Selasa, 04 Januari 2022

Makalah Penganggaran Modal

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah

Penganggaran Modal proses pengembalian keputusan yang berkaitan dengan investasi dalam aktiva tetap.

Tanpa perlu dipertanyakan lagi merupakan hal yang lebih mudah untuk mengevaluasi proyek-proyek yang menguntungkan dari pada menemukannya.

Pada pasar yang kompetitif, menghasilkan gagasan untuk proyek-proyek yang menguntungkan amat sangat sulit. Persaingan itu berlangsung cepat untuk mendapatkan proyek-proyek baru yang menguntungkan, dan begitu ditemukan para pesaing segera masuk, menurunkan harga dan keuntungan. Karena alasan inilah, suatu perusahaan harus mempunyai suatu strategi yang sistematis untuk menghasilkan proyek penganggaran modal. Tanpa adanya proyek-proyek dan gagasan baru, perusahaan tidak dapat tumbuh atau bahkan bertahan hidup untuk waktu yang lama, perusahaan terpaksa mendatangkan laba dari proyek yang ada dengan masa operasional yang terbatas. Jadi, dari mana datangnya ide-ide ini untuk produk yang baru? jawabannya berasal dari dalam perusahaan-berasal dari manapun di dalam perusahaan itu. Lihat boks Persoalan Keuangan, Dinnertime Blues: Pendekatan untuk Menemukan Proyek Baru.

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana mengambil keputusan dalam anggaran modal ?

2.      Apa yang menjadi acuan pengambilan keputusan anggaran modal ?

3.      Kapan anggaran modal itu diputuskan ?

C.    Tujuan dan Manfaat

1.      Memberikan informasi tentang anggaran modal

2.      Memberikan manfaat untuk pengambilan keputusan

3.      Dapat memberikan wawasan lebih luas tentang anggaran modal

BAB II

PEMBAHASAN

 

Kriteria Keputusan Penganggaran Modal

1.    Menemukan Proyek Yang Menguntungkan

Penganggaran Modal proses pengembalian keputusan yang berkaitan dengan investasi dalam aktiva tetap.

Tanpa perlu dipertanyakan lagi merupakan hal yang lebih mudah untuk

mengevaluasi proyek-proyek yang menguntungkan dari pada menemukannya.

Pada pasar yang kompetitif, menghasilkan gagasan untuk proyek-proyek yang

menguntungkan amat sangat sulit. Persaingan itu berlangsung cepat untuk mendapatkan proyek-proyek baru yang menguntungkan, dan begitu ditemukan

para pesaing segera masuk, menurunkan harga dan keuntungan. Karena alasan inilah, suatu perusahaan harus mempunyai suatu strategi yang sistematis untuk menghasilkan proyek penganggaran modal. Tanpa adanya proyek-proyek dan gagasan baru, perusahaan tidak dapat tumbuh atau bahkan bertahan hidup untuk waktu yang lama, perusahaan terpaksa mendatangkan laba dari proyek yang ada dengan masa operasional yang terbatas. Jadi, dari mana datangnya ide-ide ini untuk produk yang baru? jawabannya berasal dari dalam perusahaan-berasal dari manapun di dalam perusahaan itu. Lihat boks Persoalan Keuangan, Dinnertime Blues: Pendekatan untuk Menemukan Proyek Baru.

Biasanya, perubahan mempunyai suatu departemen Litbang yang mencari cara untuk memperbaiki produk-produk yang ada atau menemukan produk yang baru. Ide-ide ini bisa berasal dari departemen tersebut atau berasal dari gagasan para eksekutif, personal penjualan, siapa saja yang ada di perusahaan atau bahkan dari konsumen. Sebagai Contoh, Ford Motor Company pada awal 1980-an, mempunyai gagasan untuk perbaikan produk secara khusus yang telah dihasilkan pada departemen riset dan pengembangan Ford. Sayangnya, strategi ini tidaklah cukup untuk menjaga Ford dari kehilangan pangsa pasarnya yang banyak diambil alih oleh Jepang. Dalam usaha untuk memotong biaya dan perbaikan kualitas produk, Ford berubah dari ketergantungannya pada departemen Litbang dan mencari masukan ide-ide baru dari semua tingkatan karyawan. Bonus kini diberikan kepada para pekerja

usulan mereka untuk memangkas biaya, dan personel bagian perakitan yang dapat melihat proses produksi dari sudut pandang baru yang langsung dilibatkan dalam pencarian proyek baru. Bagi Ford pengaruhnya menjadi positif dan signifikan. Meskipun demikian, tidak semua proyek yang diusulkan terbukti dapat menguntungkan, tetapi banyak ide-ide baru yang diambil dari dalam perusahaan menjadi satu hal yang baik.

 

2.    Periode Pengembalian (Playback Pariode)

Periode pengembalian suatu kriteria penganggaran modal yang digambarkan sebagai jumlah tahun yang diperlukan untuk mengembalikan investasi kas awal.

Periode pengembalian merupakan banyaknya tahun yang dibutuhkan untuk mengembalikan pengeluaran kas yang pertama dari proyek penganggaran modal. Kriteria ini mengukur seberapa cepat proyek itu akan mengembalikan biaya investasi awalnya, ini berkaitan dengan arus kas bebas, yang mengukur waktu yang sebenarnya dari suatu manfaat, bukan keuntungan akuntansi. Sayangnya, metode ini juga mengabaikan nilai waktu dan tidak mendiskonto arus kas bebas ini kembali ke nilai sekarang. Kriteria terima-tolak berpusat pada apakah periode pengembalian modal lebih kecil atau sama dengan periode pengembalian maksimum yang dikehendaki perusahaan. Sebagai contoh, jika masa pengembalian maksimum yang diinginkan perusahaan adalah tiga tahun dan proposal investasi membutuhkan pengeluaran arus awal sebesar $10000 dan hasilnya mengikuti serangkaian arus tahunan, berapa masa pengembaliannya? Haruskah proyek tersebut diterima?

 

ARUS KAS BEBAS SETELAH PAJAK

Tahun 1

Tahun 2

Tahun 3

Tahun 4

Tahun 5

$ 2.000

4.000

3.000

3.000

10.000

 

Pada kasus ini, setelah tiga tahun perusahaan akan memperoleh sebesar $9.000 dari investasi awal sebesar $10.000, menyisakan investasi awal $1.000 akan dihasilkan dari investasi. Selama tahun ke-4, total uang sebanyak $3.000 akan dihasilkan dari investasi ini. Asumsikan bahwa kas akan mengalir ke perusahaan dengan tingkat yang konstan sepanjang tahun, ini akan membutuhkan sepertiga tahun ($1.000/$3.000) untuk mendapatkan kembali sisanya $1,000. Dengan demikian, periode pengembalian untuk proyek ini adalah 31/3 tahun, yang melebihi periode pengembalian yang diinginkan. Dengan menggunakan kriteria periode pengembalian, perusahaan akan menolak proyek ini, tanpa harus mempertimbangkan arus kas sebesar $10.000 pada arus kas tahun ke-5.

Untuk menghadapi kritik bahwa periode pengembalian mengabaikan nilai waktu uang, beberapa perusahaan menggunakan pendekatan periode pengembalian diskonto. Metode periode pengembalian diskonto mirip dengan metode periode pengembalian tradisional kecuali bahwa metode ini menggunakan arus kas bebas yang didiskontokan ketimbang arus kas bebas aktual yang tidak didiskontokan dalam menghitung periode pengembalian. Periode pengembalian yang didiskontokan didefinisikan sebagai banyaknya tahun yang diperlukan untuk mengembalikan pengeluaran kas awal dari arus kas bebas yang didiskontokan. Kriteria terima-tolak menjadi apakah periode pengembalian proyek yang didiskontokan itu lebih kecil atau sama dengan periode pengembalian diskonto maksimum yang dikehendaki perusahaan. Dengan menggunakan asumsi bahwa tingkat pengembalian yang diinginkan untuk proyek A dan B digambarkan pada Tabel 9-2 adalah 17 persen, arus kas diskonto dari proyek ini diberikan di Tabel 9-2. Pada proyek A, setelah tiga tahun, hanya sebanyak $47 dari sisa pengeluaran awal untuk diambil kembali, sedangkan tahun ke-4 membawa masuk arus kas bebas bernilai $1.068. Jadi, jika $1.068 yang masuk tetap sepanjang tahun, itu akan mengambil 7/100s setiap tahun ($74/$1.068) untuk diambil kembali dari sisanya $74. Periode pengembalian yang didiskonto untuk A adalah 3,07 tahun, yang dihitung sebagai berikut:

periode pengembalian yang didiskontoA = 3,0 + $74/$1.068 = 3,07 tahun.

 

TABEL 9.1 Contoh Periode Pengembalian

PROYEK

A

B

Pengeluaran Kas awal

Arus kas tahunan sbb:

Tahun 1

Tahun 2

Tahun 3

Tahun 4

Tahun 5

-$ 10.000

 

 $   6.000

      4.000

      3.000

      2.000

      1.000

-$ 10.000

 

 $   5.000

      5.000

            0

            0

            0

 

 

Tabel 9.1 Contoh Periode Pengembalian yang Didiskonto, dengan menggunakan Tingkat Pengembalian yang Diinginkan sebesar 17 Persen

 

   PROYEK A

TAHUN

ARUS KAS YANG TIDAK DIDISKONTOKAN

PVIF*17%,n

ARUS KAS BEBAS YANG DIDISKONTOKAN

ARUS KAS BEBAS KUMULATIF YANG DIDISKONTOKAN

0

1

2

3

4

5

 

 

PROYEK B

-$ 10.000

      6.000

      4.000

      3.000

      2.000

      1.000

1,0

0,855

0,731

0,624

0,534

0,456

-$ 10.000

      5.130

      2.924

      1.872

      1.068

         456

-$ 10.000

-     4.870

-     1.946

-          74

         994

      1.450

TAHUN

ARUS KAS YANG TIDAK DIDISKONTOKAN

PVIF*17%,n

ARUS KAS BEBAS YANG DIDISKONTOKAN

ARUS KAS BEBAS KUMULATIF YANG DIDISKONTOKAN

0

1

2

3

4

5

 

-$ 10.000

      5.000

      5.000

             0

             0

             0

1,0

0,855

0,731

0,624

0,534

0,456

-$ 10.000

      4.275

      3.655

             0

             0

             0

-$ 10.000

-     5.725

-     2.070

-     2.070

-     2.070

-     2.070

*Faktor nilai sekarang dari Apendiks C di beakang buku. Jika memakai kalkulator, diskon setiap arus kas ke nilai sekarang.

 

Jika periode pengembalian diskonto proyek A kurang dari masa pengembalian diskonto maksimum yang diinginkan perusahaan, maka proyek A akan diterima. Proyek B pada sisi lain, tidak mempunyai masa pengembalian diskonto, sebab tidak pernah mengembalikan secara penuh pengeluaran kas proyek, dan dengan begitu harus ditolak. Masalah utama dengan periode pengembalian diskonto, menentukan maksimum periode yang didiskontokan perusahaan. Ini merupakan keputusan yang berubah-ubah, dan akan mempengaruhi proyek-proyek mana yang diterima atau ditolak. Periode pengembalian diskonto lebih baik dari pada periode pengembalian tradisional, dalam menghitung nilai waktu uang, penggunaannya dibatasi oleh perubahan proses penggunaan pemilihan periode pengembalian maksimum yang diinginkan. Lebih dari itu, kita akan segera melihat, kriteria nilai bersih sekarang yang secara teoritis baik dan tidak adanya kesulitan dalam penghitungannya.

 

3.    Nilai Bersih Sekarang (Net Present Value – NPV)

Nilai bersih sekarang (NPV) dari suatu usulan investasi sama dengan nilai sekarang dari arus kas bebas dikurangi pengeluaran investasi awal. Nilai bersih sekarang dapat dihitung sebagai berikut;

NPV =  - IO

Dimana FCFt = arus kas bebas tahunan pada periode waktu t

                   k  =  tingkat diskonto yang tepat; yaitu tingkat pengembalian yang

       diisyaratkan atau biaya modal

                 IO = Pengeluaran kas awal

                   n = usia proyek yang diharapkan

Nilai bersih sekarang pada suatu proyek, memberikan suatu ukuran nilai bersih

(net value) dari proposal investasi yang terkait dengan nilai dollar sekarang. Karena semua arus kas didiskontokan kembali ke nilai sekarang, membandingkan perbedaan antara nilai sekarang dari arus kas bebas tahunan dan pengeluaran awal adalah memadai. Perbedaan antara nilai sekarang dari arus kas bebas tahunan dan pengeluaran investasi menentukan nilai bersih atas penerimaan proposal investasi yang berkaitan dengan nilai dollar sekarang. Ketika proyek lebih besar atau sama dengan nol, kita akan menerima proyek itu; ketika NPV negatif, kita akan menolak proyek tersebut. ingatlah, bahwa jika nilai bersih sekarang dari suatu proyek adalah nol, lalu mengembalikan tingkat pengembalian yang diinginkan, maka proyek harus diterima. Kriteria menerima menolak ini dapat dinyatakan sebagai berikut:

NPV ≥ 0,0: Diterima

NPV < 0,0: Ditolak

Contoh berikut menggambarkan penggunaan kriteria nilai bersih sekarang

suatu penganggaran modal.

 

Contoh : Menghitung NPV dengan Arus as Tidak Seimbang

Ski-Doo sedang mempertimbangkan sebuah mesin baru, yang akan mengurangi ongkos perakitan mobil penggerak salju Mach Z, dimana arus kas setelah pajak ditampilkan pada Tabel 9.3. Jika perusahaan memiliki 12 persen tingkat pengembalian yang diinginkan, nilai sekarang dari arus bebas adalah $47.678, seperti yang dihitung pada table 9.4. Pngurangan pengeluaran awal sebesar $40.000 menyisakan nilai bersih sekarang $7.678. karena nilai ini lebih besar dari nol, kiteria nilai bersih sekarang (NPV) menunjukkan bahwa proyek tersebut harus diterima.

 

Tabel 9.3 Ilustrasi NPV Investasai pada Sebuah Mesin Baru

 

ARUS KAS BEBAS

 

ARUS KAS BEBAS

Pengeluaran Awal

Tahun ke 1

Tahun ke 2

-$40.000

   15.000

   14.000

Tahun ke 3

Tahun ke 4

Tahun ke 5

13.000

12.000

11.000

 

Tabel 9.4 Penghitungan untuk Ilustrasi NPV dari Investasi pada Arus Kas Bebas Mesin Baru

PROYEK A

 

ARUS KAS BEBAS

FAKTOR NILAI* SEKARANG PADA 12 PERSEN

NILAI SEKARANG

Tahun ke 1

Tahun ke2

Tahun ke 3

Tahun ke 4

Tahun ke 5

Nilai sekarang dari arus kas Pengeluaran awal Niali bersih sekarang

$ 15.000

  14.000

13.000

12.000

11.000

0,833

0,797

0,712

0,636

0,567

$ 13.395

  11.158

   9.256

   7.632

   6.237

$ 47.678

-40.000

$  7.678

*Berikut ini adalah faktor-faktor nilai sekarang dari bagan akhir dari buku. Jika anda menggunakan kalkulator keuangan anda tinggal mendiskon setiap arus kas satu per satu kembali pada jumlah yang sekarang.

 

Ingatlah, pada contoh Ski-Doo bahwa berharganya penghitungan nilai bersih sekarang adalah fungsi ketelitian dari prediksi  arus.

Kriteria NPV adalah alat keputusan pengangguran modal yang paling baik. Pertama dari semua itu, NPV berhubungan dengan arus kas bebas bukan dengan keuntungan akuntansi. Juga, NPV sensitif terhadap pemilihan waktu yang tepat dari manfaat yang dihasilkan dari proyek. Lebih dari itu, diakui, nilai waktu uang memungkinkan perbandingan dari manfaat dan biaya secara logis. Akhirnya, karena proyek-proyek diterima hanya jika nilai bersih sekarang positif, maka penerimaan terhadap sebuah proyek yang menggunakan kriteria ini akan meningkatkan nilai perusahaan yang konsisten dengan tujuan memaksimalkan kekayaan pemegangan saham.

 

Contoh : Menghitung NPV dengan Arus Kas yang Tetap

 

Suatu perusahaan mempertimbanghkan untuk membeli suatu sistem komputer baru, dengan biaya awal sebanyak $30.000, untuk membantu dalam pengajuan kredit (Credit Billing) dan manajemen persediaan. Arus kas yang dihasilkan dari proyek ini ditampilkan pada Tabel 9.5. tingkat pengembalian yang diinginkan oleh perusahaan adalah 10 persen. Untuk menentukan nilai bersih sekarang pada sistem, arus kas anuitas selama tiga tahun sebesar $15.000 adalah yang pertama didiskontokan kembali ke masa sekarang dengan tingkat 10 persen. Dari Lampiran E di bagian belakang buku ini, kita akan menemukan bahwa PVIFA10%th  adalah 2,487. Dengan demikian, nilai sekaarang dari anuitas sebesar $15.000 adalah $37.305 ($15.000x2,487).

Table 9.5 Contoh Soal NPV dari Sistem Komputer

 

ARUS KAS BEBAS

 

ARUS KAS BEBAS

Pengeluaran Awal

Tahun ke 1

-$30.000

15.000

Tahun ke 2

Tahun ke 3

15.000

15.000

 

Dengan mengingat bahwa arus kas masuk telah didiskontokan kembali ke nilai sekarang, maka sekarang arus kas masuk dapat dibandingkan dengan pengeluaran awal, karena kedua arus kas masuk dapat dibandingkan dengan pengeluaran awal, karena kedua arus kas ini detetapkan pada nilai dolar sekarang. Mengurangi pengeluaran awal ($30.000) dari nilai sekarang arus kas bebas ($37.305), kita menemukan bahwa NPV dari system tersebut adalah $7.305. karena NPV pada proyek ini positif, maka proyek tersebut diterima.

Kekurangan dari modal NPV berakar dari ebutuhan akan ramalan terinci jangka panjang arus kas bebas yang terkumpul dari penerima proyek. Meskipun ada kekurangannya, NPV secara teoritis merupakan kriteria yang tepat karena NPV mengukur dampak dari penerimaan suatu proyek terhadap nilai dari ekuitas perusahaan. Contoh berikut ini memberikan ilustrasi tambahan dari aplikasi NPV.

 

Spreadsheet dan Nilai Bersih Sekarang

 

Meskipun kita dapat menghitung NPV dengan manual, akan tetapi lebih umum jika dilakukan dengan bantuan sebuah spreadsheet. Sama halnya dengan tombol hitungan pada kalkulator keuangan, suatu spreadsheet dapat memudahkan pekerjaan dalam penghitungan NPV. Satu-satunya aplikasi yang nyata di sini adalah Excel, sama dengan hamper semua spreadsheet, Excel hanya menghitung nilai sekarang dari arus kas masa depan dan mengabaikan pengeluaran awal dalam penghitungan NPV-nya. Kedengarannya aneh? Memang. Esensinya hanya sekedar memindahkan suatu kesalahan di spreadsheet pertama. Artinya bahwa NPV actual adalah NPV yang dihitung Excel, dikurangi pengeluaran awal.

NPV actual = NPV yan dihitung dengan Excel – Pengeluaran awal

Ini dapat dimasukkan ke dalam sel spreadsheet sebagai: = NPV ( tingkat tarif, aliran masuk 1, aliran masuk 2, ……., aliran masuk 29) – pengeluaran awal.

 

4.    INDEKS PROFITABILITAS (RASIO MANFAAT/BIAYA)

Indeks profitabilitas (PI) atau rasio manfaat/biaya, merupakan rasio nilai sekarang dari arus kas bebas masa depan terhadap pengeluaran awal. Walaupun kriteria investasi NPV memberikan suatu ukuran nilai absolut dolar yang diinginkan dari suatu proyek, indeks profitabilitas menjadi ukuran relatif yang diinginkan proposal investasi merupakan, rasio nilai sekarang dari manfaat masa depannya terhadap biaya awal. Indeks profitabilitas dapat dinyatakan sebagai berikut:

PI =

 

di mana FCFt = arus kas tahunan bebas pada waktu periode t

(ini dapat diterima baik positif maupun negatif)

k        = tingkat diskonto kas yang sesuai; yaitu tingkat pengembalian

yang diinginkan dari biaya modal.

IO     = pengeluaran kas awal

N       = usia sebuah proyek yang diharapkan.

 

Kriteria keputusan adalah: menerima proyek jika PI lebih besar dan atau sama dengan 1,00 dan menolak proyek jika PI kurang dari 1,00.

PI ≥ 1,0: Diterima

PI < 1,0: Ditolak

Mengamati lebih dekat lagi mengenai kriteria ini, kita akan melihat bahwa

indeks profitabilitas menghasilkan keputusan menerima-menolak yang sama seperti kriteria NPV. Ketika nilai sekarang dari arus kas bersih suatu proyek lebih besar dari pengeluaran awalnya. maka NPV proyek tersebut akan positif, menandakan bahwa proyek tersebut bisa diterima. Bila ini benar, indeks profitabilitas proyek juga akan lebih 1, sebagai nilai sekarang dari arus kas bebas (pembilang PI) yang lebih besar dari pengeluaran awalnya (penyebut PI). jadi, dua kriteria keputusan ini akan selalu menghasilkan keputusan menerima, meskipun mereka tidak tergolong sebagai proyek yang bisa diterima dalam hal yang sama. Masalah Konflik ini akan diselesaikan pada poin berikutnya.

Karena NPV dan kriteria indeks profirabilitas pada dasarnya sama, mereka

mempunyai keunggulan yang sama dibandingkan kriteria lainnya. Keduanya menghitung arus kas, mengenal pemilihan waktu arus kas, dan konsisten dengan

tujuannya yaitu memaksimalkan kekayaan pemilik saham. Kelemahan utama dari kriteria ini, sama dengan kriteria nilai bersih sekarang, yaitu membutuhkan perincian perkiraan arus kas bebas selama masa hidup proyek.

Contoh : Menghitung Indeks Profitabilitas

Sebuah perusahaan dengan tingkat pengembalian yang diinginkan 10 persen mempertimbangkan untuk menginvestasi sebuah mesin baru dengan masa pemakaian diharapkan selama enam tahun. Arus kas pajak sebagai hasil dari investasi ini ditunjukkan pad Tabel 9.6. Pendiskontoan arus kas bebas masa depan kembali ke masa sekarang menghasilkan nilai sekarang $53.667; pembagian nilai sekarang dengan pengeluaran awal sebesar $50.000 memberi indeks profitabilitas 1,0733, seperti yang diperlihatkan pada tabel 9.7. ini menunjukkan kepada kita bahwa nilai sekarang dari manfaat masa depan yang terjadi pada proyek iniadalah 1,0733 kali dari tingkat pengeluaran awal. Karena indeks profitabilitas lebih besar dari 1,0, maka proyek tersebut diterima.

Tabel 9.6 Ilustrasi PI dari investasi Mesin Baru

 

ARUS KAS BEBAS

 

ARUS KAS BEBAS

Pengeluaran awal

Tahun ke 1

Tahun ke 2

Tahun ke 3

50.000

15.000

8.000

10.000

Tahun ke 4

Tahun ke 5

Tahun ke 6

12.000

14.000

16.000

 

 

 

Tabel 9.7 Menghitung untuk ilustrasi PI dari Investasi Mesin Baru

Proyek A

 

ARUS KAS BEBAS

Faktor nilai sekarang pada 10 persen

Nilai

Sekarang

Pengeluaran awal

Tahun ke 1

Tahun ke 2

Tahun ke 3

Tahun ke 4

Tahun ke 5

Tahun ke 6

50.000

15.000

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

1.000

0.909

0.826

0.751

0.683

0.621

0.564

50.000

6.608

7.510

8.196

8.694

9.024

 

 

Pl =

     =

     = 1,0733

 

Tingkat Pengembalian Internal

Tingkat pengembalian internal (internal rate of return-IRR) mencoba untuk menjawab pertanyaan ini: berapa tingkat pengembalian yang didapat dari suatu proyek? Untuk  perhitungannya, IRR didefinisikan sebagai tingkat diskonto yang menyamai, NPV arus kas bersih masa depan proyek dengan pengeluaran kas awal proyek, secara matematis, tingkat pengambilan internal digambarkan sebagia nilai dari IRR pada pesamaan berikut :

 

 

Dimana FCFt = arus kas bebas tahunan pada perode t

                          (ini dapat diambil pada nilai posifit maupun negatif)

IO = pengaluaran kas awal

N = usia yang dihaapkan dari sebuah proyek

IRR = tingkat pengembalian internal suatu proyek

 

Pada kenyataanya, IRR dapat dianalogikan terhadpa konsep tingkat  penghasilan asaat jatuh tempo  untuk obligasi yang telah dijelaskan pada BAB 7, dengan katalain,  tingkat pengembalian internal sebuah proyek  secara sederhana adalah tingkat pengembalian yang  dihasilkan suatu proyek,

            Kriteria keputusan ini  adalah,  menerima suatu proyek jika tingkat pengembalian internal lebih besar atau sama dengna tingkat pengembalian ayng diinginkan, kita menolak proyek jika tingkat pengembalian internalnya kurang dari tingkat pengembalian  yang diinginkan. Kriteria menerima menolak ini dapat ditetapkan sebagia berikut :

IRR > tingkat pengembalian yang diinginkan : Diterima

IRR < tingkat pengembalian yang diinginkan : Ditolak

Jika tingkat pengembalian internal suatu proyek sama dengan tingkat pengembalian yang diinginkan pemegang saham, maka proyek tersebut harus diterima, karena perusahaan menghasilkan tingkat yang diinginkan pemegang sahamnya. Akan tetapi, jika penerima dari suatu proyek yang diinginkan investor akan menurunkan harga saham perusahaan.

 

Menghitung IRR untuk Arus Kas yang sama dengan Menggunakan Tabel Nilai Waktu

Pada bagian ini, kita mengesampingkan penggunaan spreadsheet dan kalkulator dan memperoleh suatu pemahaman IRR yang lebih baik dengan menguji proses penghitungan tingkat pengembalian internal secara matematis.

Penghitungan tingkat pengembalian internal sebuah proyek dapat menjadi sangat sederahan, atau secara relatif menjadi sangat rumit. Sebagai contoh suatu penyelesaian secara langsung, asumsikan bahwa suatu perusahaan dengan tingkat pengembalian yang diinginkan sebesar 10 persen, mempertimbangkan suatu proyek yang melibatkan penyaluran awal sebanyak $45.555. Jika investasi tersebut diambil, arus kas bebas yang diharapkan sebesar $15.000 per tahun selama empat tahun lebih masa proyek tersebut. Pada kasus ini, tingkat pengembalian internal sama dengan IRR, pada persamaan berikut:

$45.555 =  +   +   +  

 

Dari diskusi kita mengenai nilai sekarang dari sebuah anuitas pada Bab 5, kita mengetahui bahwa persamaan ini dapat disingkat menjadi:

$45.555 = $15.000 [

Lampiran E memberikan nilai-nilai untuk PVIFAi,n untuk berbagaio kombinasi dari I dan n, yang kemudian mengurangi persamaan ini menjadi:

$45.555 = $15.000 (PVIFAi,n)

Dengan membagi kedua sisi dengan $15.000, maka persamaan menjadi:

3,037 = PVIFAi,n

Sekarang kita melihat untuk PVIFAi,n dari 3,037 pada baris tahun ke-4 dari lampiran E. nilai ini terjadi ketika I sama dengan 12 persen adalah tingkat pengembalian internal untuk investasi itu. Oleh karena itu, karena 12 persen lebih besar dari pengembalian yang diinginkan sebesar 10 persen, maka proyek tersebut harus diterima.

Contoh: Menghitung IRR

Sebuah perusahaan dengan tingkat pengembalian yang diinginkan 10 persen sedang mempertimbangkan tiga proposal investasi. Dengan informasi yang diperlihatkan pada tabel 9.9, manajemen merencanakan untuk menghitung tingkat pengembalian internal untuk setiap proyek dan menetukan proyek mana yang harus diterima.

Tabel 9.9 Menghitung Contoh Tiga Proposal Investasi dengan Menggunakan IRR

 

A

B

C

Pengeluaran Awal

Arus masuk tahun ke-1

Arus masuk tahun ke-2

Arus masuk tahun ke-3

Arus masuk tahun ke-4

-$10.000

   3.362

   3.362

   3.362

   3.362

-$10.000

          0

          0

          0

  13.605

-$10.000

    1.000

    3.000

    6.000

    7.000

 

Karena proyek A merupakan anuitas, kita dapat dengan mudah menghitung tingkat pengembalian internal dengan menentukan PVIFAi,n yang harus disamakan dengan nilai sekarang dari arus bebas masa depan dan dengan pengeluaran awal. Perhitungan ini diselesaikan sebagai berikut:

IO          = 

$10.000 =

$10.000 = $3.362(PVIFAi,n)

2,974     = (PVIFAi,n)

Kita mencari nilai PVIFAi,n dari 2.974, pada baris tahun ke-4 dari Lampiran E, yang terjadi pada I = kolom 13 persen. Jadi, 13 persen merupakan tingkat pengembalian internal. Karena tingkat ini lebih besar dari tingkat pengembalian yang diinginkan perusahaan sebesar 10 persen, maka proyek tersebut harus diterima.

 

Spreadsheet dan Tingkat Pengembalian internal (IRR)

Menghitung IRR dengan menggunakan spreadsheet sangatlah mudah. Sesudah arus kas dimasukkan dalam spreadsheet, yang harus Anda lakukan adalah memasukkan formula IRR Excel ke dalam sel spreadsheet dan biarkan spreadsheet menghitung untuk Anda. Tentu saja, sedikitnya satu dari arus kas harus positif dan sedikitnya satu harus negatif. Formula IRR untuk memasukkan ke dalam sel spreadsheet = IRR (nilai), di mana nilai-nilai tersebut secara sederhana menyusun sel di mana arus kas disimpan.

 

Tingkat Pengembalian Internal yang Dimodifikasi

Kelemahan utama dari tingkat pengembalian relatif internal dibandingkan dengan metode nilai bersih sekarang merupakan asumsi tingkat penginvestasian kembali yang dibuat oleh tingkat pengembangan internal. Baru-baru ini, suatu teknik baru, tingkat pengembalian internal yang dimodofikasi (modified internal rate of return-MIRR), Yang semakin populer sebagai suatu alternatif metode IRR karena memungkinkan pembuat keputusan secara langsung menerapkan tingkat penginvestasian kembali yang sesuai. Hasilnya, MIRR memungkinkan pembuat keputusan untuk melakukan suatu pendekatan intuitif dari IRR yang dipasangkan dengan asumsi tingkat penginvestasian kembali yang diperbaiki.

Daya pengaruh di balik MIRR adalah asumsi bahwa semua arus kas bebas selama masa operasi proyek yang diinvestasikan kembali, berada di tingkat pengembalian yang diinginkan sampai berakhirnya proyek tersebut. Dengan demikian, untuk menghitung MIRR. kita akan mengambil semua arus masuk kas bebas tahunan, ACIFP, dan menemukan nilai masa depan mereka pada akhir masa operasi proyek, yang dimajemukkan pada tingkat pengembalian yang diinginkan. Kita akan menyebutnya sebagai nilai terminal suatu proyek, atau TV. Kemudian kita menghitung nilai sekarang dari arus keluar kas bebas proyek itu. Kita melakukannya ini dengan mendiskonto semua arus keluar kas bebas. ACOFt, kembali ke nilai sekarang pada tingkat pengembalian yang diinginkan. jika pengeluaran awal merupakan satu-satunya aliran keluar kas bebas, maka pengeluaran awal merupakan  nilai sekarang dari aliran keluar kas bebas.

5.    Etika dalam pengangguran Modal

Meskipun tidak tampak jelas, etika mempunyai suatu peran dalam pengangguran modal. Tindakan apapun yang melanggar standar etika dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan, dan pada akhirnya berdamak negatif untuk jangka panjang perusahaan. Pada persoalan Keuangan, “Apel Buruk unuk Bayi” menceritakan secara singkat sebuah pelanggaran etika. Kasus ini menceritakan tentang hilangnya etika pada Beech-Nuts dan memperlihatkan konsekuensi semua tindakannya. Tidak diragukan keputusan dari eksekutif Beech-Nuts dimaksudkan untuk menciptakan kekayaannya, mereka justru membebani Beech-Nuts.

 

6.     Melihat Sekilas praktik Penganggaran Modal Sebenarnya

 Selama 50 tahun terakhir, popularitas masing-masing metode pengangguran modal telah bergeser secara dramatis. Pada tahun 1950-an dan 1960-an sampai 1990-an, teknik IRR dan NPV makin mendapat popularitas sampai sekarang digunakan oleh hampir semua perusahaan dalam mengambil keputusan.

Yang menarik, meskipun kebanyakan perusahaan menggunakan NPV dan IRR sebagai teknik utama mereka, namun kebanyakan perusahaan juga masih menggunakan periode pengambilan sebagai metode keputusan sekunder untuk pengangguran dana. Secara tertentu, menggunakan periode pengambilan untuk mengontrol resiko. Logika dibalik ini adalah bahwa periode pengembalian secara dramatis menekankan arus kas awal, yang dianggap lebih pasti-yakin resikonya lebih kecil-ketimbang arus kas yang terjadi kelak dalam umur proyek. Para manajer percaya penggunaannya akan mengantar ke proyek-proyek dengan arus yang lebih pasti.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Penganggaran Modal proses pengembalian keputusan yang berkaitan dengan investasi dalam aktiva tetap.

Tanpa perlu dipertanyakan lagi merupakan hal yang lebih mudah untuk mengevaluasi proyek-proyek yang menguntungkan dari pada menemukannya.

Pada pasar yang kompetitif, menghasilkan gagasan untuk proyek-proyek yang menguntungkan amat sangat sulit. Persaingan itu berlangsung cepat untuk mendapatkan proyek-proyek baru yang menguntungkan, dan begitu ditemukan para pesaing segera masuk, menurunkan harga dan keuntungan. Karena alasan inilah, suatu perusahaan harus mempunyai suatu strategi yang sistematis untuk menghasilkan proyek penganggaran modal. Tanpa adanya proyek-proyek dan gagasan baru, perusahaan tidak dapat tumbuh atau bahkan bertahan hidup untuk waktu yang lama, perusahaan terpaksa mendatangkan laba dari proyek yang ada dengan masa operasional yang terbatas. Jadi, dari mana datangnya ide-ide ini untuk produk yang baru? jawabannya berasal dari dalam perusahaan-berasal dari manapun di dalam perusahaan itu. Lihat boks Persoalan Keuangan, Dinnertime Blues: Pendekatan untuk Menemukan Proyek Baru.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar