BAB
I
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
METODOLOGI ISLAM
Menurut
bahasa (etimologi), metode berasal
dari bahasa Yunani, yaitu meta
(sepanjang), hodos (ialan)- Jadi,
metode adalah suatu ilmu
tentang cara atau
langkah-langkuh yang itempuh dalam
suatu disiplin tertentu untuk
mencapai tujuan tertentu.
Metode berarti iimu cara menyampaikan sesuatu kepada
orang lain. Metode juga disebut
pengajaran atau penelitian.
Menurut istilah "metodologi" berasal dari bahasa yunani yakni metodhos dan logos, methodos berarti cara, kiat dan seluk beluk yang
berkaitan dengan upaya menyelsaikan
sesuatu,
sementara logos
berarti ilmu pengetahuan, cakrawala
dan wawasan. Dengan
demikian metodologi
adalah metode atau cara-cara yang berlaku dalam kajian atau penelitian Metodologi adalah
masalah yang sangat penting
dalam sejarah pertumbuhan iknu, metode kognitif yang betul untuk
mencari kebenaran adalah
lebih penting dari filsafat, sains, atau hanya mempunyai bakat.
Cara dan prosedur
untuk memperoleh pengetahuan
dapat ditentukan berdasarkan
disiplin ilmu yang dikajinya, oleh
karena itu dalam menentukan
disiplin ilrnu kita harus
menentukan metode yang relevan dengan disiplin itu, masalah yang dihadapi dalam proses verivikasi ini adalah bagairnana prosedur kajian dan cara dalam
pengumpulsn dan analisis data
agar kesimpulan yang ditarik memenuhi
persyaratan berfikir induktif. Penetapan prosedur kajian dan cara ini disebut metodologi kajian
atau metodologi penelitian Selain itu metodelogi adalah
pengetahuan tentang
metode-metode, jadi metode
penelitian adalah pengetahuan tentang
berbagai metode yang digunakan dalam penelitian.
Louay safi mendefinisaikan metodologi
sebagai bidang penelitian ilmiah yang
berhubungan dengan pembahasan
tentang metode-metode yang
digunakan dalam mengkaji fenomena alam dan manusia atau
dengan kata lain metodologi
adalah bidang penelitian ilmiah yang membenarkan, mendiskripsikan dan
menjelaskan aturan-aturan,
prosedur-prosedur sebagai metode ilmiah.
Ketika metode
digabungkan dengan kata logos
maknanya berubah. Logos berarti "studi
tentang"
atau "teori tentang".
Oleh karena itu, metodologi tidak
lagi sekedar kumpulan cara yang sudah diterima(well received) tetapi berupa berupa
kajian tentang metode-. Dalanm metodologi dibicarakan kajian tentang cara kerja ilmu pengetahuan. Pendek kata,
bila dalam metode tidak ada
perbedaan, refleksi dan kajian atas
cara kerja ilmu pengetahuan, sebaliknya dalam metodologi terbuka luas untuk
mengkaji, mendebat dan merefkeksi cara kerja suatu ilmu. Maka dari itu, metodologi menjadi
menjadi bagian dari sistematika, filsafat sedangkan
metode tidak. Metodologi adalah ilmu cara- cara dan langkah- langkah yang tepat ( untuk menganalisa sesuatu) penjelasan serta menerapkan cara
|
B. Ruang lingkup
studi Islam
Pembahasan kajian keislaman mengikuti
wawasan dan keahlian para pengkajinya, sehingga terkesan
ada nuansa kajian mengikuti selera
pengkajinya, secara material, ruang
Lingkup studi islam dalam tradisi
sarjana barat, meliputi pembahasan mengenai ajaran, doktrin, teks sejarah
dan instusi-instusi keislaman
pada awalnya ketertarikan
sarjana barat terhadap pemikiran islam lebih karena kebutuhan akan penguasaan daerah koloni. Mengingat daerah koloni pada umumnya adalah Negara Negara
yang banyak didomisili warga
Negara yang beragama islam, sehingga mau
tidak mau mereka harus faham budaya lokal. Kasus
ini dapat dilihat pada perang aceh sarjana
Belanda telah mempelajari islam terlebih
dahulu sebelum diterjunkan dilokasi deengan
asumsi ia telah memahami
budaya dan peradapan massyarakat Aceh
yang mayoritas beragama islam.
Islam
dipahami dari sisi ajaran,
doktrin dan pemahaman masyarakat dengan
asumsi dapat diketahui tradisi dan kekuatan masyarakat setempat. Setaelah
itu pemahaman yang
telah
menjadi input bagi kaum
orentalis diambil sebagai dasar kebijakan oleh penguasa
colonial
yang tentunya lebih menguntungkan
mereka ketimbang rakyat banyak
di wilayah jajahanya. Hasil studi
ini sesungguhnya lebih
menguntungkan kaum penjajah tatas dasar masukan ini para penjajah colonial dapat mengambil kebijakan didaerah
koloni dengan mempertimbangkan
budaya lokal. Atas masukkan ini,
para penjajah mampu membuat kekuatan social, masyarakat
terjajah sesuai dengan
kepentingan dan keuntunngngannya.
Setelah mengalami keterpurukan,
dunia islam mulai bangkit
memalui para pembaru yang
telah dicerahkan. Dari kelompok ini
munculah gagasan agar umat islam
mengejar ketertinggalannya dari umat
lain.
Agama sebagai obyek studi
minimal dapat dilihat dari segi sisi:
1. Agama Sebagai
doktrin dari Tuhan
Agama
Sebagai doktrin dari Tuhan yang sebenamya
bagi para pemeluknya sudah final Dalam
arti absolute, dan diterima apa adanya. Kata doktrin berasal dari. bahasa
inggris Doctrine yang
berarti ajaran. Dari kata doctrine itu kemudian
dibentuk kata doktina, yang berarti
yang berkenaan dengan ajaran atau
bersifat ajaran.
Selain kata doctrine sebgaimana disebut
diatas, terdapat kata doctrinaire yang berarti yang bersifat teoritis
yang tidak praktis. Contoh dalam
hal ini rnisalnya
doctrainare ideas ini berarti gagasan yang tidak praktis.
Studi
doktinal ini berarti studi yang berkenaan dengan ajaran
atau studi tentang sesuatu
yang bersifat teoritis dalam arti tidak praktis. Mengapa tidak praktis? Jawabannya
adalah
karena ajaran itu belum
menjadi sesuatu bagi
seseorang yang dijadikan dasar dalam berbuat atau mengerjakan sesuatu
Uraian ini berkenaan dengan Islam sebagai sasaran atau obyek
studi doctrinal tersebut. Ini berarti dalam studi doctrinal kali yang
di maksud adalah studi tentang
ajaran Islam atau studi Islarn dari sisi
teori-teori yang dikemukakan oleh Islam.
Islam di definisikan oleh sebagian
ulama sebagai berikut: "al-Islamu wahyun
ilahiyun unzila ila nabilyi Muhammadin Sallahu'alaihi Wassalam
lisa'adati al-dunya,wa al-akhirah"
(lslam adalah wahyu yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman untuk kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat)
Berdasarkan pada definisi
Islam sebagaimana di kemukakan
di atas, maka inti dari Islam adalah
wahyu. Sedangkan wahyu yang dimaksud di atas adalah al-Qur'an dan
al-Sunnah. Al-Qur'an yang
kita sekarang dalam bentuk mushaf
yang terdiri tiga puluh
juz. mulai dari surah al-Fatihah dan
berakhir dengan surah al-Nas,
yang jumlahnya 114 surah.
Sedangkan al-Sunnah telah terkodifikasi sejak tahun
tiga ratus hijrah. Sekarang ini
kalau kita ingin lihat al-Sunnah atau
al-Hadist, kita dapat lihat di berbagai kitab
hadist. Misalnya kitab hadist Muslim
yang disusun oleh Imam Muslim,
kitab hadist Shaleh Bukhari yang ditulis Imam al-Bukhari, dan lain lain.
Dari kedua sumber itulah, al-Qur'an dan al-Sunnah,
ajaran Islam diambil. Namun meski
kita mempunyai dua sumber,
sebagairnana disebut diatas, ternyata
dalam realitasnya, ajaran Islam
yang digali dari dua sumber tersebut memerlukan
keterlibatan tersebut dalam
bentuk ijtihad. Dengan
ijtihad ini, maka ajaran
berkembang. Karena ajaran
Islam yang ada di dalam dua sumber tersebut ada yang tidak terperinci,
banyak yang diajarkan secara
garis besar atau global. Masalah-masalah
yang berkembang kemudian yang tidak
secara terang disebut di dalam dua
sumber itu di dapatkan dengan
cara ijtihad. Dengan
demikian, maka ajaran Islam
selain termaktub pula di dalam penielasan atau tafsiran-tafsimn para ulama melalui ijtihad itu. Hasil ijtihad selama tersebar
dalam semua bidang, bidang yang
lain. Semua itu dalam bentuk buku-buku
atau kitab-kitab, ada kitab fiqih,
kitab ilmu kalam, kitab akhlaq. dan lain-lain-Sampat disini jelaslah, bahwa ternyata ajaran lslam
itu selain langsung diambil dari al-Qur'an dan al-Sunnah, ada yang diambil
melalui ijtihad. Bahkan
kalau persoalan hidup ini berkembang dan ijtihad
terus dilakukan untuk mencari
jawaban agama Islam terhadap persoalan
hidup yang belum jelas jawabannya di
dalam suatu sumber yang pertama itu. Maka ajaran yang
diambil dari ijtihad ini semakin banyak. Studi Islam dari sisi doctrinal itu kemudian
menjadi sangat luas, yaitu studi
tentang ajaran
Islam baik yang
ada di dalam al-Qur'an maupun yang ada di
dalam al-sunnah serta ada yang Jadi sasaran studi Islam doctrinal ini sansat
luas. Persoalannya adalah apa yang kemudian Di pelajari dari sumber
ajaran Islam itu.
2.
Sebagai gejala budaya.
yang berarti seluruh
yang menjadi kreasi manusia
dalam kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman
orang terhadap doktrin
agamanya. Pada awalnya ilmu hanya ada dua Suatu
penemuan yang dihasilkan seseorang
pada suaktu-waktu mengenai
suatu gejala sifat alam.
Agama
merupakan kenyataan yang dapat
dihayati. Sebagai kenyataan,
berbagai aspek perwujudan
agama bermacam-macam, tergantung pada aspek yang dijadikan sasaran studi dan tujuan yang
hendak dicapai oleh orang yang melakukan studi.
Cara-cara pendekatan dalam
mempelajari agama dapat dibagi
ke dalam dua golongan
besar, yaitu model studi ilmu-ilmu social
dan model studi tudaya.
Tujuan
mempelajari agama Islam
juga dapat dikategorikan ke dalam dua macam , yang pertama, untuk mengetahui,
memahami, menghayati dan mengamalkan. Kedua untuk
objek penelitian Artinya,
kalau yang pertama
berlaku khusus bagi umat Islam saja,
baik yang masih awam, atau
yang sudah sarjana.
Akan tetapi yang kedua berlaku umum bagi siapa saja termasuk sariana-sarjana bukan Isalam,
yaitu memahami. Akan tetapi
realitasnya ada yangg sekedar
sebagai obyek penetitian saja.
Untuk mernahami suatu agama,
khususnya Islam memang harus melalui
dua model, yaitu tekstual dan
konstektual. Tekstual, artinya memahami
lslam melalui wahyu yang berupa kitab suci,
Sedangkan kontekstual berarti
memahami Islam lewat realitas social, yang berupa perilaku
masyarakat yang memeluk agama
bersangkutan.
Studi budaya di selenggarakan dengan penggunaan cara-cara penelitian yang diatur oleh aturan-aturan kebudayaan Yang bersanskutan.
Kedayaan adalah keseluruhan pengetahuan yang dipunyai oleh manusia
sebagai mahkluk sosial yang isinya adalah
perangkat-perangkat
model-model pengetahuan yang secara selektif
dapat digunakan untuk memahami dan menginterprestai lingkungan
yang dihadapi, dan untuk mendorong dan menciptakan tindakan-tindakan yang diperlukan.
Islam merupakan agama
yang diwahyukan Allah Swt. Kepada Nabi Muhammad SAW sebagai jalan hidup untuk
meraih kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Agama islam disebut juga agama
samawi selain aqama
IslamYahudi dan Nasrini juga
termasuk kedalam kategori agama
samawi. Sebab keduanya merupakan
agama wahyu yang diterima Nabi Musa dan Nabi Isa sebagai utusan Allah yang yahudi danNasrani.menerima pewahyuan agama
Yahudi dan Nasrani
Agama
wahyu bukan merupakan
bagian dari kebudayaan. Demikian pendapat Endang Saifuddin Anshari yang mengatakan dalam suatu tulisannya bahwa.
agama
samawi dan kebudayaan
tidak saling mencakup; pada prinsipnya yang satu tidak
merupakan bagian
dari yang lainnya; masing-masing berdiri
sendiri. Antara keduanya
tentu saja dapat saling
hubungan dengan erat seperti kita saksikan dalam
kehidupan dan
penghidupan manusia sehari-hari.
Sehagairnana pula terlihat dalam huhungan
erat antara
suami
dan istri, yang dapat melahirkan putra, namun
suami bukan merupakan bagian
dari si istri, demikian pula sebaliknya.
Atas dasar pandangan di atas.
naka agama Islam sebagai agarna
samawi bukan merupakan bagian
dari kebudayaan (lslam), demikian
pula sebaliknya kebudayaan Islam bukan
merupakan bagian dari agama Islam.
Masing-masing berdiri sendiri,
namun terdapat kaitan erat antara
keduanya. Menurut Faisal Ismail, hubungan erat
itu adalah bahwa Islam merupakan
dasar, asas pengendali, pemberi arah, dan sekaligus merupakan
sumber nilai-nilai budaya daiam
pengembangan cian perkembangan cultural. Agama (lslam) lah yang menjadi pengawal, pembimbing, dan pelestari seluruh
rangsangan dan gerak budaya,
sehingga ia menjadi kebudayaan yang bercorak dan
beridentitas Islam.
Lebih jauh Faisai menjelaskan bahwa walaupun
memiiiki keterkaitan, Islam dan kebudayaan merupakan dua entitas yang berbeda, sehingga keduanya bisa dilihat dengan jelas
dan tegas. Shalat misalnya adalah
unsur (ajaran) agama. selain
berfungsi untuk melestarikan
hubungan manusia dengan
Tuhan, juga dapat melestarikan hubungan manusia dengan manusia
juga menjadi pendorong dan
penggerak bagi terciptanya kebudayaan. Untuk tempat sholat orang membangun
masjid dengan gaya
arsitekrur yang megah
dan indah, membuat sajadah alas
untuk bersujud dengan berbagai disain, membuat tutup kepala pakaian, dan lain-lain. Itulah yang termasuk aspek
kebudayaan.
Proses interaksi Islam dengan budaya
dapat terjadi dalam dua
kemungkinan. Pertama adalah Islam mewarnai, mengubah, mengolah,
dan memperbaharui budaya. Kedua,
justru Islam yang diwarnai
oleh kebudayaan. Masalahnya adalah tergantung dari kekuatan
dari dua entitas kebudayaan atau entitas
keislaman. Jika entitas kebudayaan
yang kuat maka akan muncul
muatan-muatan local dalam
agama, seperti Islam Jawa.
Sebaliknya, jika entitas Islam yang
kuat mempengaruhi budaya maka akan muncul kebudayaan Islam.
Agama sebagai budaya,
juga dapat diihat sebagai
mekanisme control- karena agama adalah pranata social dan gejala
social, yang berlungsi sebagai kontrol,
terhadap institus-institus yang ada.
Dalam
kebudayaan dan peradaban dikenal umat Islam berpegang pada kaidah: Al-Muhafadhatu ala al-qadim
al-shalih wa al-akhdzu bial jaded alashlah
artinya : memelihara pada produk
budaya lama yang baik dan mengambil
produk budaya baru yang lebih
baik.
Oleh
karena itu, dapat di simpulkan
bahwa hasil pemikiran manusia yang berupa interprestasi terhadap
teks suci itu disebut kebudayaan. maka sisitem pertahanan
Islam.
system keuangan Islamn,
dan sebagainya vang timbul sebagai
hasil pemikiran manusia adalah kebudayaan pula. Kalaupun ada perbedaannya dengan kebudayaan
biasa maka perbedaan itu terletak
pada keadaan institusi-institusi
kemasyarakatan dalam Islam, yang disusun
atas dasar prinsip-prinsip yang tersebut
dalam al-Qur’an.
3. Sebagai
interaksi social,
yaitu realitas umat Islam. Bila islam
dilihat dari tiga sisi, maka
ruang lingkup studi islam
dapat dibatasi pada tiga sisi tersebut. OIeh karena sisi
doctrin merupakan suatu keyakinan
atas kebenaran teks wahyu, maka hal ini tidak memerlukan penelitian didalamnya.
Melalui
pendekatan antropologi
hubungan agama dengan berbagai masalah
kehidupan nanusia dan dengan itu
pula agama terlihat akrab dan fungsional dan berbagai fenomena
kehidupan manusia Islam sebagai sasaran studi sociai
ini dimaksudkan sebagai studi
tentang Islam sebagai gejala
social. hal ini menyangkut keadaan
masyarakat penganut agama lengkap
dengan struktur, lapisan serta berbagai gejala social lainnya yang saling berkaitan.
Dengan
demikian yang menjadi obyek dalam
kaitan dengan Islam sebagai
sasaran studi
social adalah Islam
yang telah menggejala atau yang sudah menjadi fenomena
Islam. Yang menjadi fenomena adalah
lslam yang sudah menjadi
dasar dari sebuah perilaku dari para pemeluknya.
M. Atho Mudzhar, menulis dalam bukunya pendekatan Studi Islam
dalam Teori dan Praktek bahwa ada
lima bentuk gejala agarna yang perlu diperhatikan
dalam mempelajari atau
menstudi suatu agama.
Pertama scripture atau
naskah-naskah atau sumber
pelajaran dan simbol-simbol agama.
Kedua para penganut atau pemimpin
atau pemuka agama, yaitu yang berkenaan dengan perilaku dan penghayatan para penganutnya. Ketiga ritus-ritus, lembaga-lembaga dan ibadat-ibadat, seperti
shalat, haji, puasa,
perkawinan dan waris. Keempat, alat-alat, organisasi-organisasi keagamaan tempat
penganut agama berkumpul, seperti NU dan lain-lain.
Masih
menurut M. Atho Mudzhar, agama
sebagai gejala social, pada dasarnya bertumpu
pada konsep sosiologi agama. Sosiologi
agama mempelajari hubungan timbal balik antara agama dan masyarakat. Masyarakat mempengaruhi
agama, dan agama mempengaruhi masyarakat. Tetapi
menurutnya, sosiologi sekarang
ini mempelajari bukan masalah
timbal balik itu, melainkan lebih
kepada pengaruh agama terhadap tingkah
laku masyarakat.
Bagaimana agama sebagai
system nilai mempengaruhi masyarakat. Meskipun kecenderungan sosiologi agama Beliau memberi contoh
teologi yang dibangun oleh orang-orang
syi'ah, orang-orang
khawarij, orang-orang ahli al-Sunnah wa al-jannah
dan
lain-lain. Teologi-teologi yang dibangun oleh
para penganut masing-rnasing itu tidak lepas dari pengaruh pergeseran perkembangan masyalakat terhadap
agama.
Persoalan berikutnya adalah bagaimana kita melihat
masalah Islam sebagai
sasaran studi social. Dalam menjawab persoalan ini tentu kita berangkat dari penggunaan ilmu yang
dekat dengan ilmu kealaman, karena sesungguhnya peristiwa-peristiwa yang
terjadi mengalami keterulangan yang
hampir sama atau dekat , dengan ilmu kealaman, oleh karena itu dapat diuji.
jadi dengan demikian
metodologi studi Islam dengan
mengadakan penelitian social. Penelitian
social berada diantara ilmu budaya
mencoba memahami gejala-gejala
yang tidak berulang tetapi dengan cara memahami
keterulangan.
sedangkan ilmu kealaman
itu sendiri paradigmanya positivism.
paragdima positivittivism dalam
ilmu ini adalah sesuatu itu baru dianggap sebagai ilmu kalau dapat diamati (
observasi ), dapat diukur ( measurable ), dan dapat
dibuktikan ( variable ), sedangian ilmu budaya hanya dapat diamati.
Kadang-kadang tidak dapat diukur atau diverifikasi, sedangkan ilmu sosial yang
dianggap dekat dengan ilmu kealaman berarti juga dapat diamati, diukur dan
diverifikasi.
Hanya saja sekarang ini juga berkembang
penelitian kualitatif yang tidak menggunakan paragdima positivisme
Ini berarti ilmu social itu
dianggap tidak dekat kepada
ilmu kealaman. Jika halnya
demikian, maka berarti dekat kepada
ilmu budaya ini berarti sifatnya
unik.
Lima
hal sebagai gejala agama
yang telah disebut di atas kemudian dapat
dijadikan obyek dari kajian Islam
dengan menggunakan pendekatan
ilmu social sebagaimana juga telah diungkap diatas. Masalahnya tokoh
agama Islam, penganut agama
Islam, interaksi antar umat beragama, dan lain-lain dapat diangkat
menjadi sasaran studi Islam.
BAB
II
ISLAM DAN KEMANUSIAAN
l.
KEDUDUKAN MANUSIA
Basyar yang dalam alquran disebut
sebanyak 27 kali, memberikan referensi
pada manusia sebagai mahluk biologis. adapun acuan pendapat ini adalah surat ali imron[3]:47 ;a1-khaf i[1 8]: al-Khafi [ 18] :
110:Fushilat [ 41 ] :6 ; Al-Furqon [ 25 ] : 7 dan yusuf [12] : 31 Konsep
bashar selalu dihubungkan
dengan sifar-sifat bioiogis manusia. dari
segi iniiah, kita Dapat percaya kepada 'abd al-jalil 'isa
yang cenderung bahwa Nabi
Muhammad SAW melakukan ijtihad sebagaimana sahabat
melakukuannya. kecenderungan itu
ia tuliskan dalam bukunya ijtihad al-rasul
shalla allah'alih wa al-sallam. Adapun
kata insan, yang dalam alquran disebut
sebanyak 65 kali.dapat
dikelompokan ke
dalam tiga kategori :
1.
Insan
di hubungkan dengan konsep manusia sebagai khalifah atau
pemikul amanah.
2.
Insan
dihubungkan dengan presdiposisi
negatif manusia
3.
insan di hubungkan dengan
proses penciptaan manusia
Pada kategori pertama.manusia di gambarkan
sebagai mahluk istimewa yang berbeda
dengan
hewan.oleh karena itu, dalam
alquran dikatakan bahwa insan adalah mahluk yang di beri ilmu. mahluk yang diberi kemampuan untuk mengembangkan ilmu dan
daya alamya.
Selanjutnya manusia dikatakan sebagai
mahluk yang memikul amanah
(q.s. al-ahzab [ 33l ]: 72. karena manusia adalah mahluk yang menaggung amanah,maka insan dalam
alquran dihubungkan dengan
konsep tanggung jawab.
Dalam
kategori yang kedua, insan dihubungkan
dengan predisposisi negatif, menurut Al- qur’an manusia
cendentng zalim dan kafir, tergesa-gesa,
bakhil, bodoh, banyak membantah dan
mendebat, gelisah dan enggan
membantu, ditakdirkan untuk
bersusah payah dan menderita, tidak
berterima kasih, berbuat dosa
.dan meragukan hari kiamat. apabila di hubungkan
dengan kategori
pertama-sebagai makhluk spiritual, insan
menjadi mahluk paradoksal yang berjuang
mengatasi konflik dua kekuatan vang saling
bertentangan: kekuatan fitra (memikul
amanah Allah) dan kekuatan mengikuti
predisposisi negatif. kategori yang ketiga adalah
insan yang di hubungkan dengan
penciptaannya. sebagai insan, manusia di ciptakan
dari tanah liat.saripati tanah-dan tanah. konsep kunci
yang ketiga adalah al-anas
yang mengacu pada manusia sebagai Makhluk sosial. ia
disebut sebanyak 240 kali. Kesimpulan dari uraian di atas adaiah
bahwa manusia dalam artian
basyar berkaitan dengan unsur material. sedangkan manusia dalam
artian insan dan nas.
2.
Tugas Manusia
Dengan
mengacu kepada AI-Qur'an, kita
dapat mengatakan bahwa
tugas manusia adalah beribadah
kepada Tuhan dalam artian umum, bukan
hanya ibadah dalam artian khusus atau amahdalah
dalam surat al-Dzariyat (51) ayat
56. Allah berfirman, Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia supaya
mereka menyembah-Ku.
Adapun tugas ibadah dalam pengertian khusus adalah
menyembah Allah dengan
cara-cara yang secara teknis
telah diatur dalam sunnah.
Ketentuan-ketentuan yang
bersifat teknis itu diatur dalam kitab-kitab fiqih yang pada dasarnya
termasuk budaya karena merupakan produk ijtihad'
sedangkan yang dimaksud tugas ibadah
daram pengertian umum adalah adanya keyakinan
bahwa seluruh perbuatan kita yang bersifat hoizontal semata-mata diperuntukan bagi AIIah.
Dalam Islam' tidak ada pemisahan antara ibadah yang bersifat vertikal dan ibadah yang bersifat
horizonta.l sebagai kegiatan ibadah
yang bersifat vertikal, shalat
misalnya dilakukan untuk mengingat (dzikir) Allah. Dan secara
hoizontal, shalat berfungsi sebagai pencegah dari perbuatan dosa,
fahsya dan munkar. Dengan
demikian, fungsi ibadah shalat tidak hanya
sekedar vertikal yaitu
menyembah dan mengingat AIIah,
tetapi juga secara horizontal
yaitu mencegah perbuatan maksiat.
3.
Manusia Sebagai Khalifah
Tidak ada konsep kitab suci tentang manusia yang lebih yang lebih terkenal kecuali ajaran
tentang ke khalifahan manusia. Dalam
AI-Qur,an surat Al-Baqarah (2)
ayat 30-disebutkan bahwa
manusia adalah khaiifah (Wakil, pengganti, atau duta) tuhan
dibumi Setelah rnenjelaskan drama
kosmis dengan merujuk
pada tiga peristiwa
reaksi para malaikat atas kehendak tuhan untuk
menjadikan manusia sebagai peristiwa pengusiran nabi Adam as. Dan hawa karena keduanva
tidak taat atas perintah tuhan
untuk menjauhi sebuah pohon, dan di maafkannya Adam dan Hawa yang telah terusir
dari surga.
Nurcholis Majid (199s:
17-18), dalam Mimbar studi Jurnal
llmu Agama Islam nomor
l/XXII, 1998, melakukan
interpretasi sebagai berikut
1.
Kisah
itu menunjukan martabat manusia
yang sangat tinggi, yaitu sebagai khalifah atau
wakil Tuhan di bumi.
2.
Martabat ltu bersangkutan dengan
konsep bahwa alam dengan segala isinya disediakan untuk
manusia bahwa alam menjadi bidang garapan
dan tempat pelaksanaan tugasnya.
3.
Martabat
itu juga berkaitan dengan nilai kemanusiaan universal.
4.
Untuk
menjalankan tugasnya sebagai khalifah Allah
di bumi, manusia dilengkapi dengan ilmu pengetahuan.
5.
Kelengkapan martabat manusia adalah kebebasan yang mengenal batas.
6.
Pelanggaran terhadap
batas membuat manusia
jatuh, tidak terhormat.
7.
Dorongan untuk melanggar batas ialah
nafsu serakah, yaitu
perasaan yang tidak pernah puas
dengan anugrah Tuhan.
8.
Karena kelengkapan ilmu saja tidak menjamin manusia
terhind ar da; kejatuhan, maka
manusia memerlukan petunjuk Allah.
9.
Dengan mengikuti petunjuk
Allah, manusia dapatmemperolch
kembali kebahagian surgawinya yang telah hilang.
Kekhalifahan manusia di
bumi rnemiliki implikasi
prinsipil yang luas. Karena kedudukannya sebagai wakil Tuhan dibumi
manusia akan dimintai pertanggungjawabarurya
dihadapan yang mewakilkannya tetang tugas suci yang diembannya. (Nurcholis
Madjid. 1992: 302)
Karena
adanya pertanggung jawaban.
manusia dalam hidupnya senantiasa
bejuang dengan meningkatkan kualitas
dan kuantitas amal solehnya. Dengan demikian, makna kekhalifahan rrranusia dibumi adalah bahwa manusia adalah "duta" Tuhan di bumi dan akan dimintai pertanggungjawaban atas tugasnya
sebagai
"duta" tersebut.
BAB
III
PENDEKATAN-PENDEKATAN
Soris adalah suatu
ilmu yang di dalamnya dibahas
berbagai peristiwa dengan
memperhatikan unsur tempat waktu
obyek, latar belakang, dan prilaku , dan peristiwa tersebut, “Menurut
ilmu ini, segala peristiwa dapat
dilacak dengan melihat kapan peristiwa
itu terjadi, di mana, apa sebabnya
siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut. pendekatan kesejarahan ini amat dibutuhkan dalam memahami agama,
karena agama itu sendiri turun dalam
situasi yang konkrit bahkan
berkaitan dengan sosiai
kemasyarakatan.
Melalui pendekatan ini seseorang
diajak untuk memasuki
keadaan yang sebenarnya berkenaan dengan
penerapan suatu peristiwa. Dari sini, maka seseorang tidak
akan memahami agama keluar dari konteks
historisnya, karena pemahaman demikian
itu akan menyesatkan
orang-orang yang memahaminya. seseorang
yang ingin memahami alqur’ans ecara benar
misalnya, yang bersangkutan hurus
Mempelajari sejarah turunnya al-qur’an
atau sejarah-sejarah yang
mengiringi turunnya alqur’an yang selanjutnya disebut sebagai ilmu asbabul
nuzul yang pada intinya berisi sejarah
turunnya alquran. dengan
ilrnu Asbabul nuzul ini
seseoarang akan dapat mengetahui hikmah
yang terkandung dalam suatu ayat yang berkenaan dengan
hukum tertentu dan ditujukan untuk memelihara syariat
dari kekeliruan memahaminya.
A.
PENDEKATAN KEBUDAYAAN
Dalam
kamus umum Bahasa Indonesia- kebudayaan di artikan sebagai hasil
kegiatan dan pencintaan bathin (akal
budi) manusia seperti kepercayaan,
kesenian, adat istiadat, dan berarti pula
kegiatan (usaha) batin (akal
dan sebagainya untuk menciptakan
sesuatu termasuk hasil kebudayaan Dengan demikian, kebudayaan adalah hasil daya
cipta manusia dengan menggunakan
dan mengerahkan segenap
potensi bathin yang dimilikinya.
Kebuadayaan yang demikian
selanjutnya dapat dipergunakan untuk memahami agama
yang terdapat pada tataran empiris atau agama yang tampil dalam
bentuk formal yang menggejala di msayarakat' Pengalam agama yang ada di masyaratat
tersebut diproses oleh penganutnya dari sumber agama yaitu Wahyu
melalui penalaran. Kita misalnya membaca kitab
fiqih, maka fiqih yang merupakan
pelaksana dari nash al-qur’an maupun
hadits sudah melibatkan unsur penalaran
dan kemampuan unsur manusia. Denqan
demikian. Agama menjadi kebudayaan
atau membumi di
tengah_tengah masyarakat.
B.
PENDEKATAN PSIKOLOGI
Psikologi atau ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jiwa seseorang melalui gejala Perilaku yang dapat diamatinya. Menurut Zakiyah Darajat perilaku Seseong
yang tampak Dalam ajaran agama banyak kita jumpai
istilah-istilah yang menggambarkan sikap batin seseorang. Misalnya sikap
beriman dan bertaqwa Kepada Allah SWT. Sebagai Orang
soleh orang yang berbuat baik, orang yang shadiq (jujur) Kejiwaan
yang berkaitan dengan
agama.
Dalam
ilmu jiwa ini seseorang selain
akan mengetahui tingkat keagamaan yang dihayati-dipahami dan
diamalkan seseorang iuga dapat
digunakan sebagai alat untuk memasuk kan agama kedalam
jiwa seseorang sesuai dengan
tingkatan usianya. Dengan ilmu ini agama akan menemukan cara yang tepat dan cocok
untuk menanamkannya.
Dari uraian tersebut kita melihat temyata agama
dapat dipahami melalui
berbagai pendekatan. Dengan pendekatan
iiu semua orang akan sampai
pada agama. Seseorang teolog, sosiolog, antropolog'
sejarawan, ahri ilmu jiwa dan kebudayaan akan sampai pada pemahaman agama yang benar. Di sini
kit melihat bahwa agama bukan
hanya monopoli kalangan teolog dan normative
belaka, melainkan agama dapat dipahami semua dan kesangsupan vang dimilikinya. Dari keadaan demikian seseorang akan memeiliki kepuasan dari
agama karena seluruh persoalan hidupnya mendapat bimbingan dari agama.
BAB IV
PENGERTIAN DAN
SUMBER AJARAN ISLAM
Sebagai agama terakhir, islam diketahui
memiliki karakteristik yang khas
dibandingkan dengan agama - agam
yang datang sebelumnya- untuk itu uraian di bawah ini diarahkan untuk
mendapatkan hasil pemahaman tentang
Islam yang demikian itu.
A.
Pengertian Agama Islam
Ada dua
sisi yang kita gunakan untuk memahami
pengertian agama islam,
yaitu sisi kebahasaan dan sisi peristiiahan. Dari segi kebahasaan
Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu
dari kata salim, yang mengandung arti selamat,
sentosa, dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah
menjadi bentuk aslama
yang berarti berserah
diri masuk dalam kedamaian[1].
Senada
dengan pendapat diatas, sumber
lain mengatakan bahrva islam
berasal dari bahasa Arab' terambil dari
kata salima yang berarti selamat sentosa. Dari kata itu dibentuk kata aslama
yang artinya mernelihara
dalam keadaan selamat
sentosa dan berarti pula menyerahkan diri,
tunduk, patuh, dan taat. Kata aslama itulah kata yang menjadi kata Islam yang mengandung arti segara
arti yang terkandung dalam arti pokoknya.[2]
Dari pengertian kebahasan
ini. kata Islam dekat dengan arti
kata agama yang berarti menguasai, menundukkan, patuh,
hutang, balasan, dan kebiasaan[3], snada dengan itu Nurcholis Madjid
berpendapat bahwa sikap pasrah
kepada tuhan merupakan hakikat dari pengertian Islam'
Karena cara -vang demikian
menjadikan Islam tidak otentik,
karena kehilangan dimensinya yang paling mendasar dan mendalam,
yaitu kemurnian dan keiklasan.[4]
Menurut maulana Muhammad Ali dapat
dipahami dari finnan Ailah yang terdapat
pada
ayat 202 suratAl-Baqarah yang
artinya Hai orang-orang beriman, masukleh kamu kedalam
Islam secara keseruruhannya, dan janganlah kamu turuti langkah
langkah syaitan, sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
Dari uraian diatas' kita sampai pada suatu
kesimpulan bahwa kata Islam
dari segi kebahasaan mengandung
arti patuh. tunduk, taat, dan berserah
diri kepada Tuhan dalam upaya
mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup. baik di dunia maupun di akhirat. Dengan demikian' secara antropologis perkataan Islam sudah menggambarkan kodrat manusia
sebagai makluk yang tunduk dan patuh kepada
Tuhan.
Harun Nasution misalnya mengatakan bahwa Islam menurut istilah
(Islam sebagai agama), adalah agama yang
ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan
kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad
SAW. sebagai Rasul. Islam pada hakikamya membawa
ajaran-ajaran yang bukan
hanya mengenal satu segi,
tetapi mengenali berbagai segi dari kehidupan manusia.
Sementara itu Maulana
Muhammad Ali mengatakan bahwa Islam adalah agama perdamaian; dan dua ajaran pokonya, yaitu keesaan
Allah dan kessatuan atau persaudaraan
umat manusia menjadi bukti nyata,
bahwa agama islam selaras benar
dengan namanya. Di kalangan masyarakat Barat. Islam sering diidentikkan dengan
istilah muhommadonism dan Muhammedan, Peristilagan
ini karena dinisbahkan pada umumnya
agama di luar Islam yang namanya disandarkan pada nama
pendirinva.
Berdasarkan pada keterangan tersebut,
maka kata Islam menurut istilah
adalah mengacu
kepada
agama yang bersumber pada Wahy, yang datang dari Allah SWT., bukan berasal dari manusia
dan bukan pula berasal dari Nabi Muhammad SAW.
Dengan demikian, secara istilah Islam adalah nama
dari suatu agama yang berasal dari Allah
SWT. selanjutnya dilihat dari
segi misi ajarannya, Islam adalah agama
sepanjang sejarah manusia.
Agama dari seluruh Nabi dan
Rasul yang pernah diutus oleh
Allah SWT.
B.
SUMBER AJARAN ISLAM
Di kalangan masyarakat
Ulama terdapat kesepakatan bahwa sumber ajaran Islam yang utama adalah Alquran
dan Al-Sunnah.
1.
Alquran
Di kalangan para ulama dijumpai
adanya perbedaan pendapat
di sekitar pengertian Alquran
baik segi bahasa maupun
istilah. Adapun pengertian
Alquran dari segi istilah dapat dikemukakan berbagai pendapat berikut ini:
·
Manna'AJ-Qaththan
Secara
ringkas menguntip pendapat para ulama pada umumnya yang menyatakan bahwa Alquran adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw., dan dinilai ibadah bagi yang
membacanya.
·
Al-Zargani
Menurutnya Alquran
adalah lafal yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW mulai dari
surat Al-Fatihah, sampai
dengan akhir surat An-Nas.
Diantara
ayat-ayat Al-Qur'an yang
menyatakan bahwa para Nabi selain Nabi Nauahammad SAW. membawa misi islam adalah: Dan
dia tidak menjadikan untuk kamu
dalam agama suatu kesempitan Ikutilah agama orang tuamu
lbrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orangorang muslim
dari dahulu. (QS
al-hajj,22:78), Nabi Ibrahim telah berwasiat kepadaanak-anaknya- demikian Nabi Ya'kub.
Ibrahim berkata: Sesungguhnya
Allah telah memilih asama Islam
ini sebagai agamamu. Sebab itu janganlah
kamu mati melainkan dalam memeluk
agama lslam. (QS Al-Baqarah, 2;132).
eManna'
Al-Qaththan, Mababitsfi '[/lum
al-Qur'an, (Mesir: Mensyurat al-.Asyar al-Hadis,t.t..). hlm. 21.
2.
Al-Sunnah
Menurut
bahasa Al sunnah artinya
jalan hidup yang dibiasakan
terkadang daiam jalan tersebut ada yang
baik dan ada pula yang buruk. Pengertian Al-Sunnah
seperti ini sejalan dengan makna
Hadis Nabi yang artinya Barang siapa yang membuat sunnah (kebiasaan)
yang terpuji, maka pahala bagi
yang membuat sunnah itu dan pahala bagi orang yang
mengerjakannya dan barang siapa
yang membuat sunah yang buruk, dosa bagi
yang membuat sunnah yang buruk itu dan
dosa bagi orang yang
mengerjakannya-" selain kata Al –
Sunnah pengertiamya sebagaimana disebutkan
di atas, kita juga menjumpai kata Al-Hadis, at-Khabar dan Al-Atshar.
Oleh sebagian ulama tersebut kata
tersebut disamakanya dengan
Ar-Sunnah.
Sementara itu Jumburul ulama atau kebanyakan
para urama ahli Hadis mengartikan Al-Sunnah-
Al-Hadis- Al-K-habar dan AL-atsar sama saja, yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi Muhammad SAW. Baik dalam
bentuk uoapan perbuatan maupun ketetapan. Sementar-
itu Ulama Usbul mengartikan bahwa
AI-Sunnah adalah sesuatu yang berasar
dari Nabi Muhanmud dalam bentuk
ucapan, perbuatan, dan
persetujuan beliau yang
berkaitan dengan hukum. Sementara itu, Ulama
Fiqih mengartikan Al-Sunnah
sebagai salah sltu dari bentuk hukum
syara,yang apabila dikerjakan
mendapat pahala dan apabila
ditinggalkan tidak disiksa.
BAB V
KAREKTERISTIK
AGAMA ISLAM
Setiap agama mempunyai karekteristik
ajaran yang membedakan dari agama-agama lain. Agama yang didakwahkan secara
sungguh-sungguh diharapkan
dapat menyelematkan dunia vans
terpecah-pecah dalam berbagai
bagian-bagia.n Perpecahan
saling mengintai dan berbagai
krisis yang belum diketahui bagaimana cara mengatasinya. Tidak mudah membahas karakteristik
ajaran islam. karena ruang lingkupnya sangat
luas, mencakup berbagai
aspek kehidupan umat
islam. Untuk mengkaji secara
rinci semua karakteristik ajaran isiam perlu do telusuri, mulai dan risalah
Allah terakhir dan menjadi
agama yang diridhoi Allah, untuk dunia
dan seluruh umat manusia sampai
datangnya hari kiamat.
Karakteristik yang dimiliki islam, yakni karakteristik iimu dan kebudayaan, pendidikan, sosial, ekonomi, kesehatan,
politik, pekerjaan, dan disiplin ilmu.
Karakteristik ajaran islam adalah suatu
karakter yang harus dimiliki
oleh umat muslim dengan
bersandarkan Al-Qur'an dan Hadist dalam berbagai bidang ilmu,kebudayaan, pendidikan. sosial, ekonomi, kesehatan, politik, pekerjaan, disiplin
ilmu, dan berbagai macam ilmu khusus.
Karakteristik ini banyak terdapat
di dalam sumber-sumber ajaran Al-Quran dan Al-Hadits. Kedua sumber ini telah menjadi pedoman
hidup bagi setiap umat Islam.
Aspek-aspek sumber kehidupan ini
diberi karakter tersendiri dalam
berbagai ilmu pengetahuan, ekonomi,
social, politik, pekerjaan, kesehatan,
dan disiplin ilmu untuk
sepanjang masa.
Istilah karakteristik ajaran
islam terdiri dari dua kata: karakteristik
dan ajaran islam. Kata karakteristik dalam kamus
bahasa Indonesia diartikan sesuatu yang mempunyai karakter atau
sifat yang khas. Islam dapat
diartikan agama yang diajarkan
nabi Muhammad SAW yang berpedoman
pada kitab suci al qur'an dan
diturunkan di dunia ini melalui
wahyu allah SWT. Berarti karakteristik
ajaran islam dapat diartikan sebagai ciri yang khas atau
khusus yang mempelajari
tentang berbagai ilmu
pengetahuan dan kehidupan manusia dalam berbagai bidang agama, muamalah (kemanusiaan)- yang
didalamnya temasuk ekonomi, social, politik, pendidikan,
kesehatan, pekerjaan, iingkungan.
dan disiplin ilmu.
karakteristik ajaran islam terdiri dari berbagai bidang disiplin
ilmu. Bidang-bidang tersebut
adalah sebagai berikut:
1.
bidang ilmu dan kebudayaan
kebudayaan adalah penjelmaan (manifestasi)
akal dan rasa manusia
Ini berarti rnanusialah yang menciptakan kebudayaan.
Kebudayaan islam berarti
menyaring kebudayaan yang tidak melenceng dari, ajaran islam agar
tetap berjalan antara kebudayaan dengan ajaran agama maka harus pula
dipelajari tentang
pengertian kebudayaan dan islam itu sendiri. Menurut bahasa, kata kebudayaan berasal
dari bahasa sangsekerta yaitu budh, yang berarti akal kemudian dai, kata budh itu berubah
menjadi kata budhi dan jamaknya budaya.
Dalam bahasa arab kata kebudayaan itu disebut
ats-tsaqafah dalam baha-sa
inggris kebudayaan ini disebut culture.
BAB
VI
PERTUMBUHAN DAN POSISI ISLAM DIDUNIA
Pendidikan islam
pada zaman awal dilaksanakan di
mesjid-mesjid Mahmud Yunus. menielaskan
bahwa pusat-pusat studi islam klasi adalah Mekah dan Madinah (Htjaz), Barsah Dan Kufah
(Irak), Damaskus dan palestina
(Sy'am), dan Fistat
(Mesir)"
Pada zaman kejayaan islam, studi islam dipusatkan
di ibu kota negara yaitu, Bagdad.
Dinasti Bani Abbas pada zaman al-Makmun
(813-833), putra Harun al-Rasyid,
didirokan Bait al-Hikmah, yang dipelopori
oleh khalifah sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dengan wajah ganda: sebagai perpustakaan serta sebagai lembaga
pendidikan (sekolah).
Dari
dinasati Umayah di Spanyol, di
timur islam, Bagdad, juga didirifln
Uuar*ul, Nizhamiah yang
didirikan oleh Perdana Menteri
Nizam al-Muluk, dan di Kairo
Mesir didirikan universitas a;-Azhar yang didirikan oleh dinasti Fatrniah dari kalangan
Syiah.
PUSAT STUDI ISLAM ZAMAN KEJAYAAN ISLAM
KLASIK
NO |
Kota |
Lembaga |
Pendiri |
1 |
Bagdad |
1. Bait
Al-Hikmah 2. Madrasah
Nizhamiah |
Al-Amin ( Bani Abbas ) Nizham Al-Muluk |
2 |
Mesir |
Universitas
Al-Azhar |
Fatimiah |
3 |
Spanyol |
Universitas |
Abd Al-Rahman III (Umayah) |
dalam
satu fakultas yang disebut Kuriyat jahilyat (fakultas agama). Damaksus (Siria), studi islam
ditampung dalam Kuriya
ar_syari,ah (fakultas di dalamnya
terdapat program studi
ushuruddin,tasawuf, dan sejenisnya.
Di Indonesia studi islam (pendidikan islam
tinggi) dilaksanakan di 14 Institut Agama Islam
Negeri (IAIN), dan di 39 sekorah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN). Ada juga perguruan tinggi
swasta yang secara khusus menyelenggarakan pendidikan
tinggi islam, dan perguruan
tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
islam tinggi sebagai salah satu bagian studinya seperti
fakultas agama islam di
universitas Muhammadiyah Jakarta
dan Universitas Islam Bandung (LINISBA) studi islam dibagi
dua: islam sebagai doktrin dikaji di fakultas Ushuluddin
yang mempunyai dua jurusan: yaitu jurusan Mazhab Ahli Sunnah
dan Mazhab Syiah. Sedangkan islam
dari aspek sejarah dikaji di fakultas Humaniora dalam jurusan Islamic studies.
Di chicago, kajian islam
diselenggarakan di chicago University. secara organisatoris, studi islam berada
dibawah Pusat Studi Timur Tengah dan Jurusan Bahasa,dan Kebudayaan Timur Dekat. Di Amerika' studi-studi
islam pada umumnya
mengutamakan studi sejarah islam, bahasa-bahasa islam, selain bahasa arab, sastra dan
ilmu-ilmu sosial. Di ucla, studi
islam dibagi menjadi empat
komponen: pertama- doktrin
dan sejarah islam, kedua, bahasa
arab, ketiga, bahasa Islam non-Arab. seperti
urdu, Turki dan persia. Dan keempat,
ilmu-ilmu sosial, sejarah dan
sosiologi.
Di London, studi islam
digabungkan daram School of oriental and African Studies
(Fakultas Studi Ketimuran dan Afrika) yang memiliki
berbagai jurusan Bahasa dan kebudayaan Asia dan Afika (M. Atho
Mudzar, 1998:24_9).
Peranan
Islam didunia saat ini, pertama, islam sebagai
agama, peranan agama islam alam
kehidupan dan diajarkan keseluruh dunia,
Kedua, islam dan agama lain, sumbangan islam terhadap kemanusiaan masa kini. Pendekatan
studi kawasan yang dipilih yakni di
bagian Afrika Tengah, Asia Timur dan cina. wilayah itu dipilh untuk mewakili dua benua
yakni benua Afrika' dan benua Asia.
A
ISLAM DI AFRIKA TIMUR, ASIA T`ENGGARA DAN CINA
1.
ISLAM DI AFRIKA TIMUR
Ira M. Lapius(1993:524), profesor bidang
sejarah di Universitas California, secara implisit, menjelaskan
bahwa yang dimaksud Afrika Timur
pada abad ke-10 sampai abad
ke-19 mencangkup Sudan, Ethiopia, dan Somalia. Dalam sejarahnya Sudan Timur
(negara Sudan Modern) memisahkan dari
Sudan Tengah. Sudan Timur berhutang pada fakta bahwa Islam menyebar
sampai ke Sudan Timur dan Mesir. Arab menguasai Mesir pada tahun 641 H.Gelombang
Arab pertama yang mendiami Mesir pada abad IX M.Kemudian terjadi
perkawinan antara Arab pendatang dengan penduduk pribumi.
Penetrasi Arab abad IX M. Ini kemudian diikuti oleh
Mamluk.
Pada tahun 1317, Gereja Dongola diubah
menjadi mesjid. Sementara itu di Funj terdapat kerajaan kristen. Pada tahuil 1505 M, rajanya Amara Dungas, yang mendirikan kota
Sinar sebagai ibu kota kerajaan
Funj dikalahkan oleh Arab-Muslim.
Pada abad ke-18.kerajaan Funj mengalami disintegrasi.
Disamping itu. Para sultan juga kehilangan
kekuasaan kontrolnya
terhadap perdagangan. Akhinrya,
pada tahun 1820-1821 kerajaan
Funj berada dibawah Mesir
yang kemudian Funj
diperkenalkan administrasi negara baru dan
tendensi keagamaan islam , yang baru
pula (lra M Lapidus,1993:527).
Di Darfur, pada abad ke-16, didirikan
kerajaan baru, Keira, yang
merupakan negara kecil
yang multi etnik. Antara tahun
1660 dan 1680, Sulaiman menjadikan islam sebagai agama kerajaan, membangun mesjid-mesjid, dan
menambahkan prinsip-prinsip
syari'ah dalam legitimasi. Pada
akhir abad ke-18 -Abd al-Rahman
al-Rasyid menggabungkan sultan Darfur
yang kemudian disebut al-Fashir.
2.
Marcopolo, dalam perjalanannya dari Cina
menuju
Persia
pada tahun 1292,telah mengunjungi delapan kerajaan
dipulau Sumatera.
Kedatangan
lslam ke Asia Tenggara terdapat
tiga pendapat :
1. Pendapat
yang menyatakan bahwa islam datang ke asia tenggara dari arab, atau tepatnya
hadramaut. Pendapat ini pertama-tama dikemukakan oleh crawfurd (1820), keyzer
(1859), Nienmann (1861), de hollander (181) dan vent (1878). Crawfurd
menyatakan bahwa islam yang datang ke asia tenggara berasa dari mesir yang
bermazhab syafi’i. Disamping itu, veth berpendapat bahwa islam dibawah oleh
“orang-orang arab” tanpa menyebut daerah asalnya. Pendapat yang sama juga
dikemukakan oleh hamka yang menyatakan bahwa islam datang ke indonesia langsung
dari arab, bukan melalui india dan bukan pada abad ke 11 tetapi abad ke 7.
2. Pendapat
yang menyatakan bahwa lslam
datang ke Asia Tenggara berasal dari
india . pendapat ini pertama kali dikemukakan oleh pijnapel pada tahun 1872. Berdasarkan
hasil penelaahannya, ia berkesimpulan bahwa yang membawa islam ke asia tenggara
adalah orang-orang arab yang bermazhab syafi’i dari gujarat dan malabar di
india.
3. Pendapat yang
mengatakan bahwa Islam yang datang ke Asia Tenggara
berasal dari
Benggali (kini Bangladesh). Sanibil mengutip pendapat Tome
Pirez. Azra
mengungkapkan bahwa
kebanyakan orang terkemuka di
Pasai adalah orang-orang Benggali dan keturunannya. Pendapat
ini dikemukakan oleh Fatimi.
Namun, pendapat ini dibantah oleh
Drewes yang mengatakan bahwa
pendapat Fatimi hanya perkiraan
belaka" karena mazhab yang dianut di Benggala adalah mazhab Hanafi. bukan
mazhab Syaf i seperti yang dianut
oleh Muslim di Nusantara.
Akhimya, Azyumardi Azra
menjelaskanbahwa semua pendapat
tersebut masih bersifat
tentatif, belum final, sehir{gga masih terbuka
kesempatan munculnya
penafsiran baru berdasarkan
penelitian atas sumber-sumber sejarah yang ada.
3.
ISLAM
DI CINA
Cina memiliki sejarah meliputi jangka
waktu lebih dai 4000 tahun. Dalam jangka waktu 400 tahun lebih.
Cina mempunyai 24 dinasti dan 2 republik. yaitu Republik Nasionalis
Cina dan Republik Rakyat
Cina. (WD. Sukisman,I,1992 :1)- Ta'i Tsung Capat mengusir mereka. Maka mulai munculah migrasi
menuju ke barat. mereka
adalah suku yang anak cucunya
merupakan masyarakat Muslim
yang berbahasa Turki di Cina berbeda dengan
orang-orang Muslim Hui yang berbahasa Cina dari daerah selatan dan tengah. (A. Mukti Ah,1996:210).
Pada tahun705, Qutaibah bin muslim menuju
ke timur dari Khurasan ke Asia Tengah. Sepuluh tahun kemudian, ia berhasil menundukkan
Bukahara. Khawarizm, Samarkand, dan
sampai ke Farganah' daerah yang
termasuk Asia Tengah. Pada tahun
750 M. Dinasti Umayah dijatuhkan oleh
Dinasti Bani Abbas. Satu tahun Muslim
berhadapan dengan tentara Cina untuk pertama kalinya di Talas. Selama abad ke-19 terdapat
pemberontakan-pemberontakan besar di negeri Cina dan pemberontakan-pemberontakan di Yunnan (1355-1873) oleh penduduk Muslim
yang akhirnya di tmpas dengan
kekejaman yang luar biasa Setelah revolusi Kebudayaan (1966), umat islam yang merupakan minoritas sama
sekali tidak menampakkan diri.
1.
Islam di Amerika Serikat
Muslim Amerika Serikat, Ahmad Winters menyarankan
untuk meneliti
informasi, Yaitu
:
A. Dokumen
dokumen yang ditinggalkan oleh Muslim yang dijual sebaga ibudak serta para pedagang
budak.
a.
Sejarah
perkembangan Islam di Afrika Barat
b.
Data statistik tentang kelompok-kelompok etnik yang dijual sebagai budak
c.
Wilayah-wilayah yaog
merupakan tempat tinggal
tuan-tuan pembeli
d.
Data tentang jumlah budak yang dijual ke wilayah tertentu pada
setiap tahunnya
(Juha-va S. Praja'
1992 : 90)
BAB
VII
ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN
Dalam Islam, ilmu merupakan salah satu perantara untuk memperkuat keimanan. Iman hanya akan bertambah dan menguat,
jika disertai ilmu pengetahuan.
Seorang ilmuan besar, Albert Enstein mengatakan
bahwa "Science without
Religion is blind, and Religion without
science is lame”, ilmu tanpa agama buta dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh. Ajaran Islam tidak pernah melakukan dikotomi
antar ilmu satu dengan yang lain. Karena dalam pandangan islam, ilmu agama dan umum sama-sama berasal dari
Allah. Islam juga menganjurkan
kepada seluruh umatnya untuk
bersungguh-sungguh dalam mempelajari setiap ilmu pengetahuan.
Hal ini dikarenakan
Al-qur'an merupakan sumber
dan rujukan utamaa jaran-nya memuat
semua inti ilmu pengetahuan, baik yang menyangkut ilmu umum maupun ilmu agama.
memahami setiap misi ilmu pengetahuan pada dasarnya adalah memahami prinsip-prinsip Al-quran.
Kata "Islamisasi" dalam makalah ini dapat dipahami dengan beberapa catatan. Pertama,
unsur Islam dalam islamisasi tidak
mesti dipahami secara ketat
sebagai ajaran yang harus ditemukan rujukannya secara harfiah dalam Al-qur'an
dan hadits. Tetapi sebaiknya
dilihat dari segi spiritnya yang tidak
boleh bertentangan dengan
ajaran-ajaran fundamental Islam.
Seperti kepercayaan kepada yang
gaib, malaikat, Tuhan dan juga wahyu.
Adapun rujukannya disamping Al-quran
dan hadits bisa saja berasal
dari sumber yang bermacam-macam, seperti
Yunani. Persia, India, pada masa lalu bahkan Barat pada masa sekarang.
Kedua Islamisasi tidak semata-mata
berupa pembelaan sains dengan ayat Al-quran atau
hadits
yang dipandang cocok dengan penemuan
ilmiah, tetapi beroperasi
pada level Epistemologi. Terakhir, Islamisasi
didasarkan pada pada asumsi bahwa
ilmu tidak pernah
sama sekali terbebas dari nilai. Dalam menatap
era globalisasi. ada beberapa
model islamisasi pengetahuan yang
bisa dikembangakan. diantaranya: model
purifikasi. model modemisasi Islam."
dan model neo-modernisme. Purifikasi yaitu pembersihan atau pensucian. Dalam arti, Islamisasi pengetahun berusaha menyelenggarakan pengkudusan
ilmu pengetahuan agar sesuai
dengan nilai dan norma Islam.
Model ini berasumsi bahwa dapat
dilihat dari dimensi normatif-teologis.
Doktrin Islam pada dasarnya mengajarkan kepada umatnya
untuk memasuki Islam secara khaffah sebagai
lawan dari ber-Islam secara parsial.
Dengan meiihat berbagai pendekatan yang dipakai
Al-faruqi dan AI-Attas dalam
gagasan Islamisasi Ilmu Pengetahuan, seperti
: Penguasaan khazanah ilmu pengetahuan
muslim
a.
Penguasaan ilmu
pengetahuan masa kini
b.
Identifi kasi kekurangan-kekurangan ilmu pengetahuan itu dalam hubungannya dengan
ideal islam
c.
Rekontruksi ilmu-ilmu
itu sehingga menjadi paduan yang selaras dengan warisan dan
idealitas Islam.
Modernisasi berarti proses perubahan menurut
fitrah atau sunatullah. Sunatullah mengejawantahkan dirinya dalam
hukum alam. Sehingga untuk
menjadi modern, umat Islam harus memahami lebih dahulu hukum yang berlaku dalam alam, yang pada gilirannya akan melahirkan ilmu pengetahuan. Karena itu, modern berarti
ihniah dan rasional. Untuk sampai pada
pemahaman tersebut
diperlukan proses secara bertahap. Jadi,
menjadi modern berarti progresif dan dinamis.
Dari sini, makna islamisasi ilmu pengetahuan yang ditavlarkan oleh modemisasi Islam adalah
membangun semangat umat
Isiam untuk selalu modern, maju, progresif, dan terus melakukan perbaikan
bagi diri dan masyarakatnya agar
terhindar dari keterbelakangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Model modemisasi Islam
ini berangkat dari
kepedulian terhadap keterbelakangan umat Islam dimasa
kini, yang disebabkan oleh kepicikan berfikir,
kebodohan, dan keterpurukan
dalam memahami ajaran agamanya.
Sehingga
sistem pendidikan Islam dan ilmu pengatahuan agama islam
tertinggal jauh
dibelakang non-muslim.
Karena itu, model modemisasi
Islam ini cenderung mengembangkan pesan Islam dalern konteks perubahan sosial
dan perkernbangan iptek, serta melakukan fiberalisasi penanganan yang adaptif terhadap kemajtran zamafl tanpa harus meninggalkan sikap kritis
terhadap unsur negatif dan proses
modernisasi.
Sedangkan model neo-modemisme berusaha
memahami ajaran-ajaran dan nilai-nilai
mendasar
yang terkandung dalam
Al-qur’an dan sunnah
dengan mempertimbangkan khazanah intelektual muslim
klasik serta mencermati
kesuiitan-kesulitan dan kemudahan-kernudahan yang ditawarkan oleh dunia IPTEK. Adapun jargon yang sering
dikumandangkan adalah "memelihara kebaikan di masa lalu dan mengambil kebaikan
yang baru". Landasan metodologis
islamisasi pengetahuan model ini menurut
Saeful Muzani sebagai berikut :
1. Persoalan-persoalan
kontemporer umat islam harus dicari penjelasannya dari tradisi dan hasil
ijtihad para ulama yang merupakan hasil interprestasi terhadap Al-Qur’an.
2. bila
dalam tradisi tidak ditemukan jawaban yang sesuai dengan kondisi yang
kontemporer, maka harus menelaah konteks sosio-historis dari ayat-ayat
Al-Qur’an yang menjadi landasan ijtihad para ulama tersebut
Dari pengertian dan model islamisasi
pengetahuan diatas dapat disimpulkan bahwa islamisasi dilakukan dalam upaya
membangun kembali semangat umat islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan melalui
kebebasan penalaran intelektual dan kajian-kajian rasional dan filosofis dengan
tetap merujuk kepada kandungan Al-Qur’an dan sunnah nabi. Usaha menuju
integrasi ilmu sebenarnya sudah dimulai dari sejak abad ke-19. Ahmad khan dan
muhammad abduh (awal abad ke-20) di mesir.
Sejak
abad ke-19 dunia Islam
telah merasakan benturan dengan
Barat. Sebagaimana
yang disinggung oleh Fazlur Rahman. bahwa
hegemoni Barat dengan membawa nilai-nilai sekularnya pada
semdi-sendi, struktur-struktur ilmu-ilmu islam, seperti di tingkat teoritis berupa
gejala rasionalis buta yang tidak
mengindahkan nuansa-nuansa
religius, dan akhirnya merambah
ketingkat praksisi berupa westernisasi" Oleh
karena itu, format ideal struktur ilmu
keislaman seharusnya disusun ulang
secara komprehensif, dengan
merumuskan adanya pengakuan secara sadar
- atau menuju kepada kesadaran
ilahiah terhadap sumber ilmu yang
bersifat Esa. Yang diwahyukan dalam
Al-quran dan Sunnah Nabi-Nya. Budaya Barat yang diterima secara total bersama dengan adopsi ilmu pengetahuan dan teknologinya sangat membahayakan. Sebab,
mereka yang menganut
pandangan tersebut baik keyakinan bahwa kemajuanlah
yang penting, bukan agama.
Oleh karena itu, kajian
agama dibatasi bidangnya- Ilmu
agama hanya membicarakan hubungan individu dengan Tuhan, yang merupakan urusan ilmu umum.
Menurut
lkhrom, dikotomi ini pada kelanjutannya kemajuan Islam. Ada 4 dampak negatif dari dikotomi
ilmu umum dan agama:
1. Munculnya
ambivalensi dalam sistem pendidikan Islam. lembaga semacam
pesantren mencitrakan dirinya sebagai lembaga yang bercorak tafaqqahu
fi al-din, yangmenganggap persoalan muamalah bukan garapan
mereka.
2. Munculnya kesenjangan
antara sistem pendidikan islam dengan ajaran Islam.
Sistem pendidikan yang
ambivalen mencerminkan pandangan
dikotomis yang memisahkan ilmu agama
dan ilmu umum. Pandangan ini
jelas bertentangan dengan konsep aiaran Islam sendiri yang bersifat integral, dimana Islam mengajarkan keharusan
adanya keseimbangan antara urusan
dunia dan akhirat.
3. Terjadinya disintegrasi
sistem pendidikan Islam, dimana
sistem agama dam umum tetap bersikukuh mempertahankan
kediriannya.
Kemajuan sains dan teknologi barat telah
berpengaruh pada negara-negara islam yang masih terbelakang dihampir semua
aspek kehidupan menurut zaenudin sadar.
1.
Kelompok muslim apologetik, yaitu mereka
yang menyatakan bahwa sains modern bersifat universal dan netral.
2.
Kelompok yang masih bekerja dengan sains
modern, tetapi berusaha juga mempelajari filsafatnya agar dapat menyaring elemen-elemen
yang tidak islami.
3.
Kelompok yang percaya adanya sains islam
dan berusaha membangunnya, sikap yang ketiga ini dapat dibenarkan secara
historis pada masa kejayaan islam.
Jadi kesimpulannya, “ dalam islam,
islamisasi ilmu pengatahuan merupakan salah satu perantara untuk memperkuat
keimanan. Iman hanya akan bertambah dan menguat, jika disertai ilmu
pengetahuan.” Sudah selayaknya jika ilmu pengetahuan dikembangkan dan
dimanfaatkan sebagai salah satu cara mendekatkan diri kepada sang pencipta,
bukan sebaliknya.
[1] Maulana Muhammad Ali, lslamotogi (Dunia lslam)(.lakarta:lkhtiar Baru-Van Hoeve,1980),hlm. 2
[2]
Nasrudin
Razak,Dienul tslom, {Bandung:Al_Ma,arif ,7977), cet. ll,hlm. 56
[3]
Harun Nasutio
n, rsram Ditinjou Dori
Beberopo Aspeknyo,Jilid r,(Jakarta:ur pres,1g79), hlm 9
[4]
Nurcholis Madjid' lslam Doktrin dan Perodoban, sebuoh
Tera'ah Kritis tentongMmosarah Keimanon,
Kemonusioon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar