Jumat, 17 Juni 2022

Makalah MENGIDENTIFIKASI KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PADA PENGEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENJAHIT

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.  Latar Belakang

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas Pasal 1 no.16). Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan pada jalur formal, non formal, maupun informal. Pada jalur formal, pendidikan anak usia dini berbentuk Taman Kanak-kanak (TK) atau Raudhatul Athfal (RA).

Taman Kanak-kanak berfungsi untuk membina, menumbuhkan, mengembangkan seluruh potensi anak secara optimal, sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya (Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar,2010). Pembelajaran di Taman Kanak-kanak diarahkan pada pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak berdasarkan pencapaian yang dikategorikan pada usia 4-6 tahun agar anak siap untuk mengikuti pendidikan selanjutnya yaitu di Sekolah Dasar (SD) ataupun Madrasah Ibtidaiyah (MI). Seluruh potensi anak usia dini yang harus dikembangkan meliputi beberapa aspek yaitu aspek kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial emosional dan moral.

Pendidikan yang diberikan pada anak usia dini baik di Pos PAUD, Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), maupun Taman Kanak-kanak (TK) dimaksudkan untuk membantu anak mencapai tahap perkembangannya secara optimal dan disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak. Stimulus-stimulus yang diberikan seharusnya dapat mengembangkan aspek perkembangan anak secara keseluruhan yang meliputi aspek kognitif, bahasa, sosial, emosional, dan fisik motorik.

Ada  beberapa aspek – aspek yang menjadi penunjang perkembagan dan pertumbuhan anak usia dini ; kognitif, fisik – motorik, sosial emosional, bahasa, dan moral, dan pada kesempatan kali ini penyusun akan mengulas sedikit mengenai aspek pertumbuhan dan perkembangan pada bidang fisik – motorik, Agar potensi anak tersebut dpat kita ketahui sejak dini. Nah unutk mengetahuinya tentu kita perlu memahami sifat dan sikap tentang anak pada usia dini tersebut. Melalui makalah ini kami mencoba menjelaskan untuk bisa mempelajari dan memahami tentang kelebihan / kelemahan suatu peristiwa pembelajaran.

 

B.  Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana cara mengidentifikasi kelebihan/kelemahan suatu peristiwa pembelajaran di TK / Kelompok Belajar dan Taman Penitipan Anak?

 

C.  Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan/kelemahan suatu peristiwa pembelajaran di TK / Kelompok Belajar dan Taman Penitipan Anak

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.  Ilustrasi Study Kasus

a.      Ilustrasi Kasus

Hari ini, Senin 12 Oktober 2020, Bu Dona seorang guru TK PKK Jakarta dengan anak-anak memulai kegiatan di kelas. Bu Dona telah merencanakan kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan motorik halus anak dengan kegiatan menjahit. Kegiatan menjahit bukanlah kegiatan pertama dikelasnya, melainkan sudah pernah dilakukan sebelumnya.

Tema kegiatan yang sudah disusun oleh Bu Dona pada hari ini “Tema Diri sendiri   dan Sub Tema Kebutuhanku” Sebenarnya jumlah anak didik Bu Dona adalah 20 anak, namun pada hari ini ada 1 anak yang tidak dapat mengikuti kegiatan disekolah, dikarenakan sedang sakit. Hal ini diketahui setelah ia mengabsen anak didiknya dengan cara memanggil nama anak satu persatu. Setelah mengabsen, Bu Dona mengajak anak-anak untuk menceritakan kegiatanya di pagi hari sebelum anak-anak berangkat sekolah (bangun tidur, mandi, sarapan dsb) sampai anak-anak berangkat sekolah.

Setelah itu, Bu Dona mengajak anak-anak untuk bernyanyi “Kalakau Suka Hati Tepuk Tangan” “Menyanyi Nama-Nama Hari”, lalu ia mengajak anak untuk main tepuk “Tepuk Pakai Baju”, sambil tepuk tangan, menggoyangkan badan dan mengayunkan kaki kiri dan kanan.

Pada kegiatan Inti Bu dona mengajak anak untuk melihat apa yang dibawa Bu Dona. Ibu Dona menjelaskan apa yang dibawanya yaitu bahan dan alat untuk menjaihit baju dan anak-anak memperhatikan ke Bu Dona. Setelah memperhatikan apa yang sudah dijelaskan Bu Dona, setiap anak diberi satu bahan dan alat untuk menjahit. Kemudian anak-anak diminta untuk menjahit dengan tahap-tahap yang sesuai dengan mengikuti cara yang dicontohkan Bu Dona. Setelah kegiatan selesai Bu Dona meminta anak untuk beristirahat.

Setelah selesai istirahat, Bu Dona menanyakan kegiatan yang sudah dilakukan hari ini (Bernyanyi, Main Tepuk, dan Kegiatan Menjahit, dsb) apkah perasaan anak merasa senang atau tidak. Setelah kegiatan hari ini selesai, anak diperbolehkan pulang.

b.      Pertanyaanya :

1.      Menurut anda, tepatkah strategi pembelajaran yang dipilih dan dilaksanakan oleh Bu Dona tadi untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak dalam kegiatan menjahit?

2.      Jelaskan dua atau tiga kelebihan dan kelemahan strategi kegiatan yang digunakan oleh Bu Dona di kelasnya, jika dikaitan dengan kemampuan utama yang akan dicapai anak-anak di hari tersebut.

3.      Jika dilihat dari tema yang pilih oleh Bu Dona, apakah kegiatan dilakukan oleh Bu Dona sudah sesuai dengan tema?

4.      Jika anda menjadi Bu dona bagaimana anda menyusun kegiatan yang sesuai dengan tema dan kemampuan yang akan dicapai anka?

5.      Untuk memperbaiki pengembangan yang dilakukan oleh Bu Dona, buatlah rencana Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk 1 siklus kegiatan yang meliputi identifikasi masalah, analisis masalah, perumusan masalah, tujuan perbaikan, dan rencana kegiatan (SKM). Kemudian buatlah SKH dan skenario perbaikan untuk 1 hari (Hari Pertama Saja)

 

B.  Bidang Pengembangan

a.      Fisik Motorik

Perkembangan fisik motorik AUD merupakan proses perkembangan yang berkesinambungan, terjadi secara signifikan dalam pembentukan tulang, tumbuh kembang gerakan otot-otot dan saraf sesuai dengan rentang usianya yang akan mempengaruhi keterampilan anak dalam bergerak.

Setiap anak perkembangan fisiknya berbeda-beda. Ada beberapa anak yang pertumbuhannya cepat dan ada beberapa anak yang pertumbuhannya lambat. Biasanya ditemukan anak usia dini yang tinggi badannya dan anak yang lain lebih pendek. Pada masa usia dini, pertumbuhan tinggi badan dan berat badan relatif seimbang tetapi secara bertahap tubuh anak akan mengalami perubahan. Bilamana di masa bayi anak memiliki penampilan yang gemuk maka secara perlahan-lahan tubuhnya berubah menjadi lebih langsing, sedangkan kaki dan tangannya mulai memanjang.

Seiring dengan perkembangan fisik yang beranjak matang, perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya. Masa ini ditandai dengan kelebihan gerak atau aktivitas. Anak cenderung menunjukkan gerakan-gerakan motorik yang cukup gesit dan lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik, seperti menulis, menganyam, menggambar, melukis, berenang, main bola, dan atletik.

Anak-anak usia dini biasanya senang sekali bermain. Mereka tidak pernak kenal lelah dalam bermain. Hal itu dapat melatih kemampuan fisiknya. Perkembangan fisik pada anak dapat diklasifikasikan menjadi dua aspek yaitu dapat ditinjau dari perkembangan motorik kasar dan perkembangan motorik halus. Dimakalah ini penulis lebih membahas ke motorik halus.

 

b.      Motorik Halus

Perkembangan gerak motorik halus adalah meningkatnya pengoordinasian gerak tubuh yang melibatkan otot dan syaraf yang jauh lebi kecil atau detail. Kelompok otot dan syaraf inilah yang nantinya mampu mengembangkan gerak motorik halus seperti meremas kertas, menyobek, menggambar, menulis, dan lain sebagainya.

Berbeda dengan Hurlock, E. Berk menjelaskan gerak motorik halus ini dengan membandingkannya gerak motorik kasar. Dengan kata lain, E. Berk memahami bahwa gerak motorik halus sebagai bentuk kebalikan dari gerak motorik kasar. Ia menyatakan bahwa pada anak usia prasekolah teah terjadi perubahan besar (giant) pada gerak motoriknya. Sekedar contoh, gerakan tangan dan jari yang meningkat. Bahkan, pada tahap ini anak sering mencoba makan dengan tangannya sendiri, tetapi orang tua sering kali mencegahnya dengan alasan tangan anak kotor sehingga tidak boleh makan dengan tangan. Melihat fenomena ini, E. Berk menyatakan, “But parents mush be patient about these abilities: When tired and in a harry young children often revert to eating with their fingers.” ( Tetapi orang tua harus bersabar terhadap ketangkasan ini: ketika anak mulai bosan dan terburu-buru anak sering makan dengan tangannya.) E. Berk menyarankan agar orang tua harus sabar ketika menghadapi anaknya makan dengan tangan atau jari-jari mereka. Sebab, anak pada fase ini belum terbiasa memcuci tangan  sebelum makan. Di samping itu, dalam pandangan E. Berk, makan dengan tangan merupakan etika yang tidak baik.

Selanjutnya, kira-kira mencapai usia 3 tahun, anak sudah mulai bisa mengenakan baju sendiri, bahkan mampu memakai dan melepas sepatunya sendiri. Keterampilan inilah yang disebut E. Berk sebagai Self – Help Skill ( keterampilan menolong diri sendiri ). Nah, keterampilan menolong diri sendiri ini akan mencapi puncak kesempurnaanya pada usia 6 tahun. Ketercapaian semua gerakan ini tidak lepas dari perhatian jangka panjang yang diperagakan olehnya, mulai dari gerakan-gerakan tangan dan gerakan-gerakan lainnya yang kait - mengait.

Guru dapat membantu anak mengembangkan kemampuan motorik halusnya dengan memanfaatkan beragam media. Pada sisi lain, kemampuan motorik halus juga menjadi jembatan bagi anak untuk mengembangkan aspek kecerdasan jamak terkait dengan kecerdasan kinestetik tubuh yang mencakup kemampuan anak dalam kepekaan dan keterampilan dalam mengontrol dan mengordinasi gerakan-gerakan tubuh serta terampil dalam menggunakan peralatan-peralatan tertentu yang dimanfaatkan anak dalam aktivitas bermainnya. Dan secara aspek sosial tentunya kematangan kemampuan motorik halus anak membantu mereka menanamkan citra diri yang positif dalam bentuk kepercayaan diri dalam berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya.

 

c.       Kegiatan Menjahit

Kegiatan menjahit adalah kegiatan orang dewasa yang disederhanakan dan digunakan sebagai salah satu aspek perkembangan anak terutama motorik anak. Kegiatan dengan menggunakan tangan dan koordinasi mata ini dirasakan efektif dan sebagai salah satu cara untuk melatih keterampilan dasar dalam mempersiapkan diri pada kemampuan lebih lanjut.

Menurut Hutauruk (2008: 5) Menjahit adalah salah satu kegiatan yang dilakukan untuk anak usia dini sebagai upaya untuk mengembangkan motorik halus. Menjahit merupakan salah satu kegiatan kreativitas untuk anak dengan menggunakan tangan dan berfungsi untuk melatih keterampilan motorik halus. Tujuan dari kegiatan menjahit yang lain adalah untuk meningkatkan kosentrasi anak, kemampuan logika, kemampuan motorik halus, dan melatih koordinasi mata dan tangan anak, juga untuk kemampuan menulis dan meningkatkan kemampuan gerakan tangan, pergelangan tangan dan jari. Selain itu menjahit juga mampu mengajarkan anak untuk memecahkan masalah, berpikir kreatif, sabar dan memupuk semangat untuk terus berjuang sampai mampu melakukanya dengan baik.

Menjahit untuk anak adalah anak mampu mengkoordinasikan tangan dan mata untuk memasukkan dan mengeluarkan tali atau benang dari sebuah benda sambil berfikir agar jahitan terjahit semua. Pada dasarnya teknik menjaihit untuk anak usia dini sama dengan teknik menjahit yang dilakukanorang dewasa.

 

 

 

d.      Kelebihan dan Kekurangan Kegiatan Menjahit

1.      Kelebihan

Ø Melatih konsentrasi anak

Ø Melatih kesabaran

Ø Koordinasi mata dan tangan

 

2.      Kelemahan

Ø Membutuhkan waktu yang lama

Ø Anak mudah bosan

 

C.  Pengembangan Metode untuk Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menjahit

Proses belajar mengajar merupakan interkasi yang dilakukan antara guru dengan peserta didik dalam satu situasi pendidikan atau pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan. Tentunya gutu dituntut kemampuannya untuk menggunakan metode secara bervariasi, metode dipilih berdasarkan strategi yang sudah dipilih dan ditetapkan. Metode merupakan alat untuk mecapai tujuan kegiatan pembelajaran.

a.      Metode Demonstrasi

Metode Demonstrasi adalah suatu strategi pengembangan dengan cara memberikan pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan mendengarkan yang diikuti dengan meniru pekerjaan yang didemonstrasikan. Menurut Muhibbin Syah (2000), metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan unrutan melakukan suatu kegitan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.

Menurut Syaiful Bahri Ojamarah, metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenan dengan bahan pelajaran. Melalui kegiatan demonstrasi, guru dapat meningkatkan pemahaman anak melalui penglihatan dan pendengaran. Anak diminta untuk memperhatikan dan mendengarkan baik-baik semua keterangan guru sehingga ia lebih paham tentang cara mengerjakan sesuatu. Dengan demikian, selanjutnya anak dapat meniru bagaimana caranya melakukan hal tersebut seperti yang dicontohkan oleh guru.

 

b.      Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi

Setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahan. Demikian pula dengan metode demonstrasi.

1.    Kelebihan

Ø Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda /peristiwa

Ø Memudahkan berbagai jenis penjelasan

Ø Perhatian anak dapat lebih dipusatkan

2.    Kelemahan

Ø Tidak semua benda/peristiwa dapt didemonstrasikan

Ø Sukar dimengerti apabila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan

 

D.  Penggunaan Media Pembelajaran

 Penggunaan media pembelajaran secara optimal dalam pembelajaran adalah dikaitkan dengan tugas yang diemban guru dalam kesehariannya yaitu manyajikan pesan, membimbing dan membina anak untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu mengembangkan semua aspek perkembangan anak dalam waktu yang telah ditetapkan dan relative terbatas.

Kemampuan lain yang harus dikuasai oleh guru selain mampu memilih media pembelajaran secara tepat adalah kemampuan dalam mengembangkan mrdia pembelajaran. Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan wawasan dalam menggunakan berbagai media pembelajaran. Dengan pengetahuannya itu, guru akan memanfaatkan secara optimal media pembelajaran yang tersedia. Ia akan menggunakannya sendiri secara kreatif sehingga kegiatan belajar anak dapat berjalan dengan efektif.

Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar anak dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Kesimpulannya, proses dan hasil belajar pada anak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pembelajaran tanpa media dengan pembelajaran menggunakan media. Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pembelajaran.

a.    Kelebihan

Ø Media yang menarik

Ø Warna yang menarik

b.   Kelemahan

Ø Media yang kurang bervariatif

Ø Bentuk terlalu rumit

Ø Bahan kurang sesuai ( Terlalu tipis/Mudah sobek, Mudah kusut)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.  Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka penulis simpulkan bahwa kegiatan menjahit sangat mempengaruhi motorik halus anak. Dimana anak diminta untuk berkonsentrasi mengkoordinasikan antara mata dengan tangan.

Menurut Hutauruk (2008: 5) Menjahit adalah salah satu kegiatan yang dilakukan untuk anak usia dini sebagai upaya untuk mengembangkan motorik halus. Menjahit merupakan salah satu kegiatan kreativitas untuk anak dengan menggunakan tangan dan berfungsi untuk melatih keterampilan motorik halus. Tujuan dari kegiatan menjahit yang lain adalah untuk meningkatkan kosentrasi anak, kemampuan logika, kemampuan motorik halus, dan melatih koordinasi mata dan tangan anak, juga untuk kemampuan menulis dan meningkatkan kemampuan gerakan tangan, pergelangan tangan dan jari.

 

B.  Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis mengemukakan saran sebagai berikut :

·      Guru sebagai ujung tombak dari kualitas sumber daya manusia tentu guru sendiri masih harus banyak belajar agar menjadi seorang guru yang profesional, aktif, menyenangkan dan kreatif.

·      Untuk menjadi guru yang kreatif, guru tidak perlu banyak mengeluarkan biaya dalam mengembangkan kemampuan motorik halus pada anak karena guru dapat menggunakan saran dan prasaran yang sudah ada sehingga aspek perkembangan anak semuanya dapat berkembang secara baik dan seimbang.

·      Guru diminta untuk lebih kreatif dalam menciptakan suatu media supaya anak tidak mudah bosan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar