BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Anggaran merupakan
salah satu bentuk dari berbagai rencana yang meungkin disusun, meskipun tidak
setiap rencana dapat disebut sebagai anggaran. Anggaran perusahaan mencangkup
berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu
sama lainnya. Perusahaan sebagai salah satu unit ekonomi perlu memiliki program
yang tepat. Perusahaan sebagai lembaga ekonomi umumnya mengejar keuntungan, dan
karenanya menggunakan criteria efisiensi sebagai alat pengukurnya. Karena
itulah perusahaan membutuhkan alat perencana dan pengendali keuntungan.
Dalam suatu perusahaan,
anggaran penjualan merupakan bagian penting dalam mempertahankan kelangsungan
hidup perusahaan. Yang mana anggaran perusahaan merupakan suatu rencana terinci
dan menyeluruh dari kegiatan perusahaan. Pada umumnya dalam penjualan bahan
baku perusahaan perlu melakukan pengendalian terhadap bahan baku maupun biaya
yang ditimbulkan, dalam pengendalian bahan baku salah satu cara yang dapat
dilakukan oleh perusahaan adalah dengan membuat anggaran pembelian bahan baku.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian anggaran penjualan
dan bahan baku?
2. Apa
manfaat anggaran penjualan?
3. Factor-faktor
apa saja yang mempengaruhi anggaran penjualan?
4. Apa
tujuan dari anggaran bahan baku?
5. Apa
saja jenis-jenis anggran bahan baku?
C.
Tujuan
1. Dapat
mengetahui anggaran penjualan dan bahan baku.
2. Dapat
mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi anggran penjualan.
3. Dapat
menegetahui manfaat anggaran penjualan dan bahan baku.
4. Dapat mengetahui jenis-jenis anggaran bahan baku
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Penyusunan
Anggaran Penjualan
1.
Pengertian
Anggaran Penjualan
Menurut M. Nafarin
(2007:166) :
“ Anggaran penjualan merupakan
rencana tertulis yang dinyatakan dalam angka dari produk yang akan dijual
perusahaan pada periode tertentu”.
Menurut Darsono dan
Ari Purwanti (2008:15): “ Anggaran Penjualan ialah rencana pendapatan
(revenue) perusahaan dalam kurun waktu satu tahun atau lebih ”.
Menurut Tendi Haruman dan Sri Rahayu (2007:45): ”Anggaran Penjualan ialah
budget yang direncanakan secara lebih terperinci penjualan perusahaan selama
periode yang akan datang yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis
(kualitas) barang yang akan di jual, jumlah (kuantitas), harga barang, waktu penjualan
serta tempat atau daerah penjualannya.
Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa anggaran
penjualan merupakan dasar penyusunan anggaran lainnya dan umumnya disusun
terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran lainnya. Oleh karena itu, anggaran
penjualan sering disebut dengan anggaran kunci. Berhasil tidaknya sebuah
perusahaan bergantung pada keberhasilan bagian penjualan dalam meningkatkan
penjualannya. Penjualan merupakan ujung tombak dalam mencapai tujuan perusahaan
mencari laba secara maksimal. Kesalahan dalam penyusunan anggaran penjualan
mengakibatkan kesalahan pada anggaran yang lain.
2.
Tujuan
dan Kegunaan Anggaran Penjualan
Tujuan utama dari anggaran penjualan adalah :
a. Mengurangi ketidakpastian dimasa
depan
b. Memasukkan pertimbangan / keputusan
manajemen dalam proses perencanaan
c. Memberikan informasi dalam profit
planing control
d. Untuk mempermudah pengendalian
penjualan
Budget
penjualan mempunyai tiga kegunaan pokok yaitu sebagai pedoman kerja, sebagai
alat pengkoordinasian kerja dan dan sebagai alat pengewasan kerja yang membantu
manajemen dalam memimpin jalannya perusahaaan.[1]
3.
Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Penjualan
Menurut Tendi Haruman dan Sri Rahayu (2007:45) Factor
yang mempengaruhi penyusunan anggaran penjualan terdapat dua factor yaitu:
a) Factor
Intern
Yang termasuk dalam factor intern adalah data,
informasi dan pengalaman yang terdapat dalam perusahaan sendiri. Factor-faktor
tersebut antara lain:
1) Penjualan
tahun-tahun yang lalu meliputi: kualitas, kuantitas, harga, waktu maupun tempat
penjualan.
2) Kebijaksanaan
perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan seperti: tentang pemilihan
saluran distribusi, pemilihan media-media promosi, cara penetapan harga jual
dan sebagainya.
3) Kapasitas
produksi yang dimiliki perusahaan serta kemungkinan perluasannya diwaktu yang
akan datang.
4) Tenaga
yang tersedia, baik jumlahnya maupun keterampilan dan keahlian.
5) Fasilitas-fasilitas
lain yang dimiliki perusahaan.
b) Factor
ekstern
Yang termasuk dalam factor ekstern adalah data,
informasi dan pengalaman yang terdapat di luar perusahaan tetapi terdapat
pengaruh terhadap budget penjualan perusahaan. Factor-faktor tersebut antara
lain:
1) Keadaan
persaingan dipasar
2) Posisi
perusahaan dalam persaingan.
3) Tingkat
pertumbuhan penduduk
4) Tingkat
penghasilan masyarakat
5) Elastisitas
permintaan terhadap harga barang
Menurut M. Nafarin (2007 : 169), bahwa anggaran penjualan dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya:
a) Faktor Pemasaran
Luas
pasar, apakah bersifat lokal, regional, nasional,atau internasional; keadaan
persaingan, apakah bersifat monopoli, oligopoli, atau bebas; keadaan konsumen,
bagaimana selera konsumen apakah konsumen akhir atau konsumen industry.
b) Faktor Keuangan
Yang perlu
diperhatikan perusahaan antara lain mengenai kemampuan modal kerja mendukung
pencapaian target penjualanyang dianggarkan, seperti untuk membeli bahan baku,
membayar upah, biaya promosi produk dan lain-lain.
c) Faktor Ekonomis
Yang perlu
diperhatikan perusahaan antara lain dengan meningkatnya penjualan berarti
meningkatkan laba (rentabilitas) atau sebaliknya.
d) Faktor Kebijakan Perusahaan
Yaitu
seperti kebijakan membuat produk dengan kualitas nomor satu sehingga kesempatan
untuk menjual produk nomor dua dan nomor tiga menjadi tertutup
e) Faktor Perkembangan Penduduk
Faktor
perkembangan penduduk juga mempengaruhi anggaran, misalnya peningkatan
kelahiran dapat meningkatkan konsumsi susu, pakaian, mainan dan lain-lain.
f) Faktor Teknis
Apakah
kapasitas seperti mesin dan alat mampu memenuhi target penjualan yang
dianggarkan apakah bahan baku dan tenaga kerja mudah dan murah.[2]
4.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Dalam Menyusun Anggaran Penjualan
beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam penyusunan
anggaran penjualan yaitu:
a) Rincian jumlah dan jenis produk
perusahaan
Anggaran penjualan hendaknya
menyebutkan dengan jelas jenis produk yang akan dijual serta jumlah unit dari
masing-masing produk tersebut. Walaupun nantinya seluruh penjualan akan
dijumlahkan, namun untuk keperluan pengawasan perlu masing-masing jenis produk
yang dijual tersebut diketahui jumlahnya.
b) Rincian daerah pemasaran
Bagi perusahaan-perusahaan dalam
penyusunan anggaran penjualan perlu untuk memperlihatkan kemana saja produk
perusahaan tersebut akan dijual. Hal ini sangat membantu para pelaksana
penjualan serta memudahkan pengawasan penjualan.
c) Diskriminasi harga
Didalam penentuan harga jual produk,
terdapat beberapa perusahaan yang menetapkan harga yang sama bagi penjualan
produknya untuk seluruh daerah pemasaran yang ada. Jika harga untuk
masing-masing daerah pemasaran tidak dijelaskan maka penjualan produk
perusahaan tersebut akan mengalami beberapa kesulitan didalam pemantauannya,
karena terdapat beberapa harga yang berbeda antara satu daerah dengan daerah
pemasaran yang lainnya.
d) Potongan harga
Bagi pembeli atau distributor yang
membeli dalam jumlah tertentu,atau pembayarannya dengan jangka waktu tertentu seringkali
mendapatkan perlakuan harga yang berbeda. Untuk memudahkan pengawasan penjualan
produk perusahaan, maka didalam anggaran yang disusun seharusnya disebutkan
seberapa banyak potongan yang akan diberikan oleh perusahaan. Pengawasan
pemberian potongan pembelian ini akan lebih mudah apabila perusahaantelahmempersiapkan
didalam anggaran yang disusun.
Dengan mempertimbangkan kepada
beberapa hal tersebut diatas, maka anggaran penjulan produk perusahaan dapat
disusun. Semakin jelas anggaran penjualan dalam perusahaan tersebut disajikan,
semakin mudah pula manajemen perusahaan yang bersangkutan melaksanakan
koordinasi dan pengawasan kegiatan penjualannya.
5.
Langkah Dalam Menyusun Anggaran
Penjualan
Menurut M. Nafarin
(2007 : 176), Dalam menyusun anggaran penjualan, langkah yang perlu
diperhatikan yaitu:
a) Mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi
anggaran penjualan.
b) Menetapkan harga jual untuk produk
tertentu dan daerah tertentu.
c) Membuat taksiran (ramalan penjualan)
tiap jenis produk yang akan dijual dan penentuan produk yang akan dijual pada
daerah tertentu.
d) Memperhitungkan anggaran penjualan.
e) Menyusun anggaran penjualan.
6. Teknis dan Contoh Penyusunan Anggaran Penjualan
a)
Metode Rata-rata bergerak
PT Izath Sentosa adalah perusahaan
yang membuat topi , berikut data penjualan 3 bulan terakhir, tentukan penjualan
bulan April
Bulan |
Penjualan (kuantitas) |
Januari February Maret |
2000 2300 2450 |
Penyelesaian:
Bulan |
Penjualan
(kuantitas) |
Januari February Maret |
2000 2300 2450 |
Jadi
penjualan bulan april adalah 2250
*2250
diperoleh dari (rata-rata 3 bulan
sebelumnya)
b)
Metode Trend moment
Berikut adalah data penjualan PT Izath Sentosa dari tahun 2006-2011,
tentukan penjualan tahun 2012
Tahun |
Y |
2006 2007 2008 2009 2010 2011 |
240 280 290 305 330 |
Berikut perhitungan untuk
memudahkan metode trend moment
Tahun |
Y |
X |
XY |
X2 |
2006 2007 2008 2009 2010 2011 |
240 250 280 290 305 330 |
0 1 2 3 4 5 |
0 250 560 870 1220 1650 |
0 1 4 9 16 25 |
∑ |
1695 |
15 |
4550 |
55 |
Y = data
penjualan tahun sebelumnya
X = tahun ke-
Kemudian
masukkan kedalam rumus
ƩY = n.a + b. ƩX 1695 = 6.a +b.15
ƩXY = a. ƩX + b. ƩX2 4550 = 15a + b. 55
Kemudian
susun menggunakan metode eliminasi untuk mendapatkan nilai a atau b terlebih
dahulu
1695 = 6.a +b.15 (x 2,5) 4237,5
= 15a + 37,5b
4550 = 15a + b. 55 ( x 1 ) 4550
= 15a + 55b -
-312,5
= -17,5b
b
= 17,8571
Kemudian
masukkan nilai b ke salah satu persamaan,
1695 = 6a + 267,8571
6 a = 1427,1430
= 237,86
(*267,8571 =
15 x 17,8571)
Terakhir
masukkan nilai a dan b kedalam persamaan
Y= a + bX
Y = 237,86 +
17,8571*6
Y = 350
Jadi
penjualan tahun 2012 dianggarkan sebesar 350 unit
c)
Metode Analisis Industri
Contoh pada tahun 2010, PT Izath Sentosa mampu menjual produknya sbesar
20.000 unit. Pada tahun yang sama, total penjualan industry mencapai 100.000
unit. Jika penjualan industry tahun 2011 diperkirakan naik sebesar 25% dan
manajemen PT Izath Sentosa memperkirakan pangsa pasar perusahaan untuk tahun
2011 naik 10% dari tahun 2010, buat anggaran penjualan PT Izath Sentosa tahun
2011
1)
Langkah pertama tentukan pangsa pasar
2)
Kemudian tentukan penjualan industry untuk tahun 2011.
Penjualan industry tahun 2011=
100.0
(1+25%) = 130.000
3)
Kemudian hitung kenaikan pangsa pasar tahun 2011
Pangsa pasar tahun 2011 = 30%
4)
Terakhir tentukan anggaran penjualan tahun 2011
Penjualan PT I.S tahun 2011
= Penj. Industri 2011 x pangsa pasar 2011
= 125.000 x 30%
= 37.500 unit[3]
B. Penyusunan Anggaran Bahan Baku
1.
Pengertian
Anggaran Bahan Baku
Dalam pengendalian
bahan baku, salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan
membuat anggaran pembelian bahan baku. Anggarann pembelian bahan baku berisi
rencana kuantitas bahan baku yang harus bdibeli oleh perusahaan dalam periode waktu
mendatang, ini harus dilakukan secara berhati-hati terutama dalam hal jumlah
dan waktu pembelian.
Anggaran bahan baku
adalah semua yang berhubungan dan merencanakan secara lebih terinci tentang
penggunaan bahan baku untuk proses produksi selama periode yang akan datang.
Bahan baku yang
digunakan dalam proses produksi dibedakan menjadi 2, yaitu bahan baku langsung
(direct material) dan bahan baku tak langsung (indirect material). Bahan baku
langsung adalah semua bahan baku yang merupakan bagian barang yang jadi yang
dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku langsung ini
mempunyai hubungan yang erat dan sebanding dengan jumlah barang jadi yang
dihasilkan. Sehingga biaya bahan baku langsung merupakan variable bago
perusahaan. Bahan baku tak langsung adalah bahan mentah yang ikut berperan
dalam proses produksi, tetapi tidak secara langsung tampak pada barang jadi
yang dihasilkan. Seandainya barang jadi yang dihasilkan adalah meja, maka bahan
baku langsungnya adalah kayu, sedangkan paku dan cat merupakan bahan baku tak
langsung.
Anggaran bahan baku
hanya merencanakan kebutuhan dan penggunaa bahna baku langsung. Bahan mentah
tak langsung akan direncanakan dalam anggaran biaya overhead pabrik.
Anggaran ini dibuat
dengan tujuan :
a) Memperkirakan
jumlah kebutuhan bahan baku langsung
b) Memperkirakan
jumlah pembelian bahan baku langsung yang diperlukan
c) Sebagai
dasar memperkirakan kebutuhan dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan pembelian
bahan baku langsung\
d) Sebagai
dasar penentuan dasar pokok produksi yakni memperkiarakan komponen harga pokok
pabrik karena penggunaan bahan baku langsung dalam proses pokok produksi
2.
Sub
Komponen Anggaran Bahan Baku Langsung
a) Anggaran
Kebutuhan Bahan Baku Langsung
Adalah anggaran yang disusun untuk merencanakan kuantitas
fisik bahan baku langsung yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode
yang akan dating
b) Anggaran
pembelian bahan baku langsung
Adalah anggaran yang disusun untuk merencanakan
kuantitas fisik bahan baku langsung yang akan di beli pada periode yang akan
dating dengan mempertiombangkan factor persediaan dan kebutuhan bahan baku
langsung untuk keperluan produksi
c) Anggaran
persediaan Bahan Baku Langsung
Adalah anggaran yang disusun untuk merencanakan
kuantitas fisik bahan baku langsung yang harus disimpan sebagai persediaan
d) Anggaran
Baiaya Bahan Baku Lansung yang habis dipergunakan dalam produksi
Adalah anggaran yang disusun untuk merencanakan
nilai (dinayatakan dalam satuan uang )
bahan baku langsung yang digunakan dalam proses produksi
3.
Data
dan Informasi Untuk Menyusun Anggaran Bahan Baku
Data dan informasi yang digunakan adalah:
a. Rencana
produksi yang tertuang dalam anggaran yang akan diproduksi. Khususnya tentang
jumlah masing-masing jenis barang yang akan diproduksi dari waktu ke waktu
selama periode tertentu
b. Berbagai
standar pemakaian bahan baku dari masing-masing bahan baku untuk proses
produksi, yang ditetapkan dan berlaku di perusahaan. Standar pemakaian bahan
bakku diperlukan untuk mengendalikan efisiensi pemakaian bahan baku
Ada dua metode yang
menetapkan standar data dan informasi dalam perusahaan, yaitu:
a. Data
historis atau data pengalaman diwaktu yang telah lalu
Caranya adalah dengan
melihat jumlah unit yang dihasilkan di suatu waktu yang lalu dan kemudian
membandingkan dalam satuan jumlah satuan unit bahan mentah yang habis terpakai
untuk waktu produksi pada bulan tersebut, maka dari hasil itu dapat diketahui penggunaan
bahan mentah rata-rata untuk unit produk
b. Data
penelitian khusus
Cara ini dapat dilakukan dengan:
1) Mengukur
secara fisik bahan jadi yang telah selesai diproduksi, agar dapat diketahui
jumlah satuan unit bahan baku yang dipakai untuk menghasilkan produk tersebut
2) Melakukan
penelitian dan pengukuran secara laboratories terhadap produk yang
dihasilkannya. Hal ini biasanya dipakai pada barang atau produk yang tidak
mudah diukur penggunaan bahan baku secara visual, tanpa bantuan alat khusus.
Misalnya obat-obatan, kosmetik, dll.
3) Mengadakan
percobaan-percobaan proses produksi secara efisien, sambil diukur pemakaian
bahan mentahnya.
4.
Perencanaan Bahan Baku
Formula
dalam menyusun bahan baku
Pembelian
bahan baku :
x x
Persediaan
bahan baku awal : xx
_______+
Bahan
baku tersedia :
xx
Persediaan
bahan baku akhir : xx
________-
Bahan
baku dipakai :
xx
5. Penyusunan Anggaran Bahan Baku
a)
Anggaran
Kebutuhan Bahan Baku
Anggaran Kebutuhan Bahan Baku disusun untuk merencanakan jumlah
fisik bahan baku yang diperlukan.
Secara terperinci pada anggaran ini harus dicantumkan :
1) Jenis barang yang akan dihasilkan
2) Jenis bahan baku yang digunakan
3)
Bagian-bagian yang harus dilalui dalam
proses produksi
4)
Standar penggunaan bahan baku (standar
Usage Rate)
5)
Waktu penggunaan bahan baku
b)
Anggaran Pembelian Bahan Baku
Anggaran
yang disusun sebagai perencanaan jumlah bahan baku yang harus dibeli pada satu
periode.
Rencana Persediaan Bahan Baku
Faktor-faktor yang menentukan rencana persediaan
bahan baku :
1) Anggaran
Produksi
Semakin besar produksi yang dianggarkan, semakin
besar bahan baku yang disediakan, semakin kecil produksi semakin kecil bahan
baku yang disediakan.
2)
Harga beli bahan baku
Semakin tinggi harga, semakin tinggi
persediaan bahan baku yang direncanakan. Semakin rendah bahan baku yang dibeli,
semakin rendah persediaan bahan baku yang direncanakan.
3) Biaya
penyimpanan bahan baku digudang dalam hubunganannya dengan biaya ekstra yang
dikeluarkan sebagai akibat kehabisan persediaan.
4) Ketepatan
pembuatan standar pemakaian bahan baku.
5)
Ketepatan
Vendor dalam menyerahkan bahan baku
6)
Jumlah
bahan baku tiap kali pemesanan.
6.
EOQ
(Economical Order Quality)
Jumlah kuantitas barang yang dapat
diproses dengan biaya yang minimal / ekonomis.
EOQ Ã Harus
mempertimbangkan 2 jenis biaya
1. Biaya
Pemesanan
Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan
pemesanan bahan baku, biaya ini berubah-ubah (berfluktuasi) sesuai dengan
frekuensi pemesanan. Sedangkan tinggi frekunsi pemesanan semakin tinggi pula
biaya biaya pemesanannya.begitu pula sebaliknya, contoh :
a) Biaya
persiapan pemesanan
b) Biaya
administrasi
c) Biaya
pengiriman pesananan
d) Biaya
mencocokkan pesanan yang masuk
2. Biaya
Penyimpanan
Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan
penyimpanan bahan baku yang telah dibeli. Biaya ini berfluktuasi sesuai dengan
jumlah bahan baku yang disimpan[4]
Misalnya :
a) Biaya
pemeliharaan
b) Biaya
asuransi
c) Biaya
perbaikan kerusakan
Rumus
:
EOQ
=
R : Quantitas yang diperlukan
selama periode itu
S : Biaya pesanan tiap kali pesan
P : Harga bahan per kwt
I : Biaya penyimpanan (%)
P
x I : Besarnya penyimpanan per kwt
Data :
a) Bahan
baku / tahun :
364 ons
b) Harga
bahan baku / ons :
Rp. 160,000
c) Biaya
pesan / pesanan : Rp. 728,000
d) Biaya
penyimpanan : 40%
EOQ
=
= = 91
ons
Pertanyaan
: Berapa kali pesanan dalam setahun agar mendapat nilai paling ekonomis?
Jawab :
2
x pesanan (182 ons)
Nilai rata-rata persediaan : 182 0ns x 160,000 = Rp. 14.650,000
2
Biaya persediaan : 40 % x 14.650,000 =
Rp. 5.824.000
Biaya pesanan seratus : 2 x Rp. 728,000 = Rp. 1.450.000
Biaya bahan baku / tahun : 364 ons x 160.000 = Rp. 28.240.000 +
Jumlah biaya / thn =
Rp. 65.520.000
4
x Pesanan (91 ons)
Nilai rata-rata persediaan : 91 0ns x 160.000 = Rp.
7.280.000
2
Biaya penyimpanan : 40% x 7.280.000 = Rp. 2.912.000
Biaya pesanan seratus :
4 x Rp. 728.000 = Rp. 2.912.000
Biaya bahan baku / tahun : 364 ons x 160.000 = Rp. 58.240.000
+
Jumlah biaya / thn Rp. 64.964.000
7
x Pesanan (52 ons)
Nilai rata-rata persediaan : 91 ons x 160.000 = Rp.
4.160.000
2
Biaya penyimpanan : 40% x 4.160.000 = Rp. 1.664.000
Biaya pesanan seratus :
7 x 728.000 = Rp. 5.096.000
Biaya bahan baku /tahun : 364 ons x 160.000 = Rp. 58.240.000
+
Jumlah biaya / thn Rp. 65.000.000
2x pesanan |
4x pesanan |
7x pesanan |
Rp.65.520.000 |
Rp.64.064.000 |
Rp. 65.000.000 |
Kesimpulan
1) Pesanan
yang baik adalah 4 x pesanan dengan jumlah biaya / tahun Rp. 64.064.000
2) Apabila
Vendor (Supplier) memberikan diskon 10% terhadap pesanan sebesar 182 ons (2 x)
maka biaya setahun adalah :
Nilai rata-rata persediaan : 182 ons x 160 x 90% = Rp. 13.104.000
2
Biaya penyimpanan : 40% x 13.104.000 =
Rp. 5.242.000
Biaya pesanan seratus : 2 x Rp. 728.000 = Rp.
1.456.000
Biaya bahan baku : 364 ons x 160 x 90% =
Rp. 52.416.000 +
Jumlah biaya / thn
Rp. 59.114.000[5]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Anggaran penjualan merupakan dasar penyusunan anggaran
lainnya dan umumnya disusun terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran lainnya.
disimpulkan
bahwa anggaran penjualan merupakan dasar penyusunan anggaran lainnya dan
umumnya disusun terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran lainnya. Oleh karena
itu, anggaran penjualan sering disebut dengan anggaran kunci.
Dalam pengendalian
bahan baku, salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan
membuat anggaran pembelian bahan baku. Anggarann pembelian bahan baku berisi
rencana kuantitas bahan baku yang harus bdibeli oleh perusahaan dalam periode
waktu mendatang, ini harus dilakukan secara berhati-hati terutama dalam hal
jumlah dan waktu pembelian.
DAFTAR PUSTAKA
http://riskymahira.blogspot.co.id/2013/11/anggaran-penjualan.html.
Asri
Sw. Marwan,1989, Peramalan Penjualan, Yogjakarta, Universitas Ekonomii UGM.
Rudianto
2009, penganggaran, jakarta, erlangga.
Nursidiq 2000, budgeting, jakarta , erlangga.
Welch . G .A, 1993, penyusunan anggaran perusahaan, jakarta,
bumi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar