BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penganggaran
Modal proses pengembalian keputusan yang berkaitan dengan investasi dalam
aktiva tetap.
Tanpa
perlu dipertanyakan lagi merupakan hal yang lebih mudah untuk mengevaluasi
proyek-proyek yang menguntungkan dari pada menemukannya.
Pada
pasar yang kompetitif, menghasilkan gagasan untuk proyek-proyek yang menguntungkan
amat sangat sulit. Persaingan itu berlangsung cepat untuk mendapatkan
proyek-proyek baru yang menguntungkan, dan begitu ditemukan para pesaing segera
masuk, menurunkan harga dan keuntungan. Karena alasan inilah, suatu perusahaan
harus mempunyai suatu strategi yang sistematis untuk menghasilkan proyek
penganggaran modal. Tanpa adanya proyek-proyek dan gagasan baru, perusahaan
tidak dapat tumbuh atau bahkan bertahan hidup untuk waktu yang lama, perusahaan
terpaksa mendatangkan laba dari proyek yang ada dengan masa operasional yang
terbatas. Jadi, dari mana datangnya ide-ide ini untuk produk yang baru?
jawabannya berasal dari dalam perusahaan-berasal dari manapun di dalam
perusahaan itu. Lihat boks Persoalan Keuangan, Dinnertime Blues: Pendekatan
untuk Menemukan Proyek Baru.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengambil keputusan dalam anggaran modal ?
2. Apa yang menjadi acuan pengambilan keputusan anggaran
modal ?
3. Kapan anggaran modal itu diputuskan ?
C.
Tujuan dan Manfaat
1. Memberikan informasi tentang anggaran modal
2. Memberikan manfaat untuk pengambilan keputusan
3. Dapat memberikan wawasan lebih luas tentang anggaran
modal
BAB II
PEMBAHASAN
Kriteria
Keputusan Penganggaran Modal
1.
Menemukan Proyek Yang Menguntungkan
Penganggaran
Modal proses pengembalian keputusan yang berkaitan dengan investasi dalam
aktiva tetap.
Tanpa
perlu dipertanyakan lagi merupakan hal yang lebih mudah untuk
mengevaluasi
proyek-proyek yang menguntungkan dari pada menemukannya.
Pada pasar yang
kompetitif, menghasilkan gagasan untuk proyek-proyek yang
menguntungkan
amat sangat sulit. Persaingan itu berlangsung cepat untuk mendapatkan
proyek-proyek baru yang menguntungkan, dan begitu ditemukan
para pesaing
segera masuk, menurunkan harga dan keuntungan. Karena alasan inilah, suatu
perusahaan harus mempunyai suatu strategi yang sistematis untuk menghasilkan
proyek penganggaran modal. Tanpa adanya proyek-proyek dan gagasan baru,
perusahaan tidak dapat tumbuh atau bahkan bertahan hidup untuk waktu yang lama,
perusahaan terpaksa mendatangkan laba dari proyek yang ada dengan masa
operasional yang terbatas. Jadi, dari mana datangnya ide-ide ini untuk produk
yang baru? jawabannya berasal dari dalam perusahaan-berasal dari manapun di
dalam perusahaan itu. Lihat boks Persoalan Keuangan, Dinnertime Blues:
Pendekatan untuk Menemukan Proyek Baru.
Biasanya,
perubahan mempunyai suatu departemen Litbang yang mencari cara untuk
memperbaiki produk-produk yang ada atau menemukan produk yang baru. Ide-ide ini
bisa berasal dari departemen tersebut atau berasal dari gagasan para eksekutif,
personal penjualan, siapa saja yang ada di perusahaan atau bahkan dari
konsumen. Sebagai Contoh, Ford Motor Company pada awal 1980-an, mempunyai
gagasan untuk perbaikan produk secara khusus yang telah dihasilkan pada
departemen riset dan pengembangan Ford. Sayangnya, strategi ini tidaklah cukup
untuk menjaga Ford dari kehilangan pangsa pasarnya yang banyak diambil alih
oleh Jepang. Dalam usaha untuk memotong biaya dan perbaikan kualitas produk,
Ford berubah dari ketergantungannya pada departemen Litbang dan mencari masukan
ide-ide baru dari semua tingkatan karyawan. Bonus kini diberikan kepada para
pekerja
usulan mereka
untuk memangkas biaya, dan personel bagian perakitan yang dapat melihat proses
produksi dari sudut pandang baru yang langsung dilibatkan dalam pencarian
proyek baru. Bagi Ford pengaruhnya menjadi positif dan signifikan. Meskipun
demikian, tidak semua proyek yang diusulkan terbukti dapat menguntungkan,
tetapi banyak ide-ide baru yang diambil dari dalam perusahaan menjadi satu hal
yang baik.
2.
Periode Pengembalian (Playback Pariode)
Periode
pengembalian suatu kriteria penganggaran modal yang digambarkan sebagai jumlah
tahun yang diperlukan untuk mengembalikan investasi kas awal.
Periode
pengembalian merupakan banyaknya tahun yang dibutuhkan untuk mengembalikan
pengeluaran kas yang pertama dari proyek penganggaran modal. Kriteria ini
mengukur seberapa cepat proyek itu akan mengembalikan biaya investasi awalnya,
ini berkaitan dengan arus kas bebas, yang mengukur waktu yang sebenarnya dari
suatu manfaat, bukan keuntungan akuntansi. Sayangnya, metode ini juga
mengabaikan nilai waktu dan tidak mendiskonto arus kas bebas ini kembali ke
nilai sekarang. Kriteria terima-tolak berpusat pada apakah periode pengembalian
modal lebih kecil atau sama dengan periode pengembalian maksimum yang
dikehendaki perusahaan. Sebagai contoh, jika masa pengembalian maksimum yang
diinginkan perusahaan adalah tiga tahun dan proposal investasi membutuhkan
pengeluaran arus awal sebesar $10000 dan hasilnya mengikuti serangkaian arus
tahunan, berapa masa pengembaliannya? Haruskah proyek tersebut diterima?
|
ARUS
KAS BEBAS SETELAH PAJAK |
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 |
$
2.000 4.000 3.000 3.000 10.000 |
Pada
kasus ini, setelah tiga tahun perusahaan akan memperoleh sebesar $9.000 dari
investasi awal sebesar $10.000, menyisakan investasi awal $1.000 akan
dihasilkan dari investasi. Selama tahun ke-4, total uang sebanyak $3.000 akan
dihasilkan dari investasi ini. Asumsikan bahwa kas akan mengalir ke perusahaan
dengan tingkat yang konstan sepanjang tahun, ini akan membutuhkan sepertiga
tahun ($1.000/$3.000) untuk mendapatkan kembali sisanya $1,000. Dengan
demikian, periode pengembalian untuk proyek ini adalah 31/3 tahun, yang
melebihi periode pengembalian yang diinginkan. Dengan menggunakan kriteria
periode pengembalian, perusahaan akan menolak proyek ini, tanpa harus
mempertimbangkan arus kas sebesar $10.000 pada arus kas tahun ke-5.
Untuk
menghadapi kritik bahwa periode pengembalian mengabaikan nilai waktu uang,
beberapa perusahaan menggunakan pendekatan periode pengembalian diskonto.
Metode periode pengembalian diskonto mirip dengan metode periode pengembalian
tradisional kecuali bahwa metode ini menggunakan arus kas bebas yang
didiskontokan ketimbang arus kas bebas aktual yang tidak didiskontokan dalam
menghitung periode pengembalian. Periode pengembalian yang didiskontokan
didefinisikan sebagai banyaknya tahun yang diperlukan untuk mengembalikan
pengeluaran kas awal dari arus kas bebas yang didiskontokan. Kriteria
terima-tolak menjadi apakah periode pengembalian proyek yang didiskontokan itu
lebih kecil atau sama dengan periode pengembalian diskonto maksimum yang
dikehendaki perusahaan. Dengan menggunakan asumsi bahwa tingkat pengembalian
yang diinginkan untuk proyek A dan B digambarkan pada Tabel 9-2 adalah 17
persen, arus kas diskonto dari proyek ini diberikan di Tabel 9-2. Pada proyek
A, setelah tiga tahun, hanya sebanyak $47 dari sisa pengeluaran awal untuk
diambil kembali, sedangkan tahun ke-4 membawa masuk arus kas bebas bernilai
$1.068. Jadi, jika $1.068 yang masuk tetap sepanjang tahun, itu akan mengambil
7/100s setiap tahun ($74/$1.068) untuk diambil kembali dari sisanya $74.
Periode pengembalian yang didiskonto untuk A adalah 3,07 tahun, yang dihitung
sebagai berikut:
periode
pengembalian yang didiskontoA = 3,0 + $74/$1.068 = 3,07 tahun.
TABEL 9.1 Contoh Periode Pengembalian
PROYEK |
A |
B |
Pengeluaran Kas awal Arus kas tahunan sbb: Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 |
-$ 10.000 $
6.000
4.000
3.000
2.000
1.000 |
-$ 10.000 $
5.000
5.000 0 0 0 |
Tabel 9.1 Contoh
Periode Pengembalian yang Didiskonto, dengan menggunakan Tingkat Pengembalian
yang Diinginkan sebesar 17 Persen
PROYEK A
TAHUN |
ARUS
KAS YANG TIDAK DIDISKONTOKAN |
PVIF*17%,n |
ARUS
KAS BEBAS YANG DIDISKONTOKAN |
ARUS
KAS BEBAS KUMULATIF YANG DIDISKONTOKAN |
0 1 2 3 4 5 PROYEK B |
-$
10.000 6.000 4.000 3.000 2.000 1.000 |
1,0 0,855 0,731 0,624 0,534 0,456 |
-$
10.000 5.130 2.924 1.872 1.068 456 |
-$
10.000 - 4.870 - 1.946 - 74 994 1.450 |
TAHUN |
ARUS
KAS YANG TIDAK DIDISKONTOKAN |
PVIF*17%,n |
ARUS
KAS BEBAS YANG DIDISKONTOKAN |
ARUS
KAS BEBAS KUMULATIF YANG DIDISKONTOKAN |
0 1 2 3 4 5 |
-$
10.000 5.000 5.000 0 0 0 |
1,0 0,855 0,731 0,624 0,534 0,456 |
-$
10.000 4.275 3.655 0 0 0 |
-$
10.000 - 5.725 - 2.070 - 2.070 - 2.070 - 2.070 |
*Faktor nilai
sekarang dari Apendiks C di beakang buku. Jika memakai kalkulator, diskon
setiap arus kas ke nilai sekarang.
Jika
periode pengembalian diskonto proyek A kurang dari masa pengembalian diskonto
maksimum yang diinginkan perusahaan, maka proyek A akan diterima. Proyek B pada
sisi lain, tidak mempunyai masa pengembalian diskonto, sebab tidak pernah
mengembalikan secara penuh pengeluaran kas proyek, dan dengan begitu harus
ditolak. Masalah utama dengan periode pengembalian diskonto, menentukan
maksimum periode yang didiskontokan perusahaan. Ini merupakan keputusan yang
berubah-ubah, dan akan mempengaruhi proyek-proyek mana yang diterima atau
ditolak. Periode pengembalian diskonto lebih baik dari pada periode
pengembalian tradisional, dalam menghitung nilai waktu uang, penggunaannya
dibatasi oleh perubahan proses penggunaan pemilihan periode pengembalian
maksimum yang diinginkan. Lebih dari itu, kita akan segera melihat, kriteria
nilai bersih sekarang yang secara teoritis baik dan tidak adanya kesulitan
dalam penghitungannya.
3.
Nilai Bersih Sekarang (Net Present Value – NPV)
Nilai bersih sekarang (NPV) dari suatu usulan investasi sama
dengan nilai sekarang dari arus kas bebas dikurangi pengeluaran investasi awal.
Nilai bersih sekarang dapat dihitung sebagai berikut;
NPV = - IO
Dimana FCFt = arus kas bebas tahunan pada
periode waktu t
k =
tingkat diskonto yang tepat; yaitu tingkat pengembalian yang
diisyaratkan atau biaya modal
IO = Pengeluaran kas awal
n = usia proyek yang diharapkan
Nilai bersih sekarang pada suatu proyek, memberikan
suatu ukuran nilai bersih
(net value) dari proposal investasi yang terkait
dengan nilai dollar sekarang. Karena semua arus kas didiskontokan kembali ke
nilai sekarang, membandingkan perbedaan antara nilai sekarang dari arus kas
bebas tahunan dan pengeluaran awal adalah memadai. Perbedaan antara nilai
sekarang dari arus kas bebas tahunan dan pengeluaran investasi menentukan nilai
bersih atas penerimaan proposal investasi yang berkaitan dengan nilai dollar
sekarang. Ketika proyek lebih besar atau sama dengan nol, kita akan menerima
proyek itu; ketika NPV negatif, kita akan menolak proyek tersebut. ingatlah,
bahwa jika nilai bersih sekarang dari suatu proyek adalah nol, lalu
mengembalikan tingkat pengembalian yang diinginkan, maka proyek harus diterima.
Kriteria menerima menolak ini dapat dinyatakan sebagai berikut:
NPV ≥ 0,0: Diterima
NPV < 0,0: Ditolak
Contoh berikut menggambarkan penggunaan kriteria
nilai bersih sekarang
suatu penganggaran modal.
Contoh
: Menghitung NPV dengan Arus as Tidak Seimbang
Ski-Doo sedang
mempertimbangkan sebuah mesin baru, yang akan mengurangi ongkos perakitan mobil
penggerak salju Mach Z, dimana arus kas setelah pajak ditampilkan pada Tabel
9.3. Jika perusahaan memiliki 12 persen tingkat pengembalian yang diinginkan,
nilai sekarang dari arus bebas adalah $47.678, seperti yang dihitung pada table
9.4. Pngurangan pengeluaran awal sebesar $40.000 menyisakan nilai bersih
sekarang $7.678. karena nilai ini lebih besar dari nol, kiteria nilai bersih
sekarang (NPV) menunjukkan bahwa proyek tersebut harus diterima.
Tabel 9.3 Ilustrasi NPV
Investasai pada Sebuah Mesin Baru
|
ARUS KAS BEBAS |
|
ARUS KAS BEBAS |
Pengeluaran Awal Tahun ke 1 Tahun ke 2 |
-$40.000 15.000 14.000 |
Tahun ke 3 Tahun ke 4 Tahun ke 5 |
13.000 12.000 11.000 |
Tabel 9.4 Penghitungan
untuk Ilustrasi NPV dari Investasi pada Arus Kas Bebas Mesin Baru
PROYEK A
|
ARUS KAS BEBAS |
FAKTOR NILAI*
SEKARANG PADA 12 PERSEN |
NILAI SEKARANG |
Tahun ke 1 Tahun ke2 Tahun ke 3 Tahun ke 4 Tahun ke 5 Nilai sekarang dari
arus kas Pengeluaran awal Niali bersih sekarang |
$ 15.000 14.000 13.000 12.000 11.000 |
0,833 0,797 0,712 0,636 0,567 |
$ 13.395 11.158 9.256 7.632 6.237 $ 47.678 -40.000 $ 7.678 |
*Berikut ini adalah
faktor-faktor nilai sekarang dari bagan akhir dari buku. Jika anda
menggunakan kalkulator keuangan anda tinggal mendiskon setiap arus kas satu
per satu kembali pada jumlah yang sekarang. |
Ingatlah, pada
contoh Ski-Doo bahwa berharganya penghitungan nilai bersih sekarang adalah
fungsi ketelitian dari prediksi arus.
Kriteria NPV
adalah alat keputusan pengangguran modal yang paling baik. Pertama dari semua
itu, NPV berhubungan dengan arus kas bebas bukan dengan keuntungan akuntansi.
Juga, NPV sensitif terhadap pemilihan waktu yang tepat dari manfaat yang
dihasilkan dari proyek. Lebih dari itu, diakui, nilai waktu uang memungkinkan
perbandingan dari manfaat dan biaya secara logis. Akhirnya, karena
proyek-proyek diterima hanya jika nilai bersih sekarang positif, maka
penerimaan terhadap sebuah proyek yang menggunakan kriteria ini akan
meningkatkan nilai perusahaan yang konsisten dengan tujuan memaksimalkan
kekayaan pemegangan saham.
Contoh
: Menghitung NPV dengan Arus Kas yang Tetap
Suatu perusahaan
mempertimbanghkan untuk membeli suatu sistem komputer baru, dengan biaya awal
sebanyak $30.000, untuk membantu dalam pengajuan kredit (Credit Billing) dan
manajemen persediaan. Arus kas yang dihasilkan dari proyek ini ditampilkan pada
Tabel 9.5. tingkat pengembalian yang diinginkan oleh perusahaan adalah 10
persen. Untuk menentukan nilai bersih sekarang pada sistem, arus kas anuitas
selama tiga tahun sebesar $15.000 adalah yang pertama didiskontokan kembali ke
masa sekarang dengan tingkat 10 persen. Dari Lampiran E di bagian belakang buku
ini, kita akan menemukan bahwa PVIFA10%th adalah 2,487. Dengan demikian, nilai sekaarang
dari anuitas sebesar $15.000 adalah $37.305 ($15.000x2,487).
Table 9.5 Contoh Soal NPV dari Sistem Komputer
|
ARUS KAS BEBAS |
|
ARUS KAS BEBAS |
Pengeluaran Awal Tahun ke 1 |
-$30.000 15.000 |
Tahun ke 2 Tahun ke 3 |
15.000 15.000 |
Dengan mengingat
bahwa arus kas masuk telah didiskontokan kembali ke nilai sekarang, maka
sekarang arus kas masuk dapat dibandingkan dengan pengeluaran awal, karena
kedua arus kas masuk dapat dibandingkan dengan pengeluaran awal, karena kedua
arus kas ini detetapkan pada nilai dolar sekarang. Mengurangi pengeluaran awal
($30.000) dari nilai sekarang arus kas bebas ($37.305), kita menemukan bahwa NPV dari system tersebut adalah $7.305.
karena NPV pada proyek ini positif,
maka proyek tersebut diterima.
Kekurangan dari
modal NPV berakar dari ebutuhan akan ramalan terinci jangka panjang arus kas
bebas yang terkumpul dari penerima proyek. Meskipun ada kekurangannya, NPV
secara teoritis merupakan kriteria yang tepat karena NPV mengukur dampak dari
penerimaan suatu proyek terhadap nilai dari ekuitas perusahaan. Contoh berikut
ini memberikan ilustrasi tambahan dari aplikasi NPV.
Spreadsheet
dan Nilai Bersih Sekarang
Meskipun kita
dapat menghitung NPV dengan manual, akan tetapi lebih umum jika dilakukan
dengan bantuan sebuah spreadsheet. Sama halnya dengan tombol hitungan pada
kalkulator keuangan, suatu spreadsheet dapat memudahkan pekerjaan dalam
penghitungan NPV. Satu-satunya aplikasi yang nyata di sini adalah Excel, sama
dengan hamper semua spreadsheet, Excel hanya menghitung nilai sekarang dari
arus kas masa depan dan mengabaikan pengeluaran awal dalam penghitungan
NPV-nya. Kedengarannya aneh? Memang. Esensinya hanya sekedar memindahkan suatu
kesalahan di spreadsheet pertama. Artinya bahwa NPV actual adalah NPV yang
dihitung Excel, dikurangi pengeluaran awal.
NPV actual = NPV
yan dihitung dengan Excel – Pengeluaran awal
Ini dapat
dimasukkan ke dalam sel spreadsheet sebagai: = NPV ( tingkat tarif, aliran
masuk 1, aliran masuk 2, ……., aliran masuk 29) – pengeluaran awal.
4.
INDEKS PROFITABILITAS (RASIO MANFAAT/BIAYA)
Indeks profitabilitas (PI) atau rasio manfaat/biaya,
merupakan rasio nilai sekarang dari arus kas bebas masa depan terhadap
pengeluaran awal. Walaupun kriteria investasi NPV memberikan suatu ukuran nilai
absolut dolar yang diinginkan dari suatu proyek, indeks profitabilitas menjadi
ukuran relatif yang diinginkan proposal investasi merupakan, rasio nilai
sekarang dari manfaat masa depannya terhadap biaya awal. Indeks profitabilitas
dapat dinyatakan sebagai berikut:
PI =
di
mana FCFt = arus kas tahunan bebas pada waktu periode t
(ini dapat
diterima baik positif maupun negatif)
k = tingkat diskonto kas yang sesuai; yaitu
tingkat pengembalian
yang diinginkan dari biaya modal.
IO
= pengeluaran kas awal
N = usia sebuah proyek yang diharapkan.
Kriteria keputusan adalah: menerima proyek jika PI
lebih besar dan atau sama dengan 1,00 dan menolak proyek jika PI kurang dari
1,00.
PI ≥ 1,0: Diterima
PI < 1,0: Ditolak
Mengamati lebih dekat lagi mengenai kriteria ini,
kita akan melihat bahwa
indeks
profitabilitas menghasilkan keputusan menerima-menolak yang sama seperti
kriteria NPV. Ketika nilai sekarang dari arus kas bersih suatu proyek lebih
besar dari pengeluaran awalnya. maka NPV proyek tersebut akan positif,
menandakan bahwa proyek tersebut bisa diterima. Bila ini benar, indeks
profitabilitas proyek juga akan lebih 1, sebagai nilai sekarang dari arus kas
bebas (pembilang PI) yang lebih besar dari pengeluaran awalnya (penyebut PI).
jadi, dua kriteria keputusan ini akan selalu menghasilkan keputusan menerima,
meskipun mereka tidak tergolong sebagai proyek yang bisa diterima dalam hal
yang sama. Masalah Konflik ini akan diselesaikan pada poin berikutnya.
Karena NPV dan kriteria indeks profirabilitas pada
dasarnya sama, mereka
mempunyai
keunggulan yang sama dibandingkan kriteria lainnya. Keduanya menghitung arus
kas, mengenal pemilihan waktu arus kas, dan konsisten dengan
tujuannya
yaitu memaksimalkan kekayaan pemilik saham. Kelemahan utama dari kriteria ini,
sama dengan kriteria nilai bersih sekarang, yaitu membutuhkan perincian
perkiraan arus kas bebas selama masa hidup proyek.
Contoh : Menghitung Indeks
Profitabilitas
Sebuah perusahaan dengan tingkat pengembalian yang
diinginkan 10 persen mempertimbangkan untuk menginvestasi sebuah mesin baru
dengan masa pemakaian diharapkan selama enam tahun. Arus kas pajak sebagai
hasil dari investasi ini ditunjukkan pad Tabel 9.6. Pendiskontoan arus kas
bebas masa depan kembali ke masa sekarang menghasilkan nilai sekarang $53.667;
pembagian nilai sekarang dengan pengeluaran awal sebesar $50.000 memberi indeks
profitabilitas 1,0733, seperti yang diperlihatkan pada tabel 9.7. ini
menunjukkan kepada kita bahwa nilai sekarang dari manfaat masa depan yang
terjadi pada proyek iniadalah 1,0733 kali dari tingkat pengeluaran awal. Karena
indeks profitabilitas lebih besar dari 1,0, maka proyek tersebut diterima.
Tabel
9.6 Ilustrasi PI dari investasi Mesin Baru
|
ARUS KAS BEBAS |
|
ARUS KAS BEBAS |
Pengeluaran awal Tahun ke 1 Tahun ke 2 Tahun ke 3 |
50.000 15.000 8.000 10.000 |
Tahun ke 4 Tahun ke 5 Tahun ke 6 |
12.000 14.000 16.000 |
Tabel
9.7 Menghitung untuk ilustrasi PI dari Investasi Mesin Baru
Proyek
A
|
ARUS KAS BEBAS |
Faktor nilai sekarang pada 10 persen |
Nilai Sekarang |
Pengeluaran awal Tahun ke 1 Tahun ke 2 Tahun ke 3 Tahun ke 4 Tahun ke 5 Tahun ke 6 |
50.000 15.000 8.000 10.000 12.000 14.000 16.000 |
1.000 0.909 0.826 0.751 0.683 0.621 0.564 |
50.000 6.608 7.510 8.196 8.694 9.024 |
Pl =
=
= 1,0733
Tingkat Pengembalian Internal
Tingkat
pengembalian internal (internal rate of return-IRR) mencoba untuk menjawab
pertanyaan ini: berapa tingkat pengembalian yang didapat dari suatu proyek?
Untuk perhitungannya, IRR didefinisikan
sebagai tingkat diskonto yang menyamai, NPV arus kas bersih masa depan proyek
dengan pengeluaran kas awal proyek, secara matematis, tingkat pengambilan
internal digambarkan sebagia nilai dari IRR pada pesamaan berikut :
Dimana FCFt
= arus kas bebas tahunan pada perode t
(ini dapat diambil
pada nilai posifit maupun negatif)
IO = pengaluaran kas
awal
N = usia yang dihaapkan dari sebuah proyek
IRR = tingkat pengembalian internal suatu proyek
Pada
kenyataanya, IRR dapat dianalogikan terhadpa konsep tingkat penghasilan asaat jatuh tempo untuk obligasi yang telah dijelaskan pada BAB
7, dengan katalain, tingkat pengembalian
internal sebuah proyek secara sederhana
adalah tingkat pengembalian yang
dihasilkan suatu proyek,
Kriteria keputusan ini adalah,
menerima suatu proyek jika tingkat pengembalian internal lebih besar
atau sama dengna tingkat pengembalian ayng diinginkan, kita menolak proyek jika
tingkat pengembalian internalnya kurang dari tingkat pengembalian yang diinginkan. Kriteria menerima menolak
ini dapat ditetapkan sebagia berikut :
IRR > tingkat pengembalian yang diinginkan :
Diterima
IRR < tingkat pengembalian yang diinginkan :
Ditolak
Jika
tingkat pengembalian internal suatu proyek sama dengan tingkat pengembalian
yang diinginkan pemegang saham, maka proyek tersebut harus diterima, karena
perusahaan menghasilkan tingkat yang diinginkan pemegang sahamnya. Akan tetapi,
jika penerima dari suatu proyek yang diinginkan investor akan menurunkan harga
saham perusahaan.
Menghitung IRR untuk Arus Kas yang sama dengan Menggunakan
Tabel Nilai Waktu
Pada
bagian ini, kita mengesampingkan penggunaan spreadsheet dan kalkulator dan
memperoleh suatu pemahaman IRR yang lebih baik dengan menguji proses
penghitungan tingkat pengembalian internal secara matematis.
Penghitungan
tingkat pengembalian internal sebuah proyek dapat menjadi sangat sederahan,
atau secara relatif menjadi sangat rumit. Sebagai contoh suatu penyelesaian
secara langsung, asumsikan bahwa suatu perusahaan dengan tingkat pengembalian
yang diinginkan sebesar 10 persen, mempertimbangkan suatu proyek yang
melibatkan penyaluran awal sebanyak $45.555. Jika investasi tersebut diambil,
arus kas bebas yang diharapkan sebesar $15.000 per tahun selama empat tahun
lebih masa proyek tersebut. Pada kasus ini, tingkat pengembalian internal sama
dengan IRR, pada persamaan berikut:
$45.555
= +
+
+
Dari diskusi kita mengenai nilai sekarang dari
sebuah anuitas pada Bab 5, kita mengetahui bahwa persamaan ini dapat disingkat
menjadi:
$45.555 = $15.000 [
Lampiran E memberikan nilai-nilai untuk PVIFAi,n untuk berbagaio
kombinasi dari I dan n, yang kemudian mengurangi persamaan ini menjadi:
$45.555 = $15.000 (PVIFAi,n)
Dengan
membagi kedua sisi dengan $15.000, maka persamaan menjadi:
3,037 = PVIFAi,n
Sekarang kita melihat untuk PVIFAi,n dari 3,037 pada baris tahun ke-4 dari lampiran
E. nilai ini terjadi ketika I sama dengan 12 persen adalah tingkat pengembalian
internal untuk investasi itu. Oleh karena itu, karena 12 persen lebih besar
dari pengembalian yang diinginkan sebesar 10 persen, maka proyek tersebut harus
diterima.
Contoh:
Menghitung IRR
Sebuah
perusahaan dengan tingkat pengembalian yang diinginkan 10 persen sedang
mempertimbangkan tiga proposal investasi. Dengan informasi yang diperlihatkan
pada tabel 9.9, manajemen merencanakan untuk menghitung tingkat pengembalian
internal untuk setiap proyek dan menetukan proyek mana yang harus diterima.
Tabel 9.9 Menghitung
Contoh Tiga Proposal Investasi dengan Menggunakan IRR
|
A |
B |
C |
Pengeluaran Awal Arus masuk tahun ke-1 Arus masuk tahun ke-2 Arus masuk tahun ke-3 Arus masuk tahun ke-4 |
-$10.000 3.362 3.362 3.362 3.362 |
-$10.000 0 0 0 13.605 |
-$10.000 1.000 3.000 6.000 7.000 |
Karena proyek A
merupakan anuitas, kita dapat dengan mudah menghitung tingkat pengembalian
internal dengan menentukan PVIFAi,n
yang harus disamakan dengan nilai sekarang dari arus bebas masa depan dan
dengan pengeluaran awal. Perhitungan ini diselesaikan sebagai berikut:
IO
=
$10.000 =
$10.000 = $3.362(PVIFAi,n)
2,974 = (PVIFAi,n)
Kita mencari nilai PVIFAi,n dari 2.974, pada baris tahun ke-4 dari Lampiran
E, yang terjadi pada I = kolom 13 persen. Jadi, 13 persen merupakan tingkat
pengembalian internal. Karena tingkat ini lebih besar dari tingkat pengembalian
yang diinginkan perusahaan sebesar 10 persen, maka proyek tersebut harus
diterima.
Spreadsheet
dan Tingkat Pengembalian internal (IRR)
Menghitung IRR
dengan menggunakan spreadsheet sangatlah mudah. Sesudah arus kas dimasukkan
dalam spreadsheet, yang harus Anda lakukan adalah memasukkan formula IRR Excel
ke dalam sel spreadsheet dan biarkan spreadsheet menghitung untuk Anda. Tentu
saja, sedikitnya satu dari arus kas harus positif dan sedikitnya satu harus
negatif. Formula IRR untuk memasukkan ke dalam sel spreadsheet = IRR (nilai),
di mana nilai-nilai tersebut secara sederhana menyusun sel di mana arus kas
disimpan.
Tingkat
Pengembalian Internal yang Dimodifikasi
Kelemahan utama
dari tingkat pengembalian relatif internal dibandingkan dengan metode nilai
bersih sekarang merupakan asumsi tingkat penginvestasian kembali yang dibuat
oleh tingkat pengembangan internal. Baru-baru ini, suatu teknik baru, tingkat
pengembalian internal yang dimodofikasi (modified internal rate of
return-MIRR), Yang semakin populer sebagai suatu alternatif metode IRR karena
memungkinkan pembuat keputusan secara langsung menerapkan tingkat
penginvestasian kembali yang sesuai. Hasilnya, MIRR memungkinkan pembuat
keputusan untuk melakukan suatu pendekatan intuitif dari IRR yang dipasangkan
dengan asumsi tingkat penginvestasian kembali yang diperbaiki.
Daya pengaruh di
balik MIRR adalah asumsi bahwa semua arus kas bebas selama masa operasi proyek
yang diinvestasikan kembali, berada di tingkat pengembalian yang diinginkan
sampai berakhirnya proyek tersebut. Dengan demikian, untuk menghitung MIRR.
kita akan mengambil semua arus masuk kas bebas tahunan, ACIFP, dan menemukan
nilai masa depan mereka pada akhir masa operasi proyek, yang dimajemukkan pada
tingkat pengembalian yang diinginkan. Kita akan menyebutnya sebagai nilai
terminal suatu proyek, atau TV. Kemudian kita menghitung nilai sekarang dari
arus keluar kas bebas proyek itu. Kita melakukannya ini dengan mendiskonto
semua arus keluar kas bebas. ACOFt, kembali ke nilai sekarang pada
tingkat pengembalian yang diinginkan. jika pengeluaran awal merupakan
satu-satunya aliran keluar kas bebas, maka pengeluaran awal merupakan nilai sekarang dari aliran keluar kas bebas.
5.
Etika dalam pengangguran Modal
Meskipun tidak
tampak jelas, etika mempunyai suatu peran dalam pengangguran modal. Tindakan
apapun yang melanggar standar etika dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan,
dan pada akhirnya berdamak negatif untuk jangka panjang perusahaan. Pada
persoalan Keuangan, “Apel Buruk unuk Bayi” menceritakan secara singkat sebuah
pelanggaran etika. Kasus ini menceritakan tentang hilangnya etika pada
Beech-Nuts dan memperlihatkan konsekuensi semua tindakannya. Tidak diragukan
keputusan dari eksekutif Beech-Nuts dimaksudkan untuk menciptakan kekayaannya,
mereka justru membebani Beech-Nuts.
6.
Melihat
Sekilas praktik Penganggaran Modal Sebenarnya
Selama 50
tahun terakhir, popularitas masing-masing metode pengangguran modal telah
bergeser secara dramatis. Pada tahun 1950-an dan 1960-an sampai 1990-an, teknik
IRR dan NPV makin mendapat popularitas sampai sekarang digunakan oleh hampir
semua perusahaan dalam mengambil keputusan.
Yang menarik, meskipun kebanyakan perusahaan
menggunakan NPV dan IRR sebagai teknik utama mereka, namun kebanyakan
perusahaan juga masih menggunakan periode pengambilan sebagai metode keputusan
sekunder untuk pengangguran dana. Secara tertentu, menggunakan periode
pengambilan untuk mengontrol resiko. Logika dibalik ini adalah bahwa periode
pengembalian secara dramatis menekankan arus kas awal, yang dianggap lebih
pasti-yakin resikonya lebih kecil-ketimbang arus kas yang terjadi kelak dalam
umur proyek. Para manajer percaya penggunaannya akan mengantar ke proyek-proyek
dengan arus yang lebih pasti.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Penganggaran Modal proses
pengembalian keputusan yang berkaitan dengan investasi dalam aktiva tetap.
Tanpa perlu dipertanyakan lagi
merupakan hal yang lebih mudah untuk mengevaluasi proyek-proyek yang
menguntungkan dari pada menemukannya.
Pada pasar yang kompetitif,
menghasilkan gagasan untuk proyek-proyek yang menguntungkan amat sangat sulit.
Persaingan itu berlangsung cepat untuk mendapatkan proyek-proyek baru yang
menguntungkan, dan begitu ditemukan para pesaing segera masuk, menurunkan harga
dan keuntungan. Karena alasan inilah, suatu perusahaan harus mempunyai suatu
strategi yang sistematis untuk menghasilkan proyek penganggaran modal. Tanpa
adanya proyek-proyek dan gagasan baru, perusahaan tidak dapat tumbuh atau
bahkan bertahan hidup untuk waktu yang lama, perusahaan terpaksa mendatangkan
laba dari proyek yang ada dengan masa operasional yang terbatas. Jadi, dari
mana datangnya ide-ide ini untuk produk yang baru? jawabannya berasal dari
dalam perusahaan-berasal dari manapun di dalam perusahaan itu. Lihat boks
Persoalan Keuangan, Dinnertime Blues: Pendekatan untuk Menemukan Proyek Baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar