Jumat, 17 Juni 2022

MAKALAH TENTANG OBAT – 0BATAN KHUSUS

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Swamedikasi atau pelayanan sendiri merupakan pelayanan kesehatan yang menjadi suatu sumber kesehatan masyarakat yang utama. Pada swamedikasi, masyarakat dapat melakukan penggunaan obat untuk tujuan pengobatan sakit ringan, tanpa resep atau intervensi dari seorang dokter. Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan-keluhan dan penyakit ringan yang banak dialami masyarakat, antara lain demam, nyeri, batuk, flu, serta berbagai penyakit lain.

        Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam swamedikasi, yaitu:

a.    Pada swamedikasi, pasien bertanggung jawab terhadap obat yang digunakan. Oleh karenaitu sebaiknya baca label obat secara seksama dan teliti

b.   Jika pasien memilih untuk melakukan pengobatan sendiri, maka ia harus dapat:

1.    Mengenali gejala yang dirasakan

2.    Menentukan apakah kondisi mereka sesuai untuk melakukan pengobatan sendiri atau tidak

3.    Memilih produk obat yang sesuai dengan kondisinya

4.    Mengikuti instruksi yang sesuai pada label obat yang dikonsumsi

c.    Pasien juga harus mempunyai informasi yang tepat mengenai obat yang mereka konsumsi. Konsultasi dengan dokter merupakan pilihan yang terbaik bila dirasakan bahwa pengobatan sendiri atau swamedikasi yang dilakukan tidak memberikan hasil sesuai dengan apa yang diharapkan

d.   Setiap orang yang melakukan swamedikasi harus menyadari kelebihan dan kekurangan dari swamedikasi yang dilakukan

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

2. SWAMEDIKASI PENGGUNAAN SUPPOSITORIA DAN OVULA

2.1.   Contoh Kasus

Bapak A adalah seorang pria berumur 45 tahun yang datang ke apotek bersama istrinya. Dia mengeluhkan sembelit sejak 6 hari yang lalu. Ia sering mulas dan sering bolak-balik ke kamar mandi, namun sulit untuk BAB. Pasien telah mengkonsumsi dulcolax tablet sejak 3 hari yang lalu namun sembelitnya tidak kunjung reda. Pasien jarang mengkonsmsi sayur dan buah yang berserat karena kesukaannya hanyalah sayur kangkung. Pasien datang dengan meminta rekomendasi apoteker untuk pengobatan sembelitnya. Apoteker merekomendasikan bisakodil suppositoria untuk mengatasi sembelit Bapak A

2.2.   Patofisiologi

2.2.1 Pengertian Konstipasi

·          Konstipasi bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan gejala yang mengindikasikan adanya penyakit atau masalah.

·          Yang dapat menyebabkan konstipasi antara lain kelainan saluran pencernaan (contoh: divertikulitis), gangguan metabolisme (contoh: diabetes), gangguan endokrin (contoh: hipotiroidism).

·          Konstipasi pada umumnya terjadi akibat dari rendahnya konsumsi serat atau penggunaan obat-obat yang dapat menimbulkan konstipasi seperti opiat.

·          Konstipasi kadang-kadang dapat juga diakibatkan oleh faktor psikologis.

2.2.2 Penyebab Konstipasi

·        Penyakit atau kondisi yang dapat menimbulkan konstipasi:

a. Gangguan saluran pencernaan:

1.            Obstruksi gastroduodonal akibat ulser atau kanker

2.            Irritable bowel syndrome

3.            Diverticulities

4.            Hemmorhoids, anal fissures

5.            Ulcerative proctitis

6.            Tumor

b. Gangguan metabolisme dan endokrin

1.        Diabetes mellitus

2.        Hipotiroidism

3.        Panhipopituitarism

4.        Peokromositoma

5.        Hiperkalsemia

c. Kehamilan

d. Konstipasi neurogenik

1.        Head trauma

2.        Central nervous system tumors

3.        Stroke

4.        Parkinson’s disease

e. Konstipasi psikogenik

1.        Gangguan psikiatri

2.        Inappropriate bowel habits

f. Obat-obat yang menginduksi konstipasi

1.              Analgesik

-       Penghambat sintesis prostaglandin

-       Opiat

2.              Antikolinergik 

3.             Antihistamin

4.             Antiparkinson

5.             Fenotiazin

6.             Antidepresan trisiklik

7.             Antasida yang mengandung kalsium karbonat atau aluminum hidroksida

8.             Barium sulfat

9.             Blok kanal kalsium

10.         Klonidin

11.         Diuretik (nonpotassium sparing)

12.         Ganglion brokers

13.         Preparat besi

14.         Muscle blockers (d-tubokurarin, suksinilkolin)

15.         Polistiren sodium sulfonat

2.2.3 Klasifikasi Konstipasi

Berdasarkan patofisiologis, konstipasi dapat diklasifikasikan menjadi konstipasi akibat kelainan struktural dan konstipasi fungsional.

-          Konstipasi akibat kelainan struktural terjadi melalui proses obstruksi aliran tinja,

-          Konstipasi fungsional berhubungan dengan gangguan motilitas kolon atau anorektal.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

OVULA

3.1 Pengertian Ovula

Ovula adalah sediaan setengah padat berbentuk bulat telur digunakan untuk obat luar khusus untuk vagina (Depkes RI, 2008). Ovula mudah meleleh dalam suhu tubuhdanmudah melarut. Bahan dasar ovula harus larut dalam air dan dapat meleleh pada suhu tubuh contohnya lemak coklat dan campuran PEG dalam berbagai perbandingan. Bobot uvola adalah 3-6 gram dan pada umumnya adalah 5 gram. Cara penyimpanan ovula adalah disimpan pada wadah tertutup baik dan disimpan di tempat yang sejuk.

3.2 Kelebihan dari sediaan ovula

·       dapat digunakan untuk obat yang tidak bisa diberikan secara oral, karena gangguan cerna, pingsan dsb.

·       dapat diberikan pada lansia yang susah menelan

·       bisa menghindari first pass effect dihati

3.3 Kekurangan dari sediaan ovula

·       daerah absorpsinya lebih kecil

·       absorpsi hanya melalui difusi pasif

·       pemakaian kurang praktis

·       tidak dapat digunakan untuk zat yang rusak pada pH vagina.

CONTOH OBAT OVULA

1.      Vagistin (Nystatin, Metronidazol)

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjehdkJnLo3upjPk0bFwA24mILa_AzGkfKg_2ZpxvqHItt6TDd1lRhsFS4jb5pYzqU2wxeR6d6b_DPJ-iciScPdY8ps2NXmXrysOPa2wsbdIp7GpndiB3pr5y48KJ-LIUm9kpmtp6qOnuvT/s1600/4.jpg

Nystatin adalah obat antijamur yang digunakan untuk mengatasi infeksi jamur Candida pada rongga mulut, tenggorokan, usus,  dan vagina. Dalam meredakan infeksi, nystatin bekerja dengan cara merusak sel jamur dan menghentikan pertumbuhan Candida. Nystatin tersedia dalam 3 bentuk obat, yaitu cairan suspensi, tablet vagina (ovula), dan salep.

2.      Alboltyl Ovula

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjktJRR4lZrvZKY2em0yQpIGK11QyCcpKZKRPCVCSmRE728Qg9fhkLMf9nPtZmQat1B3qnlZG8RyFulaLdJ38nZFW1nSunzJnNgMzKI2ZmQ-oX_0wbIIi_TCORJhmO_hWA7h4BoKFj1YVqM/s1600/5.jpg

Alboltyl Ovula mengandung Policresulen, obat yang merupakan hasil pemadatan dari metanal dan asam metakresolsulfonat. Obat ini termasuk antiseptik topikal dan tersedia dalam bentuk ovula (obat yang dimasukkan ke dalam vagina). Setiap 1 ovula mengandung Policresulen 90 mg. Alboltyl bekerja dengan cara menggumpalkan dan melepaskan jaringan yang rusak tanpa mempengaruhi jaringan sehat. Pada pemakaian ke dalam vagina, obat ini dapat membunuh bakteri, jamur, dan parasit di vagina dan mulut rahim.Alboltyl Ovula digunakan untuk radang vagina (vaginitis), radang mulut rahim (servisitis), keputihan karena berbagai sebab, dan luka pada mulut rahim.             

Swamedikasi Cara Penggunaan Ovula

Ada dua cara penggunaan ovula (tablet vagina), yaitu dengan aplikator dan tanpa aplikator

1.      Cara Penggunaan Tablet Vagina Dengan Aplikator

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieU2IsGkBi0Fz-ksy_J_mY1OgD7fGdtqoUHgePVRCz3STH40dTb89ABBPZOsE3dh3Al5rqC4Cp-MSTwfb65wvdxIM-n6_L8foVJ3sNUg2JBy5chK5MtakO-TBpD7tCL6cQBsEFzyFvfmLu/s400/6.png

1)        Cuci tangan, pastikan tangan bersih

2)        Keluarkan tablet vagina (ovula) dari pembungkus

3)        Tempatkan tablet ke bagian yang terbuka dari aplikator

4)        Berbaring telentang, tekuk lutut sedikit dan lebarkan paha (lihat gambar)

5)        Sisipkan secara pelan-pelan aplikator berisi tablet ke bagian depan vagina sedalam mungkin, tanpa kekuatan

6)        Tekan ujung aplikator sehingga tablet terlepas

7)        Tarik aplikator

8)        Buang aplikator jika merupakan alat sekali pakai, cucilah kedua bagian aplikator dengan sabun dan air hangat jika bukan merupakan alat sekali pakai

9)        Cuci tangan

 2.      Tablet vagina Tanpa Aplikator

1)            Cuci tangan terlebih dahulu

2)            Buka pembungkus tablet vagina

3)            Celupkan tablet dalam air suam-suam kuku untuk sekadar melembabkan

4)            Berbaring telentang, tekuk lutut dan lebarkan paha (lihat gambar)

5)            Sisipkan secara pelan-pelan tablet ke bagian depan vagian sedalam mungkin, tanpa menggunakan kekuatan

6)            Cuci tangan 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

SWAMEDIKASI PENGGUNAAN TETES TELINGA

4.1              Anatomi Telinga

Telinga merupakan organ yang berfungsi sebagai indera pendengaran dan fungsi keseimbangan tubuhTelinga sebagai indera pendengar terdiri dari tiga bagian yaitu telinga luar,telinga tengah dan telinga dalam. Struktur anatomi telinga seperti diperlihatkan.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijS6baCVygT6cWAVYoxhXKOwe8zE-pkqebExvOz3RTGPH7t_rRxg3QqEKKLjnnPc90aJXiWgOxYD2y3KDbGbw4bzcJB3MHTWj8CmSS4J35hZQW5JiXApC3KQD0UAk5-sS2CSUBRZXapWKP/s400/22.png

Anatomi Telinga

 

4.2. Patofisiologi Gangguan Pendengaran

Gangguan pendengaran dapat meliputi telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.Telinga luar mempunyai fungsi untuk mengumpulkan dan menghantarkan gelombang bunyi ke struktur- struktur telinga tengah. Gangguan pada telinga luardi daerah liang telinga.

1. Penutupan Telinga

Penggunaan penutup telinga, topi, helm ataupun pakaian yang menutuptelinga dapat menyebabkan gangguan transmisi bunyi untuk masuk menujutelinga tengah dan dalam sehingga menimbulkan gangguan fungsi pendengaranyang sifat tidak permanen.

2.    Serumen

Merupakan kelenjar sekret kelenjar sebasea dan apokrin yang terdapatpada bagian kartilaginosa liang telinga. Pada keadaan normal serumen terdapatdi sepertiga luar liang telinga. Serumen mempunyai fungsi sebagai saranapengangkut debris epitel kontaminan untuk dikeluarkan dari membaranatimpani, serumen sebagai pelumas dan dapat mencegah kekeringan danpembentukan fisura pada epidermis. Serumen memiliki dua tipe konsistensinyayang bersifat basah yang bersifat dominan sehingga terlihat basah, lengket danberwarna madu yang dapat mengubah warna menjadi gelap bila terpapar danbiasanya banyak terjadi pada ras Kaukasia dan tipe konsistensi serumen kering,bersisik dan terdapat pada ras Mongoloid.

3. Otitis Eksterna

Merupakan radang telinga akut maupun kronis yang dapat disebabkan
oleh infeksi bakteri, jamur dan virus. Faktor yang dapat mempermudahterjadinya radang pada telinga luar adalah perubahan pH di liang telinga.Normal pH pada liang telinga asam, jika terdapatnya pH yang berubah menjadibasa karena proteksi terhadap infeksi menurun. Pada keadaan udara yangsangat hangat dan lembab, kuman dan jamur akan mempermudah untukmenjadi tumbuh di liang telinga.

4.Otitis Media

Otitis Media adalah peradangan pada sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah,tuba Eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.Otitis media akut (OMA) adalah peradangan telinga tengah dengan gejala dantanda-tanda yang bersifat cepat dan singkat. Gejala dan tanda klinik lokal atau sistemikdapat terjadi secara lengkap atau sebagian, baik berupa otalgia, demam, gelisah, mual,muntah, diare, serta otore, apabila telah terjadi perforasi membran timpani. Padapemeriksaan otoskopik juga dijumpai efusi telinga tengah

4.3. Tatalaksana

Pengobatan OMA tergantung dari stadium penyakitnya. Pada stadium oklusi pengobatan diutamakan untuk membuka kembali tuba Eustachius, untuk itu diberikan dekongestan nasal (HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik untuk anak < 12 tahun, dan HCl efedrin 1% dalam larutan fisiologik bagi yang berumur > 12 tahun) 

Untuk pengobatan infeksinya diberikan antibiotika untuk. Sesuai prevalensi organisme penyebab otitis media akut, maka terapi terpilihnya adalah amoksisilin (80 – 90 mg/kg BB/hari) yang dibagi dua dosis untuk 10 hari. Terapi terpilih lainnya ialah penisilin. Bila pasien alergi terhadap penisilin, dapat diberikan eritromisin (40 mg/kg BB/hari). Pada stadium hiperemis pengobatan diberikan antibiotika, analgetika untuk nyeri, serta dekongestan nasal dan antihistamin atau kombinasi keduanya 

Pada stadium supurasi disamping diberikan terapi seperti pada stadium hiperemis, idealnya harus disertai dengan miringotomi, bila membran timpani masih utuh. Dengan miringotomi gejalagejala klinis lebih cepat hilang dan ruptur dapat dihindari.

SWAMEDIKASI PENGGUNAAN KONTRASEPSI DAN MINI PIL

5.1.            Kontrasepsi Oral Progesteron (KOP)

Kontrasepsi oral progesteron (KOP) memiliki angka kegagalan yang lebih tinggi daripada Kontrasepsi Oral Kombinasi (KOK). Kontrasepsi oral progesteron (KOP) merupakan alternatif kontrasepsi hormonal bagi wanita yang tidak dapat menerima estrogen, termasuk pasien dengan riwayat trombosis vena. KOP ini cocok untuk wanita lansia, perokok berat, penderita hipertensi, kelainan katup jantung, diabetes melitus, atau migrain. Dengan KOP ini ketidakteraturan pola haid lebih sering terjadi pada awal penggunaannya tapi akan teratasi setelah penggunaan jangka panjang.

5.2.            Interaksi
Efektivitas KOP tidak dipengaruhi oleh antibakteri yang tidak menginduksi enzim hati. Tetapi efektivitas KOP dikurangi oleh obat penginduksi enzim, sehingga dianjurkan menggunakan metode kontrasepsi alternatif atau tambahan selama penggunaan obat atau 4 minggu setelah penghentian obat.

5.3.            Cara Penggunaan

Mulai pemberian 1 tablet perhari, dimulai hari pertama siklus dan diminum pada waktu yang sama setiap hari (jika terlupa minum lebih dari 3 jam, daya lindung obat hilang). Tidak perlu tambahan kontrasepsi saat memulai minum obat. Setelah melahirkan, mulai setelah 3 minggu melahirkan (meningkatkan breakthrough bleeding jika diberikan lebih awal), tidak mempengaruhi menyusui. Bila 1 pil terlupa, segera makan saat disadari, dan lanjutkan jadwal yang biasa. Bila terlambat 3 jam makan pil, maka daya lindung pil hilang. Lanjutkan makan pil, tetapi jangan lakukan sanggama selama 7 hari berikutnya atau gunakan kondom.

5.4.            Efek Samping

Muntah dalam waktu 2 jam setelah pemberian kontrasepsi oral atau terjadi diare yang sangat berat dapat mengganggu absorpsi. Diperlukan kontrasepsi tambahan selama muntah/diare dan 2 hari setelah sembuh. Selain itu efek samping yang umum terjadi adalah perubahan suasana hati, sakit kepala, mual, sakit pada perut, nyeri pada payudara dan peningkatan berat badan

 

SWAMEDIKASI PENGGUNAAN ENEMA

 

6.1.            Cara Penggunaan Enema Laksatif (Microlax®)

·          Pasien harus dalam posisi berbaring dengan posisi tubuh menghadap ke samping

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCU2ANKgg5KcwqQh4olC0zokI_NgX1bcxR1oZwiu-egz33DYreH9Ff-2W49AggSLTmrIwGgc9nH8rHv1vHX5uWpNejCCNCKKK8iAXUMMGLgJ8WhxNKYwkgoU6N928vbRcNyPkssZ-Yyf1p/s320/25.jpg

·          Buka penutup enema

·          Pencet tubenya sedikit agar sejumlah kecil isinya keluar

·          Oleskan pada bagian luar dari pipa aplikatornya

·          Masukkan sepertiga bagian pipa ke dalam anus

·          Tekan tube tersebut agar seluruh isinya keluar

·          Cabut kembali pipa dari anus tanoa melepaskan tekanan pada tube

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

SWAMEDIKASI PENGGUNAAN TETES MATA

 

7.1.            Konjungtivitis

Konjungtivitis yang juga dikenal sebagai mata merah, adalah salah satu keluhan oftalmik yang paling umum yang dilihat oleh dokter umum. Konjungtiva yang meradang adalah penyebab paling umum mata merah. Berikut adalah algoritma diagnosis banding menentukan pengobatan atau kebutuhan yang tepat untuk rujukan

7.2.            Pengobatan

Pemilihan agen antibiotik untuk konjungtivitis bakteri akut sebagian besar empiris. Perlakuan awal harus mencakup cakupan Staphylococcus, tetapi juga dapat dipilih berdasarkan biaya dan profil efek samping. Secara umum, salep adalah bentuk sediaan yang baik untuk anak-anak. Orang dewasa lebih suka tetes karena mereka tidak mengganggu penglihatan. Larutan Trimetoprim / polymyxin B, polimiksin B dengan salep bacitracin, atau salep eritromisin merupakan terapi lini pertama yang efektif biaya..

a) Terapi Nonfarmakologis

Perawatan utama adalah menghilangkan dan menghindari alergen. Untuk obat-obatan konjungtivitis, hentikan obat-obatan yang mengganggu. Terapkan kompres dingin tiga hingga empat kali sehari untuk mengurangi kemerahan dan gatal dan untuk meredakan gejala

b) Terapi farmakologis

Gunakan pendekatan langkah perawatan untuk pengobatan konjungtivitis alergi. Langkah pertama adalah larutan air mata buatan non-obat. Larutan mencairkan atau menghilangkan alergen, memberikan bantuan saat melumasi mata. Larutan diterapkan dua hingga empat kali sehari sesuai kebutuhan. Salep dapat digunakan di malam hari untuk melembabkan permukaan mata lebih jauh. Jika air mata buatan tidak mencukupi, langkah pengobatan kedua adalah antihistamin topikal atau kombinasi antihistamin / dekongestan. Kombinasi antihistamin / dekongestan lebih efektif daripada hanya agen saja.

 

 

 

            Cara Penggunaan Obat Tetes Mata

1)        Cuci Tangan, sebelum meneteskan OTM (obat tetes mata ) pastikan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir bertujuan untuk mencegah terjadi kontaminasi

2)        Cek selalu kemasan OTM ada cacat pada kemasan atau tidak, dan ingat bahwa mulut tempat keluar obat adalah bagian yang steril sehingga pastikan tangan yang dicuci tidak mengenai bagian tersebut

3)        Posisikan tubuh berbaring atau kepala mendongak (pilih posisi yang paling nyaman), buka mata lebar-lebar, arahkan pandangan mata ke atas

4)        Tarik kelopak mata bawah sebelum meneteskan obat dengan satu atau dua jari sehingga membentuk kantong tempat meneteskan obat.

5)        Dengan menggunakan tangan lain, pegang OTM dan posisikan ujung pipet atau mulut tempat obat keluar berjarak 2,5 cm dari mata. Pencet perlahan OTM agar dosis obat yang keluar tidak berlebih. Hati-hati agar mulut tempat obat keluar tidak menyentuh appaun karena dapat terkontaminasi kuman

6)        Tutup mata, jangan berkedip diamkan selama 2-3 menit agar mata dapat menyerap obat

7)        Jika OTM yang digunakan lebih dari satu jenis OTM, maka berikan jarak lima menit sebelum menggunakan OTM yang lain

7.3 Cara Penggunaan Salep Mata

1.            Ujung tube salep jangan tersentuh oleh benda apapun (termasuk mata).

2.            Cuci tangan, kepala ditengadahkan, dengan jari telunjuk kelopak mata bagian bawah ditarik ke bawah untuk membuka kantung konjungtiva, tube salep mata ditekan hingga salep masuk dalam kantung konjungtiva dan mata ditutup selama 1-2 menit. Mata digerakkan ke kiri-kanan, atas-bawah.

3.            Setelah digunakan, ujung kemasan salep diusap dengan tissue bersih (jangan dicuci dengan air hangat) dan wadah salep ditutup rapat.

4.            Cuci tangan untuk menghilangkan obat yang mungkin terpapar pada tangan.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilC_rtppTUyMPXx1S3GaNzKdMcKnyds02DfdKp8PVcnraBmo-OJ91Uy8Oah53pO30OtDZ2hDtsREPHdIHsWk6hDerfEWmdEfmQACNLuFGYvDxvvt2oVddprBIoiFRcxeAdYPXP-yOtQmc1/s400/20.jpg

 

BAB III

PENUTUP

3.1   Kesimpulan

Swamedikasi  berarti  mengobati  segala  keluhan  pada  diri  sendiri, dengan  obat-obat  yang  dibeli  bebas  di  apotek  atau  di  toko  obat  atas  inisiatif sendiri tanpa nasehat dokter Bagi  konsumen  obat,  pengobatan  sendiri  dapat  memberi  keuntungan  yaitu

1)      Menghemat biaya ke dokter

2)      Menghemat waktu ke dokter

3)      Segera dapat beraktifitas kembali

Selesma  adalah  iritasi  atau  peradangan  selaput  lendir  hidung  akibat  infeksi  dari  suatu  virus. Rhinovirus  adalah  penyebab  selesma.  50%  selesma  terjadi pada anak dan dewasa. Influenza   adalah   penyakit   yang   disebabkan   oleh   infeksi   virus influenza.  Virus  influenza  merupakan  virus  RNA  yang  dapat  hidup  pada manusia, kuda, babi, ayam dan burung. Obat  yang  biasa  digunakan  untuk  swamedikasi  penyakit  flu  dan salesma yaitu paracetamol, asetosol, dekongestan.

3.2  Saran

Dengan  adanya  informasi  yang  diberikan  mengenai  swamedikasi  salesma dan  flu  diharapkan  juga  pasien  meminta  informasi  dari  apoteker  apabila hendak  membeli  obat,  serta  membaca  dengan  teliti  apabila  obat  yang  dibeli tersebut memiliki brosur obat.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar