Selasa, 04 Januari 2022

STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LatarBelakang

 

Suatu perusahaan yang telah berjalan tidak boleh tidak memonitor kegiatannya dan hasilnya. Manajemen harus mempunyai pandangan dan sikap yang profesional untuk memajukan atau meningkatkan hasil yang telah dicapainya. Pandangan dan sikap tersebut di atas dinyatakan dalam kesibukan manajemen untuk selalu melihat, meneliti, menganalisa dan mengambil keputusan atas laporan-laporan yang telah sampai ke atas meja mereka. Laporan tersebut yang digunakan sebagai dasar keputusannya baik untuk mengendalikan atau mengarahkan biasanya berbentuk meringkas kejadian yang paling terakhir terjadi dan kondisi perusahaan. Unit/satuan pengukurannya tidak hanya menggunakan rupiah tetapi juga satuan jam kerja, satuan berat, penggunaan karyawan atau ukuranyang lain yang diperlukannya.  Di samping laporan berfungsi untuk mengendalikan dan mengarahkan, laporan juga mempunyai arti untuk menilai apakah kebijaksanaan perusahaan yang telah ditentukan dijalankan, apakah kondisi keuangannya sehat, kegiatan penjualannya menguntungkan dan hubungan antar bagian, atau departemen berlangsung harmonis.

B.     RUMUSAN MASLAH

1.      Bagaimanahakekatpengendalianintern ?

2.      Bagaimanakonseppengendalianintern ?

3.      Bagaimanatujuandanelemenpengendalianintern ?

4.      Bagaimana proses perancangandanpelaksanaanpengujianpengendalian ?

C.     TUJUAN MASALAH

1.      Untukmengetahuitentanghakekatdankonseppengendalian intern

2.      Untukmengetahuitujuandanelemenpengendalian intern serta proses perancangandanpelaksaanpengujianpengendalian.

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

 

A.    HAKIKAT PENGENDALIAN INTERN

1.      Pengertian hakikat pengendalian internal[1]

Pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komesaris, manajemen, dan personal lain entitas yang didesain unruk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian  tiga golongan tujuan berikut ini :

a.       Keandalan laporan keuangan

b.      Efektifitas dan efesiensi oprasi

c.       Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Dari definisi pengendalian tersebut terdapat beberapa konsep dasar berikut ini:

·         Pengendalian intern merupakan suatu proses. Pengendalian intern merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu. Pengendalian intern itu sendiri bukan merupakan suatu tujuan pengendalian intern merupakan suatu rangkaian tindakan yang bersifat perfasif dan menjadi bagian tidak terpisahkan bukan hanya sebagai tambahan, dari infrastruktur entitas.

·         Pengendalian intern dijalankan oleh orang . pengendalian intern bukan hanya terdiri dari pedoman kebijakan dan formulir namun dijlankan oleh orang dari setiap jenjang organisasi yang mencakup dewan komisaris,  manajemen dan personal lain

·         Pengendalian intern dapat diharpkan mampu memberikan keyakinan yang memadai, bukan keyakinan mutlak, bagi manajemen dan dewan komesaris entitas. Keterbatasan yang melekat dalam semua sistem pengendalian intern dan pertimbangan manfaat dan pengorbanan dalam pencapaian tujuan pengendalian menyebabkan pengendalian intern tidak dapat memberikan keyakinan mutlak.

·         Pengendalian intern ditunjukan oleh mencapai tujuan yang saling berkaitan: pelaporan keuangan, kepartuhan dan oprasi.

Pengendalian internal memberikan kepastian yang layak atas pencapaian masing-masin dari 3 tujuan diatas pengendalian intern merupakan alat untuk mengendalikan aktifitas entitas guna membantu menjamin bahwa aktifitas-aktifitas yang dilakukan pada akhirnya dapat mencapai tujuan yang diharapkan.[2]

 

B.     KONSEP PENGENDALIAN INTERN

Ada beberapa konsep dasar yang berkaitan dengan struktur pengendalian intern. Konsep dasar tersebut meliputi:

1.      Pertanggungjawaban Manajemen

Manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan dan mempertahankan struktur pengendalian intern. Pengendalian-pengendalian khusus yang harus termasuk pada tiga elemen struktur pengendalian intern untuk suatu perusahaan tergantung pada besar kecilnya entitas; karakteristik organisasi dan kepemilikan; sifat kegiatan usahanya; keanekaragaman dan kompleksitas operasinya; metode pemrosesan data; persyaratan perundang-undangan yang harus dipatuhi.

2.      Kewajaran atau Keyakinan Rasional yang Memadai

Manajemen bukan mencari tingkat absolut atau mutlak kualitas struktur pengendalian intern manajemen mencari tingkat yang ”wajar”. Hal ini digunakan untuk memastikan bahwa sasaran struktur pengendalian intern dapat tercapai. Ada dua alasan penggunaan kata ”wajar” dan bukan tingkat absolut.

 

 

Kedua alasan tersebut adalah:

a.       Kriteria biaya-manfaat merupakan suatu titik kritis bagi manajemen dalam setiap pengambilan keputusan ekonomi.

b.      Realisasi bahwa pengendalian tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi dna profitabilitas perusahaan.

3.      Keterbatasan Bawaan

Struktur pengendalian intern mempunyai keterbatasan bawaan yang melekat pada struktur pengendalian intern tersebut. Keterbatasan bawaan tersebut diakibatkan antara lain oleh:

a.       Faktor manusia yang melakukan fungsi prosedur pengendalian. Keterbatasan ini hanya dapat diminumkan, tidak dapat dihilangkan sama sekali oleh orang dari dalam maupun dari luar yang independen. Sebaik-baiknya sistem bagaimanapun, akan dapat dikalahkan oleh kolusi.

b.      Pengendalian tidak dapat mengarah pada seluruh transaksi. Pengendalian tidak dapat diterapkan pada transaksi yang bersifat tidak rutin, seperti kejadian luar biasa, bonus, dan lain sebaginya.

4.       Metode Pengolahan Data

Konsep pengendalian yang dibicarakan dapat diterapkan baik untuk sistem pengolahan data manual. Sistem manual biasanya dipakai dalam perusahaan kecil.

 

C.     TUJUAN  DAN ELEMEN PENGENDALIAN

a.       Tujuan

Menurut AICPA pengendalian intern itu meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan didalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamana harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akutansi, memajukan efisiensi di dalam usaha dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu.

Definisi diatas menunjukan bahwa suatu sistem pengendalian intern yang baik itu akan berguna untuk:

1.      Menjaga keamanan harta milik suatu organisasi

2.      Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi

3.      Memajukan efisiensi dalam oprasi

4.      Membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijakan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu.

b.      Elemen pengendalian

Terdapat lima elemen dalam komponen  pengendalian intern :

1.      Lingkungan pengendalian

Lingkungan pengendalian merupakan dampak kolektif segenap sikap ,kesadaran ,dan tindakan dari dewan direksi ,manajemen ,dan pemilik entitas atas pembentukan ,peningkatan ,atau pengurangan efektifitas kebijakan atau prosedur tertentu .[3]

Lingkungan pengendalian tidak hanya mempengaruhi perumusan kebijakan dan prosedur, tetapi juga taraf kepatuhan terhadapnya. Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran pengendalian orang – orangnya [4]. lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern yang lain ,menyediakan disiplin dan struktur. Terdapat  bermacam – macam factor yang membentuk lingkungan  pengendalian sebuah entitas . faktor – faktor tersebut antara lain  :

a.       Integritas dan nilai etis

Integritas dan nilai etis merupakan pertimbangan nilai ,preferensi ,dan gaya manajemen . integritas dan nilai etis membangun standar perilaku dan moral yang dipatuhi manajemen.

b.      Komitmen terhadap kompetensi [5]

Kompetensi merupakan pengetahuan dan kemahiran yang diperlukan untuk menunaikan bergam tugas yang menentukan pekerjaan seseorang .jika kalau karyawan tidak memiliki keahlian atau pengetahuan ,mereka barang kali tidak akan efektif dalam menjalankan tugasnya . hal ini terutama krusial manakala karyawan terlibat dalam penegakan pengendalian . Komitmen terhadap kompetensi mengharuskan manajemen untuk memperhitungkan tingkat kompetensi yang diperlukan bagi pekerjaan tertentu ,dan mempekerjakan karyawan dengan keterampilan dan pengetahuan yang tepat untuk setiap pekerjaan . manajement hendakny a mengangkat karyawan yang memiliki kompetensi yang tepat untuk pekerjaan mereka. kebijakan  sumber daya manusia yang baik akan menolong untuk memikat  dan mempertahankan pegawai yang kompeten dan dapat dipercaya .

c.       Dewan direksi dan komite audit[6]

Dewan direksi  dan komite audit umunya bertugas mengarahkan dan mengawasi  suatu entitas. Mereka bertanggung jawab untuk memantau operasi dan kemajuan entitas ,mengotorisasi aktivitas tertentu ,memberikan nasihat kepada manajemen,dan mengawasi pengendalian internal serta pelaporan keuangan . walupun demikian , direksi memiliki tanggung jawab dan tingkat keterlibatan yang berbeda dalam masing – masing entitas. Akibatnya, auditor berkepentingan untuk mengetahui tanggung jawab apa yang dimiliki dewan direksi serta seberapa aktif  dan efektif ia beroperasi. Faktor – faktor yang mempengaruhi efektivitas  dewan direksi  dan komite audit suatu entitas menacakup  independensi dari manajemen,pengalaman dan kualitas anggotanya ,tingkat keterlibatan dan penyelidikan mereka terhadap aktivitas ,ketepatan tindakan mereka, tingkat kesulitan pertanyan yang muncul dan terus dipertanyakan  kepada manajemen ,serta interaksi mereka dengn auditor internal dan eksternal.

Komite audit dari dewan direksi memainkan peran penting dalam mengawasi kebijakan dan praktik pelaporan keuangan serta akuntansi   entitas. Meskipun komite audit dalm setiap entitas memiliki tanggung jawab yang berbeda – beda ,namum dalam beberapa kasus mereka menelaah laporan keuangan serta hasil dari audit  internal dan audit independen ,menelaah pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajemen ,menelaah rekomendasi auditor internal dan eksternal sehubungan dengan pengendalian internal ,dan mengkomunikasikan hal – hal yang berhubungan dengan audit dan keuangan kepada direksi . komite audit yang terlibat aktif  dapat secara signifikan meningkatkan kualitas laporan keuangan entitas .

d.      Filosofi Manajemen dan Gaya Operasi

Filosofi manajemen dan gaya operasi merupakan pendekatan umum dalam menjalankan suatu entitas . salah satu aspek dari faktor ini adalah metode manajemen untuk mengambil dan memantau risiko bisnis ,sebagai contoh manajemen dapat bersifat konservatif atau agresif dalam mengambil resiko bisnis ,dan bertindak hati – hati atau berani dalam mengevaluasi hasil potensial  dari resiko seperi itu dan dalam memantau kemajuan entitas setelah memutuskan untuk melaksanakan tindakan tertentu.

Aspek lain dari filosofi dan gaya operasi mencakup berapa banyak manajemen menitikberatkan perhatian mereka pada pemenuhan anggaran ,laba,dan  tujuan operasi  serta keuangan lainnya. Selain itu sikap manajemen tentang pelaporan keuangan ,seperti seberapa penting untuk menyajikan laporan keuangan yang tepat ,adalah bagian dari filosofi dan gaya operasi .

Menganilisis filosofi manajemen dan gaya opersi membutuhkan  pertimbangan yang hati- hati dari auditor .kencenderungan manajemen untuk menjadi agresif dalam mengambil risiko bisnis atau menitikberatkan pada pencapaian tujuan tidak sepenuhnya merupakan faktor yang negative. Dalam kenyataannya ,banyak manajemen yang sukses memiliki satu atau kedua karakteristik tersebut ,walaupun demikian. kecenderungan  untuk mengambil resiko secara sembrono ,terlalu menekankan pada pencapaian tujuan ,atau tidak memperlihatkan kepedulian terhadap laporan keuangan merupakan faktor – faktor negative .kondisi seperti itu akan meningkatkan kepedulian auditor tentang kemungkinan manajemen melebih – lebihkan kinerja pegendalian internal yang dimilikinya ,pemilihan dan aplikasi prinsip – prinsip akuntansi atau keputusan yang menyangkut pengungkapkan dalam laporan keuangan.

e.       Struktur organisasi

Struktur organisasi entitas adalah bentuk dan sifat dari subnit – subunit yang dimilikinya serta fungsi manajemen dan hubungan pelaporan yang berkaitan dengan subunit tersebut  .struktur organisasi mempengaruhi pemberian kewenangan dan tanggung jawab dalam suatu entitas . dalam struktur organisasi yang tersentralisasi ,otoritas pengambilan keputusan dikonsentralisasi pada satu atau beberapa subunit tingkat atas. Dalam struktur organisasi terdesentralisasi ,otoritas ini tersebar di antara banyak subunit. Sebuah entitas dapat dapat diorganisasikan dengan banyak cara ,dimana tidak ada satu pun yang lebih baik daripada yang lainnya . walaupun demikian, auditor perlu memahami struktur organisasi entitas untuk memberikan pertimbangan yang memdai terhadap penyebab salah satu yang potensial dalam laporan keuangan entitas.

f.       Pelimpahan Wewenang dan Tanggung Jawab[7]

Salah satu faktor lingkungan pengendalian ini meliputi bagaimana wewenang dan tanggung jawab atas aktivitas – aktivitas operasi dilimpahkan dan bagaimana hubungan pelaporan serta hierarki organisasi dibangun. Hal ini mencakup kebijakan mengenai praktik bisnis yang berterima,pengetahuan dan pengalaman personalia kunci ,dan sumber daya yang tersedia untuk menunaikan tugas . personalia entitas seyogyanya  mempunyai pemahaman jernih perihal tujuan entitas ,bagaiman tindakan mereka saling terkait dan memberikan konstribusi kepada tujuan tersebut ,dan bagaimana serta untuk apa mereka akan dianggap bertanggung jawab. Manajemen dapat mengadopsi bermacam – macam metode untuk memupuk pemhaman tesebut, termasuk penyerahan otoritsas dan tanggung jawab atas aktifitas tertentu, pembinaan hubungan pelaporan dan prosedur otoritas , penentuan dan pengomunikasian praktik bisnis yang tepat , dan penyediaan sumber daya bagi penunaian tugas – tugas.

Penyerahan wewenang dan tanggung jawab yang ditetapkan dengan baik dan  dipahami secara jernih didalam sebuah entitas dapat mereduksi kekhawatiran auditor tentang kemumgkinan salah satu material dalam laporan keuangan .

Entitas dapat membangun bermacam – macam pengendalian untuk memenuhi kebutuhan faktor pengendalian lingkungan tersebut.Pertama ,entitas dapat memiliki bgan organisional yang dirancang dengan baik yang memperlihatkan gariswewenang dan tanggung jawab. Kedua , manajemen dan personalia kepenyeliaan harus memiliki deskripsi jabatan yang menguraikan tanggung jawab yang berhubungan dengan pengendalian .

g.      Kebijakan dan Praktek Sumber  Daya Manusia [8]

Kemampuan entitas untuk memperkerjakan personel yang mampu dan kompeten guna mencapai  tujuannya merupakan pertimbangan yang penting dalam audit . kebijakan dan praktik yang menyangkut personel suatu entitas sangat memperhatikan kemampuan ini. Kebijakan dan praktik seperti itu berkaitan dengan memperkerjakan ,melatih ,mengevaluasi ,mempromosikan ,dan mengkompensasi karyawan serta memberikan sumber daya yang diperluakan untuk melaksakan tugasnya. Auditor menyadari bahwa kebijakan dan praktik tersebut sering kali mempengaruhi kemungkinan salah satu dalam laporan keuangan entitas .

2.      Penilaian resiko

Penilaian resiko  ( risk assement ) adalah indefikasi ,analisis dan manajemen reiko entitasbyang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai prinsip – prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. Proses penilaian risiko entitas harus mempehatikan keadaan serta kejadian internal dan eksternal yang sangat dapat mempengaruhi kemampuannya dalam mencatat ,memproses dan melaporkan data keuangan yang konsisten dengan asersi manajemen dan laporan keuangan . contoh – contoh resiko seperti itu adalah system inforamsi yang baru atau diperbaiki ,teknologi baru, lini produk atau aktifitas baru dan operasi luar negeri yang baru.

Setelah resiko diindetifikasikan ,manajemen harus memperhatikan signifikasi ,kemungkinan terjadinya , dan bagaimana hal itu harus dikelola. Auditor mengkui bahwa proses penilaian risiko manajemen dan tanggapannya untuk mengidentifikasikan resiko dapat secara signifikan mempngaruhi kemungkinan terjadinya salah satu material dalam laporan keuangan .

3.      Aktivitas pengendalian [9]

Aktivitas pengendalian (control activities ) dalah kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa petunjuk manajemen dilaksnakan . kebijakan dan prosedur tersebut  mendorong  tindakan – tindakan yang memperhatikan resiko yang dihadapi organisasi. Aktivitas pengndalian memiliki dua dimensi. Pertama adanya penyusunan kebijakan yang menetapkan apa yang harus dilakukan untuk mencpai tujuan bisnis .

Kedua ,dibutuhkan prosedur yang menggariskan proses yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kebijakan .aktivitas pengendalian mempunyai beraneka ragam sasaran dan diterapakan pada berbgai arah fungsional dan organisional  didalam entitas  jenis  kegiatan pengendalian  yang pada umumnya relevan dengan audit laporan keuangan organisasi adalah :

Ø  Penelaahan kinerja [10]

Penelaahan  memiliki bentuk yang bervariasi dan dapat diaplikasikan pada beragam aktivitas.

Kenerja aktual dapat dibandingkan dengan kinerja yang telah dianggarkan ,diramalkan periode sebelumnya ,dan berbagai jenis data – keuangan atau non keuangan yang dapat dihubungkan satu dengan sama yang lain ,seperti dalam analis resiko. Kinerja fungsional atau aktivitas jug dapat ditelaah. Sebagai contoh , seorang manajer bank yang membawahi pinjaman konsumen dapt menelaah laporan berdasarkan cabang , wilayah , dan jenis pinjaman untuk mendapatkan persetujuan dan system penagihan yang tepat .

Ø  Pemrosesan informasi

Aktivitas pengendalian ini digunakan untuk mengecek otorisasi,akurasi , kelengkapan ,transaksi. Karena sekrang ini entitas yang terkecil pun telah menggunakan beberapa bentuk pemrosesan informasi secara terkomputerisasi,maka aktivitas pengendalian ini sering kali dilakukan dengan computer. Sebagai contoh ,sebuah program computer dapat mengecek keabsahan nomor akun yang dimasukan dari faktur ,sebelum menerimanya untuk dproses  dan juga dapat menghitung urutan penomoran faktur. Pesanan pelangganan hanya dapat diteriam setelah dicocokan dengan berkas pelanggan  yang bersangkutan dan batas kredit yang dimilikinya. Manajer  kredit dapat menelaah  neraca percobaan piutang usaha yang dihasilkan dari analisis komputer. Komputer dapat dprogram untuk membandingkan total nilai dolar produk yang dikirimkan kepada pelanggan denga total uang yang ditagih.

Ø  Pengendalian fisik

Aktivitas ini terdiri dari pengamanan aktivitas secar fisik , termasuk perlindungan yang memadai atas ases ke aktiva dan catatannya ,seperti keamanan fasilitas ; otoritas akses ke program komputer dan berkas data ; dan penghitungan secara periodik atas aktiva dan membadingkannya dengan jumlah yang ditunjukkan dalam catatan pengendalian.

Ø  Pemisahan tugas

Tugas harus dipisahkan untuk mengurangi  kemungkinan terjadinya kesalahan dan usaha untuk menyembunyikan kesalahan atau penyimpangan tugas oleh orang – orang terkait. Manajemen dapat melakukan pemisahan tugas dengan memberikan tanggung jawab untuk mengotorisasi transaksi ,mencatat transaksi ,dan melakukan pengawasan terhadap aktiva kepda orang – orang yang berbeda. Sebagai contoh ,seorang karyawan yang menerima kas tidak diperbolehkan untuk mengotorisasi atau mencatat taransaksi kas.

4.      Informasi dan Komunikasi akuntansi[11]

Tujuan dan system informasi  dan komunikasi akuntansi adalah agar transaksi yang dicatat ,dproses dan dilaporkan  telah memenuhi keenam tujuan audit umum atas transaksi yaitu :

1)      transaksi yang dicatat memang ada

2)      transaksi yang ada sudah dicatat

3)      transaksi yang dicatat dinyatakan pada jumlah yang benar

4)      transaksi yang dicatat diposting dan diikhtisarkan dengan benar

5)      transaksi yang dklasifikasi dengan benar

6)      transaksi dicatat pada tanggal yang benar.

Dengan kata lain , system akuntansi harus dirancang untuk memastikan perihal keterjadian ,kelengkapan ,keakuratan ,posting dan pengikhtisaran ,klasifikasi ,dan penetapan waktu transaksi dicatat. System informasi akuntansi harus  :

ü  Mengindentifikasi dan mencatat semua transaksi yang sahih

ü  Menggambarkan transaksi secara tepat waktu dalam rincian yang memadai demi memungkinkan penggolongkan transaksi yang benar untuk pelaporan keuangan.

ü  Mengukur nilai transaksi dengan suatu cara yang memungkinkan pencatatan nilai moneternya yang akurat pada laporan keuangan .

ü  Menentukan periode waktu dimana transksi – transaksi berlangsung supaya memungkinkan pencatatan transaksi pada periode akuntansi yang tepat.

ü  Menyajikan secara benar transaksi dan pengungkapkan terkait dalam laporan keuangan.

 

5.      Pemantauan

Pemantauan (monitoring )merupakan proses penentuan kualitas kinerja  pelaksanaan pengendalian internal sepanjang waktu.[12]Pengendalian   internal perlu dipantau dengan tujuan menentukan apakah pengendalian tersebut masih berjalan sebagaimana dikehendaki ataukah perlu dimodifikasi .pengendalian internal dapat berubah sepanjang waktu.perubahan ini biasaterjadi karena beberapa sebab. Entitas dapat memperluas atau mengontrakkan kegiatan – kegiatan mereka ,personalia baru mungkin bergabung dengan entitas ,atau efektifitas pelatihan dan supervise mungkin beragam. oleh karena manajemen perlu menentukan apakah pengendalian internal masih efektif atau tidak .[13] Pemantauan  dapat dilakukan melalui pelaksanaan aktifitas yang berkesinambungan atau evaluasi terpisah. Aktivitas pemantauan berkesinambungan meliputi aktifitas kepenyeliaan dan manajemen secar teratur ,seperti pemantauan yang terus menerus terhadap keluhan pelanggan ,atau peninjauan kewajaran laporan manajemen. Evaluasi terpisah adalah pemantauan aktivitas – aktivitas yang dilakukan secara rutin ,seperti audit berkala oleh auditor internal .

 

D.    PROSEDUR PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN (SPI)

Ada lima prosedur yang dapat digunakan untuk memperoleh pemahaman yaitu:

a.       Menelaah pengalaman sebelumnya dengan klien auditor dapat memulai audit dengan informasi yang sangat memadai mengenai elemen struktur pengendalian intern klien. Sistem dan pengendalian pada umumnya jarang berubah. Oleh karena itu informasi mengenai pemahaman struktur pengendalian klien tahun sebelumnya dapat diperbaharui dan dipakai untuk audit tahun berjalan.

b.      Mengajukan pertanyaan kepada manajemen, pengawas, dan staf personel. Langkah awal yang logis bagi auditor untuk memperbaharui informasi mengenai pemahaman struktur pengendalian intern klien adalah mengajukan pertanyaan kepada staf personel klien yang tepat.

c.       Menginspeksi dokumen dan catatan Lingkungan pengendalian mempunyai sub elemen yang antara lain berupa detail sistem akuntansi dan penerapan prosedur pengendalian. Kedua sub elemen tersebut menghasilkan banyak dokumen dan catatan yang mengambarkan kebijakan dan prosedur pengendalian yang eksis. Oleh karena itu auditor dapat menginspeksi dokumen dan catatan untuk memperoleh pemahaman mengenai struktur pengendalian intern klien. Inspeksi juga mneghasilkan bukti bahwa prosedur dan kebijakan pengendalian telah dijalankan sebagai mana mestinya.

d.      Mengamati kegiatan dan operasi entitas sebagai tambahan yang mendukung atas inspeksi auditor dapat mengamati staf atas karyawan klien dalam menjalankan kegiatan dan operasi pengendalian. Prosedur ini dapat menghasilkan bukti bahwa prosedur dan kebijakan pengendalian telah dijalankan sebagaimana mestinya. Auditor dapat melaksanakan observasi, inspeksi, dan pengujian pertanyaan secara efektif.

e.       Mempelajari buku mnaula prosedur dan kebijakan pengendalian klien
Auditor dapat mempelajari buku manual tersebut, dan mendiskusikan dengan staf perusahaan untuk memastikan bahwa buku manual tersebut telah diinterpretasikan dan dipahami dengan tepat.

 

 

 

 

E.     PROSES PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PENGUJIAN PENGENDALIAN

Pengujian pengendalian adalah prosedur audit yang dilaksanakan untuk menentukan efektivitas desain dan/atau operasi pengendalian intern. Dalam hubungannya dengan desain pengendalian intern, pengujian pengendalian yang dilakukan oleh auditor berkaitan dengan apakah kebijakan dan prosedur telah didesain memadai untuk mencegah atau mendeteksi salah saji material dalam asersi tertentu laporan keuangan. Dalam hubungannya dengan operasi suatu pengendalian intern, pengujian pengendalian yang dilakukan oleh auditor berkaitan dengan apakah kebijakan dan prosedur sesungguhnya berjalan dengan baik.

A.    Perancangan pengujian pengendalian.[14]

Banyak alternatif yang dapat dipilih oleh auditor berkenaan dengan pengujian pengendalian. Di samping auditor dapat memilih pengujian pengendalian bersamaan atau pengujian pengendalian tambahan atau pengujian pengendalian yang direncanakan, auditor dapat memilih jenis prosedur yang akan digunakan dalam pelaksanaan pengujian pengendalian saat dan lingkup pengujian pengendalian.Jenis pengujian pengendalian yang dapat dipilih auditor dalam pelaksanaan pengujian pengendalian adalah :

a.       Permintaan keterangan. Auditor dapat melakukan pengujian pengendalian dengan meminta keterangan dari personel yang berwenang tentang pelaksanaan pekerjaan mereka yang berkaitan dengan pelaporan keuangan.

b.      Pengamatan. Pengamatan dilakukan oleh auditor terhadap pelaksanaan pekerjaan personel yang dapat menghasilkan bukti yang serupa dengan permintaan keterangan.

c.       Inspeksi. Dilaksanakan terhadap dokumen dan laporan yang menunjukkan kinerja pengendalian.

d.      Pelaksanaan kembali(reperforming). Dilakukan oleh auditor dengan melaksanakan kembali prosedur tertentu dan cocok digunakan bila terdapat jejak transaksi (transaction trail) yang berupa tanda tangan di atas dokumen (baik dokumen sumber maupun dokumen pendukung) dan cap pengesahan.

B.     Pelaksanaan pengujian pengendalian

Waktu pelaksanaan pengujian pengendalian berkaitan dengan kapan prosedur tersebut dilaksanakan dan bagian periode akuntansi mana prosedur tersebut berhubungan. Pengujian pengendalian tambahan dilaksanakan dalam pekerjaan interim yang dapat dalam jangka beberapa bulan sebelum akhir tahun yang diaudit. Oleh karena itu, pengujian pengendalian ini hanya memberikan bukti efektivitas pengendalian intern dalam periode sejak tanggal awal tahun yang diaudit sampai tanggal pengujian.

C.     Lingkup pengujian pengendalian

Biasanya semakin luas lingkup pengujian pengendalian yang dilakukan oleh auditor, akan dapat dikumpulkan bukti lebih banyak mengenai efektivitas pengendalian intern. Semakin banyak orang yang dimintai keterangan tentang pengendalian intern atas asersi tertentu, semakin banyak bukti yang dapat dikumpulkan oleh auditor untuk menilai efektivitas pengendalian intern atas asersi tersebut. Semakin banyak pelaksanaan tugas personel yang diamati, semakin banyak dokumen yang diinspeksi, semakin banyak prosedur yang dilaksanakan kembali (reperforming), semakin banyak bukti tentang efektivitas pengendalian intern.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

 

KESIMPULAN

Dalam akuntansi, SPI yang berlaku dalam perusahaan/entitas merupakan faktor yang menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh entitas tersebut. Oleh karena itu dalam memberikan pendapat atas kewajaran laporan yang di auditnya, Auditor meletakkan kepercayaan atas efektivitas SPI dalam mencegah terjadinya kesalahan yang material dalam proses akuntansi.

Pengendalian intern merupakan suatu proses-yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas-yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini :

(b)   keandalan pelaporan keuangan,

(c)    efektivitas dan efisiensi operasi

(d)   kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.



 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PUSTAKA

 

Dan M.Guy ,AUDITING EDISI KELIMA  JILID 1 , (Jakarta :  Erlangga ,2002 )

Henry simamora ,AUDITING 1 ,(Yogyakarta : (UPP)AMP YKPN,2002  )

Heri,S.E.M.Si , AUDITING 1 : Dasar – dasarpemeriksaanakuntansi ,(Jakarta : kencana ,2011)

Sukrisnoagoes, AUDITING petunjukpraktispemeriksaanakuntanulehakuntanpublik,(Jakarta ; salembaempat ,2012)

http://arbyansenkbaw.blogspot.co.id/2015/01/tentang-pengujian-pengendalian.html

http://memebali.blogspot.co.id/2013/04/auditing-dan-atestasi-hakekat.html



[1]http://memebali.blogspot.co.id/2013/04/auditing-dan-atestasi-hakekat.html

[2] Dan M.Guy ,AUDITING EDISI KELIMA  JILID 1 , (Jakarta :  Erlangga ,2002 ) ,hlm. 226

[3]Henry simamora ,AUDITING 1 ,(Yogyakarta : (UPP)AMP YKPN,2002  ),hlm. 148

[4] Dan M.Guy ,AUDITING EDISI KELIMA  JILID 1 , (Jakarta :  Erlangga ,2002 ) ,hlm. 229

[5] Ibid, hlm.149

[6] Dan M. Guy .op.cit.,hlm 230 - 231

[7] Henry simamora ,op.cit ., hlm. 153

[8] Dan M.Guy .op.cit.,hlm. 232

[9] Henry Simamora .op.,cit.hlm. 154

[10] Dan M. Guy.op.,cit .hlm. 233

[11]Heri,S.E.M.Si , AUDITING 1 : Dasar – dasarpemeriksaanakuntansi ,(Jakarta : kencana ,2011),hlm.100

[12]Sukrisnoagoes, AUDITING petunjukpraktispemeriksaanakuntanulehakuntanpublik,(Jakarta ; salembaempat ,2012),hlm.102

[13] Henry Simamora .op.,cit.hlm. 158

[14]http://arbyansenkbaw.blogspot.co.id/2015/01/tentang-pengujian-pengendalian.html

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar