Rabu, 05 Januari 2022

MAKALAH PRILAKU JUJUR

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

Sungguh Rasulullah SAW telah menjelaskan di dalam haditsnya satu masalah diantara masalah akhlaq yang sangat penting , yaitu cara mendidik akhlaq dan pembentukannya serta  cara memperkuatnya di dalam jiwa dan memantapkannya, bahkan beliau telah menjadikannya pada urutan beberapa tabi’at, yaitu agar supaya manusia mempunyai tujuan berkata baik dan berbuat yang terpuji serta mengerjakannya berulang-ulang, sehingga sangat berpengaruh pada dirinya bahkan dijadikannya sebagai kebiasaan yang berjalan lancar dan agar bertambah mendalam setiap sudah diamalkan.

            Barang siapa yang ingin agar kejujuran itu menjadi kebiasaan dan akhlaqnya ingin menjadi agama dan tabiatnya, maka hendaknya dia mempunyai tujuan jujur dalam semua ucapan, dan jujur dalam semua perbuatannya. Jika kejujuran itu sesudah menjadi karakternya, maka yang demikian dia menjadi orang yang paling jujur.

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Jujur

Jujur jika diartikan secara baku adalah “mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran”. Dalam praktek dan penerapannya, secara hukum tingkat kejujuran seseorang biasanya dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi.

Bila berpatokan pada arti kata yang baku dan harafiah maka jika seseorang berkata tidak sesuai dengan kebenaran dan kenyataan atau tidak mengakui suatu hal sesuai yang sebenarnya, orang tersebut sudah dapat dianggap atau dinilai tidak jujur, menipu, mungkir, berbohong, munafik atau lainnya.

 

B.     Pentingnya Jujur

Dalam kehidupan sehari-hari, berperilaku jujur sangatlah penting. Karena kejujuran memiliki banyak sekali manfaat yang dapat kita rasakan dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, diantaranya adalah

1.      Masuk Surga. Seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an Surat Al-Maidah Ayat 119

tA$s% ª!$# #x»yd ãPöqtƒ ßìxÿZtƒ tûüÏ%Ï»¢Á9$# öNßgè%ôϹ 4 öNçlm; ×M»¨Yy_ ̍øgrB `ÏB $ygÏFøtrB ㍻yg÷RF{$# tûïÏ$Î#»yz !$pkŽÏù #Yt/r& 4 zÓÅ̧ ª!$# öNåk÷]tã (#qàÊuur çm÷Ztã 4 y7Ï9ºsŒ ãöqxÿø9$# ãLìÏàyèø9$# ÇÊÊÒÈ  

Allah berfirman: "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadapNya[457]. Itulah keberuntungan yang paling besar".

2.      Mendapat Kepercayaan dari Orang lain. Kepercayaan orang lain sangatlah penting bagi kita. Jika kita kehilangan kepercayaan itu, sangat sulit bagi kita untuk mengembalikan lagi kepercayaan tersebut..

3.      Mendapat ampunan dari Allah SWT atas dosa-dosa kita. Seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an Surat al-Ahzab ayat 70-71.

$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# (#qä9qè%ur Zwöqs% #YƒÏy ÇÐÉÈ   ôxÎ=óÁムöNä3s9 ö/ä3n=»yJôãr& öÏÿøótƒur öNä3s9 öNä3t/qçRèŒ 3 `tBur ÆìÏÜム©!$# ¼ã&s!qßuur ôs)sù y$sù #·öqsù $¸JŠÏàtã ÇÐÊÈ  

 Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.

 

4.      Hati merasa lebih tenang.

5.      Memiliki banyak teman.

6.      Mendapat pahala yang besar.

7.      Mendapat berkah dari Allah SWT

 

C.    Keutamaan Jujur

Pertama, jujur akan mengantarkan ke surga. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan kepada kebaikan dan kebaikan akan mengantarkan ke surga … dan sungguh kebohongan akan mengatarkan kepada dosa, dan dosa akan mengantarkan kepada neraka .…” (HR Bukhari-Muslim).

 

 

Kedua, jujur akan melahirkan ketenangan. Rasulullah SAW bersabda, “… maka sesungguhnya kejujuran adalah ketenangan dan kebohongan adalah keraguan .…” (HR Turmidzi). Orang yang selalu jujur akan selalu tenang, sebab ia selalu membawa kebenaran. Sebaliknya, para pembohong selalu membawa kebusukan dan kebusukan itu membawa kegelisahan akibat kebusukannya. Ia akan selalu dihantui dengan kebohongannya dan takut hal itu akan terbongkar. Dan, bila seorang pembohong seperti ini menjadi pemimpin maka ia tidak akan sempat mengurus rakyatnya, karena ia sibuk menyembunyikan kebusukan dalam dirinya.

Ketiga, jujur disukai semua manusia. Abu Sofyan pernah ditanya oleh Heraklius mengenai dakwah Rasulullah SAW.  Abu Sofyan menjelaskan bahwa di antara dakwahnya adalah mengajak berbuat jujur. (HR Bukhari-Muslim).

Keempat, jujur akan mengantarkan pelakunya pada derajat tertinggi. Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang memohon dengan jujur untuk mati syahid, (maka ketika ia wafat) ia akan tergolong syuhada sekalipun mati di atas kasurnya.” (HR Muslim).

 

Dan kelima, jujur akan mengantarkan pada keberkahan. Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan bahwa seorang pembeli dan pedagang yang jujur dalam melakukan transaksi perdagangannya maka ia akan diberkahi oleh Allah. Sebaliknya, jika menipu maka Allah akan mencabut keberkahan dagangannya. (HR Bukhari Muslim). Wallahu a’lam.

 

D.    Macam-macam Kejujuran

1.      Jujur dalam niat dan kehendak. Ini kembali kepada keikhlasan. Kalau suatu amal tercampuri dengan kepentingan dunia, maka akan merusakkan kejujuran niat, dan pelakunya bisa dikatakan sebagai pendusta, sebagaimana kisah tiga orang yang dihadapkan kepada Allah, yaitu seorang mujahid, seorang qari’, dan seorang dermawan. Allah menilai ketiganya telah berdusta, bukan pada perbuatan mereka tetapi pada niat dan maksud mereka.

2.      Jujur dalam ucapan. Wajib bagi seorang hamba menjaga lisannya, tidak berkata kecuali dengan benar dan jujur. Benar/jujur dalam ucapan merupakan jenis kejujuran yang paling tampak dan terang di antara macam-macam kejujuran.

3.      Jujur dalam tekad dan memenuhi janji. Contohnya seperti ucapan seseorang, “Jikalau Allah memberikan kepadaku harta, aku akan membelanjakan semuanya di jalan Allah.” Maka yang seperti ini adalah tekad. Terkadang benar, tetapi adakalanya juga ragu-ragu atau dusta.

4.      Jujur dalam perbuatan, yaitu seimbang antara lahiriah dan batin, hingga tidaklah berbeda antara amal lahir dengan amal batin, sebagaimana dikatakan oleh Mutharrif, “Jika sama antara batin seorang hamba dengan lahiriahnya, maka Allah akan berfirman, ‘Inilah hambaku yang benar/jujur.’”

5.      Jujur dalam kedudukan agama. Ini adalah kedudukan yang paling tinggi, sebagaimana jujur dalam rasa takut dan pengharapan, dalam rasa cinta dan tawakkal. Perkara-perkara ini mempunyai landasan yang kuat, dan akan tampak kalau dipahami hakikat dan tujuannya. Kalau seseorang menjadi sempurna dengan kejujurannya maka akan dikatakan orang ini adalah benar dan jujur, sebagaimana firman Allah,

 

E.     Petaka Kebohongan

1.      tidak akan ada orang yang percaya kepada kita.

2.      akan dijauhi teman

3.      teman yang menjauhi kita akan memberitahu orang lain bahwa kita seorang pembohong

4.      Akibat perilaku tidak jujur akan menimbulkan ketidakberaturannnya hubungan social. dan menimbulkan perpecahan

 

 

F.     Hikmah Prilaku Jujur

Beberapa hikmah perilaku jujur yang dapat dipetik antara lain sebagai berikut.

1.      Perasaan enak dan hati tenang, jujur akan membuat kita menjadi tenang, tidak takut akan diketahui kebohongannya karena memang tidak berbohong.

2.      Mendapatkan kemudahan dalam hidupnya.

3.      Selamat dari azab dan bahaya.

4.      Dijamin masuk surga.

5.      Dicintai oleh Allah Swt. dan rasul-Nya


 

BAB III

KESIMPULAN

 

Sifat jujur adalah keutamaan dari segala sendi akhlaq yang menjadi dasar peraturan masyarakat dan tertibnya semua urusan serta menjadikan lancarnya semua tugas-tugas dengan baik.

            Sifat jujur dapat mengangkat derajat seseorang di atas sekalian  manusia, menjadikannya tumpuan kepercayaan mereka, menjadikannya seseorang yang terpuji di kalangan mereka, ucapannya dihormati mereka. Apabila manusia telah membiasakan dirinya benar dan jujur dalam segala ihwalnya, maka perangai itu akan melembaga pada dirinya  sehingga menjadilah ia sebagai orang yang benar dan jujur, benar dalam ucapannya, benar dalam perbuatannya, benar dalam pmikiran-pemikirannya, kemudian dia akan dibawa oleh perangainya yang terpuji itu kepada menepati segala sifat kebaikan sehingga lapanglah jalan menuju ke syurga. Dan sebaliknya apabila seseorang telah membiasakan dirinya berdusta, maka perangai itupun akhirnya akan melembaga pada dirinya sehingga menjadilah ia sebagai orang pendusta sehingga hilanglah kepercayaan masyarakat kepadanya dan pada saatnya ia akan terbawa menuju jalan ke neraka. 

 

 


 

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Muhammad Arifin bin Badri, MA. Sifat Perniagaan Nabi. Bogor. Pustaka

Darul Ilmi. 2008

Sunarto. Tuntunan Da’wah Dan Pembina Pribadi Muslim. Semarang. Pustaka

Amani. 1983

www.google.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar