BAB I
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
ALOKASI BIAYA
Alokasi
biaya merupakan salah satu isu penting dalam akuntasi manajemen. Bagaimana
biaya-biaya yang terjadi di alokasikan ke objek biaya, seperti produk,kelompok
pelanggan,aktivitas, dan divisi.[1]
Istilah
biaya umumnya digunakan untuk pengorbanan manfaat ekonomis untuk memperoleh
jasa yang tidak dikapitalisir nilainya. Beban merupakan biaya yang tidak dapat
memberikan manfaat dimasa yang akan datang atau identik dengan biaya biaya atau
harga perolehan yang sudah habis masa manfaatnya. Maka istilah biaya sering
digunakan secara bergantian dengan beban.
Alokasi
biaya (cost allocation) merupakan
suatu proses rutin yang tidak dapat dihindari oleh setiap manajer akuntansi
dalam perusahaan. Masalah alokasi biaya berkaitan dengan pertanyaan- pertanyaan
seperti bagaimana cara perusahaan mengalokasikan biaya- biaya overhead atau
biaya support pada departemen lain dan pada produk- produk perusahaan.[2]
Perusahaan
biasanya membedakan antara dapertemen
operasi atau produksi (operating depertement) dan dapertemen jasa (supporting departemen). Departement operasi merupakan departement yang secara langsung
memberikan nilai tambah kepada produk atau jasa. Sementara Departement jasa merupakan dapertement yang memberikan jasa yang
membantu dapertemen internel lainnya, baik departemen operasi maupn departemen
jasa lainnya.
Dalam
alokasi biaya akan mengalokasikan biaya-biaya yang terjadi di departement jasa
ke departement produksi yang akhirnya dialokasikan ke produk atau jasa yang
dihasilkan. Proses alokasi biaya ini memerlukan pemilihan dasar alokasi biaya (cost driver) yang tepat.
Dalam
jangka panjang, penetapan harga jual suatu produk harus mampu menutup seluruh
biaya yang terjadi di perusahaan, baik yang terjadi di departement jasa maupun
yang terjadi di departement produksi. Oleh karena itu, akuntan sering kali
menghitung biaya produk atau jasa didasarkan pada biaya penuh (full cost). Didalam nya terdapat biaya
langsung (direct cost) yang merupakan
biaya yang secara langsung dapat ditelusuri ke objek biaya produk atau jasa, tetapi biaya tidak langsung
(inderct cost)memiliki sifat tidak
dapat ditelusuri secara langsung ke objek biaya dalam ini produk dan jasa,
sehingga harus dialokasikan ke produk atau jasa dalam rangka menghitung seluruh
biaya.
B.
JENIS
DAN PENGELOMPOKAN BIAYA
Jenis
dan struktur biaya di dalam perusahaan memiliki perbedaan dengan perusahaan
jasa dan dagang. Biaya di dalam perusahaan dikelompokan menjadi beberapa
kelompok menurut spesifikasi kegunaannya yaitu :[3]
a) Biaya
bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku yang telah
digunakan untuk menghasilkan suatu produk jadi tertentu. Misalnya, harga beli
kain per potong pakaian.
b) Biaya
tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar pekerjaan
yang terlibat secara langsung dalam proses produksi.
c) Biaya
overhead adalah biaya- biaya selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga
kerja langsung tetapi juga tetap dibutuhkan dalam proses produksi. Yang
termasuk dalam kelompok ini adalah :
1. Biaya
bahan penolong (bahan tidak langsung) yaitu bahan tambahan yang dibutuhkan
untuk menghasilkan suatu produk tertentu. Misalnya, kain dan kancing di
butuhkan untuk menghasilkan pakaian.
2. Biaya
tenaga kerja penolong (tenaga kerja tidak langsung) adalah pekerja yang
dibutuhkan dalam proses menghasilkan suatu barang tetapi tidak terlibat secara
langsung di dalam proses produksi. Misalnya, mandor dari para penjahit dan
tukang kayu.
3. Biaya
pabrikase lain adalah biaya-biaya tambahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan
suatu produk selain biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja. Seperti biaya
listrik dan air pabrik.
d) Biaya
pemasaran digunakan untuk menampung keseluruhan biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk mendistribusikan barang dagangannya hingga sampai ketangan
pelanggan. Biaya ini mencakup biaya iklan.
e) Biaya
administrasi dan umum digunakan untuk menampung keseluruhan biaya operasi
kantor. Biaya ini mencakup gaji direktur, gaji sekretaris.
C.
TUJUAN
ALOKASI BIAYA
a) Memotivasi
manajer untuk berprestasi pada suatu tingkat usaha yang tinggi untuk mencapai
tujuan-tujuan manajemen puncak[4]
b) Memberi
insentif yang benar bagi paa manajer-manajer untuk membuat keputusan-keputusan
yang konsisten dengan tujuan-tujuan manajemen puncak
c) Secara
adil menentukan rewad yang diperoleh oleh manajer-manajer atas usaha dan
keterampilan mereka dan keefektifan pembuatan keputusan mereka
d) Mencari
keuntungan secara financial
e) Mencari
pelanggan baru
f) Memperluas
jaringan pemasaran
Dalam
memperluas jaringan ada beberapa faktor yaitu :
a. Faktor
intern yang mendorong pengembangan produk
-
Terjadinya kelebihan
kapasitas dalam perusahaan yang perlu diperhatikan
-
Adanya hasil sampingan
yang mungkin masih dapat dibuat dalam suatu jenis produk lain
-
Adanya usaha untuk
menggunakan bahan yang sudah ada dalam memproduksi suatu produk yang nilainya
tinggi
b. Faktor
ekstern yang mendorong pengembangan produk
-
Adanya persaingan yang
dekat dengan suatu produk saingan,diman produk saingan tidak unggul
-
Adanya usaha menjadi
leader dalam suatu jenis produk tertentu disamping akan menaikkan prestise
-
Adanya kemunduran dalam
permintaan produk yang sudah ada, terutama karena adanya perbedaan harga dengan
produk lain yang lebih murah.
D.
METODE
ALOKASI BIAYA
Langkah pertama dalam
mengalokasikan biaya dari perusahaan yang diperoleh adalah menentukan nilai
wajar dari semua aktiva berwujud dan tidak berwujud yang diperoleh dapat
diidentifikasi dan kewajiban ditanggung yang dapat diidentifikasi[5].
Hal ini dapat menjadi tugas yang sangat penting .
Berikut
ini adalah beberapa metode alokasi biaya :
a.
Metode
alokasi biaya dari satu departemen penunjang
Menurut hansen dan
mowen dalam bukunya cost management accounting and control (2005) metode
alokasi biaya dari satu departemen penunjang terdiri atas :
1) Singel
rate method/ dual rate method
Metode alokasi biaya single-rate-cost
mengelompokkan semua biaya dalam satu biaya pool dan mengalokasikan ke objek
biaya dengan menggunakan tariff per unit yang sama dari single allocation base.
Sedangkan
dalam metode dual-rate-cost, metode
ini akan mengelompokkan dulu semua biaya pool menjadi dua sub biaya pool (variable-cost sub pools & fixed cost
pool). Kemudian akan ditentukan basis alokasi dan tarif per unit alokasi
yang berbeda untuk jenis biaya tetap dan jenis biaya variable.
Keuntungan
menggunakan metode alokasi single rate ini
adalah mudah dalam pelaksanaannya. Sedangkan keuntungan dari penggunaan metode dual rate adalah dapat memberikan
indikasi atau sinyal kepada manajemen tentang bagaimana biaya variable dan
biaya tetap akan bereaksi secara berbeda.
2) Budgeted Rate Or Actual Rate
Dengan menggunakan metode budget rate, pengguna jasa dari
departemen tersebut dapat mengetahui lebih awal estimasi atas biaya-biaya yang
ditagihkan tersebut. Keuntungan lainnya yakni membantu memotivasi manajer untuk
memperbaiki kinerja efisiensi. Kelemahannya bahwa manajer atas departemen
dimana biayanya akan dialokasikan tidak
mempunyai gambaran atas tarif yang digunakan pada periode tersebut. Sebaliknya
ketika metode biaya actual digunakan, manajer tersebut juga tidak mengetahui
rate/tarif yang digunakan sampai dengan akhir periode akuntansi.
b.
Metode Alokasi Biaya Dari Banyak Departemen Penunjang
Problem bagi alokasi biaya
timbul ketika proses alokasi terjadi pada dua atau lebih departemen penunjang
dimana biaya departemen jasa ini dialokasikan kepada departemen lainnya,
sementara departemen ini juga memberikan support reciprocal kepada support
departemen lainnya. Contohnya departemen HRD yang memberikan service kepada
departemen legal, dimana departemen legal juga memberikan service kepada
departemen HRD. Colin Drury (1992) membagi metode alokasi dari Multiple Support Department sebagai
berikut:
1)
Metode alokasi langsung (Direct Method)
Metode ini tidak mengalokasikan biaya support
dari satu support department ke support department lainnya.
2) Metode alokasi bertahap (step down
method)
Metode alokasi ini mempunyain dasar bahwa
biaya-biaya yang timbul pada departemen penunjang akan dialokasikan terlebih
dahulu ke departemen penunjang lainnya.
3) Metode alokasi timbale balik (recioprocal
method)
metode ini mengalokasikan biaya departemen
support dengan secara penuh mengakui service timbal balik (mutual service) yang diberikan diantara semua departemen penunjang.
c.
Metode
Alokasi Biaya-Biaya Common
Biaya-biaya common merupakan
biaya-biaya yang timbul dari pengoprasian suatu fasilitas, kegiatan operasional
atau aktifitas yang ditanggung oleh dua atau lebih pengguna jasa atau user.
Biaya common merupakan objek biaya
yang ditanggung bersama oleh dua atau lebih user tujuan dari pengalokasian
biaya common adalah untuk
mengalokasian biaya secara proporsional dengan menggunakan basis biaya dari
setiap individual.
Menurut Hansen dan Mowen (2005) terdapat beberapa metode alokasi biaya yang
digunakan untuk mengalokasikan biaya dari common
cost antara lain:
a) Metode Alokasi Stand Alone Common
Cost
Metode ini menggunakan informasi yang
menyinggung bahwa setiap objek biaya adalah suatu kesatuan yang terpisah untuk
menentukan bobot alokasi biaya.
Metode alokasi ini menekankan adanya persamaan ekuitas dan prinsip
keadilan karena setiap pegawai akan mendapatkan bagian persentase dari total
biaya yang dibandingkan dengan biaya yang timbul dari masing-masing pekerjaan.
b) Metode Alokasi Incremental
Metode ini dilakukan dengan cara melakukan
ranking atas setiap objek biaya serta menggunakan ranking tersebut sebagai
dasar untuk mengalokasi biaya diantara objek tersebut.
c) Metode Alokasi Joint Cost
Alokasi biaya juga dibutuhkan pada saat suatu
perusahaan mempunyai produk gabungan.4[4] Metode yang
paling sering digunakan untuk mengalokasikan joint cost pada produk bersama adalah:
1. Physical measures
Menggunakan suatu ukuran fisik seperti poin,
galon, yard, atau unit-unit atau volume yang dihasilkan pada titik split off untuk mengalokasikan joint cost pada produk bersama.
Keunggulan:
a) Mudah untuk digunakan
b) Kriteria untuk alokasi joint costnya
bersifat obyektif
Keterbatasan
a)
Mengabaikan kemampuan
menghasilkan penerimaan dari produk-produk individual yang dapat sangat
bervariasi diantara produk bersama
b)
Keunikan dari masing-masing
produk
2.
Sales value
Metode ini mengalokasikan biaya bersama ke
produk bersama berdasarkan nilai jual relatif pada saat terpisah
Keunggulan
a) Mudah untuk diperhitungkan
b) Dialokasikan menurut penerimaan produk individual
Keterbatasan
a)
Dalam beberapa industri
harga-harga pasanya terus menerus berubah
b)
Harga penjualan pada split off mungkin tidak tersedia karena
pemrosesan tambahan diperlukan sebelum produk tersebut dapat dijual
a.
Net realizable values
Nilai penjualan produk yang diperkirakan pada titik split off, dibuat dgb mengurangkan biaya-biaya pemrosesan dan
penjualan tambahan diatas titik split off
dari nilai penjualan mutlak produk.
Keunggulan:
Metode ini menghasilkan alokasi profitabilitas yang dapat diperkirakan dan
dapat diperbandingkan
Keterbatasan
Metode ini kurang objektif karena nilai penjualan menggunakan suatu harga
pasar yang obyektif pada split off
Penentuan biaya produk bersama
1)
Produk bersama adalah
produk-produk dari proses produksi yang sama yang memiliki nilai-nilai
penjualan yang relatif besar.
2)
Produk sampingan adalah
produk-produk yang nilai penjualan totalnya kecil jika dibandingkan dengan
nilai penjualan produk bersama diklasifikasikan
3)
The split off point adalah titik dalam proses produksi dimana produk
bersama individual dapat di identifikasikan untuk pertama kalinya
4)
Additional Procesing cost atau separable cost adalah biaya-biaya
tambahan yang muncul setelah titik split
off dapat di identifikasikan secara langung dengan produk-produk individual
b.
Kendala Dalam Mengimplementasi Metode Alokasi Biaya
Menurut Edward J. Blocher, Chen dan Lin dalam bukunya Cost Management-A
Manajerial Emphasis (2005), terdapat 4 permasalahan mendasar yang dihadapi oleh
manajemen dalam menentukan metode alokasi biaya departemen:
a) Kesulitan dalam menentukan dasat alokasi
b) Biaya tetap dan biaya variable yang terpisah
c) Jumlah yang dianggarkan vs jumlah
yang sesungguhnya
d) Biaya-biaya yang dialokasikan dapat melebihi biaya pembelian eksternal
d.
Alokasi
Biaya Departemen Jasa Dan Produksi
1) Tahap pertama: Alokasi Awal pada departemen-departemen
Tahap pertama dalam alokasi biaya departemental
memiliki dua bagian:
a)
Untuk melacak biaya-biaya
manufaktur langsung dalam pabrik pada masing-masing departemen jasa dan
produksi yang menggunakannya
b)
Untuk mengidentifikasi
biaya-biaya manufaktur tidak langsung dalam pabrik dan mengalokasikannya pada
masing-masing departemen jasa dan produksi.
2)
Tahap kedua: Alokasi
Biaya-biaya departemen jasa pada departemen produksi, Terdapat tiga metode untuk mengalokasikan biaya-biaya departemen jasa.
a.
Metode langsung
Metode ini mengabaikan aliran-aliran resiprok. Alokasi biaya dilakukan
hanya dengan menggunakan aliran-aliran jasa pada departemen-departemen produksi
dan menentukan bagian dari setiap jasa yang digunakan departemen produksi.
b. Metode bertahap (the step method)
Metode ini menggunakan suatu urutan langkah (the step method) dalam alokasi biaya-biaya departemen jasa pada
departemen-departemen produksi.
1.
Langkah pertama: Salah satu
dari departemen jasa dipilih untuk dialokasikan sepenuhnya, artinya,
departemen-departemen jasa lain sebagaimana juga pada masing-masing
departemen-departemen produksi.
2.
Langkah kedua: Departemen jasa
duadialkoasikan pada kedua departemen produksi dengan menggunakan metode
langsung.
c. Metode timbal balik
Metode ini memperhitungkan semua reciprocal flow antara
departemen-departemen jasa. Ini didukung dengan menggunakan persamaan-persamaan
simultan: aliran-aliran resiprok secara bersama-sama ditentukan dalam suatu
sistem persamaan.
3) Tahap ketiga : Alokasi pada produk-produk
Untuk tahap ketiga,
mengalokasikan biaya-biaya departemen produksi pada produk-produk
e.
Isu-isu
implementasi
Keempat
isu yang harus dipertimbangkan pada saat menggunakan metode-metode alokasi
biaya departemen adalah:
a. Kesulitan
dalam menentukan suatu dasar alokasi yang sesuai
b. Memisahkan
biaya-biaya variabel dan tetap (disebut sebagai deal allocation)
c. Menggunakan
jumlah-jumlah yang dianggarkan daripada senyatanya
d. Kasus-kasus
pada saat biaya-biaya yang dialokasikan melebihi harga pembelian luar
BAB II
KESIMPULAN
Alokasi
biaya (cost allocation) merupakan
suatu proses rutin yang tidak dapat dihindari oleh setiap manajer akuntansi
dalam perusahaan. Masalah alokasi biaya berkaitan dengan pertanyaan- pertanyaan
seperti bagaimana cara perusahaan mengalokasikan biaya- biaya overhead atau
biaya support pada departemen lain dan pada produk- produk perusahaan.
Jenis
dan struktur biaya di dalam perusahaan memiliki perbedaan dengan perusahaan
jasa dan dagang. Biaya di dalam perusahaan dikelompokan menjadi beberapa
kelompok menurut spesifikasi kegunaannya yaitu :
Biaya
bahan baku ,biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead, biaya pemasaran, biaya
administrasi dan umum.
Tujuan
alokasi biaya: Memotivasi manajer untuk berprestasi pada suatu tingkat usaha
yang tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan manajemen puncak, memberi insentif
yang benar bagi paa manajer-manajer untuk membuat keputusan-keputusan yang
konsisten dengan tujuan-tujuan manajemen puncak. Secara adil menentukan rewad
yang diperoleh oleh manajer-manajer atas usaha dan keterampilan mereka dan
keefektifan pembuatan keputusan mereka. Mencari keuntungan secara financial. Mencari
pelanggan baru dan memperluas jaringan pemasaran.
Langkah pertama dalam
mengalokasikan biaya dari perusahaan yang diperoleh adalah menentukan nilai
wajar dari semua aktiva berwujud dan tidak berwujud yang diperoleh dapat
diidentifikasi dan kewajiban ditanggung yang dapat diidentifikasi. Hal ini
dapat menjadi tugas yang sangat penting .
Berikut ini adalah
beberapa metode alokasi biaya : Metode alokasi biaya dari satu departemen
penunjang, metode Alokasi Biaya Dari Banyak Departemen Penunjang,
metode Alokasi Biaya-Biaya Common, alokasi Biaya
Departemen Jasa Dan Produksi,isu-isu implementasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar