Senin, 01 November 2021

Makalah “Strategi Komunikasi Partai Politik dalam Pemilu di Indonesia”

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Komunikasi merupakan hal yang fundamental dalam kehidupan manusia. Hal ini didasari  kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang memerlukan sesamanya. Dari komunikasi orang tahu sesuatu informasi, makin banyak orang tahu sesuatu maka dia semakin dianggap memiliki informasi, dan kalau dia menguasai informasi maka dia menguasai dunia.

Tidak terlewatkan juga partai politik. Partai politik juga memiliki suatu fungsi ini. Menurut Leo Agustino setiap partai memiliki fungsi komunikasi politik. Lewat komunikasi yang terjalin ini diharapkan partai mampu menjangkau semua simpatisan atau yang masih buta politik agar tidak hanyut dalam gelombang apatis politik yang semakin besar.

Komunikasi Politik yang dilakukan oleh suatu partai politik sangat berguna bagi kemenangan parpol itu sendiri. Mengingat salah satu elemen dari komunikasi adalah menunjukkan identitas diri, maka komunikasi yang benar akan mengenalkan kepada orang lain identitas diri dalam hal ini adalah identitas partai politik kepada massa yang hadir. Dari identitas itu partai politik dapat membuat simpati dari rakyat yang berujung kemenangan.

Melalui komunikasi politik, partai politik menjembatani arus informasi yang berjalan dua arah, antara yang memerintah dengan yang diperintah, baik dari atas ke bawah maupun dari bawah ke atas (Budiardjo, 1981, p. 14). Secara umum, fungsi utama partai politik adalah memperoleh kekuasaan sehingga dapat melaksanakan kebijakan-berdasar ideologi tertentu (Surbakti, 2010, p. 149). Dimana kekuasaan tersebut diperoleh melalui posisi dalam lembaga eksekuif maupun legislatif Freud dalam Budiardjo (1981, p.14), kemudian mendefinisikan partai politik sebagai organisasi yang artikulatif yang terdiri atas pelaku-pelaku politik yang aktif pada pengendalian kekuasaan pemerintahan untuk memperoleh dukungan rakyat.

Pemilihan umum di Indonesia telah digelar banyak kali, mulai dari tahun 1955 hingga tahun 2019. Namun pemilu serentak di Indonesia digelar untuk pertama kalinya pada 17 April 2019 silam. Biasanya sebelum hari dimana pemilu tiba, tentunya partai-partai peserta pemilu telah menyusun strategi komunikasi politik yang akan dilancarkan pada masyarakat Indonesia. Dalam negara demokrasi, partai politik inilah yang menjalankan fungsi sebagai sarana komunikasi politik (Surbakti, 2010, p. 152).

 

1.2 Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud Strategi Komunikasi Politik?

2.      Bagaimana Strategi Komunikasi Politik dalam Pemilu di Indonesia ?

1.3 Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui dan memahami tentang apa itu Strategi Komunikasi Politik

2.      Untuk mengetahui dan memahami tentang Strategi Komunikasi Politik dalam Pemilu di Indonesia


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa  verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahuh. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.

 

A. Komponen Komunikasi

Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:

·         Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.

·         Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak  lain.

·         Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. Dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.

·         Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain

·         Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.

·         Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan (Protokol)

 

 

 

B. Proses Komunikasi

Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.

1)      Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.

2)      Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya. Media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan.

3)      Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.

4)      Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.

 

2.2 Politik

Politik (dari bahasa Yunani: politikos, yang berarti dari, untuk, atau yang berkaitan dengan warga negara), adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun  non-konstitusional.

Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain: kekuasaan politik, legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik, proses politik, dan juga tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik.

 

 

A. Teori tentang Politik

Teori Politik berasal dari dua suku kata, Teori dan Politik. Teori dapat diartikan sebagai cara, model kerangka fikiran ataupun pedapat yang dikemukakan oleh seseorang sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa. Sedangkan politik berarti negara (berasal dari kata polis). Politik juga memiliki arti sebagai proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yangantara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik. Politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:

·         Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles)

·         Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan Negara

·         Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat

·         Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.

 

B. Batasan Teori Politik

Teori Politik memiliki dua makna yaitu :

1) Teori sebagai pemikiran spekulatif tentang bentuk dan tata cara pengaturan masyarakat yang ideal,

2) Teori menunjuk pada kajian sistematis tentang segala kegiatan dalam masyarakat untuk hidup dalam kebersamaan.

 

C. Politik di Indonesia

Indonesia adalah sebuah negara hukum yang berbentuk kesatuan dengan pemerintahan berbentuk republik dan sistem pemerintahan presidensial dengan sifat parlementer. Indonesia tidak menganut sistem pemisahan kekuasaan melainkan pembagian kekuasaan. Walaupun ± 90% penduduknya beragama Islam, Indonesia bukanlah sebuah negara Islam. Cabang eksekutif dipimpin oleh seorang presiden yang merupakan kepala negara sekaligus kepala pemerintahan yang dibantu oleh seorang wakil presiden yang kedudukannya sebagai pembantu presiden di atas para menteri yang juga pengawas presiden. Kekuasaan legislative dibagi di antara dua kamar di dalam Majelis Permusyawaratan Rakyat/MPR yaitu Dewan Perwakilan Rakyat/DPR dan Dewan Perwakilan Daerah/DPD. Cabang yudikatif terdiri dari Mahkamah Agung/MA yang dan sebuah Mahkamah Konstitusi/MK yang secara bersama-sama memegang kekuasaan kehakiman. Kekuasaan Inspektif dikendalikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan yang memiliki perwakilan di setiap provinsi dan kabupaten/kota di seluruh wilayah Republik Indonesia.

Indonesia terdiri dari 34 provinsi yang memiliki otonomi, 5 di antaranya memiliki status otonomi yang berbeda, terdiri dari 3 Daerah Otonomi Khusus yaitu Aceh, Papua, dan Papua Barat; 1 Daerah Istimewa yaitu Yogyakarta; dan 1 Daerah Khusus Ibu kota yaitu Jakarta. Setiap provinsi dibagi-bagi lagi menjadi kota/kabupaten dan setiap kota/kabupaten dibagi-bagi lagi menjadi kecamatan/distrik kemudian dibagi lagi menjadi keluarahan/desa/nagari hingga terakhir adalah rukun tetangga.

Sistem Politik Demokrasi Pancasila merupakan sistem politik yang diterapkan di Indonesia saat ini. Sistem ini mengambil nilai-nilai luhur dari pancasila. Semua kegiatan yang telah dijelaskan diatas berpedoman pada pancasila dan dilaksanakan dengan demokratis. Prinsip

Sistem Politik Demokrasi Pancasila:

1. Pembagian kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif berdasarkan hukum

2. Pemerintah berdasarkan konstitusi

3. Jaminan kebebasan individu dalam batas-batas tertentu

4. Pemerintahan yang bertanggung jawab

5. Pemilu langsung dan multipartai

 

 

 

 

 

2.3 Komunikasi Politik

 

A. Pengertian Komunikasi Politik

Komunikasi politik adalah sebuah frase terdiri dari dua kata “komunikasi” dan “politik” yang mempunyai makna dan pengertian tersendiri sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Setelah digabungkan dua kata tersebut jadilah sebuah pengertian yang lebih luas, sebagaimana yang dijelaskan oleh para ahli.

Cangara (2009, p. 35) mendeskripsikan komunikasi politik sebagai suatu proses komunikasi yang memiliki implikasi terhadap aktivitas politik. Sedangkan, menurut Meadow dalam (Ida & Subiakto, 2012, p. 20), “political communication refers to any exchange of  symbols or messages that to a significant extent have been shaped by or have consequences for political system”. Berdasarkan penjelasan Meadow tersebut, dapat dilihat bahwa melalui komunikasi dapat disusun pesan-pesan yang dapat memiliki konsekuensi terhadap sistem politik, Sehingga komunikasi politik kemudian dapat dijadikan alat bagi partai politik untuk mempengaruhi khalayak dan memenangkan pemilu.

Komunikasi politik kemudian digunakan oleh orang-orang yang terlibat dalam kegiatan per-politikan suatu negara untuk menjalin hubungan dengan orang lain, kelompok tertentu, atau rakyat dalam konteks yang lebih besar. Sehingga proses pencapaian tujuan komunikator-komunikator tersebut bisa tercapai sebagaimana mestinya. Dalam kondisi seperti di atas, biasanya saluran komunikasi yang digunakan melalui media massa, baik dengan bentuk rapat umum, konferensi pers, dan lain-lain.

 

B. Bentuk-Bentuk Komunikasi Politik

Komunikasi politik memiliki beberapa tujuan penting antara lain, untuk membentuk citra politik yang baik dalam masyarakat, menciptakan public opinion atau pendapat umum, dan untuk ikut dalam pemilihan umum serta untuk mempengaruhi kebijakan-kebijakan publik dalam segala segi kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. Terdapat berbagai macam bentuk-bentuk komunikasi politik, namun bentuk-bentuk yang sudah biasa digunakan oleh para politikus adalah:

1) Retorika politik

Berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu rhetorica, yang berarti seni berbicara. Asalnya digunakan dalam perdebatan-perdebatan di ruang sidang pengadilan untuk saling memengaruhi sehingga bersifat kegiatan antarpesona. Kemudian berkembang menjadi kegiatan komunikasi massa, yaitu berpidato kepada orang banyak (khalayak).

2) Agitasi politik

Berasal dari kata dalam bahasa Latin yaitu agitare, yang artinya bergerak atau menggerakkan dan dalam bahasa Inggris, agitation. Menurut Harbert Blumer yang dikutip oleh Anwar Arifin, agitasi dilakukan untuk membangkitkan rakyat kepada suatu gerakan politik, baik lisan maupun tulisan, dengan merangsang dan membangkitkan emosi khalayak. Dimulai dengan cara membuat kontradiksi dalam masyarakat, kemudian menggerakkan khalayak untuk menentang kenyataan hidup yang dialami selama ini (penuh ketidakpastian dan penuh penderitaan) dengan tujuan menimbulkan kegelisahan di kalangan massa.

3) Propaganda politik

Propaganda (menyemaikan tunas suatu tanaman) adalah suatu salah bentuk kegiatan yang sudah lama dalam bidang politik. Penggunaan propaganda politik secara intensif dalam politik adalah dilakukan oleh Hitler (NAZI) dalam perang dunia II. Yaitu dengan melakukan kebohongan dengan cara menyebarkan ideologi NAZI (fasisme) untuk memperluas pengaruh dan kekuasaannya. Sebelumnya propaganda digunakan dalam bentuk kegiatan keagamaan (umat katolik), yaitu pada tahun 1622, Paus Gregius XV membentuk suatu komisi cardinal yaitu congretgation de propaganga fide, untuk menambahkan keimanan kristiani.

 

 

4) Public Relations (PR) Politics

Public Relations (PR) Politics yang tumbuh pesat di Amerika Serikat setelah Perang Dunia II, sebagai suatu upaya alternative dalam mengimbangi propaganda yang dianggap membahayakan kehidupan sosial dan politik, presiden Theodore Rossevelt (1945) mendeklarasikan pemerintahan sebagai square deals (jujur dan terbuka) dalam melakukan hubungan dengan masyarakat dan menjalin hubungan timbale balik secara rasional. Sehingga tujuannya untuk menciptakan hubungan saling percaya, harmonis, terbuka atau akomodatif antara politikus, professional atau aktivis (komunikator) dengan khalayak (kader,simpatisan, masyarakat umum).

5) Kampanye politik

Bentuk kampanye komunikasi ini yang paling menarik dan semarak dilakukan menjelang hari pemilihan kampanye politik. Kampanye politik termasuk bentuk komunikasi politik yang dilakukan seseorang dalam waktu tertentu untuk memperoleh dukungan politik dari rakyat. Kampanye politik adalah penciptaan ulang, dan pengalihan lambang signifikan secara sinambung melalui komunikasi.

Ada berbagai macam kampanye politik diantaranya sebagai berikut:

-          Pertama, dengan menggunakan media massa atau disebut juga dengan istilah persuasif massa. Metode ini biasanya dilakukan dalam bentuk “imbauan kepada massa dilakukan baik melalui hubungan tatap muka ataupun melalui jenis media perantara, yaitu: media elektronik, media cetak, atau poster.”

-          Kedua, kampanye interpersonal, adalah kampanye yang dilakukan terhadap diri sendiri atau lebih kepada sikap-sikap pribadi. Hal-hal yang biasanya “dilakukan oleh para kandidat (atau istrinya, kerabat dekat, dan juru bicara utama) dalam setting yang relatife informal.”

-          Ketiga, kampanye organisasi. Didalam kampanye organisasi yang dilakukan adalah “mengerahkan anggota, dan memberikan tekanan kepada calon pejabat: serikat buruh, asosiasi perusahaan, kelompok agrikultur, organisasi hak sipil, lobby konsumen, pencinta lingkungan.” Hal tersebut semuanya dilakukan agar suara mengarah kepada kandidat yang berkompetensi dalam pemilu.

6) Lobi Politik

Istilah lobi sendiri sesungguhnya tempat para tamu menunggu untuk berbincang-bincang di hitel, karena yang hadir para politikus yang melakukan pembicaraan politik (political lobbying) terjadi dialog dengan tatap muka (komunikasi antarpersonal) secara informal namun penting. Karena hasil lobi itu biasanya ada kesepahaman dan kesepakatan bersama yang akan diperkuat melalui pembicaraan formal dalam rapat atau siding politik yang akan menghasilkan keputusan dan sikap politik tertentu.

Dalam lobi politik pengaruh dari pribadi seorang politikus sangat berpengaruh seperti komptensinya, penguasaan masalah dan charisma. Lobi politik adalah gelanggang terpenting bagi pembicaraan para politikus atau kader politik tentang kekuasaan, pengaruh, otoritas, konflik dan consensus.

 

2.4. Strategi Komunikasi Politik

 

A. Pengertian Strategi Komunikasi

Dari segi etimologi, kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu stratogos yang berasal dari kata stratogos yang berarti militer, yang berarti memimpin. Dalam konteks awalnya, strategi diartikan generalship atau sesuatu yang dilakukan oleh para jendral dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan perang, Sehingga tidak mengherankan jika pada awal perkembangannya istilah strategi digunakan popular dilingkungan militer. Strategi komunikasi merupakan perpaduan perencanaan komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatannya bisa berbedabeda tergantung pada suatu kondisi dan situasi.

Strategi Komunikasi perlu disusun secara luwes, sehingga taktik operasionalnya komunikasi dapat segera disesuaikan dengan fakto-faktor yang berpengaruh. Untuk mencapai tujuan komunikasi secara efektif, seorang strategis komunikasi perlu memahami sifat-sifat komunikasi dan pesan, guna dapat menentukan jenis media yang akan diambil dan teknik komunikasi yang akan ditetapkan.

 

B. Pemahaman Strategi Komunikasi Politik

Strategi komunikasi politik merupakan sebuah taktik yang begitu berperan dalam pemenangan pemilihan umum. Keberhasilan strategi komunikasi politik memberikan sebuah kontribusi yang besar dalam menggunakan dan merencanakan strategi pasangan kandidat atau partai politik untuk menyusun tidak hanya dalam menghadapi pemilu namun juga pasca pemilu. Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan menejemen (management) untuk mencapai suatu tujuan tersebut. Strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan saja yang hanya menunjukkan peta arah saja melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Politik dan strategi merupakan dua hal yang harus berjalan beriringan apabila mengejar  tujuan berpolitik dalam pemenangan pemilu atau pilkada.

Sementara itu strategi juga membutuhkan taktik, prasyaratan dalam sebuah perencanaan adalah adanya perencanaan strategi. Perencanaan taktik dan pengambilan tindakan hanya dapat memiliki arti apabila sebuah strategi direncanakan secara teliti. Jadi perencanaan taktik dapat memberikan jawaban atas pertanyaan siapa, akan melakukan apa, kapan, dimana, bagaimana dan mengapa. Keputusan taktis semacam ini digunakan untuk mencapai setiap tujuan strategis. Keputusan-keputusan ini terutama tergantung pada pengenalan akan ruang lingkup, kerangka prasyarat, dan kemampuan pribadi. Oleh karena itu, perencanaan taktis hendaknya tidak direncanakan dari tingkat strategis, melainkan oleh pimpinan yang ada di tingkat taktis, karena hanya disinilah pengetahuan yang dibutuhkan berada.

Strategi komunikasi politik dalam konteks pemilukada, memiliki peran sentral dalam agenda meraih kemenangan. Seorang kandidat dalam hal ini tidak hanya mengandalkan popularitas maupun posisinya sebagai kandidat imcumbent saja, namun ada strategi komunikasi politik yang bisa diaplikasikan sesuai dengan kondisi dan tempat dimana kontestasi diselenggarakan. Apabila untuk kandidat yang kurang memiliki popularitas di mata masyarakat, tentu membutuhkan atau mencari strategi komunikasi yang efektif untuk mensosialisasikan visi misinya untuk memenangkan pertarungan antar kandidat dalam pemilu.

Strategi komunikasi politik dalam konteks pemerintahan, digunakan untuk membuat dan menerapkan aturan-aturan khususnya di dalam proses pemilihan umum dengan cara meningkatkan kemampuan dan kesempatan bagi masyarakat untuk mengungkapkan aspirasi dan kepentingannya serta menyalurkan kebijakan-kebijakan sehingga wujud menciptakan sebuah komunikasi timbal balik antara suprastruktur dan infrastruktur politik dalam mempersiapkan sebuah pemilu.

 

C. Tahapan-Tahapan Strategi Komunikasi Politik

Menyusun strategi komunikasi diperlukan suatu pemikiran dengan memperhitungkan faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor penghambat. Akan lebih baik apabila dalam strategi itu diperhatikan komponen komponen komunikasi dan faktor-faktor pendukung dan penghambat pada setiap komponen tersebut. Menurut Cutlip, Center dan Broom (2006, p. 320) mengatakan bahwa terdapat empat tahapan dalam menyusun strategi komunikasi, yaitu menganalisis suatu masalah kemudian menyusun sebuah program dan melakukan tindakan serta yang terakhir melakukan evaluasi.

Berikut adalah penjelasan singkat dari empat ( 4 ) tahapan tersebut :

1) Mengamati atau menganalisis permasalahan.

Merupakan gabungan dari aktivitas-aktivitas seperti meneliti, mengawasi pengetahuan, pendapat, sikap serta perilaku masyarakat yang memiliki kepentingan terpengaruh oleh tindakan yang dilakukan. Sehingga mereka mencari dan berpatokan terhadap karakter public atau masyarakat. Ini merupakan pengetahuan dasar dari strategi komunikasi yang akan diimplementasikan.

2) Perencanaan dan penyusunan program

Setelah informasi dan data terkumpul, dalam rangka untuk menyusun program, tujuan, tindakan serta strategi komunikasi. Ini dilakukan apabila karakteristik masyarakat sudah diketahunya, karena bagaimanapun perencanaan dan program adalah tahap lanjutan dari tahap pengamatan permasalahan dari kondisi dan situasi di masyarakat.

3) Mengambil tindakan berkomunikasi

Tahap ini adalah implementasi dari perencanaan dan program yang telah diagendakan secara matang. Bagaimana mendisain citra atau image seefektif mungkin untuk menarik perhatian masyarakat. Ini dilakukan dalam rangka mengkomunikasikan pesan-pesan yang disampaikan secara komunikatif.

4) Evaluasi program kerja

Tahap ini adalah mengevaluasi dari semua yang telah dilakukan dari mulai mengamati permasalahan, perencanaan dan program serta pelaksanaan dan komunikasi. Alasan dari evaluasi adalah untuk memfokuskan usaha, mengetahui keefektifan, mendukung manajemen baik danm emfasilitasi pertanggungjawaban. Dan pada tahap ini juga kita bisa mengetahui keberhasilan dan kesuksesan dari seluruh kegiatan yang telah dilakukan.

 

D. Faktor-Faktor Pendorong dan Penghambat Komunikasi Politik

Dalam melakukan strategi komunikasi politik tentu tidak terlepas dari segala sesuatu hambatan juga faktor pendukung lancarnya suatu strategi itu dijalankan. Faktor penghambat dan pendukung tidak bisa dipisahkan beitu saja,mengingat keduanya adalah keseimbangan hidup. Tiap partai memiliki faktor-faktor penghambat dan pendukung yang berbeda, setiap partai memiliki apa yang dinamakan kekuatan juga kemudian kelemahan.

1)      Hubungan komunikator-komunikan Politikus, baik representatif maupun ideolog, berkomunikasi untuk kepentingan para pemilih atau untuk kepentingan tujuan. Juru bicara kelompok terorganisasi dan pemuka pendapat memainkan peran yang jauh lebih aktif dalam komunikasi politik dibandingkan dengan warga negara pada umumnya. Dalam komunikasi politik, partisipan adalah anggota khalayak yang aktif yang tidak hanya memperhatikan apa yang dikatakan oleh para pemimpin politik, tetapi juga menanggapi dan bertukar pesan dengan para pemimpin Itu. Ringkasnya, partisipan politik melakukan kegiatan bersama dan bersama-sama dengan para pemimpin politik, yaitu mereka sama-sama merupakan komunikator politik Nimmo, 2004: 125.

2)      Faktor sosial-ekonomi, Banyak cara menentukan seseorang untuk dikategorikan ke dalam kelas sosial mana; tetapi pada umumnya, kelas itu merupakan fungsi dari pekerjaan, pendapatan, dan pendidikan orang. Anggota kelas atas dan kelas menengah adalah orang dengan pekerjaan profesional-manajerial dengan pendapatan tinggi dan berpendidikan akademis; anggota kelas menengah bisa pegawai administrasi atau pegawai keahlian skilled yang pendapatannya relatif baik dan seringkali, tetapi tidak terlalu, memiliki gelar akademis; kelas rendah mencakup buruh kasar dengan pendidikan sekolah menengah atau yang lebih rendah, penganggur, dan orang miskin. Pada umumnya, orang dari kelas yang lebih tinggi lebih sering berpartisipasi dalam politik ketimbang orang dari strata sosial yang lebih rendah Nimmo, 2004: 141.

3)      Budaya politik, Suatu cara penting opini publik dalam mempengaruhi apa yang dilakukan oleh pejabat pemerintah ialah menggunakan budaya politik. Pengaruh opini publik yang terbesar terhadap pembuatan keputusan pada pemerintah ialah dimilikinya budaya politik bersama oleh rakyat untuk memegang jabatan pemerintah. Budaya politik terdiri atas pola kecenderungan kepercayaan, nilai, dan pengharapan yang diikuti secara luas Nimmo, 2004: 36.

4)      Struktur organisasi partai, Struktur ialah pelembagaan hubungan organisasi antara komponen- komponen yang membentuk bangunan itu. Struktur politik sebagai salah satu species struktur pada umumnya, selalu berkenaan dengan alokasi nilai-nilai yang bersifat otoritatif, yaitu yang dipengaruhi oleh distribusi serta penggunaan kekuasaan.

5)      Model komunikasi, Komunikasi politik yang dilakukan partai politik bisa berupa lisan maupun tulisan. Komunikasi politik yang dilakukan oleh partai politik bertujuan untuk memperoleh kejelasan dan mempengaruhi perubahan aspek kognitif anggota yang meliputi paham ideologi dan platform.

 

E. Jenis Strategi Komunikasi Politik

Ada beberapa jenis strategi yang dilakukan berbentuk penguatan terhadap apa yang sudah dibangun oleh para partai politik selama ini diantara nya ;

1.      Strategi Ketokohan

Menggunakan strategi ketokohan sebagai salah satu elemen penting. Beberapa hasil studi juga menunjukkan bahwa mayoritas suara masyarakat Indonesia berpatokan pada elemen ketokohan (Arifin, 2011, p. 236). Melihat pada partai-partai besar seperti PDIP, Golkar dan PKB, mereka memiliki para tokoh yang dapat memberikan kontribusi cukup signifikan bagi suara partai. Misalnya Soekarno dan Megawati pada PDIP, Soeharto pada Golkar, Gusdur pada PKB dan Amien Rais di PAN.

Kecenderungan dalam memilih pemimpin berdasarkan ketokohan disebabkan bangsa Indonesia masih terbiasa menggunakan budaya paternalistik. Budaya paternalistic sendiri menempatkan sikap dan perilaku seseorang mengikuti sang tokoh panutan. Rakhmat mendefinisikan ketokohan sebagai orang yang memiliki kredibilitas, daya tarik dan kekuasaan. Orang yang memiliki karakteristik ketokohan disebut juga oleh Nimmo sebagai pahlawan politik, yaitu mereka yang terkenal dengan rekam jejaknya (Arifin,
2011, p. 236).

Model strategi ini mencakup pada psikologis, sosiologis dan rasional. Model ini percaya bahwa perilaku memilih seseorang ditentukan oleh karakter dan latar belakang sosiologisnya seperti, agama ras, bahasa, dan daerah tempat tinggal (Bartels, 2012, p. 240. Sedangkan untuk model psikologis, yang kemudian dijual adalah sifat bijaksana dan pro rakyat yang dimiliki oleh tokoh calon pemimpin/caleg. Sedangkan model rasional yang dijual adalah keberhasilan tokoh tersebut dalam memimpin didapilnya di periode sebelumnya.

 

2.      Strategi Historis

Banyak partai politik yang mempunyai nilai historis di Indonesia. Sejak awal kemunculan hingga saat ini perkembangan partai politik di indonesia sangat pesat. Sejarah partai-partai yang berhasil mencetak anggota-anggota nya menjadi pemimpin menuju kursi legislatif dan eksekutif baik tingkat nasional, daerah maupun kota akan membuat citra partai tersebut baik dimata masyarakat.

Melalui nilai historis inilah masyarakat kemudian diajak untuk flashback mengingat Bagaimana program-program yang telah dijalankan tokoh-tokoh partai politik tersebut sangatlah prorakyat. Strategi ini sejalan dengan model psikologis yang mengandung konsep identifikasi kepartaian (party identification atau partisanship) yakni rasa kedekatan dengan partai politik tertentu. Secara sederhana menurut Roth (2009, p. 38), pendekatan psikologis berusaha untuk menerangkan faktor-faktor apa saja yang memengaruhi keputusan pemilu melalui trias determinant: identifikasi partai (Party
ID), orientasi kandidat dan orientasi isu.

 

3.      Strategi Ideologi

Strategi ideology digunakan oleh partai politik untuk menegaskan pada semua golongan masyarakat bahwa ideologi yang mereka anut adalah pro rakyat sehingga bisa merangkul dan mendapatkan suara dari berbagai elemen masyarakat.

Selain itu partai politik juga berusaha mengikuti perkembangan zaman dengan berusaha menuju partai yang modern. hal tersebut dibuktikan dengan berbagai riset yang telah dilakukan bahkan partai politik menggandeng para akademisi dari berbagai universitas. Sehingga dengan peluang inilah, partai politik akan dimudahkan untuk meraih kaum milenial atau golongan pemilih pemula. Menurunnya kepercayaan terhadap partai politik yang banyak dialami oleh pemilih pemula dapat diatasi dengan mengaplikasikan ideology partai politik yang berbasis modern ini

 

4.      Strategi Prioritas Partai Politik

Strategi prioritas partai politik didasarkan pada logika pragmatisme yaitu nilai guna suatu benda. Hadiwijono mendefinisikan pragmatisme adalah aliran yang menerima segala sesuatu hal asalkan membawa manfaat (Kartika, 2016). Artinya, masyarakat akan cenderung memilih suatu hal yang bermanfaat bagi dirinya. Oleh karena itu, Partai
Politik berusaha memenuhi kebutuhan pragmatis masyarakat melalui program. Partai politik menyusun program mereka berdasarkan kebutuhan masyarakat. Program yang akan dijual oleh partai maupun caleg kepada masyarakat harus sesuai dengan yang dibutuhkan rakyat dewasa ini.

Strategi ini sejalan dengan model pilihan raasional yang diperkenalkan oleh Anthony Downs dalam karyanya An Economic Theory of Democracy (1957). Model pilihan rasional percaya bahwa perilaku memilih seseorang ditentukan berdasarkan evaluasi subjektif terhadap berbagai kondisi baik secara individu maupun masyarakat. Tentunya dalam hal ini individu memiliki pemahaman mengenai apa yang diinginkan yang kemudian disebut sebagai sebuah outcome (Evans, 2004, p. 72). Melalui strategi ini, Partai Politik berusaha meraih suara dari pemilih yang bersifat rasional.

 

 

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Komunikasi politik berasal dari dua kata dasar, komunikasi dan politik. Komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain, baik dengan cara penggunaan media sebagai kemasan informasi atau melalui transmisi secara simbolik. Sehingga informasi mudah dimengerti dan pada akhirnya dimiliki kesamaan persepsi. Sedangkan politik adalah  segala upaya untuk memperoleh, mempertahankan, dan memperluas wilayah kekuasaan.

Komunikasi Politik yang dilakukan oleh suatu partai politik sangat berguna bagi kemenangan parpol itu sendiri. Menurut Meadow dalam (Ida & Subiakto, 2012, p. 20), melalui komunikasi dapat disusun pesan-pesan yang dapat memiliki konsekuensi terhadap sistem politik, Sehingga komunikasi politik kemudian dapat dijadikan alat bagi partai politik untuk mempengaruhi khalayak dan memenangkan pemilu.

Strategi komunikasi politik merupakan sebuah taktik yang begitu berperan dalam pemenangan pemilihan umum. Politik dan strategi merupakan dua hal yang harus berjalan beriringan apabila mengejar  tujuan berpolitik dalam pemenangan pemilu atau pilkada.

Menurut Cutlip, Center dan Broom (2006, p. 320) mengatakan bahwa terdapat empat tahapan dalam menyusun strategi komunikasi, yaitu menganalisis suatu masalah kemudian menyusun sebuah program dan melakukan tindakan serta yang terakhir melakukan evaluasi.

Ada beberapa jenis strategi yang dilakukan berbentuk penguatan terhadap apa yang sudah dibangun oleh para partai politik selama ini diantara nya; Strategi ketokohan, strategi historis, strategi ideology, dan strategi prioritas partai politik.


DAFTAR PUSTAKA

 

Buku :

Arifin, A. (2011). Komunikasi politik (filsafat - paradigma - teori - tujuan - strategi dan komunikasi politik Indonesia). Yogyakarta: Graha Ilmu

Cangara, Hafidz, Prof, M.Sc, Ph.d. 2011. Komunikasi Politik Konsep, Teori, dan Strategi. Jakarta; Rajawali press

Dan Nimmo. 2005. Komunikasi Politik. Komunikator, Pesan, dan Media.(Edisi terjemahan oleh Tjun Surjaman). Bandung: Remaja Rosdakarya

 

Internet :

https://text-id.123dok.com/document/rz31ml3dy-bentuk-bentuk-komunikasi-politik-faktor-faktor-penghambat-komunikasi-politik.html (diakses pada 20:08 wib, tanggal 18 Juni 2021)

https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_politik (diakses pada 20:23 wib, tanggal 18 Juni 2021)
https://kajianpolitikkuningan.blogspot.com/.../komponen-komponen-komunikasi-politik (diakses pada 20:30 wib, tanggal 18 Juni 2021)

www.bukabuku.com/.../komunikasi-politik-teori-aplikasi-dan-strategi (diakses pada 20:34 wib, tanggal 18 Juni 2021)

https://politik.kompasiana.com/.../komunikasi-politik-indonesia-530415.html (diakses pada 20:45 wib, tanggal 18 Juni 2021)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar