Kata
media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara, atau pengantar.
Dalam bahasa arab perantara adalah wasaa’il atau perantara pesan
dari pengirim kepada penerima. Secara garis besar,media adalah manusia, materi
atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Banyak
guru beranggapan bahwasanya media pembelajaran haruslah dari teknologi tinggi,
elektronika, digital, atau bahkan menggunakan biaya yang mahal seperti media
cetak, transparansi, audio, slide suara, video, multimedia interaktif dan
e-learning. Namun asumsi seperti itu kurang tepat pemaknaan, sebenarnya media
pembelajaran terdiri dari berbagai macam jenis, dari media pembelajaran yang
sederhana dan murah hingga media pembelajaran yang canggih dan mahal. Media
bisa kita dapatkan dengan cara membuat sendiri,membeli atau bahkan dengan yang
sudah tersedia dilingkungan kita. Maka, asumsi diatas dapat dirubah. Lingkungan dapat digunakan sebagai media pembelajaran
tanpa biaya.
Lingkungan
dapat digunakan sebagai media pembelajaran dengan cara langsung (by utility
resources), ataupun dirancang terlebih dahulu (by design resources)
dan dapat pula dengan cara rekayasa.
A. Definisi
Lingkungan
Dalam
kamus besar bahasa Indonesia, lingkungan adalah daerah (kawasan tersebut) yang
termasuk didalamnya.[1]
Dalam kamus bahasa inggris, definisi lingkungan sangat beragam diantaranya
yaitu circle, area, surroundings, sphere, domain, range, dan environment
yang artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang
ada di sekitar atau sekeliling.[2]
Ada yang mengatakan lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan
keadaan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan prilaku manusia itu
sendiri dengan manusia lain. Lingkunagan terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik (benda mati)
dan budaya manusia sendiri.
Jadi,
lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber
daya alam seperti tanah, air, energy, surya, mineral, serta flora dan fauna
yang tumbuh di atas tanah maupun di dasar lautan.
Belajar
merupakan interaksi siswa dengan lingkungan. Slameto berpendapat bahwa belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.[3]
Oleh karena itu lingkungan sangat berpengaruh dalam proses belajar. Lingkungan
juga dapat menjadi media, sumber belajar bagi siswa.
Media
sangat penting dalam proses pembelajaran, karena media adalah perantara untuk
tersampainya sebuah pelajaran kepada siswa, sesuai dengan definisi media adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan sikap.[4]
Oleh karena itu media pembelajaran sangat menunjang dalam proses tersebut.
Lingkungan
yang ada di sekeliling kita, dapat digunakan sebagai sumber belajar yang
efektif. Lingkungan ini meliputi : masyarakat disekeliling sekolah, lingkungan fisik disekitar
sekolah, bahan-bahan yang tersisa atau
tidak terpakai, bahan-bahan bekas yang mampu diolah kembali atau dimanfaatkan
sebagai sumber atau alat belajar mengajar, serta peristiwa alam yang terjadi di
masyarakat.[5]
Media pembelajaran lingkungan adalah
pemahaman terhadap gejala atau tingkah laku tertentu dari objek atau pengamatan
ilmiah terhadap sesuatu yang ada di sekitar sebagai bahan pengajaran kepada siswa
sebelum dan sesudah menerima materi dari sekolah dengan membawa pengalaman dan
penemuan dengan apa yang mereka temui di lingkungan mereka.
B. Tujuan
Lingkungan sebagai Media Pembelajaran.
Tujuan
utama penggunaan media pembelajaran adalah agar pesan atau informasi yang
dikomunikasikan tersebut dapat diserap semaksimal mungkin oleh para siswa
sebagai penerima informasi.[6]
Dengan
penggunaan media tersebut, maka informasi tersebut dapat diterima oleh siswa
dengan baik, cepat dan mudah untuk diproses oleh siswa tanpa harus melalui
proses yang panjang dan menjadikan siswa jenuh untuk mengikuti pembelajaran.
Tujuan
lingkungan sebagai media pembelajaran adalah untuk mengupayakan agar terjadi
proses komunikasi dan interaksi antara sekolah, khususnya guru dan siswa dengan
masyarakat sekitar sekolah. Dengan adanya interaksi diantara keduanya, maka
akan tumbuh saling pengertian antara siswa dengan masyarakat sekitar. Sehingga
miskomunikasi tidak akan terjadi diantara keduanya. Oleh karena itu, apabila
sudah ada saling kepercayaan, maka akan timbul sebuah peningkatan relevansi
antara kurikulum sekolah dengan kebutuhan yang diinginkan masyarakat sekitar.
Lingkungan
sebagai media pembelajaran juga mampu menumbuhkan rasa cinta dan menghargai
siswa terhadap lingkungan yang mereka singgahi sebagai tempat belajar.
C. Jenis
Lingkungan sebagai Media Pembelajaran.
Semua
lingkungan yang hadir disekitar kita, dapat digunakan sebagai media
pembelajaran yang mampu membantu terjadinya proses pembelajaran yang aktif. Semua
lingkungan yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran dapat dikelompokan
menjadi tiga, diantaranya yaitu:[7]
1. Lingkungan
sosial
Lingkungan
sosial digunakan sebagai suber belajar berkenaan dengan kehidupan masyarakat,
seperti berorganisasi, adat, kebiasaan masyarakat setempat, mata pencaharian,
kebudayaan, pendidikan, kependudukan, struktur pemerintahan, agama dan sistem
nilai.
Dalam
proses pengajaran, penggunaan lingkungan harus dimulai dari hal yang terdekat
dengan siswa,seperti: keluarga, tetangga, rukun tetangga, rukun warga, kampong,
desa, kecamatan dan seterusnya. Hal ini dilaksanakan sesuai dengan kurikulum
dan tingkatan peserta didik.
Contoh
: Dalam pelajaran Ilmu Bumi dan Kependudukan siswa diberi tugas untuk
mempelajari aspek kependudukan di rukun tetangganya. Siswa diminta untuk
mempelajari jumlah penduduknya, jumlah keluarga, komposisi penduduk menurut
umur, agama, mata pencaharian, tingkat pendidikan, peserta KB, pertambahan
penduduk dari tahun ke tahun dan lain-lain. Dalam studi ini siswa menghubungi
ketua RT dan bertanya kepadanya, disamping melihat sendiri keadaan penduduk di
RT tersebut. Hasilnya dicatat dan dilaporkan di sekolah untuk dipelajari lebih
lanjut.
Apabila
diaplikasikan dalam pembelajaran bahasa arab, siswa dapat diberi tugas sesuai
dengan diatas akan tetapi laporan dalam bentuk bahasa arab dan disampaikan
dikelas di depan siswa-siswa menggunakan bahasa arab, kemudian sisa yang lain
diberi kesempatan untuk menanggapi apa yang disampaikan oleh siswa tersebut.
Kemudian dariproses tersebut, siswa akan sungguh-sungguh mencari informasi yang
faktual kemudian mereka akan belajar mengarang (insya) dan menyampaikan
dengan bahasa arab.
2. Lingkungan
Alam
Lingkungan
alam adalah segala sesuatu yang bersifat alamiah seperti keadaan geografis,
iklim, suhu udara, musim, curah hujan,flora (tumbuhan), fauna (hewan), sumber
daya alam (air,hutan, tanah,batu-batuan dan lai-lain).
Aspek-aspek
lingkungan ini dapat dipelajari siswa dari segi mengingat sifat-sifat dari
gejala alam. Siswa dapat mencatat segala gejala yang terjadi, proses dan
sebagainya. Dengan mempelajari lingkungan, diharapkan siswa mampu memahami
materi pelajaran di sekolah serta mampu menumbuhkan cinta alam, kesadaran untuk
menjaga, memelihara lingkungan,serta turut dalam menanggulangi kerusakan.
Contoh
: dalam pelajaran IPA, siswa diminta mempelajari lingkungan alam di tempat tinggalnya.
Siswa diminta mencatat dan mempelajari suhu udara, jenis tumbuhan, hewan,
batu-batuan, kerusakan lingkungan, pencemaran dan lain-lain. Baik secara
individual maupun kelompok para siswa akam melakukan kegiatan belajar seperti
mengamati, bertanya kepada orang lain, membuktikan sendiri atau mencobanya.
Dari kegiatan tersebut siswa akan mendapatkan pelajaran yang tidak diperolehnya
di sekolah sehari-hari.
Dari
contoh diatas dapat diaplikasikan dalam pembelajaran bahasa arab, contohnya:
dalam pembelajaran bahasa arab, ketika mencapai bab mengenai alam, maka guru
dapat menggunakan kesempatan ini untuk memberikan tugas kepada siswa untuk mengamati
lingkungan masing-masing dari segi udara, cuaca, gejala alam dan lain-lain,
kemudian membuat laporan dalam bentuk karangan (insya) dan guru dapat
mengajukan pertanyaan menggunakan bahasa arab. Dalam metode seperti ini siswa
dapat memperoleh pelajaran baru saat terjun di lapangan, belajar mengarang (insya)
menggunakan bahasa arab dengan menambah kosa kata yang mereka punya dan
meningkatkan kemampuan berbicara mereka dalam bahasa arab. Jadi, ada dua
penilain di sini yaitu: kemampuan menulis (maharah kitabah) dan
kemampuan berbicara (maharah kalam)
3. Lingkungan
Buatan
Lingkungan
buatan adalah lingkungan yang sengaja dibuat, diciptakan atau dibangun manusia
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang dapat member manfaat bagi
masyarakat. Lingkungan buatan diantaranya yaitu: irigasi atau pengairan,
bendungan, pertamanan,kebun binatang, perkebunan, penghijauan, dan pembangkit
tenaga listrik.
Apabila
digunakan sebagai media pembelajaran, maka siswa dapat mempelajari dari
pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya, daya dukungnya, dan lain-lain.
Lingkungan buatan dapat dikaitkan dengan kepentingan berbagai bidang studi yang
diberikan sekolah.
Dalam
pembelajaran bahasa arab, guru dapat menciptakan lingkungan khusus di
lingkungan sekolah, seperti ruang bermain peran yang suasana ruangannya seperti
Negara-negara timur tengah agar mereka ketika mengikuti pembelajaran main peran
seperti masyrohiyah atau tamsil bisa bermain secara totalitas.
Ketiga lingkungan yang sudah disebutkan
diatas dapat dimanfaatkan sekolah dalam proses pembelajaran. Penggunaan media
lingkungan ini bisa dilakukan diluar jam pelajaran atau sebagai tugas siswa agar
mereka dapat mengerjakan secara komperehensif. Apabila lingkungan dijadikan
media atau sumber belajar yang relevan, maka siswa akan diperkaya oleh materi
pengajaran, diperjelas oleh prinsip dan konsep belajar dalam bidang studi
tersebut.
D. Keuntungan
dan kelemahan menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran
Lingkungan
yang dimanfaatkan sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan
diantaranya:[8]
1. Kegiatan
belajar akan lebih menarik dan tidak membosankan karena pembelajaran tidak
harus berada di kelas serta dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
2. Siswa
akan lebih mengetahui tentang hakikat belajar karena langsung dihadapkan dengan
situasi dan keadaan lingkungan yang alami dan lebih memungkinkan untuk
mengaplikasikannya secara langsung (aplikatif)
3. Proses
belajar siswa akan lebih komprehensif dan aktif
4. Siswa
akan lebih banyak menemukan sumber belajar karena beraneka ragamnya lingkungan
yang dipelajari
5. Bahan-bahan
yang dipelajari lebih faktual dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Sehingga dapat memberikan pengetahuan kepada siswa secara langsung
6. Siswa
lebih menyatu dengan lingkungan sehingga dapat memahami dan menghayati aspek
kehidupan dalam lingkungan tersebut
7. Mengehemat
biaya
8. Benda dan peristiwa yang ada di
lingkungan biasanya lebih mudah dicerna oleh siswa dibandingkan dengan media
yang didesain (lebih komunikatif)
9. Benda-benda yang berasal dari
lingkungan siswa akan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
siswa. Hal ini juga sesuai dengan konsep pembelajaran kontekstual (contextual
learning).
Demikianlah beberapa keuntungan dari
pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran. Lingkungan sebagai salah
satu sumber dan media pembelajaran yang tak terbatas dalam meningkatkan belajar
siswa. Kita tinggal memilihnya berdasarkan prinsip-prinsip
atau kriteria pemilihan media dan menyesuaikannya dengan tujuan,
karakteristik siswa dan topik pelajaran yang akan kita ajarkan. Dalam
pembelajaran bahasa arab, media lingkungan juga dapat digunakan sesuai dengan
kebutuhan atau sesuai dengan materi yang disampaikan agar siswa semakin
memahami untuk menggunakan lingkungan dan mampu mengaplikasikan kemampuan
mereka dalam berbahasa arab.
Selain
kelebihan, lingkungan sebagai media pembelajaran mempunyai beberapa kekurangan
antara lain:[9]
1. Persiapan
yang kurang matang sebelum proses belajar
2. Adanya
kesan bahwa kegiatan dari lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama
3. Sempitnya
pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi dalam kelas.
E. Tekhnik penggunaan lingkungan sebagai media
pembelajaran
Terdapat bermacam-macam cara untuk
menggunakan lingkungan sebagai kepentingan pelajaran. Secara garis besar dapat
dibagi menjadi dua bagian yaitu:[10]
1. Membawa
peserta didik dalam lingkungan atau masyarakat untuk keperluan pelajaran.
Banyak cara yang dapat ditempuh antara lain:
a) Karyawisata
atau Field Trip
Merupakan kunjungan
siswa keluar kelas untuk mempelajari objek tertentu sebagai bagian integral
dari kegiatan kurikuler di sekolah. Karyawisata harus direncanakan dengan
cermat mulai dari perencanaan objek apa yang akan dipelajari, bagaimana cara
untuk mempelajari dan kapan waktu yang tepat untuk mempelajarinya. Objek
karyawisata yang akan dikunjungi harus relevan dengan materi pelajaran.
Nilai-nilai yang dapat diperoleh dari karya wisata:[11]
ü Memberikan
pengalaman langsung pada siswa
ü Membangkitkan
dan memperkuat minat siswa
ü Memberikan
motivasi kepada siswa untuk menyelidiki sebab terjadinya sesuatu dalam
masyarakat
ü Lebih
mengembangkan hubungan social siswa dengan masyarakat
ü Memberikan
pengertian yang lebih luas tentang kehidupan dalam masyarakat
b) Survey
Survey merupakan usaha
untuk memperoleh keterangan-keterangan factual tentang suatu aspek dari
masyarakat dengan penyelidikan sistematis.[12]
Kegiatan belajar akan dimulai dengan wawancara atau pengamatan siswa terhadap
pihak yang bersangkutan, kemudian mempelajari segala data yang diperoleh siswa
dari masyarakat dan yang terakhir yaitu mencatat dan menyimpulkan hasil survey
guna menambah informasi pembelajaran. Gaya belajar ini kebanyakan diterapkan
dalam mata pelajaran social dan masyarakat seperti sosiologi, antropologi,
ekonomi, sejarah dan lain-lain.
c) Pengabdian
kepada masyarakat (Service Project)
Service Project
merupakan suatu kegiatan yang dijalankan oleh siswa-siswa dalam rangka
memperbaiki suatu aspek tertentu dari kehidupan masyarakat. Kegiatan ini akan
mudah terlaksana jika siswa telah menemukan masalah dalam masyarakat melalui
survey yang telah dilakukan sebelumnya kemudian adanya empati untuk memecahkan
masalah tersebut bersama dengan bapak atau ibu guru. Adapun project yang harus
dipilih harus memiliki criteria sebagai berikut:
ü Penting
dan berguna bagi masyarakat
ü Adanya
kemampuan siswa dalam melaksanakanya
ü Bermanfaat
bagi perkembangan siswa
d) Interview
Dengan adanya interview
guru berharap siswa dapat mengajukan pertanyaan kepada orang lain untuk
mendapatkan informasi dalam situasi yang tidak formal (luar sekolah). Interview
akan menambah rasa percaya diri siswa untuk berkomunikasi dengan orang lain
sekaligus mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Misalnya seorang siswa yang
mengadakan interview dengan salah salah turis asing berkebangsaan arab saat
berada di salah satu Museum.
e) Perkemahan
sekolah atau School Camping
Berkemah merupakan
salah satu cara guru untuk mendatangkan siswa secara langsung ke lingkungan dengan
tujuan agar siswa mengenal lingkungan sekitarnya lebih dekat lagi. Perkemahan
banyak mengandung nilai edukatif antara lain yang berhubungan dengan social dan
juga keakraban dengan alam.
Walaupun demikian masih
banyak kendala dalam pelaksanaan perkemahan yaitu berhubungan dengan biaya,
tanggung jawab berat bagi guru dan juga perlu persiapan yang cermat dan matang.
2. Membawa
sumber-sumber dari masyarakat kedalam kelas untuk kepentingan pelajaran. Adapun
model pembelajarannya adalah sebagi berikut:
a.
Resource Person
Dengan Resource Person
para siswa dapat mendapatkan informasi dari narasumber yang mempunyai keahlian
dan pengetahuan tertentu misalnya guru dengan keahlian tertentu, tokoh-tokoh
masyarakat, petani, dockter dsb. Kegiatan ini akan disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Misalnya dalam pelajaran balaghoh guru akan
mengundang narasumber yang ahli dibidang tata bahasa arab.
b. Membawa
benda-benda, contoh, koleksi dan sebagainya kedalam kelas
Setelah melakukan
karyawisata atau survey ada baiknya guru meminta siswa untuk membawa atau
mengumpulkan benda yang ditemuinya di alam dan dapat memberikan informasi.
BAB III
PENUTUP
A.Simpulan
1. Lingkungan
adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam
seperti tanah, air, energy, surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh
di atas tanah maupun di dasar lautan.
2. Tujuan
lingkungan sebagai media pembelajaran adalah untuk mengupayakan agar terjadi
proses komunikasi dan interaksi antara sekolah, khususnya guru dan siswa dengan
masyarakat sekitar sekolah. Lingkungan juga mampu menjadikan siswa mempunyai
rasa cinta dan sadar untukmenjaga lingkungan.
3. Jenis
lingkungan yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran adalah sebagai
berikut: lingkungan sosial,lingkungan alam dan lingkungan buatan.
4. Kelebihan
dan kekurangan penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran.
a. Kelebihan
: Kegiatan belajar akan lebih menarik dan tidak membosankan, Siswa akan lebih
mengetahui tentang hakikat belajar karena langsung dihadapkan dengan situasi
dan keadaan lingkungan yang alami dan lebih memungkinkan untuk
mengaplikasikannya secara langsung (aplikatif), Proses belajar siswa akan lebih
komprehensif dan aktif dan Siswa akan lebih banyak menemukan sumber belajar
karena beraneka ragamnya lingkungan yang dipelajari
b. Kekurangan
: Persiapan yang kurang matang sebelum proses belajar, Adanya kesan bahwa
kegiatan dari lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama, Sempitnya pandangan
guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi dalam kelas.
5. Teknik
penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran:
a. Membawa
peserta didik dalam lingkungan atau masyarakat untuk keperluan pelajaran.
1.) Karyawisata
2.) Survey
3.) Pengabdian
kepada masyarakat
4.) Interview
5.) Perkemahan
sekolah atau school camp
b. membawa sumber-sumber baru dari masyarakat
kedaam kelas untuk kepentingan pelajaran.
1.) Reseorce
Person
2.) Membawa
benda-benda.contoh, koleksi dan sebagainya kedalam kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2005. Kams Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Arsyad, Azhar. 2011. Media
Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Darmawanto,Priyo dan Pujo
Wiyanto.-. Kamus Lengkap Inggris Indonesia. Surabaya: Arkola
Fathurrohman.
2008. Tekhnologi dan Media Pembelajaran. Surabaya: Dakwah Digital Press
Nana, Sudjana. 1997. Media Pengajaran
Penggunaan dan Pembuatan. Bandung: Sinar Baru
Nasution. 1995. Didaktik
Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Rohani, Ahmad.
2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta
Wahab Rosyidi, Abdul. 2009. Media
Pembelajaran Bahasa Arab (Malang: UIN Malang Press.
http://www.lingkungansebagaimediapembelajaran/variedzz.htm
diakses pada tanggal 13 April 2014
http://www.lingkungansebagaimediapembelajaran/variedzz.htm diakses pada
tanggal 13 April 2014
[1] Hasan Alwi, Kams Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka: 2005), h. 675
[2] Priyo Darmawanto dan Pujo
Wiyanto, Kamus Lengkap Inggris Indonesia (Surabaya: Arkola,-),h.121
[3] http://www.lingkungansebagaimediapembelajaran/variedzz.htm
diakses pada tanggal 13April 2014
[4] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h.3
[5] Sudjana Nana, Media
Pengajaran Penggunaan dan Pembuatan (Bandung: Sinar Baru, 1997),h.28
[6] Abdul Wahab Rosyidi, Media
Pembelajaran Bahasa Arab (Malang: UIN Malang Press, 2009),h28
[7] http://www.lingkungansebagaimediapembelajaran/variedzz.htm
diakses pada tanggal 13 April 2014
[8] Fathurrohman, Tekhnologi dan
Media Pembelajaran, (Surabaya: Dakwah Digital Press, 2008), h.49
[9]
Ibid, h.50
[10]
Ahmad Rohani, Pengelolaan
Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), h. 19
[11]
Nasution, Didaktik
Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h.133
[12]
Op, cit, h.136
Tidak ada komentar:
Posting Komentar