Selasa, 04 Januari 2022

MAKALAH MSI

 

BAB I

PEMBAHASAN

 

A.    PENGERTIAN METODOLOGI ISLAM

Menurut  bahasa  (etimologi), metode  berasal  dari bahasa  Yunani,  yaitu meta  (sepanjang), hodos  (ialan)- Jadi, metode  adalah  suatu ilmu  tentang  cara  atau  langkah-langkuh  yang itempuh  dalam  suatu disiplin tertentu untuk  mencapai tujuan tertentu.  Metode  berarti  iimu cara menyampaikan sesuatu  kepada  orang  lain. Metode  juga disebut  pengajaran atau penelitian.

Menurut istilah "metodologi" berasal  dari bahasa yunani yakni metodhos dan  logos, methodos  berarti  cara, kiat dan seluk  beluk yang  berkaitan dengan  upaya  menyelsaikan

sesuatu,  sementara  logos  berarti ilmu  pengetahuan,  cakrawala  dan wawasan.  Dengan

demikian metodologi  adalah  metode  atau cara-cara yang berlaku  dalam kajian atau penelitian Metodologi  adalah  masalah yang  sangat penting dalam  sejarah  pertumbuhan iknu, metode kognitif yang  betul untuk  mencari kebenaran  adalah lebih  penting  dari filsafat, sains, atau hanya  mempunyai bakat.

Cara dan prosedur  untuk  memperoleh  pengetahuan  dapat ditentukan  berdasarkan disiplin ilmu yang  dikajinya, oleh karena  itu dalam  menentukan  disiplin  ilrnu kita harus menentukan metode  yang  relevan dengan disiplin  itu, masalah yang  dihadapi dalam  proses verivikasi  ini adalah bagairnana  prosedur kajian dan cara  dalam  pengumpulsn  dan analisis  data  agar kesimpulan yang ditarik memenuhi  persyaratan  berfikir  induktif. Penetapan  prosedur kajian dan  cara ini disebut metodologi  kajian  atau metodologi  penelitian Selain  itu metodelogi  adalah  pengetahuan tentang  metode-metode,  jadi metode penelitian adalah pengetahuan  tentang berbagai metode yang  digunakan  dalam penelitian. 

Louay  safi mendefinisaikan  metodologi  sebagai bidang penelitian ilmiah yang  berhubungan dengan pembahasan  tentang  metode-metode yang digunakan  dalam mengkaji  fenomena alam dan manusia  atau  dengan  kata lain metodologi adalah bidang  penelitian ilmiah yang membenarkan,  mendiskripsikan  dan  menjelaskan  aturan-aturan, prosedur-prosedur sebagai metode ilmiah.

 

 

Ketika metode  digabungkan dengan  kata  logos maknanya berubah.  Logos  berarti "studi

tentang"  atau "teori tentang".  Oleh  karena  itu, metodologi  tidak  lagi sekedar  kumpulan  cara yang sudah  diterima(well received) tetapi  berupa berupa  kajian  tentang  metode-. Dalanm metodologi  dibicarakan kajian  tentang cara kerja  ilmu pengetahuan. Pendek  kata,  bila dalam metode tidak ada  perbedaan, refleksi dan kajian  atas cara  kerja  ilmu pengetahuan, sebaliknya dalam metodologi  terbuka  luas untuk  mengkaji,  mendebat  dan merefkeksi  cara kerja suatu ilmu. Maka  dari itu, metodologi  menjadi  menjadi  bagian  dari sistematika, filsafat  sedangkan

metode tidak. Metodologi adalah  ilmu cara-  cara dan langkah-  langkah  yang  tepat  ( untuk menganalisa sesuatu)  penjelasan serta menerapkan cara

 

 

 
 Istilah  metodologi studi islam digunakan ketika  seorang  ingin membahas  kajian-  kajian seputar  ragam metode  yang  biasa digunakan dalam  studi islam. Sebut  saja misalnya  kajiana tas metode normative,  historis,  filosofis,  komparatif  dan lain sebagainya.  Metodologi  studi islam mengenal metode -  metode  itu sebatas  teoritis. Seseorang  yang mempelajari  juga belum menggunakannya dalam  praktik.  Ia masih  dalam tahap  mempelajari secara teoritis bukan praktis.

 

B.  Ruang lingkup  studi  Islam

Pembahasan  kajian keislaman  mengikuti  wawasan dan keahlian para pengkajinya, sehingga  terkesan  ada nuansa kajian  mengikuti  selera  pengkajinya,  secara material, ruang Lingkup  studi islam dalam tradisi sarjana barat, meliputi  pembahasan  mengenai ajaran, doktrin,  teks sejarah  dan instusi-instusi  keislaman pada  awalnya  ketertarikan  sarjana  barat terhadap  pemikiran islam  lebih karena kebutuhan  akan penguasaan  daerah koloni. Mengingat  daerah koloni pada umumnya adalah Negara  Negara  yang  banyak didomisili warga Negara yang beragama islam, sehingga  mau tidak  mau mereka  harus faham budaya lokal.  Kasus  ini dapat dilihat  pada perang  aceh sarjana  Belanda telah  mempelajari islam terlebih dahulu sebelum diterjunkan  dilokasi  deengan  asumsi  ia telah  memahami  budaya dan peradapan  massyarakat Aceh yang mayoritas  beragama  islam.

Islam  dipahami  dari  sisi ajaran,  doktrin dan pemahaman  masyarakat  dengan  asumsi dapat diketahui tradisi dan kekuatan  masyarakat setempat.  Setaelah  itu pemahaman  yang

telah  menjadi  input  bagi kaum  orentalis diambil  sebagai  dasar kebijakan  oleh penguasa

colonial  yang tentunya  lebih menguntungkan mereka ketimbang  rakyat  banyak  di wilayah jajahanya.  Hasil  studi  ini sesungguhnya  lebih menguntungkan  kaum penjajah  tatas dasar masukan  ini para penjajah colonial dapat  mengambil kebijakan  didaerah  koloni dengan mempertimbangkan  budaya lokal.  Atas masukkan ini, para penjajah  mampu  membuat kekuatan social,  masyarakat  terjajah sesuai dengan  kepentingan  dan keuntunngngannya. Setelah mengalami keterpurukan,  dunia  islam  mulai bangkit  memalui  para pembaru  yang  telah dicerahkan.  Dari kelompok  ini  munculah  gagasan agar umat islam mengejar ketertinggalannya dari umat  lain.

Agama sebagai  obyek studi  minimal  dapat  dilihat dari segi sisi:

1.  Agama Sebagai  doktrin dari Tuhan

Agama  Sebagai  doktrin  dari Tuhan yang  sebenamya  bagi para pemeluknya  sudah final Dalam arti absolute,  dan diterima  apa adanya. Kata doktrin berasal  dari. bahasa  inggris Doctrine yang berarti  ajaran.  Dari kata doctrine  itu kemudian  dibentuk kata doktina,  yang berarti yang berkenaan  dengan  ajaran atau  bersifat  ajaran.

Selain kata doctrine sebgaimana  disebut  diatas,  terdapat kata doctrinaire  yang berarti yang bersifat  teoritis  yang tidak  praktis. Contoh  dalam  hal ini rnisalnya  doctrainare  ideas  ini berarti gagasan yang tidak  praktis.

Studi  doktinal  ini berarti  studi yang berkenaan  dengan ajaran  atau  studi tentang sesuatu

yang bersifat teoritis  dalam arti tidak praktis.  Mengapa tidak praktis?  Jawabannya  adalah

karena ajaran  itu belum  menjadi  sesuatu  bagi  seseorang  yang dijadikan  dasar dalam berbuat atau mengerjakan sesuatu

Uraian ini berkenaan dengan  Islam sebagai sasaran  atau obyek  studi doctrinal  tersebut.  Ini berarti dalam  studi doctrinal  kali yang  di maksud  adalah studi tentang ajaran  Islam atau studi Islarn dari sisi teori-teori  yang dikemukakan  oleh Islam.

Islam di definisikan  oleh sebagian  ulama sebagai  berikut:  "al-Islamu  wahyun  ilahiyun unzila  ila nabilyi Muhammadin  Sallahu'alaihi  Wassalam  lisa'adati  al-dunya,wa al-akhirah" (lslam  adalah  wahyu yang diturunkan  kepada  Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman untuk kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat)

 

 

 

Berdasarkan  pada definisi  Islam  sebagaimana  di kemukakan  di atas, maka inti dari  Islam adalah wahyu. Sedangkan  wahyu yang  dimaksud di atas adalah al-Qur'an  dan  al-Sunnah.  Al-Qur'an  yang  kita sekarang  dalam bentuk  mushaf  yang  terdiri  tiga puluh  juz. mulai dari  surah al-Fatihah  dan  berakhir dengan  surah  al-Nas,  yang  jumlahnya 114 surah.

Sedangkan al-Sunnah  telah terkodifikasi  sejak tahun  tiga  ratus hijrah. Sekarang ini kalau kita ingin lihat al-Sunnah  atau al-Hadist,  kita dapat  lihat di berbagai  kitab  hadist. Misalnya kitab hadist Muslim  yang disusun  oleh  Imam Muslim,  kitab hadist Shaleh Bukhari yang ditulis Imam al-Bukhari,  dan lain lain.

Dari kedua sumber  itulah, al-Qur'an dan  al-Sunnah,  ajaran  Islam  diambil. Namun  meski

kita mempunyai  dua sumber,  sebagairnana  disebut diatas,  ternyata  dalam realitasnya,  ajaran Islam yang digali dari dua  sumber tersebut  memerlukan  keterlibatan  tersebut  dalam  bentuk ijtihad. Dengan  ijtihad  ini, maka  ajaran  berkembang.  Karena  ajaran  Islam yang  ada di dalam  dua sumber tersebut  ada yang tidak  terperinci,  banyak  yang diajarkan secara garis besar atau global. Masalah-masalah  yang berkembang  kemudian  yang tidak  secara terang  disebut  di dalam dua  sumber itu di dapatkan dengan  cara  ijtihad. Dengan demikian,  maka  ajaran Islam  selain  termaktub  pula di dalam penielasan  atau tafsiran-tafsimn  para ulama melalui  ijtihad itu. Hasil  ijtihad selama  tersebar  dalam semua  bidang,  bidang yang  lain. Semua  itu dalam bentuk buku-buku atau  kitab-kitab, ada kitab  fiqih,  kitab ilmu kalam,  kitab  akhlaq. dan lain-lain-Sampat  disini jelaslah, bahwa ternyata  ajaran lslam  itu selain langsung  diambil  dari al-Qur'an dan al-Sunnah, ada yang  diambil  melalui  ijtihad. Bahkan kalau  persoalan  hidup ini berkembang  dan ijtihad  terus dilakukan untuk mencari  jawaban  agama Islam terhadap persoalan hidup yang belum jelas jawabannya di  dalam  suatu  sumber yang pertama itu. Maka ajaran yang diambil dari ijtihad ini semakin banyak. Studi Islam dari sisi doctrinal  itu kemudian  menjadi sangat luas, yaitu studi  tentang ajaran

Islam baik  yang  ada di dalam  al-Qur'an maupun yang  ada  di dalam  al-sunnah serta ada  yang Jadi sasaran studi Islam doctrinal  ini sansat  luas. Persoalannya adalah apa yang kemudian Di pelajari dari sumber ajaran Islam itu.

 

 

 

2. Sebagai  gejala budaya.

yang berarti  seluruh  yang menjadi kreasi manusia  dalam  kaitannya dengan agama, termasuk  pemahaman  orang terhadap  doktrin agamanya.  Pada  awalnya ilmu hanya ada  dua Suatu  penemuan  yang dihasilkan  seseorang  pada  suaktu-waktu  mengenai  suatu gejala sifat alam.

Agama  merupakan kenyataan yang dapat  dihayati.  Sebagai  kenyataan,  berbagai aspek perwujudan  agama  bermacam-macam,  tergantung pada aspek  yang dijadikan sasaran studi dan tujuan yang hendak dicapai  oleh  orang yang melakukan  studi.

Cara-cara  pendekatan  dalam  mempelajari agama  dapat  dibagi  ke dalam dua golongan

besar, yaitu model studi ilmu-ilmu  social  dan model studi  tudaya.

Tujuan  mempelajari  agama  Islam  juga dapat  dikategorikan  ke dalam dua macam  , yang pertama, untuk  mengetahui,  memahami,  menghayati  dan mengamalkan.  Kedua untuk  objek penelitian Artinya,  kalau  yang  pertama  berlaku khusus  bagi umat Islam saja, baik yang masih  awam,  atau  yang  sudah  sarjana.  Akan  tetapi  yang kedua berlaku umum bagi  siapa saja termasuk sariana-sarjana  bukan Isalam,  yaitu  memahami. Akan tetapi realitasnya ada yangg sekedar  sebagai  obyek  penetitian saja.

Untuk mernahami  suatu agama,  khususnya Islam memang  harus  melalui  dua model, yaitu tekstual  dan konstektual. Tekstual, artinya  memahami lslam melalui wahyu yang berupa kitab suci,  Sedangkan  kontekstual berarti memahami  Islam  lewat realitas social, yang berupa  perilaku  masyarakat yang memeluk agama  bersangkutan.

Studi budaya  di selenggarakan dengan  penggunaan cara-cara penelitian yang  diatur oleh aturan-aturan  kebudayaan Yang  bersanskutan.

Kedayaan adalah keseluruhan  pengetahuan yang dipunyai  oleh manusia  sebagai mahkluk  sosial yang isinya  adalah  perangkat-perangkat  model-model  pengetahuan yang secara  selektif  dapat  digunakan untuk  memahami dan menginterprestai  lingkungan  yang dihadapi,  dan  untuk mendorong  dan menciptakan  tindakan-tindakan yang diperlukan.

Islam merupakan  agama  yang diwahyukan Allah Swt. Kepada Nabi Muhammad SAW sebagai jalan  hidup untuk  meraih  kebahagiaan  hidup di dunia  dan akhirat. Agama islam disebut juga agama samawi  selain  aqama  IslamYahudi  dan Nasrini  juga  termasuk kedalam  kategori agama samawi.  Sebab keduanya  merupakan  agama  wahyu yang  diterima Nabi Musa  dan Nabi Isa sebagai  utusan Allah yang  yahudi danNasrani.menerima pewahyuan agama Yahudi dan Nasrani

Agama  wahyu  bukan  merupakan  bagian dari  kebudayaan.  Demikian pendapat  Endang Saifuddin Anshari  yang mengatakan dalam  suatu tulisannya bahwa.

 

agama  samawi  dan  kebudayaan  tidak saling mencakup;  pada  prinsipnya yang satu tidak

merupakan  bagian  dari yang lainnya; masing-masing berdiri  sendiri.  Antara  keduanya  tentu saja dapat  saling hubungan  dengan  erat seperti kita saksikan  dalam  kehidupan  dan

penghidupan manusia sehari-hari. Sehagairnana  pula terlihat dalam  huhungan  erat antara

suami  dan  istri,  yang dapat melahirkan  putra, namun  suami  bukan merupakan  bagian  dari si istri, demikian pula sebaliknya.

 

Atas dasar pandangan  di atas.  naka agama  Islam sebagai  agarna  samawi bukan merupakan bagian  dari kebudayaan (lslam), demikian  pula sebaliknya  kebudayaan Islam bukan merupakan  bagian dari agama  Islam.  Masing-masing  berdiri  sendiri,  namun  terdapat kaitan  erat antara  keduanya. Menurut  Faisal  Ismail, hubungan  erat  itu adalah  bahwa Islam merupakan dasar,  asas pengendali,  pemberi arah, dan sekaligus  merupakan  sumber nilai-nilai budaya  daiam pengembangan  cian perkembangan  cultural. Agama  (lslam) lah yang  menjadi pengawal,  pembimbing, dan pelestari seluruh rangsangan  dan  gerak budaya,  sehingga  ia menjadi  kebudayaan yang bercorak  dan  beridentitas  Islam.

 

Lebih jauh Faisai  menjelaskan bahwa  walaupun  memiiiki keterkaitan,  Islam  dan kebudayaan  merupakan dua entitas yang berbeda,  sehingga keduanya bisa dilihat  dengan jelas  dan tegas. Shalat misalnya  adalah unsur (ajaran)  agama.  selain  berfungsi  untuk melestarikan hubungan  manusia  dengan  Tuhan,  juga dapat  melestarikan hubungan  manusia dengan  manusia  juga menjadi pendorong  dan penggerak  bagi  terciptanya kebudayaan.  Untuk tempat sholat orang  membangun  masjid dengan gaya  arsitekrur  yang  megah  dan indah, membuat sajadah  alas untuk bersujud  dengan  berbagai disain, membuat  tutup kepala pakaian, dan  lain-lain. Itulah yang termasuk  aspek  kebudayaan.

 

Proses interaksi Islam dengan budaya dapat terjadi dalam  dua kemungkinan.  Pertama adalah  Islam mewarnai, mengubah,  mengolah,  dan memperbaharui  budaya.  Kedua,  justru Islam yang diwarnai  oleh  kebudayaan.  Masalahnya adalah tergantung  dari kekuatan  dari dua entitas  kebudayaan  atau entitas  keislaman.  Jika entitas  kebudayaan  yang kuat  maka akan muncul muatan-muatan  local  dalam  agama, seperti  Islam Jawa. Sebaliknya, jika entitas  Islam yang kuat  mempengaruhi  budaya maka akan  muncul kebudayaan Islam.

 

Agama sebagai  budaya,  juga dapat  diihat  sebagai  mekanisme  control- karena  agama adalah pranata social dan gejala social, yang  berlungsi  sebagai  kontrol,  terhadap institus-institus yang ada.

 

Dalam  kebudayaan  dan peradaban  dikenal umat Islam  berpegang pada kaidah:  Al-Muhafadhatu  ala al-qadim  al-shalih  wa al-akhdzu bial jaded  alashlah  artinya :  memelihara pada produk budaya lama yang baik dan mengambil  produk budaya baru  yang lebih baik.

 

Oleh  karena itu, dapat di simpulkan  bahwa hasil pemikiran manusia  yang  berupa interprestasi  terhadap  teks suci itu disebut kebudayaan. maka sisitem  pertahanan  Islam.

system keuangan  Islamn,  dan sebagainya vang  timbul  sebagai  hasil pemikiran  manusia  adalah kebudayaan pula. Kalaupun ada  perbedaannya dengan  kebudayaan  biasa  maka perbedaan  itu terletak  pada keadaan  institusi-institusi kemasyarakatan dalam  Islam, yang  disusun  atas dasar prinsip-prinsip yang tersebut  dalam  al-Qur’an.

 

3.  Sebagai  interaksi  social,

yaitu realitas  umat Islam. Bila  islam  dilihat dari tiga sisi, maka  ruang lingkup studi islam

dapat dibatasi pada tiga  sisi tersebut. OIeh  karena sisi  doctrin merupakan suatu keyakinan

atas kebenaran teks wahyu,  maka hal ini tidak memerlukan  penelitian didalamnya.

 

Melalui  pendekatan  antropologi hubungan  agama dengan berbagai  masalah  kehidupan nanusia dan  dengan itu pula agama  terlihat  akrab dan fungsional dan berbagai  fenomena

kehidupan  manusia Islam sebagai sasaran  studi sociai  ini dimaksudkan sebagai studi  tentang Islam  sebagai gejala social. hal ini menyangkut  keadaan masyarakat penganut  agama  lengkap  dengan struktur,  lapisan  serta berbagai gejala social  lainnya yang saling  berkaitan.

 

Dengan  demikian  yang menjadi  obyek dalam  kaitan dengan Islam  sebagai sasaran  studi

social adalah  Islam  yang telah menggejala  atau  yang sudah menjadi  fenomena  Islam.  Yang menjadi fenomena  adalah  lslam  yang sudah  menjadi  dasar dari sebuah  perilaku  dari para pemeluknya.

 

M. Atho Mudzhar, menulis  dalam bukunya pendekatan  Studi Islam  dalam Teori dan Praktek  bahwa ada lima bentuk  gejala  agarna yang perlu  diperhatikan  dalam  mempelajari atau menstudi  suatu  agama.  Pertama scripture  atau  naskah-naskah  atau sumber pelajaran  dan simbol-simbol  agama.  Kedua  para penganut atau  pemimpin  atau pemuka agama, yaitu yang berkenaan dengan perilaku  dan penghayatan  para penganutnya.  Ketiga ritus-ritus, lembaga-lembaga dan  ibadat-ibadat,  seperti  shalat, haji, puasa,  perkawinan  dan waris.  Keempat, alat-alat,  organisasi-organisasi keagamaan  tempat  penganut  agama berkumpul,  seperti NU dan  lain-lain.

 

Masih  menurut M. Atho Mudzhar, agama  sebagai  gejala  social, pada dasarnya  bertumpu

pada konsep  sosiologi agama.  Sosiologi  agama  mempelajari  hubungan timbal balik antara agama  dan masyarakat. Masyarakat  mempengaruhi  agama,  dan agama mempengaruhi masyarakat.  Tetapi  menurutnya, sosiologi  sekarang ini mempelajari  bukan  masalah  timbal balik itu, melainkan  lebih kepada pengaruh agama  terhadap  tingkah  laku masyarakat.

 

Bagaimana  agama sebagai  system  nilai mempengaruhi  masyarakat. Meskipun  kecenderungan sosiologi  agama Beliau memberi  contoh  teologi  yang dibangun oleh  orang-orang  syi'ah, orang-orang  khawarij,  orang-orang  ahli al-Sunnah  wa al-jannah  dan

lain-lain. Teologi-teologi  yang  dibangun  oleh  para  penganut  masing-rnasing  itu tidak lepas dari pengaruh pergeseran  perkembangan masyalakat  terhadap  agama.

 

Persoalan  berikutnya adalah bagaimana  kita melihat  masalah  Islam  sebagai  sasaran  studi social.  Dalam menjawab persoalan ini tentu  kita berangkat dari penggunaan  ilmu yang  dekat dengan  ilmu kealaman,  karena sesungguhnya peristiwa-peristiwa yang terjadi mengalami keterulangan yang  hampir sama  atau dekat , dengan  ilmu kealaman, oleh  karena itu dapat  diuji.

jadi dengan  demikian  metodologi  studi Islam dengan mengadakan penelitian  social. Penelitian social berada  diantara  ilmu budaya  mencoba  memahami gejala-gejala yang tidak berulang tetapi  dengan  cara memahami  keterulangan.

 

sedangkan  ilmu kealaman  itu sendiri paradigmanya positivism.  paragdima  positivittivism dalam ilmu ini adalah sesuatu itu baru dianggap sebagai ilmu kalau dapat diamati ( observasi  ),  dapat diukur ( measurable ), dan dapat dibuktikan ( variable ), sedangian ilmu budaya hanya dapat diamati. Kadang-kadang tidak dapat diukur atau diverifikasi, sedangkan ilmu sosial yang dianggap dekat dengan ilmu kealaman berarti juga dapat diamati, diukur dan diverifikasi.

 

Hanya saja sekarang ini juga  berkembang  penelitian  kualitatif  yang tidak menggunakan paragdima  positivisme  Ini berarti ilmu  social itu dianggap  tidak dekat  kepada  ilmu kealaman. Jika halnya  demikian, maka berarti dekat kepada  ilmu budaya ini berarti sifatnya  unik.

 

Lima  hal sebagai  gejala agama yang  telah disebut di atas kemudian  dapat  dijadikan obyek  dari kajian  Islam  dengan  menggunakan  pendekatan  ilmu social  sebagaimana  juga telah diungkap diatas. Masalahnya  tokoh  agama Islam, penganut  agama Islam,  interaksi  antar umat beragama, dan lain-lain dapat  diangkat  menjadi  sasaran studi  Islam.

 


 

BAB II

ISLAM  DAN KEMANUSIAAN

 

l. KEDUDUKAN  MANUSIA

 

Basyar yang dalam alquran  disebut  sebanyak  27 kali, memberikan  referensi  pada manusia sebagai  mahluk  biologis. adapun  acuan pendapat ini adalah surat  ali imron[3]:47  ;a1-khaf i[1 8]: al-Khafi [ 18] : 110:Fushilat [ 41 ] :6 ; Al-Furqon [ 25 ] : 7 dan yusuf [12] : 31 Konsep bashar  selalu  dihubungkan  dengan  sifar-sifat bioiogis  manusia. dari  segi iniiah, kita Dapat percaya kepada 'abd  al-jalil 'isa  yang cenderung bahwa Nabi  Muhammad  SAW melakukan  ijtihad sebagaimana  sahabat  melakukuannya. kecenderungan  itu ia tuliskan  dalam bukunya ijtihad  al-rasul  shalla allah'alih  wa al-sallam. Adapun kata insan, yang dalam alquran disebut  sebanyak  65 kali.dapat dikelompokan  ke

dalam tiga kategori :

1.        Insan  di hubungkan  dengan  konsep manusia sebagai khalifah  atau  pemikul  amanah.

2.        Insan  dihubungkan  dengan  presdiposisi  negatif manusia

3.        insan di hubungkan  dengan  proses  penciptaan  manusia

Pada kategori pertama.manusia  di gambarkan  sebagai  mahluk  istimewa yang berbeda

dengan  hewan.oleh  karena itu, dalam alquran  dikatakan  bahwa insan adalah  mahluk yang di beri ilmu. mahluk  yang diberi kemampuan  untuk  mengembangkan  ilmu dan  daya  alamya.

 

Selanjutnya  manusia dikatakan  sebagai  mahluk yang memikul  amanah (q.s.  al-ahzab [ 33l ]: 72. karena  manusia adalah mahluk  yang menaggung  amanah,maka  insan dalam  alquran dihubungkan dengan  konsep  tanggung  jawab.

 

Dalam  kategori yang  kedua, insan  dihubungkan  dengan  predisposisi  negatif, menurut Al- qur’an  manusia  cendentng zalim dan  kafir, tergesa-gesa, bakhil, bodoh,  banyak membantah dan mendebat, gelisah  dan  enggan  membantu, ditakdirkan untuk  bersusah payah dan menderita, tidak  berterima  kasih, berbuat  dosa  .dan  meragukan hari kiamat. apabila  di hubungkan  dengan  kategori pertama-sebagai  makhluk spiritual, insan menjadi mahluk paradoksal yang berjuang  mengatasi konflik dua  kekuatan  vang saling  bertentangan: kekuatan fitra (memikul  amanah  Allah) dan kekuatan mengikuti predisposisi  negatif. kategori yang ketiga  adalah  insan yang  di hubungkan  dengan  penciptaannya. sebagai  insan, manusia  di ciptakan  dari tanah liat.saripati tanah-dan tanah. konsep  kunci  yang ketiga  adalah  al-anas  yang mengacu  pada  manusia sebagai Makhluk  sosial. ia  disebut  sebanyak 240 kali. Kesimpulan  dari uraian di atas  adaiah  bahwa  manusia dalam  artian  basyar  berkaitan dengan  unsur material. sedangkan  manusia dalam  artian  insan dan  nas.

 

2. Tugas  Manusia

Dengan  mengacu kepada AI-Qur'an,  kita dapat  mengatakan  bahwa  tugas manusia adalah  beribadah kepada Tuhan dalam  artian umum, bukan hanya ibadah dalam  artian khusus atau  amahdalah dalam  surat al-Dzariyat (51) ayat 56. Allah berfirman, Dan  Aku tidak menciptakan jin dan manusia  supaya mereka menyembah-Ku.

 

Adapun tugas  ibadah dalam pengertian  khusus adalah  menyembah  Allah  dengan  cara-cara yang  secara teknis telah diatur  dalam  sunnah.  Ketentuan-ketentuan  yang bersifat  teknis itu diatur  dalam kitab-kitab  fiqih yang pada  dasarnya  termasuk  budaya  karena merupakan produk ijtihad' sedangkan  yang dimaksud  tugas ibadah  daram  pengertian  umum adalah adanya  keyakinan  bahwa  seluruh  perbuatan kita yang bersifat  hoizontal semata-mata diperuntukan  bagi AIIah.

 

Dalam Islam' tidak ada  pemisahan antara ibadah yang bersifat  vertikal dan ibadah yang  bersifat  horizonta.l sebagai  kegiatan  ibadah  yang  bersifat vertikal, shalat misalnya dilakukan untuk  mengingat  (dzikir) Allah.  Dan secara  hoizontal, shalat  berfungsi  sebagai pencegah  dari perbuatan  dosa,  fahsya dan munkar.  Dengan demikian,  fungsi  ibadah shalat tidak  hanya  sekedar vertikal  yaitu menyembah  dan mengingat  AIIah,  tetapi juga secara horizontal  yaitu mencegah  perbuatan maksiat.

 

 

 

 

3. Manusia  Sebagai  Khalifah

Tidak ada konsep  kitab suci tentang manusia  yang lebih yang lebih terkenal kecuali ajaran tentang  ke khalifahan manusia. Dalam AI-Qur,an  surat Al-Baqarah  (2)  ayat 30-disebutkan  bahwa manusia  adalah khaiifah  (Wakil, pengganti, atau  duta)  tuhan dibumi Setelah  rnenjelaskan  drama  kosmis  dengan  merujuk  pada  tiga  peristiwa  reaksi para malaikat  atas kehendak  tuhan untuk  menjadikan  manusia  sebagai peristiwa pengusiran  nabi Adam as. Dan hawa karena  keduanva  tidak  taat atas perintah tuhan untuk menjauhi sebuah pohon, dan di maafkannya Adam dan Hawa yang telah terusir dari surga.

 

Nurcholis Majid  (199s:  17-18), dalam Mimbar  studi Jurnal llmu  Agama Islam nomor

l/XXII, 1998,  melakukan  interpretasi  sebagai  berikut

1.        Kisah  itu menunjukan  martabat manusia yang sangat  tinggi, yaitu sebagai  khalifah atau  wakil Tuhan di bumi.

2.        Martabat ltu bersangkutan  dengan  konsep  bahwa  alam dengan segala isinya disediakan untuk manusia bahwa alam menjadi bidang garapan  dan tempat pelaksanaan  tugasnya.

3.        Martabat  itu juga berkaitan  dengan  nilai kemanusiaan universal.

4.        Untuk  menjalankan  tugasnya  sebagai khalifah  Allah  di bumi, manusia  dilengkapi dengan  ilmu pengetahuan.

5.        Kelengkapan  martabat manusia adalah kebebasan  yang mengenal batas.

6.        Pelanggaran  terhadap  batas  membuat  manusia  jatuh,  tidak  terhormat. 

7.        Dorongan untuk melanggar  batas ialah  nafsu  serakah, yaitu perasaan  yang tidak pernah  puas  dengan  anugrah  Tuhan.

8.        Karena kelengkapan  ilmu saja tidak menjamin  manusia  terhind  ar da; kejatuhan, maka manusia memerlukan  petunjuk Allah.

9.        Dengan mengikuti  petunjuk  Allah, manusia dapatmemperolch  kembali  kebahagian surgawinya  yang telah hilang.

 

Kekhalifahan  manusia di  bumi rnemiliki  implikasi prinsipil yang luas. Karena kedudukannya sebagai wakil Tuhan dibumi manusia  akan dimintai pertanggungjawabarurya dihadapan yang mewakilkannya tetang  tugas suci yang diembannya.  (Nurcholis  Madjid.  1992: 302)

Karena  adanya pertanggung  jawaban. manusia dalam hidupnya senantiasa  bejuang dengan  meningkatkan  kualitas  dan  kuantitas  amal solehnya. Dengan  demikian, makna kekhalifahan rrranusia  dibumi adalah bahwa manusia  adalah "duta" Tuhan di bumi  dan akan dimintai pertanggungjawaban  atas tugasnya  sebagai

"duta" tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENDEKATAN-PENDEKATAN

 

Soris adalah  suatu  ilmu yang di dalamnya  dibahas berbagai  peristiwa  dengan  memperhatikan unsur tempat  waktu obyek, latar  belakang, dan  prilaku , dan peristiwa tersebut, “Menurut ilmu ini,  segala peristiwa  dapat  dilacak dengan melihat  kapan  peristiwa  itu terjadi, di mana, apa sebabnya  siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut. pendekatan  kesejarahan ini amat dibutuhkan  dalam memahami  agama,  karena  agama  itu sendiri turun  dalam  situasi yang konkrit bahkan  berkaitan  dengan  sosiai  kemasyarakatan.

 

Melalui pendekatan  ini seseorang  diajak untuk memasuki  keadaan  yang  sebenarnya berkenaan  dengan  penerapan  suatu peristiwa.  Dari sini, maka seseorang  tidak  akan memahami agama  keluar  dari konteks  historisnya, karena pemahaman demikian  itu akan menyesatkan  orang-orang  yang memahaminya.  seseorang  yang  ingin memahami  alqur’ans ecara  benar  misalnya, yang bersangkutan hurus  Mempelajari sejarah  turunnya  al-qur’an  atau sejarah-sejarah  yang mengiringi  turunnya  alqur’an yang selanjutnya disebut sebagai  ilmu asbabul  nuzul yang  pada  intinya berisi  sejarah  turunnya alquran. dengan  ilrnu  Asbabul nuzul ini seseoarang akan dapat mengetahui  hikmah yang terkandung  dalam  suatu ayat yang berkenaan  dengan  hukum tertentu  dan ditujukan  untuk memelihara  syariat  dari kekeliruan memahaminya.

 

A. PENDEKATAN  KEBUDAYAAN

 

Dalam  kamus umum  Bahasa  Indonesia- kebudayaan di artikan sebagai  hasil  kegiatan dan pencintaan bathin (akal  budi) manusia seperti kepercayaan,  kesenian, adat istiadat,  dan  berarti pula  kegiatan  (usaha)  batin (akal  dan sebagainya  untuk  menciptakan  sesuatu   termasuk  hasil kebudayaan Dengan  demikian, kebudayaan adalah hasil  daya  cipta  manusia dengan menggunakan dan  mengerahkan  segenap  potensi  bathin  yang dimilikinya.

 

Kebuadayaan  yang demikian  selanjutnya  dapat dipergunakan  untuk memahami  agama  yang terdapat  pada tataran  empiris atau agama yang tampil  dalam  bentuk formal yang menggejala di msayarakat'  Pengalam agama yang ada di masyaratat tersebut diproses oleh penganutnya dari sumber agama  yaitu  Wahyu melalui penalaran. Kita misalnya membaca  kitab  fiqih, maka  fiqih yang merupakan pelaksana  dari nash al-qur’an  maupun  hadits  sudah  melibatkan unsur  penalaran  dan  kemampuan  unsur manusia.  Denqan  demikian. Agama menjadi kebudayaan  atau  membumi di tengah_tengah  masyarakat.

 

B. PENDEKATAN  PSIKOLOGI

 

Psikologi atau  ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari  jiwa seseorang melalui  gejala Perilaku yang dapat  diamatinya. Menurut Zakiyah Darajat perilaku  Seseong  yang tampak Dalam  ajaran agama banyak  kita jumpai  istilah-istilah yang menggambarkan sikap batin seseorang. Misalnya sikap beriman  dan  bertaqwa Kepada Allah SWT. Sebagai Orang soleh  orang yang  berbuat baik, orang yang shadiq (jujur) Kejiwaan yang  berkaitan  dengan  agama.

 

Dalam  ilmu jiwa ini seseorang  selain akan  mengetahui  tingkat keagamaan  yang dihayati-dipahami  dan  diamalkan seseorang iuga  dapat digunakan  sebagai  alat untuk memasuk kan agama  kedalam  jiwa seseorang  sesuai  dengan  tingkatan  usianya.  Dengan ilmu ini agama  akan menemukan  cara yang tepat dan  cocok  untuk menanamkannya.

 

Dari uraian tersebut kita  melihat temyata  agama  dapat  dipahami  melalui  berbagai  pendekatan. Dengan   pendekatan  iiu semua orang  akan  sampai  pada  agama.  Seseorang teolog, sosiolog, antropolog' sejarawan, ahri  ilmu jiwa dan  kebudayaan akan sampai pada pemahaman  agama yang benar.  Di sini  kit melihat bahwa agama  bukan hanya monopoli kalangan  teolog dan normative belaka, melainkan agama  dapat  dipahami semua dan  kesangsupan vang  dimilikinya. Dari keadaan  demikian seseorang akan memeiliki kepuasan  dari  agama  karena seluruh  persoalan hidupnya  mendapat bimbingan dari agama.

 

 


BAB IV

PENGERTIAN  DAN  SUMBER  AJARAN  ISLAM

 

Sebagai agama terakhir, islam diketahui memiliki  karakteristik  yang khas  dibandingkan dengan  agama - agam yang datang  sebelumnya- untuk  itu uraian di bawah ini diarahkan untuk mendapatkan hasil pemahaman  tentang Islam  yang demikian  itu.

 

A. Pengertian  Agama  Islam

Ada dua  sisi yang kita gunakan untuk memahami  pengertian  agama  islam,  yaitu  sisi kebahasaan  dan sisi peristiiahan. Dari segi  kebahasaan  Islam berasal dari  bahasa  Arab, yaitu  dari kata salim,  yang mengandung  arti selamat,  sentosa, dan damai.  Dari kata salima selanjutnya  diubah  menjadi bentuk  aslama  yang  berarti  berserah  diri masuk dalam  kedamaian[1].

 

Senada  dengan pendapat  diatas,  sumber  lain mengatakan bahrva  islam berasal dari bahasa Arab' terambil  dari kata salima yang berarti selamat  sentosa. Dari kata itu dibentuk  kata aslama  yang  artinya  mernelihara  dalam  keadaan  selamat  sentosa dan berarti  pula menyerahkan  diri,  tunduk,  patuh, dan taat. Kata aslama  itulah  kata yang menjadi kata Islam yang mengandung  arti segara  arti yang terkandung  dalam  arti pokoknya.[2]

Dari pengertian  kebahasan  ini. kata Islam dekat dengan  arti kata agama yang  berarti menguasai, menundukkan,  patuh,  hutang, balasan,  dan kebiasaan[3],  snada dengan itu Nurcholis  Madjid  berpendapat  bahwa  sikap pasrah  kepada  tuhan merupakan  hakikat dari pengertian  Islam'  Karena  cara -vang  demikian  menjadikan Islam tidak otentik,  karena kehilangan dimensinya yang paling mendasar  dan mendalam,  yaitu  kemurnian dan keiklasan.[4]

Menurut maulana Muhammad Ali dapat dipahami dari finnan Ailah  yang terdapat   pada  ayat 202 suratAl-Baqarah  yang artinya Hai orang-orang  beriman, masukleh  kamu kedalam  Islam  secara  keseruruhannya, dan janganlah kamu turuti langkah langkah  syaitan, sesungguhnya  syaitan itu musuh yang nyata  bagimu.

Dari uraian diatas' kita sampai  pada suatu  kesimpulan  bahwa kata Islam dari  segi kebahasaan  mengandung  arti patuh.  tunduk, taat,  dan  berserah  diri kepada Tuhan dalam upaya  mencari  keselamatan  dan kebahagiaan  hidup. baik di dunia maupun  di akhirat. Dengan demikian'  secara antropologis  perkataan Islam sudah menggambarkan kodrat manusia sebagai  makluk  yang tunduk dan patuh  kepada  Tuhan.

 

Harun Nasution misalnya  mengatakan bahwa Islam menurut  istilah  (Islam sebagai  agama), adalah  agama yang  ajaran-ajarannya diwahyukan  Tuhan kepada  masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad  SAW. sebagai  Rasul. Islam pada hakikamya  membawa  ajaran-ajaran  yang bukan hanya  mengenal  satu segi,  tetapi  mengenali  berbagai segi dari kehidupan  manusia.

 

Sementara  itu Maulana  Muhammad Ali  mengatakan  bahwa Islam adalah  agama perdamaian; dan dua  ajaran pokonya,  yaitu keesaan  Allah dan kessatuan atau persaudaraan  umat  manusia menjadi bukti nyata, bahwa agama  islam  selaras benar  dengan  namanya. Di kalangan  masyarakat Barat.  Islam sering diidentikkan  dengan  istilah  muhommadonism dan Muhammedan,  Peristilagan  ini karena dinisbahkan pada umumnya  agama  di luar Islam yang namanya disandarkan  pada nama  pendirinva.

 

Berdasarkan pada keterangan tersebut, maka kata Islam  menurut  istilah  adalah  mengacu

kepada  agama  yang  bersumber pada Wahy,  yang datang dari Allah  SWT., bukan berasal  dari manusia  dan  bukan pula berasal  dari Nabi Muhammad SAW.

 

Dengan demikian,  secara istilah Islam adalah  nama  dari suatu  agama yang berasal  dari Allah  SWT. selanjutnya  dilihat dari segi  misi ajarannya, Islam adalah  agama  sepanjang sejarah  manusia. Agama  dari seluruh Nabi  dan  Rasul yang pernah  diutus oleh Allah  SWT.

 

 

 

 

 

 

B. SUMBER  AJARAN  ISLAM

 

Di kalangan  masyarakat  Ulama  terdapat kesepakatan  bahwa sumber ajaran Islam yang utama adalah  Alquran  dan  Al-Sunnah.

 

1. Alquran

Di kalangan para ulama  dijumpai  adanya  perbedaan  pendapat  di sekitar pengertian Alquran  baik segi  bahasa  maupun  istilah.  Adapun  pengertian  Alquran  dari segi istilah dapat  dikemukakan berbagai pendapat berikut  ini:

·         Manna'AJ-Qaththan

Secara ringkas menguntip pendapat para ulama pada umumnya yang menyatakan bahwa Alquran  adalah firman Allah  yang diturunkan kepada Nabi  Muhammad Saw., dan dinilai ibadah bagi yang membacanya.

·         Al-Zargani

Menurutnya  Alquran  adalah lafal yang diturunkan kepada  Nabi  Muhammad SAW mulai  dari  surat  Al-Fatihah,  sampai  dengan  akhir  surat An-Nas.

 

Diantara  ayat-ayat Al-Qur'an  yang menyatakan  bahwa  para Nabi selain Nabi  Nauahammad SAW.  membawa misi islam  adalah: Dan  dia tidak  menjadikan  untuk kamu  dalam agama  suatu kesempitan  Ikutilah agama orang  tuamu  lbrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orangorang  muslim  dari dahulu.  (QS al-hajj,22:78),  Nabi Ibrahim  telah berwasiat  kepadaanak-anaknya- demikian  Nabi Ya'kub.  Ibrahim  berkata:  Sesungguhnya  Allah telah memilih asama  Islam ini sebagai  agamamu. Sebab itu janganlah kamu  mati melainkan  dalam memeluk  agama lslam.  (QS Al-Baqarah,  2;132).

eManna'  Al-Qaththan,  Mababitsfi '[/lum al-Qur'an,  (Mesir:  Mensyurat al-.Asyar  al-Hadis,t.t..). hlm. 21.

 

 

 

 

 

2. Al-Sunnah

Menurut  bahasa  Al sunnah  artinya  jalan hidup  yang  dibiasakan  terkadang  daiam  jalan tersebut  ada yang  baik dan  ada  pula yang buruk. Pengertian  Al-Sunnah  seperti ini sejalan  dengan  makna  Hadis Nabi yang artinya Barang siapa yang membuat sunnah (kebiasaan) yang terpuji, maka  pahala  bagi  yang membuat  sunnah  itu dan pahala bagi orang yang mengerjakannya  dan barang  siapa  yang membuat sunah yang buruk, dosa bagi  yang membuat  sunnah  yang buruk itu  dan   dosa bagi  orang yang mengerjakannya-" selain  kata Al – Sunnah pengertiamya  sebagaimana  disebutkan  di atas, kita juga menjumpai kata Al-Hadis, at-Khabar dan Al-Atshar. Oleh sebagian ulama tersebut kata  tersebut disamakanya dengan  Ar-Sunnah.

 

Sementara  itu Jumburul ulama atau  kebanyakan  para  urama  ahli Hadis mengartikan  Al-Sunnah-  Al-Hadis-  Al-K-habar dan  AL-atsar sama saja, yaitu  segala sesuatu yang  disandarkan kepada  nabi Muhammad SAW.  Baik dalam  bentuk  uoapan perbuatan maupun ketetapan.  Sementar-  itu Ulama  Usbul mengartikan bahwa AI-Sunnah adalah sesuatu yang  berasar dari  Nabi Muhanmud dalam  bentuk  ucapan, perbuatan, dan  persetujuan  beliau yang berkaitan  dengan  hukum. Sementara  itu, Ulama  Fiqih mengartikan  Al-Sunnah sebagai  salah  sltu dari bentuk  hukum  syara,yang apabila  dikerjakan mendapat  pahala  dan apabila  ditinggalkan  tidak disiksa.


 

BAB  V

KAREKTERISTIK AGAMA ISLAM

 

Setiap agama mempunyai karekteristik ajaran yang membedakan dari agama-agama lain. Agama yang didakwahkan  secara  sungguh-sungguh  diharapkan dapat  menyelematkan dunia  vans  terpecah-pecah  dalam  berbagai  bagian-bagia.n Perpecahan  saling  mengintai dan berbagai krisis  yang belum diketahui  bagaimana cara  mengatasinya. Tidak mudah membahas karakteristik ajaran  islam. karena ruang lingkupnya  sangat  luas, mencakup  berbagai aspek  kehidupan  umat  islam. Untuk mengkaji  secara rinci semua karakteristik ajaran isiam perlu do telusuri, mulai  dan risalah  Allah  terakhir dan menjadi agama  yang diridhoi Allah, untuk dunia dan seluruh  umat manusia  sampai  datangnya  hari kiamat.

 

Karakteristik  yang dimiliki islam,  yakni karakteristik iimu dan kebudayaan,  pendidikan, sosial, ekonomi,  kesehatan,  politik, pekerjaan,  dan disiplin  ilmu.  Karakteristik  ajaran islam adalah  suatu  karakter yang  harus  dimiliki  oleh umat muslim dengan  bersandarkan  Al-Qur'an  dan Hadist dalam  berbagai bidang ilmu,kebudayaan,  pendidikan. sosial,  ekonomi, kesehatan,  politik, pekerjaan,  disiplin  ilmu, dan  berbagai macam  ilmu khusus.  Karakteristik ini banyak terdapat  di dalam  sumber-sumber  ajaran Al-Quran  dan Al-Hadits. Kedua  sumber ini telah menjadi  pedoman  hidup bagi setiap  umat  Islam.  Aspek-aspek  sumber kehidupan ini diberi karakter  tersendiri dalam berbagai ilmu pengetahuan,  ekonomi, social,  politik, pekerjaan,  kesehatan,  dan  disiplin  ilmu untuk  sepanjang  masa.

Istilah karakteristik  ajaran  islam  terdiri dari dua kata:  karakteristik  dan ajaran  islam.  Kata karakteristik dalam  kamus  bahasa Indonesia diartikan  sesuatu  yang mempunyai  karakter atau  sifat yang khas. Islam dapat  diartikan agama yang diajarkan  nabi Muhammad  SAW yang  berpedoman  pada kitab  suci al qur'an  dan  diturunkan  di dunia  ini melalui  wahyu allah SWT. Berarti karakteristik  ajaran  islam dapat  diartikan sebagai ciri yang khas  atau  khusus yang mempelajari  tentang  berbagai ilmu pengetahuan  dan kehidupan manusia dalam berbagai  bidang agama, muamalah  (kemanusiaan)-  yang  didalamnya  temasuk  ekonomi, social, politik, pendidikan, kesehatan,  pekerjaan, iingkungan. dan  disiplin ilmu.

 

karakteristik ajaran islam terdiri  dari berbagai bidang  disiplin  ilmu. Bidang-bidang tersebut  adalah sebagai  berikut:

1.        bidang  ilmu dan kebudayaan

 

kebudayaan  adalah penjelmaan  (manifestasi)  akal dan  rasa  manusia  Ini berarti rnanusialah yang menciptakan  kebudayaan.  Kebudayaan  islam  berarti  menyaring kebudayaan yang tidak melenceng  dari, ajaran islam  agar  tetap berjalan  antara kebudayaan  dengan ajaran agama maka harus  pula  dipelajari  tentang pengertian  kebudayaan  dan  islam  itu sendiri. Menurut bahasa,  kata kebudayaan  berasal  dari bahasa  sangsekerta  yaitu budh, yang berarti akal kemudian  dai, kata budh  itu berubah  menjadi  kata budhi dan jamaknya  budaya.  Dalam bahasa  arab  kata kebudayaan  itu disebut  ats-tsaqafah  dalam baha-sa inggris kebudayaan  ini disebut culture.

 

 

 

 

 




 

BAB VI

PERTUMBUHAN  DAN POSISI ISLAM  DIDUNIA

 

Pendidikan  islam  pada zaman awal dilaksanakan  di mesjid-mesjid Mahmud Yunus. menielaskan  bahwa pusat-pusat studi islam klasi adalah Mekah  dan Madinah (Htjaz), Barsah Dan  Kufah  (Irak), Damaskus  dan  palestina  (Sy'am),  dan  Fistat  (Mesir)"

 

Pada zaman  kejayaan islam,  studi islam  dipusatkan  di ibu kota negara  yaitu, Bagdad. Dinasti  Bani  Abbas pada zaman  al-Makmun  (813-833), putra  Harun al-Rasyid, didirokan Bait al-Hikmah,  yang  dipelopori  oleh khalifah  sebagai  pusat pengembangan  ilmu pengetahuan dengan  wajah ganda: sebagai  perpustakaan serta sebagai  lembaga  pendidikan (sekolah).

 

Dari  dinasati  Umayah di Spanyol, di timur  islam, Bagdad, juga  didirifln  Uuar*ul, Nizhamiah  yang didirikan  oleh Perdana Menteri Nizam  al-Muluk,  dan di Kairo  Mesir didirikan universitas  a;-Azhar  yang didirikan oleh  dinasti Fatrniah  dari kalangan  Syiah.

 

PUSAT STUDI ISLAM ZAMAN KEJAYAAN ISLAM KLASIK

NO

Kota

Lembaga

Pendiri

1

Bagdad

1.      Bait Al-Hikmah

2.      Madrasah Nizhamiah

Al-Amin ( Bani Abbas )

Nizham Al-Muluk

2

Mesir

Universitas Al-Azhar

Fatimiah

3

Spanyol

Universitas

Abd Al-Rahman III (Umayah)

 

 

dalam  satu fakultas  yang  disebut Kuriyat jahilyat  (fakultas agama). Damaksus  (Siria), studi  islam  ditampung  dalam Kuriya ar_syari,ah (fakultas di dalamnya  terdapat program studi  ushuruddin,tasawuf,  dan  sejenisnya.

 

Di Indonesia  studi islam (pendidikan  islam  tinggi) dilaksanakan  di 14 Institut  Agama Islam  Negeri  (IAIN),  dan di 39 sekorah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN). Ada juga perguruan  tinggi swasta  yang secara khusus menyelenggarakan  pendidikan  tinggi islam, dan perguruan  tinggi  yang menyelenggarakan  pendidikan  islam  tinggi  sebagai salah satu bagian studinya seperti fakultas agama  islam  di  universitas Muhammadiyah  Jakarta dan Universitas Islam  Bandung  (LINISBA) studi islam  dibagi  dua: islam sebagai  doktrin  dikaji di fakultas  Ushuluddin  yang mempunyai  dua  jurusan: yaitu jurusan Mazhab Ahli  Sunnah  dan Mazhab Syiah.  Sedangkan islam dari aspek  sejarah  dikaji di fakultas  Humaniora dalam  jurusan Islamic  studies.

 

Di chicago, kajian  islam  diselenggarakan di chicago University. secara  organisatoris, studi islam  berada  dibawah  Pusat  Studi Timur Tengah dan  Jurusan Bahasa,dan  Kebudayaan Timur  Dekat. Di Amerika'  studi-studi  islam  pada  umumnya  mengutamakan  studi sejarah  islam, bahasa-bahasa islam, selain  bahasa arab, sastra  dan  ilmu-ilmu  sosial. Di ucla,  studi  islam  dibagi menjadi  empat  komponen:  pertama-  doktrin  dan sejarah islam,  kedua, bahasa arab, ketiga, bahasa Islam non-Arab. seperti  urdu, Turki dan persia. Dan keempat,  ilmu-ilmu sosial, sejarah  dan sosiologi.

 

Di London,  studi  islam digabungkan  daram  School of oriental and African  Studies  (Fakultas  Studi Ketimuran  dan Afrika) yang  memiliki  berbagai  jurusan Bahasa  dan kebudayaan Asia dan Afika (M. Atho Mudzar,  1998:24_9).

Peranan  Islam didunia  saat ini, pertama,  islam sebagai  agama,  peranan agama islam alam kehidupan dan diajarkan  keseluruh dunia, Kedua, islam dan agama lain, sumbangan islam  terhadap kemanusiaan masa kini. Pendekatan studi kawasan yang  dipilih yakni di bagian Afrika Tengah,  Asia  Timur dan cina. wilayah itu dipilh  untuk mewakili dua  benua  yakni  benua  Afrika' dan benua  Asia.

 

A   ISLAM DI AFRIKA TIMUR,  ASIA T`ENGGARA DAN CINA

 

1. ISLAM  DI AFRIKA  TIMUR

Ira M. Lapius(1993:524), profesor bidang sejarah di Universitas California, secara implisit,  menjelaskan  bahwa yang  dimaksud Afrika Timur pada  abad ke-10  sampai abad  ke-19 mencangkup Sudan, Ethiopia, dan Somalia. Dalam sejarahnya Sudan Timur (negara Sudan Modern) memisahkan  dari Sudan Tengah.  Sudan Timur berhutang  pada fakta bahwa Islam  menyebar  sampai ke Sudan Timur dan Mesir.  Arab menguasai Mesir pada tahun 641 H.Gelombang Arab pertama yang mendiami Mesir pada abad IX M.Kemudian terjadi

perkawinan  antara Arab pendatang dengan penduduk  pribumi.  Penetrasi  Arab abad  IX M. Ini kemudian  diikuti oleh  Mamluk.

 

Pada tahun 1317, Gereja Dongola diubah menjadi mesjid. Sementara itu di Funj terdapat kerajaan  kristen. Pada tahuil 1505 M, rajanya  Amara Dungas, yang mendirikan  kota  Sinar sebagai  ibu kota  kerajaan  Funj dikalahkan oleh  Arab-Muslim.

 

Pada abad ke-18.kerajaan Funj mengalami disintegrasi. Disamping itu. Para sultan juga kehilangan  kekuasaan kontrolnya  terhadap  perdagangan.  Akhinrya,  pada tahun  1820-1821 kerajaan Funj berada  dibawah  Mesir  yang kemudian  Funj diperkenalkan  administrasi negara baru dan tendensi keagamaan  islam , yang baru pula (lra M Lapidus,1993:527).

 

Di Darfur, pada abad ke-16, didirikan kerajaan baru, Keira, yang  merupakan  negara kecil

yang multi etnik. Antara  tahun  1660 dan  1680,  Sulaiman menjadikan  islam sebagai agama kerajaan, membangun  mesjid-mesjid,  dan  menambahkan  prinsip-prinsip syari'ah  dalam legitimasi.  Pada  akhir abad ke-18 -Abd al-Rahman  al-Rasyid menggabungkan  sultan  Darfur  yang kemudian  disebut  al-Fashir.

 

2. Marcopolo, dalam perjalanannya dari Cina  menuju

 

Persia  pada tahun  1292,telah  mengunjungi delapan  kerajaan  dipulau  Sumatera.

Kedatangan lslam ke Asia  Tenggara  terdapat  tiga pendapat :

1.      Pendapat yang menyatakan bahwa islam datang ke asia tenggara dari arab, atau tepatnya hadramaut. Pendapat ini pertama-tama dikemukakan oleh crawfurd (1820), keyzer (1859), Nienmann (1861), de hollander (181) dan vent (1878). Crawfurd menyatakan bahwa islam yang datang ke asia tenggara berasa dari mesir yang bermazhab syafi’i. Disamping itu, veth berpendapat bahwa islam dibawah oleh “orang-orang arab” tanpa menyebut daerah asalnya. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh hamka yang menyatakan bahwa islam datang ke indonesia langsung dari arab, bukan melalui india dan bukan pada abad ke 11 tetapi abad ke 7.

 

2.      Pendapat yang  menyatakan  bahwa  lslam datang  ke Asia Tenggara berasal dari india . pendapat ini pertama kali dikemukakan oleh pijnapel pada tahun 1872. Berdasarkan hasil penelaahannya, ia berkesimpulan bahwa yang membawa islam ke asia tenggara adalah orang-orang arab yang bermazhab syafi’i dari gujarat dan malabar di india.

3.      Pendapat  yang  mengatakan bahwa Islam yang datang ke Asia  Tenggara  berasal dari

Benggali  (kini Bangladesh).  Sanibil mengutip  pendapat Tome  Pirez. Azra

mengungkapkan  bahwa  kebanyakan orang terkemuka  di Pasai  adalah  orang-orang Benggali dan keturunannya.  Pendapat  ini dikemukakan oleh Fatimi.  Namun, pendapat ini dibantah  oleh Drewes yang  mengatakan  bahwa  pendapat  Fatimi hanya perkiraan belaka" karena  mazhab yang  dianut di Benggala adalah mazhab  Hanafi. bukan  mazhab Syaf i seperti yang dianut  oleh Muslim di Nusantara.  Akhimya,  Azyumardi Azra menjelaskanbahwa semua pendapat  tersebut  masih  bersifat  tentatif,  belum  final, sehir{gga  masih terbuka  kesempatan munculnya  penafsiran  baru berdasarkan penelitian  atas sumber-sumber sejarah  yang ada.

 

3.        ISLAM DI CINA

 

Cina memiliki sejarah meliputi  jangka  waktu  lebih  dai 4000 tahun.  Dalam jangka waktu 400 tahun  lebih.  Cina  mempunyai 24 dinasti  dan 2 republik.  yaitu Republik Nasionalis

Cina dan Republik  Rakyat  Cina.  (WD.  Sukisman,I,1992  :1)- Ta'i Tsung  Capat mengusir mereka.  Maka mulai munculah  migrasi  menuju ke barat. mereka  adalah  suku yang  anak cucunya  merupakan  masyarakat  Muslim  yang berbahasa Turki  di Cina berbeda  dengan  orang-orang  Muslim Hui yang  berbahasa Cina dari daerah selatan dan  tengah. (A. Mukti Ah,1996:210).

 

Pada tahun705, Qutaibah bin muslim menuju ke timur dari Khurasan ke Asia Tengah. Sepuluh tahun kemudian, ia berhasil menundukkan Bukahara. Khawarizm, Samarkand,  dan sampai  ke Farganah' daerah  yang  termasuk  Asia Tengah. Pada tahun 750 M. Dinasti Umayah dijatuhkan  oleh Dinasti Bani Abbas. Satu tahun Muslim  berhadapan  dengan  tentara Cina untuk pertama kalinya  di Talas. Selama abad ke-19 terdapat pemberontakan-pemberontakan besar di negeri Cina dan pemberontakan-pemberontakan  di Yunnan (1355-1873) oleh penduduk Muslim yang akhirnya  di tmpas dengan kekejaman  yang luar  biasa  Setelah  revolusi Kebudayaan  (1966), umat islam yang merupakan minoritas sama sekali tidak menampakkan diri.

 

1. Islam di Amerika  Serikat

Muslim Amerika Serikat, Ahmad Winters menyarankan untuk meneliti

informasi,  Yaitu  :

A.    Dokumen dokumen yang ditinggalkan oleh Muslim yang dijual sebaga ibudak serta para  pedagang  budak.

a.       Sejarah  perkembangan Islam di Afrika Barat

b.      Data  statistik tentang  kelompok-kelompok  etnik yang dijual sebagai budak

c.       Wilayah-wilayah  yaog  merupakan  tempat tinggal tuan-tuan  pembeli

d.      Data tentang jumlah  budak yang dijual ke wilayah tertentu pada setiap tahunnya

(Juha-va S. Praja' 1992  : 90)


 

BAB VII

ISLAMISASI  ILMU PENGETAHUAN

 

Dalam Islam, ilmu merupakan salah  satu perantara untuk memperkuat  keimanan. Iman hanya akan bertambah  dan menguat,  jika disertai ilmu pengetahuan.  Seorang  ilmuan besar,  Albert Enstein  mengatakan  bahwa  "Science  without  Religion  is blind, and Religion without science is lame”, ilmu tanpa agama buta dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh. Ajaran  Islam tidak pernah melakukan  dikotomi  antar  ilmu satu dengan  yang lain. Karena dalam pandangan  islam, ilmu agama  dan umum sama-sama berasal  dari  Allah. Islam juga menganjurkan  kepada seluruh  umatnya  untuk  bersungguh-sungguh  dalam  mempelajari setiap ilmu  pengetahuan.  Hal ini dikarenakan  Al-qur'an  merupakan  sumber  dan rujukan  utamaa jaran-nya  memuat  semua inti ilmu pengetahuan, baik yang menyangkut ilmu umum maupun  ilmu agama.  memahami  setiap  misi ilmu pengetahuan  pada dasarnya adalah memahami  prinsip-prinsip  Al-quran.

 

Kata "Islamisasi"  dalam makalah ini dapat  dipahami dengan beberapa catatan. Pertama, unsur Islam dalam  islamisasi  tidak  mesti dipahami  secara  ketat  sebagai  ajaran  yang harus ditemukan  rujukannya secara harfiah dalam  Al-qur'an  dan hadits. Tetapi sebaiknya

dilihat dari segi spiritnya yang tidak boleh  bertentangan  dengan  ajaran-ajaran  fundamental Islam. Seperti  kepercayaan  kepada yang  gaib, malaikat,  Tuhan dan  juga wahyu.  Adapun rujukannya  disamping  Al-quran  dan hadits  bisa  saja berasal  dari sumber  yang  bermacam-macam,  seperti  Yunani.  Persia, India,  pada masa lalu bahkan  Barat pada masa sekarang.

 

Kedua Islamisasi tidak  semata-mata  berupa  pembelaan sains  dengan ayat Al-quran atau

hadits  yang dipandang  cocok dengan  penemuan  ilmiah, tetapi  beroperasi pada  level Epistemologi. Terakhir,  Islamisasi  didasarkan pada pada asumsi  bahwa ilmu tidak pernah

sama sekali terbebas  dari nilai. Dalam  menatap  era globalisasi. ada beberapa  model islamisasi pengetahuan  yang bisa dikembangakan. diantaranya:  model purifikasi. model modemisasi Islam."  dan  model  neo-modernisme. Purifikasi  yaitu pembersihan  atau pensucian. Dalam arti, Islamisasi  pengetahun berusaha  menyelenggarakan  pengkudusan  ilmu pengetahuan  agar  sesuai  dengan  nilai dan norma  Islam.  Model ini berasumsi  bahwa dapat dilihat dari dimensi normatif-teologis.

 

Doktrin Islam pada dasarnya  mengajarkan kepada  umatnya  untuk  memasuki  Islam secara khaffah  sebagai  lawan dari ber-Islam secara parsial.  Dengan  meiihat  berbagai pendekatan yang dipakai Al-faruqi  dan AI-Attas dalam gagasan  Islamisasi  Ilmu Pengetahuan,  seperti  : Penguasaan khazanah ilmu pengetahuan  muslim

a.       Penguasaan  ilmu  pengetahuan  masa kini

b.      Identifi kasi  kekurangan-kekurangan  ilmu pengetahuan itu dalam hubungannya dengan ideal islam

c.       Rekontruksi  ilmu-ilmu  itu sehingga menjadi  paduan  yang selaras dengan  warisan dan

idealitas  Islam.

 

Modernisasi  berarti proses perubahan  menurut  fitrah  atau  sunatullah. Sunatullah mengejawantahkan  dirinya dalam  hukum  alam. Sehingga  untuk  menjadi modern,  umat Islam harus  memahami lebih  dahulu hukum yang  berlaku dalam alam, yang  pada gilirannya akan melahirkan  ilmu pengetahuan. Karena itu, modern berarti ihniah dan rasional. Untuk sampai pada  pemahaman  tersebut diperlukan  proses  secara bertahap.  Jadi,  menjadi  modern  berarti progresif  dan dinamis.  Dari sini,  makna islamisasi  ilmu pengetahuan yang ditavlarkan  oleh modemisasi  Islam adalah  membangun  semangat  umat  Isiam untuk selalu modern, maju, progresif,  dan terus melakukan  perbaikan  bagi diri dan masyarakatnya  agar terhindar  dari keterbelakangan ilmu pengetahuan  dan teknologi.  Model modemisasi  Islam  ini berangkat dari  kepedulian  terhadap  keterbelakangan umat  Islam dimasa  kini, yang  disebabkan oleh kepicikan  berfikir,  kebodohan, dan keterpurukan  dalam  memahami  ajaran agamanya.

 

Sehingga  sistem  pendidikan  Islam dan ilmu pengatahuan agama islam tertinggal  jauh

dibelakang  non-muslim.  Karena itu, model modemisasi  Islam ini cenderung mengembangkan pesan Islam  dalern konteks perubahan  sosial  dan  perkernbangan iptek, serta  melakukan fiberalisasi penanganan  yang adaptif terhadap kemajtran  zamafl tanpa harus meninggalkan sikap kritis terhadap unsur negatif  dan  proses  modernisasi.

Sedangkan model neo-modemisme  berusaha  memahami ajaran-ajaran  dan  nilai-nilai

mendasar  yang  terkandung  dalam  Al-qur’an  dan  sunnah  dengan mempertimbangkan  khazanah intelektual  muslim  klasik serta mencermati  kesuiitan-kesulitan  dan  kemudahan-kernudahan yang ditawarkan  oleh dunia IPTEK. Adapun jargon  yang sering  dikumandangkan  adalah "memelihara  kebaikan di masa lalu dan mengambil  kebaikan  yang baru".  Landasan metodologis islamisasi pengetahuan  model ini menurut Saeful Muzani  sebagai berikut  :

 

1.      Persoalan-persoalan kontemporer umat islam harus dicari penjelasannya dari tradisi dan hasil ijtihad para ulama yang merupakan hasil interprestasi terhadap Al-Qur’an.

2.      bila dalam tradisi tidak ditemukan jawaban yang sesuai dengan kondisi yang kontemporer, maka harus menelaah konteks sosio-historis dari ayat-ayat Al-Qur’an yang menjadi landasan ijtihad para ulama tersebut

 

Dari pengertian dan model islamisasi pengetahuan diatas dapat disimpulkan bahwa islamisasi dilakukan dalam upaya membangun kembali semangat umat islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan melalui kebebasan penalaran intelektual dan kajian-kajian rasional dan filosofis dengan tetap merujuk kepada kandungan Al-Qur’an dan sunnah nabi. Usaha menuju integrasi ilmu sebenarnya sudah dimulai dari sejak abad ke-19. Ahmad khan dan muhammad abduh (awal abad ke-20) di mesir.

 

Sejak  abad  ke-19 dunia  Islam  telah merasakan  benturan  dengan  Barat.  Sebagaimana

yang disinggung  oleh Fazlur Rahman.  bahwa  hegemoni  Barat dengan  membawa nilai-nilai sekularnya pada semdi-sendi, struktur-struktur ilmu-ilmu islam, seperti di tingkat teoritis  berupa  gejala rasionalis  buta yang tidak mengindahkan  nuansa-nuansa religius,  dan akhirnya merambah ketingkat  praksisi  berupa westernisasi"  Oleh  karena  itu, format ideal struktur  ilmu  keislaman  seharusnya  disusun ulang  secara komprehensif,  dengan merumuskan adanya pengakuan  secara  sadar  -  atau menuju kepada  kesadaran  ilahiah  terhadap sumber ilmu yang bersifat Esa. Yang diwahyukan  dalam Al-quran  dan Sunnah  Nabi-Nya. Budaya Barat  yang diterima secara  total bersama dengan adopsi  ilmu pengetahuan dan  teknologinya sangat membahayakan.  Sebab,  mereka yang menganut  pandangan  tersebut  baik keyakinan bahwa  kemajuanlah  yang penting,  bukan agama. Oleh  karena  itu, kajian  agama  dibatasi bidangnya- Ilmu agama hanya  membicarakan  hubungan individu  dengan Tuhan, yang merupakan  urusan ilmu umum.

 

Menurut  lkhrom,  dikotomi  ini pada kelanjutannya kemajuan  Islam. Ada 4 dampak negatif dari dikotomi ilmu umum dan agama:

1.      Munculnya ambivalensi  dalam  sistem pendidikan  Islam. lembaga  semacam  pesantren mencitrakan dirinya sebagai lembaga yang bercorak tafaqqahu fi  al-din, yangmenganggap  persoalan muamalah  bukan garapan  mereka.

2.      Munculnya  kesenjangan  antara  sistem  pendidikan islam dengan ajaran  Islam.  Sistem pendidikan yang  ambivalen  mencerminkan  pandangan  dikotomis  yang memisahkan  ilmu agama  dan ilmu umum. Pandangan  ini jelas bertentangan dengan konsep aiaran Islam sendiri yang bersifat  integral, dimana Islam mengajarkan  keharusan  adanya keseimbangan  antara urusan dunia dan akhirat.

3.      Terjadinya  disintegrasi  sistem  pendidikan  Islam, dimana  sistem  agama  dam umum tetap bersikukuh mempertahankan kediriannya.

Kemajuan sains dan teknologi barat telah berpengaruh pada negara-negara islam yang masih terbelakang dihampir semua aspek kehidupan menurut zaenudin sadar.

1.      Kelompok muslim apologetik, yaitu mereka yang menyatakan bahwa sains modern bersifat universal dan netral.

2.      Kelompok yang masih bekerja dengan sains modern, tetapi berusaha juga mempelajari filsafatnya agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak islami.

3.      Kelompok yang percaya adanya sains islam dan berusaha membangunnya, sikap yang ketiga ini dapat dibenarkan secara historis pada masa kejayaan islam.

 

Jadi kesimpulannya, “ dalam islam, islamisasi ilmu pengatahuan merupakan salah satu perantara untuk memperkuat keimanan. Iman hanya akan bertambah dan menguat, jika disertai ilmu pengetahuan.” Sudah selayaknya jika ilmu pengetahuan dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai salah satu cara mendekatkan diri kepada sang pencipta, bukan sebaliknya.



[1]  Maulana Muhammad  Ali, lslamotogi  (Dunia lslam)(.lakarta:lkhtiar Baru-Van  Hoeve,1980),hlm.  2

[2] Nasrudin Razak,Dienul  tslom,  {Bandung:Al_Ma,arif ,7977), cet. ll,hlm. 56

[3] Harun  Nasutio  n, rsram Ditinjou  Dori Beberopo  Aspeknyo,Jilid  r,(Jakarta:ur pres,1g79),  hlm 9

[4] Nurcholis Madjid' lslam  Doktrin  dan Perodoban,  sebuoh  Tera'ah  Kritis tentongMmosarah  Keimanon,  Kemonusioon

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar