A.
MENGENAL AKUNTANSI
1. DEFINISI AKUNTANSI
1.
Definisi menurut Kegunaan
Akuntansi
merupakan aktifitas jasa yang berfungsi memberikan informasi kuantitatif
mengenai kesatuan-kesatuan ekonomi terutama yang bersifat keuangan yang
bermanfaat dalam pengambilan keputusan
2.
Definisi menurut kegiatan
Akuntansi adalah seni mencatat, mengklasifikasi dan
mengikhtisarkan transaksi-transaksi / kejadian yang sekurang-kurangnya bersifat
keuangan keuangan dengan cara menginterpretasikan hasil-hasilnya.
Dari
definisi yang telah dikemukakan di atas bisa di simpulkan bahwa, Akuntansi
adalah Proses mengidentifikasi mengukur dan melaporkan informasi ekonomiuntuk
memungkinkan dilakukannya penilaian serta pengambilan keputusan secara jelas
dan tegas bagi pihak-pihak yang menggunakan informasi tersebut.
2. SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI
Setiap terjadi suatu peristiwa, orang selalu saja bertanya,
awalnya bagaimana? Atau seseorang akan berkata ceritanya bagaimana? Begitu juga
halnya Akuntansi sering orang bertanya bagaimana sejarah dari akuntansi itu.
Akuntansi sebenarnya sudah ada sejak manusia itu mulai bisa
menghitung dan membuat suatu catatan, yang pada awalnya dulu itu dengan
menggunakan batu, kayu, bahkan daun menurut tingkat kebudayaan manusia waktu
itu. Pada abad XV terjadilah perkembangan dan perluasan perdagangan oleh
pedagang-pedagang Venesia. Perkembangan perdagangan ini menyebabkan orang waktu
itu memerlukan suatu sistem pencatatan yang lebih baik, sehingga dengan
demikian akuntansi juga mulai berkembang.
Setelah itu perkembangan akuntansi juga ditandai dengan
adanya seorang yang bernama Lucas Pacioli pada tahun 1494, ahli matematika
mengarang sebuah buku yang berjudul Summa de Aritmatica, Geometrica,
Proportioni et Propotionalita, di mana dalam suatu bab berjudul Tractatus
de Computies et Scriptoris yang memperkenalkan dan mengajarkan sistem pembukuan
berpasangan yang disebut juga dengan sistem kontinental.
Sistem berpasangan adalah sistem pencatatan semua transaksi
ke dalam dua bagian, yaitu debet dan kredit. Kemudian kedua bagian ini diatur
sedemikian rupa sehingga selalu seimbang. Cara seperti ini menghasilkan
pembukuan yang sistematis dan laporan keuangan yang terpadu, karena perusahaan
mendapatkan gambaran tentang laba rugi usaha, kekayaan perusahaan serta hak
pemilik.
Pertengahan abad ke 18 terjadi revolusi industri di Inggris
yang mendorong pula perkembangan akuntansi, di mana waktu itu para manajer
pabrik misalnya, ingin mengetahui biaya produksinya. Sebab dengan mengetahui
berapa besar biaya produksi mereka dapat mengawasi efektifitas proses produksi
dan menetapkan harga jual. Sejalan dengan itu berkembanglah akuntansi dengan
bidang khusus yaitu akuntansi biaya. Akuntansi biaya memfokuskan diri pada
pencatatan biaya produksi dan penyediaan informasi bagi manajemen.
Bagaimana
perkembangan akuntansi di Indonesia?
Akuntansi di Indonesia pada awalnya menganut sistem
kontinental, seperti yang dipakai di Belanda saat itu. Sistem ini disebut juga
dengan tata buku yang sebenarnya tidaklah sama dengan akuntansi, di mana tata
buku menyangkut kegiatan-kegiatan yang bersifat konstruktif dari proses
pencatatan, peringkasan, penggolongan dan aktivitas lain yang bertujuan
menciptakan informasi akuntansi berdasarkan pada data. Sedangkan akuntansi
menyangkut kegiatan-kegiatan yang bersifat konstruktif dan analitikal seperti
kegiatan analisis dan interpretasi berdasarkan informasi akuntansi. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa pembukuan merupakan bagian dari akuntansi.
Perkembangan selanjutnya tata buku sudah mulai ditinggalkan
orang. Di Indonesia perusahaan atau orang semakin banyak menerapkan sistem
akuntansi Anglo Saxon. Berkembangnya sistem akuntansi Anglo Saxon di Indonesia
disebabkan adanya penanaman modal asing di Indonesia yang membawa dampak
positif terhadap perkembangan akuntansi, karena sebagian besar penanaman modal
asing menggunakan sistem akuntansi Amerika Serikat (Anglo Saxon). Penyebab lain
sebagian besar mereka yang berperan dalam kegiatan perkembangan akuntansi
menyelesaikan pendidikannya di Amerika, kemudian menerapkan ilmu akuntansi itu
di Indonesia.
Profesor
Robert Sterling, seotang ahli akuntansi dari amerika membagi perkembangan
akuntansi menjadi tiga tahap :
Tahap Perencanaan, dalam tahap ini input yang digunakan adalah hasil aspirasi
masyarakat yang dilakukan oleh Dewan dan Eksekutif, kemudian aspirasi tersebut
dijabarkan dalam Usulan Kegiatan/Aktivitas Unit Kerja masing pada entitas
pemerintah yang bersangkutan yang akan diproses dengan Standar Analisa Belanja
(SAB) sehingga aktivitas yang diusulkan mencerminkan target kinerja dan
anggaran usulan masyarakt yang menjadi prioritas daerah yang bersangkutan.
Hasil akhir Rencana Anggaran Satuan Kerja di Unit Kerja diwujudkan pada RAPBD
yang kemudian diproses untuk mendapatkan justifikasi oleh Dewan sebagai output
perencanaan berupa APBD.
Tahap Pelaksanaan, inputnya adalah output dari tahap perencanaan yaitu berupa
APBD. Kemudian dalam tahap pelaksanaan ini prosesnya adalah APBD yang sudah
ditetapkan kemudian dilaksanakan menggunakan sistem akuntansi yang sudah
disesuaikan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi semua pihak yang
berkepentingan atas pelaksanaan APBD oleh Eksekutif baik berupa laporan
triwulanan maupun laporan tahunan sebagai laporan pertanggungjawaban Kepada
Daerah.
Tahap Pengendalian, inputnya berupa laporan Pelaksanaan APBD kemudaian
diproses sebagai dasar evaluasi terhadap laporan tersebut sekaligus dapat
digunakan sebagai penilaian pertanggunjawaban Kepala Daerah yang outputnya
berupa kebutusan hasil evaluasi maupun penerimaan atau penolakan terhadap
laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah
Saat ini sistem Anglo Saxon semakin populer di Indonesia
baik dalam pendidikan akuntansi maupun dalam praktek dunia bisnis. Sekarang
dapatkah Anda menjelaskan perbedaan antara sistem kontinental dengan sistem
Anglo Saxon? Apakah perbedaannya? Untuk lebih jelasnya, mari perhatikan tabel
berikut ini!
3. BIDANG AKUNTANSI
Dengan
pesatnya pertumbuhan ekonomi dan semakin kompleksnya masalah perusahaan yang
didorong kemajuan teknologi, bertambahnya peraturan pemerintah terhadap
kegiatan perusahaan, maka para Akuntan dituntut untuk mengkhususkan keahliannya
dalam Bidang Akuntansi. Bidang khusus Akuntansi itu, apa saja? Baik, mari kita
lihat bidang-bidang khusus Akuntansi berikut ini!
A. Akuntansi Keuangan (Financial
Accounting)
Akuntansi
keuangan disebut juga Akuntansi Umum (General Accounting), yaitu Akuntansi yang
berhubungan dengan pencatatan transaksi perusahaan dan penyusunan laporan
keuangan secara berkala yang berpedoman kepada prinsip Akuntansi. Laporan
keuangan itu bisa digunakan sebagai informasi intern maupun ekstern perusahaan.
B. Akuntansi Pemeriksaan (Auditing
Accounting)
Akuntansi
pemeriksaan merupakan kegiatan Akuntansi yang berhubungan dengan pemeriksaan
keuangan atau Akuntansi umum. Akuntansi publik melakukan pemeriksaan terhadap
catatan-catatan yang mendukung laporan keuangan dengan menyatakan kelayakan dan
dapat dipercayainya suatu laporan.
C. Akuntansi Manajemen (Management
Accounting)
Titik
sentral dalam Akuntansi manajemen adalah informasi untuk pihak-pihak di dalam
perusahaan. Kegunaan Akuntansi manajemen antara lain, mengendalikan kegiatan
perusahaan, memonitor arus kas, dan menilai alternatif dalam pengambilan
keputusan. Misalnya dalam hal penetapan harga jual, pembelajaan, metode
produksi dan investasi. Bidang Akuntansi ini juga mengolah masalah-masalah
khusus yang dihadapi para manajer perusahaan dari berbagai jenjang organisasi
dengan menggunakan data historis maupun data tafsiran.
D. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
Akuntansi
biaya adalah Bidang Akuntansi yang menekankan kegiatan pada penetapan biaya dan
kontrol atas biaya. Terutama yang berhubungan dengan biaya produksi suatu
barang. Di samping itu salah satu fungsi utama Akuntansi biaya adalah
pengumpulan dan menganalisa data mengenai biaya, baik yang telah maupun yang
akan terjadi untuk digunakan oleh pemimpin perusahaan sebagai alat kontrol atas
kegiatan yang telah dilakukan serta alat untuk membuat rencana di masa
mendatang.
E. kuntansi Perpajakan (Tax
Accounting)
Bidang
Akuntansi perpajakan mencakup penyusunan surat pemberitahuan pajak serta
mempertimbangkan konsekuensi perpajakan dari transaksi usaha yang direncanakan.
Akuntansi Anggaran (Budgeting Accounting)
Akuntansi
anggaran adalah Bidang Akuntansi yang berhubungan dengan penyusunan rencana
keuangan mengenai kegiatan perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu di masa
mendatang serta analisa dan pengontrolannya.
Dengan
selesainya pembahasan materi tentang Bidang-bidang Akuntansi tadi, tentunya
telah membuka wawasan Anda bahwa perkembangan Akuntansi juga sangat dipengaruhi
oleh kemajuan teknologi dan pesatnya perkembangan dunia usaha. Di mana secara
tidak langsung menuntut sumber daya yang berkualitas dan profesional Bidang
Akuntansi , ya bukan? Kemudian persoalannya sekarang akan timbul lagi
pertanyaan baru, yaitu apakah tenaga ahli Bidang Akuntansi itu termasuk tenaga
profesional, layaknya seorang yang berprofesi sebagai dokter, pengacara dan
notaris? Jawabnya adalah benar! Seseorang yang memiliki keahlian di Bidang
Akuntansi yang berlatar belakang pendidikan minimal Diploma 3 jurusan
Akuntansi. Baiklah sekarang mari kita lanjutkan bahasan tersebut dengan profesi
Akuntansi.
4.
PEMAKAI AKUNTANSI
Pemakai Intern
Yang dimaksud dengan pemakai (pihak) intern adalah pihak
yang menyelenggarakan usaha, seperti rumah tangga konsumen (RTK) dan rumah
tangga produksi (RTP) yang dalam hal ini adalah pimpinan perusahaan (manajer)
yang bertanggung jawab dalam pengambilan suatu keputusan.
Setiap rumah tangga konsumen dan rumah tangga produksi
memerlukan informasi keuangan untuk mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu
mencapai laba maksimal dengan pengorbanan tertentu. Oleh karena itu memerlukan
suatu cara pencatatan yang sistematis agar dapat menaganlisis transaksi
keuangan menjadi informasi ekonomi yang berguna. Dapatkah Anda memberi contoh
rumah tangga konsumen? Baiklah, contohnya pemilik toko, setiap hari membuat
catatan tentang pengeluaran uang dan pemasukan uang. Dengan adanya kegiatan
pencatatan (akuntansi) tadi maka pemilik toko dapat mengetahui informasi
keadaan keuangan dari usahanya pada saat tertentu.
Kemudian bagaimana dengan contoh rumah tangga produksi?
Sebenarnya peranan akuntansi jauh lebih penting, lebih-lebih lagi dalam usaha
yang sudah berbadan hukum, misalnya manajer produksi memerlukan akuntansi
sewaktu ia ingin mengetahui berapa besar harga pokok barang, jumlah biaya
produksi barang yang dihasilkan.
A. Pemakai Ekstern
Yang dimaksud dengan pihak ekstern adalah pihak-pihak yang
berkepentingan dengan suatu usaha atau perusahaan, tetapi merupakan pihak luar
perusahaan. Contohnya, bank sebagai pemberi kredit (pinjaman). Jadi bank perlu
memastikan apakah debiturnya (perusahaan) yang diberikan fasilitas kredit ini
dapat melunasi seluruh pinjamannya pada waktu yang telah ditetapkan, sehingga
bank terhindar dari permasalahan kredit macet. Bagaimana pihak bank mendapatkan
data atau informasi yang berhubungan dengan perusahaan sebagai debiturnya? Bank
memperoleh data dan informasi berdasarkan catatan akuntansi yang dibuat berupa
laporan keuangan dari perusahaan yang mendapatkan kredit tadi.
Dengan mengulangi lagi membaca materi pemakai akuntansi ini
akan memudahkan Anda untuk memahami dan membedakan pihak ekstern yang
menggunakan informasi akuntansi. Sekarang mari kita lanjutkan dengan sejarah
singkat dari akuntansi.
a. Pemilik/investor dan calon pemilik
Pemilik memerlukan akuntansi
untuk memenuhi posisi maju/mundurnya perusahaan, sehingga ia dapat menentukan
apakah akan mempertahankan perusahaannya, menjual atau menanam modalnya di
perusahaan lain.
Calon pemilik dapat menentukan apakah
dia akan menanamkan modalnya pada perusahaan itu.
b. Kreditor dan calon kreditor
Informasi akuntansi
berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mengembalikan pinjaman,
sehingga dapat dijadikan pedoman apakah akan di tambah pinjamannya atau justru
akan ditarik pinjaman yang telah diberikan.
Bagi calon kreditor berguna untuk menilai resiko yang akan
terjadi sebelum pinjaman diputuskan ataru diberikan.
c. Pemerintah
Informasi akuntansi
bai pemerintah sangan berguna untuk tujuan pajak dan pengaturannya, pemeriksaan
terhadap kebenaran jumlah pajak yang dilaporkan, dan sebagai lat penilai apakah
perusahaan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan, serta pemantauan
perkembangan perusahaan melalui Biro Pusat Statistik.
d. Karyawan
Informasi ekonomi bagi karyawan akan berguna untuk
mengetahui kelangsungan hidupnya, maju mundurnya perusahaan yang berguna untuk
kemantapan kerja, pertimbangan naik turunnya gaji dan jaminan social.
e. Pelanggan
Informasi ekonomi berguna untuk mengevaluasi hubungan usaha
hubungan usaha dengan perusahaan, dan menentukan kelanjutan hubungan di masa
mendatang.
5. TUJUAN
/ MANFAAT AKUNTANSI
a.
Tujuan Akuntansi
Tujuan utama akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi dari suatu entitas
kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Yang dimaksud dengan Entitas adalah
badan usaha/perusahaan/organisasi yang mempunyai kekayaan sendiri.
Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi berguna
bagi pihak-pihak di dalam organisasi itu sendiri (internal) maupun pihak-pihak
di luar organisasi (eksternal). Pihak manajemen merupakan contoh pemakai
informasi dari kalangan internal. Informasi akuntansi ini oleh manajemen
dimanfaatkan untuk perencanaan, pengendalian dan evaluasi aktivitas usaha yang
dilaksanakan.
Dari sisi pengguna informasi dari kalangan eksternal, terbagi menjadi dua yaitu
:
1. pemakai eksternal yang berkepentingan langsung terhadap informasi akuntansi
contoh : investor dan kreditor.
2. pemakai
eksternal yang tidak berkepentingan langsung misalnya Analis Ekonomi, Pegawai
dan Lembaga-lembaga Pemerintah.
b. Manfaat Akuntansi
· Untuk mendapatkan informasi ekonomi (informasi keuangan
perusahaan)
· Untuk memberikan pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik
perusahaan
· Untuk mengetahui perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun
6.
PROFESI AKUNTANSI
Perkembangan profesi akuntansi
sejalan dengan jenis jasa akuntansi yang diperlukan oleh masyarakat yang makin
lama semakin bertambah kompleksnya. Gelar akuntan adalah gelar profesi
seseorang dengan bobot yang dapat disamakan dengan bidang pekerjaan yang lain.
Misalnya bidang hukum atau bidang teknik. Secara garis besar Akuntan dapat
digolongkan sebagai berikut:
a. Akuntan Publik (Public
Accountant)
Akuntan publik adalah akuntan independen yang memberikan
jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu. Mereka ini bekerja bebas dan
umumnya mendirikan suatu kantor akuntan. Seorang akuntan publik dapat melakukan
pemeriksaan (audit), misalnya terhadap jasa perpajakan, jasa konsultasi
manajemen, dan jasa penyusunan sistem manajemen.
b. Akuntan Intern (Internal
Accountant)
Akuntan
intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi.
Akuntan intern ini disebut juga akuntan perusahaan. Jabatan tersebut yang dapat
diduduki mulai dari Staf biasa sampai dengan Kepala Bagian Akuntansi atau
Direktur Keuangan. Tugas mereka adalah menyusun sistem akuntansi, menyusun
laporan keuangan kepada pihak-pihak eksternal, menyusun laporan keuangan kepada
pemimpin perusahaan, menyusun anggaran, penanganan masalah perpajakan dan
pemeriksaan intern.
c. Akuntan Pemerintah
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada
lembaga-lembaga pemerintah, misalnya di kantor Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas Keuangan (BPK).
d. Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam
pendidikan akuntansi, melakukan penelitian dan pengembangan akuntansi,
mangajar, menyusun kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan tinggi.
Apa saja persyaratannya bila seseorang ingin memperoleh
gelar Akuntan itu? Seseorang itu berhak menyandang gelar Akuntan bila telah
memenuhi syarat antara lain: Pendidikan Sarjana jurusan Akuntansi dari Fakultas
Ekonomi Perguruan Tinggi yang telah diakui menghasilkan gelar Akuntan, seperti
UI, UGM, UNHAS, USU dan sebagainya, atau perguruan tinggi swasta yang
berafiliasi ke salah satu perguruan tinggi yang telah berhak memberikan gelar
Akuntan. Selain itu juga bisa mengikuti Ujian Nasional Akuntansi (UNA) yang
diselenggarakan oleh konsorsium Pendidikan Tinggi Ilmu Ekonomi yang didirikan
dengan SK Mendikbud RI tahun 1976.
Dari uraian di atas, dapat diambil pengertian bahwa gelar
Akuntan itu pengakuannya adalah sama dengan gelar profesi lainnya seperti:
Pengacara, Dokter, Notaris, dan lainlain. Dan siapa saja bisa memperoleh gelar
akuntan tersebut, termasuk Anda sendiri tentunya mulai sekarang harus giat
belajar khususnya pelajaran dasar-dasar akuntansi ini.
II. STRUKTUR DASAR AKUNTANSI
LAPORAN KEUANGAN
Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses analisis
terhadap laporan keuangan dengan tujuan untuk memberikan tambahan informasi
kepada para pemakai laporan keuangan untuk pengambilan keputusan ekonomi,
sehingga kualitas keputusan yang diambil akan menjadi lebih baik.
1. PEMAKAI INFORMASI AKUNTANSI
Ada beberapa macam pemakai laporan
keuangan yang menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan
informasi yang berbeda. Diantaranya adalah :
a. Investor
Para investor berkepentingan terhadap
resiko yang melekat dan hasil pengembangan dari investasi yang dilakukannya.
Investor membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli,
menahan, atau menjual investasi tersebut. Selain itu , mereka juga tertarik
pada informasi yang memungkinkan melakukan penilaian terhadap kemampuan
perusahaan dalam membayar deviden.
b. Kreditor (Pemberi Pinjaman)
Para kreditor tertarik dengan informasi
keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta
bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
c. Pemasok dan Kreditor Usaha Lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah
jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
d. Shareholder’s (para pemegang saham)
Pemegang saham berkepentingan dengan
informasi mengenai kemajuan perusahaan, pembagian keuntungan yang akan
diperoleh, dan penambahan modal untuk bussiness plan selanjutnya.
e. Pelanggan
Pelanggan berkepentingan dengan
informasi yang berkaitan dengan kelangsungan hidup perusahaan, terutama jika
terlibat dalam perjanjian jangka panjang.
f. Pemerintah
Pemerintah berkepentingan dengan
alokasi sumber daya dan aktivitas perusahaan. Selain itu untuk mengatur
aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk
menyusun statistik pendapatan nasional.
g. Karyawan
Karyawan memerlukan informasi mengenai
stabilitas dan profitabilitas perusahaan, sehingga dengan informasi ini
memungkinkan mereka melakukan penilaian atas kemampuan perusahaan dalam
memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.
h. Masyarakat
Laporan keuangan dapat membantu
masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan
perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangakaian aktivitasnya.
1.
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
Tujuan laporan keuangan adalah untuk
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan , kinerja, dan perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca
(menggambarkan informasi posisi keuangan), laporan laba rugi (menggambarkan
informasi kinerja), laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan
dalam berbagai cara), catatan catatan dan laporan lain serta materi penjelasan
yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
3. ASUMSI DASAR
a. Dasar Akrual
Pada dasar akrual pengaruh transaksi
dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan
pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan
akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang
bersangkutan.
b. Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha perusahaan, yang
berarti perusahaan akan tetap melanjutkan usahanya di masa depan. Ini berarti bahwa perusahaan diasumsikan tidak
bernaksud atau berkeinginan untuk melikuidasi atau mengurangi secara material
skala usahanya.
4. KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN
KEUANGAN
a. Dapat Dipahami
b. Relevan
c. Keandalan
d. Dapat Dibandingkan
5. UNSUR LAPORAN KEUANGAN
A. Unsur Posisi Keuangan
1. Aktiva
Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai
oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan diharapkan akan
memberi manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa depan
2. Kewajiban
Kewajiban merupakan hutang perusahaan
masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan
akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung
manfaat ekonomi
3. Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual (residual
interest) atas aktiva perusahaan setelah dikurangi seluruh kewajiban (aktiva
bersih).
B. Unsur Kinerja Keuangan
1. Penghasilan (Income)
Penghasilan adalah kenaikan manfaat
ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan
aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi (setoran) penanam modal
2. Beban (Expense)
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi
selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva
atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
6. PENGAKUAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN
a. Biaya Historis
Pada dasar pengukuran ini, aktiva
dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayarkan atau sebesar
nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada
saat perolehan. Sedangkan kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima
sebagai penukar kewajiban atau (dalam keadaan tertentu) dalam jumlah kas (atau
setara kas) yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam
pelaksanaan usaha normal.
b. Biaya Kini (Current Cost)
Pada dasar pengukuran ini , aktiva
dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang seharusnya dibayar bila aktiva
yang sama atau setara aktiva diperoleh sekarang. Sedangkan kewajiban dinyatakan
dalam jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan yang mungkin akan
diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban sekarang.
c. Nilai Realisasi/Penyelesaian
Pada dasar pengukuran ini, aktiva
dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang dapat diperoleh sekarang
dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal. Sedanglan kewajiban dinyatakan
sebesar nilai penyelesaian, yaitu jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan
yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan
usaha normal.
d. Nilai Sekarang (Present Value)
Pada dasar pengukuran ini, aktiva
dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang didiskontokan ke
nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam
pelaksanaan usaha normal. Sedangkan kewajiban dinyatakan sebesar arus kas
keluar bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang yang
diharapkan akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan
usaha normal.
7. JENIS DAN BENTUK LAPORAN KEUANGAN
Jenis Laporan Keuangan
Ø Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang
memberikan informasi mengenai posisi keuangan (aktiva, kewajiban, dan ekuitas)
perusahaan pada saat tertentu. Neraca mempunyai tiga unsur laporan keuangan,
yaitu :
1. Aktiva adalah sumber
daya yang dikuasai perusahaan, yang terdiri dari :
a. Aktiva Lancar, yaitu aktiva
yang manfaat ekonominya diharapkan akan diperoleh dalam waktu satu tahun atau
kurang (siklus operasi normal), misalnya kas, surat berharga, persediaan,
piutang dan persekot biaya.
b. Investasi Jangka Panjang, yaitu penanaman modal yang biasanya dilakukan dengan
tujuan untuk memperoleh penghasilan tetap atau untuk menguasai perusahaan lain
dan jangka waktunya lebih dari satu tahun, misalnya investasi saham, investasi
obligasi.
c. Aktiva Tetap, yaitu aktiva
yang memiliki substansi (ujud) fisik, digunakan dalam operasi normal perusahaan
dan memberikan manfaat ekonomi lebih dari satu tahun. Contohnya adalah gedung,
tanah, kendaraan, mesin dan peralatan.
d. Aktiva Yang Tidak Terwujud, yaitu aktiva yang tidak memiliki substansi fisik dan
biasanya berupa hak istimewa yang memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan
untuk jangka waktu lebih dari satu tahun. Misalnya patent, goodwill,royalty,
copyright, franchise dan license.
2. Kewajiban yang merupakan
utang perusahaan masa kini, yang terdiri dari :
a. Kewajiban Lancar, yaitu
kewajiban yang penyelesaiannya diharapkan akan mengakibatkan arus keluar dari
sumber daya perusahaan (yang memiliki manfaat ekonomi) dalam jangka waktu satu
tahun atau kurang termasuk dalam kategori kewajiban ini misalnya utang dagang,
utang wesel, utang gaji dan upah, utang pajak, dan utang biaya.
b. Kewajiban Jangka Panjang, yaitu kewajiban yang penyelesaiannya diharapkan akan
mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan (yang memiliki manfaat
ekonomi) dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Misalnya utang obligasi,
utang hipotik, utang bank atau kredit investasi.
c. Kewajiban Lain-Lain, yaitu kewajiban yang tidak dapat dikategorikan ke dalam salah satu macam
kewajiban di atas, misalnya utang pada direksi, utang pada pemegang saham.
3. Ekuitas, yaitu bagian
hak pemilik dalam perusahan yang merupakan selisih antara aktiva dan kewajiban
yang ada., ekuitas terdiri dari :
a. Ekuitas yang
berasal dari setoran para pemilik, misalnya modal saham (termasu agio saham
bila ada)
b. Ekuitas yang
berasal dari hasil operasi, yaitu laba yang tidak dibagikan kepada para pemilik
, misalnya deviden.
Ø Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi menggambarkan
informasi mengenai potensi (kemampuan) perusahan dalam mengahsilkan laba selama
periode tertentu (kinerja). Laporan laba rugi memiliki unsur :
1. Penghasilan (Income), ada
dua macam penghasilan yaitu
a. Pendapatan (revenues), yaitu penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas yang biasa dan
yang dikenal dengan sebutan berbeda, seperti penjualan barang dagangan,
penghasilan jasa (fee), pendapatan bunga, pendapatan deviden, royaltis dan
sewa.
b. Keuntungan (gains), yaitu pos lain yang memenuhi definisi penghasilan dan mungkin timbbul atau
tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang rutin misalnya pos
yang timbul dalam pengalihan aktiva lancar, revaluasi sekuritas, kenaikan
jumlah aktiva jangka panjang.
2. Beban (Expense), dapat terdiri
dari :
a. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa (yang biasanya berbentuk arus kas
keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas persediaan, aktiva tetap), yang
meliputi misalnya harga pokok penjualan, gaji dann upah, penyusutan.
b. Kerugian, yang
mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang timbul atau tidak
timbul dari aktivitas perusahaan yang jarang terjadi, seperti misalnya rugi
karena bencana kebakaran , banjir atau pelepasan aktiva tidak lancar.
8. BENTUK LAPORAN KEUANGAN
Ø Neraca, memiliki dua bentuk penyajian :
1. Rekening (Skontro)
Pada bentuk ini unsur aktiva disajikan
pada sisi kiri (debit), sedangkan unsur kewajiban dan ekuitas disajikan pada
sisi kanan (kredit)
2. Laporan (Stafel)
Pada bentuk ini baik aktiva maupun
ekuitas disajikan secara urut dari atas ke bawah, yang dimulai dari aktiva ,
kewajiban dan terakhir ekuitas.
Ø Laba Rugi, memiliki dua bentuk penyajian yaitu :
1. Single Step
Pada bentuk ini semua penghasilan yang
diperoleh dari berbagai kegiatan /aktivitas dikelompokkan menjadi satu kelompok
yang disebut kelompok penghasilan, sedangkan untuk semua beban dikelaompokkan
ke dalam satun kelompok yang disebut beban. Penghasilan bersih (laba) merupakan
selisih antara kelompok penghasilan dan total kelompok beban.
2. Multiple Step
Pada bentuk ini penghasilan bersih
(laba) dihitung secara bertahap sesuai dengan aktivitas perusahaan. Dengan
demikian, semua penghasilan dan beban disajikan sesuai dengan kegiatan/aktivitas,
yaitu kegiatan usaha, di luar usaha dan luar biasa.
9. UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN
1) Akun Harta (Assets)
· Harta lancar, adalah harta yang berupa uang kas/bank dan harta yang
sangat mudah dijadikan uang atau umur pemakaiannya kurang dari satu tahun. Yang
termasuk harta lancar adalah:
a) Kas adalah Uang tunai yang siap digunakan dan bebas digunakan
setiap saat baik yang ada dalam perusahaan maupun saldo rekening giro
perusahaan yang terdapat dalam bank.
b) Surat-surat berharga (efek) Surat-surat yang dimiliki
perusahaan untuk diperjual-belikan. Gunanya untuk memanfaatkan dana kas/bank
yang dipakai.
c) Wesel tagih adalah piutang yang diperkuat dengan promes.
d) Piutang adalah tagihan pada pihak lain baik perorangan maupun badan
usaha.
e) Persedian barang dagang adalah persediaan barang yang
tersedia untuk dijual (dalam perusahaan dagang), persediaan bahan baku, barang
dalam proses dan barang jadi (dalam perusahaan manufaktur).
f) Perlengkapan adalah barang-barang yang digunakan untuk kegiatan
perusahaan dan diperkirakan habis dipakai dalam setahun. Misalnya
perlengkapan kantor, perlengkapan toko. (biasanya juga disebut bahan habis
pakai).
g) Beban yang dibayar di muka biaya yang telah dibayar tetapi manfaat dari pembayaran
belum diperoleh atau digunakan. Seperti asuransi dibayar di muka, sewa dibayar
di muka dan iklan dibayar di muka.
· Penyertaan (Investasi), adalah investasi jangka panjang
dalam bentuk saham, obligasi atau surat berharga lainnya. Investasi bertujuan
memperoleh keuntungan pada masa yang akan datang, atau dengan tujuan untuk
menguasai perusahaan lainnya. Investasi umumnya dalam bentuk saham dan obligasi
· Harta Tetap, adalah harta berwujud yang
digunakan untuk operasi perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu
tahun, seperti tanah, bangunan, mesin-mesin, peralatan dan sebagainya.
· Harta tak berwujud, adalah harta yang tidak mempunyai
wujud fisik, tetapi merupakan hak-hak istimewa yang menguntungkan perusahaan
dalam menghasilkan pendapatan. Contoh harta tak berwujud antara lain:
Hak
paten, yaitu hak istimewa atas suatu
barang yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan.
Hak
Cipta, yaitu hak karena menciptakan
sesuatu yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan. Misalnya hak cipta
lagu.Goodwill, adalah nama baik perusahaan yang
melekat pada perusahaan itu sendiri. Dengan goodwill maka barang yang
diproduksi dipercaya dan dibeli oleh masyarakat.
2) Akun Kewajiban
Kewajiban adalah pengorbanan
ekonomis yang harus dilakukan oleh perusahaan pada masa yang akan datang.
Pengorbanan untuk masa yang akan datang ini terjadi akibat kegiatan usaha.
Kewajiban ini dibedakan atas utang lancar dan utang jangkan panjang.
· Utang Lancar , Utang lancar adalah kewajiban
yang harus dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun.
Utang lancar antara lain:
a) Wesel
bayar, adalah utang yang disertai promes.
b) Utang
usaha atau utang dagang, adalah kewajiban
yang timbul karena pembelian jasa atau barang secara kredit.
c) Biaya
yang masih harus dibayar,
adalah beban yang sudah terjadi tetapi belum dibayar. Misalnya utang sewa,
utang gaji dan utang bunga.
d) Pendapatan
diterima di muka, adalah
kewajiban yang disebabkan perusahaan menerima lebih dahulu uang sedangkan
penyerahan jasa atau barang belum dilakukan.
· Utang Jangka Panjang Utang jangka panjang adalah
kewajiban yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu tahun. Utang ini
timbul karena pelunasan perusahaan untuk membeli peralatan-peralatan baru atau
mesin-mesain baru. Yang termasuk utang jangka panjang antara lain:
a) Utang Bank,
adalah pinjaman modal kerja dari Bank untuk perluasan usaha.
b) Utang Hipotik,
adalah pinjaman dari Bank dengan jaminan aktiva tetap.
c) Utang Obligasi,
adalah utang yang disebabkan perusahaan menerbitkan dan menjual surat-surat
berharga.
Utang Lain-lain Utang lain-lain adalah utang yang
tidak termasuk utang lancar maupun utang jangka panjang. Misalnya utang kepada
direksi dan utang kepada pemegang saham.
3) Akun Modal
Modal adalah selisih antara harta dengan kewajiban dan
merupakan hak pemilik perusahaan atas sebagian harta perusahaan. Akuntansi
modal pada perusahaan perseorangan disertai nama pemilik, akuntansi modal pada
persekutuan disertai dengan nama sekutu. Pada perusahaan Perseroan Terbatas,
akuntansi modal disebut dengan modal saham.
4) Akun Pendapatan
Pendapatan adalah hasil atau penghasilan yang diperoleh
perusahaan.
Pendapatan dibedakan atas:
· Pendapatan Usaha, adalah pendapatan yang berhubungan
langsung dengan kegiatan usaha.
· Pendapatan di luar usaha, adalah pendapatan yang tidak
berhubungan langsung dengan kegiatan usaha. Misalnya pendapatan sewa, pada
perusahaan dagang menyewakan sebagian ruang yang tidak dipakai untuk kegiatan
usaha, tetapi disewakan kepada pihak lain.
5) Akun Beban
Beban adalah pengorbanan yang terjadi selama melaksanakan
kegiatan usaha untuk memperoleh pendapatan. Beban dapat dibedakan atas:
· Beban Usaha, adalah pengorbanan yang langsung berhubungan dengan
kegiatan usaha.
· Beban Lain-lain, adalah pengorbanan yang tidak langsung berhubungan dengan
kegiatan pokok usaha. Misalnya beban bunga. Beban (biaya) yang dibayar oleh
perusahaan pada saat tertentu atas pinjaman yang diperoleh dari Bank.
10. ASUMSI DASAR AKUNTANSI
Sebagai
suatu sistem, maka di dalam akuntansi dikenal beberapa dasar anggapan
(asumsi).
Ada 10 asumsi dasar akuntansi menurut Paul Grady (AICPA) yaitu:
1. Suatu
masyarakat dan susunan pemerintahan yang menjamin hak milik pribadi (Asociety
and Government Structure honering property right)
2. Kesatuan
usaha yang spesifik (Specific Business Entities)
3. Kontinuitas
Usaha (Going Concern)
4. Penggunaan
unit moneter di dalam rekening-rekening (Monetary Expression in Accounts)
5. Konsistensi
antara periode-periode untuk kesatuan usaha yang sama (Consistency between
periods for the same entity)
6. Perbedaan
dalam akuntansi di antara kesatuan-kesatuan yang bebas (Diversity in Accounting
among independent entities)
7. Konservatif
(Conservatism)
8. Ketergantungan
data dari pengendalian intern (Dependability of data through internal control)
9. Cukup
berarti (Materiality)
10. Batas
waktu dalam penyusunan laporan keuangan membutuhkan taksiran-taksiran
(Timeliness
in financiall reporting requires estimates)
Dari
ke-10 asumsi dasar tersebut di atas, yang paling lazim dipakai sebagai sebagai
asumsi
dasar yang mendasari struktur akuntansi adalah :
-
Kesatuan Usaha Khusus (Separate Entity/Economic Entity)
Dalam
konsep ini perusahaan dipandang sebagai sebagai suatu unit usaha yang
berdiri
sendiri, terpisah dari pemiliknya.
-
Kontinuitas Usaha (Going Concern/Continuity)
Asumsi
ini menganggap bahwa suatu perusahaan itu akan hidup terus, dalam arti
diharapkan
tidak akan terjadi likuidasi di masa yang akan datang.
-
Pengunaan Unit Moneter dalam pencatatan
Asumsi
ini menganggap mata uang adalah alat pengukur yang stabil
-
Tepat Waktu (Time-Period/Periodicity)
Kegiatan
perusahaan berjalan terus antar periode menimbulkan masalah
pengakuan
dan pengalokasian ke dalam perode-periode tertentu di mana dibuat
laporan
keuangan, untuk itu laporan keuangan harus dibuat tepat pada waktunya.
11. PRINSIP DASAR AKUNTANSI
Konsep
dasar yang mendasari penyusunan prinsip akuntansi adalah sebagai berikut :
1.
Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)
Prinsip
ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva,
utang,
modal dan biaya.
2.
Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
Prinsip
ini menyangkut cara penentuan pendapatan berkala, yang dapat memenuhi
kebutuhan
untuk penyusunan laporan keuangan yang tepat pada waktunya.
3.
Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
Untuk
menyusun laporan keuangan periodik pendapatan yang diperoleh atau
terjadi
dalam periode akuntansi tertentu harus dipertemukan secara layak dengan
biaya-biaya
yang terjadi dalam periode akuntansi yang sama.
4.
Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
Agar
laporan keuangan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,
maka
metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi
harus
diterapkan secara konsistendari tahun ke tahun.
5.
Prinsip pengungkapan penuh (Full Disclosure Principle)
Yang
dimaksud dengan prinsip ini adalah menyajikan informasi yang lengkap
dalam
laporan keuangan.
12. JENIS-JENIS BASIS AKUNTANSI
Basis akuntansi merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang
menentukan kapan pengaruh atas transaksi atau kejadian harus diakui untuk
tujuan pelaporan keuangan. Basis akuntansi ini berhubungan dengan waktu kapan
pengukuran dilakukan. Basis akuntansi pada umumnya ada dua yaitu basis kas dan
basis akrual. Selain kedua basis akuntansi tersebut terdapat banyak variasi
atau modifikasi dari keduanya, yaitu modifikasi dari akuntansi berbasis kas,
dan modifikasi dari akuntansi berbasis akrual. Jadi dapat dikatakan bahwa basis
akuntansi ada 4 macam, yaitu:
1. Akuntansi berbasis kas (cash basis
of accounting);
2. Modifikasi dari akuntansi berbasis
kas (modified cash basis of accounting);
3. Akuntansi berbasis akrual (accrual
basis of accounting);
4. Modifikasi dari akuntansi berbasis
akrual (modified accrual basis of accounting).
13. KODE AKUN
A. Pengertian Kode Akun
Pernahkah Anda mengirim surat kepada seseorang yang berada
di daerah lain? Sebelum surat itu Anda masukkan ke Kantor Pos tentunya Anda
lebih dahulu menulis kode pos alamat tujuan bukan? Mengapa penulisan kode pos
itu selalu diingatkan oleh petugas pos? Tujuannya tak lain adalah untuk memudahkan
pihak pos untuk menyampaikan surat kepada si penerima surat.
Demikian pula halnya dengan kode akun dalam akuntansi. Kode
akun itu dicantumkan untuk memudahkan proses pencatatan, pencarian dan
penyimpanan serta pembebaban yang dituju pada setiap akun. Jadi apa yang
dimaksud dengan kode akun itu? Kode akun adalah pemberian tanda/nomor tertentu
dengan memakai angka, huruf atau kombinasi angka dan huruf pada setiap akun.
Bagus!
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa kode akun harus
bersifat membantu memudahkan pencatatan, pengelompokkan dan penyimpanan setiap
akun. Oleh karena itu kode akun hendaknya memiliki kriteria seperti, mudah
diingat, konsisten, sederhana dan singkat serta memungkinkan adanya penambahan
akun baru tanpa mengubah kode akun yang sudah ada.
B.
Jenis-jenis Kode Akun
Dalam suatu sistem akuntansi perusahaan pemberian kode akun
sangat tergantung pada keanekaragaman transaksi dan jumlah transaksi yang
terjadi. Semakin banyak dan kompleksnya transaksi yang terjadi menyebabkan
semakin banyak pula kode akun yang akan digunakan.
Ada beberapa kode akun yang dapat digunakan seperti kode
numerial, kode desimal, kode mnemonik serta kode kombinasi huruf dan angka.
Dalam modul ini hanya membicarakan dua macam kode akun yang biasa digunakan.
Kode akun yang dibahas adalah kode numerial dan kode desimal. Baiklah, sekarang
mari kita lanjutkan dengan materi berikutnya.
C. Kode Numerial
Kode numerial adalah cara pengkodean akun berdasarkan nomor
secara berurutan, yang dapat dimulai dari angka 1, 2, 3 dan seterusnya.
Contoh:
Kode Akun Numerial
D. Kode Desimal
Kode
desimal adalah cara pemberian kode akun dengan menggunakan lebih dari satu
angka. Setiap angka mempunyai arti, kode desimal ini dapat dibedakan atas kode
kelompok dan kode blok.
· Kode Kelompok
Kode
kelompok merupakan cara pemberian kode akun dengan mengelompokkan akun. Setiap
kelompok akun diberi nomor kode sendiri sendiri.
Contoh:
Akun piutang usaha termasuk kelompok akun harta diberi nomor 1 untuk harta.
Kemudian termasuk golongan akun harta lancar yang diberikan nomor kode 1,
kemudian merupakan jenis harta lancar yang ketiga sehingga diberi nomor urut 3,
dari cara mengelompokkan tersebut nomor akun piutang usaha diberikan nomor kode
tiga angka yaitu 113.
· Kode Blok
Kode blok adalah pemberian kode akun
dengan cara memberikan satu blok kode setiap kelompok akun. Misalnya harta
diberikan nomo2 100 - 199, Kewajiban diberi nomor 200 - 299, Modal diberikan
nomor 300 - 399, Pendapatan nomor 400 - 499 dan Beban nomor 500 - 599. Baiklah
berikut ini dapat Anda perhatikan contoh yang lebih rinci.
PENUTUP
Puji syukur kami haturkan kepada
Allah SWT, atas terselesaikannya makalah ini yang semoga mamperluas cakrawala
pengetahuan kita dan bermanfaat bagi kita semua
mungkin makalah ini jauh dari
kesempurnaan untuk itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf apabila penulisan
makalah yang kami buat terdapat kesalahan karena kami masih dalam tahap
belajar.
Cirebon, 26 Februari 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar