Selasa, 04 Januari 2022

MAKALAH PERENCANAAN AUDIT DAN ANALISIS PROSEDUR

 

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang Masalah

            ada tiga alasan utama mengapa auditor harus merencanakan penugasan dengan tepat: untuk memungkinkan auditor mendapatkan bukti-bukti yang tepat dan mencukupi pada situasi yang dihadapi, untuk membantu menjaga biaya audit yang wajar dan untuk menghadirkan kesalah pahaman dengan klien. jika kantor akuntan publik ingin meminimalkan kewajiban hukum dan memperetahankan reputasi yang baik dalam mensyaratkan bisnis, bukti yang tepat yang mencukupi harus diperoleh. agar tetap kompetitif kantor akuntan publik harus menjaga kewajaran biayanya. menghindari kesalah pahaman dengan klien dan memfasilitasi pekerjaaan berkualitas tinggi,dengan biaya wajar. andaikan auditor telah menginformasikan kliennya bahwa audit akan diselesaikan akhir bulan tetapi  sampai awal bulan depan jugabbelum selesai karena penjadwalan staf kurang baik. klien mungkin kesal dengan kantor akuntan ini, dan bahkan dapat mengajukan tuntutan atas pelanggaran kontrak.

B.     Rumusan masalah

1.      apakah yang dimaksud dengan perencaan audit?

2.      mengapa perencanaan audit yang memadai sangatlah penting ?

3.      apakah yang dimaksud dengan analisis prosedur?

4.      apa saja prosedur analis ?


BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Perencanaan Audit

Perencanaan audit adalah total lamanya waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk melakukan perencanaan audit awal sampai pada pengembangan rencana audit dan program audit menyeluruh. Variabel ini diukur dengan menggunakan jam perencanaan audit.  Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan audit yang dibuat oleh auditor.

 

B.     Pentingnya Perencanaan Audit

Berdasarkan standar auditing yang berlaku umum (standar pekerjaan lapangan), auditor diharuskan untuk merencanakan pekerjaanya secara memadai dan jika digunakan asisten harus disupervisi sebagaimana mestinya. Auditor merencanakan penugasan audit dengan sebaik-baiknya untuk mendapatkan bahan bukti yang tepat pada situasi yang dihadapkan dan untuk menciptakan tingkat efesiensi biaya audit. bukti audit yang tepat harus diperoleh auditor untuk memperkecil kewajiban hukum dan mempertahankan reputasinya. disamping itu, efesiensi biayaaudit juga menjadi penting agar kantor akuntan publik dapat tetap kompetitif

            Sehubungan dengan pelaksanaan audit dan biaya audit ada dua jenis risiko yang sangat memengaruhinya yaitu :

a.    Risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk) dan risiko bawaan (inherent risk). risiko audit yang diterima adalah ukuran seberapa besar auditor bersedia menerima bahwa laporan keuangan kan salah saji secara material setelah audit diselesaikan dan pendapat wajar tanpa pengecualian diterbitkan.

b.    Risiko bawaan adalah ukuran kemungkinan adanya salah saji yang material dalam saldo akun sebelum dipertimbangkan keefektifan pengendalian internal. kedua jenis risiko ini merupakan bagian yang penting dari perencanaan audit untuk membantu auditor dalam menentukan jumlah bukti yang harus diperoleh dan banyaknya staf yang dibutuhkan untuk setiap penugasan.

Untuk dapat membuat perencanaan audit secara memadai, auditor harus memiliki pengetahuan tentang bisnis kliennya agar dapat memahami kejadian, transaksi, dan praktik yang mempunyai pengaruh sigfmifikan terhadap laporan keuangan klien. dalam penugasan sudit ualangan, auditor bisa memperoleh pengetahuan tentang klien dengan cara me-review kertas kerja tahun lalu. kertas kerja juga bisa menunjukkkan masalah-masalah yang muncul dalam audit pada tahun yang lalu, yang mungkin masih akan berlanjut pada audit tahun berikutnya. komite audit dan dewan komesaris bisa memberi penjelasan penting kepada auditor mengenai bisnis dan industri klen. baik untuk klien baru atau ulangan, diskusi dengan manajemen akan berguna bagi auditor untuk dapat mengetahui perkembangan terakhir klien, yang mungkin dapat berpengaruh signifikan terhadap audit yang akan dilakukan auditor.

            perencanaan audit yang dilakukan dengan baik dapat menciptakan audit yang efisien dan efektif. kegagalan untuk merencanakan penugasan audit secara tepat dapat menyebabkan penerbitan laporan keuangan audit yang keliru atau audit menjadi tidak efesien dan tidak efektif. penugasan audit biasanya akan dimulai dari penunjukan awal atau penunjukan kembali auditor oleh klien.setelah itu,auditor menjaklankan sejumlah aktivitas yang akan mengembangkan strategi audit secara keseluruhan. perencanaan audit meliputi pengembangan strategi secara menyeluruh atas pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. sifat, lingkup, dan perencaan bervariasi tergantung pada ukuran dan kompeksitas entitas klien, pengalaman mengenai entitas klien, dan pengetahuan tentang bisnis entitas klien. dalam perencanaan auditnya, auditor harus mempertimbangkan sifat,lingkup, dan saat pekerjaan yang harus dilaksanakan dan harus membuat suatu progam audit secara tertulis untuk setiap audit, progam audit harus memuat prosedur audit secara rinci, yang menurut keyakinan auditor diperlukan untuk mencapai tujuan audit. bentuk program audit dan tingkat kerinciannya sangat bervariasi sesuai keadaan. dalam mengembangkan program audit, auditor harus berpedoman pada pertimbangan dan prosedur perencanaan auditnya. selama berlangsungnya audit, perubahan kondisi dapat menyebabkan diperlukannya perubahan prosedur audit yang telah direncanakan tersebut.

C.    Menerima Klien Baru atau Melanjutkan Penugasan

Fase pertama dari proses audit yang terkait dengan perencanaan audit adalah memutuskan apakah akan menerima klien baru atau terus melayani klien yang lama. Usaha yang signifikan biasanya akan lebih dicurahakan untuk mengevaluasi penerimaan klien baru dibandingkan keputusan untuk melanjutkan penugasan dari klien yang telah ada sekarang. dengan melanjutkan penugasan dari klien yang lama, auditor akan mendapat pengetahuan yang lebih luas mengenai bisnis klien dan lingkungannya.

Meskipun untuk memperoleh dan mempertahankan klien bukanlah hal yang mudah, kantor akuntan publik harus ekstra hati-hati dalam memutuskan klien mana yang akan diterima. sebisa mungkin kantor akuntan publik menolak penugasan audit dari klien yang memiliki reputasi manajemen yang buruk ( tidak memiliki integritas) bahkan saant beberapa KAP menolak klien yang berkecimpung dalam industri tertentu yang berisiko tinggi, seperti perusahaan simpan pinjam dan perusahaan asuransi jiwa ( asuransi kesehatan dan kecelakaan)

kantor akuntan publik juga seharusnya melakukan investigasi atas klien barunya sebelum menerima penugasan. prosedur yang dilakukan untuk mengevaluasi klien baru adalah:

1.    Memperoleh dan meninjau informasi keuangan yang ada, seperti laporan keuangan bulanan, laporan keuangan tahunan, surat pemberitahuan pajak penghasilan.

Menanyakan kepada pihak ketiga, seperti pihak bank, pengacara dan supplier, mengenai berapa informasi terkait dengan integritas dan reputasi manajemen klen

2. Mengkomunikasikan dengan auditor sebelumnya, sebagaimana yang dilakukan oleh standar auditing, mengenai apakah terdapat ketidak sesuaian dengan prinsip-prinsip akuntansi, prosedur audit atau masalah penting lainnya

3. Mempertimbangkan apakah klien baru memiliki beberapa keadaan yang memerlukan perhatian khusus atau menunjukan risiko bisnis atau risiko audit yang tidak biasanya, seperti masalah tuntutan hukum atau masalah kesinambungan usaha

4. Mengidentifikasi alasan klien untuk di audit

5. Memahami syarat penugasan yang ditetapkan oleh klien

6. Menentukan apakah KAP dapat bertindak independen dengan klien dan dapat memberikan jasa yang diinginkan klien baru

7. Menentukan apaka KAP memiliki keahlian dan pengetahuan teknis khusus tentang industri klien agar dapat melaksanakan penugasan secara baik

8. Menentukan apakah penerimaan klien baru tersebut tidak melanggar kode prilaku profesional

Ketika klen baru sebelumnya telah diaudit oleh KAP lain, standar auditing mengharuskan auditor baru (auditor penerus) untuk berkomunikasi dengan auditor pendahulu sebelum menerima penugasan. tujuan ketentuan ini adalah untuk membantu auditor penerus dalam mengevaluasi apakah ia akan menerima penugasan tersebut. sebgai contoh, komunikasi ini dapat menginformasikan kepada auditor penerus bahwa klien kurang memiliki integritas atau ada pertentangan terhadap prinsi-prinsip akuntansi dan prosedur audit

beban untuk memulai komunikasi ditanggung oleh auditor penerus, tetapi auditor pendahulu wajib untuk menanggapi permintaan informasi . berdasarkan persyaratan kerahasiaan dalam kode prilaku profesional, auditor pendahulu harus memperoleh izizn dari klien sebelum komunikasi dapat dilaksanakan. dalam peristiwa tidak biasa seperti adanya perselisihan antara klien dan auditor pendahulu, tanggapan auditor oendahulu dapat terbatas pada pernyataan bahwa tidak ada informasi yang akan diberikan. jika klien tidak mengizinkan komunikasi atau auditor pendahulu menyatakn tidak ada informasi yang akan diberikan, auditor penerus sebaiknya mempertimbangkan penugasan ini dengan sangat hati-hati.

Dalam kasus auditor menerima penugasan dari klien baru, setelah mempertimbangkan beberapa faktor, auditor pendahulu biasanya memerlukan informasi mengenai saldo awal dan penerapan secara konsisten prinsip-prinsipnakuntansi yang berlaku umum untuk menerbitkan laporan yang wajar tanpa pengecualiian. dalam banyak kasus, auditor pendahulu akan mengizinkan auditor penerus untuk membuat salinan kertas kerj untuk kepentingan keberlanjutan pemeriksaan.

Secara periodik kantor akuntan publik dapat mengevaluasi klien lamanya untuk menentukan apakah akan menghentikan penugasan atau melanjutkannya. konflik yang terjadi sebelumnya, seperti menyangkut ruang lingkup audit, jenis pendapat yang diberikan, dan lainsebgainya dapat menyebabkan auditor menolak penugasan baru. auditor dapat mengundurkan diri setelah menentukan bahwa klien tidak memiliki integritas. bahkan jika klien  mengajukan tuntutan hukum melawan kantor akuntan publik atau sebaliknya kantor akuntan tersebut harus dengan segera menarik diri dari penugasannya.

Auditor dan klien harus sepakat mengenai syarat-syarat penugasan, termasuk jenis, ruang lingkup, dan waktu penugasan. pemahaman ini akan mengurangi risiko bahwa masing-masing pihak menjadi salah interpretasi mengenai apa yang diharapkan atau apa yang disyaratkan satu sama lainnya. syarat-syarat penugasan ini didokumentasikan dalam surat penugasan (engagement letter) yang berisi tujuan penugasan, tanggung jawab manajemen, tenggung jawab auditor, serta batasan-batasan penugasan (seperti batas waktu penyelesaiian audit). dalam surat penugasan disebutkan juga mengenai bantuan yang akan diberikan oleh karyawan klien dalam mencari catatan dan dokumen yang diperlukan auditor. surat penugasan juga sering kali memuat perjanjian tentang biaya atau honor audit. di sampinmg itu, surat penugasan juga bertujuan untuk menginformasikan kepada klien bahwa auditor tidak dapat menjamin semua kecurangan akan ditemukan.[1]

 

D.    Memperoleh Infromasi Mengenai Latar Belakang

Standar pekerjaan lapangan yang kedua adalah “Auditor harus memperoleh pemahaman yang memadai tentang entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internalnya, untuk menilai risiko salah saji yang material pada laporan keuangan baik karena kekeliruan maupun kecurangan, dan untuk merancang sifat, penetapan waktu, serta luas prosedur audit selanjutnya”.

Memahami bidang usaha dan industri klien, Ada tiga alasan mengapa diperlukan pemahaman yang baik atas industry klien, yaitu :

a.  Memahami aturan-aturan akuntansi yang khas dari industri tersebut untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan klien sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

b.  Mengidentifikasi risiko dalam industri yang akan mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima.

c.  Agar dapat mengidentifikasi risiko bawaan.

Pengetahuan mengenai industry klien dapat diperoleh dengan berbagai cara, seperti: diskusi dengan auditor yang mengaudit di tahun-tahun sebelumnya dan dengan auditor yang sedang melakukan penugasan serupa, serta bisa juga dilakuka dengan mengadakan pertemuan-pertemuan bersama pegawai klien.

Infromasi lainnya dapat diperoleh dari pedoman audit industry, teks pelajaran dan majalah-majalah yang memuat informasi mengenai industri klien. Meninjau pabrik dan kantor Peninjauan atas fasilitas klien sangat bermanfaat untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai bidang usaha dan operasi klien karena akan diperoleh kesempatan untuk menemui pegawai kunci dan mengamati operasi dari tangan pertama. Diskusi dengan pegawai di luar bidagn akuntansi selama proses peninjauan audit dan audit berguna dalam mendapatkan perspektif yang lebih luas. Peninjauan langsung atas fasilitas fisik akan membantu auditor dalam memahami pengamanan fisik aktiva dan menginterpretasikan data akuntansi dengan memberikan kerangak acuan dalam vusialisasi aktiva. Menelaah kebijakan perusahaan Berguna untuk menetapkan apakah manajemen memperoleh wewenang dari dewan komisaris untuk membuat keputusan tertentu dan untuk meyakinkan bahwa keputusan manajemen telah tercermin dalam laporan keuangan.

Pendekatan yang digunakan kantor akuntan publik dalam menelaah kebijakan perusahaan adalah dengan memasukkan catatan dalam berkas permanen mengenai kebijakan pentign yang dijalankan oleh klien dan nama orang atau kelompok yang berwenang unutk mengubah kebijakan tersebut. Berkas permanen audirot seringkali memuat sejarah perusahaan, daftar jalur usaha utama, dan catatan kebijakan akuntansi yang paling penting dari tahun ke tahun.

Mengidentifikasi pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa

Hubungan istimewa dalam PSA 34 (SA 334) diidentifikasikan sebagai perusahaan afiliasi, pemilik utama perusahaan klien, atau pihak lainnya yang berhubungan dengan klien dimana salah satu pihak dapat mempengaruhi manajemen atau kebijakan operasi pihak lainnya.

Transaksi hubungan istimewa adalah transaksi antara klien dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, misalnya: transaksi penjualan dan pembelian antara perusahaan induk dengan perusahaan anak, pertukaran perlaatan antara dua perusahaan yang dimiliki oleh orang yang sama, dan pinjaman kepda pegawai. Karena transaksi hubungan istimewa harus diungkapkan, penting artinya bahwa seluruh pihak yang mempunyai hubungan istimewa diidentifikasi dan dimasukkan dlam berkas permanen pada awal penugasan auditor. Cara umum untuk mengidentifikasi pihak yang memiliki hubungan istimewa adalah dengan bertanya kepada manajemen, menelaah arsip paar modal, dan memerikasa daftar pemegang saham untuk mengidentifikasi pemegang saham utama. Mengevaluasi kebutuhan akan spesialis dari luar. Auditor harus memiliki pemahaman yang memadai mengenai industry klien untuk menentukan apakah diperlukan seorang spesialis. PSA 39 (SA336) menetapkan aturan untuk memilih spesialis dan menelaah pekerjaannya.

 

E.     Memperoleh Informasi Mengenai Kewajiban Hukum Klien

Tiga dokumen hukum dan catatan yang berkaitan erat dengan klien yang harus diperiksa pada awal penugasan: Akte pendirian dan anggaran dasar perusahaan. Akte pendirian perusahaan diterbitkan oleh negara di mana perusahaan didirikan dan merupakan dokumen hukum yang penting untuk mengakui suatu perusahaan sebagai suatu usaha yang berdiri sendiri. Termasuk di dalamnya adalah nama perseroan, tanggal pendirian, jenis dan jumlah modal saham yang disahkan unutk ditempatkan dan jenis kegiatan usaha yang boleh dilakukan oleh perseroan.

Anggaran dasar mencakup peraturan dan prosedur yang ditetapkan oleh para pemegang saham perseroan. Di dalamnya diuraikan hal-hal seperti tahun fiscal perseroan, frekuensi rapat pemegang saham, metode pemilihan para direktur, dan kewajiban serta wewenang dari pada pengurus perusahaan. Auditor harus memahami persyaratan akte pendirian dan anggaran dasar perusahaan agar dapat menetapkan apakah laporan keuangan disajikan secara pantas.

Notulen rapat adalah catatan resmi rapat dewan direksi dan pemegang saham. Termasuk di dalamnya adalah ikhtisar masalah terpenting yang didiskusikan dalam rapat dan keputusan yang dibuat oleh direksi dan pemegang saham. Jika auditor tidak memeriksa notulen, dia tidak akan menyadari adanya informasi yang penting unutk menetapkan apakah laporan keuangan telah dibuat dengan benar.

Informasi-informasi yang tercakup dalam notulen rapat:

   Pengumuman dividen

   Otorisasi penggajian untuk pejabat

   Persetujuan kontrak dan kesepakatan

   Otorisasi atas perolehan aktiva

   Persetujuan merger

   Otorisasi pinjaman jangka penjang

   Persetujuan untuk menggadaikan efek-efek

   Otorisasi pegawai yang berhak menandatangani cek

   Pelaporan mengenai kemajuan operasional perusahaan

Kontrak adalah perjanjian kerjasama klien dengan pihak lain. Pada umumnya kontrak sangat diperlukan dalam setiap bagian audit untuk memperoleh gambaran yang lebih baik mengenai perusahaan dan untuk membiasakan diri pada bagian yang mungkin akan menimbulkan masalah. Dalam memeriksa kontrak, perhatian utama dipusatkan pada segi kesepakatan hukum yang memperngaruhi pengungkapan keuangan.[2]

 

F.     Prosedur Analisis

Prosedur analitis (analytical procedur) adalah evaluasi informasi keuangan yang dilakukan melalui studi hubungan yang logis di antrar data keuangan dan non keuangan. Hal yang mendasari aplikasi prosedur analitis adalah bahwa hubungan yang logis di antara data tersebut dapat secara layak diharapkan ada dan tetap berlanjut meskipun tidak ada kondisi sebaliknya yang diketahui. Prosedur analitis digunakan dalam audit dengan tujuan, sebagai berikut :

a.Untuk membantu auditor dalam merencanakan sifat, penentuan waktu, dan luas prosedur audit lainnya.

b. Sebagai pengujian subtantif untuk mendapatkan bukti tentang asersi tertentu.

c. Sebagai penalaahan yang menyeluruh tentang informasi keuangan dalam tahap penelaahan akhir dari suatu audit.

SAS No. 56, Prosedur Analitis (AU 329.04) mengharuskan auditor untuk menerapkan prosedur analitis pada tahap 1 dan 3 di atas dalam semua audit atas laporan keuangan.

            Tujuan prosesur analitis dalam perencanan audit adalah untuk membantu dalam merencanakan sifat, saat dan lingkup prosedur audit yang akan digunakan untuk memperoleh bukti saldo akun. untuk itu, prosedur analitik harus ditujukan untuk meningkatkan pemahaman auditor atas bisnis klien dan transaksi atau peristiwa yang terjadi sejak tanggal audit terakhir dan mengidentifikasi bidang yang kemungkinan mencerminkan risiko9 tertentu yang bersangkutan dengan audit. jadi, tujuan prosedur ini adalah untuk mengidentifikasi hal-hal seperti adanya transaksi dan peristiwa yang tidak biasa, dan jumlah, rasio serta tren yang dapat menunjukkan masalah yang berhubungan dengan laporan keuangan dan perencanan auditprosedur analitis yang diterapkan dalam perencanaan audit umumnya menggunakan data gabungan yang digunakan untuk pengambilan keputusan di tingkat atas. lebih lanjut, kecanggihan, lingkup, dan saat audit, yang didasarkan atas pertimbangan auditor dapat berbeda tergantung pada ukuran dan kerumitan bisnis klien. untuk beberapa entitas, prosedur analitis dapat terdiri dari review atas perubahan saldo akun tahun sebelumnya dengan tahun berjalan, dengan menggunakan buku besar atau neraca saldo awal yang belum disesuaikan. sebaliknya untuk entitas yang lain, prosedur analitis mungkin meliputi analisi laporan keuangan triwulan. Walaupun prosedur analitis yang diterapkan dalam perencanan audit sering kali hanya menggunakan data keuangan ,tetapi kadangkala  informasi informasi nonkeuangan yang relevan juga dipertimbangkan misalnya, jumlah karyawan, luas ruang penjualan, jumlah barang yang diproduksi  dan informasi serupa lainnya yang mungkin dapat membantu dalam mencapai tujuan prosedur audit.

            Kepercayaan auditor terhadap penguji substantif untuk mencapai tujuan audit yang berhubungan dengan suatu asersi dapat berasal dari penguji rinci, prosedur analitis, atau dari kombinasi keduanya. keputusan mengenai prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan audit tertentu didasarkan pada pertimbangan auditor yang ada. auditor mempertimbangkan tingkat keyakinan, jika ada yang diinginkannya dari penguji substansif untuk tujuan audit dan memutuskan antara prosedur yang mana, atau koombinasi prosedur mana, yang dapat memberikan tingkat keyakinan  tersebut.

            Untuk asersi tertentu, prosedur analitis mungkin cukup efektif dalam memberikan tingkat keyakinan yang memadai. namun, untuk asersi lain, prosedur analitis mungkin tidak efektif atau seefisien pengujian rinci dalam memberikan tingkat keyakinan yang diinginkan. efektivitas dan efesiensi yang diharapkan dari suatu prosedur analitis dalam mengidentifikasi kemungkinan salah saji tergantung pada sifat asersi, kelayakan, dan kemampuan untuk memprediksi suatu hubungan, ketersediaan dan keandalan data yang digunakan untuk mengembangkan harapan, serta ketepatan harapan. Penting bagi auditor untuk memahami alasan yang membuat suatu hubungan menjadi masuk akal karena data kadang-kadang bisa jadi tampak saling berkaitan padahal kenyataannya tidak demikian sehingga dapat mengarahkan auditor pada pengambilan kesimpulan yang salah. disamping itu adanya suatu hubungan yang tidak diharapkan dapat memberikan bukti yang penting jika diteliti secara memadai.

 

G.    Jenis-Jenis Analitis

            kegunaan prosedur analitis sebagai bukti audit sangat tergantung pada auditor yang mengembangkan ekspektasi tentang berapa saldo akun atau rasio yang harus dicatat, tanpa memerhatikan jenis prosedur analitis yang digunakan auditor dapat membandingkan data klien dengan industri, data oeriode sebelumnya yang serupa, hasil yang diperkirakan klien, hasil yang diperkirakan auditor, dan hasil yang diperkirakan berdasarkan data nonkeuangan. manfaat paling penting dari perbandingan data klien dengan data industri adalah membantu memahami bisnis klien dan sebagai indikasi atas kemungkinan adanya kegagalan keuangan, tetapi kurang membantu auditor dalam mengidentifikasi salah saji yang potensi. kelemahan utama penggunaan rasio industri adalah penerapan metode akuntansi yang berbeda sehingga mengurangi sifat komparabilitas data.

            berbagai prosedur analitis akan memungkinkan auditor untuk membandingkan data klien dengan data serupa dari satu atau lebih periode sebelumnya. beberapa contoh yang paling umum adalah membandingkan saldo tahun berjalan dengan tahun sebelumnya, membandingkan rincian total saldo dengan rincian yang serupa untuk tahaun sebelumnya, atau menghitung rasio dan hubungan persentase untuk dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

kebanyakan perusahaan menyiapkan angaran keuangan maupun anggaran oprasional. anggaran adalah pernyataan keantitatif dari suatu rencana kegiatan yang dibuat menejemen untuk periode tertentu. anggaran meliputi aspek keuangan maupun nonkeuangan dari oprasi yang direncanakan. anggaran pada suatu periode merupakan pedoman untuk melakukan operasi selama periode anggaran yang bersangkutan. proses penyiapan anggaran disebut dengan penganggaran. penganggaran akan sangat bermanfaat apabila menjadi bagian integral dari analisis strategi perusahaan. anggaran keuangan mengukur ekspetasi manajemen yang berkaitan dengan pendapatan, posisi keuangan, dan arus kas. hal-hal yang mendasari anggaran keungan tersebut adalah anggaran nonkeungan, seperti unit yang memproduksi atau dijual, jumlah karyawan, dan jumlah produk baru yang ditawarkan ke pasar. karena anggaran merupakan ekspetasi klien selama periode berjalan, auditor perlu memeriksa perbedaan yang signifikan antara hasil aktual dan yang dianggarkan, karena pada bagian ini dapat mengandung salah saji yang potensial.

            Perbandingan umum lainnya antara data klien dan hasil yang diperkirakan terjadi ketika auditor menghitung saldo yang diperkirakan untuk perbandingan dengan saldo aktual. pada jenis prosedur analitis ini, auditor membuat estimasi tentang besarnya saldo akun neraca atau laporan laba rugi lainnya, atau membuat proyeksi berdasarkan beberapa tren historis sebagai contoh auditor dapat menghitung secara independen besarnya beban penyusutan aktiva tetap.

auditor juga dapat membandingkan data klien dengan hasil yang diperkirakan berdasarkan data nonkeuangan. sebagai contoh, auditor dapat membuat ekspetasi atas besarnya komisi penjualan dengan cara mengalikan jumlah karyawan bagian penjualan dengan tarif komisi rata-rata.

 

H.    SifatProsedurAnalitis

Proseduranalitismenganalisishubungan di antara data untuk menyediakan salahsaji yang material dalam laporan keuangan.Tiga jeni sprosedur analitis yang lazimdigunakan:

a.       AnalisisKecenderungan

Analisis kecenderungan adalah proseduran alisis yang paling umum digunakan. Dengan menganalisis perubahanan saldo akun selam aperiode akuntansi yang lalu, auditor dapatmengembangkanperkiraanhasiluntukperiodeberjalan.Pendekatananalisiskecenderunganini yang disebutsebagaipendekatankausal, mengharuskan auditor untukmengembangnkan suatuperkiraanhasileksplisit.Pendekatanaternatif yang digunakanpadaanalisiskecenderunganadalahpendekatandiagnostik, di mana auditor hanyamembandingkanjumlahtahunberjalandengankecenderungannyauntukmelihatapakahjumlahtahunberjalandapatditerima.Analisiskecenderungansederhanaakanmementukanperkiraanjumlahberdasarkansaldoakunperiodesebelumnya.

Analisisregresiadalahsuatumetodestatisticuntukmendapatkangaristepatdansesuaibagipersamaan  melalui sejumlah data yang diketahui Variabel y adalah variabel dependen, x adalah variabel independen

b.      AnalisisRasio

Jenisumumkeduadariproseduranalitisadalahanalisisrasio, yang membandingkanhubunganantarabeberapasaldoakun.Analisiskecenderunganberfokuspadasaldoakuntunggaldantidakmemerlukanpengetahuantentanghubunganantarsaldoakun, sedangkananalisisrasiomenggunakanpengetahuan auditor tentanghubunganantarakun.

Analisisrasiobergunauntukmemeriksabaiklaporanlaba-rugimaupunneracasedangkananalisiskecenderunganhanyamemilikikegunaan yang terbataspadapemeriksaanakunneracasaja.Analisisrasiosangatefektifuntuklaporanlaba-rugikarenasecarakhususdapatmencaku p variasidalamaktivitasoperasi (misalnya, penjualan) yang akanmempengaruhisaldoakun (misalnya, biayapenjualan). Meskipunakunneracalebihsulitdiprediksisecaraindividu, namunanalisisrasioseringkalidapatmenjadiproseduranalitis yang bergunauntukmengatasinyakarenamengukurhubungan yang seringdapatdiprediksi di antaraakun-akunneraca.

Analisisrasiodapatdigunakanuntukmembandingkanposisikeuangansuatuentitasdenganentitaslainnya, karenaumumnyahubungantersebuttidakbervariasisecarasignifikan.Jadi, manfaatutamaanalisisrasioadalahkemampuannyauntukmengidentifikasihubungan yang stabildalamsuatuentitasselamawaktutertentudanhubunganumum di antaraentitasdalamindustrisejenis.Duapendekatan yang adapadaanalisisrasioadalahanalisisderetwaktu, di manarasiountukperusahaantertentudiperbandingkansepanjangwaktu, dan yang keduaadalahanalisislintasseksiona, di manarasio-rasioantarperusahaansalingdiperbandingkanpadatitikwaktutertentu.

Dalamanalisisrasioterdapatduametode yang digunakanoleh auditor, yaiturasiokeuangan (financial ratios), berdasarkanrasioantaraakun-akundalamlaporankeuangan, danlaporankeuangan common-size (common-size financialstatement), di manasaldoakundisajikansebagaipresentasedarijumlahagregat.

Ketikamelakukananalisislintasseksional, auditor dapatmenggunakanrasio-rasioindustri.Terdapatduasumberinformasiuntukrasio-rasioindustri yang lazimdigunakan, yaitu: Dun and Bradsreetdan Robert Morris Associates.

c.       PengujianKelayakan

Pengujiankelayakanadalahperhitunganuntukmenghitungperkiraanjumlahdenganmenggunakan data operasisebagaivariablebebasindependen.Untukmelaksanakanpengujiankelayakan auditor harusmengembangkansebuah model yang menjelaskanperubahan di variabletidakbebasataudependen (misalnya, bebangajidanupah) dengancaramenganalisisperubahanvariablebebasatauindependen (misalnya, jumlahpegawai, upah rata-rata, dan rata-rata jam kerja).

Pengujiankelayakanberbedabaikdengananalisiskecenderunganmaupunanalisisrasio.Analsisikecenderunganmelibatkan model deretwaktu, sedangkanpengujiankelayakanhanyamelibatkan model satuperiode. Analisisrasiomelibatkanperbandinganhubungan di antara data keuangan, sedangkanpengujiankelayakanmenggunakan data operasi (yaitu, data nonkeuangan) untukmemprediksi data keuangan.Jadi, memeriksahubunganantarabebankomisipenjualanterhadappenjualandiklasifikasikansebagaianalisisrasio, sedangkanmemeriksabebankomisipenjualanberdasarkanjumlahpersonelpenjualandiklasifikasikansebagaipengujiankelayakan.

I.       PenetapanWaktuProsedurAnalitis

a.      Perencenaan

Selamatahapperencanaan audit, auditor diwajibkanoleh SAS No. 56 untukmenggunakanproseduranalitisdalammengarahkanperhatianpadabidang-bidang audit yang memilikipotensisalahsaji yang signifikan.Proseduranalitis (tahapperencanaan) jugadigunakanuntukmeningkatkanpemahaman auditor atasjalannyaoperasikliensertatransaksidanperistiwa yang terjadisejaktanggal audit terakhir.

Proseduranalitis yang digunakandalamperencanaan audit umumnyamenggunakan data agregatpadatingkat yang tinggi. Jadikerumitan, luas, danpenetapanwaktuprosedur yang akandigunakandapatbervariasidemikianluastergantungpadaukurandankompleksitasklien.

Proseduranalitisjugabergunapadatahapperencanaanuntukmembantu auditor menetapkanrisikopadatingkatlaporankeuangan.Sebagaicontoh, analisiskecenderunganlaba, rasiolikuiditas, danrasioprofitabilitasdapatmembantu auditor menetapkanrisikobawaanpadatingkat yang lebihkecildari 100%untukasersilapporankeuangantertentu.

b.      PekerjaanLapangan

Apabilamenerapkanpengujian yang terinci, auditor akanmenggunakanbukti-bukti yang diperolehdaririncian yang diujiuntukmembuatkesimpulantentangjumlahagregat. Sebagaicontoh, auditor dapatmemeriksasampeldarimasing-masingsaldopiutangusahauntukmembuatkesimpulantentang total saldopiutangusaha. Sebaliknya, apabilamenerapkanproseduranalitis, auditor akanmembuatkesimpulantentangrinciandaribukti-bukti yang berkaitandenganjumlahagregat.

Proseduranalitisdapatdigunakanselamamelakukanpekerjaanlapangansebagaibukti audit.Tidaksepertipadatahapperencanaan yang tujuannyamengarahkanperhatianpadabidangmasalahpotensial, makapenggunaanproseduranalitispadatahappekerjaanlapanganakanmenggunakanbukti audit untukmempersempitruanglingkuppengujiansubtantiflainnya.

c.       PenelaahanAkhir

Sebagaimanatelahdinyatakansebelumnya, SAS No. 56 (AU 329.04) mempersyaratkanbahwaproseduranalitisharusselaludilaksanakanselamatahappenelaahanakhirdalamsuatu audit.

Aplikasiproseduranalitisselamapenelaahanakhirharusdilaksanakanolehseseorang yang memilikipenetahuanmendalamtentangentitasbersangkutandanpengetahuan yang luassertapengalamandalammelakukan audit.Biasanya, partner atauseorangmanajer senior penugasanakanmelakukanpenelaahanini.

Ketikamelaksanakanpenelaahanakhir, auditor harusmembacalaporankeuangandanmelakukanhal-halberikutini:

a.       Berfokuspadabidang audit yang pentingdenganmenelaahkecenderungandanrasio-rasio yang penting. Selamadalam proses ini, auditor harusmenentukanbahwakecenderungandanperhitunganrasiomencerminkansetiappenyesuaiandanreklasifikasiulang audit.

b.      Menelaahtemuan audit yang tidakbiasaatau yang tidakdiharapkanuntukmenentukanapakahbidang yang menjadiperhatian audit tidakdiidentifikasisebelumnyasertatidakdifokuskanselama audit.

c.       Menilaikembaliintegritasklienberdasarkantemuan-temuan yang diperolehselama audit yang akanmembuatauditor mempertanyakanniatmanajemen.

d.      Mempertimbangkankembaliapakahbuktimengidentifikasikanadanyakeraguan yang subtansialtentangkemampuanklienuntukmeneruskankegiatannya.[3]


 

BABII

KESIMPULAN

 

Perencanaan audit adalah total lamanya waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk melakukan perencanaan audit awal sampai pada pengembangan rencana audit dan program audit menyeluruh.

risiko yang mempengaruhi perencanaan audit:

·         Risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk) dan risiko bawaan (inherent risk)

·         Risiko bawaan adalah ukuran kemungkinan adanya salah saji yang material dalam saldo akun sebelum dipertimbangkan keefektifan pengendalian internal

Prosedur analitis (analytical procedur) adalah evaluasi informasi keuangan yang dilakukan melalui studi hubungan yang logis di antrar data keuangan dan non keuangan

sifat prosedur analisis

·         AnalisisKecenderungan

·         AnalisisRasio

·         PengujianKelayakan


 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

abadi Amir jusuf.1991.auditingpendekatanterpadu.jakarta:PT. Ikrarmandiriabadi

 

Heri.2011.dasar-dasarpemeriksaanakuntansi.jakarta:kencana

 

http://www.academia.edu/7662799/bab8_perencanaan_audit_dan_prosedur_analitis

 

yatisumiharti,sugiyarto,.2002.auditing.jakarta: erlangga

 



[1]Heri, Dasar-DasarPemeriksaanAkuntansi, (Jakarta:Kencana Prenada Media Gruop, 2011) hal.80

[3] yatisumiharti,sugiyarto,.auditing. (jakarta: erlangga, 2002)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar