BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Manusia sebagai mahluk sosial
senantiasa membutuhkan satu sama lain dalam memenuhi kebutuhannya. Saling
berinteraksi merupakan salah satu cara manusia agar mampu bertahan hidup.
Diantara cara yang ditempuh agar manusia mampu memenuhi kebutuhannya adalah
dengan jalan berbisnis. Bisnis merupakan kegiatan yang sudah lama dilakukan
manusia dari zaman dahulu hingga berkembang pesat dengan segala macam bentuknya
seperti sekarang.
Menyadari kegiatan bisnis
melibatkan orang-orang disekitar dan lingkungannya, sehingga jelas kegiatan
bisnis memiliki pengaruh besar bagi kehidupan manusia, salah satunya
meningkatkan perekonomian. Bisnis merupakan pekerjaan yang penting dalam
kehidupan manusia. berbagai fenomena sosial yang ada saat ini seperti
pengangguran, meledaknya angka sumber daya manusia hanya mampu diatasi dengan
kegiatan bisnis.
Bisnis sebagai jalan memenuhi
kebutuhan sehingga menimbulkan interaksi sosial yang pada akhirnya melahirkan
aturan-aturan atau etika didalamnya, dalam dunis bisnis sendiri dikenal dengan
etika bisnis.
Dalam bisnis, etika memiliki
peranan yang sangat penting ketika keuntungan bukan merupakan satu-satunya
tujuan organisasi atau kegiatan bisnis. Bisnis juga akan menjadi lebih sukses
jika mempunyai perhatian pada etika, karena hal ini akan meningkatkan reputasi
organisasi dan meningkatkan motivasi karyawan serta dapat mengurangi berbagai
kerugian akibat perilaku yang kurang etis yang dilakukan karyawan atau
perusahaan.
Etika bisnis merupakan cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan
individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika bisnis dalam suatu perusahaan
dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam
membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan atau mitra kerja,
pemegang saham,dan masyarakat.
Etika bisnis mencakupi semua yang
berurusan dengan kegiatan bisnis, salah satu hal yang diatur dalam etika bisnis
adalah sumber daya manusia. Peran SDM dalam suatu bisnis atau perusahaan sangat
penting, karena ia bisa menjadi penentu panjangnya umur perusahaan atau bisnis
yang dijalankan. Sehingga perlu ada aturan-aturan yang ditetapkan mengenai
pemberdayaan SDM.
Dalam ilmu ekonomi manajemen,
penanganan SDM dalam mencapai tujuan perusahaan atau bisnis dikenal dengan
manajemen sumber daya manusia (MSDM). MSDM adalah suatu ilmu yang mengatur
bagaimana hubungan dan peranan sumber daya atau tenaga kerja yang dimiliki oleh
individu secara efisien dan efektif demi mencapai tujuan yang maksimal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
penjabaran di atas, maka dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah yang dapat
dibahas,diantaranya :
1. Tanggung jawab bisnis bagi sumber daya
manusia ?
2. Penerapan etika bisnis dalam MSDM ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tanggung Jawab Bisnis Bagi Sumber Daya
Manusia
Umumnya
yang biasa menjadi masalah utama dalam suatu Negara adalah kemiskinan, terutama
bagi Negara-negara yang berkembang. Kemiskinan menjadi momok bagi bangsa yang
mampu member dampak negative seperti meningkatnya criminal. Kemiskinan itu
sendiri banyak terlahir dari meledaknya jumlah penduduk yang tidak diikuti
dengan lapangan pekerjaan yang merata, sehingga banyak sumber daya manusia yang
tidak mampu bekerja memenuhi kebutuhannya.
Dengan
segala kondisi yang dimiliki suatu Negara bekembang yang berhubungan dengan
angka SDM yang tinggi, Negara-negara berkembang pada dasarnya memiliki modal
yang penting untuk mengatasi keterbelakangan dan merubah diri menjadi suatu
Negara yang maju dan modern. Modal penting tersebut adalah dengan memanfaatkan
sumber-sumber daya alam yang potensial serta yang paling penting adalah mendaya
gunakan sumber daya manusia berupa penduduk yang jumlahnya besar[1].
Salah
satu cara memanfaatkan sumber daya manusia yang melimpah adalah dengan jalan
wirausaha atau bisnis. Kegiatan bisnis memiliki peranan yang penting dalam
pembangunan Negara sekaligus menjawab masalah pengangguran yang berdampak
terhadap kesenjangan sosial[2].
Dunia
usaha atau bisnis berguna untuk semua yang beraktivitas di dalamnya serta
masyarakat sebagai konsumen. Dunia bisnis saling mempengaruhi masyarakat
banyak[5]. Adanya kegiatan bisnis sebagai jalan keluar dengan menciptakan
lapangan pekerjaan yang menyerap sumber daya manusia, melahirkan suatu keadaan
ekonomi yang sehat ditandai dengan perkembangan dan pembangunan yang merata.
Pertanggung jawaban bisnis adalah menggunakan segala sumber daya, termasuk SDM
dan melibatkan kegiatan yang dirancang untuk mendapatkan laba sesuai dengan
norma-norma moral.
Dalam
islam sendiri, kegiatan bisnis memiliki tempat yang tinggi. Diakui sebagai
suatu pekerjaan yang mulia. Allah berfirman[3]:
$pkš‰r'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sŒÎ) š”ÏŠqçR Ío4qn=¢Á=Ï9 `ÏB ÏQöqtƒ ÏpyèßJàfø9$# (#öqyèó™$$sù 4’n<Î) Ìø.ÏŒ «!$# (#râ‘sŒur yìø‹t7ø9$# 4 öNä3Ï9ºsŒ ׎öyz öNä3©9 bÎ) óOçGYä. tbqßJn=÷ès? ÇÒÈ #sŒÎ*sù ÏMuŠÅÒè% äo4qn=¢Á9$# (#rãϱtFR$$sù ’Îû ÇÚö‘F{$# (#qäótGö/$#ur `ÏB È@ôÒsù «!$# (#rãä.øŒ$#ur ©!$# #ZŽÏWx. ö/ä3¯=yè©9 tbqßsÎ=øÿè? ÇÊÉÈ
9. Hai orang-orang beriman, apabila diseru
untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah
dan tinggalkanlah jual beli[1475](7). yang demikian itu lebih baik bagimu jika
kamu mengetahui.
10. apabila telah ditunaikan shalat, Maka
bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
banyak-banyak supaya kamu beruntung.
[1475] Maksudnya: apabila imam telah naik mimbar dan
muazzin telah azan di hari Jum'at, Maka kaum muslimin wajib bersegera memenuhi
panggilan muazzin itu dan meninggalakan semua pekerjaannya.
Rasulullah
Saw. Bersabda :
“Pedagang
yang jujur dan terpercaya akan bersama para nabi,orang-orang shaleh,dan para
syuhada.”
Dan
nabi Saw suatu kali pernah ditanya tentang manakah jenis pekerjaan yang paling murni?maka beliau
Saw menjawab : “Perdagangan yang diberkahi (diterima oleh Allah) dan pekerjaan
yang dilakukan seseorang dengan tanganny.”(HR. Thabrani).
Dalil
di atas menunjukan mulianya kegiatan bisnis atau berdagang, hanya dengan bisnis
seseorang mampu bersama para nabi dan syuhada, alasan mengapa kegiatan bisnis
memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Salah satunya adalah karena dengan
bisnis mampu membantu menghidupkan perekonomian dengan memberdayakan sumber
daya manusia secara maksimal[9].
Hal
ini bisa dilihat dari beberapa Negara maju yang ada di dunia saat ini,
kebanyakan dari Negara-negara tersebut memberdayakan sumber daya manusianya
secara maksimal dengan benyaknya kegiatan bisnis. Singapura misalnya, dengan
jumlah pengusaha 10% dari jumlah penduduknya, terlihat perkembangan ekonominya
yang tinggi serta pendayagunaannya terhadap sumber daya manusiayang maksimal
sehingga angka pengangguran sangat kecil, bahkan sampai mengimpor tenaga kerja
dari luar untuk mengisi kekosongan lapangan kerja yang ada. Wajar bila
singapura mampu menekan angka penganggurannya, bila dilihat dari persentase
jumlah wirausahawannya merupakan suatu angka yang besar, karena suatu Negara
idealnya memiliki 2% wirausahawan. Hal ini berbeda jauh dengan Indonesia yang
hanya memiliki kurang lebih 1,6% wirausahawan dari penduduknya, sehingga
nampaklah banyak permasalahan yang timbul, salah satunya banyaknya sumber daya manusia yang tidak memiliki
pekerjaan.
B. Penerapan Etika Bisnis Dalam MSDM
Di
tengah-tengah pentingnya dunia bisnis bagi pendayagunaan SDM, ada etika yang
harus diberlakukan. Baik secara individu maupun kelompok atau perusahaan
seharusnya memerlukan suatu aturan yang disebut etika bisnis. Etika bisnis
adalah standar moral yang diterapkan dalam kebijakan,institusi bisnis dan
perilaku bisnis.
Di
dalam mengatasi masalah pertumbuhan SDM yang tidak diiringi dengan perkembangan
ekonomi diperlukan suatu manajemen sumber daya manusia yang tepa tagar mampu
mengimbangi pertumbuhan SDM dan perkembangan ekonomi. Dalam MSDM melahirkan
etika bisnis,dimana etika dalam MSDM dapat diartikan sebagai ilmu yang
menerapkan prinsip-prinsip etika terhadap hubungan dengan sumber daya manusia
dan kegiatannya.
etika
pada dasarnya adalah standar atau moral yang menyangkut benar-salah,baik-buruk.
Dalam kerangka konsep etika bisnis terdapat aturan-aturan moral yang dibuat
untuk dipatuhi guna kelangsungan hidup suatu perusahaan agar dapat berjalan
dengan semestinya sesuai dengan yang telah diharapkan.
Dalam
islam etika dalam bisnis sangat diperhatikan. Hal ini dapat dilihat dari salah
satu hadist nabi Saw.
“Nabi
Saw. Pernah melewati sekelompok muslim yang sedang berjual beli di pasar
Madinah. Maka Nabi Saw bersabda : “wahai para pedagang!” maka mereka mendongak
menunggu apa yang akan beliau katakana, dan beliau berkata : “sesungguhnya para
pedagang akan dibangkitkan sebagai pelaku kejahatan yang berdosa (fujjaar)
kecuali mereka yang takut kepada Allah, yang benar dan jujur.” (HR.
Tirmidzi,dan berkata hadist ini hasan shahih)
Manajemen
merupakan pendorong organisasi dalam usaha melatih karyawan agar mempunyai
etika bisnis yang sesuai dengan organisasi. Sehingga tindakan kurang etis dapat
dicegah. Adapun penyebab perilaku tidak etis dapat meliputi ; a).karyawan
memiliki kemampuan kognitif yang rendah,b).adanya pengaruh orang lain,keluarga ataupun
norma sosial,c).adanya ethical dilemma.
Etika
dalam MSDM memiliki tujuan utama dalam konsep penanaman nilai-nilai. Etika ini
bukan untuk kedisiplinan, tetapi lebih pada usaha-usaha untuk meningkatkan
kepedulian karyawan terhadap perkembangan nilai-nilai etika yang lebih berarti.
Tujuan tersebut disosialisasikan dengan adanya sharing nilai-nilai etika dalam
organisasi. Dalam hal ini setiap anggota organisasi mempunyai status yang sama.
Dengan begitu organisasi membawa komitmen bersama yang diaplikasikan secara
sama pada semua anggota. Karena karyawan mendapat perhatian atas kontribusinya,
maka mereka akan merasa bangga dengan nilai-nilai etika dalam organisasi.
MSDM
merupakan suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup
karyawan,pegawai,buruh,manajer,dan tenaga kerja lainnya, untuk dapat menunjang
aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Implementasi
etika dalam MSDM dapat dilihat dari fungsi-fungsi manajemen itu sendiri
yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Rekruitmen Dan Seleksi
Rekrutmen
adalah suatu proses mencari,mengadakan,menemukan dan mengambil para pelamar
kerja untuk dipekerjakan dalam organisasi. Sedangkan seleksi adalah proses
menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang
ada.
Perilaku
karyawan tidak terlepas pada karakter pribadi yang dibawanya. Seperti contoh
karyawan dengan kemampuan perkembangan moral yang tinggi akan menunjukan
perilaku dan pemikiran yang lebih etis. Hal ini menjadi penting dalam proses
seleksi karyawan karena jika calon karyawan memiliki kemampuan perkembangan
moral yang tinggi maka akan lebih mudah memerima prinsip-prinsip moral
universal dibanding karyawan yang memiliki kemampuan perkembangan moral yang
rendah. Dalam hal ini biasanya manajemen menggunakan tes untuk mengukur
kemampuan perkembangan moral untuk menentukan kejujuran dan personalitas serta
sebagai alat untuk melihat karakteristik karyawan.
Hal
yang penting juga dalam proses seleksi karyawan yang lebih menitik beratkan
pada penanaman nilai-nilai etika. Karyawan harus mempunyai komitmen pada etika
dan menjadi nyaman berbicara mengenai etika. Jika konsep etika diintegrasikan
dalam organisasi, maka calon karyawan yang dibutuhkan adalah orang-orang yang
menginginkan standar etika dapat diaplikasikan dalam pekerjaan.
Dalam
islam pun penerapan rekrutmen dan seleksi SDM dapat tercermin dari nasehat Nabi
Saw kepada sahabat Abu Dzar ra. Rasulullah Saw bersabda:
“Wahai
Abu Dzar,aku memandangmu sebagai orang yang lemah dan aku menyukai untukmu apa
yang kusukai apa yang untuk diriku. Janganlah sekali-kali engkau memimpin dua
orang dan jangan sekali-kali engkau menguasai pengurusan harta anak yatim”.
Dalam
nasehat Nabi Saw di atas, memperlihatkan hikma akan pentingnya menempatkan
seseorang tepat dengan keahliannya. Memilih SDM yang memiliki kemampuan yang
dibutuhkan organisasi.
2. Pelatihan
Dalam
etika bisnis, SDM yang dimiliki dipandang sebagai human capital, bukan cost
unit. Atau SDM disamakan dengan layaknya mesin. Memandang SDM sebagai human
capital memberikan pengambilan keputusan mengembangkan SDM dengan berinvestasi
pada pendidikan (pelatihan).
Dengan
adanya pelatihan meningkatkan keterampilan dan sikap yang dibutuhkan organisasi
terhadap SDM demi mencapai tujuan organisasi. Pengembangan SDM bertujuan untuk
meningkatkan kualitas profesionalisme dan keterampilan para karyawan dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal,efisien,dan produktif.
3. Penilaian Kerja
Proses
penilaian kinerja juga dapat diartikan sebagai perwujudan proses keadilan yang
mempunyai kriteria seperti konsisten, didasarkan pada informasi yang akurat,
dapat dikoreksi dan merupakan representasi dari kinerja yang sebenarnya.
Penilaian
kinerja seharusnya dikomunikasikan dalam cara penyampaian informasi mengenai
keadilan antar individu. Karyawan seharusnya diberikan keterangan, khususnya
untuk hasil yang negatif dan mereka seharusnya diperlakukan sesuai martabat dan
rasa hormat.
Setiap
organisasi adalah orang-orang yang
memiliki kompetensi yang berbeda-beda, yang saling bergantung satu sama lain
demi mewujudkan kepentingan bersama dengan memanfaatkan berbagai sumber daya.
Oleh karena itu etika dalam MSDM menuntut para sumber daya manusianya untuk
melakukan pekerjaan tanpa ada penyelewengan dan kelalaian, dan bekerja secara
efisien dan penuh kompetensi. Ketekunan dan ketabahan dalam bekerja dianggap
sebagai sesuatu yang mempunyai nilai terhormat.
Suatu
pekerjaan kecil yang dilakukan secara konstan dan professional lebih baik dari
pada sebuah pekerjaan besar yang dilakukan dengan cara musiman dan tidak
professional. Hal ini sesuai dengan hadist Nabi Saw;
“Sebaik-baiknya
pekerjaan adalah yang dilakukan penuh ketekunan walaupun sedikit demi
sedikit”(HR. Tirmidzi)
4. Kompensasi Dan Hukuman
Kompensasi
merupakan salah satu fungsi MSDM, karena kompensasi merupakan hal yang sangat
sensitive di dalam hubungan kerja. Adapun hukuman menjadi salah satu cara MSDM
dalam menjaga etika dalam organisasi yang telah dibangun.
Menurut
Notoadmodjo (1992), kompensasi memiliki beberapa tujuan, yaitu : menghargai prestasi
kerja SDM,menjamin keadilan,mempertahankan SDM,memperoleh SDM yang
bermutu,pengendalian biaya, serta untuk memenuhi aturan-aturan pemerintah[19].
Etika
bisnis dalam MSDM mengenai gaji atau reward mengharuskan gaji dan bayaran serta
spesifikasi dari sebuah pekerjaan yang akan dikerjakan hendaknya jelas
disetujui pada saat mengadakan kesepakatan awal. Ini juga mengharuskan bahwa
gaji yang telah ditentukan,dan juga bayaran-bayaran yang lain hendaknya
dibayarkan pada saat pekerjaan itu telah selesai tanpa ada sedikitpun penundaan
dan pengurangan karena itu merupakan haknya[20].
Dari
Abdullah bin Umar,Nabi Saw bersabda ; “berikan kepada seorang pekerja upahnya
sebelum kering keringatnya”(HR. Ibnu Majah).
Adapun
untuk perbedaan upah SDM berdasarkan kualitas dan kuantitas kerja dibenarkan
dalam etika bisnis dan sesuai dengan apa yang diterangkan dalam Al-Qur’an.
Sebagaimana tertera dalam surah Al-Ahqaf ;19.
9e@à6Ï9ur ×M»y_u‘yŠ $IÊeE (#qè=ÏHxå ( öNåkuŽÏjùuqã‹Ï9ur öNßgn=»uHùår& öNèdur Ÿw tbqçHs>ôàムÇÊÒÈ
19. dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah
mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan)
pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan.
Berbeda
dalam disiplin ilmu MSDM, maka pemberian upah dapat dipengaruhi oleh beberapa
factor,diantaranya:
a. Tingkat biaya hidup ; kompensasi yang
diterima harus memenuhi kebutuhan fisik minimum (KFM). Perbedaan tingkat KFM
mengikuti fluktuasi tingkst biaya hidup sehari-hari yang terdapat di lokasi
yang berbeda, bila organasasi atau perusahaan tidak peka terhadap fluktuasi
biaya hidup SDM dalam menetapkan kompensasi akibatnya akan terjadi pergolakan
dalam organisasi.
b. Tingkat kompensasi yang berlaku di
perusahaan lain ; suatu MSDM melakukan
studi banding tentang kompensasi yang berlaku dalam perusahaan lain. Hal ini
agar tidak ada SDM yang merasa dirugikan. Apabila ternyata tingkat kompensasi
di perusahaan lain lebih tinggi untuk jenis pekerjaan yang sama.
c. Tingkat kemampuan perusahaan ; MSDM
harus memberikan informasi kepada seluruh karyawan tentang tingkat kinerja dari
waktu ke waktu. Apabila kinerja SDM bekerja dengan baik maka kinerja perusahaan
juga meningkat sehingga memiliki kemampuan untuk membayar kompensasi lebih
besar kepada karyawan.
d. Jenis pekerjaan dan tanggung jawab yang
diemban ; jenis pekerjaan akan menentukan besar kecilnya tanggung jawab para
SDM atau karyawan. Karyawan yang memiliki jenis pekerjaan yang lebih sukar
dengan tanggung jawab yang lebih besar, tentu akan mendapatkan tingkat
kompensasi yang lebih besar pula dibandingkan dengan karyawan yang memiliki
jenis pekerjaan yang tidak begitu sulit.
e. Peraturan perundang-undangan yang
berlaku ; setiap organisasi atau perusahaan akan selalu terikat dengan
kebijakan dan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah, termasuk juga
mengenai tingkat kompensasi. Pemerintah menetapkan bahwa setiap perusahaan
haruslah memberikan kompensasi yang memenuhi kebutuhan fisik minimum (KFM).
Bila hal ini tidak dilaksanakan maka perusahaan ini termasuk perusahaan yang
tidak memenuhi peraturan pemerintah dan tidak beretika bisnis.
f. Peranan serikat buruh ; keberadaan
serikat pekerja sangatlah penting bagi perusahaan yang mempekerjakan SDM. Ia
akan menjembatani kepentingan para karyawan dengan kepentingan perusahaan. Agar
tidak terjadi konflik, maka peranan serikat buruh dapat membantu memberikan
masukan dan saran kepada perusahaan untuk memelihara hubungan kerja dengan para
karyawan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas dapat disimpulkan beberapa hal yang menjadi pokok materi,
yaitu :
1. Dengan bisnis,pemberdayaan SDM yang melimpah
dapat dimaksimalkan. Karena kegiatan bisnis menyerap tenaga kerja. Disamping
itu SDM dalam suatu organisasi atau perusahaan adalah aspek yang penting.
2. Etika bisnis diperlukan dalam kegiatan
bisnis. Karena Etika bisnis menunjang bertahannya suatu bisnis.
3. Dalam etika bisnis, SDM dinilai sebagai
asset atau human capital yang harus dijaga. Diperlakukan selayaknya asset yang
sangat penting.
4. Untuk memberdayakan SDM secara maksimal
dibutuhkan suatu manajemen (MSDM). Dalam MSDM inilah diberlakukan etika-etika
bisnis.
5. Aplikasi etika bisnis dalam MSDM dapat
berupa fungsi-fungsi MSDM itu sendiri, yaitu : rekrutmen dan seleksi,pelatihan,penilaian
kerja, serta kompensasi dan hukuman.
6. Dalam merekrut SDM, diharuskan menseleksi
SDM yang memiliki kompetensi dan berdasarkan kebutuhan organisasi atau
perusahaan.
7. Pelatihan SDM sebagai bentuk pengembangan
keterampilan SDM. Hal ini merupakan salah satu bentuk investasi asset.
8. Setiap SDM dinilai berdasarkan prestasi yang
dicapai dengan informasi yang jelas. Setiap karyawan dituntut mengikuti etika
yang ada dalam organisasi.
9. Kompensasi diberikan berdasarkan kesepakatan
dan diberikan segera tanpa ada penundaan dan pengurangan.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Husaini,Abdul
Aziz.2005.Jangan Takut Menatap Masa Depan;bagaimana mengumpulkan percaya diri
yang hilang.Cet.1.Pustaka At-Tazkia;Jakarta.
Badri,Muhammad
Arifin.2008.Sifat Perniagaan Nabi.Pustaka Darul Ilmi:Bogor.
Barthos,Basir.2001.Manajemen
Sumber Daya Manusia.Cet.6.Bumi Aksara ; Jakarta
Hamriani.2014.Manajemen
Sumber Daya Manusia.Alauddin University Press;Makassar.
Malahayati.2010.rahasia
Sukses Bisnis Rasulullah.jogja great; Yogyakarta.
Shalih
bin Fauzan Al-Fauzan.2005.Ringkasan Fikih Lengkap.Darul Falah;Madinah.
Diterjemahkan oleh Ummu Abdullah,2008.
Simorangkir,O.P.2003.Etika
Bisnis,Jabatan,Dan Perbankan.PT Rineka Cipta;Jakarta.
Sutrisno,Edy.2009.Manajemen
Sumber Daya Manusia.Cet.2.Kencana;Jakarta.
Syaharuddin.2012.Etika
Bisnis Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Membangun Sistem Ekonomi yang
humanis).Alauddin University Press: Makassar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar