anak. Contohnya, tempat tidur ayunan danayunan luar yang digunakan untuk memberikan kesempatan kepada anak yang tertantang secara fisik untuk berayun di samping teman yang tidak dengan kebutuhan khusus. Adapun tahapan main sensorimotor adalahsebagai berikut:

a.Sensorimotor 1

Mengulang gerakan beberapa kali untuk melanjutkan tanggapan pancaindera; reaksi perputaran pertama; anak hanya terlibat dengan badannya; mainan dan benda lain tidak digunakan. Contoh:memercikkan air dengan tangan, menepuk pasir, bertepuk ataumelambaikan tangan.

 

1.    Sensorimotor 2

Mengulang-ulang gerakan dengan benda, atau beberapa, beberapawaktu untuk menjaga beberapa lingkungan yang menarik pandangan, pendengaran, atau yang terkait dengan perabaan; berbeda denganSensorimotor empat bahwa beberapa gerakan diulang-ulang; inimerupakan reaksi perputaran kedua. Contoh: memukul-mukul sekopdalam pasir, menuang air dari wadah melalui tangan, danmemercikkan sebuah mainan ke dalam air.

2.    Sensorimotor 3

Mengulang-ulang urutan sebab akibat sederhana yang menjaditujuan pertama yang dipilihnya, kemudian memilih cara untuk mencapainya. Mengosongkan/ mengisi, menyembunyikan/menemukan, membangun/ merobohkan. Contoh:

                    i.  Mengisikeranjang atau wadah lainnya menggunakan sekop dan/atau tangan(anak terlihat memiliki tujuan mengisi wadah dan menggunakanurutan sebab/akibat yang sederhana [misalnya: mengisi sekop danmenuangkannya ke dalam wadah] untuk mencapai tujuan).

2.Menuangkan air ke dalam teko dengan tujuan mengisi penuh tekotersebut. 3.Menyembunyikan dan menemukan benda di dalam air atau pasir.

4.Menyusun balok-balok ke atas, kemudianmerobohkannya kembali.

 

3.    d.Sensorimotor 4

Percobaan coba-coba dan salah. Tema atau tujuan umum main di pertahankan, tetapi perilaku untuk mencapai tujuan sifatnya luwes,cara dilakukan oleh anak selama pengulangan berubah-ubah. Perilakumungkin memiliki perasaan “Saya sedang mencoba mengerti ini”.Contoh:

1. Anak mengisi keranjang dengan pasir menggunakansebuah sekop, tetapi menggunakan sekop dengan berbagai cara selamamain.

2. Anak mengosongkan teko air dengan cara menuangkandengan berbagai cara sambil mengamati air yang dituang.Jika anak terlibat main peran, tubuh anak atau benda digunakandalam berpura-pura. Perencanaan yang melibatkan gerakan atau bahasa, maka digunakan penilaian main peran.B.Main Peran (Mikro dan Makro)Main peran juga disebut main simbolik, pura-pura, make-believe,fantasi, imajinasi, atau main drama, sangat penting untuk perkembangankognisi, sosial, dan emosi anak pada usia tiga sampai enam tahun(Vygosky, 1967; Erikson, 1963). Main peran dipandang sebagai sebuahkekuatan yang menjadi dasar perkembangan daya cipta, tahapan ingatan,kerja sama kelompok, penyerapan kosa kata, konsep hubungankekeluargaan, pengendalian diri, keterampilan pengambilan sudut pandangspasial, keterampilan pengambilan sudut pandang afeksi, keterampilan pengambilan sudut pandang kognisi (Gowen, 1995).Main peran membolehkan anak memproyeksikan dirinya ke masadepan dan menciptakan kembali masa lalu. Mutu pengalaman main perantergantung pada variabel di bawah ini:

a.Cukup waktu untuk bermain (penelitian menyarankan paling sedikitsatu jam).

b.Ruang yang cukup, sehingga perabotan tidak penuh sesak, alat-alatmudah dijangkau, dan paling sedikit empat sampai enam anak dapat bermain dengan nyaman.

c.Alat-alat untuk mendukung bermacam-macam adegan permainan.

d.Orang dewasa yang dapat memberi pijakan bila dibutuhkan untuk meningkatkan keterampilan main peran anak.Hubungan sosial yang dibangun hingga menjadi main peran pada anak usia 12 – 36 bulan sebaiknya didukung untuk anak yang berkebutuhankhusus maupun tidak. Orang dewasa harus peduli terhadap ekspresi wajah bahwa wajah sebagai mainan pertama, menjawab dengan senyuman,hubungan timbal balik, ekspresi seluruh badan, rasa cemas terhadaporang-orang yang tidak dikenal, dan permainan dengan gerakan badaninilah menjadi dasar yang penting pada main peran selanjutnya.Erik Erikson (1963) menjelaskan dua jenis main peran: mikro danmakro. Main peran mikro anak memainkan peran dengan menggunakanalat bermain berukuran kecil, contoh kandang dengan binatang- binatangan dan orang-orangan kecil. Main peran makro anak bermainmenjadi tokoh menggunakan alat berukuran besar yang digunakan anak untuk menciptakan dan memainkan peran-peran, contoh memakai bajudan menggunakan kotak kardus yang dibuat menjadi mobil-mobilan atau benteng.Sentra main peran harus ada di dalam dan di luar, mendukung anak dengan alat dan perlengkapan untuk bermacam-macam main peran. Untuk anak tiga sampai enam tahun dengan perkembangan terlambat dari anak usia dini, alat harus mendukung tema selain dari tema sekeliling.1.Agen Simbolik (Diarahkan pada apa/siapa, siapa yang menerimatindakan).2.Pengganti Simbolik (melibatkan alat-alat yang digunakan).3.Kerumitan Simbolik (jumlah dan kerumitan adega main naskah pendek dalam konteks yang sama).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP3

 

1Kesimpulan

Pembelajaran anak usia dini disesuaikan dengan tingkat perkembanganfisik dan mnetal anak, sesuai dengan kelompok usia dan kebutuhan individualanak.Pembelajaran anak usia dini harus menyenangkan, menarik, demokratis,dan memerdekakan anak. Bermain, bernyanyi, dan belajar menjadi satukesatuan.Pembelajaran anak usia dini harus memperhatikan prinsip sebagai berikut :a.Belajar sambil bermain, bermain seraya belajar  b.Belajar kecakapan hidupc.Belajar dari benda konkritd.Pembelajaran terpadue.Kegiatan rutinf.Rencana pembelajarang.Sumber dan media belajar h.Pembelajaran konstruktivismei.Pembelajaran kooperatif  j.Pembelajaran berbasis kompetensi dan kontekstual

 

3.2Saran

Pembelajaran pada anak usia dini harus diciptakan menyenangkan, bebas,tidak terikat dan aktif. Agar pembelajaran pada anak usia dini bisa optimal,maka pembelajaran harus melibatkan anak secara aktif. Dan pembelajarannnya harus menarik agar anak tertarik untuk belajar.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar