MAKAL
BAB
I
PEMBAHASAN
A.
Latar
Belakang
Suatu kegiatan
usaha (bisnis) yang dijalankan oleh suatu perusahaan, tentulah memiliki
beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan manajemen Pertama pemilik
perusahaan dijalankannya.
Kedua, pemilik
menginginkan bahwa usaha yang dijalankan nantinya tidak hanya untuk satu priode
kegiatan saja. Artinya pemilik menginginkan usaha yang dijalankan memiliki umur
yang panjang untuk beberapa priode kedepan dan bukan seumur jagung. Bahkan bila
perlu pemilik menginginkan perusahaannya hidup sampai beberapa keturunan. Tujuan
ketiga adalah perusahaan tetap mampu untuk menghasilkan atau menyediakan
berbagai jenis barang dan jasa untuk kepentingan masyarakat umum. Keempat, usaha
yang dijalankan akan dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat,baik yang
berada dalam lingkungan perusahaan (yang bekerja di perusahaan) maupun maupun
dilingkungan luar perusahaan (pabrik).
Agar tujuan
tersebut diatas dapat dicapai, manajemen perusahaan harus mampu membuat
perencanaan yang tepat dan akurat. Kemudian, pelaksanaan dilapangan harus
dilakukan secara baik dan benar sesuai
dengan rencana yang telah disusun. Disamping itu, manajemen juga harus mampu
mengawasi dan mengadilkan kegiatan usaha yang dijalankan apabila terjadi
penyimpangan.
Dengan
menggunakan alat analisis laporan keuangan, terutama bagi pemilik usaha dan
manajemen, dapat diketahui berbagai hal yang berkaitan dengan keuangan dan
kemajuan perusahaan.
B.
Rumusan
Masalah
a.
Apakah
yang dimaksud dengan Laporan Keuangan ?
b.
Apasajakah
Jenis dan Komponen Laporan Keuangan?
c.
Bagaimanakah
Analisis Laporan Keuangan ?
d.
Apasajakah
Rasio Keuangan Bank ?
C.
Tujuan
Pembahasan
a.
Mengetahui
apakah yang dimaksud dengan Laporan keuangan.
b.
Mengetahui
Apasajakah Jenis dan Komponen Laporan Keuangan.
e.
Mengetahui
Bagaimanakah Analisis Laporan Keuangan.
f.
Mengetahui
apasajakah Rasio Keuangan Bank.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Laporan Keuangan[1]
Dalam
praktiknya laporan keuangan oleh suatu perusahaan tidak dibuat secara
sembarangan , tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standar
yang berlaku. Laporan keuangan yang disajikan perusahaan sangat penting bagi
manajemen dan pemilik perusahaan.
Bagi suatu
perusahaan, penyajian laporan keuangan secara khusus merupak salah satu
tanggung jawab manajer keuangan. Hal ini sesuai
dengan fungsi manajer keuangan,
yaitu :
a.
Merencanakan
;
b.
Mencari
;
c.
Memanfaatkan
dana-dana perusahaan ; dan
d.
Memaksimalkan
nilai perusahaan.
Dalam
pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan
kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.
Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah
merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan
perusahaan pada tanggal tertentu ( untuk neraca ) dan periode tertentu ( untuk
laporan laba rugi ). Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya 3
bulan, atau 6 bulan untuk kepentingan internal perusahaan. Sementara itu ,
untuk laporan lebih luas dilakukan satu tahun sekali. Disamping itu, dengan
adanya laporan keuangan, dapat diketahui posisi perusahaan terkini setelah
menganalisi laporan keuangan tersebut dianalisis.
Laporan
keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu
periode.
Dalam
praktiknya dikenal beberapa macam laporan keuangan dseperti:
1.
Neraca;
2.
Laporan
laba rugi;
3.
Lapiran
perubahan modal;
4.
Laporan
catatan atas laporan keuangan ; dan
5.
Laporan
kas.
Masing-masing
laporan memiliki komponen keuangan tersendiri, tujuan, dan maksud tersendiri.
Dalam neraca disajikan beberapa informasi yang berkaitan dengan komponen yang
ada diberaca. Secara lengkap informasi yang disajikan dalam neraca meliputi :
a.
Jenis-
jenis aktiva atau harta (asset) yang dimiliki ;
b.
Jumlah
rupiah masing-masing jenis aktiva ;
c.
Jenis-jenis
kewajiban atau utang ( leability) ;
d.
Jumlah
rupiah masing-masing jenis kewajiban ;
e.
Jenis-jenis
modal ( ekuiti ) ;
f.
Jumlah
rupiah masing-masing jenis modal ;
Kemudian laporan laba rugi menunjukan kondisi usaha dalam suatu
peride tertentu. Artinya laporan laba rugi harus dibuat dalam suatu siklus
operasi atau peride tertentu guna mengetahui jumlah perolehan pendapat dan
biaya yang telah dikeluarkan sehingga dapat diketahui apakah perusahaan dalam
keadaan laba atau rugi.
Seperti halnya neraca, laporan laba rugi memberikan berbagai
informasi yang dibutuhkan. Adapun informasi yang disajikan perusahaan dalam
laporan laba rugi meliputi:[2]
a.
Jenis-jenis
pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode ;
b.
Jumlah
rupiah dari masing-masing jenis pendapatan;
c.
Jumlah
keseluruhan pendapata;
d.
Jenis-jenis
biaya atau beban dalam suatu periode;
e.
Jumlah
rupiah masing-masing biaya atau beban yang dikeluarkan; dan
f.
Jumlah
keseluruhan biaya yang dikeluarkan ;
g.
Kasil
usaha yang diperoleh dengan mengurangi jumlah pendapatan dan biaya. Selisih ini
disebut laba atau rugi.
Laporan perubahan modal menggambarkan jumblah modal yang dimiliki
perusahaan saat ini. Kemudian,laporan ini juga menunjukan perubahan modal serta
sebab-sebab berubahnya modal. Informasi yang diberikan dalam laporan perubahan
modal meliputi:
a.
jenis-jenis
dan jumblah modal yang ada saat ini;
b.
jumblah
rupiah tiap jenis modal;
c.
jumblah
rupiah modal yang berubah;
d.
sebab-sebab
berubahnya modal;
e.
jumblah
rupiah modal sesudah perubahan.
Laporan catatan
atas laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan
keuangan yang disajikan. Laporan ini memberikan informasi tetang penjelasan
yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas sebab
penyebabnya. Tujuannya adalah agar pengguna laporan keuangan dapat memahami
jelas data yang disajikan.
Laporan arus
kas merupakan laporan yang menunjukan arus kas masuk dan arus kas keluar
perusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan atau pinjaman dari pihak
lain,sedangkan arus kas keluar merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan
perusahaan. Baik arus kas masuk maupun arus kas keluar dibuat untuk priode
tertentu.
B. Tujuan
Laporan Keuangan
Seperti
diketahui bahwa setiap laporan keuangan yang dibuat sudah pasti memiliki tujuan
tertentu. Dalam praktiknya terhadap beberapa tujuan yang hendak
dicapai,terutama bagi pemilik usaha dan manajemen perusahaan. Disamping
itu,tujuan laporan keuangan disusun guna memenuhi kepentingan berbagai pihak
yang berkepentingan terhadap perusahaan.
Secara umum
laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu
perusahaan,baik pada saat tertentu maupun pada priode tertentu. Laporan
keuangan juga dapat disusun secara mendadak sesuai kebutuhan perusahan maupun
secara berkala. Jelasnya adalah laporan keuangan mampu memberikan informasi
keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan
terhadap perusahaan.
Berikut ini
beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu:
1.
memberikan
informasi tentang jenis dan junblah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan
pada saat ini;
2.
memberikan
informasi tentang jenis dan jumblah
kewajiban dan modal yang di miliki perusahaan pada saat ini;
3.
memberikan
informasi tentang jenis dan jumblah pendapatanyang diperoleh pada suatu priode
tertentu;
4.
memberikan
informasi tentang jumblah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam
suatu priode tertentu;
5.
memberikan
informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva,pasiva,dan
modal perusahaan;
6.
memberikan
informasi tetang kinerja manajemen perusahaan suatu priode;
7.
memberikan
informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan;
8.
informasi
keuangan lainya.
Jadi, dengan
memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat diketahui kondisi
keuangan perusahaan secara menyeluruh.
C. Sifat
Laporan Keuangan
Pencatatat yang dilakukan dalam penyusun laporan keuangan harus
dilakukan dengan kaidah-kaidah yang berlaku, demikian pula dalam hal prnyusunan
laporan keuangan didasarkan kepada sifat laporan keuangan itu sendiri. Laporan
keuangan dalam praktiknya memiliki dua sifat laporan keuangan yang dibuat yaitu
:
a.
Bersifat
Historis artinya bahwa laporan keuangan dubuat dan disusun dari data masalalu
atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang.. misalnya laporan keuangan
disusun berdasarkan data satu atau beberapa tahun ke belakang ( tahun periode
sebelumnya ).
b.
Bersifat
Menyeluruh maksudnya laporan keuangan dibuat selengkap mungkin. Artinya laporan
keuangan disusun sesuai dengan standar yang telah ditetapkan . pembuatan atau
penyusunan yang hanya sebagian-sebagian (tidak lengkap) tidak akan memberikan
informasi yang lengkap tentang keuangan suatu perusahaan.
D. Keterbatasan
Laporan Keuangan
Laporan
keuangan belum dapat dikatakan mencerminkan keadaan keuangan perusahaan secara
keseluruhan. Hal ini disebabkan adanya
hal-hal yang belum atau tidak tercatat dalam laporan keuangan tersebut. Ada
hal-hal yang tidak dapat dinyatakan dalam angka-angka seperti reputasi ,
prestasi manajernya dan lainnya. Oleh karena itu, setiap laporan keuangan yang
disusun pasti meliki keterbatasan tertentu. Berikut ini beberapa keterbatasan
laporan keuangan yang dimiliki perusahaan.
a.
Pembuatan
laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis) , dimana data-data yang
diambil dari data-data masa lalu.
b.
Laporan
keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang bukan hanya untuk pihak
tertentu saja.
c.
Proses
penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan-pertimbangan
tertentu.
d.
Laporan
keuangan bersifat konservatif dalam mengahadapi ketidakpastian.
e.
Laporan
keuangan bselalu berpegang teguh kapada sudut pandang ekonomi dalam memandang
peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat formalnya.
E. Pihak-Pihak
Yang Memerlukan Laporan Keuangan
Sesuai dengan tujuannya laporan keuangan disusun untuk kepentingan
pemilik dan manajemen perusahaan dan memberikan informasi kapada berbagai pihak
yang sangat berkepeningan terhadap perusahaan. Berikut adalah pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan :
a.
Pemilik
( orang yang memiliki usaha )
b.
Manajemen
c.
Kreditor
d.
Pemerintah
e.
Investor
Ngain Naini Nangimah (13103644)
F.
Jenis
Dan Komponen Laporan Keuangan
Dalam sebuah bank
membuat laporan keuangan harus dilakukan dan harus terdapat beberapa komponen
laporan keuangan. Pihak utama yang harus diberikan laporan keuangan adalah
pimpinan atau pengambil keputusan dari bank tersebut. Biasanya laporan keuangan
ini dibuat setiap bulannya, ada pula yang dibuat setiap satu tahun sekali. Bank
yang ada di Indonesia pada umumnya membuat laporan ini setiap bulan kemudian
diakumulasikan selama satu tahun. Biasanya para nasabah dan karyawan akan
diberikan laporan keuangan tahunan. Sangat penting memang laporan keuangan ini
sebagai transparansi berjalannya sebuah bank.
Selayaknya
organisasi, bank syariah juga harus menyusun laporan keuangan pada akhir
periode akuntansinya. Menurut PSAK No.59 (2002) laporan keuangan bank syariah
yang lengkap terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut:
1.
Neraca
2.
Laporan
Laba Rugi
3.
Laporan
Arus Kas
4.
Laporan
Perubahan Ekuitas
5.
Laporan
Sumber Dan Penggunaan Dana Zakat
6.
Laporan
Sumber Dan Penggunaan Dana Kebajikan
7.
Catatan
Atas Laporan Keuangan
Berikut ini
penjelasan lebih rinci komponen-komponen laporan keuangan tersebut.
Adapun komponen laporan
keuangan bank yaitu:
1.
Neraca
Neraca, yang
kadang-kadang disebut juga sebagai laporan posisi keuangan, melaporkan aktiva,
kewajiban, dan ekuitas pemegang saham perusahaan bisnis pada suatu tanggal
tertentu. Laporan keuangan ini menyediakan informasi mengenai sifat dan jumlah
investasi dalam sumber daya perusahaan, kewajiban kepada kreditor, dan ekuitas
pemilik dalam sumber daya bersih. Dengan demikian, neraca dapat membantu
meramalkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas di masa depan. Unsur-unsur
dari sebuah neraca adalah Aktiva, kewajiban, dan ekuitas.
Neraca
atau laporan posisi keuangan adalah bagian dari laporan keuangan
suatu entitas yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang
menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada akhir periode tersebut.
Laporan neraca ini merupakan sebuah laporan mengenai jumlah harta atau
kekayaan, jumlah modal, dan juga jumlah kewajiban atau hutang dari sebuah bank.
Secara mudahnya, laporan ini berisi mengenai kekayaan dan juga modal yang
dimilik oleh sebuah bank dalam jangka waktu tertentu. Semua aset kekayaan baik
yang berupa uang tunai, giro, investasi, dan lain sebagainya dilaporkan dalam
laporan neraca ini.
Informasi yang dapat
disajikan di neraca antara lain posisi sumber kekayaan entitas dan sumber
pembiayaan untuk memperoleh kekayaan entitas tersebut dalam suatu periode
akuntansi (triwulanan, caturwulanan, atau tahunan).
Sisi aktiva dalam
neraca bank menggambarkan pola pengalokasian dana bank yang mencerminkan posisi
kekayaan yang merupakan hasil penggunaan dana bank dalam berbagai bentuk.
Penggunaan dana bank dilakukan berdasarkan prinsip prioritas. Disamping itu
kegiatan pengalokasian dana tersebut harus memperhatikan ketentuan–ketentuan
yang ditetapkan oleh Bank Sentral sebagai otoritas moneter yang mengatur dan
mengawasi bank.
Sisi pasiva dalam
neraca bank menggambarkan kewajiban bank yang berupa klaim pihak ketiga atau
pihak lainnya atas kekayaan bank yang dinyatakan dalam bentuk rekening giro,
tabungan, deposito berjangka dan instrument– instrument utang atau kewajiban
bank lainnya. Selain itu modal bank menggambarkan nilai buku pemilik saham
bank. Sisi pasiva mencerminkan kegiatan penghimpunan dana yang berasal dari
berbagai sumber. Dana bank yang pada dasarnya berasal dari masyarakat atau
pihak ketiga dan modal bank itu sendiri (ekuitas).[3]
2.
Laporan Laba/Rugi
Laporan laba/rugi bank
(Profit and Loss Statement) atau lebih dikenal juga dengan Income Statement
dari suatu Bank umum adalah suatu laporan keuanganbank yang menggambarkan
pendapatan dan biaya operasional dan nonoperasional bank serta keuntungan
bersih bank untuk suatu periode tertentu.[4]
Laporan ini berisi
mengenai income atau pendapatan dari sebuah bank dan juga beban biaya yang
harus ditanggung dalam periode waktu tertentu. Dalam laporan ini dijelaskan
jumlah pendapatan bank dalam jangka waktu tertentu dan juga biaya yang harus
dikeluarkan. Dari laporan ini akan terlihat apakah bank mengalami keuntungan
atau kerugian. Biasanya beberapa laporan untung/rugi yang dibuat akan
dibandingkan setiap periodenya.
Laporan laba
rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama
periode waktu tertentu. Komunitas bisnis dan investasi menggunakan laporan ini
untuk menentukan profitabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit atau kemampuan
perusahaan melunasi pinjaman. Laporan laba rugi menyediakan informasi yang
diperlukan oleh para investor dan kreditor untuk membantu mereka memprediksikan
jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian dari arus kas masa depan.
Unsur-unsur laporan laba rugi, yaitu: bagian operasi, bagian non operasi, pajak
penghasilan, operasi yang dihentikan, pos Laporan arus kas adalapos luar biasa,
pengaruh kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi, dan laba per saham.
3.
Laporan Kontingensi Dan
Komitmen
Di samping rekening-rekening
efektif, dalam buku besar bank terdapat rekening-rekening yang sifatnya
administratif. Rekening tersebut digunakan sebagai tempat mencatat
transaksi-transaksi yang belum secara efektif mengakibatkan perubahan terhadap
aktiva maupun kewajiban bank. Transaksi demikian merupakan transaksi komitmen
dan transaksi kontijensi.[5] Komponen
laporan keuangan bank yang harus ada adalah kontingensi dan komitmen. Laporan
ini disajikan sedemikian rupanya sehingga jika dikaitkan dengan aktiva dan
pasiva dapat diperoleh gambaran keuangan yang wajar dari sebuah bank.
Kontingensi dan komitmen ini berupa tagihan ataupun kewajiban dari bank yang
tidak akan mempengaruhi neraca aktiva dan pasiva ketika tanggal pembuatan. Hal
ini bisa berupa bentuk mata uang asing atau rupiah.
4.
Laporan Rasio Keuangan
Bank
Laporan ini merupakan
analisis finansial yang dilakukan untuk melihat hubungan antara laporan periode
tertentu dengan periode sebelumnya. Bisa dikatakan sebagai laporan perbandingan
antara laporan yang sebelumnya dan yang dibuat sekarang. Dengan adanya rasio
ini maka bank bisa melihat bagaimana perkembangan keuangan saat ini.
5.
Laporan
Arus Kas
Laporan arus
kas adalah laporan yang menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan
dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama satu periode. Laporan arus kas
melaporkan kas yang mempengaruhi operasi selama satu periode, transaksi
investasi, transaksi pembiayaan, dan kenaikan atau penurunan bersih kas selama
satu periode. Unsur-unsur laporan arus kas adalah aktivitas operasi, aktivitas
investasi, dan aktivitas pembiayaan.
6.
Laporan
Perubahan Ekuitas
Laporan
perubahan ekuitas adalah laporan yang menyajikan peningkatan atau penururnan
aktiva bersih dalam satu periode. Unsur-unsur laporan perubahan ekuitas adalah
modal awal pemilik, peningkatan atau penurunan ekuitas modal akhir.
7.
Laporan
Sumber dan Penggunaan Dana Zakat
Zakat adalah
sebagian dari harta yang wajib dikeluarkan oleh wajib zakat (muzakki) untuk
diserahkan kepada penerima zakat (mustahiq). Pembayaran zakat dilakukan apabila
hisab dan haulnya terpenuhi dari harta yang memenuhi wajib zakat.
Entitas syariah
menyajikan Laporan Sumber dan penggunaan dana zakat sebagai komponen utama
laporan keuangan. Unsur dasar dari laporan sumber dan penggunaan dana zakat
meliputi sumber dana, penggunaan dana selama suatu jangka waktu , serta saldo
dana zakat yang menunjukan dana zakat yang belum disalurkan pada tanggal
tertentu. Dana zakat tidak diperkenankan untuk menutup penyisihan kerugian
asset produktif.
Bank syari’ah
menyajikan laporan sumber dan penggunaan zakat, infaq, dan shodaqoh sebagai
komponen utama laporan keuangan yang menunjukkan:
a.
Sumber dana zakat,
infaq dan shadaqah yang berasal dari penerimaan;
·
Zakat dari bank
syari’ah
·
Zakat dari pihak luar
bank syaria’ah
·
Infaq
·
Shadaqah
b.
Penggunaan dana zakat,
infaq dan shadaqah untuk;
·
Fakir
·
Miskin
·
Hamba sahaya
·
Orang yang terlilit
hutang
·
Orang yang baru masuk
Islam
·
Orang yang berjihad
·
Orang yang dalam
perjalanan
·
Amil
c.
Kenaikan atau penurunan
sumber dana zakat, infaq dan shadaqah;
d.
Saldo awal dana penggunaan dana zakat, infaq, dan shadaqah
e.
Saldo akhir dana
penggunaan dana zakat, infaq, dan shadaqah
8. Laporan Sumber Dan
Pengguna Dana Qardhul Hasan
Bank syariah menyajikan
laporan sumber dan penggunaan qardhul hasan sebagai komponen utama laporan keuangan,
yang menunjukkan:
a. Sumber dana qardhul hasan yang berasal dari penerimaan:
·
Infaq
·
Shadaqah
·
Denda
·
Dan pendapatan non
halal
b. Penggunaan dana qardhul hasan untuk:
·
Pinjaman
·
Sumbangan
c. Kenaikan atau penurunan sumber dana qardhul hasan
d. Saldo awal dana penggunaan dana qardhul hasan
e. Saldo akhir dana penggunaan dana qardhul hasan[6]
Rini
Erna Wati (13104154)
G.
Analisis
laporan keuangan
Setelah laporan keuangan dususun berdasarkan data yang relevan,
stra dilakukan berdasarkan prisedur akuntansi dan penilaian yang benar maka
akan terlihat kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Kondisi keuangan
yang dimaksud adalah diketahuinya beberapa jumlah harta (kekayaan), kewajiban
(utang), serta modal (ekuitas) dalam neraca yang dimiliki.
1.
Tujuan
dan manfaat laporan keuangan.
a.
Untuk
mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam periode tertentu, baik harta,
kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk bebertapa
periode.
b.
Untuk
mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.
c.
Untuk
mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
d.
Untuk
mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perludilakukan kedepan yang
berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
e.
Untuk
melakukan penilain kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau
tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
f.
Dapat
juga dugunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yag
mereka capai[7].
A.
Jenis-Jenis
Laporan Keuangan
1.
Neraca
Nearaca adalah
sebuah laporan yang sitematis tentang posisi aktiva, kewajiban dan ekuitas
perusahaan per tanggal tertentu. Tujuan neraca adalah untuk menggambarkan
posisi keuangan perusahaan. Hubunagan antara aktiva, kewajiban, dan ekuitas
dapat dirumuskan kedalam sebuah perusahaan akuntansi: Aktiva = kewajiban +
ekuitas[8].
Contoh:
Roni ronaldi
membuka usaha percetakan pada tahun 2000. Transaksi yang terjadi selama bulan
Juni 2000 adalah:
Juni
1 pemilik menanamkan uangnya ke dalam
perusahaan Rp. 5.000.000
3 Di
beli perlengkapan tunai Rp.300.000
8
Di beli peralatan Rp.2.000.000
tunai
10 Diterima
pendapatan jasa Rp.3000.000
20 Di
bayar sewa gedung Rp.1000.000
23 Diselesakan
percetakan dari langganan Rp.1.500.000
pembayaran diterima satu bulan lagi
25 Di
bayar beban iklan Rp.400.000
30 Di
bayar rekening listrik Rp.300.000
30 Di
bayar gaji karyawan Rp.1.500.000
PERCETAKAN RONY RONALDI
NERACA SISA
Periode 30 Juni 2000
No. Akun |
Nama akun |
Debit |
Kredit |
101 102 103 121 301 401 501 502 503 504 |
Kas Piutang usaha Perlengkapan Peralatan Ekuitas
pendapatan Bebansewa beban gaji Beban iklan Beban listrik |
2.500.000 1.500.000 300.000 2.000.000 1.000.000 1.500.000 400.000 300.000 |
5.000.000 4.500.000 |
|
|
9.500.000 |
9.500.000 |
2.
Laporan Laba Rugi
Pengertian menurut Wikipedia adalah
bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu
periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan
sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih[9].
Contoh :
PT. CAHAYA memiliki data sbb :
-
Aktiva Neto Awal : Rp 100 juta
-
Aktiva Neto Akhir : Rp 250 juta
-
Investasi dr investor : Rp 50 juta
-
Pengumuman deviden : Rp 35 juta
Jawab
:
Aktiva Neto
akhir Rp 250
juta
Aktiva Neto
awal Rp
100 juta
Penambahan Rp 150
juta
Ditambahkan :
Pengumuman
deviden Rp 35
juta
Rp
185 juta
Dikurangi
Investasi dari
investor (Rp 50 juta)
Laba Rp.135
jut
Metode
Penyusunan Laporan L/R
a.
Metode satu tahap (single step); berisi
dua kelompok, yaitu pendapatan dan biaya[10]
Contoh :
PT. CAHAYA LAPORAN L/R Per 31 Des 2012 |
|
Pendapatan : Penjualan Bersih Usaha Pendapatan Bunga Pendapatan Sewa Pendapatan deviden Total Pendapatan Biaya-biaya : Biaya karyawan Biaya Penjualan Biaya kantor Biaya kendaraan Biaya lain-lain Total Biaya Laba Bersih |
Rp 325.000.000 Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 Rp 25.000.000 Rp 450.000.000 Rp 50.000.000 Rp
20.000.000 Rp 15.000.000 Rp 18.000.000 Rp 25.000.000 Rp 128.000.000 Rp 322.000.000 |
b.
Metode bertahap (multiple step);
penyajiaannya dihubungkan antara pendapatan dan biaya.
a.
Pendapatan yang berasal dari kegiatan operasi
selama periode tertentu dilaporkan terpisah dari pendapatan yang diperoleh dari
kegiatan nonoperasi.
b.
Biaya-biaya diklasifikasikan menurut fungsi.
Misal biaya pengiriman barang masuk dalam kategori biaya penjualan, biaya gaji
masuk biaya karyawan, biaya bensin masuk biaya kendaraan dll[11].
PT. CAHAYA LAPORAN L/R PER 31 DES
2012 |
|
Penjualan Bersih Harga Pokok Penjualan Persediaan Awal Barang dagangan Pembelian Rp 90.000.000 (Potongan pembelian)Rp
20.000.000 Pembelian Bersih Biaya Angkut Masuk Persediaan barang siap dijual Persediaan akhir HPP Laba Kotor (penj – HPP) Biaya Operasi Biaya karyawan -
Biaya Gaji -
THR -
Bonus Total B. Karyawan Biaya Penjualan -
Biaya Pengiriman Barang -
Biaya perjalanan Dinas -
Biaya Promosi Total B. Penjualan Total biaya operasi Laba dari Operasi Pendapatan dan Laba lain2 -
Pendapatan Bunga -
Pendapatan Sewa -
Pendapatan deviden Biaya Lain-lan (non operasi) Biaya kantor -
Listrik/Air -
Alat-alat kantor -
Sewa Kantor -
Telepon -
Fotocopy Total
B. Kantor Biaya kendaraan -
Biaya Bensin -
Biaya Tol -
B. Perawatan/reparasi -
Surat kendaraan Total B. Kendaraan Biaya lain-lain -
Biaya adm bank -
Entertainment -
Konsultan Total Biaya lain-lain Total Biaya non operasional |
Rp 325.000.000 Rp 75.000.000 Rp 70.000.000 Rp 15.000.000 Rp 160.000.000 Rp 100.000.000 Rp 60.000.000 Rp 265.000.000 Rp 25.000.000 Rp 20.000.000 Rp 5.000.000 Rp 50.000.000 Rp 7.000.000 Rp 6.000.000 Rp 7.000.000 Rp
20.000.000 Rp 70.000.000 Rp 195.000.000 Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 Rp 25.000.000 Rp 125.000.000 Rp 320.000.000 Rp 3.000.000 Rp 2.500.000 Rp 6.000.000 Rp 2.000.000 Rp 1.500.000 Rp 15.000.000 Rp 10.000.000 Rp 2.500.000 Rp 4.000.000 Rp 1.500.000 Rp 18.000.000 Rp 11.000.000 Rp 10.000.000 Rp 4.000.000 Rp 25.000.000 Rp 128.000.000 Rp 192.000.000 Rp 57.600.000 Rp 134.400.000 |
3.
Laporan
arus kas
Arus
kas adalah salah satu bagian dari laporan keuangan. Arus kas ini akan
menggambarkan tentang penggunaan kas pada aktivitas dari sebuah perusahaan,
laporan arus las adalah laporan keuangan tang sumbernya dari kas[12].
Secara
ringkas kama kita akan pahami contoh
dibawah ini[13]:
PT CAHAYA
LAPORAN ARUS
KAS
PER 31 JANUARI
2013
Aktivitas operasional
Laba bersih 124.550.000
Penyusutan 15.430.000
Piutang usaha 45.000.000
Utang usaha
(47.750.000)
Persediaan 74.450.000
Kas untuk aktivitas operasional 214.680.000
Aktivitas
investasi (35.450.000)
Pembelian
aktiva 41.650.000
Akusisi (15.350.000)
Kas untuk
aktivitas investasi (9.150.000)
Aktivitas pendanaan
Deviden yang dibayarkan (61.350.000)
Pembelian kembali saham biasa (35.000.000)
Kas untuk aktivitas pendanaan (96.350.000)
Kenaika kas 320.180.000
Kas dan setara kas 1/1/2013 221.543.000
Kas dan setara kas 31/1/2013 541.723.000
4.
Laporan
laba ditahan.
Laba
ditahan adalah laba bersih yang ditahan atau tidak dibayarkan kepada pemegang
saham dalam bentuk deviden. Laba yang ditahan ini akan diakumulasikan dan
dilaporkan pada ekuitas pemilik dalam neraca keuangan.
Perhitungan
laba ditahan.
Rumus laba
ditahan adalah sebagai berikut:
Laba ditahan
periode awal +/ - laba rugi periode berjalan – deviden yang dibayarkan = laba
di tahan periode akhir[14].
Contoh :
PT. CAHAYA Laporang Laba Ditahan Per 31 Desember 2012 |
|
Laba di tahan, awal (-) penyesuaian periode
sebelumnya-koreksi depresiasi dibebankan terlalu rendah pada tahun 2011,
dikurangi pajak laba Rp 10 juta. Laba ditahan ditetapkan kembali (+) Laba bersih tahun 2012 Sub Total (-) Dividen untuk Saham preferen
Rp 15.000.000 Dividen untuk saham biasa Rp 35.000.000 Laba ditahan akhir |
Rp 80.000.000 (Rp 20.000.000) Rp 60.000.000 Rp 197.000.000 Rp 257.000.000 (Rp 20.000.000) Rp 237.000.000 |
Laporan R/E Dikombinasikan
Dengan cara
menempatkan data perhitungan laba bersih di urutan pertama, dan diringkas.
Selanjutnya laba bersih periode kini digabungkan dengan saldo awal laba ditahan
atau saldo penyesuaian laba periode sebelumnya.
Untuk
memperoleh besarnya R/E akhir periode, total ini dikurangkan dari dividen yang
diumumkan[15].
PT. CAHAYA Laporang Laba
Ditahan Per 31
Desember 2012 |
|
Pendapatan Biaya Laba bersih Laba di tahan, awal (-) penyesuaian periode
sebelumnya-koreksi depresiasi dibebankan terlalu rendah pada tahun 2011,
dikurangi pajak laba Rp 10 juta. Laba ditahan ditetapkan kembali (-) Dividen untuk Saham preferen Rp
15.000.000 Dividen untuk saham biasa Rp 35.000.000 Laba ditahan akhir |
Rp 325.000.000 Rp 128.000.000 Rp 197.000.000 Rp 80.000.000 (Rp 20.000.000) Rp 257.000.000 (Rp 20.000.000) Rp 237.000.000 |
Puput Transmiyanti Putri ( 13103874 )
H. Rasio
Keuangan Bank
A.
Pengertian
Rasio Keuangan Bank
Rasio adalah
suatu angka yang menunjukan hubungan antar suatu unsur denganunsur Lainya dalam
laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk
menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan atau bank.
Menurut
harahap rasio keuangan adalah angka yang
diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keungan ke satu npos
lainnyayng mempunyai hubungan yang signifikan.
Bank merupakan
perusahaan keuangan yang bergerak dalam memberikan layanan keuangan yang
mengandalkan kepercayaan dari masyarakat dalam mengelola dananya.[16]
Jadi dapat
disimpulkan bahwa analisis rasio keuangan bank adalah alat yang digunakan untuk
mengukur kelemahan atau kekuatan yang dihadapi sutu perusahaan di bidang
keuangan , dengan membandingkan angka-angka yang lainnya dari suatu laporan
keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi.[17]
B.
Tujuan
Analisis Rasio Keuangan Bank
Analisis Rasio Keuangan Bank merupakan teknik untuk
mengetahui secara cepat kinerja keuangan pada Bank. Dan tujuannya adalah
sebagai berikut :
·
Mengevaluasi
situasi yang terjadi saat ini ;
·
Memprediksi
kondisi Keuangan masa yang akan datang.
C.
Jenis
– Jenis Analisis Rasio Keuangan Bank
Agar laporan
ini dapat dibaca sehingga menjadi berarti, perlu dilakukan analisis terlebih
dahulu. Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan rasio-rasio keuangan
bank sesuai dengan standar. Adapun rasio keuangan bank yang disajikan adalah
sebagai berikut :
1.
Rasio
Likuiditas Bank
Merupakan rasio yang disunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih.
Untuk melakukan pengukuran rasio ini terdapat beberapa jenis rasio
yang masing-masing memiliki maksud dan tujuan tersendiri . adapun jenisnya
adalah sebagai berikut:
a.
Quick Rasio
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
memenuhi kewajibannya terhadap para deposan, dengan harta yang peling likuid
yang dimiliki oleh bank.
![]() |
Untuk mencari
besarnya quick rasio dapat kita gunakan contoh neraca diatas, yaitu :
ü Cash Assets :
·
Kas Rp
45.000.000
·
Giro
Pada BI Rp
320.400.000
·
Giro
pada Bank Lain Rp 110.000.000
·
Aktiva
Likuid dalam Valas Rp 330.000.000
Jumlah Cash Asset
Rp 806.000.000
ü Deposit
·
Giro Rp
835.500.000
·
Tabungan Rp 150.250.000
·
Deposito
Berjangka Rp 340.500.000
Jumlah
deposit Rp 1.326.250.000
Quick
Ratio = Rp
806.000.000 : Rp 1.326.250.000 x 100 %
= 60,77 %
b.
Investing Policy Ratio
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
melunasi kewajibannya kepada deposannya dengan cara melikuidasi surat-surat
berharga yang dimilikinya.
![]() |
Untuk mencari besarnya investing policy ratio dapatkita gunakan
contoh neraca diatas sebagai berikut :
ü Securities
·
Efek-efek
Rp 80.000.000
·
Deposito
Rp 150.000.000
Jumlah
Securities Rp 230.000.000
ü Total Deposito Rp
1.326.250.000
Investing Policy Ratio = Rp
230.000.000 : Rp 1.326.250.000 x 100%
= 17,34 %
c.
Banking Ratio
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas bank
dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang
dimiliki.
Untuk mencari
besarnya banking ratio dapat digunakan contoh neraca diatas, yaitu sebagai
berikut :
ü Loans
·
Pinjaman
yang diberikan
Dalam
rupiah Rp
1.250.000.000
·
Pinjaman
dalam valuta Rp 540.000.000
Jumlah
Loan Rp
1.790.000.000
ü Total Deposit Rp
1.326.250.000
Banking Ratio = Rp
1.790.000.000 : Rp 1.326.250.000 x 100 %
= 135%
d.
Assets to Loan Ratio
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah Kredit yang
disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki bank.
![]() |
ü Total Loan Rp
1.790.000.000
ü Total Assets Rp
3.340.000.000
Assets to Loan Ratio = Rp
1.790.000.000 : Rp 3.340.000.000 x 100%
= Rp 54%
e.
Investment Portofolio Ratio Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas
dalam investasi pada surat berharga. Untuk menghitung rasio ini, sebelumnya
perlu diketahui terlebih dahulu securities yang jatuh waktunya kurang dari satu
tahun , yang digunkan untuk menjmin deposito nasabah jika ada.
f.
Loan To Deposit Ratio
Merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan
dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.
![]() |
Untuk mencari besarnya loan to deposit ratio dapat kita gunakan
contoh neraca diatas, yaitu sebagai berikut :
ü Total Loan Rp
1.790.000.000
ü Total Deposit Rp
1.326.250.000
ü Equity Capital
·
Modal
disetor Rp 750.000.
·
Dana
setoran modal Rp
65.000.000
·
Cadangan
umum Rp
14.000.000
·
Cadangan
lainnya Rp
95.000.000
·
Sisa
laba tahun lalu Rp
21.500.000
·
Laba
tahun berjalan Rp
72.000.000
Jumlah
Equity Capital Rp
268.250.000
Loan To Deposit Ratio = Rp
1.790.000.000 : Rp 1.594.500.000 x 100 %
= 112 %
2.
Rasio
solvabilitas Bank[18]
Merupakan ukuran kemampuan bank dalam mencari sumber dana untuk
membiayai kegiatannya. Dapat dikatan juga rasio ini merupakan alat ukur ntuk
melihat kekayaan bank untuk melihat efisiensi bagi pihak manajemen bank
tersebut .
a.
Primary Ratio
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur apakah permodalan
yang dimiliki sudah memadai atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total
aset masuk dapat ditutupi oleh Capital Equity.
![]() |
ü Equity Capital
·
Modal
disetor Rp 750.000.
·
Dana
setoran modal Rp
65.000.000
·
Cadangan
umum Rp
14.000.000
·
Cadangan
lainnya Rp
95.000.000
·
Sisa
laba tahun lalu Rp
21.500.000
·
Laba
tahun berjalan Rp
72.000.000
Jumlah
Equity Capital Rp
268.250.000
ü Total Assets Rp
3.340.000.000
Primary Ratio = Rp 268.250.000 : Rp 3.340.000.000 x 100 %
=
8%
b.
Risk Assets Ratio
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemungkinan penurunan
risk assets.
![]() |
ü Risk Assets
·
Total
Assets Rp
3.340.000.000
·
Cash
Assets Rp 806.000.000
·
Securities Rp 230.000.000
Jumlah
Risk Assets Rp
2.572.250.000
Risk Assets Ratio = Rp 268.250.000 : Rp 2.572.250.000 x 100%
= 10.4 %
c.
Secondary Risk Ratio
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur penurunan aset yang
mempunyai risiko lebih tinggi.
![]() |
ü Low risk assets
·
Benda
tetap dan
Inventaris Rp 44.000.000
·
Rupa-rupa Rp 60.000.000
Jumlah
low risk Rp 104.000.000
Dengan
demikian, komponen secondary risk assets dapat dihitung sebagai berikut.
ü Total Assets Rp
3.340.000.000
ü Cash Assets Rp 806.000.000
ü Securities Rp 230.000.000
ü low risk Rp 104.000.000
Jumlah
Risk Assets Rp
2.200.000.000
ü Equity Capital Rp 268.250.000
Risk Assets Ratio = Rp 268.250.000 : Rp 2.200.000.000 x 100%
= 12%
d.
Capital Adequcy Ratio
Merupakan rasio dalam besarnya estimasi resiko yang akan terjadi
dalam pemberian kredit dan resiko yang akan terjadi dalam perdagangan
surat-surat berharga.
Untuk besarnya
CAR dapat kita gunakan contoh neraca diatas, yaitu sebagai berikut :
ü Equity Capital Rp 268.250.000
ü Fixed Assets Rp 44.000.000
ü Total Loan Rp
1.790.000.000
ü Securities Rp 230.000.000
CAR = Rp 312.250.000 : Rp 156.000.000 x 100%
3.
Rasio
Rentabilitas Bank
Sering disebut Profitabilitas usaha . rasio ini digunakan untuk
mnegukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang
bersangkutan setelah dikurangi biaya-biaya.[19]
a.
Net Profit Margin
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokoknya.
![]() |
Untuk mencari
besarnya net profit margin dapat kita gunakan contoh neraca dan laporan laba
rugi dibawah ini sebagai berikut :
a)
Misalnya
besarnya pajak pendapatan 25% , maka besarnya net income untuk tahun 2003 = Rp 100.800.000 x ( 100 – 25% ) = Rp
75.600.000, ( operating income : Rp 412.500.000 )
Jawab :
Net Profit
Margin = Rp 75.600.000: Rp 412.500.000 x
100 %
= 18, 3 %
b.
Return On Equity
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
bank dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan net Income .
![]() |
Untuk mencari besarnya return on equity capital, dapat kita gunakan
contoh neraca laporan laba-rugi diatas, yaitu :
ü Net Income Rp 75.600.000
ü Equity Capital Rp 268.250.000
Return On Equity = Rp 75.600.000 : Rp 268.250.000 x 100%
= 23 %
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan
perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Maksud laporan
keuangan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi
terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada
tanggal tertentu ( untuk neraca ) dan periode tertentu ( untuk laporan laba
rugi ). Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya 3 bulan, atau 6
bulan untuk kepentingan internal perusahaan. Sementara itu , untuk laporan
lebih luas dilakukan satu tahun sekali. Disamping itu, dengan adanya laporan
keuangan, dapat diketahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisi laporan
keuangan tersebut dianalisis.
Laporan
keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu
periode.
Dalam
praktiknya dikenal beberapa macam laporan keuangan dseperti:
1.
Neraca;
2.
Laporan
laba rugi;
3.
Lapiran
perubahan modal;
4.
Laporan
catatan atas laporan keuangan ; dan Laporan
kas.
Agar laporan
ini dapat dibaca sehingga menjadi berarti, perlu dilakukan analisis terlebih
dahulu. Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan rasio-rasio keuangan
bank sesuai dengan standar.
[1] Kasmir, analisis Laporan Keuangan, ( Jakarta : Rajawali Pers,
2014 ) hal: 6-7
[2] Ibid , hal: 8-9
[3] Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, (Yogyakarta: (UPP) AMP YKPN, 2002),
hal.
[4] Veithzal Rivai, ISLAMIC BANKING:, Sebuah Teori, Konsep, dan
Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 879.
[5] Ibid., Veithzal Rivai, ISLAMIC BANKING:, Sebuah Teori,
Konsep, dan Aplikasi, h.880.
[6] Ibid., Muhammad, Manajemen
Bank Syari’ah, h.
[7] Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers,
2014), Hal. 55
[8] Hery S.E.,M.Si, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Bumi
Aksara), Hal.5
[9] Ibid.,
[10] http//www. Academia.edu/Neraca_dan_Laporan_Laba_Rugi (diunduh
tgl.23 Oktober 2015)
[11] Ibid.,
[12] Ibid., Analisis Laporan Keuangan, Hal.2
[13] Neraca_dan_Laporan_Laba_Rugi, Hal.4
[14] Ibid., Analisis Laporan Keuangan, Hal.1
[15] Ibid.,
[16] Kasmir , Analisis Laporan
Keuangan , (Jakarta : Rajawali Pers. 2014 ) h. 216
[17] http://nanangbudianas.blogspot.co.id/2013/02/pengertian-rasio-keuangan.html?m=1
,(senin , 21 oktober 2015)
[18] Ibid, Kasmir , Analisis Laporan Keuangan. h.229
[19] Freddy Rangkuti , Teknik
membedah Kasus Bisnis , ( Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 1997 ) h.77
Tidak ada komentar:
Posting Komentar