Selasa, 29 Maret 2022

MAKALAH KONSEP DASAR SOSIOLINGUISTIK

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

 

A.  Latar Belakang

       Manusia merupakan makhluk sosial. Artinya, dalam kehidupan manusia selalu membutuhkan manusia lain. Dalam menjalani kehidupan, manusia melakukan interaksi sosial dengan manusia lain, baik secara individu dengan individu atau dengan kelompok-kelompok dalam lingkungan kehdupannya. Untuk menjalin hubungan baik dengan manusia lain, manusia melakukan suatu proses yang disebut komunikasi. Nah, dalam proses komunikasi inilah digunakan bahasa sebagai media agar dapat saling mengerti makna dari ujaran yang disampaikan atau diterima.

       Mengacu pada fenomena di atas, terkait bahasa yang tidak bisa dilepaskan dari fenomena kegiatan bermasyarakat, maka beberapa linguis tertarik untuk mengkaji mengenai pemakaian bahasa dalam penggunaannya pada kehidupan masyarakat. Masyarakat yang beragam turut membuat bahasa itu beragam. Sehingga kajian bahasa untuk fenomena ini digabungkan dengan kajian sosial, sehingga lahirlah kajian sosiolinguistik.

       Untuk memberi batasan pada kajian sosiolinguistik ini, Nababan (dalam Sumarsono, 2011) menyatakan bahwa sosiolinguistik adalah kajian atau pembahasan bahassa sehubungan dengan penutur bahasa itu sebagai anggota masyarakat. Perlu diingat sekali lagi, bahwa seorang penutur adalah anggota masyarakat-tutur. Sebagai anggota masyarakat, dia terikat oleh nilai-nilai sosial dan nilai-nilai budaya masyarakat.

 Pengetahuan mengenai sosiolinguistik ini diharapkan dapat member manfaat dalam proses berkomunikasi dan berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Sosiolinguistik dapat memberi pedoman penggunaan bahasa secara konkret di dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga kehidupan bermasyarakat dapat terjalin dengan harmonis tanpa adanya ketegangan sosial dikarenakan kesalahan penggunaan bahasa.

 

B. Rumusan Masalah

                        Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam makalah Konsep Linguistik dan Sosiolinguistik ini adalah sebagai berikut.

  1. Apa yang dimaksud dengan linguistic?
  2. Bagaimana sosiolinguistik dikatakan sebagai kajian interdisipliner?
  3. Bagaimana konsep sosiolinguistik dikatakan sebagai linguistik terapan?

 

C.Tujuan Penulisan

            Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka makalah ini ditulis dengan tujuan sebagai berikut.

  1. Memahami konsep dan hakikat linguistik
  2. Memahami sosiolinguistik sebagai kajian interdisipliner
  3. Memahami konsep sosiolinguistik sebagai linguistik terapan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.  Hakikat Linguistik

            Kata linguistik berasal dari bahasa latin, lingua yang berarti ‘bahasa’. Bahasa Prancis memiliki dua istilah untuk konsep ini, yaitu Langue dan langage dengan makna yang berbeda. Langue berarti suatu bahasa tertentu, seperti bahasa Jawa atau bahasa Prancis. Sedangkan langage berarti bahasa secara umum, seperti tampak pada ungkapan “Manusia punya bahasa sedangkan binatang tidak. Di samping istilah langue dan langage, bahasa Prancis masih punya istilah lain mengenai bahasa, yaitu parole. Parole berarti bahasa yang wujudnya konkret, yaitu yang berupa ujaran (Chaer, 1994 : 2).

            Dari pengertian secara etimologis di atas, dapat disimpukan bahwa linguistik adalah suatu disiplin ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Lebih spesifiknya seperti yang dikatakan Martinet (1987 : 19), bahwa linguistik adalah telaah ilmiah mengenai bahasa manusia.

            Nursaid (2002 : 13) mengatakan bahwa linguistik memiliki tujuan yang universal : linguistik menelaah suatu bahasa dengan tujuan membangun suatu teori yang disebut tata bahasa dan bagimana perangkat-perangkat dalam teori tersebut bekerja. Sederhananya, linguistic adalah cabang ilmu yang menelaah unsure-unsur internal bahasa dan bagaimana unsure-unsur internal tersebut membentuk relasi yang bermakna.

           

B. Sosiolinguistik Sebagai Kajian Intrdisipliner

            Ditinjau dari nama, sosiolinguistik menyangkut sosiologi dan linguitik, karena itu sosiolingitik erat kaitannya dengan kedua kajian tersebut. Sosio adalah masyarakat, dan linguistik  adalah kajian bahasa. Jadi, sosiolnguistik adalah kajian tentang bahasa yang dikaitkan dengan kondisi kemasyarakatan (dipelajari oleh ilmu-ilmu sosial khusunya sosiologi) (Sumarsono, 2011 : 1). Sejalan dengan Sumarsono, Chaer (1994 : 16) menyatakan bahwa sosiolinguistik adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam hubungan pemakaiannya di masyarakat. Dalam sosiolinguistik ini, antara lain, dibicarakan pemakai dan pemakaian bahasa, tempat pemakaian bahasa, tata tingkat bahasa, pelbagai akibat adanya ragam bahasa itu. Sosiolinguistik ini merupakan ilmu interdisipliner antara sosiologi dan linguistik.

            Holmes, (2013 : 1) mengatakan bahwa “sosiolinguisticts study the relationship between language and society. They are interested in explaining why we speak differently in different social contexs,…”. Artinya, sosiolinguistik merupakan kajian mengenai hubungan antara bahasa dan sosial.  Kajian ini menarik karena mengangkat hal-hal mengenai mengapa kita berbicara berbeda pada lingkungan dengan konteks yang berbeda pula.

            Selanjutnya Pride dan Holmes (dalam Sumarsono, 2011 : 2) merumuskan sosialinguistik secara sederhana: “… the study of language as part of culture and society”, yaitu kajian bahasa sebagai bagian dari kebudayaan dan masyarakat. Di sini ada penegasan, bahasa merupakan bagian dari kebudayaan  (language in culture), bahasa bukan merupakan sesuatu yang berdiri sendiri (language and culture). Artinya, bahasa merupakan bagian dari kebudayaan yan selanjutnya kebudayaan diperoleh dari kehidupan sosial.

 

                                    Skema interdisipliner sosiolinguistik

 

 

            Sejalan dengan Pride dan Holmes, Nursaid (2002 : 26) mendefinisikan sosiolinguitik sebagai suatu cabang linguistik yang menelaah piranti-piranti bahasa yang memerlukan acuan sosial, termasuk kontekstual, serta faktor-faktor yang terkait dengan penjelasan dua hal itu. Batasan sosial digunakan untuk mempertentangkan adanya cabang linguistik yang menelaah piranti bahasa dan tidak mengacu kepada bahasa itu sendiri, misalnya piranti psikologis manusia yang meliputi persepsi, ingatan, dan sebagainya.

            Selain istilah sosiolinguistik, ada pula istilah sosiologi bahasa yang juga mengkaji bahasa dan kaitannya dengan sosial. Banyak kalangan yang menilai bahwa sosiolinguistik dan sosiologi bahasa adalah kajian yang sama, tetapi dua bidang kajian tersebut memiliki sudut pandang yang berbeda (Yendra, 2016 : 272). Chaer (2010 : 4) menjelaskan bahwa kajian sosiolinguistik memandang kaitan bahasa dengan sosial dari perspektif linguistik dan lebih bersifat kualitatif, sedangkan kajian sosiologi bahasa memandang aspek sosial yang berkaitan dengan bahasa dari perspektif sosiologi dan lebih bersifat kuantitatif. Artinya, sosiologi bahasa lebih berhubungan dengan faktor-faktor sosial, yang saling bertimbal balik dengan bahasa. Sedangkan sosiolinguistik lebih berhubungan dengan spesifikasi penggunaan bahasa yang sebenarnya, seperti deskripsi pola-pola pemakaian bahasa (dialek) dalam budaya tertentu. Dengan demikian yang menjadi kajian sosiolinguistik yaitu:

  1. Mengkaji bahasa dalam konteks sosial dan kebudayaan,
  2. Menghubungkan faktor-faktor kebahasaan, ciri-ciri, dan ragam bahasa dengan situasi serta faktor-faktor sosial dan budaya,
  3. Mengkaji fungsi-fungsi sosial dan penggunaan bahasa masyarakat.

 

Kemudian, Chaer (2010 : 5) menyatakan ada tujuh dimensi dalam perhatian sosiolinguistik. Yaitu 1) identitas sosial penutur, (2) identitas sosial dari pendengar yang terlibat dalam proses komunikasi, (3) lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjaddi, (4) analisis sinkronik dan diakronik dari dialek-dialek sosial, (5) penilaian sosial yang berbeda oleh penutur akan perilaku bentuk-bentuk ujaran, (6) tingkat variasi dan ragam linguistik, dan (7) penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik.

 

            Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah interdisipliner kajian sosiologi dan linguistik. Linguistik yang merupakan ilmu yang menjadikan bahasa sebagai kajiannya, dalam hal ini memiliki peranan sosial, karena bahasa dijadikan media dalam interaksi sosial kehidupan masyarakat merupakan aspek utama dalam kajian ini. Kemudian kata sosio yang berarti masyarakat merupakan aspek kajian bidang ilmu ini, karena masyarakatlah sebagai pengguna bahasa. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa sosiolinguistik merupakan suatu disiplin ilmu yang mengkaji bahasa dalam pemakaiannya di dalam kehidupan bermasyarakat.

 

 C. Sosiolinguistik Sebagai Linguistik Terapan

             Secara umum, bidang ilmu bahasa dibedakan menjadi dua, yaitu linguistic murni dan linguistic terapan (Bhakti, 2016 : 61). Linguistik murni mencakup fonetik, fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Cakupan linguistik terapan adalah bahasa, yaitu bahasa yang digunakan oleh manusia yang berfingsi sebagai sistem komunikasi yang menggunakan ujaran sebagai medianya. Hal tersebut berarti bahasa lisan sebagai objek primer linguistik terapan, dan bahasa tulisan sebagai objek sekundernya, karena bahasa tulisan merupakan turunan bahasa lisan. Linguistik terapan mengkaji hubungan bahasa dengan faktor-faktor di luar bahasa untuk memecahkan masalah praktis yang terdapat dalam masyarakat. Oleh karena itu, linguistik terapan berhubungan dengan berbagai  bidang ilmu, salah satunya dengan ilmu sosiologi sehingga melahirkan disiplin ilmu sosiolinguistik.

            Menurut Kridalaksana (dalam Nursaid, 2002 : 31), sosiolinguistik ditempatkan sebagai subbidang interdisipliner terapan jika kajiannya adalah bagaimana merumuskan teori berdasarkan temuan-temuan actual dalam konteks sosial dan temuan-temuan tersebut dapat didayagunakan untuk menelaah permasalahan yang sedang berkembang dalam konteks suatu kelompok sosial.


BAB III

PENUTUP

 

A.    Simpulan

            Berdasarkan pembahasan pada bab II di atas, maka dapat kita tarik kesimpulan pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut.

1.      Linguistik merupakan suatu bidang ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya.

2.      Sosiolinguistik merupakan interdisipliner dari kajian linguistik dan kajian sosiologi. Linguistik merupakan aspek penting dalm kajian ini yang ditunjang dengan kajian tentang masyarakat sebagai pengguna bahasa. Artinya, bahasa digunakan sebagai media dalam proses interaksi sosial masyarakat.

3.      Sebagai linguistik terapan, sosiolinguistik mengkaji temuan-temuan actual dalam proses interaksi sosial masyarakat yang nantinya temuan-temuan tersebut dikaji dan dapat merumuskan suatu teori mengenai penggunaan bahasa.

 

B.     Saran

    

           

 


DAFTAR PUSTAKA

 

1.      Bhakti, Wirayudha Pramana. 2016. “Peranan Linguistik Terapan dalam Dakwah Multikultural di Indonesia”. Jurnal Religia, Vol. 19, No. 2, Oktober 2016, halaman 59-73, DOI 10.28918.religia.v19i2.750,  https://doaj.org/article/d1185f43b86f4cdd8b32f2f5e457f03a , diunduh 24 Januari 2019.

 

2.      Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta.

 

3.      ­­­Chaer, Abdul dan Agustina Leone. 2010. Sosiolinguistik: Pengenalan Awal. Jakarta : Rineka cipta.

 

4.      Holmes, Janet. 2013. An Introduction to Sociolinguistics. New York : Routledge.

 

5.      Martinet, Andre. 1987. Ilmu Bahasa : Pengantar (terjemahan Rahayu Hidayat). Yogyakarta : Kanisius.

 

6.      Nursaid, dan Marjusman Maksan. 2002. Sosiolinguistik : Buku Ajar. Padang : Universitas Negeri Padang.

 

7.      Sumarsono. 2011. Sosiolinguistik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

 

8.      Yendra. 2016. Mengenal Ilmu Bahasa (Linguistik). Padang : Deepublish.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar