Selasa, 04 Januari 2022

MAKALAH ANALISIS KINERJA BANK SYARIAH

 MAKAL

BAB I

PEMBAHASAN

A.    Latar Belakang

Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijalankan oleh suatu perusahaan, tentulah memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan manajemen Pertama pemilik perusahaan dijalankannya.

Kedua, pemilik menginginkan bahwa usaha yang dijalankan nantinya tidak hanya untuk satu priode kegiatan saja. Artinya pemilik menginginkan usaha yang dijalankan memiliki umur yang panjang untuk beberapa priode kedepan dan bukan seumur jagung. Bahkan bila perlu pemilik menginginkan perusahaannya hidup sampai beberapa keturunan. Tujuan ketiga adalah perusahaan tetap mampu untuk menghasilkan atau menyediakan berbagai jenis barang dan jasa untuk kepentingan masyarakat umum. Keempat, usaha yang dijalankan akan dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat,baik yang berada dalam lingkungan perusahaan (yang bekerja di perusahaan) maupun maupun dilingkungan luar perusahaan (pabrik).

Agar tujuan tersebut diatas dapat dicapai, manajemen perusahaan harus mampu membuat perencanaan yang tepat dan akurat. Kemudian, pelaksanaan dilapangan harus dilakukan secara baik dan benar  sesuai dengan rencana yang telah disusun. Disamping itu, manajemen juga harus mampu mengawasi dan mengadilkan kegiatan usaha yang dijalankan apabila terjadi penyimpangan.

Dengan menggunakan alat analisis laporan keuangan, terutama bagi pemilik usaha dan manajemen, dapat diketahui berbagai hal yang berkaitan dengan keuangan dan kemajuan perusahaan.

B.     Rumusan Masalah

a.       Apakah yang dimaksud dengan Laporan Keuangan ?

b.      Apasajakah Jenis dan Komponen Laporan Keuangan?

c.       Bagaimanakah Analisis Laporan Keuangan ?

d.      Apasajakah Rasio Keuangan Bank ?

 

C.    Tujuan Pembahasan

a.       Mengetahui apakah yang dimaksud dengan Laporan keuangan.

b.      Mengetahui Apasajakah Jenis dan Komponen Laporan Keuangan.

e.       Mengetahui Bagaimanakah Analisis Laporan Keuangan.

f.       Mengetahui apasajakah Rasio Keuangan Bank.


 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Laporan Keuangan[1]

Dalam praktiknya laporan keuangan oleh suatu perusahaan tidak dibuat secara sembarangan , tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standar yang berlaku. Laporan keuangan yang disajikan perusahaan sangat penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan.

Bagi suatu perusahaan, penyajian laporan keuangan secara khusus merupak salah satu tanggung jawab manajer keuangan. Hal ini sesuai  dengan  fungsi manajer keuangan, yaitu :

a.       Merencanakan ;

b.      Mencari ;

c.       Memanfaatkan dana-dana perusahaan ; dan

d.      Memaksimalkan nilai perusahaan.

Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu ( untuk neraca ) dan periode tertentu ( untuk laporan laba rugi ). Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya 3 bulan, atau 6 bulan untuk kepentingan internal perusahaan. Sementara itu , untuk laporan lebih luas dilakukan satu tahun sekali. Disamping itu, dengan adanya laporan keuangan, dapat diketahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisi laporan keuangan tersebut dianalisis.

Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode.

 

 

Dalam praktiknya dikenal beberapa macam laporan keuangan dseperti:

1.      Neraca;

2.      Laporan laba rugi;

3.      Lapiran perubahan modal;

4.      Laporan catatan atas laporan keuangan ; dan

5.      Laporan kas.

Masing-masing laporan memiliki komponen keuangan tersendiri, tujuan, dan maksud tersendiri. Dalam neraca disajikan beberapa informasi yang berkaitan dengan komponen yang ada diberaca. Secara lengkap informasi yang disajikan dalam neraca meliputi :

a.       Jenis- jenis aktiva atau harta (asset) yang dimiliki ;

b.      Jumlah rupiah masing-masing jenis aktiva ;

c.       Jenis-jenis kewajiban atau utang ( leability) ;

d.      Jumlah rupiah masing-masing jenis kewajiban ;

e.       Jenis-jenis modal ( ekuiti ) ;

f.       Jumlah rupiah masing-masing jenis modal ;

Kemudian laporan laba rugi menunjukan kondisi usaha dalam suatu peride tertentu. Artinya laporan laba rugi harus dibuat dalam suatu siklus operasi atau peride tertentu guna mengetahui jumlah perolehan pendapat dan biaya yang telah dikeluarkan sehingga dapat diketahui apakah perusahaan dalam keadaan laba atau rugi.

Seperti halnya neraca, laporan laba rugi memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan. Adapun informasi yang disajikan perusahaan dalam laporan laba rugi meliputi:[2]

a.       Jenis-jenis pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode ;

b.      Jumlah rupiah dari masing-masing jenis pendapatan;

c.       Jumlah keseluruhan pendapata;

d.      Jenis-jenis biaya atau beban dalam suatu periode;

e.       Jumlah rupiah masing-masing biaya atau beban yang dikeluarkan; dan

f.       Jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan ;

g.      Kasil usaha yang diperoleh dengan mengurangi jumlah pendapatan dan biaya. Selisih ini disebut laba atau rugi.

Laporan perubahan modal menggambarkan jumblah modal yang dimiliki perusahaan saat ini. Kemudian,laporan ini juga menunjukan perubahan modal serta sebab-sebab berubahnya modal. Informasi yang diberikan dalam laporan perubahan modal meliputi:

a.       jenis-jenis dan jumblah modal yang ada saat ini;

b.      jumblah rupiah tiap jenis modal;

c.       jumblah rupiah modal yang berubah;

d.      sebab-sebab berubahnya modal;

e.       jumblah rupiah modal sesudah perubahan.

Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan. Laporan ini memberikan informasi tetang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas sebab penyebabnya. Tujuannya adalah agar pengguna laporan keuangan dapat memahami jelas data yang disajikan.

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukan arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan atau pinjaman dari pihak lain,sedangkan arus kas keluar merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan. Baik arus kas masuk maupun arus kas keluar dibuat untuk priode tertentu.

B.     Tujuan Laporan Keuangan

Seperti diketahui bahwa setiap laporan keuangan yang dibuat sudah pasti memiliki tujuan tertentu. Dalam praktiknya terhadap beberapa tujuan yang hendak dicapai,terutama bagi pemilik usaha dan manajemen perusahaan. Disamping itu,tujuan laporan keuangan disusun guna memenuhi kepentingan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.

Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan,baik pada saat tertentu maupun pada priode tertentu. Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak sesuai kebutuhan perusahan maupun secara berkala. Jelasnya adalah laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan.

Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu:

1.      memberikan informasi tentang jenis dan junblah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini;

2.      memberikan informasi tentang jenis  dan jumblah kewajiban dan modal yang di miliki perusahaan pada saat ini;

3.      memberikan informasi tentang jenis dan jumblah pendapatanyang diperoleh pada suatu priode tertentu;

4.      memberikan informasi tentang jumblah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu priode tertentu;

5.      memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva,pasiva,dan modal perusahaan;

6.      memberikan informasi tetang kinerja manajemen perusahaan suatu priode;

7.      memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan;

8.      informasi keuangan lainya.

Jadi, dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh.

C.    Sifat Laporan Keuangan

Pencatatat yang dilakukan dalam penyusun laporan keuangan harus dilakukan dengan kaidah-kaidah yang berlaku, demikian pula dalam hal prnyusunan laporan keuangan didasarkan kepada sifat laporan keuangan itu sendiri. Laporan keuangan dalam praktiknya memiliki dua sifat laporan keuangan yang dibuat yaitu :

a.       Bersifat Historis artinya bahwa laporan keuangan dubuat dan disusun dari data masalalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang.. misalnya laporan keuangan disusun berdasarkan data satu atau beberapa tahun ke belakang ( tahun periode sebelumnya ).

b.      Bersifat Menyeluruh maksudnya laporan keuangan dibuat selengkap mungkin. Artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang telah ditetapkan . pembuatan atau penyusunan yang hanya sebagian-sebagian (tidak lengkap) tidak akan memberikan informasi yang lengkap tentang keuangan suatu perusahaan.

D.    Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan keuangan belum dapat dikatakan mencerminkan keadaan keuangan perusahaan secara keseluruhan.  Hal ini disebabkan adanya hal-hal yang belum atau tidak tercatat dalam laporan keuangan tersebut. Ada hal-hal yang tidak dapat dinyatakan dalam angka-angka seperti reputasi , prestasi manajernya dan lainnya. Oleh karena itu, setiap laporan keuangan yang disusun pasti meliki keterbatasan tertentu. Berikut ini beberapa keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan.

a.       Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis) , dimana data-data yang diambil dari data-data masa lalu.

b.      Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang bukan hanya untuk pihak tertentu saja.

c.       Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

d.      Laporan keuangan bersifat konservatif dalam mengahadapi ketidakpastian.

e.       Laporan keuangan bselalu berpegang teguh kapada sudut pandang ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat formalnya.

E.     Pihak-Pihak Yang Memerlukan Laporan Keuangan

Sesuai dengan tujuannya laporan keuangan disusun untuk kepentingan pemilik dan manajemen perusahaan dan memberikan informasi kapada berbagai pihak yang sangat berkepeningan terhadap perusahaan. Berikut adalah pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan :

a.       Pemilik ( orang yang memiliki usaha )

b.      Manajemen

c.       Kreditor

d.      Pemerintah

e.       Investor

 

Ngain Naini Nangimah (13103644)

 

F.     Jenis Dan Komponen Laporan Keuangan

Dalam sebuah bank membuat laporan keuangan harus dilakukan dan harus terdapat beberapa komponen laporan keuangan. Pihak utama yang harus diberikan laporan keuangan adalah pimpinan atau pengambil keputusan dari bank tersebut. Biasanya laporan keuangan ini dibuat setiap bulannya, ada pula yang dibuat setiap satu tahun sekali. Bank yang ada di Indonesia pada umumnya membuat laporan ini setiap bulan kemudian diakumulasikan selama satu tahun. Biasanya para nasabah dan karyawan akan diberikan laporan keuangan tahunan. Sangat penting memang laporan keuangan ini sebagai transparansi berjalannya sebuah bank.

Selayaknya organisasi, bank syariah juga harus menyusun laporan keuangan pada akhir periode akuntansinya. Menurut PSAK No.59 (2002) laporan keuangan bank syariah yang lengkap terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut:

1.      Neraca

2.      Laporan Laba Rugi

3.      Laporan Arus Kas

4.      Laporan Perubahan Ekuitas

5.      Laporan Sumber Dan Penggunaan Dana Zakat

6.      Laporan Sumber Dan Penggunaan Dana Kebajikan

7.      Catatan Atas Laporan Keuangan

Berikut ini penjelasan lebih rinci komponen-komponen laporan keuangan tersebut.

Adapun komponen laporan keuangan bank yaitu:

1.      Neraca

Neraca, yang kadang-kadang disebut juga sebagai laporan posisi keuangan, melaporkan aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemegang saham perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu. Laporan keuangan ini menyediakan informasi mengenai sifat dan jumlah investasi dalam sumber daya perusahaan, kewajiban kepada kreditor, dan ekuitas pemilik dalam sumber daya bersih. Dengan demikian, neraca dapat membantu meramalkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas di masa depan. Unsur-unsur dari sebuah neraca adalah Aktiva, kewajiban, dan ekuitas.

Neraca atau laporan posisi keuangan adalah bagian dari laporan keuangan suatu entitas yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada akhir periode tersebut. Laporan neraca ini merupakan sebuah laporan mengenai jumlah harta atau kekayaan, jumlah modal, dan juga jumlah kewajiban atau hutang dari sebuah bank. Secara mudahnya, laporan ini berisi mengenai kekayaan dan juga modal yang dimilik oleh sebuah bank dalam jangka waktu tertentu. Semua aset kekayaan baik yang berupa uang tunai, giro, investasi, dan lain sebagainya dilaporkan dalam laporan neraca ini.

Informasi yang dapat disajikan di neraca antara lain posisi sumber kekayaan entitas dan sumber pembiayaan untuk memperoleh kekayaan entitas tersebut dalam suatu periode akuntansi (triwulanan, caturwulanan, atau tahunan).

Sisi aktiva dalam neraca bank menggambarkan pola pengalokasian dana bank yang mencerminkan posisi kekayaan yang merupakan hasil penggunaan dana bank dalam berbagai bentuk. Penggunaan dana bank dilakukan berdasarkan prinsip prioritas. Disamping itu kegiatan pengalokasian dana tersebut harus memperhatikan ketentuan–ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Sentral sebagai otoritas moneter yang mengatur dan mengawasi bank.

Sisi pasiva dalam neraca bank menggambarkan kewajiban bank yang berupa klaim pihak ketiga atau pihak lainnya atas kekayaan bank yang dinyatakan dalam bentuk rekening giro, tabungan, deposito berjangka dan instrument– instrument utang atau kewajiban bank lainnya. Selain itu modal bank menggambarkan nilai buku pemilik saham bank. Sisi pasiva mencerminkan kegiatan penghimpunan dana yang berasal dari berbagai sumber. Dana bank yang pada dasarnya berasal dari masyarakat atau pihak ketiga dan modal bank itu sendiri (ekuitas).[3]

2.      Laporan Laba/Rugi

Laporan laba/rugi bank (Profit and Loss Statement) atau lebih dikenal juga dengan Income Statement dari suatu Bank umum adalah suatu laporan keuanganbank yang menggambarkan pendapatan dan biaya operasional dan nonoperasional bank serta keuntungan bersih bank untuk suatu periode tertentu.[4]

Laporan ini berisi mengenai income atau pendapatan dari sebuah bank dan juga beban biaya yang harus ditanggung dalam periode waktu tertentu. Dalam laporan ini dijelaskan jumlah pendapatan bank dalam jangka waktu tertentu dan juga biaya yang harus dikeluarkan. Dari laporan ini akan terlihat apakah bank mengalami keuntungan atau kerugian. Biasanya beberapa laporan untung/rugi yang dibuat akan dibandingkan setiap periodenya.

Laporan laba rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Komunitas bisnis dan investasi menggunakan laporan ini untuk menentukan profitabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit atau kemampuan perusahaan melunasi pinjaman. Laporan laba rugi menyediakan informasi yang diperlukan oleh para investor dan kreditor untuk membantu mereka memprediksikan jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian dari arus kas masa depan. Unsur-unsur laporan laba rugi, yaitu: bagian operasi, bagian non operasi, pajak penghasilan, operasi yang dihentikan, pos Laporan arus kas adalapos luar biasa, pengaruh kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi, dan laba per saham.

3.      Laporan Kontingensi Dan Komitmen

Di samping rekening-rekening efektif, dalam buku besar bank terdapat rekening-rekening yang sifatnya administratif. Rekening tersebut digunakan sebagai tempat mencatat transaksi-transaksi yang belum secara efektif mengakibatkan perubahan terhadap aktiva maupun kewajiban bank. Transaksi demikian merupakan transaksi komitmen dan transaksi kontijensi.[5] Komponen laporan keuangan bank yang harus ada adalah kontingensi dan komitmen. Laporan ini disajikan sedemikian rupanya sehingga jika dikaitkan dengan aktiva dan pasiva dapat diperoleh gambaran keuangan yang wajar dari sebuah bank. Kontingensi dan komitmen ini berupa tagihan ataupun kewajiban dari bank yang tidak akan mempengaruhi neraca aktiva dan pasiva ketika tanggal pembuatan. Hal ini bisa berupa bentuk mata uang asing atau rupiah.

4.      Laporan Rasio Keuangan Bank

Laporan ini merupakan analisis finansial yang dilakukan untuk melihat hubungan antara laporan periode tertentu dengan periode sebelumnya. Bisa dikatakan sebagai laporan perbandingan antara laporan yang sebelumnya dan yang dibuat sekarang. Dengan adanya rasio ini maka bank bisa melihat bagaimana perkembangan keuangan saat ini.

5.      Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah laporan yang menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama satu periode. Laporan arus kas melaporkan kas yang mempengaruhi operasi selama satu periode, transaksi investasi, transaksi pembiayaan, dan kenaikan atau penurunan bersih kas selama satu periode. Unsur-unsur laporan arus kas adalah aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pembiayaan.

6.      Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menyajikan peningkatan atau penururnan aktiva bersih dalam satu periode. Unsur-unsur laporan perubahan ekuitas adalah modal awal pemilik, peningkatan atau penurunan ekuitas modal akhir.

7.      Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat

Zakat adalah sebagian dari harta yang wajib dikeluarkan oleh wajib zakat (muzakki) untuk diserahkan kepada penerima zakat (mustahiq). Pembayaran zakat dilakukan apabila hisab dan haulnya terpenuhi dari harta yang memenuhi wajib zakat.

Entitas syariah menyajikan Laporan Sumber dan penggunaan dana zakat sebagai komponen utama laporan keuangan. Unsur dasar dari laporan sumber dan penggunaan dana zakat meliputi sumber dana, penggunaan dana selama suatu jangka waktu , serta saldo dana zakat yang menunjukan dana zakat yang belum disalurkan pada tanggal tertentu. Dana zakat tidak diperkenankan untuk menutup penyisihan kerugian asset produktif.

Bank syari’ah menyajikan laporan sumber dan penggunaan zakat, infaq, dan shodaqoh sebagai komponen utama laporan keuangan yang menunjukkan:

a.       Sumber dana zakat, infaq dan shadaqah yang berasal dari penerimaan;

·         Zakat dari bank syari’ah

·         Zakat dari pihak luar bank syaria’ah

·         Infaq

·         Shadaqah

b.      Penggunaan dana zakat, infaq dan shadaqah untuk;

·         Fakir

·         Miskin

·         Hamba sahaya

·         Orang yang terlilit hutang

·         Orang yang baru masuk Islam

·         Orang yang berjihad

·         Orang yang dalam perjalanan

·         Amil

c.       Kenaikan atau penurunan sumber dana zakat, infaq dan shadaqah;

d.      Saldo awal dana  penggunaan dana zakat, infaq, dan shadaqah

e.       Saldo akhir dana penggunaan dana zakat, infaq, dan shadaqah

8.      Laporan Sumber Dan Pengguna Dana Qardhul Hasan

Bank syariah menyajikan laporan sumber dan penggunaan qardhul hasan sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan:

a.       Sumber dana qardhul hasan yang berasal dari penerimaan:

·         Infaq

·         Shadaqah

·         Denda

·         Dan pendapatan non halal

b.      Penggunaan dana qardhul hasan untuk:

·         Pinjaman

·         Sumbangan

c.       Kenaikan atau penurunan sumber dana qardhul hasan

d.      Saldo awal dana penggunaan dana qardhul hasan

e.       Saldo akhir dana penggunaan dana qardhul hasan[6]

 

Rini Erna Wati (13104154)

G.    Analisis laporan keuangan

Setelah laporan keuangan dususun berdasarkan data yang relevan, stra dilakukan berdasarkan prisedur akuntansi dan penilaian yang benar maka akan terlihat kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Kondisi keuangan yang dimaksud adalah diketahuinya beberapa jumlah harta (kekayaan), kewajiban (utang), serta modal (ekuitas) dalam neraca yang dimiliki.

1.      Tujuan dan manfaat laporan keuangan.

a.       Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk bebertapa periode.

b.      Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.

c.       Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.

d.      Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perludilakukan kedepan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.

e.       Untuk melakukan penilain kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.

f.       Dapat juga dugunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yag mereka capai[7].

A.    Jenis-Jenis Laporan Keuangan

1.      Neraca

Nearaca adalah sebuah laporan yang sitematis tentang posisi aktiva, kewajiban dan ekuitas perusahaan per tanggal tertentu. Tujuan neraca adalah untuk menggambarkan posisi keuangan perusahaan. Hubunagan antara aktiva, kewajiban, dan ekuitas dapat dirumuskan kedalam sebuah perusahaan akuntansi: Aktiva = kewajiban + ekuitas[8].

Contoh:

Roni ronaldi membuka usaha percetakan pada tahun 2000. Transaksi yang terjadi selama bulan Juni 2000 adalah:

Juni 1      pemilik menanamkan uangnya ke dalam perusahaan Rp. 5.000.000

          3      Di beli perlengkapan tunai Rp.300.000

          8      Di beli peralatan Rp.2.000.000 tunai

          10    Diterima pendapatan jasa Rp.3000.000

          20    Di bayar sewa gedung Rp.1000.000

          23 Diselesakan percetakan dari langganan Rp.1.500.000  pembayaran diterima satu bulan lagi

          25    Di bayar beban iklan Rp.400.000

          30    Di bayar rekening listrik Rp.300.000

          30    Di bayar gaji karyawan Rp.1.500.000

 

PERCETAKAN RONY RONALDI

NERACA SISA

Periode 30 Juni 2000

No. Akun

Nama akun

Debit

Kredit

101

102

103

121

301

401

501

502

503

504

 

Kas

Piutang usaha

Perlengkapan

Peralatan

Ekuitas pendapatan

Bebansewa beban gaji

Beban iklan

Beban listrik

 

 

2.500.000

1.500.000

300.000

2.000.000

 

 

1.000.000

1.500.000

400.000

300.000

 

 

 

 

5.000.000

4.500.000

 

 

9.500.000

9.500.000

 

 

2.      Laporan Laba Rugi

Pengertian menurut Wikipedia adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih[9].

 

Contoh :   

PT. CAHAYA memiliki data sbb :

-      Aktiva Neto Awal                  : Rp 100 juta

-      Aktiva Neto Akhir      : Rp 250 juta

-      Investasi dr investor    : Rp 50 juta

-      Pengumuman deviden            : Rp 35 juta

                                    Jawab :           

Aktiva Neto akhir                               Rp 250 juta

Aktiva Neto awal                                Rp 100 juta

Penambahan                                        Rp 150 juta

Ditambahkan :

Pengumuman deviden                        Rp 35 juta

                                                                                    Rp 185 juta

Dikurangi

Investasi dari investor             (Rp 50 juta)

Laba                                                    Rp.135 jut

 

                                    

Metode Penyusunan Laporan L/R

a.       Metode satu tahap (single step); berisi dua kelompok, yaitu pendapatan dan biaya[10]

 

 

 

 

 

 

 

Contoh :

 

PT. CAHAYA

LAPORAN L/R

Per 31 Des 2012

Pendapatan :

Penjualan Bersih Usaha

Pendapatan Bunga

Pendapatan Sewa

Pendapatan deviden

Total Pendapatan

 

Biaya-biaya :

Biaya karyawan

Biaya Penjualan

Biaya kantor

Biaya kendaraan

Biaya lain-lain

Total Biaya

Laba Bersih

 

Rp 325.000.000

Rp   50.000.000

Rp   50.000.000

Rp   25.000.000

Rp 450.000.000

 

 

Rp 50.000.000

Rp  20.000.000

Rp 15.000.000

Rp 18.000.000

Rp 25.000.000

Rp 128.000.000

Rp 322.000.000

 

b.      Metode bertahap (multiple step); penyajiaannya dihubungkan antara pendapatan dan biaya.

a.    Pendapatan yang berasal dari kegiatan operasi selama periode tertentu dilaporkan terpisah dari pendapatan yang diperoleh dari kegiatan nonoperasi.

b.   Biaya-biaya diklasifikasikan menurut fungsi. Misal biaya pengiriman barang masuk dalam kategori biaya penjualan, biaya gaji masuk biaya karyawan, biaya bensin masuk biaya kendaraan dll[11].

 

PT. CAHAYA

LAPORAN L/R

PER 31 DES 2012

Penjualan Bersih

 

Harga Pokok Penjualan

Persediaan Awal Barang dagangan

Pembelian                   Rp  90.000.000

(Potongan pembelian)Rp 20.000.000

Pembelian Bersih       

Biaya Angkut Masuk   

Persediaan barang siap dijual

Persediaan akhir

HPP

Laba Kotor (penj – HPP)

Biaya Operasi

Biaya karyawan

-          Biaya Gaji

-          THR

-          Bonus

Total B. Karyawan

Biaya Penjualan

-          Biaya Pengiriman Barang

-          Biaya perjalanan Dinas

-          Biaya Promosi

Total B. Penjualan

Total biaya operasi

Laba dari Operasi

Pendapatan dan Laba lain2

-          Pendapatan Bunga

-          Pendapatan Sewa

-          Pendapatan deviden

 

 

Biaya Lain-lan (non operasi)

Biaya kantor

-          Listrik/Air

-          Alat-alat kantor

-          Sewa Kantor

-          Telepon

-          Fotocopy

Total B. Kantor

Biaya kendaraan

-          Biaya Bensin

-          Biaya Tol

-          B. Perawatan/reparasi

-          Surat kendaraan

Total B. Kendaraan

Biaya lain-lain

-          Biaya adm bank

-          Entertainment

-          Konsultan

Total Biaya lain-lain

Total Biaya non operasional

Rp 325.000.000

 

 

Rp 75.000.000

 

 

Rp 70.000.000

Rp 15.000.000

Rp 160.000.000

Rp 100.000.000

Rp 60.000.000

Rp 265.000.000

 

 

Rp 25.000.000

Rp 20.000.000

Rp 5.000.000

Rp 50.000.000

 

Rp 7.000.000

Rp 6.000.000

Rp 7.000.000

Rp  20.000.000

Rp 70.000.000

Rp 195.000.000

 

Rp   50.000.000

Rp   50.000.000

Rp   25.000.000

Rp 125.000.000

Rp 320.000.000

 

 

Rp 3.000.000

Rp 2.500.000

Rp 6.000.000

Rp 2.000.000

Rp 1.500.000

Rp 15.000.000

 

Rp 10.000.000

Rp 2.500.000

Rp 4.000.000

Rp 1.500.000

Rp 18.000.000

 

Rp 11.000.000

Rp 10.000.000

Rp 4.000.000

Rp 25.000.000

Rp 128.000.000

Rp 192.000.000

Rp 57.600.000

Rp 134.400.000

 

3.      Laporan arus kas

Arus kas adalah salah satu bagian dari laporan keuangan. Arus kas ini akan menggambarkan tentang penggunaan kas pada aktivitas dari sebuah perusahaan, laporan arus las adalah laporan keuangan tang sumbernya dari kas[12].

Secara ringkas  kama kita akan pahami contoh dibawah ini[13]:

 

PT CAHAYA

LAPORAN ARUS KAS

PER 31 JANUARI 2013

Aktivitas operasional

Laba bersih                                                      124.550.000

Penyusutan                                                        15.430.000

Piutang usaha                                                    45.000.000

Utang usaha                                                    (47.750.000)

Persediaan                                                         74.450.000

Kas untuk aktivitas operasional                                  214.680.000

 

Aktivitas investasi                                                       (35.450.000)

Pembelian aktiva                                                           41.650.000

Akusisi                                                                        (15.350.000)

Kas untuk aktivitas investasi                                      (9.150.000)

 

Aktivitas pendanaan                                    

Deviden yang dibayarkan                                           (61.350.000)

Pembelian kembali saham biasa                                  (35.000.000)

                             

Kas untuk aktivitas pendanaan                                   (96.350.000)

Kenaika kas                                                                 320.180.000

Kas dan setara kas 1/1/2013                                       221.543.000

Kas dan setara kas 31/1/2013                                     541.723.000

4.      Laporan laba ditahan.

Laba ditahan adalah laba bersih yang ditahan atau tidak dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk deviden. Laba yang ditahan ini akan diakumulasikan dan dilaporkan pada ekuitas pemilik dalam neraca keuangan.

Perhitungan laba ditahan.

Rumus laba ditahan adalah sebagai berikut:

Laba ditahan periode awal +/ - laba rugi periode berjalan – deviden yang dibayarkan = laba di tahan periode akhir[14].

Contoh :

PT. CAHAYA

Laporang Laba Ditahan

Per 31 Desember 2012

Laba di tahan, awal

(-) penyesuaian periode sebelumnya-koreksi depresiasi dibebankan terlalu rendah pada tahun 2011, dikurangi pajak laba Rp 10 juta.

Laba ditahan ditetapkan kembali

(+) Laba bersih tahun 2012

      Sub Total

(-) Dividen untuk Saham preferen Rp 15.000.000

     Dividen untuk saham biasa        Rp 35.000.000

Laba ditahan akhir

Rp 80.000.000

 

 

(Rp 20.000.000)

Rp 60.000.000

Rp 197.000.000

Rp 257.000.000

(Rp 20.000.000)

Rp 237.000.000

 

Laporan R/E Dikombinasikan

Dengan cara menempatkan data perhitungan laba bersih di urutan pertama, dan diringkas. Selanjutnya laba bersih periode kini digabungkan dengan saldo awal laba ditahan atau saldo penyesuaian laba periode sebelumnya.

Untuk memperoleh besarnya R/E akhir periode, total ini dikurangkan dari dividen yang diumumkan[15].

 

PT. CAHAYA

Laporang Laba Ditahan

Per 31 Desember 2012

Pendapatan

Biaya

Laba bersih

Laba di tahan, awal

(-) penyesuaian periode sebelumnya-koreksi depresiasi dibebankan terlalu rendah pada tahun 2011, dikurangi pajak laba Rp 10 juta.

 

Laba ditahan ditetapkan kembali

 (-) Dividen untuk Saham preferen Rp 15.000.000

     Dividen untuk saham biasa        Rp 35.000.000

Laba ditahan akhir

Rp 325.000.000

Rp 128.000.000

Rp 197.000.000

Rp 80.000.000

 

 

 

(Rp 20.000.000)

Rp 257.000.000

 

 (Rp 20.000.000)

Rp 237.000.000

 

 

Puput Transmiyanti Putri ( 13103874 )

H.    Rasio Keuangan Bank

A.    Pengertian Rasio Keuangan Bank

Rasio adalah suatu angka yang menunjukan hubungan antar suatu unsur denganunsur Lainya dalam laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan atau bank.

Menurut harahap  rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keungan ke satu npos lainnyayng mempunyai hubungan yang signifikan.

Bank merupakan perusahaan keuangan yang bergerak dalam memberikan layanan keuangan yang mengandalkan kepercayaan dari masyarakat dalam mengelola dananya.[16]

Jadi dapat disimpulkan bahwa analisis rasio keuangan bank adalah alat yang digunakan untuk mengukur kelemahan atau kekuatan yang dihadapi sutu perusahaan di bidang keuangan , dengan membandingkan angka-angka yang lainnya dari suatu laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi.[17]

B.     Tujuan Analisis Rasio Keuangan Bank

            Analisis Rasio Keuangan Bank merupakan teknik untuk mengetahui secara cepat kinerja keuangan pada Bank. Dan tujuannya adalah sebagai berikut :

·         Mengevaluasi situasi yang terjadi saat ini ;

·         Memprediksi kondisi Keuangan masa yang akan datang.

C.    Jenis – Jenis Analisis Rasio Keuangan Bank

Agar laporan ini dapat dibaca sehingga menjadi berarti, perlu dilakukan analisis terlebih dahulu. Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan rasio-rasio keuangan bank sesuai dengan standar. Adapun rasio keuangan bank yang disajikan adalah sebagai berikut :

1.      Rasio Likuiditas Bank

Merupakan rasio yang disunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih.

Untuk melakukan pengukuran rasio ini terdapat beberapa jenis rasio yang masing-masing memiliki maksud dan tujuan tersendiri . adapun jenisnya adalah sebagai berikut:

a.      Quick Rasio

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap para deposan, dengan harta yang peling likuid yang dimiliki oleh bank.

Rounded Rectangle: Quick Rastio = Cash Assets : Total Deposit x 100 %
 

 


                                                                                            

 

            Untuk mencari besarnya quick rasio dapat kita gunakan contoh neraca diatas, yaitu :

ü  Cash Assets :

·         Kas                                          Rp 45.000.000

·         Giro Pada BI                           Rp 320.400.000         

·         Giro pada Bank Lain              Rp 110.000.000

·         Aktiva Likuid dalam Valas    Rp 330.000.000

Jumlah Cash Asset               Rp 806.000.000

ü  Deposit

·         Giro                                          Rp 835.500.000

·         Tabungan                                Rp 150.250.000

·         Deposito Berjangka                Rp 340.500.000

Jumlah deposit                         Rp 1.326.250.000

 

Quick Ratio = Rp 806.000.000 : Rp 1.326.250.000 x 100 %

                   = 60,77 %

b.      Investing Policy Ratio

Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajibannya kepada deposannya dengan cara melikuidasi surat-surat berharga yang dimilikinya.

Rounded Rectangle: Investing policy Ratio = Securities : Total Deposit x 100 %
 

 

 


Untuk mencari besarnya investing policy ratio dapatkita gunakan contoh neraca diatas sebagai berikut :

ü  Securities

·         Efek-efek                          Rp 80.000.000

·         Deposito                            Rp 150.000.000

Jumlah Securities              Rp 230.000.000

ü  Total Deposito                              Rp 1.326.250.000

 

Investing Policy Ratio = Rp 230.000.000 : Rp 1.326.250.000 x 100%

                                    = 17,34 %

 

c.       Banking Ratio

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas bank dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki.

Rounded Rectangle: Banking Ratio = Total Loans : Total Deposit x 100 %                      

 

 

Untuk mencari besarnya banking ratio dapat digunakan contoh neraca diatas, yaitu sebagai berikut :

ü  Loans

·         Pinjaman yang diberikan

Dalam rupiah                                 Rp 1.250.000.000

·         Pinjaman dalam valuta                  Rp    540.000.000

Jumlah Loan                                  Rp 1.790.000.000

ü  Total Deposit                                            Rp 1.326.250.000

 

Banking Ratio = Rp 1.790.000.000 : Rp 1.326.250.000 x 100 %

                       = 135%

d.      Assets to Loan Ratio

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah Kredit yang disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki bank.

Rounded Rectangle: Assets to Loan Ratio = Total Loans : Total Assets x 100 %
 

 


                                                                                                                

 

ü  Total Loan                                                 Rp 1.790.000.000

ü  Total Assets                                              Rp 3.340.000.000

 

Assets to Loan Ratio = Rp 1.790.000.000 : Rp 3.340.000.000 x 100%

                                  = Rp 54%

e.       Investment Portofolio Ratio Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas dalam investasi pada surat berharga. Untuk menghitung rasio ini, sebelumnya perlu diketahui terlebih dahulu securities yang jatuh waktunya kurang dari satu tahun , yang digunkan untuk menjmin deposito nasabah jika ada.

f.        Loan To Deposit Ratio

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.

Rounded Rectangle: Loan to deposit Ratio = (Total Loan : Total Deposit + Equity) x 100 %
 

 

 


Untuk mencari besarnya loan to deposit ratio dapat kita gunakan contoh neraca diatas, yaitu sebagai berikut :

ü  Total Loan                                                 Rp 1.790.000.000

ü  Total Deposit                                            Rp 1.326.250.000

ü  Equity Capital

·         Modal disetor                                Rp     750.000.

·         Dana setoran modal                      Rp 65.000.000

·         Cadangan umum                           Rp 14.000.000

·         Cadangan lainnya                         Rp 95.000.000

·         Sisa laba tahun lalu                       Rp 21.500.000

·         Laba tahun berjalan                       Rp 72.000.000

Jumlah Equity Capital                   Rp 268.250.000

 

Loan To Deposit Ratio = Rp 1.790.000.000 : Rp 1.594.500.000 x 100 %

                                    = 112 %

2.      Rasio solvabilitas Bank[18]

Merupakan ukuran kemampuan bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya. Dapat dikatan juga rasio ini merupakan alat ukur ntuk melihat kekayaan bank untuk melihat efisiensi bagi pihak manajemen bank tersebut .

a.      Primary Ratio

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur apakah permodalan yang dimiliki sudah memadai atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total aset masuk dapat ditutupi oleh Capital Equity.

Rounded Rectangle: PrimaryRatio = capital equity : Total Asset x 100 %
 

 

 


ü  Equity Capital

·         Modal disetor                                Rp     750.000.

·         Dana setoran modal                      Rp 65.000.000

·         Cadangan umum                           Rp 14.000.000

·         Cadangan lainnya                         Rp 95.000.000

·         Sisa laba tahun lalu                       Rp 21.500.000

·         Laba tahun berjalan                       Rp 72.000.000

Jumlah Equity Capital                   Rp 268.250.000

ü  Total Assets                                              Rp 3.340.000.000

 

Primary Ratio =  Rp 268.250.000 : Rp 3.340.000.000 x 100 %

                             =  8%

b.      Risk Assets Ratio

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemungkinan penurunan risk assets.

 

Rounded Rectangle: Risk Assets Ratio = equity capital: : Total Asset - cash assets –securities x 100 %
 

 


ü  Risk Assets

·         Total Assets                            Rp 3.340.000.000

·         Cash Assets                             Rp    806.000.000

·         Securities                                 Rp    230.000.000 

Jumlah Risk Assets                 Rp 2.572.250.000

 

Risk Assets Ratio = Rp    268.250.000 : Rp 2.572.250.000 x 100%

                           = 10.4 %

 

c.       Secondary Risk Ratio

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur penurunan aset yang mempunyai risiko lebih tinggi.

Rounded Rectangle: Secondary Risk Ratio = equity capital : Secondary Risk Assets x 100 %
 

 

 


ü  Low risk assets                             

·         Benda tetap dan

Inventaris                                Rp     44.000.000

·         Rupa-rupa                               Rp     60.000.000

Jumlah low risk                       Rp   104.000.000

Dengan demikian, komponen secondary risk assets dapat dihitung sebagai berikut.

ü  Total Assets                                  Rp 3.340.000.000

ü  Cash Assets                                   Rp    806.000.000

ü  Securities                                       Rp    230.000.000

ü   low risk                                        Rp   104.000.000

Jumlah Risk Assets                 Rp 2.200.000.000

ü  Equity Capital                               Rp    268.250.000

 

Risk Assets Ratio = Rp    268.250.000 : Rp 2.200.000.000 x 100%

                           = 12%

 

d.      Capital Adequcy Ratio

Merupakan rasio dalam besarnya estimasi resiko yang akan terjadi dalam pemberian kredit dan resiko yang akan terjadi dalam perdagangan surat-surat berharga.

Rounded Rectangle: CAR = (equity capital – fiked Assets) : ( Total Loan + Securities ) x 100%                                                                                                                                                

 

 

Untuk besarnya CAR dapat kita gunakan contoh neraca diatas, yaitu sebagai berikut :

ü  Equity Capital                               Rp    268.250.000

ü  Fixed Assets                                 Rp     44.000.000

ü  Total Loan                                     Rp 1.790.000.000

ü  Securities                                       Rp    230.000.000

CAR = Rp 312.250.000 : Rp 156.000.000 x 100%

3.      Rasio Rentabilitas Bank

Sering disebut Profitabilitas usaha . rasio ini digunakan untuk mnegukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan setelah dikurangi biaya-biaya.[19]

 

 

a.      Net Profit Margin

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokoknya.

Rounded Rectangle: Net Profit Margin = net income : operating Income x 100 %
 

 

 


Untuk mencari besarnya net profit margin dapat kita gunakan contoh neraca dan laporan laba rugi dibawah ini sebagai berikut :

a)      Misalnya besarnya pajak pendapatan 25% , maka besarnya net income untuk tahun 2003  = Rp 100.800.000 x ( 100 – 25% ) = Rp 75.600.000, ( operating income : Rp 412.500.000 )

Jawab :

Net Profit Margin = Rp 75.600.000: Rp 412.500.000  x 100 %

                        = 18, 3 %

b.      Return On Equity

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan net Income .

Rounded Rectangle: Return On Equity = Net Income : Equity Capital x 100%
 

 

 


Untuk mencari besarnya return on equity capital, dapat kita gunakan contoh neraca laporan laba-rugi diatas, yaitu :

ü  Net Income                                         Rp     75.600.000

ü  Equity Capital                                     Rp    268.250.000

 

Return On Equity = Rp     75.600.000 : Rp    268.250.000 x 100%

                       = 23 %

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

Kesimpulan

Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu ( untuk neraca ) dan periode tertentu ( untuk laporan laba rugi ). Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya 3 bulan, atau 6 bulan untuk kepentingan internal perusahaan. Sementara itu , untuk laporan lebih luas dilakukan satu tahun sekali. Disamping itu, dengan adanya laporan keuangan, dapat diketahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisi laporan keuangan tersebut dianalisis.

Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode.

Dalam praktiknya dikenal beberapa macam laporan keuangan dseperti:

1.      Neraca;

2.      Laporan laba rugi;

3.      Lapiran perubahan modal;

4.      Laporan catatan atas laporan keuangan ; dan Laporan kas.

Agar laporan ini dapat dibaca sehingga menjadi berarti, perlu dilakukan analisis terlebih dahulu. Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan rasio-rasio keuangan bank sesuai dengan standar.

 



[1] Kasmir, analisis Laporan Keuangan, ( Jakarta : Rajawali Pers, 2014 ) hal: 6-7

[2] Ibid , hal: 8-9

[3] Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, (Yogyakarta: (UPP) AMP YKPN, 2002), hal.

[4] Veithzal Rivai, ISLAMIC BANKING:, Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 879.

[5] Ibid., Veithzal Rivai, ISLAMIC BANKING:, Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi, h.880.

[6] Ibid., Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, h.

[7] Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Hal. 55

[8] Hery S.E.,M.Si, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Bumi Aksara), Hal.5

[9] Ibid.,

[10] http//www. Academia.edu/Neraca_dan_Laporan_Laba_Rugi (diunduh tgl.23 Oktober 2015)

                                                                                                                           

[11] Ibid.,

[12] Ibid., Analisis Laporan Keuangan, Hal.2

[13] Neraca_dan_Laporan_Laba_Rugi, Hal.4

[14] Ibid., Analisis Laporan Keuangan, Hal.1

[15] Ibid.,

[16] Kasmir , Analisis Laporan Keuangan , (Jakarta : Rajawali Pers. 2014 ) h. 216

[18] Ibid, Kasmir , Analisis Laporan Keuangan. h.229

[19] Freddy Rangkuti , Teknik membedah Kasus Bisnis , ( Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 1997 ) h.77

Tidak ada komentar:

Posting Komentar