Selasa, 04 Januari 2022

Makalah Anggaran kas dalam sebuah perusahaan

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mengunakan dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan yang tidak terbatas dengan cara yang menguntungkan. Pada umumnya perusahaan bertujuan untuk mencari laba seoptimal mingkin dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi yang terbatas, sehingga para pengelola perusahaan dapat memanfaatkan sumber-sumber ekonomi yang terbaatas tersebut secara efektif dan efisien.

Namun demikin, tujuan perusahaan  bukan hanya mencari laba malinkan juag mengemban tugas kemasyarakatan yaitu bergerak sebagai pelopro pembangunan dalam rangka mebcapai cita-cita dan tjuan bangsa indonesia. Kas meruapakn kekayaan perusahaan yang merupakan sejumlah dana yang ada di perusahaan. Selain itu jufga merupakan salah satu unsur modal kerja yang sangat penting artinya didapam mebiayai operasi perusahaan sehari-hari, kas mempunyai kedudukan yang sentral dalam usaha menjaga  kelancaran operasi perusahaan seebagai penunjang keputusan strategi jangka panjang.

Anggaran kas yang di kelola dengan baik sangat diperlukan dalam administrasi, karena anggaran kas merupakan proyek mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam periode tertentu.dalam hal ini anggraan kas mempunyai tujuan pokok untuk merencanakan penganggara kas yang seoptimal mungkin, yaitu rencara untuk menyediakan kas yang cukup baik dalam jumlah maupun waktunya.

 

 

 

 

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa tujuan diadakannya anggaran kas dalam sebuah perusahaan?

2.      Bagaimana cara mengoptimalkan pengeluara modal perusahaan?

3.      Apa fungsi dari anggran kas?

 

C.     Tujuan.

Dalam penulisan makah ini penulis bertujuan untuk

1.      Mengajak kawan-kawan untuk mengetahui lebih dalam pentingnya anggaran kas dalm perusahaan.

2.      Untuk mengetahui tujuan dan fungsi anggaran kas.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Anggaran Kas

Anggaran kasa (kas budget) merupakan anggaran penerimaan dan anggaran pengeluaran uang dengan mengikutsertakan saldo awal kas (uang tunai) dan saldo awal bank (debit). Saldo awal debit bank diperlakukan sebagai saldo kas (uang tunai) karena sewaktu-waktu dapat diambil dari bank dengan menggunakan cek. Sedangkan saldo kredit bank merupakan utang karena saldo kredit bank hanya mungkin ada bila diperoleh pinjaman dari bank[1].

Bentuk dari anggaran kas (kas budget) dapat dibuat sebagai berikut:

1.      Sado awal kas dan bank   Rp..............     Rp................

2.      Anggaran penerimaan

-           penjualan tunai           Rp...............

-          piutang                                    Rp...............

-          deviden  dan kupon    Rp...............

-          sewa properti               RP...............

-          Bunga modal (deposito

-          tabungan pinjaman)     Rp...............

-          Komisi,  proposi, jasa  Rp................

-          Penjualan peralatan     Rp................

-          Penerimaan lain-lain     (+)  (+)

 

3.      Anggaran pengeluaran

-          Pembelian tuanai                     Rp.................

-          Utang                                      Rp.................

-          Biaya pembelian                      Rp.................

-          Biaya manufaktur                   Rp.................

-          Biaya distribusi                       Rp.................

-          Biaya overhead umum            Rp.................

-          Tunjangan hari raya, bonus,

Intensif                                    Rp.................

-          Sumbangan sosial                    Rp.................

-          Ivestasi                                    Rp.................

-          Sewa, komisi, jasa                   Rp.................

-          Pengeluaran lain-lain    (+)  (-)

Anggaran kas satu tahun dipecah ke dalam anggaran kas satu bulanan yang lebih diperinci pos-pos penerimaan dan penegeluaran uang kas, upah tak langsung, bahan tak langsung dan biaya manufaktur tak langsung lainnya. Demikian juga biaya pembelian dan biaya distribusi diperinci kedalam macam biaya yang sejenis sedemikian rupa sehingga memudahkan pengawasan atas pengeluaran uang kas[2].

Rumus:

(saldo kas awal + penerimaan kas) – pengeluaran kas = saldo kas akhir

 

 

 

 

 

 

Contoh:

PT. Gede Bage, memiliki sata estimasi dalam penyusunan anggaran kas sebagai berikut[3]:

                                                            November 2005          Desember 2005

Penjulan tunai                     Rp.600.000                 Rp.900.00

Penjualan kredit                  Rp.1.162.500              Rp.1.425.000

Pembelian tunai                  Rp.300.000                 Rp.300.000

Pembelian kredit                 Rp.1.500.000              Rp.1.200.000

Potongan pembelian           Rp.90.000                   Rp.45.000

Hutang dagang awal          Rp.150.000                 Rp.180.000

Hutang dagang akhir          Rp.180.000                 Rp.135.000

Beban komersil tunai          Rp.697.500                 Rp.150.000

Penjualan bersih kredit di tagih 50% pada bulan terjadinya penjualan, 40%

dalam bulan berikutnya, dan 10% dalam bulan kedua berikutnya.

Penjualan kredit yang terjadi pada bulan September Rp.1.500.000 dan

Oktober Rp. 1.800.000, estimasi saldo kas awal November adalah 195.000

 

 

 

 

 

Diminta: susunlah anggaran kas pada bulan November dan Desember[4].

Penyelesain:

PT Gede Bage

Anggaran Kas

Untuk bulan November dan Desember 2005

 

 

Sado awal                                         

Penerimaan:

Penjualan tunai

Penagihan piutang

       September

       Oktober

       November

       Desember

Total penerimaan kas

Total kas tersedia

                  

Pengeluaran:

Pembelian tunai

Pembayaran hutang dagang

Beban komersil

Total pengeluaran kas

Saldo kas akhir

November

Rp.195.000

 

Rp.600.000

 

Rp.150.000

Rp.720.000

Rp.581.000

Rp.   -     

 

Rp.2.051.250

Rp.2.246.250

 

 

Rp.300.000

 

Rp.1.380.000

Rp.697.500

Rp.2.377.500

 

(131.250)

 

Desember

Rp.(131.250)

 

Rp.900.000

 

Rp.       

Rp.180.000

Rp.165.000

Rp.712.500

 

Rp.2.257.500

Rp.2.216.250

 

 

Rp.300.000

 

Rp1.200.000

Rp.150.000

Rp.1.650.000

 

Rp.476.250

                                      

Skedul: penerimaan piutang dagang.

                                                                        November                   Desember

September: 10% x Rp.1.500.000        Rp.150.000

Oktober   : 40% x Rp.1.800.000         Rp.720.000

                              10% x Rp.1.800.000                                             RP.180.000

November: 40%x Rp.1.162.500                                             Rp.465.000    

Desember : 50% x Rp.1.425.000                                            Rp.712.500

                                                            Total    Rp.1.454.250              Rp.1.357.500

           

Skedul: pembayaran hutang dagang.

                                                            November                   Desember

Saldo awal                              Rp.150.000                 Rp.180.000

Pembelian kredit                     Rp.1.500.000              Rp.1.200.000

                                                            Rp.1.650.00                Rp.1.380.000

            Potongan pembelian                Rp.90.000                   Rp.45.000

                                                            Rp.1.560.000              Rp.1.335.000

Saldo akhir                              Rp.180.000                 Rp.135.000

Pembayaran hutang dagang    Rp.1.380.000              Rp.1.200.000

 

 

 

B.     Tujuan dan sifat anggaran kas

1.      Menujukkan jumlah kebutuhan kas untuk kegiatan operasi yang berlangsung saat ini.

2.      Membantu pemusatan perhatian berdasarkan prioritas penggunaan kas, yaitu mendahulukan penggunaan kas yang mendesak dan tidak dapat dihindarkan ketimbang penggunaan kas yang dapat di tangguhkan atau yang tidak begitu diperlukan.

3.      Menunjukkan bagaimana posisi kas dipengaruhi oleh kebutuhan musiman, persediaan yang banyak, penerimaan yang tidak biasa, dan kelambanan penagihan piutang.

4.      Menunjukkan ketersedian uang tuani guna mengambil manfaat dari potongan harga atau diskon.

5.      Menunjukkan jumlah kebuutuhan kas untuk progran perluasan pabrik atau penambahan peralatan[5].

6.      Membantu perencanaan kebutuhan keuangan untuko penebusan obligasi, cicilan pajak penghasilan, serta pembayaran dana pensiun dan uang pesangon.

7.      Memperhatikan ketersedian dana telebih untuk investasi jangka pendek dan jangka panjang.

8.      Memperlihatkan ketersedian dana tambahan dari berbagai macam sumber seperti kredit bank atau penjualan saham. Dalam kaitan ini anggaran kas dapat pula mempengaruhi atau lebih memperketat rencana perluasan pabrik sehingga keputusan sehubungan dengan belanja barang modal perlu diubah.

9.      Bermanfaat sebagai dasar guna mengevaluasi keberhasilan pengelolaan kas oleh para personal yang menanggung jawabinya, dengan menggunakan kriteria pengukuran seperti target saldo harian rata-rata yang dibandingkan dengan saldo harian rata-rata aktual dalam setiap perkiraan kas[6].

C.    Fungsi Anggaran Kas

1.      Menunjukkan jumlah dan waktu kas perusahaan dimasa yang akan datang.

2.      Memberikan dasar untuk melakukan tindakan perbaikan jika jumlah kas dalam anggran tidak cocok dengan jumlah yang sebenarnya terjadi.

3.      Anggran kas memberikan dasar evaluasi atas kinerja manajer keuangan.

Periode anggaran kas berbeda-beda pada setiap perusahaan. Anggaran kas pada umumnya sangat akurat apabila meliputi periode yang pendek, tetapi ini memerlukan perhatian yang konstan. Anggaran kas tahunan lazimya disiapkan secara bulanan dengan mengadakan perubahan pada akhir setiap bulan untuk[7]:

1.      Memperhitungkan penyimpangan dari prakiraan sebelumnya dan,

2.      Menambah satu bulan baru guna menggantikan bulan yang sudah dilalui, sehingga anggaran kas berulir (rolling cash budget), yang mencakup dua belas bulan beriktnya selalu tersedia. Apabila bulan atau minggu berikutnya sudah semakin dekat, maka daftar penerimaan dan pengeluaran kas mingguan atau bahkan harian diperlukan guna mengelola kas secara cermat dan efisien.

 

D.    Penyiapan anggaran Kas.

1.      Penyiapan anggaran kas bersangkut paut dengan estimasi peneriman dan pengeluaran kas pada setiap periode. Semua antisipasi penerimaan kas seperti:

2.      Penjualan tunai

3.      Penagihan kas dari piutang usaha

4.      Deviden

5.      Bunga wesel dan obligasi

6.      Hasil penjulan aktiva

7.      Royalti

8.      Kredit bank

9.      Dan pejualan saham.

Sejalan dengan hal-hal tersebut kebutuhan kas digunakan untuk:

1.      Pembelian bahan

2.      Perbekalan

3.      Pembayaran gaji atau upah

4.      Pembayaran kembali hutang

5.      Pajak

6.      Pembelian pabrik dan peralatan yang juga harus ditentukan[8].

Sumber utama pemerimaan kas adalah penjulan tunai dan penagihan piutang. Estimasi penagihan hutang dibuat berdasakan anggaran penjualan dan pengalaman perusahaan dalam hal penagihan.

E.     Sumber Kas Dan Penggunaan Kas

Sumber kas

1.      Hasil penjualan produk atau jasa secara tunai.

2.      Hasil penagihan piutang perrusahaan.

3.      Pendapatan lain seperti bunga bank

4.      jasa giro

5.      Devide.

6.      Adanya pengurangan pada aktiva tetap, seperti penjualan aktiva tetap.

7.      Penerimaan diluar pengahasulan seperti kredit bank, penjualan oblogasi.

8.       Penambahan modal sendiri oleh pemilik.

 Penggunaan  kas

1.      Berbagai pembayaran untuk operasional perusahaan seperti biaya tenaga kerja, biaya penjualan, dan biaya administrasi.

2.      Pembayaran paga kreditur, baik berupa bunga maupun angsurannya.

3.      Penambahan berbagai aktiva tetap,  seperti pembelian aktiva tetap.

4.      Pembayaran pada pemilik modal, seperti pembayaran deviden atau pengembaian modal.

5.      Pembayaran kepada pemerintah, seperti pembayaran pajak, cukai, materai, restitusi dan lainnya[9].

 

F.     Ihtisar Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Saldo kas yang tersedia pada bulan November 19xx. Di tambah seluruh penerimaan kas yang diperkirakan (termasuk pengumpulan piutang dari para pelanggan). Dikurangi seluruh pembayaran kas yang diperkirakan (termasuk pembayaran persediaan untuk bahan mentah, pembayaran untuk tenaga kerja, overhead pabrik dan biaya operasi). Sama dengan saldo kas yang tersedia pada 30 November 19xx

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Berikut contoh secara rinci dari anggaran penerimaan dan pengeluaran kas[10]:

Jansen Corporation

Anggaran penerimaan dan pengeluaran kas

(Budgetet Cash Receipts And Disbursements)

Untuk Bulan Novemver 19xx

Anggaran saldo kas untuk bulan November 19xx                  Rp.17.692.000                                               

Penerimaan

Dari pelanggan:

Estimasi saldo dari piutang

Dagang, 1 November 19xx                             Rp.16.950.000                                               

Hasil penjualan untuk bulan

November 19xx                                              Rp.286.900.000 +

Total                                                                Rp.303.850.000

Dikurangi piutang

Dagang 30 November 19xx

(Estimasi unutk 10% dari hasil

 penjualan bulan November                            Rp.28.690.000

Rp.275.160.000

Dari pengumpulan pendapatan sewa              Rp.6.000.000

Dari pengumpulan Pendapatan

bunga                                                              Rp.500.000

Dari peredaran 1000 lembar saham                 Rp.91.000.000 +

Total penerimaan kas yang diperkirakan         Rp.372.660.000

Total kas yang tersedia Dipindahkan              Rp.390.352.000

 

 

 

Pengeluaran Kas

Untuk persediaan:

Estimasi saldo utang dagang 1

November 19xx                                              Rp.5.261.000

Pembelian selama bulan November                Rp.75.205.000 +

Jumlah                                                             Rp.80.466.000

Dikurangi utang dagang

(Estimasi 15% dari pembelian bulan

November)                                                      Rp.11.281.000 -

Rp.69.185.000

Upah tenaga kerja:

Gaji yang dibayar

1 November 19xx                                           Rp.1.890.000

Upah tenaga kerja bulan

November                                                       Rp.126.900.000 +

Total                                                                Rp.128.790.000

Dikurangi estimasi

Pengeluaran gaji,

30 November 19xx (20%

Dari upah tenaga kerja bulan November)       Rp.25.380.000 -

Rp.103.410.000

Untuk biaya operasi:

Biaya yang dikeluarkan 30

November 19xx                                              Rp.5.650.000

Biaya dibayar di muka

30 November 19xx                                         Rp.6.950.000

 

Estimasi biaya operasi bulan

November                                                       Rp.95.200.000 -         

Total biaya operasi                                          Rp.107.800.000

 

Biaya yang dikeluarkan 30

November 19xx                       Rp.8.200.000

Biaya dibayar dimuka 1

November 19xx                      Rp.10.000.000+

Rp.18.200.000 -

Rp.89.600.000

Untuk pembangunan gedung

Baru                                                                Rp.90.000.000

 

Total anggaran pengeluaran kas                                  Rp.352.195.000

Saldo kas yang diperkirakan 30

November 19xx                                                          Rp.38.157.000

 

G.    Estimasi Pengeluaran Kas Dihitung Dari

1.      Anggaran pembelian (purchase budget), yang memperhatikan rencana pembelian bahan dan perbekalan perlengkapan.

2.      Anggaran pekerja langsung (direc labor badget) yang menunjukkaan upah pekerja langsung yang harus dibayar.

3.      Berbagai macam anggaran beban, baik anggran pabrikase maupun komersial yang menjukkan beban yang diperkirakan akan diperkirakan.

4.      Anggaran pabrik dan peralatan (plan and equipment budget) yang merinci jumlah uang kas yang diperlukan untuk pembelian peralatan baru atau peralatan pengganti.

5.      Anggaran dana umum (treasuree’s budget) yang menunjukkan keperluan untuk hal-hal seperti deviden, bunga dan cicilan atau pelunasan pinjaman dan obligasi, dinasi, dan pajak penghasilan.

Untuk setiap pos, kita perlu mengestimasi kapan kas tersebut akan dikeluarkan[11].

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Setelah memahami tentang pembahasan di atas terkait dengan anggaran kas, penulis dapat simpulakn bahwasanya anggaran kas merupakan hal yang sangat di butuhkan bahkan dapat dikatakan penting dalam sebuah perusahaan. Dimana mengingat pentingkan aadnya kas dalam sebuah perusahaan karena dapat dikatakan bahwa kas atau modal atau bala, merupakan jantung dari perusahaan. Dengan demikian diadakannya penganggaran kas di aharapkan dapat memicu lancarkan laju perkembangan perusahaan, karena modal untuk memproduksi suatu barang telah tertata dengan baik. Hal ini bertujuan agar sebuah perusahaan tidak tercecer lagi dalam mengurusi ataupun meyediakan dana untuk berbagai macam kebutuhan ataupun produksi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Bustami Bastian, 2007, Akuntansi Biaya, Yogyakarta: Graha Ilmu

Efendi Suryadi, 1996, Manajemen Biaya, Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama

Permana Felly, 1992, Cost Accounting, Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama

Purba Radiks, 1995, Akuntansi Untuk Manajer, Jakarta: PT Rineka Cipta

Sadeli, Lili, 1999,  Akuntansi Manajemen, Jakarta: Perpustakaan Nasional

                                                                             

 



[1] Radiks Purba, Akuntansi Untuk Manajer, (Jakarta: PT Rineka Cipta,1995), Hal.261

[2] Ibid.,

[3] Suryadi Efendi, Manajemen Biaya, (Jakatra: PT Gelora Aksara Pratama, 1996), Hal. 115

[4] Bastian Bustami, Akuntansi Biaya, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), Hal.23

[5] Felly Permana Z, Cost Accounting, (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 1992), Hal.44

[6] Ibid.,

[7] Ibid., Manajemen Biaya, Hal. 6

[8] Ibid., Cost Accounting, Hal. 7

[9] Ibid.,

[10]Prof. Drs. H. Lili M. Sadeli, MPd, Akuntansi Manajemen, (Jakarta: Perpustakaan Nasional), Hal.146

[11] Ibid., Cost Accounting, Hal. 7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar