Selasa, 04 Januari 2022

Makalah Penganggaran

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Penganngaran

Penganggaran menunjukkan suatu proses sejak dari tahap persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data dan informasi yang perlu, pembagian tugas, dan pelaksanaan rencana tersebut sampai pada akhirnya, tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil perencanaan itu.[1]

B.     Pengertian Anggaran

Anggaran secara sederhana adalah suatu rencana tertulis untuk operasi-operasi perusahaan. Anggaran dapat berupa ikhtisar pendapatan atau ikhtisar neraca untuk keseluruhan operasi perusahaan. Contoh, anggaran penjualan dapat memusatkan pada perencanaan pendapatan dan anggaran tenaga kerja langsung dapat merencanakan suatu bagian dari proses produksi. Hal itu merupakan aspek-aspek penting yang lain untuk persiapan dalam menggunakan seluruh anggaran.[2] Anggaran (budget) dan penganggaran (budgeting) mempunyai arti yang berbeda. Anggaran merupakan kata benda, yakni hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan tugas perencanaan.

Menurut Anthony, Dearden dan Bedford, anggaran operasi sebenarnya adalah rencana tindakan yang dinyatakan dalam satuan uang untuk suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Sedangkan anggaran, adalah rencana manajemen, dengan anggapan bahwa penyusunan anggaran akan mengambil langkah-langkah positif untuk merealisasi rencana yang telah disusun. Gunawan Adisaputra dan Marwan Asri, menyatakan bahwa budget merupakan kata benda, yakni hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan tugas perencanaan.

Anggaran sebuah perusahaan dapat dianggap sebagai suatu anggaran penerimaan dan pengeluaran masa yang akan datang, yang biasanya ditetapkan untuk jangka waktu satu tahun. Dapat juga dikatakan bahwa anggaran belanja (budget) perusahaan ialah suatu anggaran (perkiraan), yang mencakup seluruh perusahaan dalam semua fungsi-fungsinya mengenai hasil dan biaya, yang dengan demikian menyebabkan timbulnya suatu perkiraan mengenai laba yang diduga akan dicapai.[3]

Berdasarkan definisi-definisi dan pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:[4]

·         Anggaran harus bersifat formal, artinya anggaran disusun dengan sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk tertulis.

·         Anggaran harus bersifat sitematis, artinya anggaran disusun dengan  berurutan.

·         Suatu saat manajer dihadapkan dengan suatu tanggung jawab untuk mengambil keputusan.

·         Keputusan yang diambil oleh manajer tersebut merupakan pelaksanaan fungsi manajer dari segi perencanaan, koordinasi dan pengawasan.

Jadi, penulis mengambil kesimpulan tentang definisi-definisi mengenai penganggaran tersebut merupakan perencanaan keuangan perusahaan yang dipakai sebagai dasar pengendalian (pengawasan) keuangan perusahaan untuk periode-periode yang akan datang ditentukan dengan informasi mengenai dana yang dibutuhkan untuk aktivitas tersebut atau untuk mencapai tujuan tersebut secara efektif dan efisien.

 

 

 

C.    Kegunaan dan Keterbatasan Anggaran[5]

Van berpendapat (lihat D. Hartanto) bahwa budget itu mempunyai 3 kegunaan penting:

1.      Hasil yang diharapkan dari suatu rencana tertentu dapat di proyektir sebelum rencana itu dilaksanakan apabila terdapat alternmatif-alternatif, maka manajemen dapat memilih mana yang paling baik. Jika rencana itu kurang memuaskan, maka dapat dikesampingkan sebelum menimbulkan kerugian.

2.      Dapat membuat budget diperlukan analisis yang sangat teliti mengenai setiap tindakan yang akan dilakukan. Penyelidikan yang demikan akan sangat berguna walaupun seandainya manajemen memutuskan untuk tidak meneruskan rencana semula.

3.      Jika bekerja dengan menggunakan budget, maka kita menetapkan patokan untuk prestasi, dan berdasarkan patokan itu kita dapat menilai baik buruknya prestasi yang dihasilkan.

 

Keterbatasan (limitations) anggaran:

1.      Bahwa dalam perencanaan anggaaran kita menggunakan taksiran-taksiran yang tidak selalu tepat.

2.      Bahwa anggaran tersebut harus terus-menerus disesuaikan dengan keadaan yang berubah-ubah. Misalnya dalam suatu inflasi terbuka, budgeting yang lengkap tidak banyak gunanya dan malah merepotkan.

3.      Pelaksanaan anggaran tidak terjadi dengan otomatis, oleh karena itu, manajemen pada semua tingkat harus ikut serta. Sehingga budgeting yang dimaksudkan mencapai prestasi yang di harapkan.

4.      Anggaran tidak menghilangkan kebutuhan akan judgement dari manajer yang berpengalaman. Anggaran adalah untuk membantu dan bukan untuk menggantikan manajemen judgement.

 

D.    Sistem anggaran yang Ideal[6]

Sistem penganggaran dan anggaran dikatakan ideal jika: (1) sistem penganggaran mampu menciptakan kongruensi tujuan (goal congruence), dan sekaligus (2) sistem penganggaran itu mampu mendorong para manajer untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara yang etis. Apa yang dimaksud dengan kongruensi tujuan? Sederhananya, tujuan perusahaan harus selaras dengan tujuan manajer-manajernya sebagai individu.

Diskusi para praktisi manajemen dan konsultan perusahaan multinasional, seperti yang tertuang dalam pembahasan di buku-buku teks impor, serta torehan peneliti di jurnal-jurnal internasional setidaknya mengidentifikasi beberapa karakteristik kunci sistem anggaran yang bisa mendorong perilaku positif: (1) kinerja harus sering mendapat umpan balik, (2) penghargaan jangan cuma berupa uang, (3) anggaran disusun melibatkan bawahan, (4) standar harus realistik, (5) kinerja dinilai berdasarkan biaya yang terkontrol, dan (6) ukuran kinerja harus beragam.

E.     Fungsi dan Manfaat Anggaran[7]

Anggaran disusun untuk membantu manajemen dalam kegiatan perencanaan dan pengawasan. Manajemen yang baik tidak ingin menghadapi periode yang akan datang dengan ketidak pastian. Anggaran mempunyai fungsi dan manfaat sebagai berikut:

1.      Fungsi anggaran

Perencanaan anggaran pada suatu perusahaan merupakan alat untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan, fungsi perencanaan, kordinasi, pengawasan dan juga sebagai pedoman kerja dalam menjalankan perusahaan untuk tujuan yang telah di tetapkan.

a.       Fungsi perencanaan

Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen dan fungsi ini merupakan dasar pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Perencanaan merupakan tindakan memilih dan menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal memvisualisasi serta merumuskan aktivitas-aktivitas yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan  bahwa sebelum perusahaan melakukanoperasinya, pimpinan dari perusahaan tersebut harus lebih dahulu merumuskan kegiatan-kegiatan apa yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang serta bagaimana melaksanakannya.

b.      Fungsi pengawasan

Anggaran merupakan salah satu cara dalam mengadakan pengawasan dalam perusahaan. Pengawasan itu merupakan usaha-usaha yang ditempuh agar rencana yang telah disusun sebelumnya dapat tercapai. Dengan demikian pengawasan adalah mengevaluasi prestasi kerja dan tindakan perbaikan apabila perlu. Aspek pengawasan yaitu dengan membandingkan antara prestasi dengan yang dianggarkan, apakah dapat ditemukan efisiensi atau apakah para manejer pelaksana telah bekerja dengan baik dalam mengelola perusahaan. Tujuan pengawasan itu bukanlah mencari titik kesalahan akan tetapi mencegah dan memperbaiki kesalahan.

c.       Fungsi koordinasi

Fungsi koordinasi menuntut adanya keselarasan tindakan bekerja dari setiap individu atau bagian dalamperusahaan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk menciptakan adanya koordinasi diperlukan adanya perencanaan yang baik, yang dapat menunjukkan keselarasan rencana antara satu bagian dengan bagian yang lainnya. Anggaran yang berfungsi sebagai perencanaan harus dapat menyesuaikan rencana yang dibuat untuk berbagai bagian dalam perusahaan, sehingga rencana kegiatan yang satu akan selaras dengan rencana kegiatan yang lainnya.  Untuk itu anggaran dapat dipakai sebagai alat koordinasi untuk seluruh bagian yang ada didalam perusahaan tersebut.

d.      Anggaran sebagai pedoman kerja

Anggaran merupak suatu rencana kerja yang disusun sistematis dan dinyatakan dalam bentuk unit moneter. Lazimnya penyusunan anggaranbberdasarkan pengalaman masa lalu dan taksiran-taksiran pada masa yang akan datang, maka ini dapat menjadi pedoman kerja bagi setiap bagian dalam perusahaan untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Anggaran dapat memberikan pedoman yang  berguna baik bagi manajemen, anggaran yang disusun dengan baik akan membuat bawahan menyadari bahwa manajemen memiliki pemahaman yang baik tentang operasional perusahaan dan bawahan akan mendapatkan pedoman yang jelas dalam melaksanakan tugasnya.

 

2.      Manfaat Anggaran

Anggaran mempunyai beberapa manfaat antara lain:

a.       Anggaran merupakan hasil dari proses perencanaan, berarti anggaran mewakili kesepakatan negosiasi diantara partisipan yang dominan dalam suatu organisasi mengenai tujuan kegiatan dimasa yang akan datang.

b.      Anggaran merupakan gambaran tentang prioritas alokasi sumber daya yang dimiliki karena dapat bertindak sebagai blue print aktivitas perusahaan.

c.       Anggaran merupakan alat komunikasi internal yang mana akan  menghubungkan departemen (devisi) yang satu dengan departemen (devisi) dalam organisasi.

d.      Anggaran menyediakan informasi tentang hasil dari kegiatan yang sesungguh nya dan di bandingkan dengan kesepakatan yang telah ditetapkan.

e.       Angggaran sebagai suatu alat pengendalian yang mengarahkan manajemen untuk menentukan bagian organisasi yang kuat dan lemah, hal ini akan dapat menbgarahkan manajemen untuk menemukan  tindakan koreksi yang harus diambil.

f.       Anggaran mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan untuk bekerja secara konsisten, efektif dan efisien dalam kondisi kesesuaian tujuan antara tujuan perusahaan dengan tujuan karyawan.

F.     Jangka Waktu Anggaran[8]

Dapat dikatakan bahwa masa budget, biasanya sesuai dengan masa pembukuan biasa, yaitu jangka waktu satu tahun.

Tetapi rencana-rencana penelitian atau ekspansi serta proses produksi jangka panjang yang membutuhkan waktu lebih lama, guna menyempurnakan dengan sendirinya membutuhkan masa budget yang lebih lama. Perusahaan-perusahaan musim seringkali menetapkan masa budget mereka dengan kecepatan omset (turnover) atau lamanya perputaran produksi.

G.    Sistem Penganggaran

Terdapat 4 (empat) ancangan dasar terhadap anggaran[9] :

1.      Penganggaran inkremental

2.      Penganggaran basis nol

3.      Penganggaran Statik dan

4.      Penganggaran fleksibel.

 

1.      Anggaran Inkremental (Incremental Budget)

Yakni metode anggaran yang hanya mempertimbangkan perubahan sumber daya dari anggaran tahun sebelumnya. Dalam hal ini anggaran sebelumnya, berfungsi sebagai landasan bagi penganggaran sumber daya inkremental.

Keunggulan ancangan inkremental adalah bahwa ancangan ini menyederhanakan proses penganggaran dengan hanya memperhitungkan kenaikan berbagai pos anggaran.

Kelemahannya adalah bahwa pemborosan dan inefisiensi dapat menumpuk dari tahun ke tahun tanpa pernah diketahui.

Contoh: biaya promosi tahun 1999 berjumlah Rp 10.000.000 maka dengan mempertimbangkan faktor inflasi, misalnya maka untuk tahun 2000 akan ditetapkan anggaran biaya produksi yang lebih besar dari itu berdasarkan sejumlah kenaikan misalnya 5% dengan demikian anggaran biaya produksi akan berjumlah Rp 10.500.000 yang terdiri dari Rp 10.000.000, realisasi periode sebelumnya ditambah (5%xRp 10.000.000) rencana periode untuk yang dianggarkan.

 

2.      Anggaran Basis Nol (Zero-Based Budget)

Dalam penganggaran ini, semua jajaran manajemen bertolak dari nol dan mengestimasi kebutuhan sumber daya yang diperlukan untuk mendanai aktivitas-aktivitas tahun anggaran. Berdasarkan pertimbangan ini para manajer menyiapkan paket keputusan suatu aktivitas produksi atau operasi yang berada dibawah kendalinya.

Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan anggaran berbasis nolterletak pada kondisi bahwa:[10]

a.       Anggaran berbasis nol mencakup proses perencanaan jangka pendek dan jangka panjang

b.      Anggaran memperoleh komitmen dan dukungan keberlanjutan dari manajemen eksekutif

c.       Terdapat inovasi pada bagian manajemen yang membuat paket keputusan anggaran,

d.      Menjual prosedur kepada orang-orang yang haruus melaksanakan pekerjaan yang diperlukan untuk memelihara kehebatan konsep

 

3.      Anggaran Statik (Static Budget)

Anggaran statis adalah anggaran yang dirancang untuk mengcover hanya satu level aktivitas dan biaya-biaya yang sesungguhnya selalu dibandingkan dengan biaya yang dianggarkan untuk satu level aktivitas ini. Suatu standar biasanya dinyatakan dalam jumlah unit, sementara itu anggaran adalah dalam suatu jumlah total. Suatu standar dapat dipandang sebagai biaya yang dianggarkan untuk satu unit produk.[11] Anggaran ini juga merupakan ancangan yang dipakai oleh banyak perusahaan jasa dan ada banyak fungsi jasa pendukung seperti bagian pembelian, bagian akuntansi dan bagian hukum. Anggaran Statis merupakan anggaran yang direncanakan untuk membiayai sejumlah aktivitas tertentu dimana cakrawala waktu yang digunakan hanya suatu saat tertentu saja. Berdasarkan aktivitas terpilih dimana aktivitas ini bisa dihitung dari jam kerja langsung, jam mesin atau lain sebagainya, kemudian ditentukan anggarannya.

Diistilahkan statis karena anggaran itu tidak terbuka peluang untuk dirubah kembali karena sekali sudah ditetapkan maka secara definitif sudah berlaku dan tidak boleh direvisi lagi. Evaluasi terhadap anggaran dapat dilakukan dengan membandingkannya terhadap realisasi setelah periode anggaran selesai.

 

4.      Anggaran Fleksibel (Flexible Budget)

Anggaran ini mengaitkan volume aktivitas dengan jumlah rupiah yang dianggarkan. Bermanfaat terutama dalam menaksir dan mengendalikan biaya pabrik dan beban operasi. Ada tiga kegunaan dari anggaran ini, yakni :

·         Dapat dipakai untuk merumuskan anggaran sebelum   adanya data taksiran tingkat aktivitas.

·         Dapat dipakai setelah adanya data untuk menghitung berapa seharusnya biaya untuk tingkat aktivitas aktual.

·         Membantu manajemen dalam menghadapi ketidak pastian dengan memampukan mereka untuk melihat taksiran hasil dalam kisaran aktivitas tertentu.

Sebagai ilustrasi, PT JAKASAIN menerapkan sistem anggaran fleksibel. Untuk bulan juni 1998 merencanakan penjualan 5.000 unit produksinya. Namun untuk mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis perusahaan ini juga membuat alternatif anggaran penjualan untuk skenario pesimis 4.500 unit dan untuk skenario optimisti 5.500 unit. Anggaran laba rugi untuk ketiga alternatif rencana penjualan tersebut disusun dalam bentuk anggaran fleksibel[12]

H.    Prosedur Penyusunan Anggaran

Dalam penyusunan anggaran (budget), yang berwenang dan bertanggung jawab atas penyusunan anggaran serta kegiatan penganggaran lainnya adalah ditangan pimpinan tertinggi perusahaan. Hal tersebut disebabkan karena pimpinan tertinggi perusahaanlah yang paling berwenang dan bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan secara keseluruhan. Numun, dalam menyiapkan dan menyusun anggaran (budget) serta kegiatan-kegiatan penganggaran lainnya tidak harus ditangani sendiri oleh pimpinan tertinggi perusahaan, melainkan dapat didelegasi ke bagian lainnya di perusahaan tersebut.

Menurut mas’ud Mahfoedz dalam penyusunan anggaran, terdapat hal penting yang harus diperhatikan, diantaranya:[13]

·         Harus selalu diingat bahwa anggaran merupakan bagian dari sistem

·         Dalam penyusunan anggaran harus sudah ditentukan terlebih dahulu tujuan pokok perusahaan

·         Setelah ditentukan tujuan poko perusahaan, maka disusun beberapa alternatif program, setelah itu program mana yang paling mungkin dilaksanakan.

·         Program pada umumnya meliputi kegiatan untuk beberapa tahun, oleh karena itu program-program harus dibagi-bagi secara tahunan.

·         Setelah ditetapkan bagaian tersebut diterjemahkan dalam angka-angka pada tahun tertentu.

·         Bagian yang diserahi tugas mempersiapkan dan menytusun anggaran tersebut sangat tergantung pada struktur organisasi dari masing-masing perusahaan. Tugas ini dapat didelegasi kepada:

1)      Bagian administrasi, biasa dilakukan oleh perusahaan kecil, karena kegiatan perusahaan tidak terlalu kompleks, sederhana dengan ruang lingkup yang terbatas, sehingga tugas penyusunan anggaran tidak terlalu banyak melibatkan secara aktif seluruh bagaian yang ada di perusahaan. Penunjukkan bagaian administrasi dilakukan karena pada bagian ini terkumpul semua data dan informasi yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan. Dengan bekal data informasi tersebut, di tambah dengan informasi-informasi ekstern, maka bagaian administrasi diharapkan mampui menyusun anggaran.

2)      Panitia anggaran, hal ini biasanya dilakukan oleh perusahaan besar, sebab pada perusahaan besar kegiatannya cukup kompleks, dengan ruang lingkup yang luas, sehingga bagian administrasi sudah tidak mungkin dan tidak mampu untuk menyusun anggaran sendiri tanpa partisipasi dari bagian lain di perusahaan. Bagaian-bagian yang terlibat didalam panitia anggaran adalah antara lain:

Ø  Direksi, berperan dalam memberikan bahan masukan mengenai berbagai kendala umum serta rencana perusahaan secara menyeluruh baik rencana jangka pendek maupun rencana jangka panjang.

Ø  Manajer perusahaan, bertugas menyusun anggaran penjualan dan anggaran biaya distribusi, termasuk biaya iklan dan promosi.

Ø  Manajer produksi, bertugas menyusun anggaran-anggaran yang berhubungan dengan  seluruh kegiatan produksi, seperti jumlah yang akan dihasilkan, tenaga kerja, bahan mentah, pembelian dan biaya over head pabrik.

Ø  Manajer keuangan, bertugas menyusun anggaran-anggaran yang berhubungan denga posisi keuangan perusahaan seperti anggaran kas, anggaran rugi laba dan neraca.

Ø  Manajer umum, administrasi dan personalia bertugas menyusun anggaran-anggaran yang berhubungan dengan biaya umum dan administrasi serta personalia.

I.       Macam-macam Anggaran

Kita mengenal adanya macam-macam anggaran (budget), diantaranya: budget penjualan, budget produksi, budget financial, budget persediaan,budget permodalan, budget biaya, budget investasi modal, budget likuiditas, budget induk (master budget)[14]

Menurut Ahmad kamarudin di dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Manajemen (2005:183-187), beliau mengemukakan beberapa jenis anggaran dan induk anggaran, diantaranya: Appropriation budget, performance budget, fixed budget dan anggaran fleksibel serta bagian-bagian anggaran induk, yaitu: pertama anggaran operasional terdiri : anggaran penjualan, anggaran produksi, anggaran persediaan akhir bahan langsung, anggaran bahan langsung, anggaran tenaga kerja, anggaran biaya overhead pabrik, anggaran harga penjualan pokok, anggaran persediaan produk jadi, anggaran biaya penjualan, anggaran biaya administrasi, anggaran rugi dan laba. Kedua, Anggaran Keuangan: Anggaran kas, dan anggaran neraca.

J.      Tahapan Anggaran

Di dalam buku Lili M. Sadeli & Bedjo Siswanto (2004;137-148) memaparkan beberapa tahapan-tahapan  anggaran, diantaranranya:[15]

Tahap Pertama: anggaran pendapatan. Karena anggaran adalah rencan-rencana, maka mereka menyajikannya sebelum awal periode operasi. Langkah peetama adalah analisis pendapatan (revenues) yang dihasilkan dalam periode ini dan mengestimasikan hasil penjualan terlebih dahulu, karena tingkat operasi pabrik dan beberapa keputusan lain terikat oleh tingkat hasil penjualan yang diharapkan. Semua jenis pendapatan harus dianalisis, tetapi dalam contoh, kita menganggap bahwa perusahaan bahwa perusahaan hanya mempunyai satu jenis hasil penjualan dengan dua macam produk penjualan, A dan B.

Untuk menyajikan suatu anggaran hasil penjualan, faktor-faktor berikut yang harus diestimasikan:

a.       Harga untuk tiap-tiap produk perusahaan

b.      Jumlah unit tiap-tiap produk yang akan dijual.

Dalam menyusun estimasi tersebut, komisi anggaran dan direktur anggaran bergantung pada wakil bidang penjualan  atau pemasaran (seperti wakil presiden pemasaran). Eksekutif pemasaran secara cermat mengkaji operasi perusahaan yang lalu, sebagai dasar untuk estimasi.

BEVERLY COMPANY

ANGGARAN HASIL PENJUALAN (SALES BUDGET)

NOVEMBER 19XX

Produk

Jumlah unit yang akan dijual

Harga penjualan

Total pendapatan

Produk A

120.000

Rp 3.000,00

Rp 360.000.000,00

Produk B

50.000

Rp 4.000,00

Rp 200.000.000,00

 

Tahap kedua: Annggaran tingkat produksi, setelah melakukan estimasi tingkat penjualan selesai dibuat, maka secara otomatis estimasi dari kebutuhan produksi akan mengikuti. Ilustrasi berikut adalah anggaran untuk menentukan berapa banyak unit dari tiap-tiap produk yang akan dihasilkan dalam suatu periode.

BEVERLY COMPANY

ANGGARAN TINGKAT PRODUKSI

(PRODUCTION LEVEL BUDGET)

NOVEMBER 199XX

Keterangan

Produk A

Produk B

Jumlah unit yang diperlukan (dari anggaran hassil penjualan

120.000

50.000

Jumlah unit yang diperlukan untuk inventaris pada tanggal 30 November 19xx

10.000

5.000

Total unit yang diperlukan

130.000

55.000

Dikurangi jumlah unit yang diperkirakan ada dalam inventaris awal 1 November 19xx

9.000

5.000

Jumlah unit yang di produksi selama November

121.000

50.000

Estimasi tersebut harus di perhitungkan ke dalam pertimbangan keperluan hasil penjualan untuk Oktober dan Desember

Estimasi tersebutmenentukan tingkat produksi pabrik

 

Tahap ketiga: Anggaran Harga Pokok Barang yang akan Dijual, estimasi diperlukan sebelum anggaran harga pokok barang yang dijual disusun. Estimasi tersebut adalah:

·         Jumlah unit dan biaya tiap-tiap bahan mentah yang dipakai

·         Jumlah unit dan biaya tiap-tiap bahan mentah yang dibeli

·         Overhead pabrik yang diperkirakan akan dikeluarkan

Tiap-tiap estimasi tersebut dapat berbentuk sebuah anggarn, seperti berikut:

1.      Anggaran pemakaian bahan mentah dan pembelian (pair material usage and purchase budget). Perhatikan bahwa anggaran pemakaian barang mentah  dan pembelian sangat erat kaitannya dengan anggaran tingkat produksi yang telah dijelaskan sebelumnya. Jumlah unit tiap-tiap bahan mentah yang dipakai dan yang dibeli secara langsung bergantung pada tingkat produksi. Standar penting yang masuk pada anggaran tersebut adalah: biaya perunit bahan mentah yang diperkirakan dan kualitas tiap-tiap jenis bahan yang diperkirakan dipakai untuk tiap-tiap produk jadi.

2.      Anggaran tenaga kerja langsung (direct labor budget), anggaran tenaga kerja langsung menunjukkan jumlah keseluruhan jam tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk tingkat produksi, baik total biaya maupun tenaga kerja langsung. Untuk perusahaan yang terdapat dalam contoh ini, standar ditentukan oleh manajemen sebagai berikut: 1/5 jam tenaga kerja langsung untuk menghasilkan tiap-tiap unit produk A, dan ¼ jam tenaga kerja langsung diperlukan untuk menghasilkan produk B. Untuk menyederhanakan contoh di misalkan bahwa tenanaga kerja langsung perusahaan menggunakan biaya sebesar Rp 3.000,00.

 

 

 

 

 

 

PEMAKAIAN BAVERLY COMPANY

ANGGARAN BAHAN MENTAH DAN PEMBELIAN

(RAW MATERIALS USAGE AND PURCHASES BUDGET)

NOVEMBER 19XX

Pemakaian

Bahan mentah

Bahan mentah

Produk A (diperkirakan)

363.000,00

242.000,00

Produk B (diperkirakan)

 

450.000,00

Total bahan mentah yang dipergunakan

363.000,00

692.000,00

Biaya bahan mentah per kg (yang diharapkan)

210,00

150,00

Total biaya bahan mentah yang diperkirakan akan dipakai

76.230.000,00

103.800.000,00

 

Pembelian

 

 

Keperluan produksi bahan mentah

363.000,00

692.000,00

Jumlah unit yang dibutuhkan untuk menjadi inventaris 30 november 19xx

20.000,00

50.000,00

Total keperluan

383.000,00

742.000,00

Dikurangi jumlah unit yg diperkirakan ada dalam inventaris awal 1 November 19xx

14.000,00

65.000,00

Jumlah unit yang dibeli bulan November

369.000,00

677.000,00

Biaya yang diperkirakan (per kg)

210,00

150,00

Biaya pembelian BM yg diperkirakan

77.490.000,00

101.550.000,00

 

3.      Anggaran Overhead Pabrik (Factory Overhead Budget), dalam sistem akuntansi biaya, overhead pabrik dibebankan pada barang dalam proses menurut beberapa dasar, seperti biaya tenaga kerja langsung atau jam tenaga kerja langsung. Contoh, Baverly Company menggunakan jam tenaga kerja langsung sebagai dasar untuk membebankan overhead pabrik. Didasarkan pada estimasi departemen produksi dan komisi anggaran, overhead pabrik variabel diharapkan mencapai Rp 55.050.000,00 jika perusahaan mengoperasikan 36.700 jam tenaga kerja langsung, lebih kurang 1.500,00 dari overhead pabrik variabel yang diharapkan untuk dikeluarkan. Diantisipasikan overhead tetap sebesar Rp 18.350.000,00 (pada setiap tingkat produksi). Jumlah ini adalah untuk biaya Rp 500,00 per jam tenaga kerja langsung, jika 36.700 jam tenaga kerja langsung dikerjakan dalam pabrik. Tarif total overhead Rp 2.000,00 dapat dipergunakan dalam sistem akuntansi biaya untuk dialokasikan pada overhead pabrik barang dalam proses seluruh periode.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAVERLY COMPANY

ANGGARAN OVERHEAD PABRIK

(FACTORY OVERHEAD BUDGET)

NOVEMBER 19XX

BOP (Variabel)

(untuk tingkat produksi sebesar 36.700 jam tenaga kerja langsung)

Tenaga kerja tak langsung                   Rp 46.850.000,00

Pemeliharaan perlangkapan                 Rp   2.000.000,00

Biaya listrik                                         Rp   5.500.000,00

Biaya tenaga lainnya                           Rp     150.000,00

Biaya lain-lain                                     Rp     550.000,00  +

Total BOP (Variabel)                                                  Rp 55.050.000,00

BOP (tetap)

Manajemen pabrik                               Rp   7.000.000,00

Penyusutan pabrik dan  peralatan       Rp 10.000.000,00

Asuransi                                              Rp     500.000,00

Pajak                                                   Rp     200.000,00

Biaya pabrik                                        Rp     400.000,00

Biaya lain-lain                                     Rp     250.000,00 +

            Total BOP (tetap)                                                       Rp 18.350.000,00 +

Total BOP                                                      Rp 73.400.000,00

 

BOP (variabel) per jam tenaga kerja langsung

(Rp 55.050.000,00 : 36.700 jam)                                            Rp         1.500,00

 

BOP (tetap) per jam tenaga kerja langsung

(Rp 18.350.000,00 : 36.700 jam)                                            Rp           500,00  +

 

Total BOP per jam tenaga kerja langsung                               Rp         2.000,00

(Rp 73.400.000,00 : 36.700 jam)

 

BAVERLY COMPANY

ANGGARAN HARGA POKOK BARANG YANG DIJUAL

COST OF GOOG SOLD BUDGET

NOVEMBER 19XX

 

Bahan mentah yang dipergunakan

(dari anggaran penggunaan bahan mentah dan pembelian)

Bahan mentah 1                      Rp   76.230.000,00    

Bahan mentah 2                      Rp 103.800.000,00 +

Total bahan mentah                                                     Rp 180.030.000,00

 

Tenaga kerja langsung yang di pergunakan                Rp 110.100.000,00

(dari anggaran tenaga kerja langsung)

 

Overhead pabrik yg dipergunakan                              Rp   73.400.000,00   +

(dari anggaran BOP)

Total biaya pabrik                                                       Rp 363.530.000,00

 

Inventaris barang jadi yang diperkirakan                    Rp   55.300.000,00  +

pada tgl 1 November 19xx

Barang jadi yg siap dijual bulan November                Rp 418.830.000,00

 

Inventaris barang jadi yang diperlukan                       Rp  82.950.000,00 -

pada 30 November 19xx

 

Harga Barang Pokok yang dijual                                Rp 335.880.000,00

 

 

 

Tahap keempat: Anggaran Biaya (The Expenses Budget), setelah harga pokok barang yang dijual diprediksikan, biaya operasi diestimasikan . sebagian perusahaan menganalisi biaya-biaya lebih lanjut melalui pengklasifikasian tiap-tiap biaya sebagai biaya tetap maupun biaya variabel.

BAVERLY COMPANY

ANGGARAN BIAYA OPERASI

(OPERATING EXPENSES)

NOVEMBER 19XX

 

Biaya penjualan

Gaji dan komisi petugas penjualan     Rp 40.000.000,00

Gaji lain-lain                                        Rp 10.000.000,00

Iklan                                                    Rp   4.000.000,00

Penyusutan perlengkapan penjualan   Rp 12.000.000,00

Perlengkapan                                       Rp   1.000.000,00

Macam-macam biaya                          Rp   3.000.000,00  +

Total biaya penjualan                                                           Rp  70.000.000,00

 

Biaya umum dan administrasi

Gaji                                                     Rp 33.000.000,00

Penyusutan peralatan kantor               Rp 10.000.000,00

Perlengkapan                                       Rp   2.000.000,00

Pajak dan asuransi                               Rp   3.000.000,00

Macam-macam biaya                          Rp   2.000.000,00  +

Total biaya umum dan Adm                                                Rp  50.000.000,00 

 

Total Biaya                                                                            Rp 120.000.000,00

 

 

Tahap kelima: Anggaran Laporan Finansial (The Budget Financial Statements), anggaran daftar pendapatan (income statement) dapat disusun berdasarkan informasi yang terdapat dalam anggaran lainnya. Contoh: utang dagang (account payable) pada tanggal 30 November 19xx, yang akan diperlihatkan pada anggaran daftar neraca dapat dihitung sebagai berikut:

Utang dagang yang diperkirakan pada november 19xx         Rp   11.000.000,00

Ditambah pembelian bahan mentah bulan november             Rp 179.040.000,00

Total utang dagang                                                                 Rp 190.040.000,00

Dikurangi pembayaran kas yang diperkirakan untuk

pembuatan persediaan selama bulan November                     Rp 175.000.000,00

Utang Dagang 30 November 19xx                                         Rp   15.040.000,00

 

 

BAVERLY COMPANY

ANGGARAN DAFTAR PENDAPATAN

(BUDGETED INCOME STATEMENT)

NOVEMBER 19XX

 

Hasil penjualan yang dianggarkan                                          Rp 560.000.000,00

Biaya-biaya

Harga pokok barang yang dijual         Rp 335.880.000,00

Biaya operasi                                       Rp 120.000.000,00 +

Total biaya                                                                              Rp 455.880.000,00

Pendapatan neto yang dianggarkan                                        Rp 104.120.000,00

 

 



[1] Ahmad Kamarudin. Akuntansi Biaya: dasar-dasar konsep biaya dan pengambilan keputusan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h, 176

[2] M. Sadeli Lili dan Bedjo Siswanto. Akuntansi Manajemen. (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) , h, 135

[3] Winardi. Pengantar Ekonomi Perusahaan. (Bandung:Tarsito,1987), h, 123

[4] Ibid., h, 2

[5] Ibid., h, 182-183

[6] Di akses pada tanggal 21 Oktobet 2015. http://www.warsidi.com/2013/10/bagaimana-sistem-penganggaran-yang-ideal.html

[7] Ibid., h, 5-5

[8] Ibid., 148

[9] http://www.daryono.staff.gunadarma.ac.id.penganggaran. Diakses pada tanggal 30 Oktober 215

[10] Samryn.Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2001) h, 207

[11] Ibid, Samry, h, 227

[12] Ibid., Samryn.

[13] Ibid., h, 10

[14] Winardi, op. Cit., h, 148

[15] Ibid., Lili M. Sadeli dan Bedjo Siswanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar