BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Sebagai agama terakhir, Islam diketahui memiliki karekteristik yang
khas dibandingkan dengan agama-agama yang datang sebelumnya. Melalui berbagai
literatur yang berbicara tentang Islam dapat dijumpai uraian mengenai pengertian
agama Islam, sumber, dan ruang lingkup ajarannya serta cara untuk memahaminya.
Dalam upaya memahami ajaran Islam, berbagai aspek yang berkenaan dengan Islam
itu perlu dikaji secara seksama, sehingga dapat dihasilkan pemahaman Islam yang
komprehensif. Hal ini penting dilakukan, karena kualitas pemahaman keIslaman
seseorang akan mempengaruhi pola pikir, sikap, dann tindakan keIslaman yang
bersangkutan. Kita barangkali sepakat terhadap kualitas keIslaman seseorang
yang benar-benar komprehensif dan berkualitas.
Sudah kita ketahui dan pelajari bersama-sama di minggu lalu tentang
pengertian agama Islam secara bahasa dan istilah. Sedikit mengulang bahwa
pengertian agama Islam secara bahasa ialah berasal dari bahasa Arab yaitu salima yang mengandung arti selamat dan damai. Agama islam secara istilah ialah
nama bagi suatu agama yang berasal dari Allah SWT.
Islam adalah agama yang sempurna dan universal, ia berlaku
sepanjang waktu, kapanpun dan di manapun. Islam berlaku untuk semua orang dan
untuk seluruh dunia. Maka dari itu, tentunya ajaran Islam memiliki dasar
sebagai pondasi yang dijadikan sebagai acuan dan pedoman oleh komunitasnya di
seluruh dunia. Dan setiap agama mempunyai tujuan, sumber, ruang lingkup dan
karakteristik ajaran yang membedakan dari agama-agama lain. Nah, pada makalah
kali ini akan dijelaskan tentang karekteristik ajaran Islam dalam semua bidang
kehidupan.
B.
RUMUSAN MASALAH
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1.
Apakah
pengertian Islam menurut ajaran?
2.
Apakah
karekteristik ajaran Islam?
C.
TUJUAN MASALAH
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.
Untuk
mengetahui pengertian Islam menurut ajaran.
2.
Untuk
mengetahui karakteristik ajaran Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN ISLAM MENURUT AJARAN
Jika kita lihat
agama Islam dari segi ajarannya, Islam adalah agama sepanjang sejarah manusia,
agama dari seluruh Nabi dan Rasul yang pernah diutus oleh Allah SWT.[1]
Maka dari itu kita di haruskan untuk mematuhi semua perintah Allah SWT dan
menjahui semua laranganNYA agar hidup kita dalam perlindunganNYA selamat dan
damai dunia maupun akhirat. Seperti halnya umat-umat sebelum kita. Karena Islam
adalah agama sepanjang masa, yang berarti bahwa tidak ada agama lain yang patut
kita panut kecuali agama Islam. Seperti firman Alla SWT :
إن الدين عند الله الإسلام (آل عمران : 19)
Artinya
: Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam.[2]
Islam membagi ilmu atau ajaran yang wajibdipelajari ke dalam dua
kelompok[3],
yaitu :
1.
Fardhu
'ain,yaitu ilmu atau ajaran yng wajib dipelajari olelh umat muslim tanpa
keuali. Jika seorang muslim tidak mengetahui dan mempelajarinya, maka ia
berdosa. Mengapa? Hal ini dikarenakan ajarann ini harus dimiliki oleh setiap
orang agar kehidupan pribadinya selamat dunia akhirat, dan kehidupan agar
kehidupan bermasyaraatpun menjadi terjaga dan berjalan dengan baik.
2.
Fardhu
kifayah, yaitu ilmu yang diwajibkan untuk dipelajari oleh sebagian kaum
muslimin sehingga terpenuhinyakecukupan atau kebutuhan akan ajaran tersebut.
Jika kecukupan itu tidak tercapai, maka kaum muslimin menjadi berdosa semuanya.
Contohnya adalah ilmu-ilmu alam, sosial, hadits, tafsir, bahasa Arab, dan
lain-lain.
B.
KARAKTERISTIK
AJARAN ISLAM
Istilah
karakteristik ajaran Islam terdiri dari dua kata: karakteristik dan ajaran
Islam. Kata karakteristik dalam kamus bahasa Indonesia, diartikan sesuatu yang
mempunyai karakter atau sifat yang khas. Islam dapat diartikan agama yang
diajarkan nabi Muhammad SAW yang berpedoman pada kitab suci al Qur'an dan
diturunkan di dunia ini melalui wahyu allah SWT. Berarti karakteristik ajaran
Islam dapat diartikan sebagai ciri yang khas atau khusus yang mempelajari
tentang berbagai ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia dalam berbagai bidang
agama, muamalah (kemanusiaan), yang didalamnya temasuk ekonomi, social,
politik, pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan disiplin ilmu yang baik dan
benar. konsepsi Islam dalam berbagai bidang yang menjadi karakteristiknya itu
dapat dikemukakan sebagai berikut.
1.
Dalam
Bidang Agama
Menurut Nurcholis Majid dalam bukunya, bahwa dalam bidang agama,
Islam mengakui adanya pluralisme. Pluralisme menurut Nurcholis adalah sebuah
aturan Tuhan yang tidak akan berubah, sehingga juga tidak mungkin dilawan atau
diingkari.[4]
Dan Islam adalah agama yang kitab sucinya yang dengan tegas mengakui hak agama
lain, kecuali yang berdasarkan paganisme dan syirik.
Memang dan seharusnya tidak perlu mengherankan, bahwa Islam selaku
agama besar terakhir, mengklaim bahwa sebagai agama yang memuncaki proses
perrtumbuhan dan perkembangan agama-agama tersebut. Tetapi perlu diingat, bahwa
justru penyelesaian terakhir yang diberikan Islam sebagai agama terakhir untuk
persoalan keagamaan itu ialah ajaran pengakuan akan hak agama-agama itu untuk
berada dan untuk dilaksanakan.[5]
Karena itu agama tidak boleh dipaksakan. (QS. Al-Baqara:256). Bahwa Al-Quran
juga mengisyaratkan bahwa para penganut berbagai agama, asalkan percaya kepada
Tuhan dan hari akhir serta berbuat baik, semuanya akan selamat. (QS.
Al-Baqara:62). Inilah yang menjadi dasar toleransi agama yang menjadi ciri khas
Islam dalam sejarahnya yang otentik, suatu semangat yang merupakan kelanjutan
pelaksanaan ajaran Al-Quran.[6]
2.
Dalam Bidang Ibadah
Secara harfiah ibadah berarti bakti manusia kepada Allah SWT,
karena didorong dan dibangkitkan oleh akidah tauhid.[7]
Ibadah adalah sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan mentaati
segala perintahNya dan menjauhi semua laranganNya. Ibadah ada yang umum ada
yang khusus. Yang umum ialah segala amalan yang diizinkan oleh Allah SWT,
sedangkan yang khusus adalah yang telah ditetapkan oleh Allah SWT akan
perincian-perinciannya, tingkat, dan cara-caranya yang tertentu.[8]
Ibadah yang akan kita bahas saat ini ialah ibadah yang khusu. Dalam
Islam diterangkan bahwa dalam beribadah dilarang yang namanya "kreatifitas",
sebab meng create atau membentuk suatu ibadah dalam agama Islam
dinnnilai sebagai bid'ah yang dikutuk Nabi sebagai kesesatan. Bilangan
shalat lima waktu beserta tata cara menggerjakannya ataupun ketentuan ibadah haji dan tata cara
mengerjakannya misalkan adalah ibadah yang sudah ditetapkan oleh Allah
ketentuan-ketentuan dan segalanya, makasebagai manusia atau penganutnya tidak
boleh ikut campur bahkan mengubahnya
Ketentuan ajaran Islam yang begitulah yang membuat akal tidak boleh
ikut campur tangan, bahkan hak dan otoritas Tuhan sepenuhnya. Hal yang demikian
lah yang membuat atau membentuk manusia atau penganut berserah diri, patuh dan
tunduk guna mendapatkan kedamaiian dan kesalamatan. Dan itulah yang memmbawa
seorang hamba menjadi hamba yang sholeh, mempunyai jiwa yang tenang, rendah
hati, menyandarkan diri kepada amal sholeh dan ibadah, dan tidak kepada nasab
keturunan, semuanya itu adalah gejala kedamain dan keamanan sebagai pengalaman
dari ibadah.[9]
Sedangkan ibadah yang berarti umum akan dibahas di selanjutnya, karena lebih
mengarah ke mu'amalah sebagai sesama makhluk hidup.
3.
Dalam
Bidang Akidah
Karakteristik Islam yang dapat diketahui melalui bidang akidah
ialahbahwa akidah Islam bersifat murni baik dalam isinnya maupun prosesnya.
Yang diakui sebagai Tuhan yang wajib disembah hanyalah Allah SWT.[10]
Murni dalam isinya artinya bahwa keyakinan tersebut sedikitpun tidak boleh
melenceng atau diberikan kepada yang lain sealin Allah SWT. Murni dalam
prosenya artinya adalah bahwa dalam prosesnya harus langsung tidak boleh
diwakilkan atau melalui perantara. Akidah yang seperti iitulah yang akan
melahirkan benntuk pengabdian hanya kepada Allah SWT, yang selanjutnya dapat
berdampak kepada cara bertingkah laku, dan pada akhirnya berbuat dan
menimbulkan amal sholeh.
4.
Dalam
Bidang Ilmu dan Kebudayaan
Karakteristik ajaran Islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan
bersikap terbuka, akomodatif, tetapi juga selekttif. Dari satu segi Islam
terbuka dan sangat akomodatif untuk menerima berbagai masukan dari luar,
tetapi bersamaan denga itu Islam juga selektif, yakni tidak begitu saja
menerima selurh jenis ilmu dan kebbudayaan, melainkan ilmu dfan kebudayaann
yang sejalan dengan Islam. Bagaimanapun Islam adalah mata rantai peradaban
dunia. Dalam sejarah kita melihat Islam mewariskan peradaban Yunani-Roma di
Barat, dan peradaban-peradaban Persia, India, dan China di Timur. Islam
bertindak sebagai pewaris utama yang kemudian diambil aliih oleh peradaban
Barat sekarang melalui Renaissans. Secara garis besar dapat kita simpulkan bahwa
Islam menjadi mata rantai yang penting dalam sejarah peradaban dunia.
Karakteristik
Islam dalam bidang ilmu pengeahuan dan kebudayaan tersebut dapat dilihat dari 5
ayat pertama surat Al-Alaq. Pada ayat tersebut terdapat kata iqra' yang
diulang sebanyak dua kali. Kata tersebut tidak hannya berarti membaca dalamm
arti bahasa, tetapi berarti menelaah, mengobservasi, membandingkan, mengukur,
mendeskripsikan, menganalisis, dan penyimpulan secara induktif. Semua cara
tersebut dapat digunakan dalamm proses mempelajari sesuatu. Hal itu dapat
digunakan untuk menngembangkan ilmu pengetahuan. Artinnya Islam mendorong
manusia agar memiliki ilmu pengetahuan dengan cara menggunakan akalnya untuk
merenung, berpikir dan sebagainya.
5.
Dalam
Bidang Pendidikan
Sejalan dengan bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan tersebut di
atas, Islam juga memiliki ajaran yang khas dalam pendidikan. Islam memandang
bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang, laki-laki maupun perempuan, dan
berlangsung sepanjang hayat. Seperti yang terkutip di hadist Rasul. "Menuntut
ilmu itu adalah wajib bagi orang Islam laki-laki dan perempuan. Tuntutlah ilmu
mulai dari buaian hingga ke liang lahat". Di dalam Islam banyak
diketahui metode-metode pembelajaran seperti: ceramah, tanya jawab, diskusi,
demontrasi, penugasan, teladan, pembiasaan, karya wisata,cerita, hukuman,
nasihat, dan sebagainya.
6.
Dalam
Bidang Sosial
Ajaran Islam dalam bidang sosial adalah yang paling menonnjol
karena seluruh bidang ajaran Islam adalah untuk kesejahteraan manusia. Islam
menjunjung tinggi tolong menolong, saling menasehati tentang hak dan kesabaran,
kesetiakawanan, kerukunan antar tetangga, tenggang rasa dan kebersamaan.
Menurut penelitian yang dilakukan Jalaluddin Rahmat, Islam ternyata agama yang
menekankan urusan muamalah lebih besar daripada urusan ibadah.[11]
Islam ternyata banyak memperhatikan aspek kehidupan sosial dari aspek kehidupan
ritual. Islam adalah agama yang menjadikan seluruh bumi ini masjid, tempat
mengabdi pada Allah SWT. Muamalah jauh lebih luas dari pada ibadah
(dalam arti khusus).
Dalam hadistnya, Rasulullah SAW mengingatkan imam supaya
memperpendek shalatnya bila di tengah jamaah ada yang sakit, orang lemah, orang
tua, atau orang yang mempunyai keperluan. Istri Rasulullah SAW Siti Aisyah,
mengisahkan: Rasulullah SAW shalat di rumah dan pintu terkunci. Lalu aku datang
(dalam rijwayat lain aku minta dibbukakan pintu), maka Rasulullah SAW berjalan
membuka pintu, kemudian kembali ke tempat shalatnya. Hadist ini diriwayatkan
oleh lima orang perawi, kecuali Ibn Majah. Lalu Islam sangat menilai bahwa ibadah
berjamaah atau bersama-bersama denggan orang lain lebih tinggi dari pada yang
dilakukan secara perorangan, dengan perbandingan 27 derajat. Dari sini kita
mengetahui betapa Islam dan ajarannya menjunjung tinggi nilla-nilai sosial.
7.
Dalam
Bidang Kehidupan Ekonomi
Islam memandng bahwa kehidupan yang harus dijalani seorang manusia
adalah kehidupan yang seimbang antara dunia dan akhirat. Urusan dunia dikejar
untuk mencapai kehidupan akhirat, dan kehidupan akhirat dicapai dengan dunia.
Seperti hadistnabi yang diriwayatkan oleh Ibn Mubarak yangartinya: Bukanlah
termasuk orang yang baik diantara kamu adalah orang yang meninggalkan dunia
untuk mengejar kehidupan akhirat, dan orang yang meninggalkan akhirat untuk mengejar
kehidupan dunia.[12]
Orang yang baik adalah orang yang meraih keduanya secara seimbanng, karena
dunia adalah alat untuk menuju akhirat, dan jangan dibalik yakni akhirat
dikorbankan untuk urusan dunia.
Dari sini
dapat kita lihat bahwa Islam sangat memperhatikan kehidupan dunia, dan
kehidupan dunia tidak akan lepas dengan yang namanya ekonomi. Alam raya ini
adalah sesuatu yang diciptakan manusia untuk dimanfaatkan manusia bukan malah
menjadi obyek sesembahan. Maka cara terbaik untuk mensyukurinnya adalah dengan
mengggunakan dan memanfaatkannya dengan baik dan benar untuk keperluan ekonomi
yang menopang kehidupan dunia. Dengan demikian bukan hanya semakin mantap iman
kita, juga akan merasakan manfaat atas segala ciptaan Tuhan itu. Dari keadaan
demikian, maka kita akan memanfaatkan kehidupan dunia untuk beribadah kepada
Allah SWT. Dan hasil ekonomi yang kita dapat halal dan berbuah barakah.
8.
Dalam
Bidang Kesehatan
Ciri khas Islam selanjutnya dapat dilihat dari konsepnya mengenai
kesehatan. Ajaran Islam memegang prinsip pencegahan lebih baik daripada
penyembuhan. Yang dalam bahasa Arab, prinsip ini berbunyi, al-wiqayah khair
min al-'laj.[13]
Untuk menuju pada upaya pencegahan tersebut, Islam menekankan segi
kebersihan lahir dan batin. Kabersihan lahir dapat mengambil bentuk kebersihan
tempat tinggal, lingkungan sekitar, badan, pakaian, makanan, minuman, dan lain
sebagainya. Dalam hubbungan ini kita dapat menelaah ayat Al-Quran yang artinya:
Seesungguhnya Allah menyukai orang-oang yang bertaubat dan senang kepada
orang-orang yang membersihkan diri.[14]
Bertaubat yang dikemukakan di atas akan menghasilkan keseehatan mental, dan
kebersihan lahiriah akan menghasilkan kesehatan fisik. Selanjutnya kita baca
lagi ayat Al-Quran yang artinya: Dan bersihkanlah pakaianmu dan
tinggalkanlah segala macam kotoran.[15]
9.
Dalam
Bidang Politik
Ciri ajaran Islam selanjutnya dapat dijketahui melalui konsepsinya
dalam bidang politik. Dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 156 terdapat perintah
menaati ulil amri yang terjemahannya termasuk penguasa di bidang
politik, pemerintah dan negara. Dalam hal ini Islam tidak menerangkan atau
menyuruh ketaatan yang buta. Tetapi menghendaki suatu ketaatan yang kritis dan
selektif, maksudnya adalah jika pemimpin tersebut berpegang teguh kepada
tuntunan Allaj SWT dan RasulNya maka kita patut mentaatinya, tetapi jika pemimpin
tersebut bersebalahan dan bertentangan dengan kehendak Allas SWT dan RasulNya
maka boleh dikritik atau diberi saran agar kembali ke jalan yang benar dengan
cara-cara yang persuasif. Dan jika pemimpin tersebut juga tidak menghiraukan,
boleh saja untuk tidak dipatuhi.[16]
Masalah politik ini selanjutnya berhubungan dengan bentuk
pemerintahan. Dalam sejarah kita mengetahui berbagai bentuk pemerintahan,
seperti republik yang dipimpi presiden, kerajaan yang dipimppin raja, dan sebagainya. Islam tidak menetapkan bentuk
pemerintahan tertentu. Oleh karena itu setiap bangsa boleh menentukan bentuk
pemerintahannya masing-masing. Namun, yang terpenting bentuk pemerintahan
tersebut digunakan sebagai alat untuk menegakkan keadilan, kemakmuran,
kesejahteraan, keamanan, kedamaian, dan ketentraman masyarakat.
10.
Dalam
Bidang Pekerjaan
Karakteristik Islam selanjutnya dapat dilihat dari ajarannya mengenai kerja. Islam
memandang bahwa kerja sebagai ibadah kepada Allah SWT. Atas dasar ini maka
kerja yang dikehendaki Islam adalah kerja yang bermutu, terarah kepada
pengabdian kepada Allah SWT, dan kerja yang bermanfaat bagi orang lain. Untuk
itu Islam tidak menekankan pada banyaknya pekerjaan, tetapi pada kualias
manfaat kerja. Seperti pada ayat Al-Quran yang artinya adalah Dialah yang
menjadikan mati dan hidup supaya Dia menguji kamu siapa di antara kamu yang
paling baik amalnya. [17]
Ayat tersebut dengan tegas menerangkan bahwa siapa yang paling baik
amalnya, bukan yang paling banyak amalnya. Selain itu amal tersebut juga harus
bermanfaat bagi orang lain. Seperti di hadist Rasul bahwa orang yang paling
baik adalah yang paling bermanfaat bagi yang lainnya. [18]
Untuk menghasilkan produk pekerjaan yang bermutu, Islam memandang
kerja yang dilakukan haruslah profesional, yaitu kerja yang didukung
pengetahuan, keahlian, pengalaman, kesungguhan, dan seterusnya. [19]
Suatu pekerjaan yang diserahkan bukan pada ahlinya maka tunggulah kehancurannya.[20]
BAB III
KESIMPULAN
Dari
uraian mengenai karakteristik ajaran Islam yang secara dominan ditandai oleh
pendekatan normatif, historis dan filosofis tersebut terlihat bahwa ajaran
Islam memiliki ciri-ciri secara keseluruhan amat ideal. Islam agama yang
mengajarkan perdamaian, toleransi, terbuka, kebersamaan, kerja keras yang
bermutu, demokratis, adil, seimbang, antara urusan dunia dan akhirat, berharta,
memiliki kepekaan terhadap masalah-masalah sosial kemasyarkatan, mengutamakan
pencegahan daripada penyembuhan dalam bidang kesehatan dengan cara
memperhatikan segi kebersihan badan, pakaian, tempat tinggal, lingkungan
sekitar, dan sebagainnya. Islam juga telah tampil sebagai sebuah disiplin ilmu keIslaman
dengan berbagai cabangnya. Karakteristik Islam yang sedemikian idealnya itu tampak
masih belum seluruhnya dijumpai dalam kenyataan umatnya. Antara ajaran Islam
yang ideal dan kenyataan umatnya yang demikian itu, masih ada kesenjangan. Hal
ini memerlukan pemecahan, antara lain dengan merumuskan kembali metode dan
pendekatan dalam memahami agama Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Almusawa ,
Nabiel Fuad, Pendidikan Agama Islam, (Bandung, Syaamil Cipta Media, 2005), cetakan
I.
Amin , Ahmad, Fajar Islam, (Cirebon: 1967), cetakan I.
Majid ,
Nurcholis, Islam Doktrin dan Peradaban, (Jakarta: Yayasan Wakaf
Paramadina, 1992), cetakan II.
Nata, Abuddin,
Metodologi Studi Islam, (Jakarta, PT RajaGrafindo, 2004),
cetakan IX.
Razak , Nasruddin, Dienul Islam, (Bandung: al-ma'arif, 1977),
cetakan II.
[1] Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A. Metodologi Studi
Islam, cetakan IX, (Jakarta, PT RajaGrafindo, 2004), p.66.
[2] آل عمران : 19
[3] Ir. Nabiel Fuad Almusawa, M. Si. Pendidikan Agama Islam, cetakan
I, (Bandung, Syaamil Cipta Media, 2005), p.9.
[4] Ibid p.80.
[5] Ibid.
[6] Nurcholis Majid, Islam Doktrin dan Peradaban, (Jakarta: Yayasan
Wakaf Paramadina, 1992), cet. II, hlm. IXXViii.
[7] QS. Adz-Dzariyat:56
[8] Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: al-ma'arif, 1977) cet.
II hlm 44 dan 47.
[9] Ahmad Amin, Fajar Islam, (Cirebon: 1967), hlm. 94
[10] Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A. Metodologi Studi
Islam, cetakan kesembilan, (Jakarta, PT RajaGrafindo, 2004), p.84.
[11] Ibid p.89.
[12] Ibid p.90.
[13] Ibid p.91.
[14] QS. Al-Baqarah : 222.
[15] QS. Al-Mudatsir : 4-5.
[16] Ibid p.92.
[17] QS. Al-Mulk: 2.
[18] Hadist kelas 1 KMI.
[19] Ibid p. 93.
[20] Hadist kelas 5 KMI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar